Oleh:
Dra. Tuti Retnowati, M.M
NIP. 19640709 199303 2 006
Tuti Retnowati
Pengawas Pendidikan Menengah Bimbingan Konseling, Dinas Pendidikan Kota Balikpapan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru pembimbing dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok di
musyawarah guru bimbingan konseling (MGBK) SMA kota Balikpapan tahun 2014-2015.
Subyek penelitian ini adalah guru bimbingan konseling sekolah menengah atas (SMA)
yaitu: SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 9 Kota Balikpapan. Metodologi penelitian
menggunakan penelitian tindakan dengan prosedur perencanaan, melakukan tindakan,
observasi, refleksi yang terdiri dari tiga siklus. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan guru pembimbing melaksanakan program pelayanan bimbingan
konseling sangat penting dan wajib dilaksanakan di sekolah dan semua sekolah binaan
melaksanakan program bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dibuat, walaupun
masih ada guru yang berlatar belakang bukan bimbingan konseling.
Kata kunci: Kemampuan, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Bimbingan Kelompok
PENDAHULUAN
Kurikulum yang baik, kegiatan pembelajaran yang kondusif, dan pelaksanaan
bimbingan yang terarah pada peserta didik, merupakan tiga komponen penting yang harus
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. Sekolah yang kondusif adalah
sekolah yang melaksanakan program bimbingan konseling dengan baik. Dengan
dilaksanakannya empat bidang bimbingan baik bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karir serta dilaksanakannya pemberian layanan baik
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan, layanan penguasaan konten,
layanan konseling perorangan, kelompok, bimbingan pribadi, layanan konsultasi, dan
layanan mediasi, maka siswa akan mampu mengatasi masalah dirinya secara optimal namun
dalam kenyataannya
Balikpapan.
Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: Instrument supervisi, observasi,
analisis dolumen program pelayanan bimbingan konseling dan wawancara. Dalam
menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan
antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan
dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus pertama dengan melalui
tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif
kuantitatif dan analisis observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah mengadakan
komunikasi dengan kepala sekolah SMA Negeri yang guru pembimbingnya akan di
supervisi, kemudian menyusun instrument supervisi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan pertemuan pengawas pembina dengan
kepala sekolah guru pembimbing di SMAN 2 yang dilaksanakan pada hari Senin, 8 Agustus
2014, kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi tentang program pelayanan
bimbingan konseling, dan yan terakhir yaitu melaksanakan supervisi pada guru BK.
3. Observasi
Penulis mengadakan observasi ke sekolah setelah pertemuan di SMA Negeri 1
tentang pelaksanaan hasil pertemuan. Dari hasil observasi siklu I diketahui:
a. Guru pembimbing menyadari pentingnya pelaksanaan program pelayanan bimbingan
konseling di sekolah
b. Kepala sekolah memerintahkan guru pembimbing untuk mengikuti musyawarah guru
bimbingan konseling (MGBK)
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil
program pelayanan
bimbingan konseling.
c. Setelah menerima informasi tentang pentingnya guru pembimbing di sekolah untuk
melaksanakan program pelayanan bimbingan, semua kepala sekolah memandang
bimbingan konseling di sekolah itu penting.
d. Semua kepala sekolah setuju dengan adanya musyawarah guru bimbngan konseling
(MGBK) dan akan mendukung pelaksanaan MGBK.
e. Semua kepala sekolah yakin akan peran guru pembimbing dalam membantu siswa dalam
mengatasi masalah dan dalam memperlancar pencapaian tujuan sekolah.
f. Kepala sekolah akan mensinergikan kerja sama antara guru BK dengan guru lain dan
tenaga kependidikan serta warga sekolah yang lainnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus II adalah: mengadakan pertemuan
dengan kepala sekolah dan mengadakan supervisi guru pembimbing dan mendiskusikan
dengan guru pembimbing yang telah disupervisi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan
pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan
MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau
mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai
dengan lokasi sekolah.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk membahas hasil dari supervisi guru pembimbing yang
telah melaksanakan program pelayanan bimbingan di sekolah ( layanan konseling
individual, layanan konseling kelompok ), Program tahunan, semester, bulanan, harian.
4. Refleksi
mengadakan
pertemuan dan memanggil guru pembimbing untuk mengadakan supervise klinis, membuat
rencana pertemuan MGBK dalam pembinaan guru pembimbing yang masih dirasa kurang
dalam melaksanakan program pelayanan bimbingan konseling oleh pengawas sekolah bk
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan
pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan
MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau
mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai
dengan lokasi sekolah.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk membahas pelayanan bimbingan klasikal, pelayanan
bimbingan individual, pelayanan bimbingan kelompok, dan program tahunan, semester,
bulnan, harian.
4. Refleksi
Setelah diadakan kegiatan pembahasan pelaksanaan program pelayanan bimbingan
oleh pengawas BK dan setelah pelaksanaan musyawarah guru bimbingan konseling dengan
membentuk bimbingan kelompok, seluruh guru pembimbing melaksanakan program
pelaksanaan bimbingan konseling dengan melaksanakan program pelayanan bimbingan
konseling yang telah direncanakan.
Hasil pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling melalui bimbingan
kelompok pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil observasi program pelayanan bimbingan dan konseling melalui bimbingan
kelompok
Sebelum siklus
Setelah siklus 1
Setelah siklus 2
6
Setelah siklus 3
Guru
BK
belum
memahami
pentingnyapelaksanaan
program pelayanan BK
di sekolah
Gurupembimbing
mempelajari
dan
membuat program
pelayanan program
BK di sekolah
Guru BK SMA di
sekolah
belum
melaksanakan
program
pelayanan
bimbingan konseling
Sebagian
guru
pembimbing sudah
melaksanakan
program pelayanan
bimbingan
konseling
Sebagian
guru
pembimbing
belum
mendapat
perhatian
dari kepala sekolah
Sebagian
guru
pembimbing
mendapat perhatian
dari kepala sekolah
dengan
diberi
jadwal untuk masuk
kelas melaksanakan
program pelayanan
bimbingan
konseling
Guru
BK
memahami
pentingnya
pelaksanaan
program
pelayanan
bimbingan
konseling
di
sekolah
Sebagian guru
pembimbing
sudah
melaksanakan
program
pelayanan
bimbingan
konseling karena
adanya
jadwal
masuk kelas
Seluruh
guru
pembimbing
membuat
program
pelayanan
BK
dan
melaksanakan
program
pelayanan
bimbingan
konseling
Guru
BK
melaksanakan
program
pelayanan
bimbingan
konseling
di
sekolah
Seluruh sekolah
sudah
melaksanakan
program
pelayanan
bimbingan
konseling
Seluruh sekolah
guru
pembimbinnya
mendapatkan
perhatian
dari
kepala sekolah
tentang program
pelayanan
bimbingan yang
dibuat
SIMPULAN
Dari penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat
disimpulkan: guru bimbingan memahami pentingnya melaksanakan program pelayanan
bimbingan konseling di sekolah melalui bimbingan kelompok di musyawarah guru
bimbingan konseling SMA di Kota Balikpapan, musyawarah guru bimbingan konseling
sangat berperan dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah
karena dengan MGBK semua guru pembimbing bekerja sama, sharing (tukar menukar
informasi) dan membuat perangkat pelaksanaan bimbingan konseling untuk dilaksanakan
di sekolah masing-masing, kolaborasi peran kepala sekolah dengan musyawarah guru