Oleh :
Chris Riyandi Putra,S.Ked
06120123
0910313226
1110311001
1110312115
1110313078
1110312102
Pembimbing :
dr. Pom Harry Satria, Sp. OG (K)
dr. Syahrial, Sp.OG
BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUD SUNGAI DAREH
2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
Malnutrisi pada Kehamilan. Penulis mengucapkan Shalawat beriring salam
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan
klinik di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada preseptor penulis dr. Pom
Harry Satria, Sp. OG (K) dan dr. Syahrial, Sp.OG, selaku pembimbing yang telah
memberikan masukan dan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dalam menambah keilmuan kita dalam penatalaksanaan kasus
Malnutrisi pada Kehamilan dan dapat kita amalkan setelah menjadi dokter
nantinya.
Padang, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ .4
2.1 Definisi Malnutrisi..........................................................................................4
2.2 Faktor Risiko Malnutrisi.................................................................................4
2.3 Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil......................................................................8
2.3.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil............................14
2.3.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil.................................................16
2.4 Pemantauan Status Gizi pada Ibu Hamil........................................................17
2.4.1 Pengukuran Antropometri....................................................................17
2.4.2 Pengukuran Biokimiawi.......................................................................19
2.4.3 Penilaian Gejala Klinis.........................................................................19
2.4.4 Penilaian Kebutuhan Diet.....................................................................20
2.5 Tanda dan Gejala Malnutrisi pada Ibu Hamil.................................................20
2.6 Tatalaksana Malnutrisi pada Kehamilan.........................................................22
2.7 Program Pemerintah dalam Penanggulangan dan Pencegahan Malnutrisi pada
Kehamilan......................................................................................................23
BAB 3 LAPORAN KASUS.................................................................................33
BAB 4 DISKUSI...................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................45
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus gizi buruk saat ini menjadi masalah yang menjadi perhatian di
Indonesia. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation. Kualitas
bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada
saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi kurang bagi seseorang akan
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat angka gizi buruk masih cukup
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI MALNUTRISI
Malnutrisi
didefinisikan
sebagai underweight
merupakan
masalah
kekurangan terhadap nutrisi vital tertentu dalam kebutuhan diet yang akan
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan, kesehatan fisik, dan fungsi tubuh
lainnya.8
2.2 FAKTOR RESIKO MALNUTRISI
1. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor
yang
berperan
dalam
menentukan
status
tercukupi
ditambah
lagi
adanya
pemeriksaan
gambaran
tingkat
kehidupan
seseorang
dalam
Pendidikan
Pendidikan
sebagai
proses
pembentukan
pribadi,
baik
terhadap
kehamilannya.
Kemampuan
bekerja
Pendapatan
Penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari
pihak lain maupun pihak sendiri dari pekerjan atau aktivitas
yang kita lakukan dan dengan dinilai sebuah uang atas harga
5
apabila
kebutuhan
pokok
seorangpun
akan
lain
tergantung
pada
besar
kecilnya
pendapatan
kebutuhan
dapat
faktor
zat
gizi
menentukan
yang
paling
dalam
pola
tubuhnya.
makan.
menentukan
Tingkat
Pendapatan
kualitas
dan
penghasilan,
penghasilan
tersebut
semakin
untuk
besar
membeli
pula
prosentase
buah,
sayuran
dari
dan
2.
3.
untuk
memperbaiki
tubuhnya
sendiri
(ibu
menghadapi
kehamilan
atau
persalinan
yang
2.
3. Faktor Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang
berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah
hamil
atau
melahirkan
anak
kali
atau
lebih,
maka
2.
2.
air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan.
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional.
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar
30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut.
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan
otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan
9
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang
65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati
protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi
mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
10
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya
peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan
11
dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji
kapas, dan minyak jagung.
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian,
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 g. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari
daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
13
14
Bahan Makanan
Trimester I
Nasi/ Penukar
gelas
gelas
Daging/penukar
potong
potong
Tempe/ Penukar
5 potong
5 potong
Sayur
3 gelas
3 gelas
Buah
2 potong
2 potong
Minyak
2 sdm
2 sdm
Kacang Hijau
sdm
sdm
Susu
sdm
sdm
Tepung sarikedelai
Gula
Nilai Gizi
4 sdm
1 sdm
Trimester I
1 sdm
Energi
2095,8 kal
2164,5 kal
Protein
79,5 gram
82,5 gram
Lemak
57 gram
65 gram
Karbohidrat
273,8 gram
275 gram
Vitamin C
70 mg
70 mg
15
Sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian
Kesehatan RI.
16
Siang:
Nasi
Sop Sayuran
Ikan balado
Kripik Tempe
Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
Nasi
Telur Balado
Perkedel Tahu
Tumis Tauge + Baso
Pisang
2.4 PEMANTAUAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL
Penilaian
status
gizi
ibu
hamil
dinilai
dari
pengukuran
17
Pregnant/ post
partum
< 190 mm
190 - < 230 mm
230 mm
Nutritional status
SAM
Moderate malnutrition
Normal
nutritional
status
Tabel 2.2 Status Gizi pada Dewasa berdasarkan LILA. 10
LILA yang rendah dapat menggambarkan IMT yang rendah pula.
Ibu yang menderita KEK sebelum hamil biasanya berada dalam status
gizi yang kurang, sehingga pertambahan berat badan selama hamil
harus lebih besar. Makin rendah IMT pra hamil maka makin rendah
berat lahir bayi yang dikandung dan makin tinggi risiko BBLR. 10
18
peran
petugas
lintas
sektoral
dalam
upaya
di
dalam
darah,
urin,
dan
feses.
Hasil
pemeriksaan
19
Pengertian
Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di
bagian merah pita LILA. Menurut Depkes RI pada tahun 1994 didalam
buku Supariasa mengatakan pengukuran LILA pada kelompok wanita usia
subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko
KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah
suatu cara untuk mengetahui resiko KEK.
20
b.
Tujuan
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik
pada ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas
lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :
1.
Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
2.
3.
4.
5.
c.
Ambang Batas
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak.
21
d.
e.
status
gizi
dan
mikronutrien
dan
fortifikasi
telah
berhasil
juga
telah
menguntungkan.
Peningkatan
protein
terpenuhi
22
kasus
ringan
sampai
sedang,
penilaian
awal
dan
pelengkap,
yang
diperlukan
untuk
mencapai
berat
badan
ketiga.
suplementasi
Dalam
kasus
enteral
malnutrisi
melalui
sedang
naso-gastric
sampai
tube
berat,
mungkin
diperlukan.11,12
Berat
badan
yang
rendah
sebelum
kehamilan
dan
tidak
angka
rekomendasi
tersebut
membutuhkan
produk
23
bahwa
Upaya
Perbaikan
Gizi
bertujuan
untuk
gangguan
nafsu
makan
dan
selanjutnya
akan
24
Strategis
Kementerian
Kesehatan
2010-2014
adalah
25
dalam
memantau
dan
mencegah
secara
dini
Mengupayakan
terpenuhinya
kebutuhan
suplementasi
gizi
Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
petugas
Mengoptimalkan
surveilans
berbasis
masyarakat
melalui
26
status gizi pada ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan dinas kesehatan di tingkat kabupaten /
kota untuk penanggulangan ibu hamil KEK adalah PMT pada ibu hamil.
Tambahan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah 300 kkal
dan 17 g protein setiap harinya (Kemenkes, 2010).
1. Tujuan PMT
Tujuan PMT pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
selama kehamilan sehingga dapat mencegah kekurangan gizi dan akibat yang
ditimbulkan.
Strategi pemberian makanan bagi ibu hamil adalah :
a. Cukup kandungan gizi
b. Gizi seimbang dan (aneka ragam makanan)
c. Porsi kecil namun sering
d. Cukup asupan lemak esensial
e. Cukup kandungan serat
f. Pilih makanan sesuai dengan selera dan daya beli
g. Cukup cairan
h. Cegah lambung kosong
Persyaratan PMT:
a. Dapat diterima
Makanan tambahan untuk ibu hamil sebaiknya dapat diterima dalam hal
bentuk, rasa, dan biasa dikonsumsi sehari-hari. Salah satu sifat ibu hamil
adalah cepat bosan dengan makanan yang sama bila disajikan berulangkali.
27
Ibu hamil mempunyai kecendrungan mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena
itu, bentuk dan rasa makanan hendaknya dibuat bervariasi dan disesuaikan
dengan selera ibu hamil, sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
b. Mudah dibuat
Makanan tambahan untuk ibu hamil hendaknya mudah dibuat/dikerjakan
dengan menggunakan peralatan masak yang tersedia di rumah tangga atau
yang tersedia di masyarakat dan pembuatannya tidak memerlukan waktu
lama.
c. Memenuhi kebutuhan zat gizi
Makanan tambahan ibu hamil seyogyanya memenuhi kebutuhan zat gizi
ibu hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan
kelompok sasaran lainnya. Disamping jumlah zat gizi yang cukup, makanan
tambahan ibu hamil juga harus memiliki daya cerna yang baik. Daya cerna
yang baik dapat dicapai dengan teknik pengolahan makanan yang benar.
d. Terjangkau
Hendaknya makanan tambahan untuk ibu hamil dapat diolah dari bahanbahan yang terjangkau oleh masyarakat berkemampuan ekonomi rendah
dengan tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan, danselera.
Untuk itu, sebaiknya bahan baku yang digunakan dapat dan mudah dibeli
didaerah setempat agar harganya tidak terlalu mahal.
e. Mudah didapat
28
bahan
baku
setempat
diharapkan
akan
mendorong
29
karena
pemberian
tablet
Fe
merupakan
salah
satu
Sasaran pemberian tablet Fe adalah Ibu hamil ( Bumil ) dan ibu nifas
30
( Bufas ) . Untuk tablet Fe. 1 diberikan kepada kunjungan pertama ( K.1 ) dan
Fe.3 diberikan pada kehamilan trisemester ke III ( K.4 ).
31
ibu pasca persalinan serta bisa memperbanyak air susu, dan lainnya.
BAB 3
LAPORAN KASUS
32
: Ny. B
Usia
: 32 tahun
Alamat
: Timpeh
Pekerjaan
Agama
: Islam
Status Menikah
: Menikah
Pendidikan
: Tidak Sekolah
ANAMNESIS
Alloanamnesis: Suami pasien
Keluhan Utama : Semakin lemah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
-
Semakin lemah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Letih, lemah,
lesu sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu, semakin lama terasa
semakin lemah.
Mual muntah disangkal.
Demam tidak ada.
BAB dan BAK biasa.
33
mudah lemas.
Riw. Penimbangan berat badan teratur saat kunjungan kehamilan tidak
ada.
Riw.ukur tekanan darah teratur setiap kunjungan tidak ada.
Pasien tidak mengonsumsi tablet Fe selama kehamilan,
Riwayat menstruasi : menarche sulit diketahui, siklus teratur 1x/bulan,
lama haid 4-6 hari, banyaknya 1-2 kali ganti duk per hari, nyeri haid (-)
keterbatasan biaya.
Os menderita gagal ginjal dan baru diketahui sejak 1 bulan yang lalu.
Os menderita palatoschizis.
Os tidak memiliki riwayat penyakit jantung, hepar, lien, paru, diabetes
melitus, dan hipertensi.
34
Os
jarang
mengkonsumsi
makanan
tinggi
protein,
dan
hanya
Riwayat Psikososial
-
pasien baru dikenal menderita penyakit ginjal sejak 1 bulan yang lalu.
pasien tidak sedang mengkonsumsi obat saat ini.
tidak pernah menderita kelainan plasenta sebelumnya
tidak pernah menderita kejadian perdarahan sebelum atau sesudah
persalinan sebelumnya
Pasien menderita kelainan gizi kurang atau buruk.
Riwayat nutrisi :
-
porsi makanan.
pasien tidak meminum susu.
pasien menggunakan garam beryodium untuk masakan di rumah
Tidak ada penambahan suplemen mineral dan suplemen besi.
35
Riwayat aktivitas :
-
Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi dan mata kabur selama kehamilan tidak
ada
Riwayat mual muntah selama kehamilan ada pada awal kehamilan
Riwayat konstipasi, nyeri saat BAK, nyeri punggung, varises, hemoroid,
air liur berlebihan, nyeri kepala, nyeri ulu hati dan keputihan selama
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Nadi
: 72 kali/menit
Kesadaran
: Komposmentis kooperatif
Nafas
: 18 kali/menit
Tekanan Darah
: 90/60 mmHg
Suhu
: Afebris
BB
: 28 kg
TB
: 136 cm
BMI
: 15,14 kg/m2
STATUS GENERALISATA
Kepala
36
Mata
Leher
KGB.
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor
Palpasi
Perkusi
: Status obstetrikus
Genitalia
: Status obstetrikus
Ekstremitas
Status Obstetrikus
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
37
Auskultasi
Genitalia
Follow-up
Tanggal
22 Maret 2016
Follow Up
S/ Lemah masih dirasakan pasien.
Nyeri perut tidak ada
Pasien belum BAB dalam 2 hari ini
BAK biasa
O/ Kes : CMC KU : sdg TD : 110/70 Nafas : 20x/menit T :
Af
Abdomen : NT (-) NL (-) DM (-), DJJ 150-160x/menit
38
semakin lama terasa semakin lemah. Pasien tidak menstruasi sejak 5 bulan yang
lalu. Pasien kontrol kehamilan tidak teratur ke puskesmas/posyandu. Pasien hanya
39
40
pekerjaannya hanya sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan suami sebagai kuli
bangunan musiman dengan penghasilan rata-rata dalam sebulan Rp 500.000,00
dimana dengan penghasilan sebesar itu tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan
sehari-hari pasien dan keluarganya. Sehingga setiap harinya pasien hanya rutin
mengkonsumsi nasi kadang ditambah sayuran dan kadang mengkonsumsi protein
2-3x dalam seminggu. Konsumsi makanan pasien ini sangat jauh dari kebutuhan
energi normal pada ibu hamil, dimana pada ibu hamil diperlukan tambahan energi
sebesar 300 kkal/hari selama kehamilan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal.
Pemeriksaan kepala didapatkan rambut hitam dan mudah dicabut ini merupakan
salah satu tanda kekurangan gizi. Rambut mudah dicabut ini dikarenakan
kekurangan protein, vitamin A, vitamin E, dan Vitamin C karena keempat elemen
tersebut merupakan nutrisi yang penting untuk rambut. Dari pemeriksaan mata
didapatkan konjungtiva anemis +/+, dari pemeriksaan ini dapat dikatakan pasien
mengalami anemia. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
kekurangan zat gizi, perdarahan, hemolisis, dan aplastik. Pada pasien ini dicurigai
penyebab anemia yang paling mungkin adalah anemia defisiensi zat besi. Zat besi
merupakan mineral yang diperlukan untuk transport oksigen di dalam tubuh .
Sumber zat besi dapat diperoleh dari daging merah, hati, beras merah.
Pada pemeriksaan LILA didapatkan ukuran sebesar 16 cm, apabila LILA
kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA dapat dikategorikan sebagai
KEK. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan hasil pemeriksaan TFU 11 cm hal
ini tidak sesuai dengan usia kehamilan, seharusnya TFU dengan usia kehamilan
21-21 minggu adalah setinggi pusat hal ini dikarenakan nutrisi ibu tidak terpenuhi
dengan baik sehingga pertumbuhan janin juga kurang bagus.
41
zat
mikronutrien
besi,
dan
dan
suplemen
fortifikasi
telah
folat.
berhasil
Program
suplementasi
menurunkan
kejadian
Kasus ini merupakan kasus yang sangat komplit, kekurangan energi yang
bersifat kronik yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Untuk menangani hal ini
perlu kerjasama dari berbagai pihak yaitu dari pemerintah, puskesmas, wali
nagari, keluarga, dan lingkungan di sekitar rumah. Perlu diberikan penyuluhan
mengenai kadarzi, perlu diberikan makanan tambahan dan dikontrol oleh keluarga
di sekitar apakah dimakan atau tidak, diberikan bantuan dari pemerintah berupa
dana dan makanan untuk sehari-hari, dan juga perhatian dari lingkungan sekitar.
42
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta : EGC.
Atmarita, Tatang S, Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.
Depkes Jateng, 1999. Petunjuk Teknis Pelacakan Kasus Gizi Buruk
Propinsi JawaTengah. Semarang.
Depkes RI. 1995a. Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas. Jakarta.
Minarto. 2006. Upaya Departemen Kesehatan dalam Mengatasi
Kurang Gizi di Indonesia. Makalah disampaikan pada Kongres
Nasional Jaringan Epidemiologi Nasional 2006. Jakarta.
Riswan M. 2003. Anemia defisiensi besi pada wanita hamil di
beberapa praktek bidan swasta dalam Kota madya Medan. Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Medan.. Analisis Program Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil di
Indonesia. Lembar Tugas S3 SPS IPB, Bogor.
Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.
Surjadi C, Wirahardja R, Pariani S, Umiyati S. 2006. Penilaian
Keadaan Gizi di Jakarta dan Surabaya. Makalah disampaikan pada
Kongres Nasional Jaringan Epidemiologi Nasional 2006. Jakarta.
9.
15. Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka.
16. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
17. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
43