Aplikasi Titrasi Pengendapan
Aplikasi Titrasi Pengendapan
(TITRASI PENGENDAPAN)
Lecture of Dr. Tutus Gusdinar
Pharmacochemistry Research Group
School of Pharmacy
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Titrasi pengendapan
Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam-basa
ataupun titrasi reduksi-oksidasi (redoks)
Kesulitan mencari indikator yang sesuai
Komposisi endapan seringkali tidak diketahui pasti
pasti,
terutama jika ada efek kopresipitasi
Kelarutan = konsentrasi larutan jenuh zat padat
(kristal) di dalam suatu pelarut pada suhu
tertentu.
BaSO4(p)
Ba2+ + SO42-
SUHU
SIFAT PELARUT
ION SEJENIS
AKTIVITAS ION
pH
HIDROLISIS
HIDROKSIDA LOGAM
PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
1. Efek
e su
suhu
u larutan
a uta
Pada kebanyakan garam anorganik,
kelarutan meningkat jika suhu naik.
Sebaiknya proses pengendapan
pengendapan,
penyaringan dan pencucian endapan
dil k k d
dilakukan
dalam
l
kkeadaan
d
llarutan
t panas.
Kecuali untuk endapan yang dalam larutan
panas memiliki kelarutan kecil (mis.
Hg2Cl2, MgNH4PO4) cukup disaring
setelah terlebih dahulu didinginkan di
lemari es
es.
10-4
AgBr
g
10-6
AgI
10-88
10-10
10-8
10-6
10-4
10-2
Konsentrasi NaX, M
[AgCl]x10-5 M
[BaSO4]x10-5 M
0,000 (air)
1,00
1,00
0,001
1,04
1,21
0,005
1,08
0 010
0,010
1 12
1,12
=12%
1,48
1 70
1,70
=70%
Molaritas merupakan
p
aktivitas yyang
g terjadi
j
dlm larutan yyang
g sangat
g encer,,
jika konsentrasi larutan makin pekat maka koefisien aktivitas (f) menurun
cepat, akibat gaya tarik lebih besar yang terjadi antar ion yang berbeda
muatan. Efektivitas ion-ion (pada kondisi setimbang) juga menurun dan
penambahan endapan harus dilakukan agar aktivitas kembali ke semula.
BaSO4
1,5
1,4
13
1,3
1,2
AgCl
1,1
10
1,0
0,001
0,005
0,01
KNO3 (M)
Contoh :
Hitung kelarutan molar BaSO4 dalam larutan KNO3
0,01
, M menggunakan
gg
koefisien aktivitas yyang
g dihitung
g dari
persamaan Debye-Huckel.
Larutan KNO3 ((1:1)) memiliki kekuatan ion = molaritas = 0,01M.
,
Dari tabel dapat dibaca : fBa2+ = 0,667 ; fSO42- = 0,659
Ksp = 1,00 x 10-10 / 0,667 x 0,659 = 2,27 x 10-10 = s2
maka s = 1,51 x 10-5 M.
Efek aktivitas ion tidak menyebabkan permasalahan serius
karena kondisi dipilih di mana kelarutannya kecil (diabaikan)
(diabaikan).
Reaksi pengendapan jarang dilakukan pada konsentrasi tinggi.
Jadi pengaruh aktivitas ion tidak menimbulkan kesalahan
Jadi,
yang besar.
5. Efek pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung kepada pH
larutan. Contoh : oksalat, sulfida, hidroksida, karbonat, fosfat.
Proton bereaksi dengan anion membentuk asam lemah
sehingga mempertinggi kelarutan garam. Contoh :
a) Garam monovalen :
MA(p)
M+ + AHA + H2O
H3O+ + AKonsentrasi analitik Ca = [A-] + [HA] = [A-]{[H3O+]+Ka}/Ka
Fraksi A- : [[A-]]/Ca = Ka / {[H
{[ 3O+]]+Ka = 1
[A-] = 1 .Ca
Substitusi p
pada Ksp
p = [[M+][
][A-] = [M
[ +]]. 1.Ca
Ksp/1 = Kef = [M+].Ca
Kef = Tetapan kesetimbangan efektif, bervariasi terhadap pH
karena pH tergantung kepada 1.
b) Garam divalen :
MA2
H2A + 2 H2O
Fe3+
-1
FeOH2+
-2
-3
-4
Fe(OH)2+
-5
-6
Fe2(OH)24+
-7
0
pH
HS-
-2
-6
-3
Hg total
-7
-4
4
-8
Hg.HS2-
-5
Hg(HS)2
HgS22-
-9
9
4
pH
10
6. Efek
6
e hidrolisis
d o ss
Jika garam dari asam lemah dilarutkan di dalam air terjadi
perubahan pH larutan.
M+ + AMA
A- + H2O
HA + OHJika HA sangat
g lemah,, MA tidak larut,, maka Ka dan Ksp
p kecil.
Jika [A-] kecil, maka reaksi hidrolisis lebih sempurna.
Dapat
p terjadi
j
2 ekstrim yyang
g tergantung
g
g besarnya
y harga
g Ksp
p:
a) Kelarutan sangat kecil di mana pH air tidak berubah karena
terjadi hidrolisis.
b) Kelarutan cukup besar di mana ion OH- yang bersumber
dari air dapat diabaikan.
s=
Ksp / 4
-2
-3
-4
log[Cl-]
-4
-3
-4
-5
5
-6
-7
-1
log[Ag+]
-3
log[Ag+]
-2
log[Cl-]
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO3
0 10 M
0,10
M. Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan
buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 10 x 10-10.
Awal sebelum titrasi : [Cl-] = 0,10 M, maka pCl = 1,00
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 :
Ag+
+
ClAgCl (p)
awal
1,00 mmol
5,00 mmol
perubahan -1,0
-1 0 mmol
-1 0 mmol
-1,0
kesetimbangan 4,0 mmol
[Cl-] = 4,00
4 00 mmol / 60
60,0
0 ml = 0
0,067
067 M
pCl = 1,17
Setelah penambahan 60
60,0
0 ml AgNO3 :
Ag+
+ ClAgCl (p)
awal
6 00 mmol
6,00
5 00 mmol
5,00
perubahan - 5,00 mmol - 5,00 mmol
kesetimbangan 1
1,00
00 mmol
[Ag+] = 1,00 mmol / 110 ml = 9,1 x 10-3 M
pAg = 2
2,04
04 maka pCl = 10
10,00
00 2,04
2 04 = 7
7,96
96
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
AgI
13
AgBr
10-10
Ksp AgCl = 1 x
KspAgBr
g = 2 x 10-12
KspAgI = 1 x 10-16
11
10
AgCl
pX
8
6
4
2
10
20
30
40
50
60
70
80
ml AgNO3
Kelayakan
y
titrasi
Harga K yang diperlukan untuk titrasi yang layak dapat
dihitung seperti cara untuk titrasi asam basa.
basa
Contoh :
50 ml larutan NaX 0,10
0 10 M dititrasi dengan larutan 50 ml
AgNO3 0,10 M. Hitung K dan Ksp AgX jika penambahan
y
reaksi sempurna
p
di
49,95 ml titran akan menyebabkan
mana pX berubah sebesar 2,00 unit pada penambahan 2
tetes (0,10 ml) titran.
NaX sebagai garam yang larut sempurna
Ag+ + XAgX (p)
K = 1/Ksp
Pada saat 1 tetes sebelum TE terjadi penambahan
keseluruhan 4,995 mmol Ag+, masih diperlukan (50 x 0,10)
- 4,995 mmol = 0,005 mmol utk mencapai TE.
[X-] = 0,005
0 005 mmol / 99
99,95
95 ml = 5 x 10-5 M.
M
Maka pX = 4
4,30
30
a)) Jika
Jik pX
X=2
2,00
00 maka
k pX
X=6
6,30
30 atau
t [X-] = 5 x 10-77 M
Pada saat itu volume titran terpakai = 50,05 ml (kelebihan
1 ttetes
t dari
d i TE)
TE), maka
k
[Ag+] = 0,05 x 0,10 mmol / 100,05 ml = 5 x 10-5 M
K = 1 / {(5 x 10-55)(5 x 10-77)} = 4 x 1010
Ksp = 1 / (4 x 1010) = 2,5 x 10-11 M
b) Jika pX = 1,00 maka akan diperoleh K = 4 x 109
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai
adalah Argentometri,
g
karena hasilkali kelarutan
garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil :
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
Ksp AgCNS = 1,1
1 1 . 10-12
Ksp AgBr = 5,0 . 10-13
ARGENTOMETRI
MOHR
2
C 2O72Cr
+ H2O
AgCl (p)
Ag2CrO4 (p) merah
Pada TE : p
pAg
g = pCl
p = 5,00
,
[Ag+][CrO42-] = 2,00 x 10-12
-12 / (
-5)2 = 0,02
[[CrO42-] = 2,00x10
,
(1,0x10
,
, M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi
gg karena warna
kuning CrO42- akan mengganggu pengamatan
terbentuknya
y endapan
p Ag
g2CrO4 ((merah).
) Dalam
praktek biasanya digunakan 0,005 s/d 0,01 M
supaya
p y kesalahan titrasi diperkecil,
p
, dan masih
bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator,
atau dengan
g membakukan AgNO
g 3 terhadap
p
suatu garam klorida yang murni (titrasi
dilakukan dalam kondisi y
yang
g sama dengan
g
titrasi sampel).
(dikromat)
Jika
terlalu rendah ( < 0,005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih
untuk mengendapkan Ag2CrO4; hal itu akan
menjadi sumber kesalahan titrasi.
titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut.
ARGENTOMETRI
- VOLHARD
ARGENTOMETRI
FAJANS
Cl-
ClCl-
ClCl
Cl-
AgCl
Cl-
Cl-
Ag+ IndAg+
ClAgCl
Ag+ IndAg+
Ag+ IndAg+
Ag+ Ind-
M+
Lapisan sekunder
Kelebihan Cl-
Setelah TE :
(AgCl).Ag+
X-
Lapisan
p
p
primer
Lapisan
p
sekunder
Kelebihan Ag
g+
-1
-2
-3
-4
-4
-3
log [Cl-]
-3
log [Ag+]
-4
-5
5
-6
-7
-8
log [Ag+]
-2
log [Cl-]
-1
Indikator Adsorpsi
INDIKATOR
ANALIT
TITRAN
KONDISI
REAKSI
Diklorofluoresein
Fluoresein
Eosin
Thorin
Hijau Bromkresol
Ungu Metil
Rhodamin 6G
Ortokrom T
Biru Bromfenol
Ag+
Ag+
Ag+
Ba2+
Ag+
ClBrCrO42Cl-
pH = 4
pH = 7 8
pH = 2
pH = 1,5 3,5
pH = 4 5
lar. asam
HNO3 s/d 0,3 M
lar. netral 0,02 M
lar. 0,1 M
TITRAN
INDIKATOR
METODE
Cl-, Br-
AgNO3
K2CrO4
Mohr
Cl-,Br
Br-,II-,SCN
SCN-
AgNO3
Adsorpsi
Fajans
Br-,I-,SCN-,AsO43-
AgNO3 + KSCN
Fe(III)
Cl-,CN-,CO32-,S2C2O42-,CrO42-
AgNO3 + KSCN
Fe(III)
FSO42PO432
C O42CrO
Ag+
Zn2+
Hg22+
Th(IV)
BaCl2
PbAc2
PbA 2
PbAc
KSCN
K4Fe(CN)6
NaCl
Alizarin
Tetrahidroksikinolin
Dibromofluoresein
Fl
Fluoresein
i
Fe(III)
Difenilamin
Biru Bromfenol
Volhard
(tanpa saring)
Volhard
(disaring)
Fajans
Fajans
Fajans
F j
Fajans
Volhard
Fajans
Fajans
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl-
TITRASI KOLTHOFF
Penentuan kadar Zn2+ (sebagai titran) diendapkan dg larutan baku K-Ferosianida
2 K4Fe(CN)
( )6 + 3 Zn2+
kalium besi(II) sianida
K2Zn3[[Fe(CN)
( )6]2 + 6 K+
kalium seng besi(II) sianida
SELESAI