(SAP)
Topik
Sub Topik
Hari/ Tanggal :
Waktu/ Jam
Maret 2016
: 60 Menit
A Tujuan
1 Tujuan umum
Setelah dilakukan bedside teaching diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
merefleksikan dengan cara mempraktikan kembali teknik pemeriksaan fisik dengan
baik dan benar.
2
Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, mahasiswa mampu :
a
B Pokok Bahasan
1 Penjelasan materi pemeriksaan fisik pada ibu nifas
2 Penjelasan cara melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas
C Metode
Bedside teaching
D Media
Alat-alat demonstrasi tindakan atau asuhan yang akan diberikan, yaitu:
a) Bak Instrument
b) Tensimeter
c) Stetoskop
d) Termometer
e) Jam Tangan
f) Selimut
g) Baki
h) Perlak dan alasnya
i) Trolly
j) Handscoon
k) Kom berisi kapas DTT
l) Bengkok
m) Waskom
n) Korentang
o) Pinset anatomis 2 buah
p) Handuk kering atau tisu
q) Larutan klorin 0,5%
E Setting Tempat
Keterangan :
: Perseptor
: Mahasiswa
: Pasien
F Kegiatan Penyuluhan
NO
1.
Tahapan Waktu
Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan
1 Mengucapkan salam
1
2 Memperkenalkan diri
2
(10 menit)
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan
tujuan
3
pembelajaran
4
5 Apersepsi konsep bedside
Kegiatan Peserta
Menjawab
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menyetujui
Mendengarkan
memperhatikan
dan
teaching
2.
Kegiatan inti
(40 menit)
Menjelaskan
menyiapkan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
cara 1 Mendengarkan
dan
asuhan
Melakukan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
prosedur
memperhatikan
Mahasiswa mencoba
secara langsung
Mengajarkan
prosedur
Mengevaluasi
asuhan
Penutup
(10 menit)
nifas
Memberikan kesempatan 1
2
pada mahasiswa untuk
bertanya
2 Salam penutup
Bertanya
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menjawab
G Evaluasi
1 Mahasiswa mampu menguasai dan mempraktekan kembali pemeriksaan fisik pada
2
H REFERENSI
1. Manuaba, IBG. 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC. 135-138
2. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta. RGC. Hal.43-46
3. Wiknjosastro, Hanifa. 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
4. Ruth Bennet, Myles Text Book for Midwives Book For. Edisi 12. 1993
5. Sweet, BR. 1997. Mayes Midwivery. Baillire Tindal, London.
LAMPIRAN MATERI
1) Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Fisik pada Ibu Nifas
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan cara mengumpulkan data
objektif dengan dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Tujuan pemeriksaan fisik
adalah untuk mengumpulkan data: mengidentifikasi masalah pasien, menilai
perubahan status pasien dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah
diberikan.
2) Pengkajian Data Fisik Masa Nifas
Dalam mengahadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan
stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data fisik ini
meliputi:
a
Tanda-tanda vital
1
Denyut Nadi
Nadi berkisar antara 60 80 kali permenit. Denyut nadi diatas 100
kali permenit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu
infeksi, hal ini adalah salah satu yang bisa diakibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan.
Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post partum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
Payudara
Pada payudara terjadi proses laktasi. Dalam hal melakukan pengkajian
data fisik lakukan perabaan payudara apakah terdapat benjolan,
pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan puting.
Fundus
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi
untuk meraba di mana TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri).
1
Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat
1000 gram.
Uterus
Perubahan uterus, involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot
hanya 60 gram. Tabel berikut ini menggambarkan perubahan-perubahan
yang normal di dalam uterus selama masa nifas.
Diameter Uterus
12,5 cm
Palpasi Serviks
Lembut/lunak
persalinan
Pada akhir minggu 450 gram
7,5 cm
2 cm
ke 1
Pada akhir minggu 200 gram
5,0 cm
1 cm
ke 2
Sesudah
2,5 cm
Menyempit
Pada
Bobot Uterus
akhir 900 gram
akhir
6 60 gram
minggu
Kandung Kemih
Kesulitan miksi mungkin pada 24 jam setelah melahirkan, karena refleks
penekanan aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan pada kandung
kemih selama melahirkan. Ibu mungkin merasa kurang nyaman ketika
diuresis muncul setelah melahirkan.
Lokhea
Lokhea mengalami perubahan karena proses involusi yaitu Lokhea
Rubra, Serosa, dan Alba.
Lokhea Rubra
Lokhea ini muncul pada hari pertama sampai keempat masa postpartum,
warnanya merah, dan mengandung darah dari perobekan atau luka pada
bekas implantasi placenta dan serabut dari desidua dan chorion.
Lokhea Serosa
Lokhea ini warnanya kecokelatan dan muncul pada hari kelima sampai
hari kesembilan, mengandung lebih sedikit darah, dan lebih banyak
serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan atau laserasi plasenta.
Lokhea Alba
Muncul pada hari kesepuluh dan berkurang dalam minggu berikutnya,
warnanya lebih pucat, putih kekkuningan dan mengandung leukosit,
selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Ekstremitas Bawah
Pada pengkajian data fisik ekstremitas bawah lakukan pemeriksaan kaki
apakah ada varises, warna kemerahan pada betis dan oedema.
3) Alat dan Bahan yang digunakan pada Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
a. Bak Instrument
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Jam Tangan
f. Selimut
g. Baki
h. Perlak dan alasnya
i. Trolly
j. Handscoon
k. Kom berisi kapas DTT
l. Bengkok
m. Waskom
n. Korentang
o. Pinset anatomis 2 buah
p. Handuk kering atau tisu
q. Larutan klorin 0,5%
r. Larutan klorin 0,5%
4) Langkah-langkah Pemeriksaan Fisik pada Ibu Nifas
Terlampir
RATING SCALE
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Beri nilai untuk setiap langkah yang telah dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai 0 : Apabila alat tidak disediakan, prosedur kerja tidak dikerjakan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (jika harus berurutan) atau tidak dikerjakan
Nilai 1 : Apabila prosedur kerja dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus
berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah,
alat tidak dimanfaatkan, komunikasi dengan ibu kurang.
Nilai 2 : Apabila prosedur kerja dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan), efisien, komunikasi dengan ibu baik.
PROSEDUR KERJA
Persiapan Ibu
2.
3.
5.
ergonomis)
Siapkan lingkungan atau ruangan (bersih, rapi,
Nilai
1
7.
8.
a. Tingkat kesadaran
b. Tekanan darah
c. Menghitung Nadi
d. Menghitung pernafasan
e. Mengukur suhu
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
(jaga
privasi
pasien,
perhatikan
kenyamanan klien)
c. Memasang alas/perlak di bawah bokong pasien
d. Dekatkan bengkok ke dekat bokong atau jangkauan
yang mudah dijangkau oleh tangan.
e. Dekatkan kom yang berisi kapas DTT ke dekat
bokong atau jangkauan yang mudah dijangkau oleh
tangan.
f. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir (lepas
semua perhiasan yang ada di tangan)
g. Memakai sarung tangan
h. Lakukan pengakajian genetalia eksterna
-
Melakukan
vulva
hygiene
(dengan
j.
19.
21.
22.
23.
24.
pemeriksaan)
Melakukan dokumentasi
JUMLAH
NILAI
Perhitungan nilai :
Nilai =
Nilai Kelulusan
Lulus
: Nilai 76
Tidak lulus
: Nilai < 76
................... , ..........................
Penguji
(..........................................)