Anda di halaman 1dari 14

HUKUM NEWTON TENTANG GRAFITASI

1.

Tujuan:
Menentukan nilai percepatan gravitasi melalui percobaan bandul sederhana.

2.

Landasan Teori :
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode alias
waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap.
Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana
benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. jika benda ditarik dari posisi A lalu di lepas benda
akan mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C dan kembali lagi ke B dan A.
Urutannya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda dilepaskan dari titik C maka urutan
gerakannya adalah C-B-A-B-C.
Mencari periode dalam praktikum ini dapat digunakan rumus:
Keterangan:
T: Periode
t: waktu
n: jumlah getaran
Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi
menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi
universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam
kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk
hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda
yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya,
termasuk satelit buatan manusia.

Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul
karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
Jadi gerak gravitasi dapat di rumuskan :

3. Alat dan Bahan :


1.
2.
3.
4.
5.

Beban
statip
Benang 1 m
Stopwatch
Alat tulis

4. Cara Kerja :
1.
2.
3.

Gantungkan tali sepanjang 1m pada statip


Ayunkan beban dengan simpangan kira-kira 5 cm
Cari waktu yang diperlukan untuk beberapa getaran. Jika titik B adalah titik
keseimbangan ayunan dan titik A adalah simpangan terjauh beban, maka
perhitungan 1 getaran adalah diawali dari A melalui B ketitik yang lain C (misalnya)

4.
5.

kembali melalui C dan berakhir di titik A lagi (lihat gambar diatas).


Catat dan masukkan ke dalam table data, pada lembar data yang telah tersedia.
Tentukan periode untuk masing-masing ayunan dengan rumus yang tersedia

6.

Tentukan harga percepatan grafitasi g dengan rumus yang tersedia

HASIL PENGAMATAN

NO

Panjang tali (m)

Banyak getaran (n)

1
2
3
4
5
Rata-rata

Waktu(t)

Periode (T)

g (m/s2)

GETARAN HARMONIS
A.

Tujuan Praktikum.

Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai frekuensi dan perioda dari getaran
harmonis sederhana pada bandul dan pegas.
B. Dasar Teori.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak
harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang
sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak
periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak
harmonis sederhana. Banyak jenis gerak lain (osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom
dalam molekul, dan sebagainya) yang mirip dengan jenis gerakan ini, sehingga pada
kesempatan ini kita akan membahasnya secara mendetail.
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran
benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Gerak harmonis sederhana pada ayunan. Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak
diberikan gaya maka benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A
dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban
akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan
gerak harmonik sederhana.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode alias
waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap. Benda
melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda
tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran
(disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan
kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.

Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda
selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan
frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz, menghargai seorang
fisikawan. Hertz adalah nama seorang fisikawan tempo dulu.
C.

Alat dan Bahan.

1.

Benang kasur

2.

Beban

3.

Mistar

4.

Stopwatch

5.

Statif

6.

Pegas

D.

Langkah Percobaan.
1.

Bandul.
a.
Gantungkan tali sepanjang 10 cm pada statif.
b.
Ikatkan beban 50 gr pada tali, lalu ayunkan, catat waktu yang diperlukan
c.

bandul untuk bergerak 20 ayunan.


Lakukan hal yang sama dengan panjang tali sepangjang 20 cm, 30 cm, 40

d.
e.
f.

cm, 50 cm. Catat hasil pengamatan pada table 1.


Gantungkan tali sepanjang 50 cm pada statif
Ikatkan beban 100 gram, lalu ayunkan 10 kali. Catat waktunya.
Lakukan hal yang sama dengan jumlah ayunan 15, 20 dan 25 kali. Catat
hasil pengamatan pada table 2.

2.

Pegas.
a.
Gantungkan pegas pada statif.
b.
Gantungkan beban 50 gr pada pegas lalu tarik pegas, tunggu sampai
gerakannya harmonis dan mulai hitung waktu yang diperlukan untuk
c.

melalukan 20 getaran.
Lakukan hal yang sama pada beban 70 gr, 100 gr, 120 gr, 130 gr. Catat hasil

d.
e.

pengamatan pada table 3.


Gantungkan pegas pada statif.
Gantungkan bebas 100 gr pada pegas lalu tarik pegas, tunggu sampai
gerakannya harmonis dan mulai hitung waktu yang diperlukan untuk
melalukan 10 getaran.

f.

Lakukan hal yang sama dengan jumlah ayunan/getaran 15, 20, dan 25. Catat
hasil pengamatan pada table 4.

E.

Tabel Pengamatan.

1.

Bandul

a.

Tabel 1

m = 50 gr, jumlah ayunan 20 kali.


No.
1.
2.
3.
4.
5.
b.

Panjang Tali
10 cm
20 cm
30 cm
40 cm
50 cm

F (Hz)

T (s)

g (m/s2)

t ayunan

Tabel 2.

l = 50 cm = 0.5 m, m = 100 gr.


No
.
1.
2.
3.
4.

Massa

F (Hz)

Pegas.

a.

Jumlah ayunan = 20 kali

.
1.
2.

g
(m/s2)

t ayunan (s)

Jumlah
Ayunan

100 gr
100 gr
100 gr
100 gr

2.

No

T (s)

Massa (gr)
50
70

t ayunan (s)

F (Hz)

T (s)

k ( N/m)

3.
4.
5.
b.

100
120
130
m = 100 gr

No
.
1.
2.
3.
4.

Massa (gr)
100
100
100
100

Jumlah
Ayunan

t Ayunan (s)

F (Hz)

T (s)

k (N/m)

MOMENTUM DAN IMPULS


Judul
Hukum Kekekalan Momentum.
Tujuan
Untuk menyelidiki berlakunya hukum kekekalan momentum.
Landasan teori
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa :
Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda benda itu.
Secara matematis ditulis :
p1 + p2 = p1 + p2
m1v1 + m2v2 = m1v1+ m2v2
dengan: p1 ,p2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p1 ,p2 = momentum benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
m1 ,m2 = massa benda 1 dan 2
v1 ,v2 = kelajuan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v1,v2 = kelajuan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
Alat dan Bahan
Alat
1.
2.
3.

Mistar
Stopwatt
Timbangan

Bahan
1.

2 Buah bola

Cara Kerja
1.
2.
3.
4.

Menimbang 2 buah bola tersebut.


Meletakan 2 buah bola dengan arah yang berlawanan serta berjarak 150 cm.
Melemparkan 2 buah bola tersebut dengan arah yang berlawanan.
Menghitung waktu yang dibutuhkan ke 2 buah bola tersebut saat bertumbukan, serta
hitung pula waktu sesaat setelah bertumbukan dengan menggunakan stopwatt.

5. Menghitung jarak ke 2 buah bola tersebut menggunakan mistar.


6. Mengulangi percobaan ini 3 kali.
7. Dan perhatikan apa yang terjadi ?
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Bola 1
Percobaan
1
2
3
Rata

m1
2 gr
2 gr
2 gr
2 gr

s1

t1

s1

t1

rata
Bola 2
Percobaan
1
2
3
Rata rata

m2
2,5 gr
2,5 gr
2,5 gr
2,5 gr

s2

t2

s2

t2

Judul
Koefisien Kelentingan.
Tujuan
Untuk menentukan koefisien tumbukan lenting sebagian pada benda dengan lantai.
Landasan Teori
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di tanah kecepatan
benda adalah v1. Sesaat setelah memantul, benda mempunyai kecepatan v2 dan memantul
sampai ketinggian h2.
Alat dan Bahan
Alat
Mistar
Bahan
Bola
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Menjatuhkan bola pada ketinggian 100 cm.


Memberi tanda tinggi maksimum bayangan pantulan bola di tembok.
Mengukur ketinggian bayangan pantulan tersebut.
Mengulangi percobaan ini 3 kali.
Mengambil kesimpulan dari percobaan ini.

Hasil Pengamatan
Table Pengamatan
Percobaan
1
2
3
Rata rata

h1

h2

TITIK BERAT DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


A. PELAKSANAAN
1. Judul

: Menentukan titik berat

2. Tujuan

: Untuk mengetahui letak tiitik berat suatu benda.

B. LANDASAN TEORI
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak
mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus,
maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik
berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Di dalam hampir semua persoalan mekanika, g (percepatan gravitasi) boleh dianggap
seragam pada seluruh bagian benda , karena ukuran benda relative kecil dibanding jarak yang
dapat menyebabkan perubahan gravitasi yang cukup berarti. Dengan demikian pusat massa
dan pusat gravitasi dapat diambil sebagai titik yang sama. Keberhimpitan ini dapat
digunakan untuk menentukan pusat massa sebuah keping tipis yang bentuknya tidak
beraturan.
Untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan
perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik
dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik
kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik
berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang
ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama.
1. PUSAT MASSA
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing m1, m2,....... ,
mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
X = mixi /mi

2. TITIK BERAT (X,Y)


Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing w1, w2, ........., wi ; yang
terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
X = wiyi /wi

3.LETAK/POSISI TITIK BERAT


1.

Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.

2.

Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.

3.

Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan

bentuknya.
C. ALAT dan BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tiang penggantung
Benang
Karton atau kardus
Pensil
Gunting
Penggaris
Jarum
Beban

D. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan kertas karton atau kardus, kemudian membentuknya sesuai
keinginan, baik simetris aataupun asimetris.
2. Memasukkan benang pada lubang jarum kemudian menusukkan pada sisi karton atau
kardus yang tlah dibentuk.
3. Mengikatkan benang pada beban kemudian menancapkannya pada tiang
penggantung.
4. Membuat garis yang lurus terhadap lubang dan benang.
5. Melakukan kegiatan 2-4 untuk lubang yang lain, minimal tiga buah garis.
6. Melakukan kegiatan 1-5 terhadap bentuk karton atau kardus yang lainnya.

I. Judul

Kesetimbangan Benda Tegar

II. Tujuan

Menentukan letak titik berat benda yang tidak beraturan bentuknya.

III. Alat dan Bahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kertas karton
Gunting
Penggaris
Alat tulis
Jarum Pentul
Bandul ( Kelereng )
Benang Jahit
Kain kasa

IV.

Materi

Gaya berat benda adalah resultan dari seluruh berat partikel. Titik tangkap gaya berat
merupakan titik berat benda. Cara untuk menentukan titik berat benda homogen yang
memiliki bentuk teratur adalah terletak pada garis atau bidang simetri tersebut. Sementara itu
untuk benda-benda yang tidak beraturan, titik berat ditentukan dengan cara di gantung di
sembarang titik dengan tali, buat garis yang sama dengan terusan tali, lalu ambil titik yang
lain dan lakukan hal yang sama, maka pertemuan garis yang terlihat adalah titik berat benda
tersebut.
Secara kuantitatif, titik berat benda dapat dihitung dengan cara berikut, misalnya sebuah
benda tegar dengan bentuk tidak teratur terdapat pada bidang koordinat x,y. Jika berat
masing-masing partikel penyusun benda adalah w1, w2, w3, ..., wn dengan koordinat (x1, y1),
(x2, y2), (x3, y3), ..., (xn, yn), dan koordinat titk berat benda adalah (x0, y0), maka momen gaya
berat benda terhadap sumbu x0adalah . dengan cara yang sama, koordinat titik berat pada
sumbu y adalah Untuk benda-benda homogen, berat atau massa benda dapat dinyatakan
dengan volume, luas dan panjang garisnya.
V. Prosedur Kerja :
1.
2.
3.
4.

Siapkan kertas karton.


Gunting dengan bentuk sembarang.
Buat 3 titik sembarang.
Siapkan benang jahit secukupnya, beri beban (kelereng) yang telah di balut kain kasa

di ujungnya, gantungkan di tembok, di bagian tengah diberi penjepit (jarum pentul)


5. Biarkan karton berrotasi, biarkan sampai mencapai titik seimbang.
6. Tarik garik lurus dengan penggaris, yang lurus dengan benang.
7. Lakukan langkah ke 4 6, di titik yang berbeda.

8. Cari titik perpotongan dari ke-tiga garis tersebut, di titik itulah titik berat karton,
berinama Zo
9. Gunting salah satu garis, sehingga karton terbagi menjadi 2 bagian.
10. Buat 3 titik sembarang di bagian belakang karton yang telah dibagi 2.
1. 11.Lakukan hal yang sama, sehingga didapat titik perpotongannya, diberinama Z1
2.
3.

dan Z2.
12. Hubungkan titik
Z1 dan Z2 dengan sebuah garis lurus.
13. Jika percobaan ini berhasil, maka garis lurus Z1 dan Z2 akan melalui Zo.

Anda mungkin juga menyukai