DI BARATA INDONESIA
OLEH
NAMA SISWA/KELAS
NAMA SISWA/KELAS
NAMA SISWA/KELAS
NAMA SISWA/KELAS
Laporan akhir kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan
disetujui oleh:
Blitar,
Pembimbing sekolah,
Pembimbing Industri,
Blitar,
Blitar,
Ketua Panitia,
Penguji,
Blitar,
Kepala sekolah,
Drs. SUPRIYONO
NIP. 19691022 199412 1 002
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya serta menganugrahkan kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan kegiatan dan laporan akhir Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
Dalam menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
penulis banyak mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Supriyono selaku Kepala sekolah SMK Negeri 1 udanawu.
2. Drs. Bualim Hadikusuma selaku Ketua pelaksana Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
3. Bapak/Ibu.. selaku pembimbing Sekolah yang telah
memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi bagi penulis
selama kegiatan dan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
4. Bapak/Ibu.. selaku pembimbing Industri yang telah
memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi bagi penulis
selama kegiatan dan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL).
5. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan mendukung selama
melaksanakan kegiatan dan penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan(PKL) ini.
6. Teman-teman kelas..kegiatan dan penulisan laporan Praktek
Kerja Lapangan(PKL) yang selalu mendukung selama kegiatan dan
penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL).
Semoga ALLAH SWT memberi balasan yang setimpal. Amin. Besar
harapan semoga laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL) ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Blitar, 20 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
3
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN .....................................................................................13
4.2 SARAN .................................................................................................13
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. Jenis-jenis electroda..............................................................................3
TABEL 2. Harga pagar harmonika........................................................................5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1. Mengelas pagar ...............................................................................3
GAMBAR 2. Memotong bahan.............................................................................6
GAMBAR 3. Menggerinda....................................................................................7
GAMBAR 4. Mengecat pagar...............................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PROFIL DU/DI
2.1 SEJARAH DU/DI
PT. BARATA INDONESIA (Persero), yang telah menjadi BUMN sejak
1971, awalnya lahir dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV Braat Machine
Fabriek (didirikan pada tahun 1901) dan Machine Fabriek & Werf NV Molen Fliet
(didirikan pada tahun 1920). Pada bulan Juni 1901 seorang berkebangsaan
Belanda, bernama J. Braat, membuka usaha dagang, ijzerwaren, mesin-mesin dan
membuat bermacam benda-benda di Boomstraat. Perlu diketahui, bahwa pada
waktu itu, Braat & Co sudah dapat melayani keperluan alat-alat mesin pabrikpabrik gula dengan menjual barang-barang untuk laboratorium.
Pada tahun 1901 untuk pertama kalinya mendapat order penting dari
pembangunan pabrik garam di Kalianget, Sumenep, Madura, yaitu berupa
pekerjaan tempa, bubutan dan ketam setelah pindah ke Krembangan, Westerkade
(Gatotan Baru), dengan luas persil kurang lebih 7.000 m2 sehingga perlu
penambahan jumlah mesin dan tempat kerja.
Tahun 1904, karena adanya pengaduan dari masyarakat disekitarnya yang
merasa terganggu tidur siangnya akibat aktivitas pabrik, maka perusahaan tersebut
diperintahkan untuk menutup bengkelnya dengan mencabut ijin kerjanya.
Akhirnya setelah Braat menghadap Gouvernear General Van Houtz dan
mengadakan suatu commisie dari 3 (tiga) orang ingenier, yang harus menyelidiki
persoalan tersebut maka pada tahun 1905, Braat mendapatkan ijin usaha baru.
Usaha dagang Braat & Co diubah menjadi CV Braat & Co dengan B.
Braat Jzn dan J.J. Braat sebagai Comanditaire Venenten pada tahun 1908. Tahun
1910, CV. Braat & Co diubah lagi menjadi NV Machinefabriek Braat dibawah
pimpinan Vennot, telah dibuka Inkoop kantor (Kantor Perbelanjaan) di Roterdam
dan New York, disamping mendirikan cabang-cabang pabrik mesin di Roterdam,
Surabaya, Tegal, Yogya dan Medan. Luas persilnya sudah menjadi kurang lebih
24.000 m.
Pada tanggal 28 Juni 1924 seluruh pabrik yang berada di Surabaya
dipindahkan ke jalan Ngagel, setelah pada tahun 1920 bagian konstruksinya telah
terlebih dahulu dipindahkan. Tanah yang dibeli untuk penempatan pabrik baru ini
seluas 150.000 m (68.000 m terletak di sebelah Timur kali Brantas dan sebelah
Barat rel kereta api, sisanya kurang lebih sebesar 82.000 m terletak disebelah
Timur rel kereta api).
Antara tahun 1942 hingga 1945, pabrik ini diambil alih oleh Jepang, nama
pabrik dirubah menjadi Daihatsu Kikai Seisaku Sho. Setelah itu, pada tahun 1945
Jepang mengalami kekalahan dalam peperangan sehingga pabrik ini dikuasai oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan diberi nama PAMRI (Pabrik Alat Mesin
Republik Indonesia). Setelah kota Surabaya diduduki kembali oleh tentara Sekutu,
maka oleh Sekutu perusahaan ini dikembalikan kepada pemiliknya semula dan
dibangun kembali dengan nama NV Machinefabriek Braat.
Dalam situasi konfrontasi dengan Belanda, karena persoalan Irian Barat,
maka perusahaan perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan berdasarkan
Undang-Undang No. 89 tahun 1958 (LN 1958 No. 162) menjadi Perusahaan
Milik Negara. Penyelenggara Perusahaan diserahkan kepada BAPPIT (Badan
Penyelenggara Perusahaan Industri Teknik). Sejak itu NV Machinefabriek Braat
berubah namanya menjadi BAPPIT BARATA. Berdasarkan UU No. 19 tahun
1960 (LN. 1960 No. 59) tentang Perusahaan Negara maka :
10
Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1971 No. J.A.
5/107/23, didaftarkan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada tanggal 31 September
1971 dibawah nomor 2640, dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 12 November 1971 nomor 91.
Penggabungan PN. Barata, PN. Sabang Merauke, dan PN. Peprida tersebut
diberi nama PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING (Persero). Jadi
secara resmi PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING berdiri pada
tanggal 19 Mei 1971. Adapun cabang-cabang perusahaan ini berada di beberapa
daerah sebagai berikut.
Medan
Palembang
Jakarta
Steel
Semarang (General
Contracting)
Fabrication
Center
Suka Bumi
Surabaya PUSPAM
Bandung
Tegal
Ujung
Pandang
(General
Contracting)
Berdasarkan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15
Juni 1971 Nomor J.A 5/107/23 diumumkan dalam Lembaran Tambahan Nomor
513 dari Berita Negara Republik Indonesia tanggal 21 November 1971 Nomor 91,
diselenggarakan rapat di Jakarta tanggal 21 November 1981 yang menghasilkan
keputusan untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas,
dengan merubah anak perusahaan.
Dengan tidak mengurangi persetujuan dari pihak yang berwajib untuk
memberikan pengesahan, mengadakan perubahan pada anggaran dasar perseroan
terbatas PT. BARATA INDONESIA (Persero) berkedudukan dan berkantor
pusat di Jakarta. Perseroan ini dipimpin dan diurus oleh suatu Direksi yang terdiri
dari seorang Presiden Direktur dan sebanyak 4 orang Direktur.
11
Cabang Bandung
Cabang Semarang
Cabang Gresik
Cabang Cilegon
Cabang Medan
Cabang
Surabaya
Mesin
Perkakas
Cabang Tegal.
IPTN
DAHANA
PAL
INKA
PINDAD
KRAKATAU STEEL
BBI
LENLIPI
INTI
Dan selanjutnya disebut kelompok Badan Usaha Milik Negara Industri
12
Ujung Pandang, dengan jumlah karyawan sekitar 3.500 orang dengan produk
unggulan Alat Berat, Permesinan, Pengecoran, Konstruksi dan Jasa Pemasangan.
Sesuai dengan misi BUMNIS selain menghasilkan produk unggulan yang
dikembangkan dengan teknologi tinggi, melalui transfer teknologi. Untuk itu PT.
Barata Indonesia (Persero) bekerja sama dengan perusahan luar negeri antara lain
dengan Yugoslavia, Jerman Barat, Jepang, Australia, Inggris, Amerika, Norwegia,
Finlandia, dan beberapa negara lainnya. Kerja sama ini dalam bentuk lisensi atau
operasi bersama.
Dalam rangka pengembangan usaha PT. Barata Indonesia (Persero)
membentuk Anak Perusahaan yang hingga kini berjumlah tiga Anak Perusahaan
yaitu :
Pada tahun 1998, PT. Barata Indonesia (Persero) dikelola oleh PT. Pakarya
Industri (Persero). Kemudian pada tahun 1999 PT. Barata Indonesia menjadi anak
perusahaan PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) PT. BPIS. Setelah
itu pada tahun 2002 PT. BPIS dibubarkan dan PT. Barata Indonesia (Persero)
berada dibawah Kementrian BUMN. Akhirnya seluruh Kantor dan Pabrik yang
ada di jalan Ngagel Surabaya direlokasikan ke jalan Veteran Gresik pada tahun
2006.
2.2 VISI MISI DU/DI
PT. BARATA INDONESIA (Persero), dalam kapasitasnya sebagai salah
satu dari BUMNIS yang bergerak dibidang pengecoran, manufaktur dan EPC
(Engineering Procurement and Construction), mengemban visi :
PT.
BARATA
INDONESIA
(Persero)
menjadi
perusahaan
kegiatan
usaha
Manufaktur
Peralatan
Industri
dan
Komponen untuk bidang-bidang Industri Agro, Oil & Gas, Power Plant,
Peralatan Pembuat Jalan, serta Peralatan untuk Pengairan, dengan
mengoptimalkan sumber daya dan fasilitas yang ada.
2.3 LOKASI DU/DI
PT. Barata Indonesia (Persero) terletak di daerah industri tepatnya di kota
Gresik sebelah selatan, yang dekat dengan perbatasan Surabaya. Letak yang
strategis ini diharapkan dapat memacu perkembangan Perusahaan, yang
sebelumnya berdomisili di Ngagel Surabaya. Sekarang PT Barata Indonesia
(Persero) berkantor pusat di jalan Veteran 241 Gresik.
Denah Lokasi DU/DI:
14
15
Bagian penjualan
Bagian produksi.
16
Bagian engineering
17
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 MEMBUAT PAGAR HARMONIKA
a. Tujuan
Tujuan pembuatan pagar harmonika adalah memenuhi pesanan pelanggan
PT. BARATA INDONESIA.(sebutkan tujuan yang lain jika ada)
b. Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan antara lain:
Mesin las
Gerinda
Meteran
Penggaris siku
Topeng las
Palu
Gergaji tangan
Sprai gun
Bahan yang digunakan antara lain :
Besi kotak 2x4 cm
Besi kotak 4x4 cm
Cat
Tinner
Dempul
Roda
Engsel
c. Tahapan
Tahapan dalam membuat pagar harmonika sebagai berikut:
Membaca gambar untuk mengetahui bentuk dan ukuran pagar yang
diinginkan.
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
18
19
20
Cat
Tinner
Dempul
Skrup
c. Tahapan
Tahapan dalam membuat pagar harmonika sebagai berikut:
Membaca gambar untuk mengetahui bentuk dan ukuran tralis yang
diinginkan.
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Memotong besi kotak 1 x 1 cm dan besi plat strip 2 mm x 3 cm sesuai
ukuran yang di tentukan.
Mengebor plat strip untuk tempat skrup
Melengkungkan plat yang dubutuhkan
Mengelas besi plat strip 2 mm x 3 cm untuk tralis bagian luar
Mengelas besi 1 x 1 cm untuk rigi-rigi tralis bagian dalam
Menggerinda hasil pengelasan
Mendempul bagian-bagian yang dirasa perlu
Mengampelas tralis
Mengecat tralis
d. Jenis konsumen
Konsumen tralis jendela ini adalah masyarakat umum/dinas
pemerintahan/rumah sakit/sekolah/tempat ibadah dan lain-lain.
e. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini menghasilkan tralis jendela dengan ukuran 1 x 1,8
meter warna hitam.
21
Gambar 5. Tralis
f. Kendala yang di hadapi
Selama mengerjakan tralis jendela mengalami beberapa kendala antara
lain:
Pemotongan bahan besi 4x4 cm dan 2 x 2 cm masih banya yang belum
sesuai ukuran
Proses pengelasan banyak yang tidak benar-benar siku
Indikator ampere pada mesin las sudah tidak valid
Foto pembuatan tralis:
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan kerja praktek di PT. BARATA INDONESIA (Persero),
Gresik maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1)
2)
7.2
Saran
1.
2.
23