SKENARIO 1
STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR
ELIXIR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. Skenario
Dokter Surono adalah dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu.
Dokter Surono praktek di kecamatan yang jauh dari kabupaten. Di kecamatan itu, tidak ada
praktek dokter lain. Pasien di kecamatan tersebut mengenal dokter Suron sebagai pribadi yang
ramah dan berempati kepada pasien- pasiennya, sehingga komunikasi antara dokter dan
pasien terjalin dengan baik. Pemanfaatan gadget untuk mencari hal- hal baru yang berkaitan
dengan dunia kedokteran senantiasa dilakukan. Hal ini dilakukan sejak kuliah di Fakultas
Kedokteran, beliau dilatih agar mampu belajar seumur hidup (Lifelong Learning), Self
Directed Learning, belajar berdasar masalah (Problem-based Learning) sehingga saat ini
beliau lebih mandiri dalam menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi perubahan
pola penyakitdan pelayanan kesehatan. Selain itu, dokter Surono masih mengandalkan
pengetahuan yang didapat semasa kuliah dan berdasarkan pengalaman praktek selama ini.
Dalam praktik kedokterannya, beliau selalu mendasarkan diagnosis dan terapi berdasarkan
bukti (Evidence-based Medicine).
B. Klarifikasi Istilah
1. Empati
2. Komunikasi
Cara mendapatkan sebuah informasi baik secara verbal yakni lisan dan non
lisan, maupun secara non verbal yakni dengan Bahasa tubuh dan isyarat
3. Lifelong learning
Gaya belajar seseorang yang hingga akhir hayatnya selalu mencari tahu
informasi informasi terkini dan tidak pernah berhenti untuk belajar
Menurut John Devey, pendidikan itu menyatu dengan hidup, oleh karena itu
pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak
pernah berakhir
Proses pembelajaran yang menitikberatkan pada pelajar atau murid itu sendiri
sehingga model pembelajaran ini tidak terpusat atau terpaku pada instruksi
guru atau pembimbing tetapi berpusat pada inisiatif dan kemandirian seorang
siswa
Sebuah metode belajar berdasarkan masalah, kasus, atau scenario yang kita
dapat lalu kita mencari masalah dan memecahkan serta memberi solusi
terhadap masalahh itu, dengan begitu gaya pembelajaran ini akan
meningkatkan cara berpikir untuk lebih kritis
6. Diagnosis
Diagnosis yang didasarkan pada formulasi kesehatan dan bukti ilmiah yang
ada serta evaluasi data, EBM itu sendiri bertujuan dalam proses pengambilan
keputusan diagnosis klinik yang berlandaskan penelitian, pemahaman klinis,
keputusan pasien, dan pemahaman informasi kedokteran
C. Komunikasi
a. Definisi komunikasi kesehatan
Manfaat komunikasi :
Mengurangi ketidakpastian
Memperoleh informasi
Menguatkan keyakinan
Mengungkapkan perasaan
d. Jenis komunikasi
-
Penggunaan bahasa
Mempertimbangkan pendidikan pasien , pengalaman, dan kemahiran
berbahasa. Diperlukan kejelasan, keringkasan, dan kesederhanaan.
Kecepatan (Pause)
Memberikan kesempatan kepada komunikator untuk berpikir jernih.
Komunikasi nonverbal :
Komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan ataupun tulisan tetapi
menggunakan
bahasa
kial
(gerak
tangan
sebagai
isyarat).Faktor-faktor
komunikasi nonverbal :
Kinesics : ekspresi muka, gesture (gerak, isyarat, sikap), dan posture (gerakan
tubuh).
Cultural artifact : hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang dengan orang lain
yang dapat menimbulkan rangsangan non verbal misalnya baju, kosmetik, dan
perhiasan.
Gaya berjalan, misal : jalan semangat berarti gembira, jalan diseret berarti
bersedih.
Penampilan fisik secara umum : misal, kulit kering tanda dehidrasi, pola nafas
cepat tanda cemas.
e. Bentuk komunikasi
Bentuk komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Komunikasi pribadi
a. Komunikasi intra pribadi : terjadi dalam diri individu (berpikir).
b. Komunikasi antar pribadi : terjadi antar dua orang atau lebih (percakapan).
2. Komunikasi antar kelompok
Komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama
dalam kelompok.
3. Komunikasi masa
Komunikasi yang disampaikan untuk khalayak banyak (komunikan yang
beragam dalam jumlah banyak) dengan menggunakan media seperti tv, surat
kabar, radio, dan lain-lain.
f. Metode komunikasi
-
Usia
Persepsi
Nilai
Latar
belakang
budaya
-
Emosi
Jenis kelamin
Pengetahuan
Lingkungan
Jarak
Citra diri
Kondisi fisik
sosial
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh
si penerima
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.
Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan
dan penerima.
Otoriter
Egosentris
Hambatan
dalam
memberikan
balikan.
Balikan
yang
diberikan
tidak
Hambatan
Psikologis.
Hambatan
psikologis
dan
sosial
kadang-kadang
Menggunakan
pendekatan
berkomunikasi
yang
berpusat
pada
penerima
Menggunakan
teknologi
secara
bijaksana
dan
bertanggungjawab
untuk
Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara, Memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan
penerima, mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media yang tepat,
meningkatkan keterampilan berkomunikasi
D. Adult Learning
A. Pengertian
Adult Learning adalah cara berfikir yang lebih terarah pada bentuk pemecahan
masalah melalui pengarahan diri sendiri untuk di jadikan sebagai guru bagi dirinya
sendiri.Ketika kita menerapkan sistem adult learning maka cara belajar kita tidak
lagi seperti anak kecil yang hanya menerima informasi secara rendah mentah tetapi
dengan adult learning ini kita diharuskan untuk dapat menggali secara dalam,segala
sesuatu
yang
berkaitan
dengan
informasi
yang
kita
dapat
dan
mempertanggungjawabkan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dasar
2. Mahasiswa dapat mandiri dan bisa berpikir dewasa
3. Mahasiswa lebih dapat berpikir kritis
4. Mengasah pemikiran masalah secara tepat dan kritis
5. Membentuk dokter yang kompeten sesuai Standar Kompetensi Dokter
C. Ciri-ciri
1. Subjek didik selalu bertanya
2. Subjek didik mencari jawaban sendiri
3. Subjek didik bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya
4. Subjek didik termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana
belajar akan memberikan kepuasan
5. Orientasi subjek didik berpusat pada kehidupan,sehingga unit pembelajar
sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter
6. Pembelajaran adalah analisa pengalaman (experential learning)
7. Memiliki rasa takut gagal dalam konteks pembelajaran
8. Open minded
9. Rendah hati, skeptis
2. fungsi
E.
SPICES
A. Pengertian
SPICES : Student Center Learning, Problem Based Learning, Integrated, Community
based, Elective, Systematic
Berikut merupakan penjelasan dari strategi SPICES:
a. Student-Centered
-
b. Problem-based learning
-
c. Integrated Curriculum
- Mampu menghubungkan dan mengintegrasikan ilmu yang diperoleh.
- Mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan kemampuan memecahkan masalah.
- Tidak menggunakan disiplin ilmu secara terpaket.
- Membentuk pendekatan yang holistic dan interdisiplin dalam menyelesaikan
masalah.
d. Community-based
- Orientasi pendidikan ditujukan kepada kebutuhan masyarakat.
- Mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar di fasilitas kesehatan
masyarakat, seperti puskesmas.
- Mahasiswa menjadi lebih terpajan pada masalah kesehatan masyarakat.
e. Elective
- Terdapat modul pilihan yang dapat diambil sesuai kemauan mahasiswa.
- Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan di bidang tertentu.
- Sistem elektif memberi tanggung jawab kepada mahasiswa atas apa yang
dipelajari dan memfasilitasi pilihan karirnya.
f. Systematic
- Mahasiswa menguasai ilmu secara sistematis berurutan, tidak lompatlompat.
- Diharapkan mahasiswa dapat mendapat pemahaman yang menyeluruh dan
dapat mencapai kompetensinya.
- Paparan terhadap berbagai masalah kesehatan menignkatkan kesadaran
betapa pentingnya kompetensi yang harus dicapai.
B. Fungsi
2. Mahasiswa aktif, kritis dan kreatif
3. Berfikir tajam dan luas
4. Keterampilan sosial di lingkungan
5. Belajar sesuai bakat dan minat
6. Pembelajaran tertib dan efektif
7. Memiliki prinsip yang kuat dalam hidup
8. Minimalisir mal praktek
C. Kelebihan
Sejalan dengan system PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan)
D. Kekurangan
F.
diharapkan
mereka
dapat
menyusun
pengetahuannya
sendiri,
B. Sejarah PBL
Sejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920 ketika itu Celestine
Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali kekampung
halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-loup di bagian tenggara Perancis. Ia menderita
cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernafas panjang. Ia sangat ingin
mengajar kembali di SD tetapi ia tida sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai
gantinya ia menggunakan metoda lain menggantikan metoda tradisional yang biasanya
dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya
memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan. Sejarah PBL
modern dimuali pada awal tahun 1970 di Mc Master University Faculty of Health
Science di Kanada. Sejak itu PBL dipakai secara luas di banyak negara.
C. Mengapa PBL
Ada beberapa alasan mengapa PBL digunakan dalam proses pembelajaran di
perguruan tinggi yaitu :
Seorang lulusan tidak dapat menaggulangi masalah yang dihadapinya hanya dengan
menggunakan satu disiplin ilmu. Ia harus mampu menggunakan dan memadukan ilmuilmu pengetahuan yang telah dipunyai atau mencari ilmu pengetahuan yang
dibutuhkannya dalam rangka menanggulangi masalahnya.
Melalui PBL yang diawali dengan pemberian masalah pemicu kepada mahasiswadapat
menerapkan suatu model pembelajaran secara spiral (spiral learning model) dengan
memilih konsep dan prinsip yang terdapat dalam sejumlah cabang ilmu, sesuai
kebutuhan masalah. Dengan diberi sejumlah masalah pemicu, diharapkan sebagian
besar/seluruh materi cabang ilmu dicakup.
Integrasi antara berbagai konsep/prinsip/informasi cabang ilmu dapat terjadi
Kemampuan mahasiswa untuk secara terus menerus melakukan up-dating /
pengembangan pengetahuannya tercapai
Perilaku sebagai seorang life long learner dapat tercapai
Langkah-langkah PBL yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok dapat
menghasilkan sejumlah ketrampilan sebagai berikut
ketrampilan penelusuran kepustakaan
ketrampilan membaca
ketrampilan/kebiasaan membuat catatan
kemampuan kerjasama dalam kelompok
ketrampilan berkomunikasi
keterbukaan
berpikir analitik
kemandirian dan keaktifan belajar
wawasan dan keterpaduan ilmu pengetahuan
Dapat mengimbangi kecepatan informasi atau ilmu pengetahuan yang sangat cepat.
D. Tujuan
Agar dapat berpikir kritis
Memiliki keterampilan memecahkan masalah
Mendorong siswa berperan aktif, inisiatif, dan antusiasme
Memunculkan keingintahuan
Memberi pengalaman dan meningkatkan pemahaman
E. Karakteristik
Menurut Tan (Amir, 2007) karakteristik PBL adalah sebagai berikut :
Bisaanya masalah yang digunakan dalam dunia nyata yang disajikan secara
mengambang
F. Unsur-unsur
1. Integrated Learning
2. Contextual Learning
3. Constructivist Learning
Learning by doing
4. Active Learning
5. Learning Interesting
G. Metode
Problem based learning dipicu oleh masalah dan dapat diselesaikan dengan
diskusi tutorial. Idealnya diskusi tutorial ini dilakukan 9 orang. Diskusi tutorial
dilakukan dengan tujuh tahapan/ seven jumps yang terdiri dari :
1. Mengklarifikasi istilah/konsep
2. Menetapkan permasalahan
3. Menganalisis masalah
4. Menarik kesimpulan langkah (3)
5. Menentukan tujuan belajar
6. Belajar mandiri
7. Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada
Belajar berkelompok
Melakukan presentasi
H. Langkah-langkah PBL
Setelah mahasiswa menerima skenarion/masalah pemicu, masing-masing mahasiswa
perlu membaca dengan cermat seluruh masalah pemicu. Setelah selesai, selanjutnya
dalam kelompok (yang sudah disusun oleh pengelola) melakukan langkah implementasi
PBL yang terdiri atas 12 langkah (Brenda)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I. Fase
Pengajuan masalah
Apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui dari masalah
Alternatif pemecahan
Laporan hasil
Pengembangan materi
J. Cara Beradaptasi
K. Kelebihan PBL
PBL memberikan aneka keuntungan sebagai berikut (Halonen, 2010):
1. Kemampuan retensi dan pemanggilan kembali (recall) pengetahuan lebih besar
2. Mengembangkan keterampilan interdisipliner:
Mengakses dan menggunakan informasi dari aneka domain subjek
Mengintegrasikan pengetahuan dengan lebih baik
Mengintegrasikan belajar di kelas dan lapangan
3. Mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup:
Cara meneliti
Cara berkomuniasi dalam kelompok
L. Kelemahan PBL
Kerugian PBL sebagai berikut (Halonen, 2010):
1. Membutuhkan perencanaan dan sumberdaya yang sangat besar:
Pembuatan skenario, meliputi masalah, kasus, situasi
Penyediaan sumberdaya untuk mahasiswa, misalnya, ruang diskusi, literatur,
perpustakaan tradisional maupun e-library, narasumber, tenaga profesional di
bidangnya
2. Membutuhkan komitmen untuk menjalankan PBL, dan kesediaan dosen untuk
menghargai pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperoleh
mahasiswa selama proses pembelajaran
3. Memerlukan perubahan paradigma:
Pergeseran dari fokus dari apa yang diajarkan dosen (teacher-centered)
menjadi apa yang dipelajari mahasiswa (student-centered)
Perubahan pandangan dosen sebagai pakar yang berperan sebagai bank
pengetahuan melalui kuliah dan peragaan di kelas, menjadi dosen sebagai
fasilitator atau tutor pembelajaran
Dalam PBL, terdapat sebuah metode belajar yang dinamakan tutorial. Tutorial adalah metode
atau layanan bantuan belajar untuk mahasiswa yang bersifat akademis, di bawah bimbingan tutor
yang bertindak sebagai fasilitator. Ada tujuh langkah dalam tutorial atau dikenal dengan istilah
seven jumps :
1.
Klarifikasi istilah
2.
Tetapkan masalah
3.
Analisis masalah
4.
5.
6.
Belajar mandiri
7.
M. Fungsi tutorial
G.
Berpikir kritis
Open minded
Critical thinking
A.
Pengertian
Schafersman (1991) mengatakan berpikir kritis adalah berpikir berdasarkan
pengetahuan yang sesuai dan dapat dipercaya,atau cara cara berpikir yang
beralasan,dapat digambarkan,bertanggung jawab dan mahir.Dalam pengertian ini
seorang dikatakan berpikir kritis bila menyakan suatu hal dan mencari informasi
dengan tepat. Kemudian infrmasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan
mengelolanya secara logis,efesien,dan kreatif,sehingga dapat membuat kesimpulan
yang dapat diterima akal.
pendapat,
membuat
perbandingan,
menarik
kesimpulan,
Tujuan
1) arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja
2) menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat
3) mandiri
4) dapat memenuhi Standar Kompetensi Dasar
5) menjadi lebih inisiatif
C.
Ciri-Ciri
Menurut Ferret (1996) seseorang dapat menjadi pemikir kritis bila memiliki
karakteristik berikut:
1) Menanyakan sesuatu yang berhubungan
2) Menilai pernyataan dan argumen
3) Dpat memperbaiki kekeliriuan pemahaman atau informasi
4) Memiliki rasa ingin tahu
5) Tertarik untuk mencari solusi baru
6) Dapat menjelaskan sebuah kriteria untuk menganalisis pendapat
7) Mencari bukti
8) Menguji masalah secara terbuka
9) Dapat menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan
10) Mencari bukti ilmiah untuk mendukung asumsi dan keyakinan
11) Menguji kepercayaan,asumsi,dan pendapat dan membandingkannya dengan bukti
yang ada\
12) Mengetahui bahwa berpikir kritis adalah proses sepanjang hayat dari instropeksi
diri
D.
E.
Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi
dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif,
sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan
menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan
untuk memecahkan masalah.
Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan
sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life)
F.
Menghafal
untuk
masalah
Berpikir Kritis Mengkritik
Berpikir kritis
Mengkritik
A.
B.
Teacher Centered
Dosen cenderung terus menuntun dan mengarahkan apa saja yang harus dilakukan
dan dipelajari para mahasiswa.
Rasa percaya diri dalam diri mahasiswa kurang tumbuh secara optimal.
Mental para mahasiswa untuk lebih inovatif dan bersikap mandiri menjadi
terhambat.
C.
dengan
kurikulum
konvensional,
dimana
paradigma
baru
ini
mengintegrasikan materi akademik dan profesi. Selain itu, pada paradigma baru ini,
peran teknologi informasi juga ditingkatkan.
D.
Penyebab
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang terus berkembang dengan temuantemuan baru serta perkembangan teknologi informasi harus diimbangi oleh para calon
dokter maupun dokter yang sudah lulus. Kondisi ini diharapkan agar para profesional
dokter mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis (Sumber:
Buku Pedoman Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Jember Tahun Akademik
2014/2015)
E.
Student centered.
Praktek atau skill lab diberi sejak awal (early clinical exposure)
F.
Tujuan
Dengan menguasai teknik belajar menurut paradigma baru pendidikan kedokteran,
mahasiswa diharapkan nantinya mampu belajar sepanjang hayat dan juga menguasai
teknikberkomunikasi, mulai dari komunikasi interpersonal sampai dengan melakukan
komunikasi dengan berbagai pihak (paramedis, dokter dan petugas kesehatan dan
nonkesehatan lainnya) baik secara verbal atau nonverbal maupun menggunakan
teknologi informasi. (Sumber: Pengantar Pendidikan Kedokteran Universitas Andalas)
Perbedaan :
SPICES
TRADITIONAL
Student centered
Teacher centered
Problem based
Pengumpulan informasi
Integrated
Disiplin pengetahuan
Community based
Hospital based
Elective
Program standar
Systematic
Problem Based
yangdipaparkan
Community Based : kasus yang diberikan adalah kasus yang terjadi pada
masyarakat
Elective
kebutuhan mahasiswa
I. KBK
A. Definisi
Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standart performansi tertentu
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu tersebut.
B. Ciri-ciri
Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga seluruh sumber belajar yang
memenuhi edukasi
Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya atau pencapaian
suatu kompetensi
C. Tujuan KBK
1.
2.
3.
4.
J. SKDI
A. Pengertian
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal
kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan
primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada
tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji
kompetensi dokter yang bersifat nasional.
Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang
diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer. Setiap area
kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area
kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih
lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Standar
Kompetensi Dokter Indonesia ini dilengkapi dengan Daftar Pokok Bahasan, Daftar
Masalah, Daftar Penyakit, dan Daftar Keterampilan Klinis. Fungsi utama keempat
daftar tersebut sebagai acuan bagi institusi pendidikan kedokteran dalam
mengembangkan kurikulum institusional.
a. Daftar Penyakit, berisikan nama penyakit yang merupakan diagnosis banding dari
masalah yang dijumpai pada Daftar Masalah. Daftar Penyakit ini memberikan
arah bagi institusi pendidikan kedokteran untuk mengidentifikasikan isi
kurikulum. Pada setiap penyakit telah ditentukan tingkat kemampuan yang
diharapkan, sehingga memudahkan bagi institusi pendidikan kedokteran untuk
menentukan kedalaman dan keluasan dari isi kurikulum.
b. Daftar Keterampilan Klinis, berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai
oleh dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah
ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi
pendidikan kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran
keterampilan klinis.
1. KOMUNIKASI EFEKTIF; mampu menggali dan bertukar informasi secara
verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega, dan profesi lain.
2. KETERAMPILAN KLINIS; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi
masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN; mengidentifikasi,
menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah
menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang
optimum.
4. PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN : mengelola masalah kesehatan
individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik,
bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan
primer.
5. PENGELOLAAN INFORMASI : mengakses, mengelola, menilai secara kritis
kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan
masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di
tingkat primer.
6. MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI : melakukan praktik
kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya;
Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah, sebagai tindak
lanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter.
2.
3.
4.
Perubahan urutan pada tujuah area kompetensi. Profesionalitas yang luhur menjadi
area kompetensi pertama. Diikuti secara berurutan oleh mawas diri dan
pengembangan diri, komunikasi efektif, pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu
kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. (KKI,2012)
Sistem informasi digunakan untuk mencatat rekaman medis pasien secara elektronis.
2.
Untuk mencari informasi tentang seseorang pasien, pengunjung dapat berinteraksi secara
langsung dengan terminal yang disediakan untuk keperluan itu. Dengan mengetikkan
sepenggal nama, system informasi akan segera menyajikan informasi tentang pasien yang
memenuhi criteria pencarian.
3.
4.
Mycin merupakan contoh system pakar yang digunakan untuk membantu juru medis
mendiagnosis penyakit darah yang cepat menular dan kemudian dapat memberikan saran
berupa penggunaan antibiotic yang sesuai. (system pakar adalah perangkat lunak yang
ditujukan untuk meniru keahlian seseorang dalam bidang tertentu).
5.
Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui
riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru
medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
6.
Penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam
tubuh pasien.
7.
Dalam bidang jasa pelayanan kesehatan teknologi informasi berguna untuk memberikan
pelayanan secara terpadu dari pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang
bisa dilihat melalui internet.
8.
9.
Teknologi nirkabel. Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah
dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon
Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang
memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing
station. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke
dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. 10. Melalui jaringan nir kabel,
dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
Penelusuran Informasi Digital: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media
digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog), Search
Engine (di Internet),
Kunci Telusur yakni merupakan karakteristik informasi atau dokumen yang dapat
digunakan untuk keperluan telusur dan pemilihan dokumen / informasi. Sebagai contoh
adalah data atau informasi kebutuhan yang diberikan oleh pemakai seperti subyek, nama
penulis, judul, tahun terbit, geografis, dan sebagainya.
2.
3.
Alat Telusur, yakni merupakan alat yang digunakan sebagai sarana untuk proses
penelusuran informasi / dokumen.
Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah membawa orang untuk
menembus batasan-batasan yang semula ada pada teknik penelusuran informasi secara manual
/ konvensional. Melalui OPAC, Search Engine, Database Online dan fasilitas lainnya pemakai
perpustakaan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki, dengan jenis dan
macam yang cakupannya lebih luas lagi.
Langkah-langkah Penelusuran informasi:
1. Mengetahui kebutuhan Informasi
a. Topik apa yang akan dicari?
b. Aspek apa saja yang berkaitan dengan topik itu?
c. Kata kunci apa saja yang digunakan?
Kata Kunci dapat ditentukan oleh sendiri atau berdasarkan sumber-sumber rujukan
sepertikamus, ensiklopedi, katalog perpustakaan, skripsi/tesis/disertasi/laporan penelitian,
dansebagainya.
2. Mengindentifikasi alat penelusuran yang tepat.
Dalam melakukan penelusuran informasi elektronik ada beberapa alat penelusuran
yang digunakan seperti:
a. google.com : browser ini memiliki jangkauan yang sangat luas dan detil
b. scholar.google.com : menyediakan pencarian literatur ilmiah dari berbagai sumber dan
disiplin ilmu, termasuk di dalamnya adalah tesis, buku, abstrak dan artikel.
c. Database online semi tertutup, seperti
http://garuda.kemdiknas.go.id/
Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah dan umum
karya bangsa Indonesia, yang memungkinkan akses e-journal dan e-book domestik,
tugas akhir mahasiswa, laporan penelitian, serta karya umum. Portal ini dikembangkan
oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti - Kemdiknas RI.
Kontributor: ITB, IPB, BINUS, USU, UI, UNRI, UGM, UK Petra Surabaya, Unika
Atma Jaya,UNAIR, UPI, UT, Univ. Brawijaya, ITS, Univ.Komputer, Bandung,
UNDIP, Univ. Negri Malang,Univ. Muhammadiyah Malang, Univ. Udayana,
UniversitasNegri Medan, Unika. Soegjapranata,Unika. Sanata Dharma, Univ. Al
Azhar Indonesia, Univ. Muhammadiyah Surakarta
membantu
proses
pengambilan
keputusan
klinik,
baik
tugas
profesinya
sesuai
kaidah
etika
ilmu
kedokteran
1.
Pasien
2.
Pertanyaan
3.
Sumber
4.
Evaluasi
5.
Pasien
6.
Evaluasi
F. Manfaat
i. Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, dokter tidak khawatir
terhadap tuntutan malpraktek, karena telah menjalankan tugas profesinya sesuai
kaidah etika ilmu kedokteran yang berbasis ilmiah, valid, dan reliabel. (Pandhita,
2007)
Kelebihan :
1. Terapi dan diagnosis yang benar dapat memberi keuntungan untuk pasien
2. Menerapkan system long life learning, sehingga pengetahuan seorang dokter
dapat berkembang terus
ii.
Kekurangan :
1. jika kita sudah melakukan evidence based medicine dan pengobatan yang kita
tentukan sudah benar namun terdapat kendala dari pasien seperti dana pasien
yang kurang merupakan suatu kebingungan kita jika memakai evidence based.
2. Apabila terdapat orang yang merasa dengan bertambahnya pengalaman klinik
seseorang maka kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan
bentuk terapi (clinical judgement) juga meningkat. Namun pada saat yang
bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi yang dapat
diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya mengandalkan pengalaman, yang
sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah) menurun secara
signifikan.
H. Pengaplikasian
i.
Menggunakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi
yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical
expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).(
Sackett et al, 2001)
ii.
Langkah langkah
Indonesia)
I. Hambatan
Dalam melaksanakan EBM, tentunya ada hambatan-hambatan yang mungkin
terjadi, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
A. Definisi Pesan
Berdasarkan KBBI
Pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, atau amanat yg disampaikan lewat orang
lain.
Berdasarkan Buku Pengantar Ilmu Komunikasi
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat
atau propaganda.
Berdasarkan Cangara, 2006 : 23
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim
dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah
lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak gerik, bahas lisan, dan bahasa
tulisan
Kesimpulan inti
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,
yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses
komunikasi yang terjalin.
B. Jenis-Jenis Pesan
Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni :
1.
Pesan verbal
Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata,
dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.
2.
Pesan non-verbal.
Pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan
kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada
pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli
yang timbul.
2.
Proses penyandian (encoding), yaitu usaha mengubah pesan yang abstrak menjadi
konkret, berupa proses pembentukan dan pemilihan lambang komunikasi yang sesuai
dengan pesan yang ingin di sampaikan,
3.
4.
5.
6.
7.
D. Gangguan Pesan
Sesuai 7 tahapan proses komunikasi, maka didapatkan 7 titik gangguan pesan adalah :
1.
Interpreter
2.
Encoder
3.
Transmitter
4.
Saluran
5.
Receiver
6.
Decoder
7.
Interpreter
Gangguan teknis
Gangguan yang terjadi selama proses perjalanan pesan dari komunikator ke
komunikannya, yakni mulai proses pengiriman (transmit) hingga proses penerimaan
(receive). Artinya, gangguan terjadi pada saluran/media komunikasi.
2.
Gangguan semantic
Gangguan yang disebabkan oleh adanya perbedaan makna yang dipahami oleh
sumber dan penerima. Biasa terjadi pada istilah-istilah jargon atau rumit
Sedangkan, faktor-faktor lain penghambat pesan dapat dikelompokkan ke dalam
empat masalah utama, yaitu sebagai berikut :
1.
pesan, maka proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang pada
akhirnya akan membawa kegagalan yang akan berkelanjutan atau terus menerus.
2.
3.
4.
yang
Contoh : thypoid dahulu dapat perforasi pada orang dewasa sekarang juga bisa pada
anak-anak.
B. Pola yang berubah, meliputi :
1. Bentuk penularan, sebagai contoh TBC pada seseorang yang menderita HIV
2. Keparahan penyakit
3. Attack rate suatu penyakit
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
Host (tuan rumah, pejamu) adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, yang
menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit.
Agent adalah suatu unsur (organisma hidup atau kuman infektif) yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Pada penyakit tertentu dapat single kausa
(infeksi) dan multi kausa (non infeksi).
Environment (lingkungan) adalah semua faktor luar dari suatu individu. Dapat
berupa lingkungan fisik (geologi, iklim, geografik), biologis (kepadatan
penduduk, flora, fauna), sosial (migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, bencana
alam,dll).
P. Membedakan empati dan simpati
Empati berbeda dengan simpati. Dimana dari sisi emosional, empati menunjukkan wujud ikut
merasakan namun dengan diikuti tindakan nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa empati
merupakan emosi yang positif karena dapat direalisasikan. Sedangkan untuk tingkat perhatian,
tidak ada perbedaan yang mendasar antara simpati dan empati. Karena perwujudan dari
kepedulian tersebut dapat dipertanggungjawabkan, serta lebih bersifat obyektif karena bersifat
universal, artinya tidak hanya pada sekelompok orang, maka sikap empati menunjukkan tingkat
kepedulian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan simpati. Pada sifat empati, bentuk
tindakan yang diberikan juga dapat dirasakan dalam waktu yang relatif lama dan memberikan
efek yang lebih banyak, berbeda dengan simpati yang hanya dapat dirasakan si penerima bantuan
sebentar saja.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari tabel berikut :
Pembanding
Empati
Simpati
Obyektifitas
Subyektifitas
Tingkat perhatian
Tingkat kepedulian
++++
++
Emosi
Tindakan
(jangka panjang)
(jangka pendek)
Menurut Supranto (2001), ada 5 level dalam penerapan empati, terutama dalam
profesi dokter yakni dari level 0 sampai 5 seperti diuraikan berikut ini:
Level 0 =
menyetujui pendapat pasien seperti ya, lebih baik operasi saja sekarang!
Level 1 = Dokter mengenali sudut pandang pasien sambil lalu. Aha, tapi
dokter mengerjakan hal lain: seperti menulis, menyiapkan alat alat dan lain lain.
Level 2 = Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit (basa basi).
Pasien berkata, Pusing saya ini membuat sulit bekerja. Lalu dokter menanggapi,
Ya. Bagaimana bisnis anda saat ini?
Level 5 = Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan berkata, Ya, saya
mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan kalian berdua. Beberapa pasien pernah
mengalami aborsi spontan, kemudian saat kehamilan berikutnya mereka sangat
sangat khawatir.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa PBB (Inggris, Perancis, Spanyol, Arab,
Cina).Mayoritas jurnal internasional diterbitkan dalam bahasa Inggris. Untuk memperbesar
peluang diterbitkannya manuskrip kita, aksen bahasa Inggris pada jurnal komunitas
tertentu terkadang menentukan (contoh: American english atau British english). Pastikan
kita benar-benar tahu ketentuan aksen yang disepakati oleh pengelola jurnal target sebelum
kita mengirimkan manuskrip kita.
b.
Pengelolaan naskah sedemikian rupa sehingga naskah yang diterima cepat terbit (rapid
review) dan ada keteraturan terbit
c.
Jurnal berkualitas (prestige), bisa dilihat dari daftar penelaah naskahnya dan Editorial
Board-nya yaitu pakar di bidangnya dalam dan luar negeri.Jurnal yang baik adalah jurnal
yang menyediakan layanan penilaian sejawat untuk semua manuskrip yang masuk di meja
editor. Penilaian sejawat menjadi kata kunci untuk menentukan kelayakan sebuah jurnal
ilmiah sebagai tempat diseminasi hasil penelitian. Di era internet ini, sangat banyak jurnal
palsu yang meniadakan proses penilaian sejawat sekedar untuk mengeruk uang dari para
peneliti melalui biaya publikasi yang tinggi.
d.
e.
Menjadi acuan bagi banyak peneliti (citation). Citation Awareness menunjukkan kita
peduli terhadap komunitas ilmiah yang menaungi jurnal tersebut. Dengan melakukan sitasi,
kita menunjukkan kepada komunitas bahwa kita mengikuti perkembangan riset yang
dipublikasikan pada jurnal tersebut. Memilih sitasi yang baik, tentu juga harus kita
pertimbangkan. Biasanya, sebuah jurnal mensyaratkan umur paper referensi tidak lebih
dari 2 tahun. Misal, kita ingin memasukkan paper tahun 2014. Referensi yang kita
masukkan sebaiknya berasal dari paper yang terbit tahun 2012 atau 2013.
f.
Tercantum dalam Current Content dan sejenisnya (di PDII ada juga majalah abstrak yang
disebut Fokus, tapi berbahasa Indonesia).
g.
Artikel yang dimuat berkualitas, bisa dilihat dari kemutakhiran topik dan daftar acuannya.
h.
i.
j.
Menawarkan off-prints/reprints.
k.
l.
m.
Bukan jurnal Jurusan, Fakultas, Universitas atau Lembaga yang mencerminkan derajat
kelokalan. Seyogyanya diterbitkan oleh himpunan profesi.
n.
o.
Artikel yang dominan (kalau bisa > 80%), berupa artikel orisinil (hasil penelitian), bukan
sekadar review atau ulasan.
p.
q.
r.
s.
Mempertimbangkan Impact Factor. Impact factor (IF) adalah salah satu ukuran yang
menunjukkan rerata sitasi ke artikel-artikel yang dipublikasikan oleh sebuah jurnal ilmiah
dalam rentang waktu tertentu (misalnya: IF dalam waktu 2 tahun, atau IF dalam waktu 5
tahun). IF sering menjadi tolok ukur peneliti untuk memilih jurnal target dengan
mempertimbangkan kemungkinan tersitasi-nya artikel. Semakin tinggi IF, peluang sitasi ke
sebuah artikel terpublikasi di jurnal target semakin besar.
t.
Terdapat definisi operasional. Definisi Operasional adalah penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar
peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang
sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau
operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang
ditelitinya.
u.
Memiliki desain yang bagus. Dengan adanya desain yang bagus dapatmembantu menyinari
isi dari suatu jurnal tersebut.
v.
w.
x.
a.
b.
c.
Temuan utama
d.
Mengikuti sistematika artikel yang ada yaitu AIMRaD (Abstrak,pendahuluan, bahan dan
metode, hasil dan pembahasan).