Peleburan
Peleburan
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGGABUNGAN/PELEBURAN
PERUSAHAAN (MERGER)
Bank adalah suatu lembaga keuangan dan sebuah bisnis yang sangat ketat
pengaturannya, hal tersebut karena sifat dasarnya sebagai lembaga kepercayaan
dengan tugas pokok menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat/pengusaha yang memerlukannya.
Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan mengembalikan lagi dana
tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit adalah keinginan yang wajar dari
bank maupun dari debitur dalam menjalankan kredit yang akan berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, yaitu pinjaman melalui kredit menjadi produktif sehingga kedua
belah pihak, baik pihak perbankan maupun pihak pengusaha yang mendapat pinjaman
dari bank masing-masing mendapat keuntungan yang diharapkan.
Tujuan penggabungan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain secara
umum dilakukan sebagai upaya untuk restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi
perusahaan tersebut biasanya diakukan untuk mencapai tujuan antara lain yaitu
memperbaiki kinerja perusahaan, mengadakan persiapan untuk menghadapi
kompetisi, memperkuat aset atau modal perusahaan, menghindari kerugian,
menghindari kehancuran dan kebangkrutan, serta menambah modal karena adanya
ketentuan yang baru.
Rabobank International Indonesia (RII) telah melakukan merger dengan Bank
Haga dan Bank Hagakita setelah membeli saham mayoritas dua bank tersebut dari
Grup Djarum tahun 2006. Bank Haga dan Bank Hagakita akan melebur ke Rabobank
International Indonesia (RII) sebagai bank hasil penggabungan dari tiga bank. Merger
ini akan efektif per 30 Juni 2008. Sebelumnya masing-masing pihak akan melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui rencana merger itu.
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah oleh Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 dan peraturan pelaksanaannya
menggunakan istilah merger. Sementara itu undang-Undang nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU PT) menggunakan istilah
penggabungan dan peleburan. Pasal 122 ayat (1) UU PT menyatakan, bahwa
Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan atau
meleburkan diri berakhir karena hukum.
Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai bagaimana latar
belakang penggabungan perusahaan PT. Bank Haga dengan PT. Rabobank,
bagaimanakah akibat hukum terhadap penggabungan PT. Bank Haga dengan PT.
Rabobank dan bagaimanakah akibat penggabungan terhadap tenaga kerja PT. Bank
Haga ke dalam PT. Rabobank
Pada penulisan skripsi ini dapat disimpulkan bahwa latar belakang penggabungan
(merger) PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank, sesuai dengan kebijakan
kepemilikan tunggal (single presence policy) Bank Indonesia, memulai proses
penyederhanaan struktur kepemilikan yang akan mempermudah pengawasan oleh
Bank Indonesia, serta memperoleh sinergi dari merger di bidang operasional dan
komersial. Sebagai upaya optimalisasi usaha bank ke depan. Akibat hukum
penggbungan PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank adalah berakhir eksistensinya
PT. Bank Haga karena telah dilikuidasi (bubar demi hukum), sebab telah masuk ke
dalam perusahaan penerima penggabungan. Sehingga semua pemegang saham
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan............................................ 5
D. Keaslian Penulisan ............................................................... 6
E. Tinjauan Kepustakaan.......................................................... 6
F. Metode Penulisan ................................................................ 15
G. Sistematika Penulisan. ....................................................... 16
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Kata Pengantar
Puji dan syukur dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan kepada BAPA
DISURGA,TUHAN YESUS KRISTUS dengan segala kemurahannya memberi
kesehatan,kasih sayang dan kekuatan yang berlimpah kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana hukum di fakultas hukum universitas Sumatera utara
Adapun judul skripsi yang dipilih penulis adalah analisis yuridis terhadap
penggabungan/peleburan perusahaan (merger) (study pada pt.rabo bank medan)
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menemukan kendala, namun penulis
berusaha semaksimal mungkin umtuk meeyelesakannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dengan selesainya skripsi ini maka pada kesempatan ini penulis dengan tulus
ikhlas menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. DR Runtung Sitepu SH. M.Hum, selaku dekan fakultas hukum
Universitas Sumatera Utara beserta, kepada pembantu dekan I, pembantu
dekan II, pembantu dekan III
2. Bapak Prof .DR.H.TAN KAMELO SH.Ms, selaku ketua departemen hukum
perdata
selalu memberikan masukan, jalan keluar dalam setiap masalah, dan selalu
menerima segala kekurangan penulis, penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
3. Ibu Puspa Melati SH. M.Hum, selaku dosen pembimbing II. Atas sagala
dukungan, perhatian, masukan, saran, waktu, serta kesabarannya kepada
penulis selama ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
4. Ibu Aflah SH. M.Hum, selaku dosen wali penulis,terimakasih buat bimbingan
yang selama ini telah diberikan kepada penulis
5. Bapak DR Mirza Nasution SH. M.Hum, selaku dosen dan penulis anggap
sebagai abang, panutan, motivator, sekaligus pemacu kemajuan penulis yang
selama ini banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran,dan pengalaman yang
sangat bermanfaat bagi penulis, penulis ucapkan terima kasih.
6. Bapak/Ibu dosen (staff pengajar) khususnya Bapak/Ibu dosen yang berada di
departemen hukum keperdataan yang telah mendidik, menatar, memberikan
pelayanan, pengayoman dengan sangat baik selama masa perkuliahan (terima
kasih penulis ucapkan atas ilmu yang telah disumbangkan kepada penulis)
7. Buat Bapak/Ibu, abang/kakak. Pegawai,Staff, dan jajaran fakultas hukum
Universitas Sumatera Utara yang selama ini membantu penulis dalam hal
administrasi. Penulis ucapkan terima kasih.
Dalam meneyelesaiakan skripsi ini,penulis juga mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Teristimewa untuk orang tua penulis yang tercinta : papah Alm.
LETKOL.INF.EDISON
PANGGABEAN
dan
yang
tercinta
mamah
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Ketiga
sangat
besar
kepada
keluarga
besar
LETKOL.INF.EDISON
abang
MICHAEL
PASARIBU.SH.Mkn,yang
telah
memberikan
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
7. Buat adik,teman keseharian penulis ; Restu Soegondo Prasetyo, Fery, dan buat
rekan-rekan team futsal yang tidak bisa disebutkan satu persatu.(terimakasih
karna kalian telah memaklumi kesibukan penulis dimana penulis
jarang
Medan,
Maret 2009
Hormat Saya,
Penulis
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah suatu lembaga keuangan dan sebuah bisnis yang sangat ketat
pengaturannya, hal tersebut karena sifat dasarnya sebagai lembaga kepercayaan
dengan tugas pokok menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat/pengusaha yang memerlukannya.
Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan mengembalikan lagi dana
tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit adalah keinginan yang wajar dari
bank maupun dari debitur dalam menjalankan kredit yang akan berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, yaitu pinjaman melalui kredit menjadi produktif sehingga kedua
belah pihak, baik pihak perbankan maupun pihak pengusaha yang mendapat pinjaman
dari bank masing-masing mendapat keuntungan yang diharapkan.
Mengingat peranan bank, maka dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional tidak berlebihan apabila sistem perbankan ditempatkan pada posisi yang
sangat strategis dalam pelaksanaan kegiatan di bidang moneter tersebut 1 , sedangkan
pemerintah hanya melakukan pembinaan dan pengawasan yang ketat. Kesemuanya ini
didasarkan pada landasan pemikiran agar bank mampu berfungsi secara efisien, sehat,
wajar, serta mampu melindungi secara baik dana yang dititipkan oleh masyarakat
Pengaturan mengenai batas maksimum pemberian kredit (BMPK) serta manajemen risiko
diatur dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Dari segi ekonomi dikenal beberapa macam penggabungan, badan usaha yaitu :
a. Merger Horizontal (Horizontal Merger), yaitu yang bergabung bergerak dalam
usaha
yang sejenis atau tadinya bersaing dan perusahaan tersebut sebagian
besar mempunyai pasar pembelian dan penjualan yang sama. Tujuan utamanya,
yaitu untuk mewujudkan efisiensi dalam produksi, promosi dan memasuki pasar
yang sudah mapan, misalnya penggabungan bank BUMN atau bank swasta.
b. Merger Vertikal (Vertical Merger), yaitu penggabungan dua perusahaan dimana
salah satu diantaranya sebelumnya merupakan langganan atau pemakai produk
yang dihasilkan oleh pihak lain. Tujuannya yaitu menghilangkan kemungkinan
perusahaan bekas langganan memperoleh suplai produk serupa dari pemasok lain
dan karenanya dapat mempengaruhi tingkat persaingan (umumnya terjadi pada
sektor distribusi, penggabungan usaha penjual dan dengan produsen ban (pabrik)
dan merger perkebunan karet dengan produksi ban pabrik.
c. Merger Konglomerat (Conglomerate Merger), yaitu penggabungan beberapa
perusahaan yang sebenarnya tidak bergerak dalam bidang usaha yang sama
(bukan saingan). Tetapi berkaitan satu sama lain sebagai pemasok dan pemakai
suatu barang atau jasa tertentu. Tujuannya yaitu untuk memperkecil risiko karena
keharusan diverifikasi dan memperkecil ketergantungan perusahaan terhadap satu
atau beberapa bidang produksi saja. Misalnya perusahaan perhotelan, atau bank
dan toko/swalayan, melakukan merger. 3
Merger dan akuisisi perusahaan perbankan kembali terjadi di Indonesia pada
akhir-akhir ini. Sukses merger dari bank papan atas seperti Bank Mandiri, Bank
Danamon dan Bank Permata telah merangsang bank-bank pada papan menengah
seperti Bank Haga dan Bank Hagakita untuk bergabung dengan pihak bank asing
Rabobank International Indonesia (RII).
Rabobank International Indonesia (RII) telah melakukan merger dengan Bank
Haga dan Bank Hagakita setelah membeli saham mayoritas dua bank tersebut dari
Grup Djarum tahun 2006. Bank Haga dan Bank Hagakita akan melebur ke Rabobank
International Indonesia (RII) sebagai bank hasil penggabungan dari tiga bank. Merger
ini akan efektif per 30 Juni 2008. Sebelumnya masing-masing pihak akan melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui rencana merger itu.
Sukanto Reksodiprojodjo, Pengelolaan Merger Dan Akuisis, Aspek Target, Makalah Seminar
IKANED-IBII, 5 Januari 1992, hlm 6.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
B. Perumusan Masalah
Permasalahan adalah merupakan suatu persoalan yang harus dipecahkan. Dengan
adanya rumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup
penelitian sehingga tidak mengarah pada pembahasan hal yang diluar permasalahan.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana latar belakang penggabungan perusahaan PT. Bank Haga dengan PT.
Rabobank.
2. Bagaimanakah akibat hukum terhadap penggabungan PT. Bank Haga dengan PT.
Rabobank.
3. Bagaimanakah akibat penggabungan terhadap tenaga kerja PT. Bank Haga ke
dalam PT. Rabobank
Bank
Haga
&
Hagakita,
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
2. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap penggabungan tersebut antara PT. Bank
Haga dengan PT. Rabobank.
3. Untuk mengetahui akibat penggabungan tersebut terhadap tenaga kerja PT. Bank
Haga ke dalam PT. Rabobank.
Manfaat dari hasil penulisan skripsi ini dapat dilihat secara teoritis dan secara
praktis, yaitu :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini akan menguatkan teori bahwa suatu norma hukum wajib
ditaati karena norma hukum itu akan menjadi bermanfaat apabila benar-benar
diterapkan atau dilaksanakan, khususnya dalam hal ini adalah hukum perusahaan
dalam kaitannya dengan penggabungan perusahaan (merger).
2. Secara praktis
Hasil penulisan skripsi ini dapat menjadi masukan secara umum bagi perusahaanperusahaan yang akan melakukan penggabungan dan peleburan dengan dapat
memperhatikan tujuan utama dari penggabungan dan peleburan dari perusahaan
tersebut dan juga pelaksanaan penyelesaian status karyawan perusahaan yang
digabungkan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
D. Keaslian Penulisan
Penulisan yang berkenaan dengan topik dan permasalahan yang penulis tulis masih
bersifat aktual. Penulisan ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran-pemikiran, dan
usaha penulis sendiri dengan bantuan buku-buku penunjang, undang-undang, jurnal
untuk penyusunan skripsi tanpa ada penipuan, penjiplakan yang dapat merugikan
pihak-pihak tertentu. Untuk itu penulis bertanggung jawab atas keaslian penulisan
skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam usaha mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional, terutama disektor
non migas, beberapa kebijaksanaan telah dikeluarkan oleh pemerintah sebagai
langkah terobosan, yaitu dengan jalan mengeluarkan deregulasi diberbagai bidang.
Salah satu dari kebijaksanaan dalam deregulasi tersebut adalah di sektor
perbankan. Adanya kebijaksanaan tersebut memang telah mendorong kemajuan di
sektor lain, sehingga sejak dikeluarkannya deregulasi perbankan tahun 1983 tampak
lebih mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing
untuk melakukannya. Keinginan untuk meningkatkan economic size maupun untuk
memperkuat daya saing perusahaan dalam menghadapi tekanan pesaing yang
demikian kuat merupakan alasan yang paling umum dalam melakukan akuisisi
maupun merger.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
yang menggabungkan diri menjadi bubar. Peleburan adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri
menjadi bubar. Masing-masing pilihan memiliki efek yang berbeda baik secara
strategis maupun keuangan bahkan dapat mempengaruhi penggabungan operasional.
Dalam menuju merger, perusahaan harus memperhatikan banyak aspek seperti
aspek operasional, organisasi, hukum, pajak, akuntansi hingga SDM. Seluruh aspekaspek tersebut dengan tuntutannya masing-masing saling mempengaruhi dan dapat
mengaburkan tujuan utama dari keiinganan untuk merger tersebut. Bahkan pada
kasus-kasus tertentu menggagalkan rencana merger tersebut.
Sebagai contoh misalnya dari sisi ketenagakerjaan. Landasan utama yang
digunakan adalah Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dalam UU ini dijelaskan bahwa perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dalam
hal adanya penggabungan/peleburan usaha apabila karyawan tersebut tidak diperlukan
lagi atau apabila karyawan tersebut tidak bersedia untuk meneruskan hubungan kerja.
Bila hal tersebut terjadi maka perusahaan harus membayar pesangon, uang jasa, ganti
rugi dengan jumlah tertentu sesuai ketentuan dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun
2003.
Dilain pihak misalnya ada karyawan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan baru
hasil merger tetapi memilih untuk berhenti. Artinya perusahaan harus memberikan
kompensasi terhadap karyawan tersebut sesuai peraturan. Tetapi karena tenaganya
sangat dibutuhkan perusahaan maka perusahaan tidak memiliki opsi lain kecuali
merekrut kembali untuk menjadi karyawan perusahaan mungkin dengan biaya yang
lebih tinggi.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
"Sekilas Mengenai Merger di Indonesia" (Investor Daily 09/06/2006 oleh Iman Setiadi),
http://inform-me-now.blogspot.com/2007/05/sekilas-mengenai-merger-di-indonesia.html,
diakses
tanggal 12 Maret 2009-03-15
5
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa
melikuidasi. Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) Surat Edaran Direksi Bank Indonesia
Nomor: 32/51/DIR tanggal 14 Mei 1999 dinyatakan : merger, konsolidasi dan akuisisi
bank dapat dilakukan atas inisiatif bank yang bersangkutan; permintaan Bank
Indonesia, atau inisiatif badan khusus.
Menurut kamus hukum, pengertian penggabungan (merger) yaitu: The fusion
absorption of one thing into another, generally spoken of a case where on the subjects
in of less dignity or importance than the other. Here the less important cease to have
an independent existence.
yang lain, suatu kasus yang secara umum dibicarakan di mana sesuatu subjek
memiliki diginitas atau kualits penghargaan (bonafidas) lebih daripada yang lain. Di
sini pihak yang kurang penting (berusaha) mengakhiri keberadaan yang independen.
Peleburan (consolidation) perseroan yaitu the combination of two or more
corporation into a newly created corporation. 7 Artinya, yaitu kombinasi dari dua atau
lebih perseroan baru yang dibentuk. Contohnya Perseroan A dan Perseroan B
bergerak untuk membentuk perseroan C.
Pengambil alihan (akuisisi) perseroan yaitu the act of becoming the owner
of certain: the act by which one acquires or procures the property in anything. 8
Artinya yaitu tindakan pengambilalihan kepemillikan kekayaan atau kepemilikan
tertentu, karena adanya suatu tindakan dari salah satu pihak untuk mendapatkan atau
memperoleh semua kekayaan dan hak-hak lainnya. Pengambilalihan terjadi jika suatu
perseroan atau seseorang, melakukan pembelian sejumlah saham yang menjadikan
6
Henry Campbell Black, Blacks Law Dictionary, (St. Paul Minnesota, 1990), hlm 988
Henry Campbell Black, Ibid, hlm 308
8
Henry Campbell Black, Ibid, hlm 24
7
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Christianto Wibisono, Merger dan Akuisisi di Indonesia, Seminar Merger dan Akuisisi,
http:///www.hukumonline.com , diakses pada tanggal 22 Januari 2009.
10
Chatamarrasjid Ais, Penerobosan Cadar Perseroan dan Soal-Soal Aktual Hukum
Perusahaan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004), hlm 106
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
lending limit serta meningkatkan batas loan to deposit ratio (LDR). Sedangkan yang
dimaksud dengan merger, konsolidasi, dan akuisisi yang imperative ialah merger,
konsolidasi, dan akuisisi yang merupakan pelaksanaan dan perintah Bank Indonesia
dalam rangka menyelamatkan bank-bank yang bermasalah, sesuai dengan Pasal 37
butir d Undang-Undang Nomr 10 Tahun 1998.
Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) Surat Edaran Direksi Bank Indonesia Nomor:
32/51/DIR tanggal 14 Mei 1999 dinyatakan:
(1)
(2)
Merger, konsolidasi dan Akuisisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
dan huruf e wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Direksi Bank Indonesia.
Izin merger atau konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) di
c.
d.
e.
f.
g.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
h.
i.
j.
dimaksud dalam ketentuan diatas, batal demi hukum dan pengusaha wajib
mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan.
F. Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, untuk mendapatkan hasil
maksimal, diupayakan pengumpulan data secara baik dan layak yang dilakukan
penulis berupa :
1.Tinjauan Kepustakaan yaitu, berupa buku bacaan yang relevan dengan penulisan
skripsi ini, dengan membaca dan mempelajari bahan buku bacaan maupun
perundang-undangan seperti Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
2. Tinjauan lapangan yaitu dengan melakuan tinjauan secara langsung terhadap
perjanjian penggabungan antara PT. Bank Haga dengan PT. Rabobank.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Di dalam Bab ini disajikan pengantar-pengantar permasalahan pokok yang
terdiri dari : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat
Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan
dan Sistematika Penulisan.
Bab
yang
ketiga
Penggabungan/Peleburan
ini
membahas
Perusahaan
mengenai
(Merger),
Pengertian
Prinsip
Dasar
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
BAB II
MERGER DI INDONESIA DARI SEGI YURIDIS
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Sejarah merger di Indonesia diawali pada akhir tahun 1950an dengan kebijakan
nasionalisasi walaupun bukan merger dalam arti yang murni. Baru kemudian pada
tahun 1970an merger sebagai cara penyatuan mulai dipraktekkan dengan keluarnya
KEPMEN Keuangan RI No Kep.614/MK/II/8/1971 tentang Pemberian Kelonggaran
Perpajakan Kepada Bank-Bank Swasta Nasional yang melakukan Penggabungan
(Merger). Peningkatan praktek merger di Indonesia belum diimbangi dengan
kemajuan hukum ekonomi terutama hukum tentang merger yang berlaku umum dan
lengkap isinya. 11
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah oleh Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 dan peraturan pelaksanaannya
menggunakan istilah merger. Sementara itu undang-Undang nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU PT) menggunakan istilah
penggabungan dan peleburan. Pasal 122 ayat (1) UU PT menyatakan, bahwa
Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan atau
meleburkan diri berakhir karena hukum.
Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, mengartikan merger
(penggabungan usaha) dengan penggabungan dari dua buah bank atau lebih dengan
cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank
lainnya dengan atau tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
Dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Pasal 122 ayat (3) huruf b
mengatakan pemegang saham Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri
karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan
atau Perseroan hasil Peleburan.
11
Sekilas Mengenai Merger di Indonesia (Investor Daily 09/06/2006 oleh Iman Setiadi),
http://inform-me-now.blogspot.com/2007/05/sekilas-mengenai-merger-di-indonesia.html, diakses
tanggal 12 Maret 2009-03-15
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
dan Akuisisi Bank, istilah yang digunakan adalah merger, dengan pengertian sebagai
berikut:
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara
tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan
bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
Penggabungan pasar modal sendiri memakai istilah penggabungan usaha,
dimana peraturan tentang penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan
public atau emiten yang termaktub dalam keputusan Bapepam Nomor Kep52/PM/1997 tanggal 26 Desember 1997 memberikan pengertian penggabungan
sebagai berikut:
Penggabungan usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri denga perseroan lain yang
telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan tentang
unsur-unsur dalam merger:
1. Adanya perbuatan hukum;
2. Adanya dua perseroan atau lebih;
3. Adanya tujuan yang sama, yaitu salah satu perseroan akan menggabungkan diri
kedalam perseroan yang menerima penggabungan; dan
4. Adanya keputusan yang sama, yaitu perseroan yang menggabungkan diri akan
bubar.
Dalam Pasal 123 ayat (1) UU PT mengatakan bahwa sebelum dilakukannya
Penggabungan dan menerima Penggabungan maka masing-masing Direksi Perseroan
harus membuat terlebih dahulu rancangan Penggabungan. Rancangan Penggabungan
tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari masing-masing Komisaris
Perseroan sebelum diajukan ke dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
masing-masing untuk mendapat persetujuan.
tersebut adalah :
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
a. nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan;
b. alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan dan
persyaratan Penggabungan;
c. tata cara dan penilaian konversi saham Perseroan yang akan menggabungkan diri
terhadap saham Perseroan yang menerima Penggabungan;
d.
rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang akan menerima
Penggabungan dan persyaratan Penggabungan;
e. laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a yang
meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan;
f. rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan;
g. neraca performa Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
h. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris,
dan karyawan perseroan yang akan melakukan Penggabungan diri;
i. cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri
terhadap pihak ketiga;
j. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Penggabungan
Perseroan;
k. nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan
bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima
Penggabungan;
l. perkiraan jangka waktu pelaksanaan penggabungan;
m. laporan mengenai keadaan, perkembangan dan hasil yang dicapai dari setiap
Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
n. kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Penggabungan dan perubahan
yang terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan;
o. rincian masalah yang mungkin timbul selama tahun buku yang sedang berjalan
yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
Munir Fuadi, Hukum Tentang Merger, (Bandung: PT Citra Aditya Bhakti, 2002), hlm. 62.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Menurut Pasal 26 UUPT perubahan anggaran dasar yang dilakukan dalam rangka
Penggabungan atau Pengambilalihan berlaku sejak:
1. persetujuan Menteri
2. kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri, atau
3. pemberitahuan perubahan anggaran dasar diterima Menteri, atau tanggal kemudian
yang ditetapkan dalam akta Penggabungan atau akta Pengambilalihan
Dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang merevisi UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992, terdapat satu pasal yang mengatur tentanga Merger,
Akuisisi dan Konsolidasi, yaitu Pasal 28, berbunyi :
(1) Merger, Konsolidasi dan Akuisisi wajib terlebih dahulu mendapat izin pimpinan
Bank Indonesia.
(2) Ketentuan mengenai merger, konsolidasi dan akuisisi ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Perundang-undangan di bidang perbankan yang menyangkut dengan merger,
khususnya merger bank adalah sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999, tanggal 7 Mei 1999, tentang Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi, PP Nomor 28 ini menetapkan bahwa suatu merger (atau
konsolidasi) bank membawa konsekuensi hukum sebagai berikut:
(i)
(ii)
Pemegang saham bank yang melakukan merger demi hukum (by the
operation of law) menjadi pemegang saham bank hasil merger.
Aktiva dan pasiva bank yang melakukan merger beralih karena hukum
kepada bank hasil merger
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
B. Bentuk Merger
Dari segi ekonomi dikenal beberapa macam penggabungan badan usaha adalah
sebagai berikut 13 :
A) Penggabungan Horizontal
Penggabungan Horizontal terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung
menjalankan fungsi produksi dan penjualan barang-barang yang sejenis. Motif
yang mendasari terbentuknya penggabungan horizontal adalah dalam rangka
mengurangi tingkat persaingan di dalam perusahaan sejenis tersebut. Keuntungan
lain yang diharapkan ialah dengan adanya skala operasi yang lebih besar akan
dapat dihemat berbagai macam biaya.
B) Penggabungan Vertikal
Apabila perusahaan-perusahaan yang semula merupakan langganan terhadap
produk (jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lain, atau sebaliknya
perusahaan lain itu adalah penyalur bahan baku baginya dan kemudian
mengadakan penggabungan perusahaan, maka penggabungan tersebut dinamakan
penggabungan vertikal. Motif penggabungan vertikal pada umumnya adalah
dalam rangka mendapatkan kepastian pemasaran hasil produksi atau kontinuitas
penyediaan bahan baku, serta bermaksud melakukan ekspansi ke hulu ke arah
sumber bahan baku atau ke hilir ke arah konsumen akhir dari perusahaan. Merger
semacam ini dilakukan oleh
beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam tingkat operasi produksi,
misalnya perusahaan-perusahaan dari kelompok-kelompok otomotif yaitu
perusahaan yang mendisain, pembuatan kerangka, mesin dan pemasaran berbeda.
Tujuan merger semacam ini umumnya adalah efisiensi biaya.
C) Penggabungan Konglomerat (Conglomerate Combination)
Penggabungan ini merupakan kombinasi dari penggabungan horizontal dan
penggabungan vertikal. Penggabungan konglomerat terbentuk apabila perusahaanperusahaan yang bergabung bukan perusahaan-perusahaan sejenis dan tidak pula
mempunyai hubungan langganan-langganan penyalur. Tujuan penggabungan
konglomerat pada umumnya adalah menggabungkan sumber-sumber ekonomi
(produksi dan pemasaran) yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan yang
bergabung. Dengan demikian mencegah kemungkinan timbulnya persaingan
diantara perusahaan-perusahaan yang bergabung.
Menurut Robert Short, proses penggabungan badan usaha ada lima jenis, yaitu 14 :
a. Pure Merger, yaitu penggabungan suatu perusahaan ke dalam perusahaan lain
yang lebih kuat, tanpa penciptaan perusahaan baru.
13
Hasan Yunus dan Harmanto, Akuntansi Keuangan Dan Lanjutan ,(Yogyakarta, BPFE,
1981), hlm 226
14
Robert Short, Business Merger, How Ang Wen To Transact Them, dikutip dari Tono
Sulistiono dkk, Merger dan Akuisisi, Antar Konsep dan Kenyataan, Manajemen dan Usahawan
Indonesia, (Nomor 2 Tahun XIX Pebruari 1990), hlm 63
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
15
Sukanto Reksohadiprojo, Pengelolaan Merger dan Akuisisi, Aspek Target, Makalah Seminar
IKANED-IBII, 5 Januari 1992, http:www.mergerbank.co.id, diakses pada tanggal 22 Januari 2009
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
BAB III
Pengertian Umum Penggabungan/Peleburan Perusahaan (Merger)
16
17
21
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
22
Zen Umar Purba, Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pengaturan Persaingan Sehat Dalam
Bisnis, Majalah Hukum Dan Pembangunan, (Tahun XXV Nomor 1 Tahun 1995, FH-UI), hlm 9
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
23
Retnowulan Sutanto, Holding Company, Merger dan lain-lain Bentuk Kerjsama Perusahaan,
Makalah Seminar IKANED-IBBI, Jakarta 1992, hlm 12-13
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
untuk mewujudkan efisiensi dalam produksi, promosi dan memasuki pasar yang
sudah mapan, misalnya penggabungan bank BUMN atau bank swasta.
B. Merger Vertikal (Vertical Merger), yaitu penggabungan dan perusahaan dimana
salah satu diantaranya sebelumnya merupakan langganan atau pemakai produk
yang dihasilkan oleh pihak yang lain. Tujuannya yaitu menghilangkan
kemungkinan perusahaan bekas langganan memperoleh suplai produk serupa dan
pemasok lain dan karenanya dapat mempengaruhi tingkat persaingan (umumnya
terjadi pada sektor distribusi), penggabungan usaha penjualan ban dengan
produsen ban (pabrik) dan merger perkebunan karet dengan produksi ban pabrik.
C. Merger Konglomerat (Conglomerate merger), yaitu penggabungan beberapa
perusahaan yang sebenarnya tidak bergerak dalam bidang usaha yang sama
(bukan saingan). Tetapi berkaitan satu sama lain sebagai pemasok dan pemakai
suatu barang atau jasa tertentu. Tujuannya yaitu untuk memperkecil resiko karena
keharusan diversifikasi dan memperkecil ketergantungan perusahaan terhadap satu
atau beberapa bidang produksi saja. Misalnya perusahaan perhotelan, atau bank
dan toko/swalayan, melakukan merger.
Menurut Robert Short, proses penggabungan badan usaha ada lima jenis, yaitu :
a. Pure merger, yaitu penggabungan suatu perusahaan ke dalam perusahaan lain
yang lebih kuat, tanpa penciptaan perusahaan baru.
b. Consolidation (amalgation), yaitu penggabungan dua tau lebih kecil perusahaan
dengan peleburan menjadi perusahaan yang baru sama sekali.
c. Sale of asset (Acquitision Merger), yaitu terjadi karena sebuah perusahaan
menutup usahanya setelah menjual semua hartanya kepada perusahaan lain tanpa
ada pertukaran interest dengan pembeli.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
24
Robert Short, Bussiness Merger, How Ang Wen To Transact Them, dikutip dari Tono
Sulistiono dkk.,Merger dan Akuisisi, Antar Konsep dan Kenyataan, Manajemen dan Usahawan
Indonesia, (nomor 2 Tahun XIX Pebruari 1990), hlm 63
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
e. Neraca perhitungan laba rugi yang meliputi tiga tahun buku terakhir dari semua
perseroan yang akan melakukan penggabungan.
f. Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemegang saham masing-masing perseroan.
Penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1998, hanya dapat dilakukan apabila rancangan penggbungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disetujui oleh RUPS masing-masing perseroan.
Dalam hal ini sebagian besar pemegang saham dalam RUPS menyetujui rancangan itu
maka penggabungan tidak mengalami kesukaran. Sebaliknya jika rencana
penggabungan badan usaha tersebut ditolak maka pemegang saham berhak meminta
perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar.
Harga yang wajar tersebut dapat berupa harga pasar atau harga yang ditetapkan
oleh ahli penilai harga sama yang tidak terikat pada perseroan, dan undang-undang
perseroan terbatas mengatur jangka waktu tiga puluh hari maka saham tersebut harus
dibayar lunas, terhitung sejak penawaran dilakukan, jika tidak terjadi pembayaran
oleh perseroan, maka pemegang saham mempunyai kebebasan untuk menawarkan
saham tersebut kepada pihak lain. Pasal 126 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007,
mengatakan bahwa perbuatan hukum penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
atau pemisahan wajib memperhatikan kepentingan :
(a) perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan,
(b) kreditor dan mitra usaha lainnya dari pereroan; dan
(c) masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha
Ketentuan di atas menyatakan bahwa penggabungan badan usaha tidak dapat
dilaksanakan kalau akan menimbulkan kerugian pihak-pihak tertentu, dan tindakan
tersebut harus pula dicegah kemungkinan terjadinya monopoli, atau monopsoni dalam
berbagai bentuk yang merugikan masyarakat. Korum yang diperlukan dalam
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
pengambilan keputusan RUPS mengenai penggabungan bdan usaha yaitu sah apabila
diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Keputusn RUPS sah apabila dihdiri
oleh pemegang saham yang dimilliki paling sedikit (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui paling sedikit (tiga
per empat) bagian dari jumlah suara tersebut. 25
Direksi berkewajiban mengumumkan dalam dua surat kabar harian mengenai
rencana penggabungan perseroan paling lambat empat belas hari sebelum
pemanggilan RUPS. Maksudnya pengumuman tersebut yaitu untuk memberikan
kesempatan kepada pihak-pihak yang bersangkutan mengetahui adanya rencana
penggabungan apabila mereka merasa kepentingan dirugikan dengan rencana
penggabungan aapabila mereka merasa kepentingannya dirugikan dengan rencana
tersebut, maka pemegang saham dapat mengambil langkah-langkah tertentu guna
membela kepentingannya. Demikian juga setelah terjadi penggabungan dalam dua
surat kabar, direksi hasil penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan
dalam dua surat kabar harian paling lambat tiga puluh hari terhitung sejak
penggabungan selesai dilakukan. 26
2. Organ Perseroan
Perseroan Terbatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ
spesifik. Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang secara
umum bertugas untuk menentukan segala kebijaksanaan umum perseroan. Organ
kedua adalah Direksi yang bertugas menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
telah ditetapkan RUPS. Organ ketiga adalah Komisaris yang bertugas sebagai
pengawas untuk dan atas nama pemegang saham.
25
Pasal 89 ayat (1) undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pasal 133 ndang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
26
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
27
hlm 50-51
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
2. Direktur de facto, yaitu Direktur yang tidak dipilih oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau anggaran dasar.
3. Direktur substitusi atau Direktur alternative, yaitu Direktur pengganti yang
sifatnya sementara atau yang ditugaskan khusus untuk perbuatan tertentu.
4. Direktur bayangan (shadow director), yaitu Direktur yang bertugas hanya
menjadi pajangan belaka, dimana setiap pekerjaan dilakukan atas suruhan
pihak lain, atau bahkan pihak lain yang melakukan tugas-tugas Direksi.
Misalnya Direksi yang diangkat dengan perjanjian trustee, yang dalam hal ini
lebih tepat disebut sebagai Direktur Boneka. 28
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
undangan (ayat 2). Pemenuhan persyaratan dimaksud dibuktikan dengan surat yang
disimpan oleh perseroan (ayat 3).
Beberapa prinsip yuridis yang beraku untuk komisaris adalah sebagai berikut : 29
1.Komisaris Merupakan Badan Pengawas
Komisaris dimaksudkan sebagai badan pengawas (pengawas supervisi), baik
mengawasi tindakan direksi, yang mempunyai konsekuensi juga sebagai
pengawas perseroan secara umum.
2. Komisaris Merupakan Badan Independen
Sama dengan direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada
prinsipnya komisaris merupakan badan yang independen, tidak tunduk pada
kekuasaan siapapun, dan harus melihat semata-mata kepentingan perseroan,
meskipun sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dapat mengangkat dan memberhentikan komisaris.
3. Komisaris tidak mempunyai Otoritas Manajemen (Non-Executive)
Meskipun ada ditemukan yang namanya komisaris pengambil keputusan
(decision maker), tetapi pada prinsipnya badan komisaris tidak memiliki otoritas
manajemen ( non executive), yang diberikan tugas manajemen eksekutif adalah
direksi.
4. Komisaris tidak Bisa Memberikan Instruksi Kepada Direksi
Meskipun tugas utama dari komisaris adalah untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas-tugas direksi, tetapi komisaris tidak berwenang untuk
memberikan instruksi-instruksi langsung kepada direksi. Sebab, jika kewenangan
ini diberikan kepda komisaris, posisinya akan berubah wajah, dari badan
pengawas menjadi badan eksekutif. Karena itu, fungsi pengawasan dari komisaris
dilakukan dengan jalan sebagai berikut :
a. Menyetujui tindakan-tindakan tertentu yang diambil direksi.
b. Memberhentikan direksi untuk sementara
c. Memberi nasehat kepada direksi, diminta atau tidak, dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan
5. Komisaris Tidak Bisa Diinstruksikan Oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Sebagai konsekuensi dari kedudukan komisaris yang independen, maka komisaris
tidak bisa di instruksikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), meskipun
RUPS memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu perseroan. Sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi, RUPS dapat memberhentikan komisaris, dengan atau tanpa
menunjukkan alasan pemberhentian (for cause or no cause).
Meskipun komisaris pada prinsipnya menjalankan fungsi pengawasan terhadap
direksi dan jalannya perseroan, tetapi tingkat pengawasan yang dilakukannya
berbeda-beda. Dilihat dari level pengawasan sebagai berikut :
1. Komisaris Minimum
yang dimaksud dengan komisaris minimum adalah bahwa komisaris tersebut
dipergunakan karena disyaratkan oleh undang-undang dan anggaran dasar dari
29
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
2.
3.
4.
5.
6.
perseroan, padahal dia tidak melakukan apa-apa untuk perseroan. Jadi keberadaan
komisaris seperti ini hanya untuk memenuhi syarat yuridis formal.
Komisaris Kosmetik
yang dimaksud dengan komisaris kosmetik adalah komisaris yang hanya bertugas
untuk melegitimasi segala putusan dari direksi. Jadi, fungsinya hanya sekedar
setempel saja.
Komisaris Pajangan
yang dimaksud dengan komisaris pajangan adalah memasang orang-orang yang
seram/ditakuti, disegani sebagai komisaris untuk menakut-nakuti jika ada pihakpihak tertentu yang ingin memprotes kebijaksanaan perseroan. Pihak komisaris
seperti ini sama sekali tidak bekerja dan sama sekai tidak mengawasi jalannya
perseroan.
Komisaris oversight,
yang dimaksud dengan komisaris oversight yaitu komisaris yang berfungsi semata
mata mengawasi kegiatan dan kebijaksanaan dari direksi dan perseroan.
Sebetulnya, inilah fungsi yang sebenarnya dari komisaris menurut undang-undang
perseroan terbatas.
Komisaris Independen
yang dimaksud dengan komisaris independen adalah komisaris yang tidak ada
hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang
saham. Karena tidak ada hubungan seperti itu, maka komisaris independen ini
diharapkan dapat bertindak objektif dan dapat melihat persoalan perseroan secara
lebih jernih. Beberapa jenis perseroan mensyaratkan adanya komisaris independen
ini, misalnya untuk perseroan terbatas terbuka.
Komisaris Pengambil Keputusan
yang dimaksud dengan komisaris pengambil keputusan (decision maker) adalah
konsep komisaris di mana disamping dia mengawasi hal-hal tertentu, terutama
dalam hal-hal penting, diajak pula untuk mengambil keputusan (misalnya dengan
format surat persetujuan komisaris) untuk kegiatan-kegiatan tertentu dari
perseroan.
memiliki tiga organ yakni Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan
Komisaris. Perseroan terbatas mempunyai alat yang disebut organ perseroan, gunanya
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
untuk menggerakkan perseroan agar badan hukum dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya.
Berdasarkan teori organisme dari Otto von Gierke, pengurus adalah organ atau
alat perlengkapan dari badan hukum. Seperti halnya manusia mempunyai organ-organ
seperti kaki, tangan, panca indera dan karena setiap gerakan organ-organ itu
dikehendaki atau diperintahkan oleh otak manusia, berarti setiap gerakan atau
aktivitas pengurus badan hukum dikehendaki atau diperintah oleh badan hukum
sendiri, sehingga pengurus adalah personafikasi dari badan hukum itu sendiri.
Sebaliknya menurut Paul Scholten dan Bregstein, pengurus mewakili badan
hukum. Berdasarkan analog pendapat Gierke dan Paul Scholten maupun Bregstein
tersebut, direksi bertindak mewakili perseroan sebagai badan hukum. Hakikat dari
perwakilan bahwa seseorang melakukan suatu perbuatan untuk kepentingan orang lain
atas tanggung jawab dari orang itu. 30
Ketiga organ dan perseroan tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda
satu sama lain. Namun, perbedaan dimaksud memiliki fungsi yang terkait dengan
tujuan untuk menjalankan perseroan dengan sebaik-baiknya. Direksi kedudukannya
sebagai eksekutif dalam perseroan, tindakannya dibatasi oleh Anggaran Dasar
perseroan.
Apabila dalam pengurusan perseroan bertindak melampaui wewenangnya, maka
berdasarkan Pasal 85 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, direksi yang
demikian bertanggung jawab penuh secara pribadi. Sedangkan komisaris merupakan
organ yang mempunyai tugas melakukan pengwasan dan memberi nasehat kepada
direksi dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut
30
komisaris juga dibatasi oleh anggaran dasar. Komisaris yang melakukan kesalahan
dapat digugat ke pengadilan oleh pemegang saham atas nama perseroan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
leluasa
mengakses
ke
lingkup
internasional
sehingga
merger
akan
menguntungkn bagi perekonomian nasional secara umum dan dunia perbankan pada
khususnya. Menurut Adrianus Mooy, mismanajemen serta kurangnya kemampuan
bank dalam menyalurkan kredit secara sehat telah merugikan peranan perbankan
nasional dalam mendukung kegiatan ekonomi. 32 Kwik Kian gie, mengungkapkan
bahwa setiap kejadian yang menimpa industri perbankan, baik swasta ataupun BUMN
31
akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional, apabila tragedi itu terus berlanjut,
bukan mustahil kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan secara umum
akan luntur, itulah pentingnya menciptakan bank-bank yang sehat dan besar. 33
Dengan banyaknya bank yang melakukan merger sebagai upaya awal untuk keluar
dari kesulitan, secara umum perekonomian nasional mencatat cukup banyak kemajuan
yang menggembirakan. Karena itu, tidak dapat disangsikan lagi bahwa era merger
perbankan di Indonesia telah berkembang dalam menciptakan berbagai produk jasa
untuk menghadapai tingkat persaingan yang begitu ketat. Apabila mellihat kemajuan,
khususnya perbankan, maka telah tampak jelas. Hal itu terlihat dari semakin
mampunya bank-bank menghimpun dana serta menyalurkan kredit, di samping
memenuhi ketentuan prinsip kehati-hatian.
Perkembangan yang menggembirakan juga terlihat dari upaya dalam memenuhi
ketentuan kehati-hatian yang diukur dengan Ketentuan Pemenuhan Modal Minimum
(KPMM), Nisbah Penanaman Terhadap Simpanan (NPTS), Posisi Devisa Netto
(PDN) maupun Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Akibat banyaknya bank
yang melakukan merger sebagai upaya awal keluar dari kesulitan, secara umum
perekonomian mencatat cukup banyak kemajuan yang menggembirakan. Kegiatan
ekonomi di dalamnya mengalami peningkatan, hampir semua sektor ekonomi
mengalami peningkatan yang tinggi. Perkembangan tersebut didukung oleh
meningkatnya investasi dan konsumsi masyarakat.
Dengan demikian meningkatnya laju perekonomian di Indonesia maka peran
perbankan semakin dibutuhkan dan punya peranan lebih besar untuk menunjangnya.
Perbankan harus siap mengantisipasi setiap perkembangan perekonomian, di mana
perbankan akan menjadi penopang setiap usaha ekonomi. Upaya antisipasi disini
33
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
34
Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, berbunyi: Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan:a) kepentingan perseroan, pemegang
saham minoritas dan karyawan perseroan yang bersangkutan, dan b) kepentingan masyarakat dan
persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi Dan Akuisisi Bank, 35 dan angka
3 poin a Lampiran ) Peraturan Nomor IX G.1) Keputusan Ketua Bapepam Nomor
52/PM/1997 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Publik atau
Emiten 36 disebutkan juga mengenai hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
merger (penggabungan).
Sebagai target umum dri merger, terdapat sasaran umum dilakukannya suatu merger,
yaitu
untuk
meningkatkan
konsentrasi
pasar,
meningkatkan
efisiensi,
mengembangkan inovasi baru, sebagai alat investasi, sebagai sarana alih teknologi,
mendapatkan akses internasional, meningkatkan daya saing, memaksimalkan sumber
daya dan menjamin pasokan bahan baku.
35
Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan
Akuisis Bank, berbunyi: merger, konsolidasi dan akuisisi bank dilakukan dengan memperhatikan:a)
kepentingan bank, kreditor, pemegang saham minoritas dan karyawan bank, dan b) kepentingan rakyat
banyak dan persaingan yang sehat dalam melakukan usaha bank
36
Angka 3 poin a Lampiran (Peraturan Nomor IX G.1) Keputusan Ketua Bapepam Nomor
52/PM/1997 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Publik atau Emiten, berbunyi: Direksi
dan Komisaris perusahaan publik atau emiten yang akan melakukan penggabungan usaha atau
peleburan usaha wajib membuat pernyataan kepada Bapepam atas nama RUPS bahwa Penggabungan
Usaha atau Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseroan, masyarakat dan
persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan terpenuhinya hak-hak pemegang saham
publik dan kayawan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
BAB IV
Pembahasan Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan/Peleburan
Perusahaan PT. RABOBANK Cabang Medan
Aspek Persaingan Usaha Merger dan Akuisisi, Legal Review, (Edisi 30 Juni-31 Juli 2004,
No. 22 Tahun II), hlm 44
38
39
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Cetakan I, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999),
hlm 40-41
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
PT. Bank Haga melakukan merger dengan PT. Rabobank International Indonesia
(PT. Rabobank), yang telah melakukan pengumuman ringkasan rancangan merger
sehubungan dengan rencana merger PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank.
Rancangan merger ini disiapkan secara bersama-sama oleh Direksi PT. Bank
Haga dengan PT. Rabobank berdasarkan Usulan Rencana Merger dari masing-masing
bank yang telah memperoleh persetujuan dari masing-masing komisaris PT.
Rabobank dan PT. Bank Haga dan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah
Nomor 27 tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
Perseroan Terbatas, dan Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, serta Surat
Keterangan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR tentang Persyaratan dan
Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank Umum.
Persyaratan penggabungan akan berlaku efektif pada tanggal diperolehnya
persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia sehubungan dengan perubahan
Anggaran Dasar dala hal penggabungan yang direncanakan tanggal 30 Juni 2008. Di
mana sebelumnya juga telah mendapat persetujuan dari Gubernur Bank Indonesia
tentang pemberian ijin Penggabungan Usaha (Merger) pada tanggal 25 Juni 2008
yang mana tersurat dalam Salinan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:
10/43/KEP.GBI/2008.
Dengan penggabungan (merger) PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank, telah
direncanakan untuk tidak menutup kantor-kantor cabang yang ada, yaitu 1 kantor
Pusat PT. Rabobank dan 93 kantor cabang PT. Bank Haga, sehingga setelah
penggabungan (merger), jumlah kantor PT. Rabo Bank akan menjadi berjumlah 94
kantor ( baik kantor pusat, kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu) dan
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
malahan direncanakan untuk menambah kantor Cabang PT. Rabo Bank sampai
dengan 250 kantor cabang di seluruh Indonesia. Oleh karena itu PT. Bnk Haga setuju
dan sepakat bahwa terhitung sejak tanggal merger kantor pusat, kantor cabang, kantor
cabang pembantu dan kas PT. Bank Haga menjadi kantor dari bank hasil merger.
Strategi pengembangan jaringan cabang berfokus pada provinsi-provinsi utama
dimana masih terbuka peluang untuk mengembangkan usaha seperti di
Riau,
Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah dan Kalimantan
Timur. 40 Dengan terjadinya merger PT. Bank Haga kedalam PT. Rabobank, maka
jumlah Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor PT. Rabobank sebagai
bank hasil merger akan meningkat. Komposisi modal PT. Rabobank setelah merger
adalah 41
1. PT. Rabobank meningkatkan modal menjadi Rp 715.000.000.000.- (tujuh ratus
lima belas miliar rupiah) yang seluruhnya terdiri dari 1.430.000 (satu juta empat
ratus tigapuluh ribu) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 500.000.(lima ratus ribu rupiah) per lembar saham.
2. Sebanyak 822.506 (delaparatus duapuluh dua ribu lima ratus enam) saham PT
Rabobank akan dialokasikan untuk seluruh pemegang saham dalam PT. Rabobank
sebelum penggabungan dan akan dibagikan kepada tiap-tiap pemegang saham PT.
Rabobank sebelum penggabungan secara proporsional berdasarkan jumlah
kepemilikan saham mereka dalam PT. Rabobank sebelum penggabungan.
3. Sebanyak 425.845 (empatratus duapuluh lima ribu delapanratus empat puluh lima)
saham PT. Rabobank akan dialokasikan untuk seluruh pemegang saham dalam
40
PT.
hlm
PT.
hlm
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
kepada
tiap-tiap
pemegnag
saham
Bank
Hagakita
sebelum
42
Hasil wawancara dengan Bapak Arifin, Legal Manager PT. Rabobank Tbk. Cabang Medan,
tanggal 27 Januari 2009
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
dan suatu perusahaan baru diciptakan untuk mengambil alih seluruh aktiva dan
passiva bank-bank tersebut. 43
Komplikasi dari model ini adalah bila salah satu atau lebih dari bank pesert
merger adalah perusahaan terbuka, maka status perusahaan terbuka akan hilang
dalam proses likuidasi. Juga dalam proses ini perusahaan pemerintah harus meng goprivate (kebalikan go-public) bank-bank peserta merger dengan menginginkan status
perusahaan publik agar memudahkan proses divestasi di kemudian hari, bank baru
tersebut harus kembali melewati proses dan persyaratan go public yang ketat di pasar
modal.
Di sisi lain, model ini tentu ada keuntungannya, yaitu penciptaan suatu new
entity berarti tidak memberikan preferensi kepada salah satu bank. Dengan demikian
tidak ada diantara bank peserta merger yang dapat merasa superior atau merasa
sebaliknya, inferior. Keuntungan lain diciptakan suatu new entity adalah bersih dari
catatan lama yang buruk. Akan tetapi, di lain pihak bagi bank yang memiiki prestasi
yang baik, sejarahnya pun akan hilang.
Dalam model merger yang menghasilkan surviving entity, salah satu bank
dipilih untuk melakukan pembelian atau akuisisi atas bank-bank lain peserta merger.
Dengan demikian, kemungkinan besr, surviving bank yang dipilih tersebut akan
memperoleh hak istimewa terhadap kontrol yang lebih kuat. Di sisi lain peserta yang
tidak menjadi surviving entity kemungkinan akan kehilangan kontrol. 44
Menurut ketentuan Pasal 122 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dinyatakan Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan
perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum.
43
Baradita Katoppo, Memilih Survising Entity Dari Merger Lima Bank, Surat Kabar Harian
Kompas, tanggal 14 Desember 2001, hlm 15
44
Baradita Katoppo, ibid, hlm 110-111, Contohnya adalah Bank Danamon yang mengakuisisi
delapan bank Bank Take Over (BTO).
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Demikian juga yang terjadi dalam penggabungan antara PT. Bank Haga ke dalam PT.
Rabo Bank, sebagaimana ditetapkan dalam Akta Penggabungan maka PT. Bank Haga
akan berakhir karena hukum. 45 Dengan demikian maka : 46
a. Seluruh aktiva dan pasiva Bank Haga karena hukum beralih kepada PT. Rabobank,
sebagai perseroan Penerima Penggabungan.
b. Seluruh ijin-ijin, persetujuan dan lisensi dari PT. Bank Haga beralih kepada PT.
Rabobank sebagai perseroan Penerima Penggabungan, sepanjang dimungkinkan
dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
c. PT. Bank Haga selaku perseroan yang menggabungkan diri berahir karena hukum
tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi.
Pasal 1, Akta Penggabungan PT. Bank Rabobank International Indoneia dan PT. Bank Haga,
Nomor 110, tanggal 15 Mei 2008
46
Pasal 4 ayat (1) point a, b dan c Akta Penggabungan PT. Bank Rabobank International
Indoneia dan PT. Bank Haga, Nomor 110, tanggal 15 Mei 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Jakarta: kesaint Blanc, 2006),
hlm 21
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Para pemegang saham harus menjamin appraisal remedy nya atau appraisal
rights nya. 48 Bila appraisal remedy atau appraisal rights dari pemegang saham tidak
dijamin, maka keputusan perseroan (bank) yang merugikan para pemegang saham
akan dapat menimbulkan sengketa yang tidak mustahil akan berupa proses litigsi atau
gugatan di pengadilan yang berkepanjangan. Sengketa bisa timbul terutama jika
merger saham itu merupakan tindakan Bank Indonesia untuk melakukan
penyelamatan atas bank yang bermasalah. Sebab, harus diingat bahwa yang dikenai
oleh Bank Indonesia itu adalah banknya sebagai suatu business entity, dan bukan para
pemegang sahamnya sebagai pribadi. Kesalahan yang dilakukan, baik karena
kesengajaan ataupun kelalaian, sampai terpaksa bank tersebut mengalami kesulitan
yang membahayakan usahanya, bukan merupakan tindakan pemegang saham, tetapi
merupakan tindakan manajemen bank yang bersangkutan (Direksi dan Dewan
Komisaris).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemegang saham tidak bisa
dipaksakan untuk menerima begitu saja harga yang ditawarkan bank yang akan
mengambil alih. Namun, di pihak lain memang harus pula disadari oleh para
pemegang saham bahwa apabila mrger saham tidak sampai terjadi, maka Bank
Indonesia dapat mencabut ijin bank tersebut.
Dalam hal terjadi yang demikian ini, pemegang saham tidak akan memperoleh
apa-apa kecuali sisa harta likuidasi setelah dibagi-bagikan kepada kreditur-kreditur
lain dari bank itu berdasarkan urutan prioritasnya.
48
Prinsip appraisal remedy atau appraisal rights adalah hak dari pemegang saham minoritas
yang tidak setuju terhadap merger (tetapi dia kalah suara) atau terhadap tindakan-tindakan korporat
lainnya, untuk menjual saham yang dipegangnya itu kepada perusahaan yang bersangkutan, di mana
pihak perusahaan yang mengisukan saham tersebut wajib membeli kemali sahm-sahamnya dengn harga
yang pantas. Adrian dan Sutedi, Hukum Perbankan, Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger,
Likuidasi, Dan Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm 83-84
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Para pemegang saham yang akan mengambil alih juga harus diperhatikan
kepentingannya seperti halnya pemegang saham bank yang menjadi sasaran merger.
Oleh karena itu, ketentuan Pasal 62 dan Pasal 126 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, juga menjamain appraisal remedy atau
appraisal rights dari pemegang saham perseroan yang akan mengambil alih.
Berdasarkan hasil penggabungan (merger0 PT. Bank Haga ke dalam PT.
Rabobank, pemegang saham PT. Bank Haga menjadi pemegang saham PT. Rabo
Bank sebagai Perseroan Penerima Penggabungan sesuai dengan ketetnaun Pasal 6
ayat (4) Akta Penggabungan, yaitu dari modal dasar teah ditempatkan dan disetor 25
% (dua puluh lima persen) atau sejumlah 1.430.000 (satu juta empat ratus tigapuluh
ribu) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 715.000.000.000.- (tujuh
ratus limabelas miliar rupiah).
Adapun tata cara konversi saham, struktur permodalan, dan susunan pemegang
saham setelah penggabungan, bahwa penggabungan dilakukan dengan cara polling
interest method, di mana berdasarkan kesepakatan antara para ppihak, konversi saham
dilakukan berdasarkan nilai buku ekuitas Bank Peserta Merger pada tanggal 31
Desember 2006. 49
49
Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), Akta Penggabungan PT. Bank Rabobank International
Indonesia dan PT. Bank Haga, Nomor 10 tanggal 15 Mei 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
jangka waktu pling lambat 14 (empat belas) hari setelah Direksi melakukan
kewajibannya mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) surat
kabar. Tetapi, sesuaai dengan ketentuan ayat (5) apabila dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari setelah pengumuman kreditur tidak mengajukan keberatan, maka
kreditur dianggap menyetujui penggabungan tersebut.
Selanjutnya dalam Pasal 127 ayat (6) dan ayat (7) dinyatakan, dalam hal keberatan
kreditur sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh
Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat
penyelesaian. Selama penyelesaian belum tercapai, penggabungan tidak dapat
dilaksanakan.
Dalam penggabungan PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank yang telah
menghapuskan status hukum PT. Bank Haga, maka semua tagihan para kreditur
kepada PT. Bank Haga yang telah jatuh tempo sbelum tanggal efektif namun belum
diselesaikan atau dibayar akan diselesaikan atau dibayar oleh Perseroan Penerima
Penggabungan yang dengan ini setuju untuk melakukannya dan semua tagihan para
kreditur yang ada dan masih terutang yang masih akan jatuh tempo pada atau setelah
tanggal
efektif
akan
ditanggung
Perseroan
Penerima
Penggabungan
(PT.
Rabobank). 50
Demikian juga seluruh perjanjian-perjanjian atau kontrak-kontrak dengan pihak ketiga
yang ditandatangani oleh PT. Bank Haga kan beralih dengan sendirinya kepada PT.
Rabobank pda tanggal efektif, karena PT. Rabobank akan menggantikan kedudukan
PT. Bank Haga sebagai pihak dalam perjanian. 51
50
Pasal 4 ayat (2) Akta Penggabungan PT. Bank Rabobank International Indonesia dan PT.
Bank Haga, Nomor 110 tanggal 15 Mei 2008
51
Pasal 4 ayat (3) Akta Penggabungan PT. Bank Rabobank International Indonesia dan PT.
Bank Haga, Nomor 110 tanggal 15 Mei 2008
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Dengan demikian dari pembahasan diketahui bahwa bank yang digabungkan akan
berakhir eksistensinya karena telah dilikuidasi (bubar demi hukum), sebab telah
masuk ke dalam perusahaan penerima penggabungan. Sehingga semua pemegang
saham perusahaan bank digabungkan beralih menjadi pemegang saham penerima
penggabungan kecuali jika mereka menerima konpensasi dalam bentuk uang tunai.
Demikian juga segala hal yang berkaitan dengan usaha bank seperti harta, perizinan,
kegiatan usaha hak dan kewajiban serta operasi perusahaan yang digabungkan beralih
kepada perusahaan penerima penggabungan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
bank diberi hak untuk melakukan segala penyesuain yang dianggap perlu sehubungan
dengan ketenagakerjaan, dengan tetap mengacu kepada ketentuan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Penggabungan PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank tidak mengakibatkan
pemutusan hubungan kerja pada para karyawan, namun tidak menutup kemungkinan
bagi karyawan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Dalam merger
antara PT. Bank Haga dengan PT. Rabobank penyelesaian masalah hak karyawan
dilakukan dengan suatu perjanjian pengalihan karyawan antara PT. Bank Haga
dengan PT. Rabobank.
PT. Bank Haga mengeluarkan pengumuman kepada karyawan tertanggal 16
Mei 2008, dimana karyawan diminta untuk mengembalikan Formulir Pilihan yang
telah ditandai dan ditandatangani. Formulir pilihan ini menunjukkan keputusan
karyawan untuk tetap bergabung dengan PT. Rabobank setelah tanggal efektif merger.
Dengan demikian penggabungan PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank telah
berdampak pada pengalihan sebanyak lebih kurang 1.500 orang karyawan dari PT.
Bank Haga ke dalam PT. Rabobank yang sebelumnya berjumlah 57 orang karyawan,
yang akan meneruskan masa kerja karyawan selama bekerja, yang setuju untuk terus
bergabung ke dalam bank merger sesuai dengan perjanjian pengalihan karyawan
sesuai dengan jabatannya.
Dalam hal mempertahankan jabatan dan masa kerja dari karyawan yang
dialihkan dari PT. Bank Haga ke dalam PT. Rabobank, dapat terlaksana mengingat
bahwa penggabungan tersebut tidak terjadi penutupan kantor-kantor cabang dan
kantor cabang pembantu dari PT. Bank Haga, tetapi tetap dipertahankan dan bahkan
akan dikembangkan, sebagaimana yang tertuang dalam akta penggabungan bank
terebut. Hal ini mengakibatkan tidak ada terjadinya pengurangan karyawan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
52
Pasal 156 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Thun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
menyatakan : Perhitungan uang pesangon paling sedikit sebagai berikut :
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah;
53
Pasal 156 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dinyatakan:
Perhitungan uang penghargaan masa kerja ditetapkan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (enam) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan
upah;
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan
upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)
bulan upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (duapuluh satu) tahun, 7
(tujuh) bulan upah;
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
g.
masa kerja 21 (duapuluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (duapuluh empat) tahun, 8
(delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (duapuluh emapt) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah;
54
Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
mengatakan: Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat di mana
pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 % (lima belas persen)
dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
penggabungan.
yang tidak lagi bergabung memperoleh pesangon sesuai dengan masa kerja dan
jabatannya.
B. Saran
1. Kepada pelaku usaha perbankan untuk mengikuti anjuran dari Bank Indonesia
dalam kaitan merger terutama kepada bank-bank yang beroperasi meskipun tidak
maksimal, karena merger merupakan suatu upaya optimalisasi usaha bank ke
depan.
2. Kepada bank yang melakukan merger agar dapat memperhatikan kepentingan
pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap pelaksanaan merger, tetapi
harus menerima keputusan tersebut karena kalah suara dalam rapat.
3. Kepada bank yang melakukan merger harus tetap mempertimbangkan keadaan
karyawan sebelum meakukan merger, walaupun terjadi pemutusan hubungan kerja
(PHK) namun bukan keputusan sepihak dari perusahaan.
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
C. Internet
Irna Gustia, Rabobank Indonesia Merger dengan Bank Haga & Hagakita,
http://www.detikfinance.com.html, diakses tanggal 6 Oktober 2008
"Sekilas Mengenai Merger di Indonesia" (Investor Daily 09/06/2006 oleh Iman
Setiadi),
http://inform-me-now.blogspot.com/2007/05/sekilas-mengenai-merger-diindonesia.html, diakses tanggal 12 Maret 2009
Zen Umar Purba, Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pengaturan Persaingan Sehat
Dalam Bisnis, Majalah Hukum Dan Pembangunan, (Tahun XXV Nomor 1 Tahun
1995, FH-UI)
Robert Short, Business Merger, How Ang Wen To Transact Them, dikutip dari Tono
Sulistiono dkk, Merger dan Akuisisi, Antar Konsep dan Kenyataan, Manajemen dan
Usahawan Indonesia, (Nomor 2 Tahun XIX Pebruari 1990)
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008
Peraturan Perundang-Undang
Yosef Warmanto Panggabean : Analisis Yuridis Terhadap Penggabungan Peleburan Perusahaan (Merger) (Studi
Pada PT.Rabo Bank Medan), 2009
USU Repository 2008