Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada
manusia dan kanker payudara pada wanita pada tiap tahun meningkat kasusnya. Bukan saja para
wanita usia lanjut yang menderitanya, namun juga wanita di usia muda rentan menderita kanker
payudara. Kanker payudara pada wanita punmenjadi salah satu kenker penyebab kematian
terbanyak pada wanitaselain kanker mulut rahim.
Pengetahuan yang cukup akan kanker ini diharapkan akan mengurangi resiko pada setiap
wanita untukmenderita kanker payudara ini
Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan
ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174.
Patologi
Hingga kini belum diketahui apakah tumor ganas disebabkan oleh satu macam bahan penyebab
atau oleh beberapa macam bahan penyebab yang bekerja serentak atau berturut-turut dan juga
belum diketahui apakah ada suatu macam mekanisme yang berjalan sejajar atau berbeda-beda.
Namun ada beberapa teori yang telah diajukanyang berusaha menjelaskan patogenesis tumor
payudara.
1. Perubahan Genetik
Teori ini berpendapat bahwa pada suatu saat terjadi perubahan genetik yang bersifat ireversibel
pada sel sehingga terjadi sintesis protein yang lebih aktif dan ini digunakan lebih
banyak untuk reproduksi daripada bekerja. Sekali sel mulai mulai berploriferasi aktif,
maka terjadi perubahan-perubahan mutasi lebih lanjut. Mutasi sekunder ini bisanya letal, namun
beberapa diantaranya berkembang. Perubahan yang pertama ialah mutasi genetik,
namunjuga ada kemungkinan yang pertama terjadi adalah perubahan epigenetik, dan ini akan
menyebabkan gen yang mengendalikan pembelahan menjadi tidak aftif lagi. Pada kebanyakan
sel kanker perubahan genetik inimorfoligik tampak nyata. Hal ini terlihat pada adanya kromosom
yangabnormal. Kelainan kromosom pada sel kanker dapat diketahuidengan cara analisis
kromosom setelah penghancuran sel. DNA pada sel tumor dengan dengan pemeriksaan
sitofotometrik menunjukkan variasi yang banyak, beberapa sel mempunyai DNA
rangkap dua atau empat dan pada yang lain tampaknya terdapat penambahan jumlah
DNA. Mitosis abnormal sering terjadi pada tumor ganas dan menunjukkan adanya
kerusakan mekanisme mitosis. Walaupun demikian jangan menarik kesimpulan bahwa
adanya kelainan kromosom menunjukkan proses itu ialah kanker. Bentuk inti yang bizarre dan
mitosis yang abnormal mungkin hanya merupakan tingkat akhir sel tua sebagai akibat mutasi
bersamaan dengan pembelahan selyang cepat. Jadi mungkin bahan-bahan karsinogen
mempengaruhi gen dengan menimbulkan perubahan kariotip; tetapi agaknya pada
kanker kasus ini tidak terlihat. Kemudian perubahan yangtidak terlihat ini langsung atau melalui
bahan-bahan karsinogen lain menjadi perubahan yang terlihat dan dalam klinik tampak sebagai
kanker.

2. Feedback Deletion
Semua sel mempunyai potensi genetik untuk berubah menjadi kanker, tetapi dalam keadaan
normal terhambat. Pada sel tumor susunan pengatur menghilang, sehingga kemampuan
untuk membelah tidak dihambat . Potter menyokong pendapat ini dan ia berpendapat bahwa
suatu organisasi susunan pembentukan enzim khusus, yang menyebabkan hilangnya feedback
control untuk pembelahan sel.
Kehilangan gen pengatur atau rusaknya enzim feedback menyebabkan sel itu mendekati
perubahan menjadi kanker. Karsinogen akan merusak gen pengatur atau merusak enzim sehingga
akan menyebabkan rusaknya mekanisme yang stabil. Konsep kehilangan kontrol ini disebut
feedback deletion.
3. Teori Multifaktor
Dari percobaan pada binatang diketahui bahwa satu tumor dapat timbul oleh beberapa penyebab
sinergestik atau aditif. Sudah tentu hanya kombinasi sempurna dapat menimbulkan tunor
pada tuan rumah yang rentan. Teori inilah yang disebut teori multifaktor(Lamerton).
Hal in dapat dilihat pada tumor payudara mencit. Virus yang disebut vaktor Bittner dapat
menimbulkan tumor payudara pada mencit, walaupun hanya pada jenis (strain) mencit tertentu
sedangkan jenis lain atau binatang lain ternyata resisten. Hormon, mungkin estrogen,
tetapi lebih mungkin prolaktin, turut mempengaruhi terbentuknya tumor ini. Hormon turut
membantu terbentuk dengan jalan membuat keadaan jaringan payudara demikian rupa sehingga
faktor-faktor penyebab laindapat bekerja untuk mempengaruhinya. Tanpa hormon ini
kemungkinan terbentuknya tumor berkurang atau tidak ada sama sekali.
Pada percobaan ini terdapat tiga faktor yang bekerja, yaitu genetik,
hormon dan virus.
4. Teori Stadium Berganda
Dari percobaan-percobaan terbukti bahwa tumor ganas itu tidak
hanya timbul akibat dari banyak faktor tapi juga timbul lambat melalui
stadium yang progresif. Evolusi ini memerlukan waktu yang
bervariasi, bulan hingga tahun. Mungkin perubahan awalnya pada sel
hanyalah yang disebut neoplasia incipiens, yang terjadi pada herediter.
Perubahan ini pada awalnya mungkin tenang, namun karena berbagai
penambahan, seperti teori multifaktor, maka menjadi aktif.
Yang terjadi selama neoplasia incipiens diduga adalah iniator
menimbulkan mutasi genetik pada sel, sesuai dengan teori feedback
deletion, mutasi ini mengenai gen yang mengatur sintesis
enzim feedback control, akibatnya tidak segera diketahui karena

masih ada RNA dan enzimnya. Kemudian setiap usaha untuk


regenerasi sel dirusak oleh promotor sehingga enzim pengaturnya
rusak akibatnya mekanisme penghambat pertumbuhan hilang.
Prolifirasi sel terus menerus megakibatkan mutasi lebih lanjut dan
dengan adanya seleksi alam maka yang bertahan hanyalah sel-sel yang
autonom dan agresif.
Jadi pada perubahan pertama terjadi hiperplasi kemudian terjadi
mutasi spontan dengan terbentuknya kanker. Percobaan-percobaan
yang dilakukan dengan karsinogen kimia pun menyatakan bahwa
kejadian mula-mula adalah perubahan genetik yang ireversibel.
5. Multicellular Origin of Cancer-Field Theory
Teori ini berpendapat bahwa neoplasma terbentuk dari beberapa
sel yang berdekatan secara serentak dan bukan berasal dari satu sel.
Kemudian neoplasma akan terbentuk padatempat yang dipengaruhi
oleh karsinogen secara maksimal, tetapi respon neoplastik kemudian
akan tumbuh pada jaringan sekitarnya, yang juga dikenai pengaruh
karsinogen yang sama.
Etiologi atau Penyebab
Etiologi kanker payudara tidak dapat diketahui dengan
pasti, namun ada beberapa faktor risiko pada pasien yang diduga
berhubungan dengan kanker payudara.

Karsinogenesis Kimiawi
Karsinogenesis kimiawi
Terapi kemoterapi dalam onkologi.
Karsinogenesis Fisik

Karsinogenesis fisik
Radiasi terus menerus di daerah sekitar dada, pernah mengalami
infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara, mempunyai kanker
payudara kontralateral, pernah menjalani operasi ginekologis
(misalnya tumor ovarium), nulipara
Hormon
Hormone
Penggunaan terapi hormonal dalam jangka waktu yang lama, usia
menopause lebih dari 55 tahun.
Faktor Gaya Hidup
Factor gaya hidup
Melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 35 tahun, tidak kawin,
kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas, kebiasaan makan (obesitas mempunyai
hubungan yang positif dengan kanker payudara), perokok (pasif dan
aktif).
Faktor Genetik
Factor genetik
Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak.
Penurunan imunitas
Termasuk akibat tindakan kedokteran (iatrogen), misalnya kemoterapi
dan pemberian kortikosteroid jangka lama dapat menimbulkan
keganasan setelah sepuluh tahun atau lebih
Manifestasi Klinis
Keluhan pasien biasanya adalah benjolan/massa di payudara, rasa
sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit
(dimpling, kemerahan, ulserasi, peau dorange), pembesaran kelenjar
getah bening, atau tanda metastsis jauh. Sebaiknya tiap kelainan pada
payudara harus diasumsikan ganas sebelum dipastikan.

Dalam anamnesis juga dinyatakan adanya faktor-faktor risiko pada


pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan
ukuran tumor.
Untuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron,
sebaiknya pemeriksaan dilakukan kurang lebih satu minggu dari hari
pertama menstruasi. Teknik pemeriksaan fisis adalah sebagai berikut:
Posisi Duduk
Inspeksi dilakukan pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas
ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang
sama tinggi. Kedua payudara diamati kesimetrisannya, kelainan
papila, letak serta bentuknya, reaksi dari puting susu, serta kelainan
kulit. Dilakukan juaga dengan kedua lengan diangkat ke ats untuk
melihat adakah tanda bayangan tumor dibawah kulit ikut bergerak
atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lainnya.
Posisi Berbaring
Punggung diganjal dengan bantal, palpasi dilakukan mulai dari
kranial setinggi iga kedua sampai distal setinggi iga keenam, serta
daerah subareolar dan papila atau dilakukan secara sentrifugal,
terakhir dilakuakn penekanan daerah papila untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
Kemudian keadaan tumor ditetapkan.
Selain pemerikasaan makroskopis seperti yang telah dijabarkan
diatas, dilakukan juga pemeriksaan lain yaitu:
Pemeriksaan Histologik
Pemeriksaan histologik masih merupakan cara yang sangat
penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma.
1
Pada tumor kecil,
jaringan diperoleh dengan cara eksisi. Jika tumor besar dapat
dilakukan eksisi percobaan. Kemudiaan jaringan tumor yang diperiksa
difiksasi dalam cairan formalin 10%. Ada berbagai cara yang
dilakukan ahli patologi anatomik untuk mengolah jaringan ini, antara

lain dengan blok parafin dan dipulas dengan hematoksilin dan eosin,
atau carafrozen section/vriescoupe.
Biopsi Jarum Biopsi Aspirasi
Cara ini tidak digunakan secara luas, dilakukan dengan
pengambilan jaringan pada tumor payudara. Cara ini membutuhkan
ketrampilan ahli patologi dan ahli klinik untuk menegakkan diagnosis
dari sepotong jaringan kecilberbentuk torak.
Pemerikasaan Darah Tepi
Teknik pemeriksaan hematologik banyak dikembangkan dalam
diagnosis kanker.
1
Adapun salah satu caranya adalah isolasi dan
menentukan sel-sel
Pemeriksaan Sitologik
Disebut juga sitologi eksfoliatif, suatu cara diagnostik yang
penting untuk menemukan kanker. Dasar pemeriksaan ini adalah
perubahan patologik, yang disebut anaplasi yang merupakan sifat sel
tumor ganas dan yang merupakan perubahan dari sel normal, dan selsel tumor ganas kohesinya kurang daripada sel normal sehingga
mudah terlepas.
Diagnosa
Kanker payudara diawali oleh tumor yang ada pada payudara.
Sewaktu menghadapi suatu benjolan ada empat sola yang harus
dipecahkan.
Yang pertama, menentukan apakah benjolan itu disebabkan
oleh neoplasma. Bila ada kecurigaan ke arah keganasan maka harus
dilakukan biopsi untuk pemerikasaaan histopatologik yang merupakan
pemerikasaan jaringan. Kadang dilakukan pula pemeriksaan histologi
untuk menentukan diagnosis. Dengan pemerikasaan histopatologik
dapat dijawab pertanyaan mengenai ada atau tidaknyua keganasan,
jenis keganasan, sifat dan tingkat keganasan, dan lausnya penyebaran.

Jadi yang pertama adalah neoplasma maligna atau benigna.


Kedua, tumor ganas jenis apakah yang kita hadapi. Yang pasti
adalah kanker payudara. Atas dasar ini harus ada keterangan tentang
asal jaringan tumor payudara tersebut. Untuk kanker payudara, asal
jaringannya berasal dari epitel kelenjar namun karena biasanya
mengandung lebih banyak jaringan ikat daripada epitel maka
dikategorikan dalamfibroadenoma.
Pada tempat ketiga, penentuan tingkat keganasan sangat
diperlukan untuk meramalkan prognosis karena prognosis itu sendiri
ditentukan oleh tingkat diferensiasi jaringan tumor. Keagresifan tumor
berkaitan erat dengan derajat diferensiasi histologik. Makin tidak
teratur susunan histologik maka makin ganas dan agresif kanker
payudara tersebut. Namun ada beberapa pengecualian, artinya
walaupun secara histopatologik tampak ganas namun secara klinik
tumor bisa saja bersifat jinak.
Pertanyaan terakhir yang perlu dijawab adalah seberapa luas
penyebaran tumor tersebut. Ini dilakukan dengan seksama dan teliti
tentang besarnya tumor primer, luasnya pertumbuhan, dan luasnya
penyebaran.penetuan luasnya penyebaran (staging) dilakukan untuk
menentukan tahap perkembangan, penanganan yang paling baik untuk
penderita, serta untuk memperkirakan prognosis, menilai hasil
pengobatan, dan membandingkan efektifitas berbagai macam
pengobatan (untuk tujuan penelitian).
Untuk melukiskan stadium kanker payudara, dan juga kenker
lainnya, dipakai sistem TNM dari Union Internationale Contre le
Cancer (UICC). Digunakan huruf T (tumor), N (nodus), M
(metastasis) untuk melambangkan tumor primer, kelenjar regional dan
metastasis jauh. Penentuan ini didasarkan pada mulanya atas dasar
pemeriksaan fisik dan harus juga dilengkapi dengan pemeriksaan
lanjut dan histopatologik.

Tabel 1. Klasifikasi TNM Kanker Payudara


Tumor
T tumor primer
Tx
tumor primer tidak dapat ditaksir
To
tidak terdapat bukti adanya tumor primer
Tis
karsinoma in situ
T1, T2, T3
dari T1 sampai T3 tumor primer makin membesar dan makin
jauh infiltrasi di jaringan dan alat berdampingan
Nodus
N
Nx
No
N1, N2, N3, N4

kelenjar limfe regional


kelenjar limfe tidak dapat ditaksir/diperiksa
tidak adanya bukti penyebaran ke kelenjar limfe regional
menunjukkan banyaknya kelenjar regional yang dihinggapi, dan
ada atau tidaknya infiltrasi di alat dan struktur berdampingan

Metastasis
M anak sebar jauh (distant metastasis)
Mx tidak dapat diperkirakan adanya anak sebar
Mo tidak ada bukti metastasis jauh
Mi ada metastasis jauh
Stadium Kanker Payudara
Stadium I

: tumor terbatas pada payudara dengan ukuran kurang dari 2 cm,

tidak terfiksasi
pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.
Stadium II

: tumor dengan diameter kurang dari 2 cm dengan metastasis aksila


atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan/tanpa metastasis aksila.

Stadium IIIa : tumor dengan diameter lebih dari 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya,
dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain; atau tumor
dengan metastasis aksila yang melekat.
Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah
menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.
Stadium IV : tumor yang telah mengadakan metastasis jauh.

Pengobatan
Pengobatan dari kanker payudara mempunyai dua
kemungkinan, pertama menyembuhkan penyakit dan kedua yaitu jika
kemungkinan pertama mstahil dilakukan, ialah paliatif. Jenis
pengobatan yang digunakanpada dasarnya sama dengan kanker yang
lain, yaitu pembedahan, penyinaran (radioterapi), dan dengan obatobatan (kemoterapi). Jika tidak mungkin dilakukan ketiga cara ini,
paliatif dapat dilakukan: pengembirian, adrenalektomi dan
hipofisektomi.
Untuk kanker dengan stadium I dan II, yang dapat dilakukan
adalah pengobatan dengan teknik Breast Conerving Therapy, berupa
suatu paket yang terdiri dari pengangkatan tumor saja, ditambah
dnegan diseksi aksila dan radiasi kuratif.
Pada pembedahan ini harus diperhatikan kemungkinan adanya
filtrasi ke jaringan sekitar tumor itu selain mengeluarkan jaringan
tumor itu sendiri. Dan yang penting pula dilakukan oleh seorang
urolog adalah menentukan tumor payudara ini harus dilakukan
pembedahan kuratif atau paliatif. Pada teknik Breast Conserving
Therapy dilakukan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial,
kwadranektomi, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total.
Pada radioterapi terutama digunakan sinar-X dan sinar gamma.
Khasiat penyinaran pada pengobatan kanker bergantung pada dua hal;
pertama jumlah sinar yang diserap oleh jaringan tumor dan kedua
adalah radiosensitivitas tumor itu sendiri. Berdasarkan
radiosensivitasnya tumor payudara termasuk golongan tumor yang
radioresisten sehingga membutuhkan intensitas penyinaran yang lebih
besar. Hasil penyinaran pun ada dua kemungkinan, yaitu degenerasi
akantolotilik dan perlunakan, yang kedua adalah pertumbuhan tumor
terhambat.

Penurunan Imunita

Untuk stadium lanjut, yaitu stadium IIIa dilakukan mastektomi


radikal ditambah kemoterapi ajuvan. Atau mastektomi simpleks
ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut dilakukan tindakan paliatif.
Tujuannya adalah memperthankan kualitas hidup pasien, menunda
kematian, dan menghilangkan rasa nyeriatau keluhan lain yang
mengganggu. Selain itu perawatan paliatif didasarkan pada stadium
kanker tersebut, yaitu:
1. Stadium IIIb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan radiasi dengan
beberapa ketentuan. Bila tidak terdapat residu, tunggu. Bila relaps,
tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi. Namun bila
residu tetap ada setelah radiasi, langsung diberikan pengaobatan
hormonal sesuai dengan masa menopause pasien.
Stadium IV, pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral. Bila
respon positif, berikan tamofen. Bila relaps, berikan kemoterapi
1. CMF/CAF. Pada pasien yang sudah 1-5 tahun mengalami
menopause, efek estrogennya harus diperiksa. Bila positif lakukan hal
yang sama dengan pasien premenopause, bila hasilnya negatif maka
berikan obat hormonal seperti tamoksifen, estrogen, progesteron, atau
kortikosteroid.

Penutup
Setiap wanita beresiko menderita kanker payudara.Berbagai
studi dan penelitian telah dilakukan untuk mencegah kematian akibat kanker payudara. Termasuk
memberikan pengetahuan yang cukup bagi tiap wanita, khususnya, mengenai kankir
payudara ini dan tindakan preventif perlu disadari dan dilakukan oleh setiap wanita kerana tiap
wanita berpotensi menderita kanker payudara.

Daftar Pustaka
1. Hirmawan Sutisna. Kumpulan kuliah patologi. In: Tjarta
Achmad. Neoplasma. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.p.83-92.
2. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Wahyu Ika, Setiowulan
Wiwiek. Kapita selekta kedokteran. In: Ilmu bedah. Jilid ketiga.
Jakarta; Media Aesculapius; 2000.p.283-7.
3. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku- ajar ilmu bedah. In:
Sjamsuhidajat R. Neoplasia. Edisi Revisi. Jakarta; EGC; 1997.p.162-6.
4. Ioannidis John PA. Common genetic variants for breast cancer:
32 largely refuted candidates and larger prospects. Journal of The
National Cancer Institute 2006 Oct 4;98(19):1350-2.
5. Reynolds Peggy, Hurley Susan, Goldberg Debbie E, AntonCulver Hoda, Bernstein Leslie, Deapen Dennis, et al. Active smoking,
household passive smoking, and breast cancer: evidence from
the California teachers study. Journal of the National Cancer Institute
2004 Jan 7;96(1):29-36

Anda mungkin juga menyukai