ANTIPSIKOTIKdv
ANTIPSIKOTIKdv
SEDASI
+++
++
HIPOTENSI
+++
+
EPS
++
+++
ANTIEMETIK
++
+++
Piperadin
+++
+++
+
Kunci : - tidak ada efek, + efek ringan, ++ efek sedang, +++ efek kuat.
(Joyce L. Kee & Evelyn R. Hayes, 1996)
Obat-obat untuk fenotiazin
melewati
plasenta
dan
masuk
ke
ASI,
Piperazin : Flufenazin
Farmakokinetik : absorbsi oral bervariasi dan tidak teratur.
Distribusinya menembus plasenta masuk ke ASI. Metabolisme
di hati. Eskresi lewat urin sebagai metabolit.
Efek samping : pada kardiovaskuler dapat menyebabkan
takikardi
dan
menyebabkan
hiper
atau
demartitis
hipotensi.
dan
pada
Pada
saluran
kulit
dapat
pencernaan
Haloperidol
Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan krani pasien,
psikosis disebabkan karena hal tertentu tidak dapat di beri
fenotiazin. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien
yang diobati dengan haloperidol.
Farmakokinetik : haloperidol cepat diserap dari saluran cerna.
Kadar puncaknya dalam plasma tercapai dalam waktu 2-6 jam
sejak menelan obat, menetap sampai 72 jam dan masih dapat
ditemukan dalam plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini
di timbun dalam hati dan kira-kira 1% dari dosis yang diberikan
diekskresi melalui empedu. Ekskresi lambat melalui ginjal, kira
kira 40% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian
dosis tunggal.
Farmakodinamik : pada susunan saraf pusat haloperidol
menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang
mengalami eksitasi. Efek sedatif haloperidol kurang kuat
dibanding dengan CPZ, sedangkan efek haloperidol terhadap
EEG menyerupai CPZ yakni menghambat jumlah gelombang
teta.
Haloperidol
menghambat
sistem
doparmin
dan
juga
dapat
menyebbkan
hipotensi
dan
Klozapin
Merupakan antipsikotik antipikal pertama dengan potensi
lemah. Disebut antipikal karena tidak menimbulka efek
ekstrapiramidal dan kadar prolaktin serum pada manusia tidak
ditingkatkan. Klozapin menimbulkan efek dopaminergik
lemah, tetapi dapat mempengaruhi saraf dopamin pada sistem
mesolimbik- mesokortikal. Klozapin efektif untuk mengontrol
gejala-gejala psikosis dan skizofrenia baik yang positif maupun
negatif.
Farmakokinetik : klozapin diabsorbsi secara cepat
dan
5) STRUKTUR LAINNYA
Obat terbaru yang tidak semuanya tersedia di Amerika Serikat memiliki beragam
struktur dan mencakup loxapine, olanzapine, rispiridone, sertindole, dan ziprasidone.
1. OLANZAPINE (Zyprexa)
Merupakan derivat dari clozapine dan dikelompokkan dalam golongan
dibenobenzodiazepine. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. Plasma
puncak olanzapine dicapai dalam waktu 5-6 jam setalah pemberian oral,
sedangkan pada pemberian intramuskular dapat dicapai setelah 15-45 menit
dengn waktu paruh 30 jam (antara 21-54 jam) sehingga pemberian cukup 1
kali sehari.
Farmakokinetik : Olanzapine merupaka antagonis monoaminergik selektif
yang mempunyai afinitas yang kuat terhadap reseptor dopamin (D1-D4),
serotonin (5HT2A/2c), Histamin (H1) dan 1 adrenergik. Afinitas sedang dengan
reseptor kolinergik muskarinik (M1-5) dan serotonin (5HT3). Berikatan lemah
dengan reseptor GABAA, benzodiazepin dan -adrenergik. Metabolisme
olanzapine di sitokrom P450 CYP 1A2 dan 2D6. Metabolisme akan meningkat
pada penderita yang merokok dan menurun bila diberikan bersama dengan
antidepresan fluvoxamine atau antibiotik ciprofloxacin. Afinitas lemah pada
sitokrom P450 hati sehingga pengaruhnya terhadap metabolisme obat lain
rendah dan pengaruh obat lain minimal terhadap konsentrasi olanzapine.
Eliminasi waktu paruh dari olanzapine memanjang pada penderita usia lanjut.
Cleareance 30% lebih rendah pada wanita dibanding pria, hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan efektivitas dan efek samping antara wanita
dan pria. Sehingga perlu modifikasi dosis yang lebih rendah pada wanita.
Cleareance olanzapine meningkat sekitar 40% pada perokok dibandingkan
yang tidak merokok, sehingga perlu penyesuaian dosis yang lebih tinggi pada
penderita yang merokok.
Efek samping : olanzapin tidak menyebabkan agranulositosis seperti
klozapin. Olanzapin dapat ditoleransi dengan baik dengan efek samping
ekstrapiramidal terutama tardivdiskenisia yang minimal. Efek samping yang
sering dilaporkan adalah peningkatan berat badan dan gangguan contohnya
intoleransi glukosa, hiperglikemia, dan hiperlipidemia..
Sediaan obat : tersedia dalam bentuk table 5 mg, 10 mg, dan vial 10 mg.
Dosis:
2. QUETIAPINE (Seroquel)
Struktur kimia yang mirip dengan clozapine, masuk dalam kelompok
dibenzodiazepine derivates. Quetiapine dapat memperbaiki gejala positif,
negatif, kognitif dan mood. Dapat juga memperbaiki pasien yang resisten
dengan antipsikotik generasi pertama tetapi hasilnya tidak sebaik apabila di
terapi dengan clozapine.
Farmakokinetik: Absorpsinya berlangsung cepat setelah pemberian oral,
konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1,5 jam setelah pemberian.
Metabolisme terjadi di hati, pada jalur sulfoxidation dan oksidasi menjadi
metabolit tidak aktif dan waktu paruhnya 6 jam. 4 Quetiapine merupaka
antagonis reseptor serotonin (5HT1A dan 5HT2A), reseptor dopamin (D1 dan D2),
reseptor histamin (H1), reseptor adrenergik 1 dan 2. Afinitasnya lemah pada
reseptor muskarinik (M1) dan reseptor benzodiazepin. Cleareance quetiapine
menurun 40% pada penderita usia lanjut, sehinga perlu penyesuaian dosis yang
lebih rendah dan menurun 30% pada penderita yang mengalami gangguan
fungsi hati. Cleareance quetiapine meningkat apabila pemberiannya dilakukan
bersamaan dengan antiepileptik fenitoin, barbiturat, carbamazepin dan
antijamur ketokonazole
Efek samping : pada umumnya adalah sakit kepala, somnolen, dan dizziness.
Selain itu juga memiliki efek samping meningkatkan berat badan, gangguan
metabolik dan hiperprolaktinemia. Sedangkan efek ekstrapiramidalnya
minimal.
Dosis
Pemberian pada pasien pertama kali mendapat quetiapine perlu dilakukan
titrasi dosis untuk mencegah terjadinya sinkope dan hipotensi postural.
3. RISPERIDONE (Risperidal)
Risperidone merupakan obat APG II yang kedua diterima oleh FDA (Food
and Drug Administration) sebagai antipsikotik setelah clozapine. Rumus
kimianya adalah benzisoxazole derivative. Absorpsi risperidone di usus tidak
di pengaruhi oleh makanan dan efek terapeutik nya terjadi dalam dosis rendah,
pada dosis tinggi dapat terjadi EPS. Pemakaian risperidone yang teratur dapat
mencegah terjadinya kekambuhan dan menurunkan jumlah dan lama
perawatan sehingga baik digunakan dalam dosis pemeliharaan. Pemakaian
riperidone masih diizinkan dalam dosis sedang, setelah pemberian APG I
dengan dosis yang kecil dihentikan, misalnya pada pasien usia lanjut dengan
psikosis, agitasi, gangguan perilaku yang di hubungkan dengan demensia.
Risperidone dapat memperbaiki skizofrenia yang gagal di terapi
dengan APG I tetapi hasil pengobatannya tidak sebaik clozapine. Obat ini juga
dapat memperbaiki fungsi kognitif tidak hanya pada skizofrenia tetapi juga
pada penderita demensia misalnya demensia Alzheimer.
Farmakokinetik : Metabolisme risperidone sebagian besar terjadi di hati oleh
enzim CYP 2D6 menjadi 9-hydroxyrisperidone dan sebagian kecil oleh enzim
CYP 3A4. Hydroxyrisperidone mempunyai potensi afinitas terhadap reseptor
dopamin yang setara dengan risperidone. Eksresi terutama melalui urin.
Metabolisme
risperiodne
dihambat
dan
paroxetine, karena antidepresan ini menghambat kerja dari enzim CYP 2D6
dan CYP 3A4 sehingga pada pemberian bersama antidepresan ini, maka dosis
risperidone harus dikurangi untuk meminimalkan timbulnya efek samping dan
toksik.
Metabolisme
obat
ini
dipercepat
bila
diberikan
bersamaan
Pada orang tua, gangguan liver atau ginjal dimulai dengan 0,5 mg,
ditingkatkan sp 1 2 mg dengan 2 x pemberian.
Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian
oeral.
4. ZIPRASIDON
Farmakodinamik : obat ini dikembangkan dengan harapan memiliki
spektrum skizofrenia yang luas, baik gejala positif, negatif maupun gejala
afektif dengan efek samping yang minimal terhadap prolaktin, metabolik,
gangguan seksual, dan efek anti kolinergi. Obat ini memperlihatkan afinitas
terhadap reseptor sirotonin (5HT2A) dan dopamin (D2)
Farmakokinetik : absorbsinya cepat setelah pemberian oral. Metabolisme di
hati, dan diekskresi sebagian kecil lewat urin dan sebagian besar lewat feses.
Ikatan protein plasmanya kuat berkisar lebih dari 99%. Obat ini juga tersedia
dalam sediaan injeksi IM yang digunakan untuk mendapatkan efek yang cepat
pada keadaan akut (agitasi).
Efek samping : efek sampingnya hampir sama dengan antipsikosis laiinya.
Dapat menyebabkan gangguan kardiovaskuler yakni perpanjangan interval QT
yang lebih besar dibanding dengan antipsikosi lainnya. Pasien dengan
gangguan elektrolit, sedang minum obat yang memiliki efek perpanjangan
interval QT, atau gangguan kardiovaskuler perlu berhati-hati dalam
penggunaan obat ini.
Sediaan : tablet 20 mg, ampul 10 mg.
1.2
FARMAKOKINETIK ANTIPSIKOTIK
Absorbsi :
Kebanyakan antipsikotik mudah di absorpsi tetapi tidak sempurna. Selain
itu, sebagian besar obat ini mengalami metabolisme lintas pertama
sehingga klorpromazin dan tioridasin dosis oral memiliki availabilitas
sistemik sebesar 25% - 35%, sedangkan haloperidol yang kurang
dimetabolisasi memilik rata-rata availabilitas sistemik sebesar 65%.
Distribusi :
Kebanyakan antipsikotik larut lemak dan terikat protein (92 99%).
Volume distribusinya cenderung besar (biasanya > 7L/kg). Karena
terkumpul dalam kompartemen lipid tubuh dan afinitasnya terhadap
reseptor neurotransmiter di susunan saraf pusat sangat tinggi, durasi kerja
klinisnya lebih lama dari yang diperkirakan berdasarkan waktu-paruh
plasmanya. Oleh karena itu, reseptro D2 di otak pun lebih lama ditempati.
Metabolisme :
Sebagian besar antipsikotik hampir dimetabolisasi sempurna melalui
berbagai proses. Meskipun beberapa metabolit tetap aktif, misalnya, 7hidroksiklorpromazin dan haloperidol yang tereduksi, metabolit ini
dianggap tidak begitu penting menimbulkan kerja antipsikotik, kecuali
mesoridazin, yakni metabolit utama tioridazin, yang lebih kuat daripada
senyawa induknya dann menimbulkan sebagian besar kerja obat
induknya. Sedikit sekali antipsikotik yang diekskresi tanpa mengalami
perubahan karena hampir selluruhnya dimetabolisasi sempurna menjadi
substansi yang lebih polar.
Ekskresi :
Sedikit sekali dari obat ini yang diekskresikan tanpa ada perubahan,
karena obat-obat tersebut hampir sepenuhnya dimetabolisme menjadi
substansi yang lebih polar. Waktu eliminasi (sebagaimana ditentukan oleh
klirens metabolik) beragam, dari 10 sampai 24 jam. (Bertram G. Katzung,
2002).
1.3
FARMAKODINAMIK ANTIPSIKOTIK
Kerja obat antipsikotik atipikal pada dopamine pathway.
1. Mesokortikal Pathways
Antagonis 5HT2A tidak hanya akan menyebabkan berkurangnya blokade
terhadap antagonis D2 tetapi juga menyebabkan terjadinya aktivitas dopamin
kelainan
pergerakan
seperti
pada
Parkinson
yang
disebut
1.4
Kolaps sirkulasi
Penyakit parkinson
Penyakit jantung