-Gugus
alkohol
eter
Penggolongan Alkohol
Berdasarkan struktur, alkohol dpt dibagi menjadi 3
golongan :
1.
Alkohol primer (10); Gugus hidroksil (-OH) terikat
pada atom karbon primer.
2.
Alkohol sekunder (20); Gugus hidroksil (-OH)
terikat pada atom karbon sekunder
3.
Alkohol tersier (30); Gugus hidroksil (-OH) terikat
pada atom karbon tersier.
R CH2 CH2 OH
R CH2 CH OH
alk. primer
CH2
R CH2 C OH
alk. sekunder
CH2 CH3
alk. Tersier
R
CH2
TATANAMA ALKOHOL
1. Trivial (Umum)
Alkohol disebut alkil alkohol, sehingga dalam
penamaan alkohol diawali oleh nama alkilnya
kemudian kata alkohol. Contoh ; CH3CH2CH2 OH
propil alkohol.
2. IUPAC
Alkohol disebut juga alkanol, jadi nama alkohol
diturunkan dari nama alkana. Dimana akhiran a
pada alkana diganti ol. Contoh ; CH3CH2CH2CHCH3
2pentanol
OH
Struktur
Trivial
CH CH CH OH
3
2
2
CH CH CH
3
3
n-propil alkohol
iso propil alkohol
IUPAC
1-propanol
2-propanol
OH
CH = CHCH OH
2
2
BrCH CH CH OH
2
2
2
OH
allyl alkohol
3-bromo propanol
siklo heksanol
CH
3
CH CH C OH
3
2
pentanol
tert-heksil alkohol
3-metil-3-
CH CH
2
3
CH CH CHCH CH CH
3
2
2
2
3
sek-heksil alkohol
3-heksanol
CH CH CH CH CH CH OH
3
2
2
2
2
2
n-heksil alkohol
1-heksanol
TATANAMA ETER
- Trivial, penamaan eter berdasarkan pada gugus
alkil atau aril yg terikat pada oksigen sesuai dgn
abjad dan diakhiri dengan kata eter
- Penamaan eter tidak mengenal penomoran. Contoh
CH3 O CH3
: dimetil eter
CH3 O CH2CH3
OCHCH3
(2-etoksi pentana)
H3CO
OCH3
O
-
Fenol
O
1,4-dioksana
-
1,4-dimetoksi benzena
H2C
H2C
CH2
CH2
O
Tetrahidrofuran
o
etilen oksida
Fenol dapat mempunyai substituen pada posisi orto, meta & para
Fenol berguna untuk mensintesis senyawa aromatis yang sangat berguna untuk
kehidupan
OH
Turunan senyawa fenol dikenal
dengan senyawa fenolat (flavonoid alkaloid &
senyawa fenolat yang lain)
fenol
R1
R2
R3
CH3 H
H
H CH H
3 CH
H
3
NO H
2
H NO
2
CH H
O OH H
H
H
H
H
H NH
2
OH
H
R4
R5
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
NO
2
H
H
H
H
Br
Cl
fenol
p-kloro fenol
OH
Br
Br
OH
CH3
o-kresol
m-kresol
CH3
p-kresol
OH
O
pinokembrin dr pohon
pinus
CH2CH=CH2
eugenol dr m cengkeh
t.d 0C
64,5
78,3
97,2
55,8
117
137
Eter
CH3OCH3
C2H5OCH3
C2H5OC2H5
C2H5OC3H7
C3H7OC3H7
Oksirana
Tetra hidro furan
t.d 0C
-24
10,8
34,5
63,6
68
13,5
66
IKATAN HIDROGEN
Alkohol dengan berat molekul rendah dapat larut
dalam
air,
karena
alkohol
tersebut
mampu
membentuk assosiasi dengan molekul air melalui
ikatan hidrogen.
Alkohol dengan berat molekul tinggi tidak dapat larut
air, karena adanya efek sterik yg cukup besar
sehingga alkohol ini tidak dapat berassosiasi dengan
molekul air
Dimetil eter dapat larut dalam air, karena senyawa ini
dapat berassosiasi dengan molekul air melalui ikatan
hidrogen
H
H
O
R
H
O
TITIK DIDIH
Faktor yang mempengaruhi titik didih :
- Gaya tarik antar molekul
Gaya tarik antar molekul/Gaya Van der waals
1. Gaya London, gaya yang bekerja pada molekul nonpolar
2. Gaya antar dipol, gaya yang bekerja pada molekul polar.
- Pada molekul polar terdapat gaya ikatan hidrogen
- Molekul polar cenderung untuk membentuk assosiasi
molekul
Mendidih berarti mengubah fasa cair menjadi fasa gas
Molekul yg mempunyai gaya london atau gaya antar dipol
diperlukan
peningkatan
energi
kinetik
untuk
menghilangkan gaya-gaya antar molekul tersebut.
Senyawa nonpolar mempunyai titik didih lebih kcil
dibanding senyawa polar
HZ2
[ H+] [Z1-]
H + + Z -1
[HZ1]
[ H+] [Z2-]
H + + Z -2
[HZ2]
Ka HZ1 =
Ka HZ2 =
Jika harga KaHZ1 > KaHZ2 maka HZ1 lebih asam dari pada
HZ2.
Ka H2O = 10-14 dan Ka alkohol = 10-15 sehingga air bersifat
lebih asam dari alkohol.
Keasaman yang rendah pada alkohol disebabkan karena
tetapan dielektrik nya yang rendah dibandingkan dengan air
Dengan demikian alkohol mampu bereaksi dengan natrium
amida membentuk alkoksida
2 ROH + 2 NaNH2
alkohol
2 [RO]+Na- + NH3
Na-alkoksda
k1
k2
+ OH
+ H 2O
REAKSI-REAKSI ALKOHOL
1. Reaksi Substitusi
R O H + HBr
alk
RBr + H 2O
alkil bromida