Kehidupan Sehari-hari
By : Maulidya Alfiana
AK-1 Reguler
Pada tanggal 15 agustus 1996 lalu, untuk pertama kalinya sample baja
pada lambung kapal titanic di ambil. Kemudian di lakukan analysis
metalurgi pada sample tersebut. Hasil analysis menunjukkan bahwa
kadar phosphorus pada baja Titanic di temukan 4 kali lebih besar
dibanding baja modern saat ini, sedangkan kadar sulfur 2 kali lebih
besar. Hal ini mengindikasikan bahwa baja Titanic kemungkinan di
produksi dengan cara open-hearth furnace. Hasil analysis lainnya
menunjukkan bahwa rasio Mangan (Mn) terhadap sulfur (S) adalah
7:1, bandingkan saja dengan baja modern saat ini yang memiliki rasio
200:1.
Berdasarkan analysis baja tersebut, maka tragedy titanic menjadi
lebih terkuak. Phosphorus yang berlebih di dalam baja menjadi
inisiator terjadinya kepatahan lambung kapal. Sulfur yang berlebih di
dalam baja akan berkombinasi dengan besi (Fe) untuk membentuk
FeS yang juga merupakan propagator terjadinya kepatahan. Kadar
Mangan (Mn) yang terlalu kecil membuat baja kurang keras dan lebih
rentan terhadap kepatahan.
Kesimpulan
Secara umum analisis dalam kimia analitik terbagi dalam dua jenis yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu proses
analisis yang berhubungan atau bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa
kimia yang terdapat dalam sebuah sample secara kualitatif untuk
mengetahui senyawa kimia apa yang terkandung dalam sample atau materi
tersebut. Analisis yang kedua yaitu analisis kuantitatif yaitu proses analisis
yang berhubungan atau yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak,
jumlah atau kontribusi suatu senyawa tertentu dalam sample atau materi.
Biasanya urutan analisis dalam kimia analitik adalah analisis kualitatif
kemudian analisis kuantitatif. Hal ini berarti kita terlebih dahulu harus
mengetahui jenis atau kandungan apa saja yang terdapat dalam suatu materi
atau sample, setelah itu baru kita dapat menentukan seberapa banyak
jumlah atau kontribusi senyawa tersebut terhadap materi atau sample yang
dianalisis.