Anda di halaman 1dari 16

Diktat Kuliah Struktur Baja II

Oleh: Ir.Sanci Barus,MT,IPM


Struktur Baja II melingkupi materi :
I
Pendahuluan
II Sambungan dengan alat sambung Las ( Welding )
Teknologi Las & Macam macam Las
Sambungan dengan Las Tumpul
Sambungan dengan Las Sudut
Aplikasi Sambungan dengan alat sambung las
Memikul gaya aksial
Memikul gaya Momen
Memikul Gaya Lintang
Memikul M,D, & Normal
III Perencanaan Gelagar Baja I atau Plat Girder
Perhitungan Gaya gaya
Dimensi Gelagar dengan metode ASD & LRFD
Kontrole Geser
Kontrole KIP
Kontrole Lendutan
IV Pengaruh Tekuk Local ( Local Buckling)
Pada Flens (Sayap)
Pada Web ( Badan )
V Perencanaan Sendi Engsel Pada Balok Gerber
VI Industrial Building
Perencanaan Sambungan Balok Kolom
Perencanaan Bracing & Pengaku-pengaku
Ikatan-ikatan Angin
Dll
Pendahuluan :
Perencanaan sambungan maupun perencanaan Gelagar kita kenal secara umum dengan cara
Elastis yang diadopsi dari system perencanaan AISC ( American Institute Steel Construction) yang
dituangkan dalam system ASD ( Alloable Stress Design). Yang dipopulerkan dan diakui
keberadaannya dalam PBBI (Peraturan Bangunan Baja Indonesia 1982)
Saat sekarang telah diadopsi lagi peraturan yang lebih baru dengan metode Plastisitas dengan
system lebih popular yaitu LRFD ( Load Resistence Factor Design )
Didalam diktat perkuliahan Struktur Baja II ini, kita akan lebih memfokuskan kedalam system
ASD yang sudah lebih populer dan lebih Familier didalam lingkungan perkuliahan. Karena itu kita
akan memperlihatkan dengan jelas secara umum dan lebih menuju kepada Filosofi tentang kedua
system.
System perencanaan ASD lebih mengarah kepada Safety Faktor dalam tegangan rencana.
Biasanya safety factor diambil kurang lebih 2/3.

i =

y
1.5

X
Dari hubungan Tegangan Regangan dapat dilihat maka tegangan izin yang dipergunakan untuk
perencanaan ( Design ) dengan metode ASD = 2/3 bagian dari tegangan leleh yang terjadi.
Sytem dengan Metode LRFD, dipergunakan tegangan Leleh dengan memberikan coefficient
Factor pada pembebanan dan pada kekuatan bahan ( Strength of Material) antara lain kekuatan
memikul Lentur, kekuatan memikul geser, dan kekuatan memikul aksial yang tergantung dari
bentuk materialnya. Juga akibat perngaruh coificient pembebanan. Dengan kedua factor tersebut
tentunya ketelitian perencanaan akan lebih accurate dibanding dengan cara metode elastis ( ASD).
Peraturan LRFD sudah ditulis oleh Lembaga Laboratorium Struktur PPAU Institut Teknologi
Bandung. Juli 2000. Namun belum diundangkan secara resmi oleh Standar Indonesia.
III. Perencanaan Gelagar Baja I (Design)
Dgn System Metode LRFD ( Metode Kekuatan Batas)
Kombinasi Pembebanan:
1.4 D
1.2 D + 1.6 L
Dimana : D = Beban mati (dead load)
L = Beban hidup (live load)

Design :

Dimana :

Fy =

Mu
W

= 0.9
FY = Tegangan leleh baja

Pengaruh Kelangsingan Pada Balok I

= bt
f

b = Lebar sayap

p =170

fy

r = 370

f y fr

t f = tebal sayap

Untuk penampang kompak ( Solid )


Untuk penampang tak kompak

Pengaruh Lendutan :

Ymax =

L
240

Contoh Soal :
Suatu Gelagar Baja I Continiu memikul beban mati dan beban hidup P terpusat & q terbagi rata
sbb: P= 10 ton, q berat sendiri ( dead load ) = 1 T/m, q beban gerak = 2 T/m Tegangan leleh
baja 2400 kg/cm.
Diminta : Design Gelagar Baja dan kontrole
Penyelesaian :

Fy =

Mu
W

M u = ( 1 4 PL + 18 qbg L2 )1.6 + ( 18 qbs L2 )1.2


W perlu

Mu
0. 9 f y

dimana :

= 0.9

M u = ( 1 4 .10.8 + 18 .2,0(8 2 ))1.6 + ( 18 .1,0(8 2 )1.2


M u = 67.2 Ton.m
Diperoleh:
W perlu

67.2(105 )

= 3.111 Cm3
0.9(2.400)

Metode Elastis :

M Elastis = ( 1 4 PL + 18 qbg L2 ) + ( 18 qbs L2 )


M Elastis = 44 Ton.m
Diperoleh :

W perlu

44(10 5 )

= 2.750 Cm 3
1.600
M

MY

Gerafik hubungan

Mp
My

dan

Dalam analis LRFD, kuat lentur nominal Struktur Balok Baja dipengaruhi oleh beberapa kondisi
batas yaitu :
1. Kondisi Batas leleh Penuh (Kondisi Plastis)
2. Kondisi Batas tekuk Lokal (Pelat Badan & Sayap) (Local Buckling)
3. Kondisi batas tekuk Torsi Lateral (Torsional Buckling)

KONDISI PLASTIS
Seluruh bagian penampang mencapai leleh
dengan tegangan nominal leleh sebesar f y

KONDISI LOCAL BUCKLING


Tekuk terjadi pada bagian pelat badan dan
pelat sayap yang tertekan oleh gaya
terkonsentrasi. Pada perletakan dan pada
beban terpusat permanent.

KONDISI TORSIONAL BUCKLING

KONDISI BATAS PENAMPANG


Kelangsingan :

P : Membatasi daerah Plastis dan Inelastic


r : Membatasi daerah Inelastic Elastic
Dimana bila :

0 P .............. : Penampang kompak

P r ......... : Penampang Tidak kompak


r ..................... : Penampang lang sin g

Plat sayap :

Pelat Badan :

b
2t f

h
tw

P =

P =

170

370

fy

1680

r =

fy

( f y fr )

2550
fy

: h = d ( 2t f + 2r )......................tinggi bersih badan propil

Dimana

Mn

PLASTIS

INELASTIC

Mp

ELASTIC

Mr

= kL i

min

KONDISI PLASTIC

Penampang Gelagar I direncanakan Runtuh setelah seluruh penampang mengalami leleh ( Yeld )
dimana Momen maksimum sama dengan Momen Plastic

M max = M P = Z x . f y 1.5 M y
dim ana : Z x =

A .y
i

KONDISI TEKUK ELASTIC

( adalah mod ulus Plastis Penampang)


= Mr r

= Sx ( f y

Mn
Mr

bila :

fr )

fr

= tegangan sisa

fy

= tegangan leleh

KONDISI TEKUK INELASTIC

P r

Diharapkan ketika sebagian penampang sudah pelastis atau keadaan Inelastis, Balok akan
mengalami runtuh akibat pengaruh tekukan.
Dapat didefinisikan Kuat Lentur Nominal sebesar :

p
M n = M P (M p M r )

KONDISI BATAS BALOK BAJA I DENGAN PENAMPANG KOMPAK

L p = 1,76.i y
iy =

Iy

E
fy
( Jari 2 inertia)

F
L p = Panjang bent. pengekangangan maksimum plastis

EF .GJ
i y .
I
S

2
w
x

Lr =
1 + 1 + 4( f y f r )

S (f f )
2
I
GJ

x
y
r
y

I w = Inertia warping

= Inertia torsi St.Venant

Lr = Panjang ben tan g pengekangan terkecil lateral

BENTANG PENDEK (PLASTIC PENUH)

Lb L p

Mn = M p

L p Lb Lr

BENTANG MENENGAH (INELASTIC)

Lb L p
(
)
M n = Cb M P M p M r
L L

p
r
12.5M max
Cb =
2.5M max + 3M A + M B + M c

M p

Lb = Panjang balok
C b = 1 .0

(bila momen continiu)

MA

MC

MB

M max

BENTANG PANJANG (LATERAL BUCKLING)

M n = M cr M p

Lb > Lr

M cr = Cb

E
EI y GJ + I y I w
Lb

Lb

PEGARUH GESER OLEH GAYA LINTANG

Vu v Vn
dim ana :
v = 0 .9
V u = gaya geser terfaktor
V n = kuat geser penampang
Leleh geser Badan:
Vn = 0.6 f ywFw ...........................................bila :

kE
h
1,10 n
tw
f yw

Tekuk geser Elastoplastic :


Vn = 0.6 f ywFw (1,10)

tw kn E
..................bila :
h f yw

1,10

kn E h
kE
1.37 n
f yw tw
f yw

Tekuk geser Elastic :


Vn = 0.9 kn EFw

tw2
....................................bila :
h2

kE
h
1,37 n
tw
f yw

bila :
< 260.............................balok tidak diperkaku

> r ................................balok tinggi


f yw =

(d 2t f )

fy
d
5
kn = 5 +
.......................................a = jarak stiffner pengaku geser
2
a
h

( )

LENTUR & GESER


Momen Lentur terfaktor di-imbangi oleh kekuatan Plat Sayap saja :

M u b .(d t f ).b.t f . f y
Dan Gaya Lintang terfactor dipikul oleh kekuatan nominal badan (web) yaitu :

Vu v .Vn
Momen Lentur dan Gaya Lintang dipikul oleh tampang pada suatu titik secara bersamaan :

Mu
V
+ 0.625 u 1.375
M n
Vn
LENDUTAN MAXIMUM
_

L
...............Balok memikul dinding dan berat sendiri takterfactor
360
_
L
Y=
...............Balok memikul berat sendiri takterfactor
240

Y=

MOMEN LENTUR & GAYA AKSIAL(Penampang Prismatis) IWF & Channal&Ganda)

M uy
Nu
Nu
8 M ux
+
+
0.2
1.0.......... .......... .....
n N n 9 b M nx b M ny
n N n
M ux
M uy
Nu
Nu
+
+
< 0. 2
1.0.......... .......... .........
n N n
2 n N n b M nx M ny
bila :
n = 0.90.....( tarik )

leleh

n = 0.75.....( tarik ) fraktur


n = 0.85.....( tekan )
n = 0.90.....( lentur )

PERHITUNGAN KUAT LENTUR DGN BATAS BATAS KELANGSINGAN PLAT BADAN

P =

N
1680
.................................bila : ................... u = 0,125
b N y
fy

P =

1680
2,75N u
Nu

0,125
1
.
0

.....................................
b N y
b N y
f y

N u 665
N
500
........................... u > 0,125
P =
2,33

b N y
b N y
f y
fy

r =

0,74 N u
2550

1
.
0

b N y
f y

CONTOH SOAL
Suatu struktur Gelagar Sederhana Balok Baja yang terdiri dari Propil IWF memikul beban mati
serta beban hidup terbagi rata yang terletak diatas sendi dan rol

q bm = 790 kg
Dimana :

m'
q bh = 1000 kg '
m
f y = 240 Mpa
k = 1,12 ( factor bentuk)

Penyelesaian

1. MENGHITUNG GAYA (M & D)

qu = 1.2(790) + 1.6(1000) = 2550 kg

m'

= 25.50 kN m'

M u = 1 .q u .L2 = 1 (25.50)(36) = 114.75 kN .m


8
8
1
1
Vu =
.q .L =
(25.50)(6) = 76.5 kN
2 u
2

2. DIMENSI

0,9M n M u
0,9.Z x . f y M u
Zx

Mu
114,75.10 2 kN .cm
=
= 532 cm 3
3
0,9. f y
0,9.240.10 kPa

Sx

Z x 532
=
475 cm 2
k
1.12

Chek beberapa penampang IWF yang paling ekonois dan kuat

S x = 481 cm 3 > 475 cm 3


q = 36,7 kg

m'
I x = 7.210 cm 4

IWF.300.150.6,5.9------------.. I y = 508 cm

i x = 12,4 cm
i y = 3,29 cm
r = 13 mm
KELANGSINGAN :
Plat Sayap :

b
150
170
170
=
= 8,33
=
= 10,97 ( Sayap kompak )
2t f
2(9)
fy
240

Plat Badan :

h d 2(t f + r ) 300 2(9 + 13)


1680
=
=
= 39,38
= 108,40 ( Plat badan compact )
tw
tw
6.5
fy

KONTROLE LENTUR & GESER


Kelangsingan Geser :

k E
h
= 39,38 < 1.10 n
tw
f yw

kn = 5 +

(a h )

39,38 < 1.10

= 5+

600

25,6

5.2,0(10 5 )
= 71
240

=5

( Pelat badan kompak terhadap tekuk geser )

.Vn = 0.9(0,6) Aw . f y = 0,9(0,6)(h.t w ).240 = 0,9(0,6)(256)(6,5)(240) = 94,28 kN


.Vn = 94,28 kN > Vu = 76,5 kN

(ok )

Metode Distribusi :

M Flens = A f .(d t f ). f y = 150(9)(300 9)(240) = 94,28 kN .m > M u = 114,75 ( No.OK )


Tidak kuat menahan momen luar (t.ok)
Metode Interaksi :

Mu
V
+ 0.625 u < 1.375
M n
V n
114,75(10 6 )
76,5
+ 0,625
= 1,22 < 1.375
3
0,9(1,12)( 475.10 )( 240)
76,5

(OK )

KONTROLE LENDUTAN AKIBAT BEBAN TETAP

5(179) kg cm (6 4 )(10 8 )cm 4


5 (q dl + q ll ) L4
=
= 2,09 cm
=
384
EI x
384(.2,0.10 6 )(7210)kg .cm 2
L
600
Yizin =
=
= 2,5 cm > = 2,09 (OK )
240 240
KONTROLE TERHADAP PENGARUH LATERAL

L < L p ...................tidak
L p = 1,76.i y

perlu pengaku

E
2,1.10 5
= 1,76(32,9)
= 1710 mm
fy
240

6000
= 1500 mm < 1710 mm (dipasang 5 stiffner Web)
4
Bila tidak mau dipasang stiffner Lb = 6000 mm

ambil

maka :

Lb =

a. Runtuh dalam keadaan leleh ( short beam)


6000 < 1,76.i y .

2,1(10 5 )
240

i y > 115,2 mm
ambil IWF .400.400.45.70
i y = 11,1
6000
= 3000 mm (dua bagian)
2
3000
iy =
= 57,69 mm
52
ambil IWF .350.250.8.12
i y = 5,92 cm
Lb =

b. Runtuh Pada tekuk elastis ( Medium beam)


dengan

mengambil

sehingga :

L b = 2000 mm

qu

M max

& L r = 4604 mm

L p < Lb < Lr

Lb L p
M n = C b M P ( M p M r )
L L

p
r
12 .5 M max
Cb =
2.5 M max + 3 M A + M B + M c
q=

L p = 1710 mm

M p

= 22 ,8 kN '
1.12
m
2
= 1 .22 ,8 .6 = 102 ,6 kN .m = M B
8
2

6
6
M A = 22 ,8(3). 0,5( 22 ,8) = 76 ,95 kN .m
4
4
12 ,5(102 ,6)
Cb =
= 1.136
6,5(102 ,6) + 6 ( 76 ,95 )
M r = S x ( f y f r ) = 481( 240 70 ) = 81,77 kN .m
M p = k .S x . f y = 129 , 29 kN .m

2000 1710
M n = 1,136 129 , 29 (129 , 29 81,77 )
= 141,48 kN .m < M p
4604 1710

M n = 0 .9(141, 48 ) = 127 ,33 kN .m > M u = 114 ,75 kN .m


( ok )

2
EF.GJ

iy .
I S

Lr =
1 + 1 + 4( f y fr )2 w x
Sx ( f y f r )
2
I y GJ

3
2
I f (d t f )2 16 t f b f (d t f )
Iw =
=
= 1 (1503.9.2912 ) = 1,07.1011mm6
12
2
4
2b .t 3 1
1
J = f f + (d t f )tw3 = (300.93 + 291(6,53 ) = 63.103 mm4
3
3
3
11
32,9.(3,14) 2.105 (4533)(8.104 )(63.103 )
481.103
2 1,07.10

Lr =
1
+
1
+
4
(
170
)
3

2
508.104 8.104.63.103
481.10 (170)

Lr = 4604 mm > L = 2000 mm (T .OK )


Diperbesar Propil menjadi IWF.300.200.9.14

Lr = 6283 mm
L p = 2423 mm
Dengan cara yang sama dihitung

L
= 1500 mm
4
L p < Lb < Lr ........balok ben tan g menengah
Lb =

L L p

M n = C b M p ( M p M r )
Lr L p

6000 2423
M n = 1.136[240 (240 151.8]
= 1,136(158,3) = 179,79 kN .m
6283 2423
M n = 0,9(179,79) = 161,81 > M u = 114,75 kN .m (OK )
c. Runtuh pada tekuk elastis (Balok pajang , torsional buckling )

IWF .300.150.6,5.9.............Jarak stiffner = 2000 mm

E
M cr = C b
EI y GJ + I y I w
Lb
Lb
3,14
M cr = (1.136)
2.10 5.508.10 4.8.10 4.63.10 3 + 314 2.508.1.07.1011
1500
= 127,86 kN .m
M cr = 0,9(127,86) = 114,91 > M u = 114,75..........(ok )

Anda mungkin juga menyukai