Anda di halaman 1dari 32

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI INTERMODA


I. Pengantar
1. Pertumbuhan sektor ekonomi dan sektor-sektor lain di Indonesia
akan terus didorong oleh laju industri dan perdagangan di dalam dan
luar negeri . Dalam hubungan ini sektor transportasi berperan sangat
penting dan menentukan sebagai urat nadi kehidupan dan
perkembangan ekonomi, sosial, politik dan menunjang mobilitas
barang dan manusia, yang terus tumbuh sebagai akibat
perkembangan berbagai sektor.
Pengembangan sektor transportasi di Indonesia diupayakan dengan
pendekatan kesisteman menuju perwujudan Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas) yang efisien, efektif dan terjangkau oleh
masyarakat pemakai jasa transportasi, baik dari aspek alokasi
jaringannya maupun kewajaran tarifnya.
2. Sementara itu kemajuan teknologi khususnya di bidang transportasi
dan pengemasan barang dengan peti kemas serta tuntutan kebutuhan
masyarakat industri maju mengarah kepada pelayanan angkutan dari
pintu kepintu (door to door service), baik dalam lingkup domestik
maupun internasional. Hal ini mendorong tumbuh berkembangnya
angkutan intermoda dalam kerangka Sistem Transportasi Intermoda/
Sistem Transportasi Multimoda, atau Combined Transport System
yang diarahkan sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas transportasi untuk logistik dan distribusi.
3. Dalam lingkup internasional sesuai The International Multimodal
Transport Convention of Goods 1980 dari PBB pengangkutan
intermoda merupakan salah satu cara pengangkutan barang dengan
ciri, antara lain :
- menggunakan 2 jenis moda/ alat transpor atau lebih
- menggunakan hanya satu dokumen pengangkutan yang
dikeluarkan oleh satu operator yang bertanggungjawab penuh
- terjadi peralihan barang dari suatu negara ke negara lain
1

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

tersedia pelayanan door to door

Penerapan Sistem Transportasi Intermoda (STI) di negara-negara


maju tumbuh dengan pesat sejalan dengan peningkatan penggunaan
peti kemas, dengan standar ISO (International Standard
Organisation) yang dirasakan dapat memberikan berbagai
keuntungan antara lain mengurangi waktu pada titik transhipment,
pelaksanaan pengangkutan relatif cepat, mengurangi keruwetan
formalitas dan dokumentasi, memerlukan hanya satu agen/ operator,
penghematan biaya, sehingga dapat menekan harga barang serta
meningkatkan daya saing.
Meskipun transportasi intermoda telah berkembang dengan pesat di
negara maju, namun dari aspek pengaturan legalitas sesungguhnya
negara-negara tersebut belum memberlakukan The International
Multimodal Transport Convention of Goods dari PBB, melainkan
masih menggunakan peraturan-peraturan yang ditetapkan asosiasi
atau lembaga swasta, antara lain International Chamber of
Commerce (ICC) dan Federation International des Associations de
Transitaires et Assimiks (FIATA).
4. Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan
angkutan intermoda masih relatif lamban. Hal ini disebabkan antara
lain oleh keadaan/ tingkat kemajuan ekonomi negara, pembatasan
operator asing dan keperluan investor besar dengan standar
internasional. Khusus di Indonesia, dalam 10 tahun terakhir telah
mulai tampak berkembang pengangkutan untuk ekspor dan impor
dengan menggunakan peti kemas, yang merupakan bentuk penerapan
awal STI.
Perkembangan lanjut penerapan sistem ini di Indonesia masih relatif
lamban antara lain karena belum adanya dukungan legalitas yang
memadai , dimana sampai saat ini belum ada peraturan perundangundangan nasional yang mengatur pengangkutan intermoda.
Di samping itu dewasa ini masih ada berbagai pembatasan terhadap
freight forwarder atau multimodal transpor operator (MTO) asing,
sehingga perusahaan Indonesia dalam bidang ini juga masih relatif
sulit untuk bekerja sama dengan pihak asing tersebut. Transportasi
intermoda yang dilakukan oleh Freight Forwarder/perusahaan jasa
2

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

pengurusan transportasi nasional selama ini hanya berdasarkan pada


ketentuan KUHD, KEPMENHUB No. KM 10/1988 dan ketentuan
internasional yang belum diratifikasi.
5. Dalam jangka panjang perkembangan ekonomi dan perdagangan
dunia yang mengglobal diperkirakan akan meningkatkan arus barang
ke berbagai penjuru dunia, yang akan memaksa setiap negara anggota
GATT/ WTO termasuk Indonesia, untuk turut terlibat dalam suasana
perdagangan bebas secara simultan, baik ditingkat regional maupun
internasional.
Bagi Indonesia yang turut serta menandatangani
perjanjian GATT/ WTO terbuka kesempatan yang kondusif untuk
meningkatkan akses ke pasar angkutan bagi barang-barang produk
nasional.
Pada gilirannya hal ini dapat berlanjut dengan peningkatan ekspor
dan impor serta perdagangan antar pulau, sehingga secara
keseluruhan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran negara serta masyarakat.
6. Meskipun demikian kesempatan untuk meraih atau memperluas pasar
angkutan yang prospektif tersebut akan dihadapkan kepada suasana
persaingan yang ketat, sehingga penyelenggara angkutan perlu
mengembangkan sistem transportasi yang efektif, efisien, andal dan
berdaya saing tinggi. Kegiatan angkutan tersebut harus mampu
menunjang terciptanya daya saing komoditi ekspor nasional melalui
suatu sistem transportasi yang cepat, tepat waktu, relatif murah dan
terpadu dalam pemanfaatan moda transport. Pendekatan intermoda
merupakan alternatif pengangkutan yang tepat untuk menunjang
ekspor, impor dan angkutan domestik, dalam kerangka STI guna
melayani sistem logistik dan distribusi.
II. Transportasi Intermoda dewasa ini
1. Pengertian Umum
1
Pengertian umum keseluruhan arus transportasi intermoda
dapat dilihat pada lampiran Gambar 1. Dari gambar tersebut
dapat diuraikan proses transportasi intermoda sebagai berikut :
3

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

a. Arus barang dimulai dari pusat produksi dengan menggunakan berbagai alternatif moda angkutan, antara lain :
1) Truk dan atau kereta api langsung dari lokasi
rim ke pelabuhan asal.

pengi-

2) Truk dari lokasi


pengirim
ke dry port untuk
konsolidasi, kemudian
dengan
truk/ kereta
api
diteruskan ke pelabuhan asal
b. Dari pelabuhan asal dilakukan handling (muat) dan diangkut
dengan kapal ke pelabuhan tujuan
c. Di pelabuhan tujuan barang dilakukan handling (bongkar)
dan selanjutnya diangkut dengan truk/ kereta api ke penerima
barang (dengan atau tanpa melalui dry port)
Uraian tersebut di atas merupakan contoh pada transportasi
intermoda Darat-Laut.Secara analogis gambaran serupa dapat
pula disusun untuk transportasi intermoda Darat-Udara,di mana
pelabuhan diartikan sebagai bandara dan industri sebagai pusat
industri Pariwisata (antara lain hotel).
Dari gambaran di atas Sistem Transportasi Intermoda dapat
diartikan sebagai konsep transportasi dengan menggunakan
lebih dari satu moda transport dengan pelayanan door to door
dibawah tanggung jawab satu operator. Sistem ini menerapkan
penggunaan peti kemas dengan ukuran standar ISO, sehingga
sering disebut door to door movement by container atau
global through freight system. Ukuran standar tersebut
memungkinkan peti kemas diangkut secara praktis dan efisien,
bila diikuti dengan keseragaman fasilitas pendukungnya seperti
alat transportasi, alat bongkar muat, terminal, gudang, jalan
raya, jembatan dlsb.
Disamping itu juga diperlukan
keseragaman pendukung lainnya antara lain administrasi
angkutan, kepabeanan, komunikasi/ informasi dll.
Ruang lingkup kegiatan transportasi intermoda meliputi
pelayanan angkutan one stop service dan door to door
4

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

( mengarah kepada Cargo Consolidation & Distribution


Centre), pengurusan dokumen barang dan dapat pula meliputi
pengoperasian fasilitas terminal dan pergudangan. Sistem ini
akan sangat berperan dalam menunjang kelancaran eksporimpor, terutama dari aspek lama waktu pengiriman dan biaya
pengiriman. Dalam skala makro akan memberikan dampak :
- Optimalisasi penggunaan infrastruktur nasional
- Penghematan devisa negara dari freight cost (mendatangkan Mother Vesel, pergeseran FOB ke CIF)
- Akselerasi perwujudan transhipment port Indonesia dan alih
teknologi
Dalam skala mikro memberikan penghematan biaya : persediaan,
handling, pemeriksaan, asuransi, administrasi dll.
Pemakai jasa akan memperoleh kemudahan dari sistem ini
karena mekanisme pengiriman barang terintegrasi, dan shipper
hanya berhubungan dengan pihak operator/ penanggungjawab
saja, sehingga arus barang lancar.
2. Perhitungan Biaya
Dalam hubungan dengan kegiatan ekspor impor, pemindahan
barang seperti bahan mentah, bahan baku atau barang jadi,
tidak terbatas dilakukan dalam satu negara, tetapi menyangkut
lebih dari satu negara dan meliputi lebih dari satu fungsi atau
kegiatan ialah : transportasi, pengemasan, penyimpanan/
pergudangan, asuransi, order processing, komunikasi dan
inventory.
Berkaitan dengan hal ini maka penghitungan biaya angkutan
intermoda dilakukan secara total cost approach, untuk
meminimalkan biaya door to door (bukan biaya angkutan
murni).
Total cost menyangkut monetery cost dan juga time related cost.
Dalam memilih kombinasi moda transport yang akan digunakan,
diupayakan total distribution cost relatif (jumlah monetery cost
dan time related cost) yang terkecil.
5

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Periksa lampiran Tabel 1 Kombinasi moda transport Tokyo


London
3. Manfaat
Transportasi intermoda sebagaimana dikemukakan terdahulu
dapat memberikan manfaat/ keuntungan baik bagi pemilik
barang, operator angkutan maupun pemerintah, sebagai berikut :
a. Bagi Pemilik Barang (shipper,consignee) :
1) Jangka waktu penyerahan barang relatif pendek
2) Biaya total relatif rendah
3) Keselamatan barang, jadual angkutan dan
biaya
terkendali
4) Hanya satu penanggungjawab dalam arti reponsibility
terhadap pemilik barang.
b. Bagi Operator Angkutan
1) Mempermudah perhitungan biaya transport serta
menghemat biaya-biaya tertentu seperti packaging cost,
biaya bunga dan premi asuransi
2) Menyederhanakan administrasi dokumen arus barang
3) Menghemat waktu pada kegiatan transit meliputi antara
lain transhipment/ bongkar muat, penyimpanan/
pergudangan dan menyederhanakan handling serta
meminimalkan kerusakan barang.
c. Bagi Pemerintah
1) Memperlancar distribusi barang dan jasa ke seluruh
wilayah negara
2) Mendorong peningkatan daya saing produk nasional dan
ekspor serta meningkatkan penerimaan devisa
3) Meningkatkan penggunaan infrastruktur nasional serta
pengawasan terhadap rantai transportasi
6

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

4) Mempermudah pelaksanaan prosedur pajak pada kegiatan


perdagangan.
4. Penyelenggaraan
Dalam arti luas penyelenggara atau operator transportasi
intermoda adalah pihak/ badan hukum yang berdasarkan suatu
kontrak kerja memberikan jasa transportasi secara terusan dan
menggunakan lebih dari satu moda transport, dengan
menerbitkan satu dokumen angkutan untuk seluruh angkutan
tersebut.
Penyelenggara transportasi intermoda,sebagai penangungjawab
tunggal angkutan barang,dikenal dengan sebutan Multimodal
Transport Operator (MTO) atau Intermodal Transport Operator
(ITO),yang terdiri atas 2 bentuk perusahaan ialah Vessel
Operator Common Carrier (VOCC) dan Non Vessel Opertor
Common Carrier (NVOCC).MTO-VOCC umumnya dijalankan
oleh perusahaan pelayaran yang memiliki armada,sedangkan
MTO-NVOCC dilakukan oleh perusahaan jasa pengurusan
transportasi
(freight
forwarder).Dalam
hal
MTONVOCC,freight forwarder yang menjadi MTO dapat menguasai
sarana pengangkutan atas dasar persewaan dan sekaligus
mengambil alih tanggung jawab atas barang yang diangkut,dari
perusahaan pengangkutan yang bersangkutan.Hal ini dapat
dilakukan sesuai ketentuan di dalam The Hamburg Rules l978.
Dalam konteks Indonesia penyelenggara yang dimaksud dapat
berstatus BUMN, perusahaan swasta dan koperasi. Salah satu
BUMN yang menyandang predikat perusahaan jasa pengurusan
transportasi atau Freight Forwarder ialah PT. Varuna Tirta
Prakasya . Penyelenggaraan transportasi intermoda pada
umumnya melibatkan beberapa pihak sebagai berikut :
a. Carrier, meliputi pemilik/ pengelola angkutan jalan raya,
kereta api, pelayaran, penerbangan, dan angkutan sungai
danau dan penyeberangan (ASDP).
b. Non Carrier, meliputi pergudangan, terminal peti kemas
CFS (Container Freight Station), Depo konsolidasi,
7

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

perusahaan pengepakan, pengurusan


impor, transaksi luar negeri.

Bea-Cukai, ekspor

c. Pihak lain terkait, seperti perbankan, asuransi muatan,


instansi kepabeanan, pelabuhan dan Freight Forwarder.
Penerbitan satu dokumen angkutan mencerminkan secara
prinsip disatukannya tanggung jawab dalam proses angkutan
barang tersebut ditangan satu penanggungjawab ialah operator
transportasi intermoda
5. Tanggung Jawab Operator
a. Pengaturan tanggung jawab
Pengaturan mengenai lingkup tanggung jawab yang
dimaksud tertuang antara lain dalam The International
Multimodal Transport Convention of Goods 1980 dari PBB,
di mana ditetapkan bahwa operator tidak saja
bertanggungjawab atas tindakannya sendiri tetapi juga atas
tindakan orang-orang yang bekerja padanya (sub
kontraktor) dan atau agen angkutan yang ditunjuknya,
selama barang berada dalam kekuasaannya. Konvensi ini
antara lain mengatur mengenai resiko operator, batas waktu
pengajuan ganti rugi, resiko pemilik/ pengirim barang, dan
penyelesaian sengketa.
Khusus mengenai resiko operator, ditetapkan jenis kegiatan
yang dapat dituntut ganti ruginya, meliputi physical loss or
damage dan keterlambatan penyerahan barang. Untuk jenis
kehilangan atau kerusakan lain yang tidak termasuk dalam
konvensi dapat diterapkan pengaturan perundang-undangan
nasional. Dewasa ini ketentuan dalam konvensi ini belum
dapat diterapkan karena belum diratifikasi oleh banyak
negara yang bersangkutan.
b. Tanggung jawab dalam praktek
8

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Dalam praktek, pengaturan tanggung jawab masih mengikuti


ketetapan-ketetapan dari lembaga swasta seperti ICC Rules
dan FIATA Bill of lading.
Sebagai gambaran umum tanggung jawab operator
berdasarkan ICC Uniform Rules for a Combined Transport
Document, meliputi antara lain :
1) Memberikan
kepuasan
penampilan transportasi
intermoda termasuk semua pelayanan yang diperlukan
bagi operasinya.
2) Menyerahkan barang kepada penerima/ consignee di
tempat tujuan dalam keadaan seperti waktu diterima dari
pengirim/ shipper.
3) Menanggung perbuatan/ kesalahan yang dilakukan agen,
sub kontraktor dan karyawannya.
4) Bertanggungjawab atas kehilangan/ kerusakan barang
yang terjadi selama dalam angkutan sampai penyerahan
di tujuan.
Operator tidak dapat dibebani tanggung jawab apabila
kerusakan/ kehilangan barang disebabkan antara lain oleh
kesalahan shipper/ consignee, packing/ marking tidak baik,
handling dilakukan shipper/ cosignee, dan lain-lain.
6. Dokumen Angkutan
Dokumen yang dimaksud membuktikan adanya kontrak
pengangkutan intermoda di mana beban tanggung jawab atas
barang yang diangkut telah diserahkan oleh pemilik/ shipper
kepada operator dan operator harus mengirimkan barang
tersebut sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam kontrak.
Jenis dokumen yang dipergunakan sesuai standar ICC Uni Form
Rules for Combined Transport Document, yang mempunyai
kekuatan hukum kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan
kontrak pengangkutan intermoda, adalah :
9

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

a.

Combidoc, yang didasarkan kepada Baltic & International


Maritime Conference (BIMCO) dan lazim digunakan oleh
kapal untuk transportasi intermoda (telah diakui
International Chamber of Commerce).

b.

FIATA Combined Transport Bill of lading (FBL),yang


disusun
oleh FIATA bagi freight forwader sebagai
penyelenggara jasa pengurusan transportasi intermoda.

c.

Multidoc,yang disusun oleh UNCTAD untuk diberlakukan


sebagai kelengkapan The International Multimodal
Transport Convention of Goods 1980.

III. Posisi Transportasi Intermoda di Indonesia


1. Pengaturan legalitas & kelembagaan
Sebagaimana diketahui berdasarkan konsep dasar STI maka 4
unsur pokoknya ialah penggunaan lebih dari 1 jenis alat /moda
transport,tanggung jawab berada pada satu operator tunggal,
penggunaan satu dokumen angkutan dan terjadinya peralihan
barang antar negara.
Pelaksanaan transportasi intermoda di negara berkembang
termasuk Indonesia belum berjalan dengan baik sebagaimana di
negara maju. Hal ini antara lain nampak dari kenyataan bahwa
terdapat 2 unsur pokok yang masih terhambat ialah tanggung
jawab tunggal dan penggunaan satu dokumen angkutan
(dokumen tunggal).
Dalam proses pengangkutan Intermoda di Indonesia tanggung
jawab masih berada pada masing-masing segmen/bagian kegiatan
transportasi, karena peraturan perundang undangan yang ada
belum dapat mencakup semua aspek tanggung jawab pihak
pihak yang terlibat dalam rantai pengangkutan tersebut, atau bila
adapun, seringkali tidak cukup jelas sehingga kadang-kadang
menimbulkan perbedaan penafsiran/konflik.
10

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Dalam hal dokumen angkutan, tranportasi intermoda di


Indonesia juga belum menggunakan dokumen tunggal.
Masing-masing moda angkutan pada umumnya masih
menggunakan
dokumen angkutannya sendiri yang belum
terintegrasi
dengan dokumen angkutan lainnya, di mana
tanggung jawab pengangkut sering tidak jelas. Di samping itu
proses penyelesaian dokumen tersebut relatif lama karena masih
dilakukan secara manual, sehingga cenderung menghambat
kelancaran arus barang.
Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang Departemen
Perhubungan mengenai hal-hal tersebut di atas dapat
dikemukakan antara lain :
a. Perumusan tanggungjawab para pihak di pelabuhan terhadap
barang yang diangkat secara intermoda masih belum jelas
sehingga berpotensi menimbulkan konflik, meskipun ada
ketentuan KUH Perdata.
b. Tuntutan ganti rugi atas barang yang diangkut oleh moda
transport darat dalam praktek sulit diselesaikan secara
memuaskan, terutama pada angkutan truk.
c. Tanggungjawab ekspeditor diatur pada KUHD, tetapi untuk
Freight Forwarder belum ada peraturan khusus.
d. Pengaturan untuk operator transportasi intermoda belum ada,
sedangkan kegiatan yang dimaksud telah semakin berperan
terutama untuk angkutan ke dan dari luar negeri.
Dari realisasi angkutan intermoda dengan penggunaan peti
kemas melalui pelabuhan utama di Indonesia nampak bahwa
pertumbuhan rata-rata pada tahun 1995 s.d 1997 tercatat 19,9
% per tahun , sebagaimana tampak pada Tabel-2.
Hal ini menunjukan bahwa walaupun peraturan perundangundangan tentang intermoda dan lembaganya belum ada di
Indonesia, namun freight forwarder nasional telah melakukan
kegiatan transportasi intermoda dan bertindak sebagai
operator transportasi internasional, dengan menggunakan
11

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

berbagai dokumen atau kontrak yang berlandaskan hukum dan


konvensi internasional.
Sejalan dengan situasi belum adanya perundang-undangan
serta penyelenggaraan serta pemantauan khusus terhadap
kegiatan transportasi intermoda maka belum dirasakan
kebutuhan adanya penanganan khusus untuk membina dan
mengawasi penyelenggaraan serta pengembangan sistem
transportasi intermoda di Indonesia.
Dari pengalaman di
negara maju yang telah melaksanakan STI nampaknya
diperlukan adanya suatu badan/ komite bersama (pemerintah,
penyelenggara, pemakai jasa) untuk membina dan mengawasi
penyelengggaraan dan pengembangan STI secara mantap.
2. Prasarana dan Sarana
Dalam penyediaan prasarana dan sarana didalam negeri untuk
penyelenggaraan transportasi intermoda secara optimal masih
dijumpai kendala antara lain keterbatasan kapasitas pelabuhan
untuk bongkar muat kapal besar/ post panamax. Keadaan ini
menyebabkan antara lain kurangnya kemampuan transportasi
Indonesia untuk angkutan luar negeri, sehingga biaya angkutan
relatif tinggi.
Meskipun demikian beberapa pelabuhan utama antara lain
Tanjung Priok dan Tanjung Perak telah dan sedang terus
berupaya meningkatkan pelayanan terhadap lalulintas
perdagangan domestik, regional dan internasional melalui
penerapan :
- Manajemen informasi untuk kelancaran arus barang
( Electronic Data Interchange, sistem komputerisasi
operasional)
- Manajemen pelayanan just in time
- Pelayanan kapal dengan zero waiting time
- Pusat pelayanan satu atap (PPSA)
12

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Untuk dukungan angkutan darat ke/ dari sentra distribusi atau


hinterland masih diperlukan penambahan jalan dan sarana
trucking dan kereta api secara selektif sesuai asal tujuan dan
komoditas yang diangkut. Di samping itu dry port yang telah
ada di Gedebage, Solo Jebres dan lain-lain masih perlu pula
ditingkatkan dan ditambahkan di daerah lain.
3. Kepabeanan dan Asuransi
Fungsi kepabeanan di Indonesia yang dilaksanakan oleh Kantor
Bea dan Cukai pada umumnya dapat dikatakan cukup siap dalam
menunjang pelakasanaan STI.
Berdasarkan kajian Badan
Litbang Dephub, Bea dan Cukai secara konsisten dan
berkesinambungan terus mengikuti perkembangan perdagangan
dan transportasi internasional khususnya dalam penyelenggaraan
transportasi intermoda. Beberapa hal perlu dikemukakan antara
lain :
a. Terbuka terhadap praktek perdagangan internasional melalui
keterlibatan dalam Custom Cooperation Council (OCC).
b. Peningkatan pelayanan melalui pemberlakuan Buku Tarif
Bea Masuk Indonesia (BTBMI), yang merupakan adopsi dari
Harmonized System untuk perdagangan internasional.
c. Penerapan EDI Kepabeanan
d. Peningkatan sistem pelayanan BC tanpa tambahan biaya
e. Penerapan post audit atas barang impor tanpa mengganggu
kelancaran arus barang.
f. Penerapan Preshipment Inspection di negara supplier.
Sedangkan khusus mengenai Asuransi, bidang ini telah siap
sejak awal dalam memenuhi tanggungjawabnya ialah sejak
barang berada di tempat asal sampai ke tempat tujuan, tanpa
tergantung kepada alat angkut maupun jenis kontraknya.
13

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

4. SDM Penyelenggara
Sebagaimana dikemukakan terdahulu Indonesia masih berada
pada tahap awal penerapan transportasi intermoda, sehingga
relatif baru dalam penanganannya dan belum memiliki
perusahaan MTO Nasional.Perusahaan pendukung MTO di
Indonesia seperti perusahaan pelayaran ,trucking,kereta api dan
freight forwarder umumnya masih bekerja sebagai sub sistem
dari International Freight Forwarder/MTO.
Sejalan dengan keadaan ini maka belum tampak keberadaan
SDM yang memadai/ mantap yang berkemampuan dalam
penyelenggaraan transportasi intermoda, baik dalam segi
pengelolaan maupun penguasaan teknologi. Dengan demikian
dalam rangka pengembangan STI dalam aspek SDM masih
banyak dibutuhkan :
a. Tenaga administrasi dalam berbagai bidang antara lain
perundang-undangan internasional, pengorganisasian segmen
operasi, akuntansi biaya, pengurusan jasa transportasi/ freight
forwarding, asuransi, ekspor impor, kepabeanan, electronic
data interchange (EDI), dan pertarifan.
b. Tenaga operasi dalam berbagai bidang antara lain teknologi
transportasi, pergudangan, container terminal, sistem operasi
pelabuhan dan bandara dan pengaturan barang berbahaya.
c. Pendidikan dan pelatihan khususnya meliputi antara lain
sispro perdagangan luar negeri, perundang-undangan
transportasi, sistem informasi dan komunikasi, sispro asuransi
perdagangan internasional, perbankan, perpajakan dan tenaga
kerja bongkar muat.

5. Kecenderungan Perdagangan Dunia


14

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Indonesia adalah anggota GATT/ WTO yang merupakan


lembaga internasional yang memiliki peranan dalam menjalin
hubungan
perekonomian/
perdagangan
antar
negara.
Pelaksanaan kegiatan GATT diperkuat oleh hasil Uruguay Round
yang bertujuan untuk menciptakan perdagangan bebas,
menstabilkan
sistem
perdagangan
internasional
dan
memperjuangkan pengurangan berbagai hambatan tarif dan non
tarif. Salah satu hasil Uruguay Round ialah General Agreement
on Trade in Services (GATS) yang mencakup jasa transportasi
darat, laut, udara dan perairan daratan. Khusus untuk jasa
angkutan laut negara anggota secara bertahap harus memberikan
komitmen meliputi : maritime transport service, auxiliary service
dan akses untuk memperoleh pelayanan jasa pelabuhan. Dalam
hubungan ini transportasi intermoda/ multimoda diharapkan
dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang
kesepakatan GATS tersebut karena sistem ini memiliki
karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan lalu lintas antar
negara, bersifat multimoda dan dengan tanggung jaw-ab tunggal
pada satu operatior. Sementara itu pada tingkat regional Asean
telah disusun dalam Senior Transportation Officer Meeting
(STOM) suatu konsep Asean Frame Work Agreement on
Multimodal Transport and Trade Facilitation.
Oleh karena itu, meskipun masih mengalami kendala, Indonesia
perlu mempersiapkan diri untuk memanfaatkan Sistem
Transportasi Intermoda agar dapat berperan dalam perdagangan
dunia, sekaligus memperoleh manfaat, antara lain :
- Meningkatkan daya saing produk nasional
- Meningkatkan penerimaan devisa negara
- Memperlancar distribusi barang dan jasa keseluruh tanah air
6. Kesiapan Penyelenggaraan
Dari uraian check posisi transportasi intermoda di Indonesia
tersebut di atas, nampak bahwa kondisi lingkungaan internal
dewasa ini, masih relatif lemah dan kurang mendukung bagi
pelaksanaan penyelenggaraan STI. Hal ini berbeda dengan
15

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

kondisi eksternal di mana nampak lebih siap/mendukung, dengan


adanya peluang antara lain :
a. Meningkatnya arus lalulintas barang antar negara Asean dan
APEC.
b. Meningkatnya industri nasional dan ekspor non migas dari
Indonesia.
c. Kecenderungan peningkatan lalu lintas barang secara door to
door dengan penggunaan peti kemas, sesuai preferensi
pemilik barang.
Dengan demikian maka pembenahan kedalam dalam rangka
penyelenggaraan STI di Indonesia perlu mendapat prioritas
utama.
IV. Pengembangan Sistem Transportasi Intermoda
2
3
1. Sistem Transportasi Nasional
Melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.15 tahun
1997 tanggal 6 Juni 1997 telah ditetapkan Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas).
Sistranas merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi
secara sistematis, terdiri dari moda transportasi darat (angkutan
jalan raya, angkutan kereta api, angkutan sungai, danau dan
penyeberangan), moda transportasi laut, moda transportasi udara
dan transportasi pipa. Masing-masing moda transportasi terdiri
atas prasarana dan sarana yang saling berinteraksi, membentuk
satu sistem pelayanan jasa yang efektif dan efisien dan terwujud
dalam jaringan transportasi nasional yang terpadu secara serasi
dan harmonis, menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan luar
negeri.
Ketentuan mengenai Sistranas ini dimaksudkan untuk menjadi
pedoman, baik dalam perencanaan dan pengembangan maupun
dalam penyelenggaraan serta penataan jaringan transportasi, agar
16

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

mampu mewujudkan penyediaan jasa transportasi sesuai tingkat


kebutuhan, lancar, tertib dan teratur.
Secara spesifik sasaran Sistranas adalah terciptanya
penyelenggaraan transportasi yang efektif dalam arti kapasitas
mencukupi, terpadu, tertib dan teratur, lancar, cepat dan tepat,
selamat, aman, nyaman, biaya terjangkau dan efisien, dalam arti
beban publik rendah dan utilitas tinggi. Sistranas yang efektif
dan efisien diwujudkan melalui pembentukan jaringan
transportasi yang merupakan satu kesatuan jaringan prasarana
dan jaringan pelayanan transportasi.
Penyelenggara/ penyedia jasa transportasi dapat dilakukan oleh
pemerintah melalui unit pelaksana teknis, BUMN, swasta dan
koperasi. Di samping sebagai penyelenggara, pemerintah juga
mempunyai peranan sebagai pembina sehingga berkewajiban
untuk menyusun rencana dan merumuskan kebijakan,
mengendalikan dan mengawasi perwujudan Sistranas.
Dihadapkan kepada pertumbuhan ekonomi yang akan terus
berkembang di masa depan, yang menuntut pertumbuhan sektor
transportasi secara memadai, maka peranserta para
penyelenggara perlu terus ditingkatkan. Peningkatan peranserta
tersebut nampaknya tidak mungkin hanya dipenuhi oleh
pemerintah/ BUMN, tetapi perlu ditanggulangi pula oleh sektor
swasta dan koperasi.
Dalam hubungan ini maka peran serta
BUMN, swasta dan koperasi dalam penyelenggaraan dan
penyediaan jasa transportasi serta pengembangannya, perlu terus
didorong dan ditingkatkan antara lain melalui penciptaan iklim
usaha yang sehat/ kompetitif dan saling menghidupi.
Demikian pula peran serta penyelenggara tersebut dalam
Sistranas baik di laut maupun di udara, harus terus ditingkatkan
agar mampu memperoleh pangsa pasar yang wajar dalam
angkutan luar negeri. Dalam kaitan dengan penyelengaraan STI
dalam kerangka Sistranas, maka pangsa pelayanan suatu moda
transportasi ditentukan oleh faktor-faktor antara lain pembinaan
pemerintah, kondisi giografis, hubungan antar daerah, sistem
transportasi yang telah ada dan karakteristik teknis/ ekonomis
masing-masing moda transport.
17

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Mengenai karakteristik teknis/ ekonomis yang dimaksud dapat


dikemukakan sebagai berikut :
a. Moda transportasi jalan raya memiliki karakteristik dapat
melakukan penetrasi ke pelosok dan sangat fleksibel, efisien
untuk pelayanan lintas jarak sedang tetapi kurang mampu
melayani volume yang besar.
b. Moda transportasi kereta api bersifat kurang fleksibel,
tidak dapat melayani sampai kepelosok, cocok untuk
mengembangkan lintas yang panjang dengan volume muatan
yang besar dan menguntungkan dari segi pelestarian alam
serta lingkungan hidup.
c. Moda transportasi laut memiliki karakteristik antara lain
berkecepatan rendah, biaya relatif rendah, menguntungkan
untuk angkutan jarak jauh dengan volume muatan yang
besar.
d. Moda transportasi udara memiliki karakteritik kecepatan
sangat tinggi, biaya relatif tinggi, volume angkutan terbatas,
mampu melakukan penetrasi sampai kepelosok dan
menguntungkan untuk pelayanan lintas jarak jauh dengan
kecepatan tinggi.
4

2. STI dalam kerangka Sistranas


Pengembangan sistem transportasi intermoda sebagai bagian
integral Sistranas akan mengikuti pokok-pokok arah
pengembangan Sistranas antara lain sebagai berikut :
a. Pengembangan dilakukan secara terpadu baik dalam aspek
intramoda maupun intermoda serta terpadu pula dengan
sektor pembangunan lainya sesuai kebutuhan dan
perkembangan iptek serta dengan berpedoman kepada tata
ruang nasional.
18

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

b. Penentuan pangsa pelayanan antar moda transport untuk


tiap lintasan transportasi ditentukan berdasarkan variabel
dan volume angkutan agar tercapai biaya angkutan yang
minimal.
c. Pengembangan
dilaksanakan
dengan
menerapkan
pendekatan atau prinsip dasar hierarkhis,
geografis,
ekonomis dan mendukung pengembangan wilayah.
d. Dalam jangka menengah dan jangka panjang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain : jaringan
transportasi yang telah ada, tata ruang, pola produksi dan
konsumsi, serta hierarkhi kota yang bersangkutan.
e. Pengembangan mengarah kepada peningkatan daya saing
melalui peningkatan efisiensi berupa penerapan teknologi
maju, pengurangan subsidi, kerjasama antar perusahaan
(sinergi), inovasi menajemen dan pelayanan, standardisasi
pelayanan dan teknologi.
f. Penerapan
berbagai
kebijakan
pemerintah
guna
meningkatkan peran serta sektor swasta berupa deregulasi,
debirokratisasi, kemudahan perizinan, fasilitas finansial,
tarif, pengurangan intervensi, pengutamaan penggunaan
produksi dalam negeri dan peningkatan
keterpaduan
pelayanan antar moda.
g. Beberapa pemikiran dalam rangka reformasi kebijakan
sektor transportasi, yang kini masih dalam proses
pembahasan, perlu menjadi acuan dalam pengembangan
STI, antara lain :
1) Moda transportasi menempati posisi sebagai elemen
pada STI dalam mengantisipasi tuntutan pemakai jasa
atas pelayanan door to door .
2) Penyelenggara transportasi perlu berorientasi kepada
kualitas, kompetisi yang sehat, efisiensi, perkembangan
19

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

teknologi terutama telematika, serta antisipatif terhadap


pasar bebas dan kemungkinan aliansi global.
3) Sumber daya manusia sektor transportasi dikembangkan
secara profesional agar mampu bersaing dipasar global.
4) Produk hukum transportasi harus disempurnakan dalam
kerangka deregulasi dan debirokratisasi secara lebih
efektif dan efisien.
5) Pemerintah diharapkan dapat menunjang upaya :
- menciptakan iklim investasi yang kondusif
- menghapus restriksi dalam pengadaan armada
- melaksanakan privatisasi lanjut pada BUMN
- pentarifan sesuai mekanisme pasar
secara
bertahap
- penerapan pola landlord pada pengelolaan
pelabuhan, yang terintegrasi dengan pengembangan
zona industri dan hinterland
5

3. Langkah langkah Strategis


a. Pembinaan/ pengaturan Sistranas
1) Pemerintah selaku pembina sektor transportasi dalam
menyongsong abad 21 perlu meninjau kembali dan
memperbaharui visi/wawasan pengembangan Sistranas
agar siap untuk menunjang pembangunan secara
maksimal dan berkesinambungan . Visi pengembangan
Sistranas akan menentukan misi pembinaan oleh
pemerintah, yang diharapkan mampu secara konsisten
mendorong
dan
mengendalikan
pengembangan
Sistranas.
Sistranas diharapkan dapat mewujudkan pelayanan jasa
transportasi yang sesuai dengan sasaran dan dapat turut
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta
mewujudkan berbagai kepentingan nasional untuk saat
ini dan di masa depan.
20

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

2) Langkah lanjut yang perlu dilakukan dalam rangka


upaya mewujudkan Sistranas ialah penentuan sasaransasaran strategis yang meliputi antara lain :
a)

Keselamatan (safety) :
Mengupayakan keselamatan dan kesehatan
masyarakat dengan cara
kerja yang secara
konsisten
menuju
penghapusan/pengurangan
kecelakaan, kerusakan dan kematian dalam
penyelenggaraan transportasi.

b) Mobilitas (mobility) :
Menjamin terselenggaranya sistem transportasi
yang terpadu, efisien, terjangkau dan memberikan
pilihan yang fleksibel.
c) Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan :
(economic growth and trade)
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya
saing melalui transportasi yang efisien dan
fleksibel.
d) Lingkungan hidup dan masyarakat
(natural and human environment)
Melindungi masyarakat dan lingkungan hidup dari
dampak negatif transportasi.
e) Keamanan Nasional (national security) :
Turut menunjang keamanan negara melalui
pengamanan transportasi antara lain dalam
pengendalian lalu lintas narkotik dan emigran
21

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

gelap serta kemungkinan mobilisasi transportasi


untuk keperluan hankam.
Pemerintah selanjutnya perlu menyiapkan rencana
strategis sektor transportasi 5 tahunan yang disusun
secara terpadu bersama sektor-sektor lain dengan
berpedoman kepada sasaran strategis yang telah
ditetapkan dan menjabarkannya ke dalam sasaransasaran performansi yang lebih rinci.
Rencana
strategis ini kemudian dijabarkan dalam programprogram yang secara berkala/tahunan dievaluasi dan
menjadikan masukan dalam penyusunan renstra
selanjutnya secara rolling tahunan.
b. Pembaharuan Komitmen Aparatur
Dalam melaksanakan tugas, aparatur berbagai instansi dan
lembaga pemerintah yang terkait dengan pembinaan sektor
transportasi
perlu
pula
sebelumnya
menetapkan
tekad/komitmen bersama terhadap beberapa nilai dasar yang
akan dianut dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan
Sistranas. Nilai-nilai dasar berikut ini dapat dipertimbangkan,
antara lain :
1) Menjamin bahwa seluruh kegiatan aparatur akan diarahkan
kepada upaya memperbaiki tingkat keselamatan dan kualitas
hidup para pemakai jasa transportasi.
2) Mendengar, mempelajari dan bekerja sama dengan pemakai
jasa untuk berupaya memenuhi kebutuhan mereka sejauh
mungkin.
3) Melaksanakan pengambilan keputusan dan kebijakan dengan
menempatkan pegawai sebagai asset paling bernilai dalam
melayani kepentingan masyarakat.

22

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

4) Berbicara dan bertindak dalam satu kesatuan langkah


pengambilan keputusan dengan tetap menghargai perbedaan
pandangan antar instansi.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif :
a) Bebas terhadap diskriminasi dan prasangka buruk.
b) Pegawai memiliki peluang partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan.
c) Pegawai memiliki kepercayaan dan motivasi bekerja
secara kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko.
d) Pimpinan memberi ketauladanan dalam integritas, etika
dan tingkah laku.
6) Meningkatkan kemampuan mengantisipasi perubahan secara
produktif.
7) Membina dan mengendalikan pelaksanaan Sistranas secara
konsisten.
c. Persiapan Unsur Intermoda
Memperhatikan posisi transportasi intermoda dewasa ini di
Indonesia maka untuk mengembangkannya menjadi suatu
Sistem Transportasi Intermoda (STI) diperlukan berbagai
persiapan dengan memprioritaskan langkah-langkah ke dalam.
Persiapan-persiapan yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
1) Dalam melaksanakan agreement GATT/WTO terutama
hasil-hasil GATS diperlukaan persamaan visi, misi dan
strategi bersama para aparatur negara dengan semua pihak
yang terlibat, agar dapat ditindaklanjuti dengan langkah
terpadu secara menyeluruh.
Untuk itu diperlukan
pembentukan suatu Komite/Badan Transportasi Intermoda
Nasional yang beranggotakan pihak terkait, yang bertugas
23

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

melaksanakan pembinaan terpadu dalam penyelenggaraan


dan pengembangan STI (termasuk kerjasama regional dan
internasional).
2) Peninjauan berbagai peraturan mengenai transportasi
intermoda yang telah ada dan melaksanakan penyusunan
peraturan
perundang-undangan
nasional
mengenai
transportasi intermoda, termasuk ratifikasi berbagai
peraturan dan konvensi internasional yang diperlukan.
Berbagai aspek perlu dibahas dan ditetapkan pengaturannya
meliputi : penyerasian istilah (transportasi intermoda,
operator, dokumen angkutan, kontrak dll.), penyesuaian
materi tanggungjawab (pengirim, operator, masa & ruang
lingkup dll.), serta hal-hal lain seperti perijinan, persyaratan
perusahaan asing, dokumen standar, penggunaan EDI dll.).
3) Penyempurnaan dan penambahan berbagai fasilitas untuk
STI meliputi prasarana, sarana dan sistem informasi/EDI
untuk mendukung pelaksanaan lalu lintas transportasi barang
logistik/distribusi dengan menggunakan peti kemas standar
ISO, terutama untuk moda transportasi darat dan laut.
Upaya ini dilakukan sejalan dengan peningkatan
keterpaduan antar moda transport yang telah ada di darat dan
di laut (rel kereta api masuk pelabuhan, klasifikasi jalan
raaya sesuai kebutuhan angkutan peti kemas, dll.)
4) Penyiapan sistem pembinaan SDM untuk pengembanganSTI
dilanjutkan dengan rekruitmen serta pendidikan dan
pelatihan di dalam dan di luar negeri meliputi bidang
administrasi dan teknis operasional, beserta sertifikasinya.
Mengingat STI telah terlebih dahulu berkembang di luar
negeri maka dalam pelaksanaan diklat perlu diupayakan
kerjasama dengan lembaga diklat di negara yang telah
menerapkan STI dengan sukses.
5) Untuk penerapan STI dalam praktek di lapangan dapat
diupayakan melalui penggabungan secara sinergis beberapa
perusahaan BUMN dan swasta/koperasi, yang memiliki
24

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

kegiatan saling terkait/menunjang dalam urutan proses


produksi jasa angkutan barang intermoda yang terintegrasi
(penggabungan vertikal).
4. Sinergi BUMN menunjang STI
a. Reformasi BUMN
Berdasarkan evaluasi pada tahun 1980-an dapat disimpulkan
bahwa kinerja BUMN umumnya berada di bawah standar.
BUMN memang memperoleh laba tetapi laba tersebut
diperoleh dengan biaya besar dan berlebihan. Pada tahun 1988
dalam upaya peningkatan kinerja, dimulai reformasi BUMN
melalui penerbitan Inpres No.5/1988 yang kemudian
dijabarkan dengan SK. Menkeu No.740 dan 741 tahun 1989.
Dalam pengaturan ini ditetapkan penggunaan berbagai alat
reformasi, seperti : restrukturisasi, merger, kerjasama operasi,
dan bentuk partisipasi swasta, termasuk direct placement atau
trade sales.
Pada awal tahun 1998 hasil reformasi tersebut masih belum
memadai, sehingga diperlukan reformasi yang lebih efektif,
yang menekankan kepada langkah-langkah restrukturisasi,
profitisasi, dan privatisasi (reformasi BUMN gelombang I).
Dalam konteks restrukturisasi, reformasi BUMN diartikan
sebagai peningkatan posisi kompetitif perusahaan melalui
penajaman fokus, perbaikan skala usaha dan penciptaan core
competencies.
Profitisasi merupakan peningkatan efisiensi secara agresif
sehingga mencapai profitabilitas dan nilai perusahaan yang
optimal. Selanjutnya langkah privatisasi merupakan
peningkatan penyebaran kepemilikan kepada masyarakat
umum dan sektor swasta domestik dan asing, untuk akses
pendanaan, pasar, teknologi serta kapabilitas tingkat dunia,
sebagaimana tampak pada Gambar - 2.
Reformasi BUMN gelombang I yang kini masih berjalan kini
dipersiapkan untuk ditindaklanjuti dengan reformasi BUMN
gelombang II, melalui langkah sinergi berupa pembentukan 10
25

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

perusahaan holding BUMN yang berdaya saing dan berdaya


cipta nilai tinggi. Karakteristik BUMN dalam holding yang
dimaksud antara lain ialah :
- Berorientasi kepada penciptaan nilai, dengan kinerja finansial dan operasi sebanding kelas dunia
- Berorientasi kepada pengembangan core competencies,
dengan fokus industri sekunder dan tertier
- Skala usaha dalam pendapatan, produksi, pemasaran dan
pendanaan
- Usaha yang fokus dan terintegrasi dalam suatu sektor tertentu
- Dipimpin oleh CEO kelas dunia dengan Tim Manajemen
yang profesional dan mandiri dan bebas dari intervensi
politik.
Sasaran ideal reformasi gelombang II ialah perwujudan
perusahaan multinasional Indonesia berukuran menengah,
terfokus, memiliki core competencies dan masuk dalam
Fortune 500, perikasa Gambar 3.
Reformasi gelombang II melalui pembentukan holding BUMN
tersebut diharapkan dapat turut mengemban misi dalam
lingkup Agenda Nasional, ialah :
- Menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis, melalui
percepatan pembayaran hutang L.N. dan perbaikan
struktur penerimaan negara
- Mengejar ketinggalan bersaing menuju era global 2002
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Periksa Gambar - 4.

Asset dan Nilai perusahaan holding, sebagai hasil kajian awal


oleh kantor Meneg P.BUMN, dapat dilihat pada Tabel - 3 dan
Tabel 4.
Pembentukan 10 perusahaan holding BUMN diharapkan pula
dapat mewujudkan langkah-langkah strategis dalam
konsolidasi rasional, meliputi :
Pemberian fokus dan skala usaha yang ekonomis
26

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Menciptakan corporate leverage untuk meningkatkan bargaining position


Menciptakan sinergi yang optimal
Merasionalisasi anak perusahaan
- Merasionalisasi BUMN yang mempunyai value creation
rendah
- Menciptakan manajemen yang mandiri dan profesional
dengan CEO kelas dunia
Selanjutnya sebagai keluaran diharapkan perusahaan Holding
dapat berfungsi untuk :
Mendorong penciptaan nilai (value creation)
Mensubstitusi defisiensi manajemen di anak perusahaan
- Mengkoordinasikan langkah-langkah untuk mengakses
-pasar internasional
Mencari pendanaan eksternal yang lebih murah
Mengembangkan manajemen puncak anak perusahaan.
Periksa Gambar 5.
b. Holding BUMN sektor transportasi
Holding Company merupakan salah satu bentuk
penggabungan sinergis antara kelompok perusahaan melalui
konsolidasi sebagian (di samping bentuk Trust dan
Community of Interest), sehingga pada umumnya memiliki
karakteristik suatu sinergi.
Sinergi perusahaan diartikan sebagai kerjasama dalam upaya
mewujudkan nilai tambah perusahaan yang memberikan hasil
lebih besar dibandingkan terhadap hasil total yang diperoleh
masing-masing apabila melakukannya secara individual.
Kebutuhan sinergi ini antara lain dimaksudkan untuk
perkuatan core competence, pemanfaatan kelebihan asset yang
memiliki opportunity cost tinggi, pooling dalam menghadapi
pemasok, perluasan economic scale dan/atau peningkatan
efisiensi melalui integrasi kegiatan, misalnya untuk
logistik/distribusi.
Sebagai suatu upaya kerjasama sinergi akan berhasil apabila
memenuhi beberapa syarat pokok : layak usaha dengan win27

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

win solution, tidak dipaksakan dan tetap dikelola perusahaan,


tidak merugikan pihak/swasta lain karena praktek diskriminasi
dan dilaksanakan sesuai hukum yang berlaku dan praktek
bisnis yang sehat.
Pengelompokan perusahaan dalam melaksanakan sinergi dapat
dilakukan antara lain secara vertikal, dalam arti perusahaan
yang bergabung mungkin mempunyai kegiatan yang berbeda,
tetapi satu sama lain berada dalam urutan pada suatu proses
produksi. Satu perusahaan menghasilkan produk akhir yang
kemudian menjadi masukan/bahan bagi perusahaan lainnya.
Pengelompokan semacam ini dilakukan kalau unsur kualitas
berperan penting dan arus supply harus diatur sesuai rencana
waktu penyerahannya, sehingga produk yang disimpan
berjumlah minimal atau nol.
Dalam hubungan ini maka berdasarkan pendekatan Sistem
Transportasi Intermoda dapat dilakukan pengelompokan
BUMN sektor transportasi dalam sinergi/kerjasama Holding,
mengikuti urutan proses Darat Laut atau proses Darat
Udara.
Pendekatan STI ini telah memunculkan 32 BUMN dalam
kelompok BUMN Logistik Holding untuk transportasi barang
di Darat-Laut dan 10 BUMN dalam kelompok BUMN
Pariwisata Holding untuk transportasi penumpang di Darat
Udara. Periksa Gambar 6 dan Gambar 7.
Pengelompokan 32 BUMN pada Logistik Holding terdiri atas
sub-sub kelompok yang berada pada posisi berurutan secara
vertikal dan sinergis,mulai dari hinterland ke pelabuhan
melalui lautke
pelabuhan lagisampai kembali ke
hinterland, sebagai berikut :
1) Sub kelompok industri ,terdiri atas : KBN,JIEP,SIER,KI
Cilacap,KI Medan,KI Makassar,PDIP Batam,BGR
2) Sub kelompok shipper,terdiri atas : Posindo,Sarinah,Cipta
Niaga,Mega Eltra ,Panca Niaga,Dharma Niaga
3) Sub kelompok angkutan darat,terdiri atas : Jasa Marga,
(Kereta Api),(Truk swasta)
28

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

4) Sub kelompok pelabuhan ,terdiri atas : Pelindo,Rukindo


5) Sub kelompok pelayaran,terdiri atas : DL, Bahtera
AG,Pelni,ASDP,Dok Koja Bahari,Dok Perkapalan Sby
6) Sub kelompok forwarder,terdiri atas :VTP,(Forwarder
swasta)
7) Sub kelompok penunjang,terdiri atas : Sucofindo,Survey
udara Penas,SI
Secara analog terhadap Logistik Holding ,penyusunan sub
kelompok dapat pula dilakukan untuk Pariwisata Holding.
Pada BUMN Logistik Holding akan dilakukan langkahlangkah konsolidasi dan peningkatan skala usaha serta
maksimalisasi
sinergi
dan
pengembangan
terpadu
sarana/prasarana transportasi Darat-Laut. Sedangkan pada
BUMN Pariwisata Holding akan dilakukan pengembangan
secara terpadu prasarana/sarana transportasi udara untuk
menunjang pariwisata serta pemberdayaan jasa pendukung
penerbangan dan jasa non-aeronautik bandara.
Dari gambaran skematis tersebut di atas nampak bahwa kedua
Holding memiliki 2 lapisan dalam Strukturnya, di mana lapis
pertama ialah Investment Holding dan lapis kedua ialah
Operating
Company
(Subsidiary
Company)
yang
bersangkutan.
Pada Investment Holding, PT. BUMN Logistik Holding atau
PT. BUMN Pariwisata Holding memiliki dan menguasai
mayoritas jumlah saham Operating Company di bawahnya ,
sehingga memiliki suara terbanyak dalam memberikan
keputusan kepada pada setiap Operating Company tersebut.
Operating Company masih tetap bebas dan bekerja/ beroperasi
atas namanya sendiri, tetapi keputusan strategis diambil oleh
pimpinan Holding Company. Dengan cara ini, perusahaan
yang bergabung akan bekerja erat satu sama lain sebagai
29

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Operating Company, di bawah pengawasan satu Holding yang


sama.
Struktur, wewenaang dan tanggung jawab ini
nampaknya perlu dikaji lanjut karena akan berkaitan langsung
dengan kemungkinan perubahan pada peraturan perundangan
yang berlaku sekarang, antara lain UU Nomor 1/1995 dan PP.
Nomor 12/1998.
5. Peranserta Sektor Swasta
Perusahaan penyelenggara transportasi intermoda yang lengkap
disebut Multimodal Transport Operator (MTO) atau Intermodal
Transport Operator (ITO), yang memiliki alat angkut multimoda
dan memberikan jasa pengurusan transportasi kepada pemilik
barang berdasar suatu kontrak door to door.
Perusahaan nasional seperti ini dewasa ini belum nampak
keberadaannya di Indonesia. Meskipun demikian MTO dapat
terbentuk dari pengembangan perusahaan pengangkutan
(Carrier), perusahaan ekspedisi muatan (expeditor) atau
perusahaan jasa pengurusan transportasi (freight forwarder), baik
yang beroperasi dengan moda transportasi darat, moda
transportasi laut maupun moda transportasi udara.
Sesuai peraturan perundangan transportasi yang berlaku ialah
U.U Nomor.13/1992 (Perkeretaapian), U.U Nomor.14/1992
(LLA Jalan), U.U Nomor.15/1992 (Penerbangan) dan U.U
Nomor.21/1992 (Pelayaran), peluang swasta nasional/ badan
hukum Indonesia dalam pengusahaan penyelenggaraan
transportasi dan kegiatan pendukungnya di atur sebagai berikut :
a. Untuk transportasi Darat
1) Angkutan Jalan
Pengusahaan angkutan orang dan/ atau barang dengan
kendaraan umum dapat dilakukan oleh Badan hukum
Indonesia berdasarkan izin Pemerintah.
2) Angkutan Kereta Api
30

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Perkeretaapian diselenggarakan oleh Pemerintah dan


pelaksananya diserahkan kepada badan penyelenggara
yang dibentuk untuk maksud itu. Badan usaha lain dapat
diikutsertakan atas dasar kerjasama dengan badan
penyelenggara.

b. Untuk transportasi Laut/ perairan


1) Pelabuhan
Penyelenggara pelabuhan umum dilakukan oleh
Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada
BUMN yang didirikan untuk maksud tersebut. Badan
hukum Indonesia
dapat diikutsertakan atas dasar
kerjasama dengan BUMN tersebut.
2) Angkutan perairan
Penyelenggaraan angkutan perairan termasuk usaha
penunjang dilakukan oleh badan hukum Indonesia
berdasarkan izin Pemerintah.
c. Untuk transportasi Udara
1) Bandar Udara & Navigasi
Penyelenggaraan bandar udara untuk umum dan
pelayanan navigasi penerbangan dilakukan oleh
Pemerintah dan pelaksanaannya
dapat dilimpahkan
kepada BUMN yang didirikan untuk maksud tersebut.
Badan Hukum Indonesia dapat diikutsertakan dalam
penyelenggaraan bandar udara atas dasar kerjasama
dengan BUMN tersebut.
2) Angkutan Udara
31

Created By :MANDALA PUTRA DWI ADMAJA

Kegiatan angkutan udara niaga yang melayani angkutan


di dalam negeri atau ke luar negeri hanya dapat diusahakan
oleh Badan hukum Indonesia berdasar izin dari
Pemerintah.
Peluang swasta nasional/Badan hukum Indonesia (termasuk
BUMN) dalam penyelenggaraan MTO belum di atur dalam
peraturan perundangan tertentu, sehingga perlu dipersiapkan
pengaturannya dalam kaitan pengembangan STI.
Meskipun demikian dengan memperhatikan peraturan
perundangan transportasi yang telah ada, dapat diperkirakan
bahwa peluang penyelenggaraan MTO cukup prospektif bagi
swasta nasional, apalagi bila dikaitkan dengan pertumbuhan
ekonomi dan pasar global. Peluang swasta juga cukup terbuka
untuk bekerjasama dengan Logistik Holding dan Pariwisata
Holding,guna mengisi kebutuhan sekaligus melengkapi jaringan
proses kegiatan Holding tersebut,antara lain pada kegiatan
angkutan di jalan raya,menuju perwujudan suatu Total Logistic
Holding Company. Khusus bagi investor asing terutama yang
bergerak di bidang STI/ MTO juga cukup berpeluang, karena
sangat diperlukan oleh swasta nasional/ BUMN untuk menjadi
mitra dalam rangka akses .pasar global dan alih teknologi, yang
harus dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan penanaman
modal asing yang berlaku.

32

Anda mungkin juga menyukai