Kelompok Antihistamin - Kel 1
Kelompok Antihistamin - Kel 1
(antagonis reseptor H)
INDIKASI
AH1 :
Pengobatan simtomatik berbagai
penyakit alergi
Mencegah atau mengobati mabuk
perjalanan
CARA KERJA
Antagonisme terhadap histamin
AH1 menghambat efek histamin pada PD,
bronkus dan bermacam-macam otot polos.
AH1 untuk mengobati reaksi hipersensitivitas.
Terhadap penyakit alergi membatasi dan
menghambat efek histamin yang dilepaskan
sewaktu reaksi Ag-Ab terjadi.
Terhadap mabuk perjalanan diduga
sebagian besar efeknya didasarkan oleh efek
antikolinergiknya.
FARMAKOKINETIK
Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1
diabsorpsi secara baik.
Efek timbul 15-30 menit setelah pemberian
oral dan maksimal setelah 1-2 jam.
Lama kerja AH1 generasi 1 setelah
pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam.
Tempat utama biotransformasi AH1 ialah
hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan
ginjal.
AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam.
EFEK SAMPING
Mengantuk ESO yang sering terjadi adalah
rasa mengantuk dan gangguan kesadaran yang
ringan (somnolen).
Efek antikolinergik Pada pasien sensitif atau
jika diberikan dalam dosis besar. Gelisah, mulut
kering, palpitasi dan retensi urin dapat terjadi.
Diskrasia ESO ini jarang, tetapi dapat
menimbulkan diskrasia darah, panas dan
neuropati.
SensitisasiPada pemakaian topikal
sensitisasi dapat terjadi dan menimbulkan
urtikaria, eksim dan petekie.
KONTRAINDIKASI
Antihistamin generasi pertama:
Hipersensitif terhadap AH khusus atau terkait
secara struktural, bayi baru lahir atau prematur,
ibu menyusui, narrow-angle glaucoma,stenosing
peptic ulcer, hipertropi prostat
simptomatik,bladder neck obstruction,
penyumbatanpyloroduodenal, gejala sal. napas
atas (termasuk asma), pasien yang
menggunakanmonoamine oxidase
inhibitor(MAOI), danpasien tua.
Antihistamin generasi kedua dan ketiga:
Hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau
terkait secara struktural.
INTERAKSI OBAT
Dr. Monalisa
Jalan Mayjen Sutoyo No. 2, Jakarta Timur
SIP 1161050164
Nama : Tn. A
Usia : 28 tahun
No X
ANTIHISTAMIN
ANTIHISTAMIN RESEPTOR H2
Antagonis reseptor H2 bekerja
menghambat sekresi asam lambung.
Contoh obat AH2 :
Ranitidin, simetidin, famotidin, nizatidin.
Ranitidin
Cara kerja :
Menghambat perangsangan histamin
pada reseptor 2, sehingga menghambat
sekresi asam lambung.
Bekerja secara selektif dan reversibel.
INDIKASI
Gejala akut tukak duodenum
Tukak lambung
GERD
Zollinger Ellison Syndrome
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap ranitidin
INTERAKSI OBAT
Antasid mengurangi bioavaibilitas oral ranitidin 2030%.
Ketokonazol harus diberikan 2 jam sebelum
pemberian ranitidin. (absorpsi ketokonazol berkurang
50%)
Ranitidin menghambat absorpsi diazepam dan
mengurangi kadar plasmanya 25%. (obat ini
diberikan selang waktu min 1 jam).
Nifedipin, warfarin, teofilin dan metoprolol
berinteraksi dengan ranitidin
DOSIS
Tukak duodenum aktif
150 mg 2x/hari (pagi dan malam)
300 mg 1x/hari sebelum tidur
RESEP
Kasus tukak lambung, Tn. A, 28
tahun
Obat yang diberikan ranitidin 150 mg
1x/hari
Dr. Pingkan
Jalan Mayjen Sutoyo No. 2, Jakarta Timur
SIP 1161050164
Nama : Tn. A
Usia : 28 tahun
STEROID
KORTIKOSTEROID
Masa Kerja
Obat
Singkat
(< 12 jam)
Hidrokortison
Kortison
Intermediate
(12-36 jam)
Lama
(> 36 jam)
Betametason
Deksametason
Parametason
Prednison
Prednisolon
Metilprednisolon
Triamsinolon
Fluprednisolon
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
(United State Pharmacopecial Drug Information For The Health Care
Professional)
Potensi
Obat
Lemah
Deksametason 0,04-0,1%
Hidrokortison 0,1-1%
Metilprednisolon 0,25-1%
Sedang
Kuat
Betametason dipropionat
0,05%
Triamsinolon asetonid 0,5%
Mometason furoat 0,1%
Desoksimetason 0,05%
Sangat Kuat
Diflukortikolon valerat
0,03%
MEKANISME KERJA
Merangsang pembentukan protein
yang menghambat phospholipase A2
mencegah aktivasi asam
arakhidonat menghambat
pengeluaran prostaglandin.
HIDROKORTISON
Salep/cream 1-2% (asetat) atau 0,1%
(butirat)
Aman untuk daerah wajah, aman untuk
bayi & anak karena termasuk potensi
lemah
Tetes mata & telinga (1% asetat)
Injeksi IM/IV 100-500 mg larutan Nasuksinat, max. 8 gr sehari
Resorbsi di usus buruk tidak per oral
INTERAKSI OBAT
Tidak ada interaksi yang bermakna
secara klinis
RESEP
dr. Angela
SIP. 1161050168
JL. Dewi Sartika No. 4 Jakarta
Jakarta, 11 Februari 2016
METILPREDNISOLON
Dosis oral 4-48 mg/hari (dosis
tunggal/terbagi)
Anak: 0,4-1,6 mg/kgBB/hari tidak
boleh > 80 mg (dalam dosis terbagi 3
atau 4)
Salep/cream 0,1%
EFEK SAMPING
Respon imun
Penumpukan
glikogen hati
Glukoneogenesis
Pembentukan
glukosa dalam hati
Penggunaan
glukosa
Katabolisme protein
Katabolisme tulang
Perubahan mood
Asam lambung
Menghambat
epifysis tulang
Teratogen
INTERAKSI OBAT
Siklosporin menghambat metabolisme
metilprednisolon
Obat-obat yg menginduksi enzim hepatik
(fenobarbital, fenitoin, rifampisin, rifabutin,
karbamazepin, pirimidon, aminoglutetimid)
meningkatkan klirens metilprednisolon
untuk mendapatkan respon obat, dosis
harus ditingkatkan
Metilprednisolon dapat meningkatkan
klirens aspirin menurunkan kadar serum
salisilat
RESEP
dr. Adi Agung
SIP. 1161050168
JL. Dewi Sartika No. 4 Jakarta
Jakarta, 11 Februari 2016