PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan suhu merupakan manifestasi klinis yang sering di jumpai
pada pasien dengan penyakit infeksi peningkatan suhu tubuh pada pasien
dengan penyakit infeksi yang mempengaruhi pusat pengaturan panas di otak.
Peningkatan suhu tubuh ini, bila tidak ditangani maka akan menimbulkan
dampak kematian sel dan kekurangan volume cairan akibat penguapan yang
berlebihan. Ada beberapa cara klasik yang di gunakan untuk menurunkan
suhu tubuh, diantaranya dengan menggunakan kompres basah hangat dan
kompres basah dingin. Kedua metode klasik ini terbukti dapat menurunkan
suhu tubuh pada pasien dengan masalah peningkatan suhu tubuh seperti
penyakit infeksi
Kompres dingin merupakan cara yang paling klasik dan sering dilakukan
masyarakat untuk menurunkan suhu tubuh. Melalui mekanisme ini, panas
tubuh akan dikeluarkan secara evaporasi .Sedangkan dengan cara kompres
dingin, panas tubuh akan dikeluarkan melalui mekanisme konduksi. Kedua
cara sangat terbukti dapat menurunkan suhu tubuh namun bagaimana
efektifitas antara kompres basah hangat dan kompres basah dingin belum
diketahui secara pasti. Kompres basah hangat dapat menurunkan suhu tubuh
(hasil penelitian Sukawana, 2001)
Salah satu Contoh penyakit infeksi adalah penyakit malaria. Data yang
diperoleh dibagian medical record Puskesmas Baumata, diketahui bahwa
selama tahun 2003 terdapat 232 kasus infeksi (3,62%).Dengan angka kasus
infeksi enam bulan terakhir yaitu dari bulan juli s/d Desember 3003 sebagai
berikut :Juli 20 pasien (8,62%) Agustus 22 pasien (9,48%) September 33
pasien (14,22%).Oktober 20 pasien (8,62%) November 18 pasien (7,75%)
Desember 19 pasien (8,18%). Dari semua kasus ini gejalah yang paling awal
1
terdeteksi adalah demam, dimana terjadi peningkatan suhu tubuh secara nyata.
Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu melaksanakan praktek, diketahui
bahwa pada pasien dengan penyakit malaria disertai manifestasi peningkatan
suhu tubuh, pada umumnya diberikan therapy antipiuretik disertai pemberian
kompres. Kompres yang diberikan bervariasi dari dua metode yang
disebutkan diatas. Efektifitas kedua metode ini, masih diragukan karena
pelaksanaan kompres disertai pemberian antipiuretik untuk menurunkan suhu
tubuh. Dalam hubungan dengan efektifitas pemberian kompres basah hangat
dan kompres basah dingin pada umumnya belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan uraian diatas dan sebagai salah satu langkah awal untuk
menetapkan Intervensi keperawatan dalam menurunkan suhu tubuh, maka
penulis tertarik
melakukan Pengkajian
C. Tujuan penelitian
a
Tujuan umum
Diketahuinya efektifitas kompres basah hangat dan kompres basah dingin
Tujuan khusus
Diketahuinya efektifitas kompres basah hangat
Diketahuinya efektifitas kompres basah dingin
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat digunakan sebagai masukan atau informasi
penting bagi:
Peneliti
Hasil penelitian ini sangat besar manfaatnya selain untuk memenuhi
tuntutan akademik dalam proses belajar mengajar, juga untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Perawat.
Untuk meningkatkan ketrampilan dan mutu pelayanan dalam pemberian
asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep yang berhubungan dengan Judul penelitian
A.1.
Pengertian
Suhu tubuh adalah perkembangan antara produksi panas dan kehilangan panas
dari tubuh dan pusat pengaturanya pada hypothalamus dengan suhu rata-rata
36,7 -370 (smith 1991:200 Berkauskas 1991,101) ada dua jenis suhu tubuh
yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu inti adalah suhu dari bagian jaringan
dari dalam tubuh. Seperti kranium, thorax, rongga abdomen dan rongga pelvic,
suhu relative konstan 370 C. suhu permukaan adalah suhu pada kulit jaringan
subcutan atau lemak. Suhu ini bervariasi atau meningkat atau menurun sebagai
respon terhadap lingkungan, suhu bervariasi dari 200 C-400 C.
A.1.1
Produksi panas
Faktor efek tubuh yang mempengaruhi panas; BMR (basal metabolisme rate)
merupakan kecepatan penggunaan energi dalam tubuh yang digunakan untuk
mempertahankan aktifitas eksensial seperti pernapasan. Penurunan kecepatan
metabolisme Sejalan dengan usia, secara umum usia muda terjadi peningkatan
BMR, aktifitas otot termaksud gemetar biasa menyebabkan peningkatan BMR,
Pengeluaran thyroxin. Peningkatan produksi thyroxin meningkatkan laju dari
keseluruan metabolisme seluler tubuh. Efek merangsang termogenesis kimia
dimana akan terangsang produksi panas dalam tubuh yang meningkatkan
metabolisme seluler tubuh, epinephrine norepineprin dan rangsangan simpatik.
Ketiga hormon ini akan meningkatkan laju metabolisme seluler dalam jaringan
tubuh dengan demikian dapat meningkatkan metabolisme sel. Epinephrine dan
norepineprin langsung mempengaruhi sel otot dengan demikian meningkatkan
b. Latihan
Peningkatan latihan menghasilkan panas, kerja keras dapat meningkatkan
temperature hingga 38,3 0 C 40 0 C .
c. Hormon
Sekresi hormon juga mempengaruhi suhu tubuh, pada wanita sekresi
progesteron pada waktu ovulasi akan menyebabkan peningkatan suhu
tubuh 0, 3 0C -0,6 0C
d. Stres
Stres psikologis dan fisiologis acak meningkatkan stimulasi dari sistim
syaraf simpatik yang akan meningkatkan produksi epinephrine dan
norepineprin yang akan menyebabkan peningkatan aktifitas metabolic dan
produksi panas
e. Lingkungan
Temperature lingkungan biasa mempengaruhi temperatur suhu tubuh
seseorang, suhu lingkungan berkisar 330C pada keadaan ini kemampuan
tubuh menurun. Suhu lingkungan berkisar 250C dapat menyebabkan
kematian.
f. Penyakit
Pada beberapa penyakit lain bisa terjadi peningkatan suhu. Misalnya pada
penyakit infeksi malaria didapatkan gejala demam. Penyakit infeksi
lainnya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari genus
plasmodium yang berada didalam sel darah merah atau sel hati. Agen
penyebab malaria dari Jenis plasmodium, family plasmodiidae dari ordo
coccidiidae. Penyebab malaria pada manusia di Indonesia ada 4 jenis
plasmodium yaitu: plasmodium falsifarum sebagai penyebab malaria
tropika, malaria vivax sebagai penyebab malaria tertiana, plasmodium
malariae sebagai penyebab malaria tertiana, malaria ovale jarang sekali
dijumpai. (Pampana E.J 1969; Gunawan S. 2000). Jenis plasmodium yang
6
B. Kerangka konsep`
Kompres basah hangat
Keterangan :
: diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian kuantitatif untuk menjawab pertanyaan riset efektif penggunaan
kompres basah hangat dan kompres basah dingin untuk menurunkan suhu pada
pasien demam
B. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-post experimental yaitu suatu
desain riset yang ditandai oleh suatu perbandingan antara kelompok yang sama
yaitu manipulasi variabel bebas dengan pengukuran setiap variabel terikat.
Dimana peneliti dengan cara observasi dalam proses pengumpulan data.
C. Hypothesis
H1 :
Ada perbedaan antara pengaruh kompres basah hangat dan kompres basah
dingin terhadap penurunan suhu tubuh
H0 :
Tidak ada perbedaan antara pengaruh kompres basah hangat dan kompres
basah dingin terhadap penurunan suhu tubuh
dengan demam berjumlah 20 pasien yang dibagi dalam dua kelompok yaitu 10
pasien dilakukan kompres basah hangat dan 10 pasien dilakukan kompres basah
dingin.
9
E. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah :
Variabel independent/ bebas yaitu suatu Pendahuluan atau antesenden untuk
variabel lain. Variabel ini yang di observasi adalah kompres basah hangat dan
kompres basah dingin
Variabel dependent / terikat: variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
penurunan suhu tubuh.
F. Definisi operasional
No
1
Bebas
Variabel
Kompres
basah hangat
Definisi operasional
Kompres basah hangat adalah
kompres dengan menggunakan
air hangat 40 0 C
Tindakan perawat a.l :
1.
menyi
apkan alat : thermometer,
jam, Waslap, kom,
lembaran observasi dan air
hangat dengan suhu 400
C
2.
mengu
kur suhu aksila sebelum
kompres selama 5 menit
3.
melak
ukan kompres basah hangat
pada leher dan aksila
lamanya 20-30 menit
10
skala
Ordinal
4.
meliha
t reaksi setelah dilakukan
kompres, dengan
Kompres
basah dingin
Ordinal
dilakukan kompres,
dengan mengukur suhu
Penurunan suhu tubuh
11
Ordinal
Chi-square: X =
( fo fh)2
fh
Keterangan :
X2 = chi kuadrat
o
12
PROPOSAL PENELITIAN
EFEKTIF PENGGUNAAN KOMPRES BASAH HANGAT DAN
KOMPRES BASAH DINGIN PADA PASIEN DEMAM DI
PUSKESMAS BAUMATA
OLE H:
ADELINA X MARTINS
NIM: 17402709
13
2012
14