Anda di halaman 1dari 47

REAKTIVITAS KIMIA II

Pengantar Reaksi Eliminasi &


Substitusi Nukleofilik
Alkil halida

Reaktivitas Kimia II

Reaksi Substitusi Nukleofilik


Persamaan umum

Contoh:

Reaktivitas Kimia II

Nukleofil
Adalah suatu reagen yang senang pada atau
mencari suatu pusat positif di dalam molekul
organik
Pada suatu alkil halida, pusat positifnya adalah
karbon yang berikatan dengan halogen
+

C > X

Reaktivitas Kimia II

Nukleofil
pasti punya pasangan elektron bebas

bisa merupakan ion negatif


(contoh ion hidroksida)
bisa merupakan molekul netral
(contoh air)

Reaktivitas Kimia II

Nukleofil

H O
H
Nucleophile

Alkyl halide

H O+ R

H
Alkyloxonium ion
H2O
H O

+
R + H3O +

Reaktivitas Kimia II

Leaving Groups
Adalah gugus yang dapat disubstitusi
oleh nukleofil. Pada alkil halida, leaving
group nya adalah substituen yang berupa
halogen pada reaksinya ia akan lepas
sebagai ion halida
Harus dapat lepas sebagai molekul atau
ion yang relatif stabil dan merupakan basa
yang lemah
Reaktivitas Kimia II

Leaving Groups
Persamaan umum reaksi substitusi
nukleofilik
Nu

Nu +

atau
Nu

Nu+ +

Contoh spesifik
H3N

+ CH3 Br

CH3

NH3

Br

Reaktivitas Kimia II

Leaving Groups
Substrat (molekul yang diserang nukleofil)
bisa juga mengandung muatan positif

Nu

H3C

O
H

+ H3C

O
H

H3C

O
H

Nu
+

CH3

H
Reaktivitas Kimia II

Molekularitas Reaksi Substitusi


Nukleofilik : Kinetika Reaksi
Beberapa reaksi terdiri atas lebih dari satu
tahap
Kecepatan reaksi keseluruhan =
kecepatan tahap yang paling lambat
(tahap yang mengontrol reaksi
keseluruhan)
Molekularitas suatu reaksi adalah jumlah
molekul atau ion yang berpartisipasi pada
keadaan transisi tahap yang mengontrol
reaksi keseluruhan
Reaktivitas Kimia II

Molekularitas Reaksi Substitusi


Nukleofilik : Kinetika Reaksi
Reaksi unimolekuler
1 molekul/ion yang terlibat
Reaksi bimolekuler
2 molekul/ion yang terlibat
Reaksi termomolekuler
3 molekul/ion yang terlibat

Reaktivitas Kimia II

Molekularitas Reaksi Substitusi


Nukleofilik : Kinetika Reaksi
Dapat disimpulkan dari data kinetika
reaksi
HO

Exp
Number

CH3

Cl

60oC
H 2O

CH3

OH

Initial

Initial

Initial

[CH3Cl]

[OH]

(mol L1 s1)

Cl

0.0010

1.0

4.9 107

0.0020

1.0

9.8 107

0.0010

2.0

9.8 107

0.0020

2.0

7
19.6 10Reaktivitas
Kimia II

Molekularitas Reaksi Substitusi


Nukleofilik : Kinetika Reaksi
Kecepatan reaksi [CH3Cl] [OH] ;
sehingga persamaan kecepatan reaksi
dari reaksi metil klorida dan ion hidroksida
adalah:
Kecepatan reaksi = k [CH3Cl] [OH]
k = tetapan kesebandingan/tetapan
kecepatan reaksi
Order total reaksi adalah 2
Reaktivitas Kimia II

Molekularitas Reaksi Substitusi


Nukleofilik : Kinetika Reaksi
Kesimpulan:
Baik substrat maupun nukleofil sama-sama
terlibat pada keadaan transisi dari tahap yang
mengontrol reaksi keseluruhan. Karena
kecepatan reaksi sebanding dengan konsentrasi
metil klorida dan ion hidroksida
Maka dapat diasumsi bahwa reaksi
BIMOLEKULER
Reaktivitas Kimia II

Reaksi Substitusi Nukleofilik


Bimolekuler (REAKSI SN2)
Pada keadaan transisi dari tahap yang
mengontrol melibatkan 2 buah spesies
Kecepatan reaksi = k [CH3Cl] [OH]
Mekanisme reaksi SN2
diusulkan Sir Christopher Ingold
(Mekanisme Ingold)
Reaktivitas Kimia II

Reaksi Substitusi Nukleofilik


Bimolekuler (REAKSI SN2)
Antibonding orbital

Nu

Nu

Bonding orbital

Reaktivitas Kimia II

Diagram energi potensial


reaksi SN2

Reaktivitas Kimia II

Reaksi Substitusi Nukleofilik


Bimolekuler (REAKSI SN2)
Pada reaksi Ingold terjadi perubahan
konfigurasi atom karbon (menjadi obyek
penyerangan nukleofilik)
Konfigurasi atom adalah pengaturan
tertentu gugus-gugus atom dalam ruangan

Reaktivitas Kimia II

REAKSI SN2
Konfigurasi atom

HH

C
H

Cl

HH
C

Cl

Cl

An inversion of configuration

Reaktivitas Kimia II

REAKSI SN2
Konfigurasi atom
An inversion of configuration
H3C

Cl
+

OH

cis-1-Chloro-3-methylcyclopentane

H 3C
H

H3C
SN2

H
+

OH

trans-3-methylcyclopentanol

Leaving group departs


from the top side.
H
Nucleophile attacks
OH from the bottom side.
Cl

Reaktivitas Kimia II

Cl

REAKSI SN1
Mekanisme Reaksi
Reaksi antara tert-butil klorid dengan ion
hidroksida
(CH3)3C Cl +

OH

acetone
H2O

(CH3)3C OH

Cl

Rate [(CH3)3CCl] Rate = k [(CH3)3CCl]

Reaktivitas Kimia II

REAKSI SN1
Mekanisme Reaksi
Reaksi SN1 terdiri atas 3 tahap reaksi sebagai
berikut:
Tahap 1

Molekul-molekul air akan


menstabilkan kation dan anion
yang terbentuk

Reaktivitas Kimia II

REAKSI SN1
Mekanisme Reaksi
Tahap 2

Tahap 3

Reaktivitas Kimia II

Reaktivitas Kimia II

Reaksi substitusi nukleofilik alkil halida


mengikuti reaksi SN1 atau SN2 ??
Jika suatu alkil halida dan nukleofil
bereaksi dengan cepat menurut
mekanisme SN2 dan relatif lambat dengan
mekanisme SN1 pada kondisi reaksi
tertentu, maka sebagian besar molekul
akan bereaksi menurut SN2
Dan sebaliknya.
Reaktivitas Kimia II

Faktor yang mempengaruhi


kecepatan reaksi SN1 & SN2
1. Struktur karbon yang mengikat leaving
group
2. Konsentrasi dan reaktivitas nukleofil
(khusus SN2)
3. Sifat leaving group
4. Kemampuan mengionisasikan dari
pelarut
Reaktivitas Kimia II

Faktor 1 ( Struktur karbon yang


mengikat leaving group untuk reaksi
SN2)
Urutan kereaktifan alkil halida
methyl > 1 > 2 >> 3 (unreactive)
Efek sterik
Hambatan sterik
Reaktivitas Kimia II

Kecepatan relatif alkil halida

Reaktivitas Kimia II

Kecepatan relatif alkil halida


Efek sterik adalah suatu efek pada
kecepatan realatif yang disebabkan oleh
sifat-sifat pengisian ruang bagian-bagian
molekul yang melekat pada atau dekat
tempat reaksi
Efek sterik yang penting terkait dengan
hambatan sterik

Reaktivitas Kimia II

Kecepatan relatif alkil halida

Halida primer
Reaktivitas Kimia II

metil

neopentyl

1o

2o

3o
Reaktivitas Kimia II

Faktor 1 ( Struktur karbon yang


mengikat leaving group untuk reaksi
SN1)
Kereaktifan ditentukan dari stabilitas
karbokation yang terbentuk
Senyawa organik yang mampu bereaksi
menurut mekanisme SN1 adalah yang
mampu membentuk karbokation yang
relatif stabil low free energy of
activation
3 > 2 Allyl Benzyl >> 1 > Methyl
Reaktivitas Kimia II

Penjelasan
R X R + + XReaksi SN1 langkah yang
mengontrol adalah pada
saat delta H positif
(endotermik)
Jadi sesuai dengan
postulat Hammond,
keadaan transisi akan lebih
menyerupai produk ; dalam
hal ini adalah karbokation
(R+)
Reaktivitas Kimia II

Faktor 2 ( Pengaruh [ ] dan kekuatan


nukleofil untuk reaksi SN2)
Hanya berpengaruh pada SN2
Konsentrasi >> kecepatan reaksi
Nukleofil kuat adalah yang dapat bereaksi
dengan cepat dengan substrat, sedangkan
nukleofil yang lemah adalah yang lambat
bereaksi pada kondisi reaksi yang sama

Reaktivitas Kimia II

Kekuatan nukleofil
Nukleofil yang bermuatan negatif lebih
kuat dari asam konjugasinya
OH- >> dari H2O
RO- >> ROH
Nukleofil yang atom nukleofiliknya sama,
urutan kekuatan nukleofil mengikuti urutan
kekuatan sifat basanya
RO > HO >> RCO2 > ROH > H2O
Reaktivitas Kimia II

Kekuatan nukleofil
Dalam pelarut alkohol dan air, kekuatan
relatif persenyawaan yang atom
nukleofiliknya berada pada satu golongan
di tabel periodik akan meningkat dengan
makin besarnya ukuran atom nukleofilik
Kekuatan ion halida
I > Br > Cl

Reaktivitas Kimia II

Kekuatan nukleofil

Reaktivitas Kimia II

Kekuatan nukleofil
Penjelasan
Atom yang memiliki ukuran lebih besar
mudah terdistrosi (terlepas) nukleofil
mudah menyerang substrat daripada
nukleofil dengan ukuran atom yang lebih
kecil (terikat kuat)

Reaktivitas Kimia II

Faktor 3 ( Pengaruh sifat leaving


group)
Leaving group yang baik adalah molekulmolekul/ion yang merupakan basa
terlemah (asam terkuat) Ka (besar)
I >

Br > Cl

>> F
Makin baik sifat
leaving group
Makin bersifat
basa
Reaktivitas Kimia II

Faktor 4 Kemampuan
mengionisasikan dari pelarut
Pelarut polar dapat mensolvasi dan
menstabilkan kation-kation dan anionanion dengan cara:
1. Mengelilingi ion-ion (pembahasan
kelarutan)
2. Membentuk ikatan hidrogen dengan
anion

Reaktivitas Kimia II

Reaktivitas Kimia II

Faktor 4 Kemampuan
mengionisasikan dari pelarut
Penjelasan ikatan hidrogen dengan anion

Reaktivitas Kimia II

Faktor 4 Kemampuan
mengionisasikan dari pelarut
Tetapan dielektrik
merupakan suatu ukuran kemampuan
pelarut untuk memisahkan muatanmuatan yang berlawanan satu sama lain.
makin besar tetapan dielektrik, makin
besar kemampuan pelarut tsb untuk
mensolvasi ion-ion

Reaktivitas Kimia II

Tetapan dielektrik

Acetic acid
CH3C(O)OH
tert-Butyl alcohol (CH3)3COH
Ethanol
CH3CH2OH
Methanol
CH3OH
Formic acid
HC(O)OH
Water
H2 O

6.2
10.9
24.3
33.6
58.0
80.4

Reaktivitas Kimia II

Pemakaian pelarut pada reaksi SN1


Dapat menstabilkan ion-ion secara efektif,
meningkatkan kecepatan ionisasi alkil
halida
Penjelasan
Proses solvasi akan menstabilkan
keadaan transisi yang lebih mengarah
pada hasil (karbokation dan ion halida)

Reaktivitas Kimia II

Pemakaian pelarut pada reaksi SN2


Pemakaian pelarut yang polar akan
meningkatkan kecepatan reaksi SN2 dari
alkil halida bila nukleofil merupakan
molekul netral
Kecepatan reaksi akan turun dengan
dipakainya pelarut polar jika nukleofilnya
adalah ion negarif

Reaktivitas Kimia II

Reaktivitas Kimia II

Reaktivitas Kimia II

Anda mungkin juga menyukai