Secara garis besar, ada dua jenis mekanisme yakni SN2 dan SN1
Y + R X R Y + X
Mekanisme terjadinya:
Nukleofil mendekati substrat dari posisi 180° menjauh dari gugus-pergi.
Reaksi tersebut adalah proses satu-langkah tanpa spesies-antara, ikatan C-Y terbentuk
bersamaan dengan putusnya ikatan C-X.
C X Y C X Y C + X
Y +
Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan C-X disuplai oleh energi
pembentukan ikatan C-Y yang terjadi secara bersamaan dengannya.
Gugus X harus pergi bersamaan dengan datangnya Y sebab kulit valensi atom karbon
tidak mampu menanpung lebih dari delapan electron.
Pada saat keadaan transisi tercapai, atom karbon pusat segera berubah dari hibrida sp 3
menjadi hibrida sp2 dengan orbital p yang tegak lurus pada bidang datar.
L
Nu C L C
Nu
karbon sp2,
orbital p tegak lurus pada bidang planar orbital p tidak bisa bengkok seperti ini
Jika konsentrasi nukleofil sangat berlebih, mekanisme tetap S N2 namun hasil pengamatan
adalah orde satu (pseudo orde satu).
Fakta stereokimia jika C pusat reaksi adalah kiral maka terjadi Inversi Walden
Fakta lain
Br
Br
2 3
o Secara structural, nukleofil tidak bisa menyerang dari belakang karena terhalang.
Faktanya, keduanya tidak mengalami reaksi SN2
o Pengolahan dengan etoksida, kedua senyawa tersebut justru mengarah pada reaksi
pembukaan cincin
Mekanisme SN1
Terdiri atas dua tahap seperti berikut:
lambat
Tahap 1 R X R+ + X
cepat
Tahap 2 R+ + Y R Y
k2
+
R + Y R Y
𝑘 1 𝑘 2 [ RX ] [ Y ]
K ecepatan reaksi=
𝑘− 1 [ X ]+ 𝑘2 [Y ]
SN1 mensyaratkan karbokation yang harus planar atau hampir planar
Sama dengan fakta kinetik, fakta stereokimia untuk mekanisme S N1 kurang jelas
batasnya daripada fakta stereokimia mekanisme SN2
o Meskipun banyak substitusi order satu menghasilkan rasemisasi sempurna, namun
banyak juga yang tidak begitu.
o Ada sekitar 5 sampai 20% inversi
Fakta-fakta ini mengarahkan kepada kesimpulan bahwa di dalam kebanyakan reaksi
SN1, beberapa produk terbentuk bukan dari karbokation bebas melainkan dari
pasangan-pasangan ion.
R X R+ X- R+ X- R+ + X-
5 6 7
o spesies 5 adalah pasangan ion yang rapat,
o Spesies 6 adalah pasangan ion yang terpisah atau tersekat oleh pelarut, dan
o Spesies 7 adalah pasangan ion yang terurai (masing-masing ion dikerumuni oleh molekul-
molekul pelarut).
o Di dalam spesies 5 dan 6, X- disebut counterion atau gegenion.
o Di dalam spesies 7, Produk reaksi dapat dihasilkan dari serangan nukleofil dari sisi yang
mana saja (depan atau belakang).
o Akan tetapi, serangan nukleofil pada spesies 5 akan menghasilkan produk inversi karena
nukleofil tidak dapat menyerang dari sisi di mana X- berada.
Mekanisme campuran SN1 dan SN2
Penjelasan:
Teori 1, mempercayai bahwa prilaku-antara tersebut disebabkan oleh bukan mekanisme
SN1 murni ataupun SN2 murni.
Teori 2, menjelaskan bahwa terjadinya fenomena tersebut karena mekanisme S N1 dan SN2
bekerja secara bersamaan, sebagian molekul bereaksi melalui mekanisme S N1 dan
sebagian lagi bereaksi melalui mekanisme SN2.
Menurut teori mekanisme-antara, mekanisme SN1 dan SN2 semuanya dapat ditampung
dengan satu mekanisme dasar (mekanisme pasangan-ion).
k1 k2
+ - produk
RX R X
o Jika tahap penentu kecepatan reaksi adalah langkah pembentukan pasangan ion (k1) maka
mekanisme adalah SN1, sedangkan
o jika tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap konversi pasangan-ion menjadi produk
maka mekanisme adalah SN2.
o Contoh reaksi di mana SN1 dan SN2 terjadi secara bersamaan adalah reaksi
4-metoksibenzil klorida di dalam pelarut aseton 70% (ber air).
H2O
H3CO CH2Cl H3CO CH2 H3CO CH2OH
N3- N3-
H3CO CH2N3
Solvolisis 2-oktil brosilat dalam metanol murni dan solvolisis 2-oktil
metanasulfonat dalam air murni tanpa ion azida masing-masing menghasilkan
metil 2-oktil eter dan 2-oktanol dengan 100% konfigurasi inversi.
CH3
H 3C
C
H3C(CH2)5HC
H OCH3
(S)
CH3
CH3OH H3C
C
H3C(CH2)5HC
CH3 OH
H2O H CH3
CH3 (S) CH3
C C
CH(CH2)5CH3 CH(CH2)5CH3
BsO O O HO
H CH3 H
(R) H3C (R)
H2O
C
H3C(CH2)5HC
H O
O
(S)
N3- CH3
CH3
C
CH(CH2)5CH3
N3
H
(R)