Anda di halaman 1dari 3

Analisis Pengaruh Global Warming Terhadap Pembentukan Continental

Glaciation di Alaska
Dina Kusumawardani
21100113140076
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Abstract
Bentang alam glasial di Alaska merupakan bentang alam Continental Glaciation dikarenakan pada daerah ini wilayahnya tertutup oleh
gletser atau es. Alaska merupakan sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar ribuan kilometer persegi salju dan juga es. Alaska
merupakan salah satu tempat penyimpanan es terbesar setelah antartika. Menurut beberapa riset para ilmuwan, Alaska diperkirakan menjadi
salah satu tempat yang terkena dampak pemanasan global yakni mencairnya es pada daerah ini. Dapat diperkirakan jika es di Alaska terus
mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat membanjiri dunia. Pemanasan global atau Global Warming sendiri adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global (Global Warming) dapat menyebabkan perubahan yang
terjadi pada bentang alam glasial diantaranya perubahan yang terjadi di Alaska. Didalam paper ini akan membahas pembentukan dan
perubahan yang terjadi pada Continental Glaciation di Alaska. Tujuan dari pembuatan paper ini ialah untuk mengetahui seberapa besar
dampak global warming dengan keseimbangan budget yang terjadi di Alaska. Metode yang dilakukan dalam pembuatan paper ini yaitu
dengan studi pustaka, dimana hasil dari paper ini yaitu menganalisis pengaruh Global Warming pada pembentukan gletser di Alaska.
Keywords: global warming, gletser, Continental Glaciation

Pendahuluan
Secara umum iklim merupakan hasil interaksi
proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameterparameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan
pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka
bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca,
dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama
kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah
berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks
yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik
dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran
planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi
pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan
besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak
merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan
energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain
itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi
atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara
proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan
bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal
jumlah, intensitas dan distribusinya. Secara alamiah sinar
matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar
matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di
atmosfer yang menyelimuti bumi disebut gas rumah kaca,
sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa
ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena
peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang
masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat

menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan


seisi rumah kaca tersebut.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat
kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa,
sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat
terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi
GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang
kemudian dikenal dengan Pemanasan Global
Efek rumah kaca sangat berbahaya bagi bumi, efek ini
menyebabkaan meningkatnya suhu di bumi. Bentang alam
glasial sangat sensitif dengan permasalahan global.
Meningkatnya suhu di bumi menyebabkan bentang alam
glasial ini menghilang atau mencair. Apabila bentang alam
glasial ini menghilang atau mencair akibatnya permukaan
air laut akan meningkat. Hampir semua sungai es (gletser)
di setiap gugusan gunung di pulau-pulau daerah Alaska
secara mencolok mengalami penyusutan dan penipisan
terutama gletser di dataran rendah. Hal ini tentunya tak jauh
dari akibat pemanasan global.
Tinjauan Pustaka
Gletser adalah massa es yang mampu bertahan lama dan
mampu bergerak karena pengaruh gravitasi. Gletser
terbentuk karena salju yang mengalami kompaksi dan
rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat
setelah melewati beberapa periode tahun dimana es
terakumulasi dan tidak melebur atau menghilang.
Snowfall terbentuk dari bubuk salju yang warnanya
terang, degan udara yang terjebak di antara keenam sisinya

(snowflake). Snowflake akan mengendap pada suatu


tempat dan mengalami kompaksi karena berat jenisnya dan
udara keluar. Sisi-sisi snowflakes yang jumlahnya enam
akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang
berbentuk granular (granular snow) lalu mengalami
sementasi membentuk gletser (glacier ice). Transisi dari
bentuk salju menjadi gletser dinamakan firn.

dengan sekis kuarsa, biotit-kalsit-kuarsa sekis, dan


lapisan tipis quartzose marmer. Batu-batuan metamorf
tampaknya hasil dari metamorfosis Tengah untuk
Kabrium Awal laut dalam Flysch terdiri dari
interbedded, batulumpur, serpih lempung batupasir,
batupasir berkapur, dan kapur berpasir. Basis dari
Formasi Col Utara adalah sesar regional yang disebut
detasemen Lotse.

Geologi Regional
Icecaps di Alaska diduga mempunyai glasiasi yang
lambat. Sebagai contoh, motraine di Winconsin dan
Montana di timur Amerika Serikat, muncul diantara 50 dan
300 kaki per mil. Icecaps menyebar radial, karena pola
radial, pergerakan angin dan curah hujan dihasilkan dari
tekanan rendah di bagian tengah dan terus menuju ke
bagian tepi dari region. Perubahan terakhir dari lembaran es
tertutup sebagai danau, rawa-rawa, tanah berlumpur dan
penggangguan garis drainase. Kita mengetahui bahwa
gletser kontinental adalah terjadi di daerah yang rendah,
atas kubah es berbentuk datar, dengan ketinggian kurang
lebih 2 mil dan terdatarkan oleh tekanan tinggi. Akibat
tekanan tinggi ini, maka angin keluar, membawa salju ke
daerah batas luar, berkumpul dan membeku. Pada saat
yang sama daerah tersebut memiliki slop kemiringan.
Sedangkan pengendapan gletser terjadi akibat adanya
tekanan rendah, yang dari waktu ke waktu pengendapan ini
terus terjadi dan daerah yang paling banyak
pengendapannya yaitu di daerah hilir.
Pada saat terdapat rekahan yang tidak mempunyai celah
maka gleser meluap luas ke permukaan dari satu aliran es
tebal dan oleh karenanya pembangunan karang dengan
maksud untuk menahan laju aliran adalah mustahil untuk
dilakukan. Satu gundukan es besar di suatu daerah dapat
mengikis dan menutup lapisan tanah yang ada sebelumnya.
Menggiling permukaan dan batuan dasar sepanjang gletser
ini mengalir sampai es ini meleleh.
Gumpalan es secara konstan dapat berubah bentuk dan
volumenya, sesuai dengan daerah topografinya. Di dataran
rendah es melebar dan menjulur. Ketika dalam keadaaan
seimbang dan melelehan, gerakan es berhenti dan satu
pusat es terbentuk, tetapi bukan sepanjang hulu es front.
Kejadian di hulu tidak selalu berbarengan dengan sesuatu
sebelumnya, dan ini dicerminkan pada pola marine.
Formasi qomolangma
Terdiri atas litologi berasal dari rekristalisasi
dolomit dengan berlempung laina atau batulanau.
Gansser pertama melaporkan menemukan fragmen
mikroskopis crinoid di batu kapur ini. Kemudian
petrografi analisis sampel dari batu kapur dari dekat
puncak mengungkapkan mereka terdiri dari pellet
karbonat dan halus terfragmentasi sisa trilobita, crinoid
dan ostracods, terbentuk pada zaman Ordovisium kapur.
Formasi Col Utara
Terdiri atas litologi sekis interlayered, phyllite dan
marmer kecil. Terdiri dari biotit-kuarsa phyllite dan
klorit-biotit phyllite diselingi dengan sejumlah kecil
biotit-serisit-kuarsa sekis. Dibagian bawah dari Formasi
Col Utara terdiri dari sekis biotit-kuarsa-epidot diselingi

Deskripsi
Morfologi
Terdiri atas litologi berasal dari rekristalisasi
dolomit dengan berlempung laina atau batulanau.
Gansser pertama melaporkan menemukan fragmen
mikroskopis crinoid di batu kapur ini
Petrologi
Terdiri atas litologi pellet karbonat dan halus
terfragmentasi sisa trilobita, crinoid dan ostracods,
terbentuk pada zaman Ordovisium kapur.
Pembahasan
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu di bumi
baik di permukaan bumi, maupun di laut, hal yang
menyebabkan terjadinya pemanasan global adalah salah
satunya yaitu emisi gas karbon dioksida yang sangat
berlebihan yang memberikan dampak negatif salah satunya
adalah pencairan es di kutub.
Bentang alam glasial di Alaska merupakan bentang
alam continental Glaciation dikarenakan wilayahnya yang
tertutup oleh es atau gletser. Pada daerah ini terdapat ice
sheet yang tidak mengalir pada valley, akan tetapi menutupi
daratan lebih dari 50.000 km. Ice sheet dan ice cap yang
ada pada daerah ini mengalir ke bawah dan keluar dari
pusat tertinggi. Pembentukan ice sheet dan ice cap yang ada
pada daerah ini tidak terbentuk dalam waktu yang singkat,
butuh waktu yang lama untuk proses kristalisasi juga
kompaksinya dari gletser hingga membentuk dataran yang
sangat luas. Proses pembentukan gletser sendiri
dimulai dari Snowfall yang terbentuk dari
bubuk salju yang warnanya terang, dengan
udara yang terjebak diantara keenam sisinya
(snowflakes). Snowflake akan mengendap pada
suatu tempat dan mengalami kompaksi karena
berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi
snowflakes yang jumlahnya enam akan hancur
dan
berkonsolidasi
menjadi
salju
yang
berbentuk granular (granular snow) lalu
mengalami sementasi membentuk es geltser
(glacier ice).
Menurut riset, Alaska termasuk dalam
daerah yang terkena dampak dari pemanasan
global yakni terjadi pencairan es di daerah ini.
Diperkirakan bila es di Alaska terus mencair
maka permukaan air laut akan naik dan dapat
menjadi bencana di dunia. Selain itu,
diinterpretasikan pembentukan pecahan dari
ice cap yang terapung dalam jumlah yang
cukup besar, ice berg akan mudah terbentuk

dan dapat mencair dengan adanya perubahan


suhu akibat efek rumah kaca. Hal ini akan
mengakibatkan
negative
budger
yakni
berkurangnya volume gletser yang ada pada
daerah ini. Hal yang menjadi penyebab dari
turunnya gletser ini diantaranya akibat
keadaan iklim dan cuaca didaerah ini. Musim
panas yang ekstrim membuat es mencair dan
musim dingin yang menyebabkan turunnya
salju ke muka bumi yang membuat salju
terkompaksi dan mengalami positive budget.
Pencairan es yang terjadi di Alaska
diimbangi oleh pembentukan di puncak gletser
yang merupakan sumber es. Dengan kata lain,
harusnya tiap terjadi negatif budget juga harus
diimbangi dengan positive budget. Tetapi
karena adanya pemanasan global, gletser yang
mencair jauh lebih banyak dibandingkan
dengan gletser yang terbentuk. Hingga
keseimbangan atau balanced budget menjadi
terganggu.

Gambar 2. Gletser di Alaska

Kesimpulan
Pemanasan Global telah mengakibatkan gletser di Alaka
mencair. gletser yang mencair jauh lebih banyak
dibandingkan dengan gletser yang terbentuk.
Hingga keseimbangan atau balanced budget
menjadi terganggu. Pemanasan global ini
berdampak pada berkurangnya bentang alam
glasial yang pembentukannya bergantung
pada gletser.
Referensi
[1] http://asaysurya.wordpress.com/2008/11/13/sungai-sungai-es-dialaska-menyusut/#more-24 (diakses pada hari Jumat, 16-Mei2014 pukul 11.20 WIB)
[2] http://www.susanmilne.com/glacier/glacier.htm (diakses pada hari
Jumat, 16-Mei-2014 pukul 18.25 WIB)

Lampiran

Gambar 1. Gletser di Alaska

Anda mungkin juga menyukai