Soviet sebagai dua kerajaan besar pada masa perang dingin menggunakan strategi geopolitik
untuk menancapkan pengaruhnya ke berbagai negara di dunia. Berbeda dengan Jerman, Amerika
menancapkan pengaruhnya di beberapa kawasan penting baik di Asia (Okinawa Jepang di Asia
timur, Filipina di Asia tenggara, Eropa (melalui NATO) dan Timur tengah (Emirat Arab, Kuw ait,
dan Yaman di Timur Tengah) ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Spykman yang menyatakan
eksistensi rimland sebagai usaha untuk mengurangi ancaman penguasa heartland (merujuk pada Uni
Soviet).
Komunisme Uni Soviet, yang saat itu seolah-seolah menerapkan efek domino, perlahanlahan membuat negara yang berdekatan jatuh pada kekuasaan komunis (Afghanistan, Jerman
timur, Polandia, Czechoslovakia, Hungaria, Romania, dan Bulgaria, China, Kamboja, Vietnam,
dan Indonesia). Dua kekuatan besar ini saling berhadapan dengan strategi politik yang berbeda.
Jika Amerika seolah mengawasi di satu titik strategis pada kawasan tertentu, maka Uni Soviet
seolah membangun rantai kekuatan negara kuat dan utamanya berperan sebagai national leader
di kawasan tersebut dan umumnya kaya akan demografi dan sumber alam yang melimpah.