Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka Saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Material

dan Proses ManufakturRadiator

Mobil.
Penulisanmakalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata KuliahKimia Tehnik di Fakultas Mesin Universitas Sarjana Wiyata
Taman Siswa Yogyakarta. Dalam Penulisan makalah ini Saya merasa masih banyak kekurangan
-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang Saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat Saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini Saya menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada : 1. Bapak Samsul Hadi, S.Pd yang telah memberikan kemudahan
-kemudahan baik berupa moril maupun materiil selama mengikuti pendidikan di SMP Nesaci
Ciawi Tasikmalaya. 2. Rekan rekan kelas 2A yang mendukung kinerja Saya dalam
menyelesakan Makalah ini. 3. Secara khusus Saya menyampaikan terima kasih kepada teman
teman kos tercinta yang telah memberikan dorongan dan ba ntuan serta pengertian yang besar
kepada Saya, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini 4.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini. Akhirnya Saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Yogyakarta, 23 Maret 2010

Muslimin Annas

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Batasan
Masalah I.3. Tujuan Penulisan I.4. Metode Penulisan BAB IITINJAUAN OBJEK 2.1 Deskripsi
Radiator 2.2 Pemilihan Material 2.2.1 Sifat Fisik Material 2.2.2 Sifat Mekanik Material 2.3
Proses manufaktur 2.3.1 Rolling 2.3.2 Sheet Metal Forming 2.3.3 Bending 2.3.4 Brazing 2.3.5
Soldering 2.3.6 Surface treatment 2.4 Analisa Ekonomi 2.5 Pertimbangan Lingkungan BAB
IIIPEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES MANUFAKTURRADIATOR 3.1 Pertimbangan
Faktor Teknik Radiator 3.1.1 Pemilihan Material Radiator 3.1.2 Proses Manufaktur Radiator 3.2
Pertimbangan Faktor Ekonomi 3.3 Pertimbangan Faktor Lingkungan BAB IVPENUTUP 4.1
Kesimpulan 4.2 Kritik dan saran DAFTAR PUSTAKA 1 2 3 3 3 3

4 7 7 9 10 10 11 12 12 13 13 13 14 15 15 19 24 26
27 27 28

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misalnya:
mobil). Radiatorberfungsi untuk mendinginkan mesin.Pembakaran bahan bakar dalam silinder
mesinmenyalurkan energi panas ke dalam bentuk tenaga putar.Tetapi energi panas dari bahan
bakar tidak sepenuhnyadapat dikonversikan ke dalam bentuk tenaga.Hanya kurang lebih 25%
darienergi yang dikonversikan menjadi tenaga.Kurang lebih 45 % dari energi panas hilang
menjadi gas buang atau gesekan dan 30 % diserap oleh mesin itu sendiri. Panas yang diserap
oleh mesin harus dikeluarkan ke udara sekeliling. ika tidak maka akan J menyebabkan mesin
menjadi kelebihan panas dan pada akhirnya rusak. Sistem pendinginan dipasang untuk
mendinginkan mesin agar tidak kelebihan panas. endinginan mesin biasanya P menggunakan
sistem pendinginan udara atau sistem pendinginan air. Pada umumnya mesin otomotif
menggunakan sistem pendinginan air. Sistem pendinginan air lebih sulit dan lebih mahal dari
pada sistem pendinginan udara.Tetapi sistem pendinginan air mempunyai beberapa keuntungan.
Air pendingin mesin adalah aman sebab ruang pembakaran dikelilingi oleh air pendingin (air
ditambah macam -macam additive, dan juga anti beku), yang juga sebagai peredam suara. Air
pendingin yang panas dapat juga berfungsi sebagai sumber panas pada pemanas udara. Dilihat
dari fungsi dan kegunaan radiator ini, maka pemilihan material untuk radiator dan juga proses
manufaktur radiator haruslah tepat agar diperoleh produk radiator yang berkualitas dan berfungsi
dengan baik dalam mendinginkan mesin. I.2. Batasan Masalah Makalah ini dibatasi pada
pemilihan material dan proses manufaktur radiator mobil. I.3. Tujuan Penulisan Makalah tentang
radiator ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pemilihan material dan proses
manufaktur di program pendidikan sarjanateknikmesin universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa.
Selain itu juga bertujuan agar mengerti tentang pemilihan material yang sesuai dengan fungsi
dan kegunaan radiator serta proses manufakturnya dari raw material hingga jadi produk yang
siap dipasarkan. I.4. Metode Penulisan Makalah tentang pemilihan bahan dan proses manufaktur
radiator ini disusun berdasarkan studi literatur yaitu dengan penelusuran informasi dan data -data
yang diperlukan dari buku-buku dan layanan internet.

BAB II TINJAUAN OBJEK


2.1 Deskripsi Radiator Radiator adalah komponen / alatyang digunakan untuk mendinginkan
lingkungan kerja yang berada disekitarnya. Radiator menyerap panas lingkungan, lalu
didinginkan dengan bantuan media plat / air yang berada didalamnya.Para pengembang property
banyak yang menggunakanradiator sebagai penyejuk ruangan.Radiator diinstal sedemikian rupa
sebelum rumah di cor dengan beton.

Gambar 2.1 Penggunaan Radiator pada bisnis property Dalam makalah yang Saya susun saat ini
akan lebih memfokuskan pada pembahasan tentang radiator yang digunakan pada mobil Radiator
pada mobil pada umumnya terpasang dibagian depan. Radiator berfungsi untuk mendinginkan
air yang menjadi panas setelah beredar dalam mantel air pendingin pada mesin. Yang
mempunyai dua tabung air, terletak di atas dan di bawah. Ditabung bagian atas terdapat lubang
pengisian air, pipa pemasukan air dari mantel pembuangan dan di tabung bagian bawah terdapat
kran pembuangan air, dan pipa penghubung kemesin.

Gambar 2.2 Radiator Mobil Radiator pada awalnya hanya berupa plastik yang mengelilingi pipapipa tembaga atau kuningan yang berisi air yang mengalir didalamnya. Sekitar tahun 1920,
beberapa pabrikan kendaraan seperti General Motor, telah menganti pipa radiator menjadi
berbentuk oval, sehingga menjadikannya lebih efisien. Setelah dimensi mesin bertambah besar
dan panas,
4

perusahaan mulai menambahkan beberapa bagian seperti kipas, agar udara yang melalui melalui
pipa terjaga tetap konstan. Dan juga ditambahkan pompa air untuk mendorong air melalui pipapipa tersebut. Sekarang, pabrikan mulai menggunakan cairan kimia anti-beku kedalam plastik
pendingin untuk mencegah kegagalan plastik pendingin pada saat cuaca bersuhu rendah.
Awalnya radiator mengunakan pipa berdiameter inchi. Pada tahun 1940, pabrikan Ford mulai
bereksperimen mengunakan pipa yang lebih besar. Permasalahan muncul ketika diameter pipa
yang digunakan bertambah besar maka dinding pada pipa harus lebih tebal untuk mencegah
kebengkokan pada saat diberi tekanan. Hal ini menyebabkan radiator bertambah berat tetapi
membuatnya lebih efisien. Pada tahun 1970, pabrikan kendaraan bereksperimen mengunakan
radiator yang berinti banyak, serta bereksperimen terhadap ukuran dan ketebalan pipa. Beberapa
pabrikan bahkan ada yang mencoba mengunakan plastik untuk membuat radiator menjadi ringan.
Dan sekarang beberapa kendaraan menggunakan radiator berbahan aluminium yang lebih ringan
dan dengan desain lebih baik.

Gambar 2.3 Bagian bagian Radiator 1. Tabung air atas (upper tank), berfungsi sebagai
penampung air sebelum air masuk kedalam kisi-kisi (tube) radiator. 2. Tabung air bawah (lower
tank), berfungsi sebagai penampung air dari kisi-kisi (tube) radiator. 3. Sambungan selang atas,
berfungsi sebagai jalan masuk air ke radiator. 4. Sambungan selang bawah, berfungsi sebagai
jalan keluar air dari radiator. 5. Kisi-kisi (tube), dengan memiliki konstruksi pipih dan
memanjang diharapkan air dapat mentransferkan panasnya dengan efisien. 6. Sirip-sirip (fin),
berfungsi untuk membuat turbulensi udara disekitar kisi kisi (tube) agar pendinginan air lebih
efisien. 7. Tutup radiator, berfungsi untuk menutup radiator serta mengatur danmenaikan tekanan
dalam sistem pendingin. 8. Kran pembuang (drain cock), berfungsi untuk membuang air yang
ada didalam radiator. Thermostat Thermostat adalah Suatu bagian yang mengatur debit aliran
cairan radiator antara mesin
5

masih dingin dan panas. Thermostatbekerja dengan memanfaatkan tekanan yang disebabkan oleh
fluida (cairan) panas dari dalam jaket pendingin mesin.Termostat ini berbentuk seperti klep atau
lubang pintu, dimana saat suhu mesin dingin, pintu ini terbuka sedikit sehingga cairan radiator
yang bersirkulasi sedikit sehingga panas yang ditransfer memang masih sedikit. Namun, saat
mesin sudah panas, menghasilkan panas besar, maka termostat akan mem buka penuh, sehingga
debit aliran maksimal dan proses penyerapan panas pun bisa maksimal. etika K tekanannaik,
pegas pada thermostat akan tertekan dan membuka saluran menuju radiator, sehingga fluida
panas tersebut akan masuk ke radiator dan didi ginkan. Fluida dingin dalam n radiator masuk ke
jaket pendingin dengan cara menekan vakum valve thermostat.

Gambar 2.4 Thermostat

Gambar 2.5 Cara Kerja Termostat

Tutup radiator Untuk mendapatkan efek pendinginan yang lebih baik, maka perbedaan suhu
antara udara luar dengan suhu air pendingin dalam radiator haruslah besar, dengan menggunakan
tutup radiator. Didalam tutup radiator terdapat relief valve atau klep relie dan vacuum valve atau
klep f vakum yang mengatur agar tekanan dalam radiator tidak lebih dari 1 atmosfer (atm) dan
air mendidih dalam radiator diatas 100 derajat celcius.

Gambar 2.6 Tutup Radiator 1. Relief valve atau klep relief mempunyai fungsi untuk membuang
kelebihan tekanan dalam radiator, bila telah melewati batas tekanan yang ditentukan oleh pabrik.

Gambar 2.7 Relief Valve Gambar 2.8 Vacuum valve 2. Sedangkan Vacuum valve atau klep
vakum mempunyai fungsi untuk menyamakan tekanan didalam radiator dengan tekanan udara
luar, apabila suhu air pendingin dalam radiator turun sampai dibawah titik didihnya. Tangki
Resevoir Sistem pendingin radiator dilengkapi dengan tangki reservoir. Tangki tersebut
diletakkan dekat dengan radiator yang mempunyai fungsi untuk memperbesar ekspansi air
pendingin selama mesin bekerja. Prinsip kerja dari tangki reservoir adalah Bila suhu air
pendingin dalam radiator naik, maka air akan mengalir dari tangki reservoir kedalam radiator dan
akan mengalir kembali kedalam tangki reservoir bila suhu air dalam radiator turun .

Gambar 2.9Tangki Reservoir

2.2 Pemilihan Material Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan material adalah
karakteristik material tersebut. Dengan mengetahui karakteristiknya, maka dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan material tersebut sehingga kita dapat menentukan material yang sesuai
dengan fungsi dan tujuan produk yang ingin dicapai. Radiator sebagai alat penukar panas akan
selalu menerima beban panas dari mesin yang akan didinginkan. Untuk itu dibutuhkan material
yang memiliki sifat fisik dan mekanis sesuai dengan beban kerjanya. 2.2.1 Sifat Fisik Material 1.
Density Density adalah perbandingan berat material terhadap volumenya. Density material
menentukan beberapa sifat mekanik bahan diantaranya specific strength dan specificstiffness.
Untuk menentukan pemilihan material radiator perlu dipilih material dengan
7

density rendah dengan pertimbangan berat total produk dan biaya. 2. Melting point Melting point
suatu material tergantung pada energi yang digunakan untukmelepaskan ikatan-ikatan atom
material tersebut. Sedangkan untuk material alloy melting point juga tergantung pada komposisi
partikel penyusunnya. Informasi melting point material penting diketahui pada pemilihan
material radiator. Melting point menginformasikan batas suhu yang dapat diterima oleh material
tersebut sebelum berubah fasa dari padat menjadi cair. Sehingga, semakin tinggi melting point
maka semakin baik material tersebut digunakan sebagai material radiator. Material yang
digunakan harus mampu menahan beban termal yang tinggi sehingga apabila suhu radiator
mencapai/melampaui batas temperatur kerja material tersebut tidak meleleh. 3. Thermal
expansion Sebagian besar material padat akan memuai apabila dipanaskan dan
berkontraksiapabila didinginkan. Perubahan panjang material padat akibat perubahan
temperature, secara matematik ditulis :

Dimana : lo= Panjang awal material Lf= Panjang akhir material To = Temperatur awal Tf
=Temperatur akhir Sedangkan 1 disebut linear coefficient of thermal expansion, variabel
tersebutmengindikasikan pemuaian material ketika dipanaskan. Sifat thermal expansion
dimaksudkan untuk mengetahui titik muai dan titik kontraksi material pada suhu tertentu. Ketika
radiator menerima beban termal yang tinggi maka material radiator tersebut harus memiliki titik
muai yang rendah supaya bentuk atau konstruksi radiator tersebut tidak mengalami perubahan. 4.
Specific heat Material padat akan meningkat temperaturnya apabila dipanaskan dengan
menyerap sejumlah energi. Sifat tersebut dinamakan heat capacity yaitu kemampuan suatu
material untuk menyerap panas dari lingkungan dengan menyerap sejumlah energi
untukmenghasilkan kenaikan suhu sebesar 1 derajat. Secara matematik, heat capacityterdapat
pada persamaan berikut :

Keterangan :
8

C = Heat capacity (J/mol-K atau Kal/mol-K) dQ = Energi yang diserap dT = Perubahan suhu
Sedangkan specific heat (c) menunjukkan heat capacity persatuan massa (J/kg-K, Kal/g-K,
Btu/Lb-0 F) Radiator yang baik harus memiliki kemampuan menyerap panas yang baik dari
lingkungan dalamhal ini suhu tinggi yang berasal dari mesin. Untuk itu diperlukan material
radiator yang memiliki sifat specific heat yang baik. Semakin tinggi specific heat suatu material,
makasemakin besar pula suhu yang dapat diserap oleh material tersebut. 5. Thermal conductivity
Konduksi termal merupakan fenomena perpindahan panas dari substansi bersuhu tinggi ke suhu
yng lebih rendah. Sifat tersebut menunjukkankemampuan suatu material untuk memindahkan
panas atau disebut konduktifitas termal. Besarnya panas yang dipindahkan ditunjukkan pada
persamaan berikut :

Dimana : q = aliran panas (Btu/ft2 -h) k = konduktifitas termal (W/m-K) atau (Btu/ft-h-0 F)
Thermal conductivity merupakan sifat yang penting pada proses heat transfer. Dengan nilai
thermal conductivity yang baik maka semakin besar pula suhu yang dapat ditransfer oleh suatu
material. Material yang akan dipilih untuk radiator harus memiliki thermal conductivity yang
baik sehingga panas yang diserap dari mesin bisa dialirkan melalui material tersebut yang pada
akhirnya dilepas menuju lingkungan yang bertemperatur lebih rendah.

2.2.2 Sifat Mekanik Material 1. Yield strength Pada umumnya suatu struktur didesain agar
memiliki deformasi elastic yang baik ketika menerima beban stress. Salah satu fenomena
mekanik yang penting dalam hal ini adalah yielding yaitu kekuatan tarik material sebelum
mengalami deformasi plastis. Secara jelas peristiwa tersebut digambarkan pada grafik
Stressstrain dibawah ini.

Gambar 2.10 Grafik stress-strain 2. Tensile strength Agar terjadi deformasi plastis, setelah terjadi
yielding diperlukan stress agar mencapai titik maksimumnya. Pada titik tersebut terjadi stress
maksimum sebelum terjadi perpatahan pada material. Hal tersebut diperlihatkan pada grafik
berikut :

Gambar 2.11Grafik tensile strength material

2.3 Proses manufaktur 2.3.1 Rolling Rolling adalah proses pengurangan ketebalan benda kerja
dengan cara memberikan gaya tekan melalui alat roll. Untuk jenis flat rolling dihasilkan dua
macam produk yaitu plat dan sheet. Untuk plat ketebalannya lebih dari 6 mm sedangkan sheet
ketebalan minimumnya sebesar 1 mm. Proses flat rolling dapat dibagi kedalam 2 jenis
pengerjaan yaitu hot rolling dan cold rolling. Pada hot rolling, saat di rol material dipanaskan
diatas temperatur rekristalisasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur material agar
ukuran grain lebih homogen dan lebih kecil sehingga bisa memperbaiki kekuatan material
terutama sifat ductility nya. Sedangkan pada cold rolling material di rol pada temperatur ruangan
dengan
10

menghasilkan permukaan sheet yang lebih halus dari pada dengan pengerjaan hot rolling.

Gambar 2.12 Efek hot rolling terhadap perubahan struktur material

2.3.2 Sheet Metal Forming Sheet metal forming merupakan salah satu proses manufaktur sheet
metal untuk menghasilkan bentuk yang dikehendaki. Beberapa proses yang termasuk sheet metal
forming diantaranya shearing dan bending. Shearing merupakan proses forming dengan cara
memotong bagian sheet dengan punching sehingga didapat bentuk yang sesuai dengan bentuk
punchnya. Terdapat bemacam-macam jenis proses shearing dalam pengerjaan sheet
metaldiantaranya : a. Blanking Pada proses ini sheet metal di punch sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki sehingga terpisah dengan sheet metal asalnya.
b. Die cutting Proses ini terdiri dari berbagai macam jenis diantaranya : 1. Perforating ; yaitu
punching untuk menghasilkan beberapa lubang sekaligus pada sheet metal 2. Parting ; yaitu
pemotongan sheet metal menjadi beberapa bagian. 3. Notching ; yaitu membuang bagian sheet
metal dengan cara di punch. 4. Lancing ; yaitu memotong bagian sheet metal tanpa membuang
bagian material tersebut.

Gambar 2.13 Shearing process c. Slitting Slitting yaitu memotong permukaan sheet dan
memberikan bentuk pada bagian tersebut.

11

Gambar 2.13 Shearing proses d. Nibling Niblng yaitu proses pemotongan sheet dengan cara di
punch secara bolak balikdengan arah yang lurus terhadap sheet dan dilakukan secara tepat.

2.3.3 Bending Bending merupakan proses forming dengan membengkokkan benda kerja. Pada
proses bending terdapat parameter yang dinamakan minimum bend radius. Parameter ini
menunjukkan jarak radius bending yang menimbulkan retak pada benda kerja.Mininum bend
radius berhubungan dengan ketebalan material (thickness), ketebalan tersebut menunjukkan pula
radius terkecil pada saat bending sheet tanpa mengalami keretakan.

Tabel 2.1 Minimum bend radius material pada temperatur ruang

Gambar 2.15 Grafik hubungan antara minimum bend radius terhadap tensil

2.3.4 Brazing Brazing adalah proses penyambungan ( Joining ) dengan cara memanaskan Filler
sampai titik leburnya. Dengan gaya kapilaritas, Filler tersebut mengisi celah12

celahsambungan material. Metal filler dipanaskan hingga mencapai titik lebur sebesar 4500C
sedangkan temperatur kerja brazing harus dibawah titik lebur material yang akan disambung.
Kekuatan brazing bergantung pada desain sambungan dan adhesivitas antar muka benda kerja
dan fillernya.

Gambar 2.16 (a) benda kerja sebelum dibrazing (b) benda kerja ses udah dibrazing

2.3.5 Soldering Soldering memiliki prinsip kerja yang sama dengan brazing, yang
membedakannya adalah temperatur kerja soldering lebih rendah dari pada brazing.

Tabel 2.2 Jenis filler solder dan aplikasinya

2.3.6 Surface treatment Surface treatment digunakan untuk melindungi permukaan komponen
agar tidak terjadi perubahan sifat dan karakteristik. Untuk sheet metal, surface treatment
diperlukan untuk meningkatkan ketahanan material terhadap korosi dan oksidasi. Adapun jenis
surface treatment yang umum dikenal diantaranya : a. Coating b. Electroplating c. Anodizing 2.4
Analisa Ekonomi Pada operasi manufaktur, desain dan manufaktur yang ditentukan berdasarkan
spesifikasi dan sifat teknis merupakan salah satu aspek dalam kegiatan produksi. Dengan tujuan
memenuhi market target, maka harus dilakukan juga analisa ekonomi agar diperoleh faktor harga
produk yang sekompetitif mungkin terhadap produk lain yang sejenis. Dalam melakukan analisa
ekonomi, faktor biaya yang menjadi pertimbangan diantaranya : a. Material cost b. Tooling cost,
diantaranya biaya pembuatan alat, dies, mold, cetakan.
13

c. Fixed cost, diantaranya biaya energi, bahan b akar, pajak, asurasi, modal,termasuk depresiasi
dan interest. d. Capita cost, diantaranya modal berupa lahan, bangunan, mesin.

2.5 Pertimbangan Lingkungan Kegiatan industri yang terus mengalami kemajuan pada satu abad
terakhir ini telah menimbulkan efek buruk bagi lingkungan. Masalah lingkungan seperti
pencemaran oleh limbah pabrik dan pemanasan global telah menjadi topik utama untuk dicari
solusinya. Untuk itu perlu diupayakan analisa mengenai dampak lingkungan, terhadap produk,
desain, material yang digunakan dan proses manufakturnya. Adapun langkah -langkah penting
sebagai petunjuk untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan kegiatan industri,
diantaranya : a. Mengurangi material limbah dengan memperbaiki desain produksi dan
mengurangi jumlah material yang digunakan. b. Melakukan riset dan pengembangan produk dan
teknologi manufaktur yang ramah lingkungan. c. Mengurangi penggunaan material berbahaya
pada produk maupun proses produksinya. d. Melakukan penanganan limbah dengan benar e.
Melakukan perbaikan terhadap proses daur ulang, waste treatment, dan penggunaan ulang
material.

14

BAB III PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES MANUFAKTUR RADIATOR


3.1 Pertimbangan Faktor Teknik Radiator 3.1.1 Pemilihan Material Radiator Pemilihan material
yag sesuai dengan fungsi benda yang akan diproduksi menentukan kualitas maupun kinerja
benda yang akan diproduksi. Berikut ini disertakan tabulasi dari bermacam-macam jenis material
yang akan dipilih sebagai maerial radiator.

Tabel 3.2 Sifat mekanik material pada temperatur ruang

15

Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui beberapa sifat fisik material yang dapat
digunakan sebagai material untuk radiator. Akan tetapi, berdasarkan fungsi utama radiator
sebagai alat penyerap kalor maka sifat thermal conductivity material adalah dasar utama
pertimbangan saat memilih material radiator.

Gambar 3.1 Diagram piramid pemilihan material Pada puncak piramida tersebut terpilih dua
jenis materia sebagai material yang akan l digunakan sebagai material radiator. Cu dan Al
memiliki sifat fisik yang baik terutama sifat koduktifitas termalnya. Hal ini sesuai dengan fungsi
utama radiator dimana materialnya harus memiliki kemampuan transfer panas yang baik. Akan
tetapi, untuk pemilihan material yang lebih presisi dari ke dua jenis material tersebut perlu
dianalisa lebih jauh dengan mempertimbangkan faktor lainnya. Dari tabel properti material
sebelumnya dapat kita lihat bahwa secara umum Cu dan Al memiliki properti fisik dan mekanik
dengan keunggulan dan kelemahan masing -masing. Yang harus di pertimbangkan lebih lanjut
adalah mengetahui material paduannya sehingga dapat diketahui sifat-sifat khusus dari kedua
material tersebut. Agar dapat dipilih material yang baik maka kita harus mengetahui paduan dari
kedua jenis material tersebut beserta sifat-sifatnya. Adapun jenis-jenis paduan Cu dan Al adalah
sebagai berikut :

16

Tabel 3.3 Sifat dan aplik asi copper alloy dan brass alloy

Tabel 3.4 Sifat dan aplik asi copper alloy dan brass alloy Untuk bahan tube radiator, material
paduan yang digunakan adalah aluminium alloy jenis AA 3003/7072 dan brass alloy UNS
C26000. Secara garis besar sifat material dari kedua material tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut : Perbandingan penggunaan material tembaga dengan aluminium 1. Pertimbangan sifat
untuk material tube dan fin radiator

Tabel 3.5 Sifat fisik dan mekanik aluminium alloys dan brass untuk material tube Sedangkan
untuk material fin radiator digunakan aluminium AA 7072 dan brass UNS C14300.

17

Tabel 3.6 Sifat fisik dan mekanik aluminium alloys dan brass untuk material fin Pada kedua tabel
diatas dapat dilihat bahwa density Al lebih rendah dari pada Cu. Hal ini menunjukkan bahwa Al
lebih ringan dari pada Cu. Sehingga berdasarkan factor berat, Al lebih unggul dari pada Cu.
Adapun hubungan antara density dan strength material dapat dilihat dalam bubling chart berikut.

Gambar 3.7 Grafik strength terhadap density metal Pada tabel terlihat bahwa berdasarkan
perbandingan tensil strenghtnya , brass lebih unggul dari pada Al. Dengan perbandingan
kekuatan tersebut dinding tube material yang menggunakan brass bisa dibuat lebih tipis dan
mengurangi berat total radiator.

18

Tabel 3.7 Perbandingan sifat fisik dan mek anik cu, br dan Al untuk fin dan tube material radiator
Sedangkan untuk material tube radiator diketahui bahwa thermal conductivity Al lebih besar dari
pada brass. Akan tetapi dengan perbandingan nilai strengthnya, brass masih lebih unggul dari
pada Al. Pada buble chart berikut dapat dilihat juga nilai strength brass dan Al terhadap
maksimum service temperaturnya. Chart tersebut menunjukan bahwa pada teperatur yang lebih
tinggi strength brass masih lebih unggul dari pada Al.

Gambar 3.3 Grafik strength terhadap maximum service temperatur metal 3.1.2 Proses
Manufaktur Radiator Proses manufaktur radiator terdiri dari beberapa tahap. Dalam pembuatan
elemen radiator yaitu fin dan tube nya dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembuatan tube a. Bending
sheet Kisi-kisi (tube), dibuat dari paper thin brass yang dibengkokkan dengan mesin roller
bending hingga berbentuk flat tube.

19

Gambar 3.4 (a) Proses sheet rolling (b) bending sheet tube b. Coating flat tube Hal ini dilakukan
untuk melapisi tube dengan timah yang pada proses selanjutnya dilakukan soldering. Flat tube
dicelupkan pada cairan timah panas hingga menutupi seluruh permukaan tube.

Gambar 3.5 Coating tube dengan hot molten lead c. Hardening flat tube Tube yang sudah
terlapisi timah dilewatkan pada air dingin untuk menjaga lapisan timahnya agar tetap melekat
pada permukaan tube. d. Cutting flat tube Flat tube yang telah di coating dan diproses dengan air
dingin, kemudian di potong dengan cutter machine sesuai dengan panjang tube yang diinginkan
( 76 cm).

Gambar 3.6 Tube c utting

Gambar 3.7 Slitting fin radiator

2. Pembuatan Fin a. Slitting Fin radiator dengan tebal 1,5 mm dibuat dari tembaga melalui roller
mesin fin mil untuk membuat celah-celah pada copper sheet. Celah-celah ini berfungsi
untukmempercepat proses pendinginan. b. Bending Setelah proses slitting, fin radiator dibuat
zig-zag dengan cara bending.Selanjutnya rangkaian fin tersebut di potong-potong sesuai dengan
panjang yang di kehendaki.
20

(a) (b) Gambar 3.8 (a) Dies bending (b) bending sheet fin 3. Header Pembuatan header dilakukan
dengan cara : a. Nibbling Sheet tembaga diproses dengan cara nibbling pada mesin punch sesuai
dengan pola yang telah dibuat sebelumnya. Dalam satu sheet bisa dibuat beberapa sheet header.
Kemudian sheet yang telah di bentuk dilepaskan dari sheet utama secara manual.

Gambar 3.9 Niblling sheet header b. Pressing

Gambar 3.10 Sheet header Setelah pembuatan sheet header, maka proses selanjutnya lembaranlembaran tersebut dibentuk dengan cara dibengkokkan dengan menggunakan mesin press. c.
Punching Header radiator yang telah terbentuk kemudian dilubangi yang ukuran lubangnya
disesuaikan dengan ukuran tube. Header tersebut dipunch (perforating) hingga menghasilkan
lubang-lubang.

21

Gambar 3.11 Punching slot tube pada header 4. Upper tank dan lower tank Pada proses
pembuatan upper dan lower tank radiator, terlebih dahulu dibuat dies sesuai dengan bentuk tank
yang dikehendaki. Setelah dies dibuat maka dapat dilakukan pressing sheet pada dies sehingga
dihasilkan bentuk dan volume tank radiator.

Gambar 3.12 Proses press untuk tank radiator 5. Perakitan fin dan tube radiator Fin dan tube
radiator di susun kemudian ditekan oleh mesin press dan di ikat agar konstruksinya tidak
berubah. Fin dan tube yang telah dirakit tersebut dipasangkan header pada tube -tubenya hingga
tahap selanjutnya, yaitu proses joining.

Gambar 3.13 Fin dan tube setelah dirakit 6. Joining fin, tube dan header radiator Sebelum masuk
proses joining, permukaan radiator yang telah dirakit dibersihkan dari kotoran. Kemudian
radiator tersebut di oven dengan suhu 3500 C hingga timah yang melekat pada tube meleleh dan
yang tersisa hanya timah pada rongga-rongga sambungan. Dalam proses tersebut selain untuk
melelehkan timah pada tube juga berfungsi sebagai soldering dari bagian-bagian radiator.

22

(a) (b) Gambar 3.14 (a) Cleaning surface (b) Fin dan tube radiator setelah soldering 7. Soldering
Untuk menghasilkan kekuatan konstruksi yang lebih baik, sambungan antara tube dan header
harus di solder ulang. Soldering dilakukan dengan cara mencelupk bagian header dan tube an
kedalam timah panas. Selanjutnya adalah menyambung upper dan lower tank pada tiap
headernya dengan cara brazing. Setelah itu pipa saluran masuk dan saluran keluar pada radiator
dipasang dengan cara brazing. 8. Finishing Finishing radiator adalah memberi perlakuan pada
permukaan radiator dengan cara electrophoretic coating. Tujuan dari treatment ini adalah untuk
meningkatkan ketahanan material dari korosi dan oksidasi sehingga radiator bisa bertahan lama.
Proses ini juga sekaligus memberikan warna pada permukaan radiator. Proses electropho retic
coating ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.15 Proses electrophoretic coating bath Pada saat proses electrophoretic coating, cat
film menempel secara alami pada permukaan radiator. Permuakaan yang telah tertutupi cat
menyebabkan isolasi listrik pada permukaan radiator sehingga cat tidak bisa lagi menempel pada
permukaan radiator. Setelah proses electrophoretic coating, radiator yang telah tertutupi cat
kemudian di oven pada suhu 1500 -1700 C. Setelah proses oven kemudian coating radiator di
treatment pada temperature rendah untuk mengasilkan kualitas coating yang lebih baik.
Dibandingkan dengan proses spray painting, electrophoretic coating memiliki banyak
keunggulan yaitu electrophoretic coating memiliki efisiensi coating surface yang tinggi 95%99% karena dapat melapisi permukaan
23

radiator yang sulit dijangkau permukaan 30%-50% saja.

sedangkan dengan spray painting hanya mampu melapisi

3.2 Pertimbangan Faktor Ekonomi 1. Biaya material Berdasarkan data London Metal Exchange
(LME) sampai akhir tahun 1996 harga copper chatode 37% lebih tinggi daripada aluminium
batangan dimana harga copper cathode sebesar 96 cent dan 70 cent untuk aluminium batangan.
Sedangkan untuk jenis copper/ brass radiator strip dan aluminium radiator strip didapat
perbedaan harga yang cukup tinggi. Perbedaan harga tersebut mencapai 4% dimana copper brass
strip lebih murah dari pada aluminium strip. 2. Analisa biaya terhadap energy content Perbedaan
biaya terhadap energy content material brass/copper dan aluminium dapat dilihat pada chart
dibawah ini. Terlihat bahwa brass dan copper memiliki energy content yang relatif sama
sehingga biayanya pun sama diantara keduanya. Tetapi apabila keduanya dibandingkan dengan
aluminium, aluminium memiliki energy content lebih tinggi sehingga biaya produksinya pun
lebih tinggi dari pada brass dan copper. 3. Analisa biaya produksi terhadap kekuatan bahan Pada
chart dibawah ini dapat dilihat bahwa dengan kekuatan material yang relatif sama antara brass,
copper dan aluminium, area harga brass dan copper relative lebih murah dari pada aluminium.

Gambar 3.16 Grafik biaya terhadap kekuatan metal 4. Analisa biaya produksi terhadap
kemampuan daur ulang material Biaya yang dikeluarkan untuk daur ulang material
mempengaruhi harga bahan baku radiator.
24

Semakin tinggi biaya produksi daur ulang maka akan semakin tinggi pula biaya yang keluarkan
untuk membeli atau memproses bahan baku. Berdasarkan chart dibawah, kemampuan daur ulang
copper dan aluminium sama baiknya. Sehingga biaya yang dikeluarkan pun relatif sama. Tetapi
dari segi biaya, copper lebih rendah dari pada aluminium. Sedangkan brass, dengan harga yang
relatif sama dengan copper dan aluminium kemampuan daur ulang brass lebih kecil dari pada
kedua material lainnya.

Gambar 3.17 Grafik biaya terhadap kemampuan daur ulang material 5. Analisa harga pada proses
joining Joining core radiator dapat dilakukan melalui dua proses yaitu soldering dan brazing.
Dibawah ini terdapat grafik yang menunjukkan perbandingan harga antara soldering dan brazing
core radiator.

Gambar 3.18 Grafik biaya material terhadap biaya joining per radiator core Sebagai contoh
perbandingan pada tanggal 30 desember 2006 harga aluminium adalah 70 cent/Lb. Sedangkan cu
adalah 96 cent/Lb. diperoleh biaya brazing per core sebesar Al = $ 8,53 per core dan Cu = $ 8,17
per core dengan menghasilkan berat core yang sama. Harga tersebut berbeda jauh apabila
menggunakan proses soldering. Karena untuk material Cu dengan harga material dan dimensi
core yang sama membutuhkan material solder yang lebih banyak sehingga mempengaruhi
tingginya biaya pada proses tersebut. Selain keunggulan dari faktor
25

biaya, proses brazing juga dapat mengurangi berat core radiator sekitar 30%-40% dari pada
menggunakan proses soldering. 3.3 Pertimbangan Faktor Lingkungan Material Al dan Cu secara
umum memiliki kemampuan daur ulang yang baik (recyclability) berdasarkan metal statistik
Amerika dari tahun 1981-1991 total daur ulang Cu adalah 37% lebih banyak dari pada Al. Pada
negara lainnya data metal statistik mengenai recyclability Al dan Cu dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3.19 Data statistik daur ulang Copper dan Aluminium Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa cu dapat di daur ulang lebih baik dari pada Al sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.

26

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan data London Metal Exchange (LME) sampai akhir tahun 1996,
perbedaan harga antara Al dengan Copper Brass mencapai 4% dimanacopper brass strip lebih
murah dari pada aluminium strip. Berdasarkan energy content, brass dan copper memiliki energy
content yang relatif sama sehingga biayanya pun sama diantara keduanya. Tetapi apabila
keduanya dibandingkan dengan aluminium, aluminium memiliki energy content lebih tinggi
sehingga biaya produksinya pun lebih tinggi dari pada brass dan copper. Berdasarkan buble chart
hubungan biaya dengan kekuatan material, ketiga jenis logam tersebut memiliki kekuatan yang
relatif sama antara brass, copper dan aluminium, area harga brass dan copper relatif lebih murah
dari pada aluminium. Berdasarkan bubble chart hubungan biaya dengan kemampuan daur ulang,
disimpulkan bahwa kemampuan daur ulang copper dan aluminium sama baiknya. Sehingga
biaya yang dikeluarkan pun relatif sama. Tetapi dari segi biaya, copper lebih rendah dari pada
aluminium. Sedangkan brass, dengan harga yang relatif sama dengan copper dan aluminium
kemampuan daur ulang brass lebih kecil dari pada kedua material lainnya. Berdasarkan
perbandingan harga pada proses joining, disimpulkan bahwa Cu dengan harga material dan
dimensi core yang sama membutuhkan material solder yang lebih banyak sehingga
mempengaruhi tingginya biaya pada proses tersebut. Selain keunggulan dari faktor biaya, proses
brazing juga dapat mengurangi berat core radiator sekitar 30% -40% dari pada menggunakan
proses soldering. Dari 5 point diatas dapat kita simpulkan bahwa, secara garis besar material
radiator yang paling banyak memiliki keunggulan adalah copper / brass jika dibandingkan
dengan material aluminium. Sehingga copper / brass bisa dijadikan sebagai pilihan utama
material radiator. 4.2 Kritik dan saran Pada karya tulis ini banyak dijumpai kekurangan maupun
kesalahan baik dalam tulisan maupun isi dari makalahnya. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan
analisa yang lebih mendalam mengenai pemilihan material radiator dan tata cara penulisan
makalahnya. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran sebagai feed back (umpan
balik) tentang penyusunan makalah yang kami buat agar dihasilkan karya tulis yang lebih baik.

27

DAFTAR PUSTAKA
1. http://kingoftheworld-gambliz.blogspot.com/2009/05/radiator.html 2. http://www.yantotriyanto.co.cc/2009/10/sistem-pendinginan.html
3.
http://www.google.co.id/images?
hl=id&biw=1280&bih=701&gbv=2&tbs=isch:1&sa=1&q=
radiator&btnG=Telusuri
4.
http://gwendut.blogspot.com/2009/02/perinsif-kerja-radiator.html
5.
http://www.auto2000.co.id/tips_content/merawat_sistem_radiator_kendaraan.aspx
6.
http://www.inverterplus.com/2010/12/fungsi-radiator-adalah.html
7.
http://www.tanjungenimnews.co.cc/2010/04/radiator_24.html
8.
http://www.google.com/2137eaa4c15fcaa526490ca9cf74549ca41e0213.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai