TJ. MORAWA
TUGAS AKHIR
MEDAN
2008
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
TANJUNG MORAWA
Oleh :
David H Sirait
NIM : 040422027
2008
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Penggunaan motor induksi didalam suatu sistem kelistrikan pembangkit listrik sangat
dibutuhkan dimana kegunaan dari motor induksi adalah sebagai penggerak. Kendala dari
penggunaan motor induksi adalah pada saat starting. Hal tersebut dikarenakan arus
starting yang terjadi pada motor induksi sangat besar.
Untuk
peralatan dan
mengganggu
motor Hammer
Mill dengan
pada motor
tersebut adalah
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Adapun judul tugas akhir ini adalah ANALISIS STARTING MOTOR
INDUKSI TIGA PHASA PADA PT. BERLIAN UNGGAS SAKTI TANJUNG
MORAWA..
menyelesaikan
studi dan
Fakultas
Teknik
Dalam
bimbingan dan
bantuan dari
hati,
penulis
mengucapkan
1.
Bapak
Fakultas
Teknik
2.
Bapak
Teknik
Elektro
Fakultas
3.
Bapak
memberi waktu
Seluruh Staf Dosen pengajar Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tugas akhir ini
dapat bermanfaat
2008
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
ii
BAB I PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
I.3 Batasan
I.4 Metode
I.5 Sistematika
BAB II
II.1 Umum
II.2 Konstruksi
II.3.1 7
II.3.2 10
II.4. Medan
12
II.5. Prinsip
18
II.6. Slip
22
II.7. Frekuensi 23
24
II.10. Efisiensi32
33
III.1 Umum
36
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
37
III.3.1 Kontaktor
III.3.2 Relay 46
III.3.
47
III.3.
48
III.4 Peralatan 48
III.4.
. 49
III.4.
50
45
45
44
III.4.
50
BAB IV
IV.1 Umum
52
IV.2 Spesifikasi
IV.3 Wiring
52
54
IV.4 Menghitung
55
IV.5 Menghitung
57
IV.6 Menghitung
61
IV.6.1 MCB
62
63
V.1 Kesimpulan
64
DAFTAR PUSTAKA.65
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
sangat dibutuhkan dimana kegunaan dari motor induksi ini sendiri adalah sebagai
penggerak. Secara umum motor induksi dapat dioperasikan baik dengan menghubungkan
motor secara
tegangan
yang sudah
motor
induksi adalah
tinggi sekitar 5
sampai 7 kali
turun yang
dapat menggangu
Tugas
terjadi pada
saat motor
berbeban
penuh (running
1.2
Tujuan
Tujuan
adalah untuk
menganalisa
keadaan tidak
berbeban maupun dalam keadaan beban penuh.
Batasan Masalah.
Tugas Akhir ini hanya mempelajari sistem kerja dari motor induksi yang
berkaitan dengan proses produksi di PT Berlian Unggas Sakti pada arus masukan pada
motor pada saat keadaan diam maupun pada saat full load.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Metode Penulisan.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mencari dan mengumpulkan data yang
Studi Literatur.
Dalam hal ini, penulis mengumpulkan bahan tulisan dari berbagai sumber pustaka yang
relevan dan mendukung Tugas Akhir ini.
Studi Bimbingan.
Dalam
pembimbing, staf
pengajar
rekan-rekan
mahasiswa
3.
Akhir ini dari
PT.
1.5.
menyusun
BAB I
Bab ini merupakan gambaran menyeluruh tentang apa yang diuraikan dalam tugas akhir
ini, yaitu pembahasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
BAB III
Berisi tentang dasar-dasar teori dari starting motor induksi, maupun metoda metoda
pengasutan.
BAB IV
dihitung
BAB V
2.1 Umum
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama
dengan putaran medan putar pada stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.
Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih
murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan
Hampir
terutama motor
induksi tiga
tiga fasa
sangat banyak
banyak memiliki
keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya.
motor induksi tiga fasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi kerja normal.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Motor
unakan,
karena
konstruksinya
umum
motor
induksi terdiri
sedangkan
stator bagian
yang jaraknya
sangat kecil.
Stator
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan
mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur
yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan
laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar 2.2.(b)). Tiap elemen
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.2 (a)). Tiap lembaran besi tersebut
memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap
kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa,
o
belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120 . Kawat kumparan yang digunakan
terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan
belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris (Gambar 2.2.(c)). Berikut ini contoh
lempengan laminasi inti, lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah
dilekatkan
(b)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
(c)
Gambar 2.2
Lempengan Inti,
(b) Tumpukan
Inti dan
Kumparan
2.3 Jenis
Ada
1.
2.
sama tetapi
2.3.1 Motor
Motor)
Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada
motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan lapisan pelat baja beralur yang
didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang
dipabrikasi. Lilitan lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta ( )
ataupun bintang ( ).
Rotor jenis rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 rotor sangkar, (a) Tipikal Rotor Sangkar, (b) Bagian-bagian Rotor Sangkar
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga
atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih besar,
batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas
dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar tupai tidak selalu ditempatkan
paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik
sewaktu motor sedang berputar.
Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Motor
induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3.
(b)
Gambar 2.4 (a) Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar Ukuran Kecil,
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal
konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan
lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara dan masing masing fasa ujung
terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Secara skematik
dapat dilihat pada gambar-2.5. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat
semata mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam
Tahanan
Luar
Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel eksternal yang
berfunsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan
menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil
dibanding dengan rotor sangkar. Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.6 (a) Rotor Belitan, (b) Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa dengan Rotor Belitan
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa medan putar. Pada
kesempatan ini akan dibahas analisa medan putar secara vektor dan secara perhitungan.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Perputaran motor pada mesin arus bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
( fluks yang berputar ) yang dihasilkan dalam kumparan stator. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, pada umumnya tiga fasa.
Hubungan belitan pada stator dapat berupa hubungan Y atau .
untuk mempermudah memahami medan putar , maka dapat dilihat gambar ( 2.7 ) berikut
yang menggambarkan keadaan pada kumparan yang dialiri oleh arus dari sumber tiga
fasa. Misalkan
i
bb
i
cc
Arus yang
a' . Karena
arus yang
magnet ( H
) pada kumparan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
c'
H
bb
'
b'
'
bb
'
aa
Haa'
Bcc'
Hcc
'
a'
Dan kerapatan
b)
Telah diketahui
medan magnet
( H ), yaitu
B = H Tesla (T)...............(2.3)
Tesla..(2.4.a)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
dihitung resultannya dengan menentukan nilai dari waktu (t), sehingga resultan
kerapatan
masing
fluks pada
Resultan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
c'
y
b'
Bcc
'
B
x
b
bb
B
net
'
Jika t = 90
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
c'
y
Bcc
'
b'
B
net
Bbb
'
a'
Dari perhitungan
magnet yang
sama besr
oleh gambar
2.8 dan gambar
ini berputar
tergantung
2. Analisa
Pada
harga waktu (t)
berapapun
sebesar 1,5 BM .
Dan ini akan
horizontal positif disimbolkan dengan x dan garis vertikal keatas disimbolkan dengan y. a
x disimbolkan sebagai vektor satuan dari garis horizontal dan a y sebagai vektor satuan
dari garis vertikal. Untuk mendapatkan persamaan umum dari resultan fluks magnetik (
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Bnet ) maka dijumlahkan kerapatan fluks magnetik yang dihasilkan pada masing
( Tesla )
Dengan
khayal pada
sumbu y, maka
Bnet (t) = BM
ay
BM sin(t 120)
BM sin(t 240) a y
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Maka didapat
cost
cost
Bnet =
BM sin t 0,5BM (0,5sin t
cost
ax
Bnet = BM
ax
net
= (1,5BM
Dari persamaan
fluks medan
magnet sebesar
magnet sebesar
dihasilkan pada kumparan stator motor induksi tiga fasa berputar terhadap waktu ( t ).
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
mengalir arus
berputar dengan
kecepatan
sehingga pada
belitan rotor
diinduksikan
dalam lilitan
belitan primer.
Rangkaian
atau tahanan
luar. Tegangan
pada belitan
rotor. Arus
dihasilkan
stator, sehingga
menghasilkan
torsi ( ) dan
rotor akan
berputar dengan
Gambar 2.10 di bawah ini menggambarkan penampang stator dan rotor motor induksi,
dengan medan magnet diumpamakan berputar searah jarum jam.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Stator
XX
Rotor
Gambar
Untuk
penggunaan aturan
tangan kanan
pembaca.
Pada kondisi
dalam medan
magnet seperti
karena medan
magnet di
sederhana,
hanya satu
rotor yang
berdekatan
seperti pada
konduktor
atas yang
dikerahkan pada mereka. Pada setengah siklus berikutnya, arah medan stator akan
dibalik, tetapi arus rotor juga akan dibalik, sehingga gaya pada rotor tetap ke atas.
Demikian pula konduktor rotor di bawah kutup kutup medan stator lain akan
mempunyai gaya yang semuanya cenderung memutarkan rotor searah jarum jam. Jika
kopel yang dihasilkan cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang menahan, motor
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
akan melakukan percepatan searah jarum jam atau dalam arah yang sama dengan
Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa, maka dapat dijabarkan
Ketika tegangan tiga phasa yang seimbang diberikan pada belitan stator, maka belitan
stator akan menghasilkan arus yang mengalir pada tiap tiap phasanya.
Arus pada setiap phasa stator akan menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu.
3.
Amplitudo
sinusoidal dan
arahnya
4.
Penjumlahan
yang berputar
dengan
kutub p dan
frekuensi
5.
Akibat
belitan stator
yang
atau
Fluksi yang berputar tersebut juga memotong belitan rotor. Akibatnya pada belitan rotor
akan dihasilkan tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang besarnya dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
e
2
=N
2
d
( Volt )
dt
dimana :
E2
=
Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
N2
=
Jumlah lilitan kumparan rotor
max =
7.
Karena
induksi
tersebut
8.
Arus I2
sehingga pada
belitan
9.
Gaya (F)
ini lebih
besar dari
yang searah
dengan m
10.
Ada
putaran
rotor ( nr
persamaan
berikut.
s=
n n
s
100% ns
Setelah rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang diinduksikan pada belitan
rotor akan dipengaruhi atau tergantung terhadap slip (s). Tegangan induksi
pada rotor dalam keadaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
( Volt )
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
E2s = sE2
( Volt )
dimana
f2 = s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar)
Akibat adanya slip (s), maka nilai frekuensi pada rotor ( f2 ) dan reaktansi rotor ( x2 ' )
akan
13. Jika
stator ( ns ),
maka slip
sehingga pada
belitan
mengalir pada
belitan
terjadi pada
rotor.
2.6 Slip
Motor
hal ini
terjadi, maka
. Maka tidak
akan ada ggl yang diinduksikan dalam rotor, tidak ada arus yang mengalir pada rotor, dan
karenanya tidak akan menghasilkan kopel. Kecepatan rotor sekalipun tanpa beban, harus
lebih kecil sedikit dari kecepatan sinkron agar adanya tegangan induksi pada rotor, dan
akan menghasilkan arus di rotor, arus induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik
sehingga menghasilkan kopel. Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan sinkron
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
disebut slip (s). Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum
dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron.
Slip (s) =
ns nr
100% .(2.6)
ns
dimana: nr
= kecepatan rotor
persamaan (2.6) di atas memberikan imformasi yaitu:
1.
saat s =
atau akan
berputar
2.
s=0
kecepatan
sinkron.
rotor, atau
rotor
3.
0<s
kecepatan
sinkron.
sinkron.
2.7 Frekuensi
Ketika rotor masih dalam keadaan diam, dimana frekuensi arus pada rotor sama seperti
frekuensi masukan ( sumber ). Tetapi ketika rotor akan berputar, maka frekuensi rotor
akan bergantung kepada kecepatan relatif atau bergantung terhadap besarnya slip. Untuk
besar slip tertentu, maka frekuensi rotor sebesar f ' yaitu,
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
n
s
n
r
=
120 f '
, diketahui bahwa n
s
=
120 f
f
'
n
s
n
r
=s
n
s
Maka f
Telah
f ' = sf dan
ketika arus
memberikan
reaksi medan
medan
magnet yang
putaran rotor
sebesar sns .
Pada
distribusi medan
magnet yang
konstan dan
kecepatan
magnetik yang
berputar secara sinkron. Kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus
magnetisasi pada kumparannya.
Untuk menetukan rangkaian ekivalen dari motor induksi tiga fasa, pertama tama
perhatikan keadaan pada stator. Gelombang fluks pada celah udara yang berputar
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
serempak membangkitkan ggl lawan tiga fasa yang seimbang di dalam fasa fasa stator.
Besarnya tegangan terminal stator berbeda dengan ggl lawan sebesar jatuh tegangan pada
impedansi stator, sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan
Di
resultan(Volt)
Arus
. Arus
I
0
ini
terbagi lagi
komponen
beban
celah udara,
sedangkan
dengan
ketinggalan terhadap
I
m
dibuat rangkaian ekivalen pada stator, seperti gambar 2.11 di berikut ini.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
R1
X1
I'
2
I1
I0
V1
c c
X
m
Im
E1
Pada rotor belitan, jika belilitan yang dililit sama banyaknya dengan jumlah kutub
a kali jumlah
lilitan rotor.
rotor ekivalen
magnetik yang
kecepatan dan
fluks yang
rotor yang
sebenarnya
Bila
masing
harus sama,
pada rotor
ekivalen
I ' 2 = a2 .(2.10)
Akibatnya hubungan antara impedansi bocor Z ' 2 dari rotor ekivalen dan impedansi bocor
Z2 dari rotor yang sebenarnya haruslah sebagai berikut
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
'
=
a
2
= a2 Z2 ( Ohm ).(2.11)
Z'2
=
'
I2
Karena rotor terhubung singkat, hubungan fasor antara ggl frekuensi slip
'
yang dibangkitkan pada fasa patokan dari rotor patokan dan arus I ' 2 pada fasa tersebut
adalah
Z'
Dimana
Z2 =
(Ohm)
R2 =
sX 2 =
Reaktansi
yang demikian
karena sebanding
sebagai harga
yang akan
frekuensi stator.
Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip
sebesar E 2s . Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s kali
kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif rotor adalah
E 2s = sE 2 ..(2.13)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Dan
I
2s
I
2
..............................(2.14)
E
2S
sE
(2.15)
I 2S
I2
Dengan membagi
Dari persamaan
pada rotor
E
2s
R
(
1
1)
ekivalen
R2
2
s = s + R2 - R2
1
2
s = R2 + R2 ( s 1) .(2.18)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository
2009
Pada saat rotor akan berputar, tegangan yang diinduksikan pada belitan rotor sebesar E2
( tegangan induksi pada rotor sebelum dipengaruhi oleh slip (s) ). Sehingga rangkaian
ekivalen pada rotor dapat digambarkan sebagai berikut.
R2
I2
X2
E
2
Dari
di atas, maka
dapat dibuat
masing fasanya.
Perhatikan
V1
R2
Untuk gambar
2.13 di atas dapat dilihat dari sisi stator, rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa akan
dapat digambarkan sebagai berikut.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
R1
I0
X1
I '2
X2'
I1
R2
'
V1
Xm
Rc
E
Im
I
c
Atau
V1
Dima
Dalam sering
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
R1
I0
I1
R
'(
1)
V1
2
X1
I'2
X 2 ' R' 2
E1
Xm
Gambar 2.16 Rangkaian ekivalen motor induksi dilihat dari sisi stator
dengan mengabaikan Rc
2.9 Aliran
Pada
ke rotor,
Daya total
.19)
Dimana
V1
I1
sumber.
Sebelum daya ditransfer melalui celah udara, motor induksi mengalami rugi-rugi berupa
rugi-rugi tembaga stator (PSCL) dan rugi-rugi inti stator (PC). Daya yang ditransfer melalui
celah udara (PAG) sama dengan penjumlahan rugi-rugi tembaga rotor (PRCL) dan daya
yang dikonversi (Pconv). Daya yang melalui celah udara ini sering juga disebut sebagai
daya input rotor.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
(2.20)
( ' )2
=3 I2
R2
'
( ' )2 R2'
=3 I2
( ' )2 R2'
+3 I2
(1 s)
.............(2.21)
Diagram aliran daya motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini.
AG
Pconv
P =
out
Pin =
load r
Dimana :
P
SCL
PC
PAG
P
RCL
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya masukan rotor
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository 2009
PRCL = 3 I 2
(2.22)
Dari gambar 2.17 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami rugi-rugi gesek +
angin (PF&W), sehingga daya mekanis keluaran sama dengan daya yang dikonversi (P
Secara dijabarkan
dalam bentuk
2.10 Efisiensi
Efisiensi
mengubah
energi listrik
antara
masukan dan
perbandingan watt
keluaran dan watt masukan. Defenisi NEMA terhadap efisiensi energi adalah bahwa
efisiensi merupakan perbandingan atau rasio dari daya keluaran yang berguna terhadap
daya input total dan biasanya dinyatakan dalam persen Juga sering dinyatakan dengan
perbandingan antara keluaran dengan keluaran ditambah rugi-rugi, yang dirumuskan
dalam persamaan (2.2.4)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
out
P P
in
loss
out
100% .............(2.24)
P
+P
in
in
out
Loss
Dari persamaan terlihat bahwa efisiensi motor bergantung pada besar rugi-ruginya. Rugirugi pada persamaan tersebut adalah penjumlahan keseluruhan komponen rugi-rugi yang
dibahas pada sub bab sebelumnya.
Pada motor induksi pengukuran efisiensi motor induksi ini sering dilakukan dengan
beberapa
- Mengukur
- Mengukur
- Mengukur
dimana
. Umumnya,
daya elektris
lebih sulit
untuk diukur
kecepatan dengan
cukup akurat
Pengukuran
pada keseluruhan
. Walaupun
pengukuran
dihasilkan dapat
dibandingkan
pada daya
keluarannya.
secara individual, karena dalam teorinya metode ini tidak memerlukan pembebanan pada
motor, dan ini adalah suatu keuntungan bagi pabrikan. Keuntungan lainnya yang sering
disebut-sebut adalah bahwa memang benar error pada komponen rugi-rugi secara
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
BAB III
3.1. Umum.
Masalah
pada motor-
motor mengasut
akan
Guncangan-
guncangan
keseluruhan,
atau dapat
Untuk itulah telah dipikirkan cara-cara untuk melakukan pengasutan motor induksi secara
aman, adapun macam pengasutan yang umum adalah :
Pengasutan Stator :
Langsung.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Dengan Transformator.
Pengasutan rotor :
3.2.
Metoda-Metoda Start.
3.2.1.
kapasitas kecil,
mekanisnya
sendiri.
kejutan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Metoda pengasutan ini adalah yang paling umum diterapkan untuk motor-motor induksi
tiga fasa yang berkapasitas besar. Pada metoda pengasutan ini bertujuan untuk
menghindari adanya kejutan arus asut yang besar. Untuk lebih jelasnya
Dalam praktiknya saklar bintang segitiga ini umumnya dirangkai menjadi rangkaian
listrik yang otomatis. Berikut ini sket rangkaian motor induksi dengan pengasutan dengan
saklar bintang segitiga.
dihubungkan dengan kumparan stator, kumparan hambat ini cukup untuk satu tahap
Terminal
U, V, dan W
dihubungkan
anak kontak
rele/ kontaktor
daya jaringan
listrik. Apabila
kontak K2
menutup dan
3.4.
Adapun
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Pada saat pengasutan anak kontak K1 dan K2 dihubungkan, selesai pengasutan anak
kontak K3 dibuka lebih dulu, lalu K2 dihubungkan. Dengan cara ini pengasutan dapat
dilakukan tanpa pemutusan aliran pasokan daya listrik. Sedangkan transformator asut,
biasanya digunakan oto-transformator yang memiliki beberapa tipe peubah sadap (tap
changer).
3.5.
Untuk
tipe rotor
belitan, dimana
memiliki jumlah
kutub yang
hambat ini
merupakan
kumparan rotor
seperti terlihat
Peralatan Kontrol.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Kontaktor.
Kontaktor adalah salah satu jenis peralatan listrik yang digunakan untuk
menghubungkan atau memutus rangkaian listrik (umumnya adalah motor listrik) yang
bekerja berdasarkan prinsip elektromagnet. Kontaktor mempunyai belitan dan jika dialiri
arus listrik akan menimbulkan gaya magnetic, sehingga gaya magnetic ini akan
mengoperasikan kontak-kontak dari kontaktor yang terdiri dari kontak utama yaitu
kontak yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian daya dan kontak bantunya
digunakan
Keterangan : 1, 3, 5
2, 4, 6
a, b
yang dikopel pada angker (inti gerak) pada posisi awalnya kontak NO dan kontak NC,
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
maka jika diberi tegangan kontak-kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Jika
tegangan dilepas, akan kembali ke posisi semula. Kumparan dari kontaktor umumnya
disupply dengan tegangan 220 V.
Relay.
Relay adalah suatu alat yang digunakan dalam suatu rangkaian control untuk melengkapi
system pengontrolan yang otomatis. Relay berfungsi untuk memonitor besaran-besaran
bekerja pada tegangan dan
Timer.
Timer
diatur berapa
lama on
dengan
nomor terminal
ke sumber
tegangan.
a.
On
Timer
koil timer
sudah
belum bekerja,
dikarenakan setting waktu kerja yang sudah diatur. Setelah beberapa saat barulah pegas
dari timer on delay ini bekerja untuk menarik lengan-lengan kontak timer untuk
mensuplai arus ke rangkaian lain.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Off Delay.
Untuk kerja dari timer off delay merupakan kebalikan dari kerja on delay, dimana waktu
kerjanya dibatasi sampai waktu yang telah diatur. Pada saat koil timer diberi tegangan,
pegas dari timer juga langsung bekerja untuk menarik lengan-lengan kontak timer.
Lampu
mengetahui
Peralatan
Tujuan
melindungi
manusia atau
gangguan
akibat dari
seperti
sekering, MCB
Yang menjadi dasar pertimbangan pengaturan pengaman adalah arus dan waktu kerja
suatu pengaman pada instalasi listrik. Karena itu besarnya arus hubung singkat baik nilai
maksimum maupun minimum harus dihitung untuk menentukan arus pengaturan.
Disamping itu waktu yang diperlukan oleh pengaman menanggapi gangguan juga
menentukan.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Fuse.
Fuse atau pengaman lebur digunakan sebagai pengaman rangkaian listrik terhadap
arus hubung singkat yang terjadi karena kesalahan fasa dengan fasa, fasa dengan netral,
atau antara fasa dengan body pearalatan yang dihubungkan dengan penghantar
pentanahan. Fuse putus jika arus yang mengalir melaluinya melebihi kemampuannya.
Untuk mendapatkan pemutusan yang efektif hendaknya ukuran fuse lebih kecil
dibandingkan dengan arus yang melaluinya. Arus nominal adalah arus yang mengalir
secara terus
fuse tersebut.
Faktor
merusak fuse
pada waktu
Faktor fuse
Faktor
digolongkan
atas 4 kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Untuk mengetahui pemutusan fuse dan hubungannya dengan waktu dapat kita lihat
seperti pada gambar 3.7.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Untuk memudahkan pengenalan fuse dapat kita kenal dengan kode-kode warna yang ada
pada fuse yaitu
Fuse
lambat
dan tipe
arus
gangguan. Untuk tipe pemutusan lambat, sensitivitasnya terhadap gangguan sangat kecil,
sedangkan untuk tipe pemutusan cepat lebih sensitivitas terhadap arus gangguan.
Berdasarkan kesensitivitasnya tersebut maka dalam menentukan rating fuse yang
digunakan mempunyai factor pemutusan yang berbeda.
IF = 3 x I (untuk pemutusan cepat)
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
beban lebih. Pengaman ini bekerja secara thermis yaitu karena panas yang ditimbulkan
oleh adanya
pada motor
disebabkan
ini dirubah
menjadi energi
. Dengan
membukanya
sehingga motor
aman dari
Open) dan
kontak
operasi dari
kontaktor
tanda yang
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Pada saat motor mengalami beban lebih maka kontak Bantu NC dari pengaman ini akan
memutuskan suplai daya ke kontaktor yang mengoperasikan motor tersebut sehingga
motor akan berhenti bekerja dan terhindar dari kerusakan akibat gangguan tersebut.
Thermal ini dapat distel berdasarkan nilai arus oleh pabrik pembuatnya. Proteksi ini
dirancang sedemikian rupa sehingga arus jatuhnya kira-kira 10 % lebih tinggi dari nilai
stelnya. Jika arus nominal motor 20 A maka arus setting dari thermal adalah sebesar 22 A.
3.4.3. Miniatur
MCB
berfungsi untuk
memutuskan
keadaan tidak
normal. MCB
lebih dan
pengaman
Pada
rangkaian listrik,
misalnya untuk
misalnya pada
saat terjadi
kontaknya
secara otomatis
Berdasarkan
pemakaian dan tingkat kepekaan, dapat diklasifikasikan atas :
bekerja apabila terjadi kenaikan arus sebesar 7 10 kali arus nominalnya. Untuk
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
kenaikan arus 7 kali arus nominal, MCB akan trip pada waktu diatas 0,5 detik dan untuk
kenaikan 10 kali arus nominalnya MCB trip dibawah 0,5 detik.
2. MCB tipe G dengan kondisi tripping untuk kenaikan arus 6 kali arus nominalnya.
MCB karateristik L.
Pada umumnya kondisi tripping magnetiknya baru dapat bekerja apabila terjadi kenaikan
arus 3 5 kali arus nominalnya. MCB tipe L ini merupakan tingkat pengaman yang lebih
sensitif dibanding MCB tipe G. Biasanya MCB tipe L
digunakan
bersifat
komersil,
beban yang
bersifat
c. MCB
Kondisi
8 12 kali
arus
instalasi dan
beban
yang langsung
distart
cara :
1. Operasi
beban lebih
pada kondisi normal. Pada saat terjadi gangguan lebih pada suatu rangkaian maka
otomatis bimetal akan memutuskan rangkaian karena terjadi perbedaan temperature yang
disebabkan oleh arus yang mengalir melebihi batas nominalnya.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Operasi magnetic yaitu operasi pemutusan oleh MCB karena terjadi gangguan
hubung
magnet
rangkaian
menjadi
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Umum
Proses
merubah suatu
barang atau
induksi 3
phase sebagai
memiliki
banyak
sederhana dan
konstruksinya
effisiensi
tinggi dimana
arus searah)
sehingga rugi
motor induksi
pada bab ini akan dimulai dari perhitungan jumlah kutub dan besarnya slip yang
dihasilkan sebuah motor induksi.
Spesifikasi Peralatan.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Tipe rotor
: Belitan
Merk
:TECO
HP
: 125 HP
V
: 380 Volt
Ampere : 168 A
F
: 50
Rpm : 2900
2860
R1 = 0,32
R2 = 0,32
Rc = 131
Wiring
Di PT Berlian Unggas Sakti sistem rangkaian wiring yang dipakai untuk menjalankan
ON
0V
OFF
220VAC
95 96
K1
OLR
NC
Motor Indu ksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian8 Ungga s5 Sa kti Tj.
Morawa, 2008.
NO
K2 Y
220VAC
6
NC
K1
K3
Cara Kerja :
Apabila
Bekerjanya coil
kontaktor K1
TR. Karena
coil Kontaktor
bekerja. Pada
kondisi pertama
waktu beberapa
saat kemudian
putarannya)
timer merubah
NO, sehingga
kontaktormotor sudah
terhubung
Adanya
agar benar-
benar kontaktor K3 dalam posisi OFF. Begitu juga adanya NC K3 adalah untuk
mencegah agar kontak K2 benar-benar OFF.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
Untuk proses grinding (penggilingan) bahan baku di PT. Berlian Unggas Sakti dipakai
alat yang disebut Hammer Mill. Adapun spesifikasi dari motor induksi yang digunakan
sebagai berikut :
Motor induksi 3 phasa merk TECO, 50 Hz, 125 HP dengan putaran 2900 ppm pada
keadaan tanpa beban dan 2860 ppm pada keadaan beban penuh.
Dari data di atas maka dapat di analisa beberapa hal sebagai berikut : Pada keadaan
p = 120
Jumlah kutub
Ns =
s(%) =
Persentase
sebuah motor
induksi
Kondisi putaran
besarnya slip
dijelaskan
s=
Ns 0
x100% =100%
Ns
Sedangkan,
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
s=
Ns Ns
Keluaran
Tg =
93
2x3,
17.960
93.
5,19
Masukan rotor
Cos =
Pin
3.VI
97.780
3.380.168
= 110.575
97.780
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
0,87
Pout
Pin x 100 %
93.250 x 100 %
97.780
95,3 %
4.5.
Nol (diam).
Analisa kemu
pada saat start
pada keadaan
data yang ada
diperoleh
Motor induksi
slip pada
beban penuh
Maka Rangkaian
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Maka untuk mengetahui besarnya arus dalam keadaan beban penuh dapat dihitung
sebagai berikut :
I0 =
380
380
Rc +
380
131 + j15,32
2,9 j 24,8
I2 =
(R1 +
(0,32 +
(0,32 +
jXm
380
(8,22)
380
8,51
44,65
44,65 j 15,24
I1 = I 0 + I 2
47,55 j 40,04
62,16 40,090
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
Sedangkan untuk mencari nilai arus pada keadaan diam dapat dilakukan analisa sebagai
berikut :
(Pada keadaan
I0 =
380
380
Rc +
131 +
2,9 j
I2 =
(R1 +
(0,32 +
380
380
(0,69) + j(2,24)
380
2,3472,870
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
162,4 72,870
162,4 j 72,87
I1 = I 0 + I 2
165,3 j 97,6
191,96 30,50
Maka IL =
= 332,5
4.6.1.
Menurut
motor, nilai
pengenal atau
nilai terbesar
dihitung
arus beban
penuh motor
Tabel 4.1
PENUH
JENIS MOTOR
PEMUTUS SIRKIT
PENGAMAN LEBUR
%
%
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
4.6.1. MCCB
Dalam
arus hubung
singkat walaupun
beban lebih.
150 % dari
Maka rating
Untuk setting dari Thermal Over Load tersebut biasanya arus nominal motor dikalikan
dengan sebuah konstanta sebesar 110 %.
Maka setting TOL untuk motor = 110 % x 168 = 184,8 A
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
1. Dari
yang masuk
sebesar
sedangkan
setelah
sebesar 271,93
Ampere
2.
Untuk
dengan standar
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
1.
Wijaya,
2001.
2.
B.L.
3.
Third Edition,
McGraw
4.
Fitzgerald,
Mesin
Litrik
5.
Eugene
Erlangga,
Jakarta,
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU
Repository 2009
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008.
USU Repository 2009