Anda di halaman 1dari 52

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
DOKUMEN
PENGADAAN
Jalan Sukarno-Hatta, Giri Menang, Gerung

SPESIFIKASI TEKNIS
Nomor : __________
Tanggal : ________

Untuk Pengadaan Pekerjaan

PEMBANGUNAN AREA PARKIR


TAMAN NARMADA

TAHUN ANGGARAN 2016

A. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM


PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pasal 1
Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar - lembar ketentuanPeraturan Teknis
ketentuan dan peraturan-peraturan seperti tercantum dibawah ini
termasuk segala perubahan - perubahannya hingga kini ialah :
a. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 02/IN/M/2005, tentang
penegasan dalam kontrak.
b. Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007/Pedoman Teknis Bangunan
c. Permen Nomor 43/PRT/M/Tahun 2007, Tentang Standard an
Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan)
d. Perpres Nomor 70 Tahun 2011
e. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI
Nomor: 339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh
Instansi Pemerintah.
f. Instruksi Presiden RI. Nomor 1 Tahun 1988.
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
i. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 031/KPTS/1981.
k. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI.
Nomor 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
l. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan
pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan.
Pasal 2
Uraian / Penjelasan
Umum Tentang Tata
Tertib Pelaksanaan

a. Sebelum mulai pekerjaan, pemborong diwajibkan mempelajari dengan


seksama gambar kerja dan RKS, pelaksanaan beserta Berita Acara
penjelasan pekerjaan.
b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Direksi pekerjaan setiap
ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara
gambar kerja dan RKS untuk mendapat keputusan.
Tidak dibenarkan bagi pemborong memperbaiki sendiri perbedaan
tersebut diatas.
Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Daerah kerja akan diserahkan kepada pemborong (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan
dianggap bahwa pemborong mengetahui benar mengenai :
1. Letak bangunan yang akan dibangun.
2. Batas-batas persil/kaveling.
3. Keadaan Kontur tanah.
d. Pemborong wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan
lengkap yaitu membuat, memasang serta memesan maupun
menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat kerja, pengangkutan
dan membayar upah kerja serta lain-lain yang bersangkutan dengan
pelaksanaan.
e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan
gambar dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap
saat oleh Direksi pekerjaan.
f. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang
sedang dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan
Direksi Pekerjaan, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan
lain, untuk mendapatkan pengesahan/persetujuannya.
g. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan
pengesahan dari Direksi pekerjaan dianggap berlaku, sah serta
mengikat jika dilakukan secara tertulis.
h. Atas perintah Direksi pekerjaan kepada pemborong dapat dimintakan
membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian
khusus, semuanya atas beban pemborong.

Gambar tersebut setelah disetujui oleh Direksi pekerjaan secara


tertulis menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.
i. Semua bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran
dan lain-lain yang disesuaikan standart/peraturan yang dipergunakan
di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus
mendapat pengesahan/ persetujuan dari Direksi pekerjaan sebelum
dimulai pekerjaannya.
j. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan
pembangunan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
k. Pengawasan terus menerus terhadap penyelesaian / perapihan harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar
ahli.
l. Cara-cara menimbun bahan-bahan material dilapangan maupun di
gudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Pasal 3
Jadwal

Paling lambat 2 (dua) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang


pelelangan, pemborong diharuskan mengajukan ;
a. Jadwal waktu (time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan secara panah (network planning) dan program balik
(barchat).
b. Jadwal Pengadaan tenaga kerja
c. Jadwal pengadaan bahan material
d. Struktur organisasi pelaksana lapangan
Bagan-bagan yang disebutkan diatas (a) sampai (d) harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebagai dasar/patokan pemborong
dalam melaksanakan pekerjaan dan pemborong wajib mengikutinya.

Pasal 4
Peil Dan Pengukuran

a. Pemborong wajib memberitahukan kepada Direksi pekerjaan bagian


pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketetapanketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
b. Pemborong diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan jika ada perselisihan/perbedaan-perbedaan ukuran
untuk diberi keputusan.
Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut,
tanpa persetujuan Direksi.
c. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam
gambar kerja.
d. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan.
e. Kelalaian pemborong dalam hal ini akan ditolerir dan Direksi pekerjaan
berhak untuk Membongkar pekerjaan atas biaya pemborong.
Pemborong wajib memberitahukan kepada Direksi pekerjaan bagian
pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketetapanketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
f. Pemborong diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan jika ada perselisihan/perbedaan-perbedaan ukuran
untuk diberi keputusan.
Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut,
tanpa persetujuan Direksi.
g. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam
gambar kerja.
h. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan.
Kelalaian pemborong dalam hal ini akan ditolerir dan Direksi pekerjaan

berhak untuk Membongkar pekerjaan atas biaya pemborong.


Pasal 5
Pemakaian Ukuran

a. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua


ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat-syarat serta
gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
b. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi
pekerjaan tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam RKS
dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan, pemborong dapat
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakan pekerjaan
setelah ada persetujuan secara tertulis oleh Direksi.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam
hal apapun menjadi tanggung jawab pemborong.

Pasal 6
Kantor Direksi,
Pemborong Dan
Gudang

a. Pemborong harus menyediakan kantor Direksi pekerjaan yang


dilengkapi dengan ruang rapat, ruang direksi lengkap, serta fasilitas
kamar mandi/WC. Perlengkapan personil antara lain topi pengaman
dan alat-alat ukur lengkap.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan pemborong harus
membuat gudang.
c. Pembuatan kantor pemborong juga menyediakan perlengkapan
seperti kantor Direksi pekerjaan serta fasilitas kebutuhan air untuk
keperluan sehari-hari.
d. Pemborong harus menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku
harian untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam
pelaksanaan berupa buku tamu, buku direksi/pengawas.
Jenis laporan/catatan yang harus dibuat adalah :
1). Laporan Harian, yang terdiri dari :
a. Catatan kemajuan fisik setiap hari;
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari;
c. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh
pengawas lapangan;
d. Catatan sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari;
e. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang
memerlukan pencatatan lebih lanjut.
2). Laporan Mingguan dan Time Scedule;
3). Buku tamu;
4). Buku direksi.

Pasal 7
Kebersihan Dan
Ketertiban

a. Selama berlangsungnya pembangunan pekerjaan fisik di proyek,


kebersihan halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan sekitar
proyek, kantor, gudang los kerja tetap bersih dan material bangunan.
b. Penimbunan bahan-bahan material yang ada dalam gudang maupun
berada di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak
menganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan juga memudahkan
jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Direksi.
c. Pemborong wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja.

Pasal 8
Alat-Alat Kerja Dan
Alat-Alat Pembantu

a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk


melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan
efisien, misalnya : truk-truk, stone walls, stemper, pompa air, mesinmesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
b. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan pada butir (a)
dalam pasal ini, pemborong harus menyediakan tanda-tanda untuk
bekerja pada waktu hujan/panas dan perlengkapan penerangan

Pasal 9. Pembangkit
Tenaga Dan Sumber
Air

a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan,


harus diadakan oleh pemborong, termasuk pemasangan sementara
kabel-kabel, meteran serta pembersihan kembali pada waktu
pekerjaan selesai.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan
didapatkan sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan.

c. Pemborong tidak diperbolehkan memakai, menyambung listrik dan air


ataupun lainnya tanpa seijin tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Pasal 10
Iklan

Pemborong tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun


dilapangan kerja ataupun yang berdekatan dengan lokasi proyek tanpa
seijin Direksi Pekerjaan

Pasal 11
Jalan Masuk Dan
Jalan Keluar

a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab


pihak pemborong dengan kebutuhan proyek tersebut.
b. Pemborong diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada
waktu penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan operasi
pelaksanaan pekerjaan dan menjadi beban pemborong.

Pasal 12
Perlindungan
Terhadap Bangunan
Lama Dan Milik Umum

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, pemborong bertanggung jawab


penuh atas kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap
bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada
dilapangan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya.
b. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
perlengkapan umum, seperti saluran umum, seperti saluran air, listrik,
Telpon yang terjadi dilapangan akibat berlangsungnya operasi
pekerjaan, segala biaya untuk perbaikan kembali menjadi tanggung
jawab pemborong.

Pasal 13
Pengawasan

a. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas untuk menguji,


memeriksa setiap bagian pekerjaan dan bahan serta peralatan yang
diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
Pengawasan Direksi pekerjaan, jika diperlukan untuk dibuka
sebagian/seluruhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Jika pemborong akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja
(lembur) hingga pengawasan, maka harus meminta permohonan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan segala biaya ditanggung
pemborong.
d. Wewenang Direksi pekerjaan dalam memberikan keputusan terbatas
dalam soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan dalam gambargambar, RKS dan risalah penjelasan, penyimpangan lainnya harus
ada seijin pemilik proyek.

Pasal 14
Pemeriksaan Dan
Penyediaan Bahan
Dan Barang

a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu
bahan dan barang, maka ini dimaksudkan untuk menunjukkan
standart minimal/kualitas bahan dan barang yang digunakan.
b. Setiap bahan dan barang yang akan digunakan harus disampaikan
Direksi pekerjaan, untuk mendapatkan persetujuan dan penyampaian
barang/material sebelum pekerjaan dilaksanakan.
c. Usulan penggunaan nama, pabrik dan pembuatan barang material,
harus mendapatkan rekomendasi dari Direksi pekerjaan berdasarkan
petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan.
d. Contoh bahan dan barang disimpan Direksi pekerjaan untuk dijadikan
dasar penolakan bila bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifat.
e. Pemborong dalam menawarkan harga penawaran, harus sudah
termasuk biaya pengujian bahan dan barang.

Pasal 15
Rks Dan Gambar
Kerja

a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak


terpisahkan pada RKS ini.
b. Perbedaan-perbedaan gambar dengan RKS pemborong diwajibkan
mengajukan pernyataan tertulis, mentaati dan mengikuti keputusan
Direksi pekerjaan.
c. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan
terakhir yang berlaku, ukuran dengan angka adalah yang harus diukuti
dari pada ukuran skala gambar.
d. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara

Penjelasan Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi,


didalamnya bersifat mengikat.
Pasal 16
Penjelasan Perbedaan
Gambar

Bila ada perbedaan ukuran atau penjelasan atau tidak sesuai antara
gambar yang berlainan bidang / jenisnya maka dapat dipakai pedoman
sebagai berikut:
gambar kerja arsitektural dengan gambar struktural/ mechanical/electrical
yang dipakai sebagai pegangan secara fungsional adalah gambar
arsitektural, sedang mengenai jenis dan kualitas bahan yang dipakai
adalah gambar struktural/mechanical/electrical.

Pasal 17
Gambar Pelaksanaan
(Shop Drawing)

Pemborong wajib membuat gambar pelaksanaan untuk dilapangan


berdasarkan gambar-gambar kerja, dan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilaksanakan setelah gambar pelaksanaan disetujui oleh Direksi
pekerjaan.

Pasal 18.
Gambar Yang
Berubah Dari Rencana

a. Gambar-gambar hanya dapat berubah dengan perintah tertulis pemilik


proyek berdasarkan pertimbangan Direksi pekerjaan.
b. Perubahan rancangan harus digambar pemborong dengan jelas dan
memperlihatkan perbedaan - perbedaannya dengan dasar perintah
pemilik proyek, dan diserahkan rangkap dengan berikut kalkirnya
untuk diperiksa dan disetujui.

Pasal 19
Gambar Yang Sesuai
Dengan Kenyataan

Pemborong wajib membuat Gambar akhir pekerjaan (as built drawing), 5


rangkap berikut kalkirnya untuk disetujui Direksi pekerjaan.

Pasal 20.
Penyerahan Pertama

a. Semua bangunan sementara harus dibongkar,


b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih dan utuh
tanpa cacat.
c. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancarannya, misalnya
engsel, dll.
d. Semua instalasi harus dapat berfungsi secara baik.
e. Membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan, sampah serta
material lainnya yang tidak berguna.
f. Pemborong wajib menyerahkan ke pemilik proyek berupa :
Gambar as built drawing dan perubahannya;
Photo Album.

B. PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


Pasal 21
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Pembangunan Lahan Parkir
Lingkup Pekerjaan
Taman Narmada Kabupaten Lombok Barat, bangunan-bangunan yang
ada didalam rencana, sesuai dengan gambar terdiri dari :
I
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
II
PEKERJAAN INFRASTRUKTUR-TALUD PENAHAN TANAH
III
PEKERJAAN INFRASTRUKTUR - DRAINASE
IV
PEKERJAAN INFRASTRUKTUR PAVING K.300 & KANSTEEN
BETON
V
PEKERJAAN INFRASTRUKTUR PAGAR KELILING, GERBANG
DAN PORTAL
VI
PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG POS JAGA TYPE A
VII
PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG RUMAH PENJAGA
VIII PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG - MUSHOLLA
Sarana Bekerja :
Untuk kelancaran pekerjaan kontraktor harus menyediakan :
Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Alat-alat Bantu, alat-alat pengangkut dan alat alat lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang akan dilaksanakan tepat
pada waktunya.

Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat
(RKS) gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk
Direksi.
Pasal 22
Pekerjaan
Pendahuluan

Syarat teknis :
a. Pembersihan lokasi lahan.
Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecuali pohon
yang masuk dalam kategori ukuran besar, tanaman penghias
(taman) termasuk yang dipertahankan.
Pohon-pohon yang akan dibongkar harus dibongkar sampai
kedalaman 30 cm dibawah permukaan lahan, permukaan akhir
ditentukan setelah pengupasan tanah yang kurang baik serta
sampah-sampah, akar-akaran dibuang dari lapangan pekerjaan.
Penebangan
pohon-pohon
dilakukan
setelah
mendapat
persetujuan Direksi pekerjaan.
Kerusakan bangunan, pagar milik orang lain yang terjadi akibat
waktu pembersihan, harus diperbaiki dan biaya ditangung
pemborong
Pembersihan lokasi dan persiapan pekerjaan termasuk membuat papan
nama dan direksi keet dengan ketentuan :
Papan Nama Proyek, minimum berisikan :
Proyek
: ..
Pekerjaan
: ..
Biaya
: ..
Tgl. Mulai
: ..
Tgl. Selesai
: ..
Kontraktor Pelaksana
: ..
Tahun Anggaran
: .. Dan lain lain
Pemborong wajib memasang Papan Nama Proyek ditempat lokasi
proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum.
Pemasangan Papan Nama Proyek dilakukan pada saat
dimulainnya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah
proyek selesai dan mendapat persetujuan Direksi pekerjaan;
Bentuk, ukuran, isi tulisan ditentukan kemudian.

Pasal 23
Pekerjaan Urugan
Peninggian Lahan

Syarat Teknis :
1. Urugan Sirtu
Aktifitasnya adalah memilih urugan sirtu mutu baik, menghampar
dan memadatkannya di atas lapisan sub base yang telah ada.
Material yang dipilih untuk digunakan harus bebas dari bahanbahan organic atau bahan-bahan yang tidak baik lainnya.
Peralatan :
1) Meteran ukuran 30 m dan 5 m
2) Benang dan palu
3) Patok kayu
4) Alat penghampar
5) Keranjang pengangkut
6) Gerobak sorong
7) Mesin pemadat (steel wheel roller) 5 8 ton
Pelaksanaan Pekerjaan :
1) Set ketebalan laisan dan kemiringan dengan menggunakan
patok-patok dan benang. Beri tanda ketebalan lapisan pada
patok dan pasang benang.
2) Material harus ditempatkan dan dihampar oleh pekerja dengan
menggunakan peralatan dan alat bantu yang sesuai (skop,
basket, gerobak sorong, dan alat penghampar) sampai
dengan batas ketinggian yang telah ditentukan.
2. Pemadatan
Pematan menyeluruh harus dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang tepat dan pada kadar air optimum seperti yang

dimaksud oleh spesifikasi.


Pemberian air (penyiraman) harus dilaksanakan selama aktifitas
penghamparan material (kerikil), pastikan kerikil tersebut tersiram
dengan rata.
Direksi pekerjaan mempunyai wewenang apabila menghendaki
agar sirtu yang kurang baik mutunya digali sampai kedalaman
yang dianggap cukup mutunya, sebelum pekerjaan konstruksi
timbunan dilaksanakan.
Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya yang
akan ditimbun tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa/disetujui
Direksi pekerjaan.
Pasal 24
Pekerjaan Talud
Penahan Tanah

Syarat Teknis :
a. Pekerjaan Bowplank dan Pengukuran
Sebelum dimulainya pekerjaan, pemborong harus melaksanakan
pengukuran dan pemasangan bowplank dilokasi yang sudah
disepakati.
Sebelum pelaksanaan pematokan, pemborong wajib memberikan
laporan tertulis kepada Direksi pekerjaan.
Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan
Direksi pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, pemborong
harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah
yang terjadi penyimpangan, kepada Direksi untuk dimintakan tanda
tangan persetujuan penyimpangan tersebut.
Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk
mendapatkan persetujuan Direksi pekerjaan, hasil persetujuan
tersebut dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil
reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta
ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan gambar
pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
Semua bouwplank untuk masing masing pekerjaan menggunakan
kayu kelas kuat II + III/terentang diserut rata dan terpasang
waterpas dengan peil + 0,00 setiap jarak 2 meter (disesuaikan
dengan jenis pekerjaan). Papan bouwplank diperkuat dengan patok
kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus dicatat
sumbu-sumbu cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib
memintakan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
Pemborong bertangung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam
gambar dan RKS.
Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menurut peil yang
sudah ditentukan, bila terjadi kelalaian pemborong tidak akan
ditolerir kesalahannya dan pekerjannya berhak untuk diulang
kembali (bongkar) atas beban biaya ditanggung pemborong.
Pemborong wajib mencocokan ukuran-ukuran dengan yang lain
dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera
melaporkan kepada Direksi pekerjaan, untuk diberikan keputusan
pembetulannya.
b. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi dan Talud
Galian tanah harus dilaksanakan seperti tertera dalam gambar baik
lebar, panjang, dalam kemiringan dan water pass. Bila terjadi
kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut gambar, pemborong
segera mengajukan usulan kepada Direksi pekerjaan mengenai
penyelesaiannya.
c. Urugan Kembali
Urugan kembali lubang bekas galian pondasi hanya boleh
dilaksakan setelah ada ijin Direksi yaitu setelah dilakukan
pemeriksaan pondasi. Urugan tanah harus dipadatkan dengan
mesin pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan hanya memakai

d.

e.

f.

g.

h.

timbris.
Dalam hal pengurugan untuk peninggian, jika bagian-bagian yang
dipadatkan sudah siap, Pemberi Tugas/Direksi harus segera
diberitahu agar dapat segera mengatur untuk mengadakan
pengujian kepadatan bila diperlukan.
Urugan tanah kembali dilakukan 1/3 galian dan dipadatkan denga
menggunakan alat pemadat.
Pasir Urug bawah pondasi dan talud
Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang
dikehendaki/padat dengan tebal 10 cm.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi,
bawah lantai dan urugan pasir lainnya.
Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir
urug.
Pek. Pas. Batu kali (1 pc : 5 pp)
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan batu kali adalah
campuran 1 Pc : 5 Ps.
Ukuran minimum batu adalah :
Tebal minimum = 15 cm
Lebar minimum = 1,5 tebal ( 22,5 cm )
Panjang minimum = 1,5 lebar (33,75 )
Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik
dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur
dan persyaratan umum stabilitas dan saling mengunci.
Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah
atau retak dan harus memiliki satu daya tahan (awet)
Batu-batu tersebut harus berbentuk datar, baji, ataupun oval dan
harus dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci
yang rapat bila dipasang bersama-sama.
Semua galian harus selalu bebas air dan kontraktor harus
melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan
tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluransaluran sementara pengaliran lintasan air.
Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang,
diberikan waktu untuk penyerapan air.
Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu
adalah dalam batas-batas 2 5 cm, tetapi harus dipertahankan
sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga
diantara batu yang telah dipasang telah diisi sepenuhnya.
Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang
mendatar dan permukaan menonjol masing-masing batu harus
diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun.
Pek. Plesteran siar (1 pc : 2 pp)
Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah
liat, kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pelesteran,
untuk itu pasir yang akan digunakan terlebih dahulu diayak lewat
ayakan dengan diameter lobang sebesar 10 mm.
Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I 8 Type I
menurut ASTM dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.
Pasangan batu diplester siar dengan menggunakan campuran 1 Pc
: 2 Ps dengan ketebalan 5 mm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan bidang plesteran stabil.
Seluruh pekerjaan pelesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki, atas biaya pemborong.
Pipa Rembesan
Pipa rembesan bambu dipasang pada talud dengan jarak
horizontal 2 m dan jarak vertikal 1 m.
Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan

pekerjaan yang memenuhi standar keamanan yang telah


ditetapkan.
Pekerjaan meliputi :
- Beton bertulang sloof ukuran 10/15 cm
Pekerjaan beton struktural hanya mencakup pekerjaan konstruksi
yang merupakan bagian dari struktur utama dari bangunan,
diantaranya :
- Pembersihan lokasi yang akan dicor
- Penulangan besi beton
- Pemasangan bekisting dan stootwerk
- Pencoran beton dengan mutu yang telah ditentukan
- Pengujian mutu beton yang dipakai
Bahan
a. Campuran beton mutu K-175
b. Besi beton mutu U-24 sesuai gambar
Pelaksanaan Pekerjaan
Beton
a. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan keadukan, kecuali bila diminta adanya perubahan
dalam komposisi maupun konsistensi. Semua agregat, semen,
air, beratnya harus ditakar dengan seksama.
b. Pengujian. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan
PBI 1971 Bab IV.7 termasuk pengujian-pengujian susut (slump)
dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut
tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka
perbaikan harus dilakukan dengan prosedur-prosedur dalam
PBI 1971.
c. Selimut beton. Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan
penggunaannya (tidak termasuk plesteran), adalah sebagai
berikut : Plat sama dengan 2.5 cm
Pembesian
a. Sebelum beton di cor, tulang besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat lepas atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang
tepat sehingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu
adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
b. Dimensi tulangan besi beton harus sesuai dengan ketentuanketentuan yang tercantum dalam gambar. Besi dengan
diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm dipergunakan
mutu besi U-24. Jika besi beton tidak memenuhi ketentuan
tersebut diatas maka pemborong harus menggantinya sesuai
dengan persyaratan.
Bekisting
a. Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memedatkan. Pengecoran
tanpa merusak konstuksi. Semua ukuran bekisting harus tepat
sesuai dengan gambar.
b. Steger cetakan dari kayu dolken atau kaso dan bambu
Pengecoran
a. Pemberitahuan Tentang pelaksanaan pengecoran. Sebelum
melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagianbagian utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan,
maka kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan
/membongkar beton yang dicor, dengan biaya sendiri.

b. Pengangkutan Beton. Dalam semua hal, beton yang akan dicor


harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi
terakhir sependekmungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c. Pengecoran. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai
sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal
biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau
bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak
boleh terputus tanpa adanya persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan/bekisting, baja tulangan beton, penyokong dan
pengikatan serta permukaan-permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus bersih dari air yang menggenang.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu
dimana akan dilanjutkan pengecoran beton baru, permukaan
beton tersebut harus bersih dan lembab ketika dicor dengan
beton baru. Pada sambungan pengecoran ini bisa dipakai
perekat beton yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.
- Perawatan. Untuk melindungi beton yang baru dicordari
cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
yang terlalu cepat, dilakukan penyiraman terus menerus
minimal selama 14 hari atau sesuai dengan persetujuan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
d. Pembongkaran cetakan. Cetakan tidak boleh dibongkar
sebelum beton mencapai 1 kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 kali bebat sendiri. Beton yang masih muda umumnya
tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan
dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati dan
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Direksi/Pengawas lapangan.
e. Perubahan Konstruksi beton. Meskipun hasil pengujian kubuskubus beton memuaskan, Direksi mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat sebagai berikut:
- Konstruksi beton yang keropos
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil
yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar
f. Pengambilan contoh (sampling). Setiap hari pengecoran harus
diambil contoh uji (sampling) paling sedikit 3 buah kubus
percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Pengetesan Kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di
Lembaga-Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui
oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
Pasal 25
Pekerjaan Drainase
Kawasan

Syarat Teknis
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pengukuran, penyiapan saluran-saluran dan bak
kontrol sesuai dengan gambar rencana mengenai batas-batas
kedudukan, kemiringan dan dimensinya, serta pembuatan dan
pemasangan penutup saluran, termasuk pengadaan bahan, peralatan
pembantu.
2. Ketentuan Umum
1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
meneliti semua gambar rencana untuk disesuaikan dengan
(shop drawing) dengan persetujuan Pengawas, Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengatur pekerjaan drainase sedemikian rupa,
sehingga aliran hujan tetap berjalan baik, lancar selama dan

2.

3.

4.

Pasal 26
Pekerjaan Paving
Block dan Kansteen

sesudah pekerjaan selesai.


Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti gambar - gambar
rencana mengenai ukuran, letak perlengkapan-perlengkapan
drainase, elevasi arah pengaliran dan hal-hal lain yang
disyaratkan dalam gambar rencana dan atau persyaratan teknis
ini.
Cara Pelaksanaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengukuran dan
pematokan letak kedudukan saluran sesuai dengan gambar
rencana dan disetujui oleh Pengawas.
Pemasangan dengan pasangan batu kali dengan campuran
1pc : 5 ps.
Pada bagian dinding dan lantai saluran harus disiar dengan
campuran 1pc : 2 ps, sedangkan pada bagian top atas saluran
harus diplester dengan campuran 1pc : 3 ps dan diaci halus.
Pada setiap jarak 10 15 m pasangan saluran yang
berhubungan dengan paving harus dibuatkan sodetan atau
lubang dengan ukuran 20 x 20 cm sebagai lubang buangan air
hujan.
Ketinggian akhir dari dasar saluran harus tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang dipersyaratkan atau yang disetujui
pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk
menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada
saat aliran yang terkecil.
Kedudukan air alinyemen dan profil penampang melintang
tidak boleh berbeda dengan apa yang dipersyaratkan atau dari
yang telah disetujui pada setiap titik melebihi 5 cm.
Kondisi Lapangan
Pekerjaan pelaksanaan selokan yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang atau jika tidak dapat diterima oleh Pengawas,
harus diperbaiki oleh Penyedia barang dan jasa seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas.

Paving Block K-300


1. Umum
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi
harus
melakukan pengukuran dan pematokan bagian-bagian yang akan
dipasangi paving block sesuai dengan gambar rencana kerja yang
ada, dan disetujui Manajemen Konstruksi.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan "Bench Mark" terlebih
dulu, sebagai pedoman peil ketinggian dan Penyedia Jasa Konstruksi
harus meneliti kemiringan sesuai gambar rencana dan meminta
persetujuan Pengawas lapangn sebelum memulai pekerjaan.
2. Bahan
Paving block press mesin type kotak uk. 20 x 20 cm t = 8 cm, K-300
3. Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan Paving Block dilaksanakan, maka dipasang
lapisan "laying course" yang dipadatkan, mempunyai ketebalan 10
12 cm serta mempunyai profil permukaan pasir yang mengikuti
kemiringan yang disyaratkan pada kepadatan maksimum. Paving
Block dipasang di atas permukaan pasir yang sudah diratakan
tetapi belum dipadatkan.
b. Pasangan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan
Vibrator Plate Compactor minimal 3 (tiga) kali jalan sebelum
pengisian celah-celah dengan pasir dilakukan. Tidak diijinkan
adanya block yang cacat pecah / retak pada pasangan.
c. Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong
khusus dengan hasil yang rata dan rapi. Celah / nat (jint spacing)
yang terjadi tidak boleh lebih dari 4 mm, dan bila hal tersebut
terjadi, maka pasangan harus dibongkar dan diperbaiki lagi.
d. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana, maka profil
melintang permukaan Paving block harus mempunyai kemiringan

e.

f.

g.
h.

minimal 2 %. Perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah


Paving Block dengan yang lainnya tidak lebih dari 2 mm. Pada
jarak 1 (satu) meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan
atau tanggul (kerb), pasangan tidak boleh dipadatkan terlebih dulu,
dan bila terjadi pemberhentian pasangan baris terakhir dari
Interlocking Block harus dibongkar dahulu pada saat pekerjaan
akan dilanjutkan.
Untuk mendapatkan kansteen harus tegak lurus dan saling
mengikat, berdiri di atas beton cor, rapi tanpa cacat / pecah.
Kansteen yang pecah / retak tidak diijinkan untuk dipasang.
Pola pemasangan dan warna dibuat sesuai gambar. Kontraktor
wajib membuat gambar kerja pola di daerah-daerah khusus
sebelum pemasangan dimulai.
Pada sisi pinggir pasangan paving block dibuat pengunci
(kansteen) dari beton yang diplester permukaannya.
Paving yang dikirim dari pabrikan dipastikan telah memenuhi
spesifikasi dengan menyampaikan hasil uji laboratorium

Kansteen Beton
Syarat Teknis :
1. Pek. Beton kansteen saluran
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang berkualitas. Pekerjaan beton non-struktural hanya
mencakup pekerjaan konstruksi yang bukan bagian dari struktur
utama dari bangunan, diantaranya beton kansteen ini.
Campuran beton adalah 1 : 2 : 3, adukan beton mutu K-175
Pelaksanaan Pekerjaan
Beton
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan
keadukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi
maupun konsistensi. Semua agregat, semen, air, beratnya harus
ditakar dengan seksama.
Bekisting
a. Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memedatkan. Pengecoran
tanpa merusak konstuksi. Semua ukuran bekisting harus tepat
sesuai dengan gambar.
b. Steger cetakan dari kayu dolken atau kaso dan bambu
Pengecoran
a. Pemberitahuan Tentang pelaksanaan pengecoran. Sebelum
melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagianbagian utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan /membongkar beton yang dicor, dengan biaya
sendiri
b. Pengangkutan Beton. Dalam semua hal, beton yang akan
dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat
posisi terakhir sependekmungkin, sehingga pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.
c. Pengecoran. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai
sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan

Direksi/Pengawas Lapangan.
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan/bekisting, baja tulangan beton, penyokong dan
pengikatan serta permukaan-permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus bersih dari air yang menggenang.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu
dimana akan dilanjutkan pengecoran beton baru, permukaan
beton tersebut harus bersih dan lembab ketika dicor dengan
beton baru. Pada sambungan pengecoran ini bisa dipakai
perekat beton yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.
- Perawatan. Untuk melindungi beton yang baru dicor dari
cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
yang terlalu cepat, dilakukan penyiraman terus menerus
minimal selama 14 hari atau sesuai dengan persetujuan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
2. Pek . Plesteran 15 mm dan acian
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya
dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna,
tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bagian-bagian
yang harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat
bobokan yang bentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan
tangan sesuai persyaratan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor akan
mendapatkan kesempatan untuk menggunakan bahan kimia
tambahan yang diperlukan.
Hanya semen yang masih baik diperbolehkan dipakai.
Untuk dapat mencapai tebal yang rata pada suatu plesteran,
sebaiknya diadakan pemeriksaan silang.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan menggunakan garisan
panjang yang digerakkan secara vertikal (silang). Biasanya
plesteran akan mencapai antara 15 mm. Tebal 15 mm, hendaknya
dicapai dalam 2 (dua) kali pekerjaan.
Lapisan pertama setebal 10 - 12 mm merupakan lapisan dengan
permukaan kasar (juga dicek secara silang).
Kemudian lapisan kedua plesteran untuk mencapai bidang yang
lebih rata dengan mengerjakan yang lebih teliti dan kemudian baru
dilakukan pengacian.
Akhirnya akan ditemukan lapisan plesteran yang tebalnya lebih
kurang 15 mm.
3. Pek. Pengecatan Kansteen
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang memenuhi standar keamanan yang telah ada.
Pekerjaan pengecatan mencakup semua pekerjaan, diantaranya :
Bahan
a. Air
b. Cat mutu tinggi/KW1.
c. Dll sesuai kebutuhan
Pelaksanaan
a. Semua bagian yang akan dicat harus dalam keadaan bersih
dari segala macam kotoran.
b. Permukaan bidang kansteen akan dicat, sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosoknya dengan memakai kain
yang dibasahi air.
c. Pengecatan minimal dilakukan 2 kali sampai baik dan rata
dengan menggunakan kuas atau dengan cara lain yang telah
disetujui oleh Direksi. Lapisan kedua baru boleh dilaksanakan
-

setelah lewat minimum 12 jam dari lapisan pertama. Untuk


pengecatan kansteen baru minimal dilakukan 3 ( tiga ) kali.
d. Pekerjaan cat ini harus dikerjakan / dilaksanakan dengan
tenaga yang sudah ahli dan apabila diperlukan Kontraktor wajib
menambah lapisan pengecatan, sehingga dianggap sempurna
oleh Direksi / Pengawas Lapangan, serta diharuskan
menyerahkan
contoh-contoh
cat
untuk
mendapatkan
persetujuan.
Pasal 27
Pagar Keliling,
Gerbang dan Portal

Pekerjaan Pagar Beton Precast


Spesifikasi Pagar Beton Precast :
- Panel uk. 40 dan 45 cm
- Panjang panel 240 cm
- Tebal panel 5 cm
- Permukaan panel : rata, halus dan ber-joint nat
- Mutu beton K-225
- Tulangan : vertikal 10 batang besi dia 4 mm, horizontal 2
batang besi dia 4 mm.
- Tiang kolom 18 x 16 cm
- Panjang tiang 310 cm (untuk tinggi pagar 240 cm)
- Permukaan tiang halus dan rata
- Mutu beton K-225
- Jarak as ke as tiang kolom 252 cm
- Tulangan : 4 dia 5 mm, sengkang dia 4 mm jarak 15 cm
Pemasangan sesuai gambar kerja.
Pihak pemborong harus berkoordinasi dengan penyedia barang
untuk kondisi pondasi serta ukuran-ukuran yang diperlukan.
Pintu Gerbang dan Portal
Syarat teknis :
1. Pembuatan pintu lipat pada gerbang utama dengan menggunakan
besi hollow 40x40x1,2 mm dan 50x50x2 mm
2. Pembuatan portal pada pintu keluar dengan menggunakan pipa
galvanis dia 3, pada bagian ujung belakang di cor beton.
3. Sistem pelaksanaan sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Pasal 28
Pekerjaan Pos Jaga

Lingkup pekerjaan ini adalah :


1. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Penggalian Pondasi
Pengurugan kembali
Pengurugan tanah dibawah lantai dipadatkan
Pengurugan pasir di bawah lantai dan pondasi.
b. Galian Tanah untuk Pondasi
Dimensi dan kedalaman galian tanah untuk pondasi harus
sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar atau
sampai tanah dasar. Jika diperlukan untuk mendapatkan Daya
Dukung yang baik, maka dasar galian harus dipadatkan.
Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan
maksimum.
Hasil galian yang dapat dipakai untuk timbunan harus
dibuang kelokasi pembuangan yang telah disetujui Direksi.
Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan,
sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.
2. PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi menerus yang digunakan adalah Pondasi Batu Kali.
Pondasi menerus ini terdiri dari :
Batu Kali untuk pasangan batu kosong setebal 20 cm.
Pasangan Batu kali digunakan batu belah atau batu bulat,

b.

c.

d.

bermutu baik dan bebas dari bahan kimia dan bahan organic,
dengan ukuran minimum batu 20 cm.
Adukan yang disyaratkan untuk pasangan pondasi batu kali
adalah 1Pc : 5Ps.
Air sebagai bahan pencampur digunakan air bersih, tawar dan
bebas dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi, atau
bahan organik.
Pasir pasang untuk campuran harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak pasangan. Pasir yang digunakan terlebih
dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar
10 mm.
Sebelum penggalian pondasi batu kali terlebih dahulu diset posisi,
titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan telah disetujui oleh Direksi Teknis.
Pemeriksaan terhadap galian pondasi dilaksanakan terhadap
posisi penempatannya, kedalaman dan dimensi galian. Sebelum
pelaksanaan
pekerjaan
pondasi
hendaknya
mendapat
persetujuan tertulis dari pihak Direksi atau persetujuan dari
Direksi Teknis dilapangan yang dapat langsung memantau
kondisi galian.
Pemborong harus memperhatikan letak dan posisi tempat
pemasangan stek tulangan sloof

3. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja
dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan kolom praktis
dan bagian lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan
teknis ini.
b. Standar
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam: ASTM
C150, ASTM C 33, SII 0051 74, SII 0013 81, dan SII
0136 84.
c. Bahan - bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar,
agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai
pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara
penyimpanan.
d. Ukuran-ukuran
Sloof praktis dengan ukuran 12/20 dengan dengan
penulangan pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang
menggunakan tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Kolom praktis dengan ukuran 12/12 cm dengan penulangan
pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang menggunakan
tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Balok Latei dengan ukuran 12/20 cm dengan penulangan
pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang menggunakan
tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Ring balk praktis dengan ukuran 12/15
cm dengan
penulangan pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang
menggunakan tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Plat cantilever lebar 60 cm tebal 7 cm, menggunakan tulangan
diameter 10 jarak 15 cm.
4. PEKERJAAN PASANGAN
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata
seperti ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai
dinding, pagar dan penebalan kolom hingga terbentuk pasangan
bata yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi

b.

c.

pekerjaan pasangan bata yang lain seperti pasangan bata rollag,


dan pasangan bata lainnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plasteran). Atau Produk Lokal yang telah
memenuhi standar uji material.
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plasteran Dinding ).
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pasangan bata meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah
,ketinggian dinding, dikoordinasikan dengan gambar
pekerjaanpekerjaan ME.
Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu
mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan bata dan
pasangan 1 bata.
Campuran spesi yang dipakai 1PC : 5 Pasir, untuk dinding
biasa.
Campuran untuk dinding trasram 1PC : 3 Pasir.
Campuran untuk rollag 1PC : 3 Pasir.
Pengadukan spesi harus dilakukan dengan molen pengaduk
spesi.
Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air
dari campuran.
Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata
horizontal dengan alat bantu profil kayu lot pengukur
ketegakan pasangan dan benang.
Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan
horisontal.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan
cor kolom praktis.
Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12
m2ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 12x12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
Pada tiap 30-50 cm tinggi kolom harus diberi tulangan
diameter 8 mm panjang 30 cm tiap sisinya untuk menjamin
bahwa kolom menyatu dengan dinding batanya.
Kolom praktis di cor pada setiap ketinggian 1 m (untuk
pasangan bata yang luasan nya lebih dari 12 m2 harus ada
pasangankolom praktis).
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
Pasangan batu bata untuk dinding harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm.
Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram

air.
d.

Material
Semen
- Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement
(PC) mutu tinggi.
- 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak
pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang
tercantum pada zak.
- Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras).
- Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus
menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat
penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
- Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak
dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak
harus ditolak.
Batu bata :
- Batu bata Tela/lokal yang digunakan batu bata yang
mempunyai warna merah menyala yang menunjukkan
kesempurnaan pada waktu pembakaran.
- Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua
buah batu bata, suara yang nyaring menunjukkan batu
bata tidak retak.
- Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat
(tidak banyak pori-pori)
Pasir :
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
- Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya,
- jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.

5. PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN DAN SPONENGAN


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan :plesteran, acian, dan
sponengan adalah semua pekerjaan plesteran, acian, dan
sponengan pada semua permukaan bata dan beton atau yang
ditunjukkan pada gambar seperti plesteran baru kali, plesteran
ciprat, profilan semen, dan tali air hingga terbentuk permukaan
yang siap difinishing lebih lanjut.
b. Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plesteran).
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plesteran Dinding )
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit

mekanikal dan elektrikal harus sudah selesai.


Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan
kuat tertanam sehingga tidak menimbulkan retak pada
plesteran yg sudah jadi.
Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata di bawah permukan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan daerah basah
lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 3 pasir.
- Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC
: 5 pasir.
- Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3
pasir.
- Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3
pasir
- Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2
pasir.
- Untuk plesteran pada batu kali menggunakan campuran 1
PC : 4 pasir, dengan ketebalan 10 mm.
- Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air
sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian
dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar).
- Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalarn keadaan
baik dan belum mengering, diusahakan agar jarak waktu
pencampuran
aduk
perekat
tersebut
dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
- Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster
dengan memakai spesi kedap air.
- Plasteran pada sambungan antara beton dan bata harus
diberi kawat ayam.
- Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m,
dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood
setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang, pelaksanaan
plesteran tidak boleh melebihi 2 hari setelah dibuat
kepalaan.
- Untuk beton sebelum diplaster permukannya
harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek
(scrath) terlebih semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plaster.
- Ketebalan plasteran harus mencapai ketebalan permukaan
- dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plasteran minimum
1.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plasterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan .
- Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia Jasa konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
- Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau
dengan lantai yang membentuk sudut.
- Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishingnya, kecuali untuk menerima cat.
- Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya

yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat


(tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 05 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung
wajar/tidak
terlalu
tiba-tiba
dengan
membasahi permukaan plasteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari
selama 3 hari.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran
halus (acian di atas permukaan plasterannya).
Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan
acian 2mm atau maksimal 3mm.
Bahan acian menggunakan bahan PC dan Mil.
Acian harus di curring minimal 1x sehariselama 7 hari.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plasteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.

6. PEKERJAAN KERAMIK (PELAPIS LANTAI)


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Keramik meliputi pekerjaan pemasangan keramik, sesuai
dengan gambar
rencana.
b. Material
Keramik lantai Tile 25 x 25 cm KW1
Keramik lantai Tile 25 x 25 cm Unpolis pada trap tangga.
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan keramik meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop
drawing.
Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai
dengan ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus
keramik harus dalam keadaan tersegel dengan spesifikasi
yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan bentuk harus
seragam . Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada
lantai sudah selesai.
Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air
hingga jenuh air terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk
keramik jenis addesive keramik, keramik tidak boleh direndam
air.
Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar,
level yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai,
karenanya
screeding
dasar
harus
diatur
hingga
memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan

bantuan alat ukur (theodolit atau waterpass)


Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1
pc : 3 pasir. Adukan perekat dengan perbandingan 4,5 kg
adesive dengan 1 liter air.
Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan
datar maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai
agar menghasilkan hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam
setelah pemasangan dengan menempatkan rambu atau
tanda.
Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan natnya, tidak kosong aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi
keramik (plint) maksimal 1 mm.
Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam.
Warna grouting harus seragam, halus dan tanpa celah, bila
perlu gunakan alat bantu untuk meratakan grouting. Tepi
dinding diberi sealant atau dibiarkan saja tanpa grouting untuk
ruang muai-susut.
7. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pintu jendela meliputi seluruh pekerjaan pemasangan
pintu dan jendela/boven pada gambar perencanaan.
b. Material
Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu klas II kering
oven, ukuran sesuai gambar rencana.
Engsel, Handle, pengunci mutu tinggi/KW1.
Grendel pegas untuk jendela jungkit/BV
Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang
setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
Engsel pintu menggunakan 3 engsel dan jendela
menggunakan 2 engsel
Untuk jendela BV jungkit dipakai engsel khusus untuk maksud
itu (engsel pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masingmasing ukuran jendela.
Material-material lain yang akan digunakan ukuran dan
pemasangannya menyesuaikan dengan gambar rencana,
meliputi antara lain:
Kaca bening tebal 5 mm.
Posisi dan ketinggian kusen harus sesuai dengan gambar
rencana.
Kusen pintu jendela harus siku pada semua sudutnya dan
rapat pada setiap sambungannya.
Instalasi daun pintu jendela harus sempurna sehingga daun
pintu atau jendela dibuka dengan dan ditutup dengan rapat,
tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau lantai.
Sampai pekerjaan selesai dilaksanakan kusen pintu dan
jendela harus dilindungi dari gesekan dengan benda lain,
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material
yang harus disetujui oleh
Tim Teknis
dan Konsultan
Pengawas, sekurang kurang nya 2 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa
konstruksi harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis serta harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu.
8. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan kaca meliputi pemotongan dan pemasangan material

b.

kaca yang ada pada jendela, pintu dan boven.


Material
Kaca mutu tinggi/KW1, berupa kaca bening, dengan bentuk
dan ukuran sesuai gambar kerja, Pada pasangan yang ada
celah harus tertutup dengan sealing dan atau karet penjepit
kaca, sekualitas silicons sealant warna menyesuaikan dengan
warna kaca.
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya,dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas
dan pengembangan (Float glass)
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada
kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
Ketebalan Kaca sesuai dengan gambar kerja.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel
material yang harus disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, sekurang

kurang nya 2 hari sebelum


pekerjaan dilaksanakan.

9. PEKEJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan konstruksi atap terdiri dari kuda-kuda, gording, rangka
atap (kaso dan reng) papan listplank dan sebagainya.
b. Standar
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan
dan Gedung)
c. Material

Semua kayu yang dipergunakan untuk konstruksi atap


adalah kayu kelas II dengan ukuran jadi sesuai gambar
kerja.

Balok Kuda kuda, nok, gording, murplat,skoor, kayu kelas


kuat II, ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

Papan listplank induk ukuran 3/20, menggunakan papan


kayu kelas kuat I dengan sistem pelaksanaan sesuai
gambar.

Usuk 4/6 cm kayu kelas kuat II, reng 3/4 cm kayu kelas kuat
I semua ukuran kayu tersebut adalah ukuran jadi.

Bahan penutup atap menggunakan genteng lokal type kodok


dan bubungan bundar, sedangkan untuk bahan variasi ujung
jurai dan nok menggunakan bahan paras.
d. Pelaksanaan Pekerjaan

Usuk dipasang pada setiap jarak 40 cm dan harus di


waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng
dipasang disesuaikan dengan spesifikasi dari genteng.

Permukaan kayu yang tampak (Papan Listplank) harus


diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi bagian
atas harus ada pen/joint yang berfungsi sebagai pengunci.

Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur bengkok harus


dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Bahan penutup atap dari satu produk sebelum


dipesan/dikirim ke lokasi pekerjaan, pemborong terlebih
dahulu mengajukan contoh bahan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan harus


dicek kemiringannya dan kerataan rangka atap sehingga
diperoleh bidang yang rata.

Pemasangan bubungan harus menggunakan yang satu


produk dengan atap genteng dengan sistem pemasangan
sebagai berikut : lapisan paling bawah speci campuran 1pc
: 3ps, genteng bubungan dan lapisan paling terakhir acian
cemen halus pada bagian pinggir bubungan.
Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, rata dan
berombak harus diperbaiki atas biaya pemborong

10. PEKERJAAN PLAFOND


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan rangka dan plafond
Gipsump Board tebal 9 mm mutu tinggi/KW1 dan sesuai dengan
yang ditunjukkan pada gambar rencana.
b. Standar
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan
dan Gedung)
c. Material
Rangka kayu klas II 5/7 dan untuk gantungan plafond.
Gipsum Board tebal 9 mm
List profil gypsum lebar 7 sampai 10 cm.
d. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,


penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.

Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.

Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.

Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut


yang rapi dengan sudut dan ukuran seperti pada gambar,
dengan menggunakan list profil gypsum dengan lebar
sampai 7 sampai 10 cm.

Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar


rencana.

Penyambungan antar Gipsum


harus rapat
tidak
menimbulkan goresan bekas sambungan.
11. PEKERJAAN CAT
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan
besi sesuai dengan gambar rencana. Sebelum pengecatan
dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Standar
SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk
Rumah dan Gedung)
SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )
c. Material
Cat yang tembok dan plafond digunakan adalah cat mutu
tinggi/KW1 sedangkan untuk warna cat akan ditentukan
kemudian sesuai persetujuan Direksi Teknis.
Cat kayu yang dipakai adalah mutu tinggi/KW1. Bahan cat

d.

yang akan dipergunakan terlebih dahulu harus mengajukan


contoh untuk disetujui Direksi, warna cat ditentukan
kemudian.
Cat genteng digunakan adalah mutu tinggi/KW1.
Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,


penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14


hari, dinding harus diamplas halus, bersih dari debu, lubanglubang yang mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah
diperbaiki

Permukaan dinding harus kering (periksa dengan


higrometer, kelembaban maksimal 15 %), kadar alkali
rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah kurang lebih
10 menit berubah hijau).

Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar


tidak boleh menggunakan plamur.

Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari


plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin
sampai membentuk bidang yang rata.

Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi


diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
percampuran (batch number) yang sama.

Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan


bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.

Semua kayu hanya boleh dimanie dan di cat di lokasi proyek


dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Sebelum pekerjaan manie dan cat dillakukan, bidang kayu


kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan
dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan
bidang licin dan rata.

Pekerjaan manie dan cat dilakukan dengan menggunakan


kuas, dilakukan berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang
kayu tertutup sempurna dengan lapisan manie dan cat.

12. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


a. Persyaratan Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan


yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan


dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang
dipakai pada bab ini, merupakan kewajiban Pemborong
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai


dengan ketentuan yang tertera pada peraturan-peraturan
seperti :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
- SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi
Listrik.
- Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
- Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
- Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC

Standard, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA USA.


Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Telkom, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN
dan Pemerintah Daerah setempat.
Persyaratan teknis
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata
letak dari peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan
dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing"
instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk
dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar
instalasi terpasang yang disertai dengan dokumen asli
operating and Maintenance Instruction, technical instruction,
spare part instruction dan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam
rangkap 5 (lima).
(Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram
dll).
Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
pemborong.
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,
pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk
disetujui.
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas
segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang,
apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus
segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab pemborong.
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji tahanan Isolasi dan Uji Beban
Penuh.
Uji tahanan isolasi harus dilakukan pada kabel-kabel feeder
sebelum dan sesudah dipasang. Tahanan isolasi dari semua
bagian yang tidak diketanahkan baik antara hantaran dan
hantaran
maupun antara hantaran dan tanah, sekurangkurangnya 1000 ohm untuk setiap satu volt tegangan
nominal.
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus
disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi
-

b.

c.

kerusakan
atau
kesalahan
harus
diperbaiki
atas
tanggungjawab Pemborong.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai
Syarat Penyerahan Pertama.
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam
bulan terhitung sejak saat penyerahaan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini
diwajibkan mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang
terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi
ini tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas
atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan,
maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perbaikan /
penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biayaPemborong instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus
melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga
dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat
dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani oleh Pemborong dan
Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus
bersedia datang ke lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas
yang ditunjuk oleh Pemborong harus sudah hadir paling
lambat 3 jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
Ruang lingkup
Kontraktor melakukan pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar scope pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan
stop kontak bangunan.
Kabel Daya Tegangan Rendah
- Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah
bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan
gambar rencana (NYY, NYFGbY) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.
- Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam
80 cm.
- Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus
dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam
minimal sedalam 80 cm.
- Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter
minimum 2 kali. .
- Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi
dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi
dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak
kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam


tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat
merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup
dengan tanah urug.
- Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan.
- Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan
marking yang jelas pada jalur-jalur penanaman
kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian,
pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.
Kabel Penerangan dan Conduit
- Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang
dapat dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel
minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm, 3 core
(NYM 3x2,5 mm). Kabel-kabel ini harus dipasang di
dalam pipa conduit 20mm, atau disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan
saklar melalui dinding dapat memakai pipa conduit PVC.
Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan
terminal box (dura doos,tee doos) dari PVC. Terminal box
tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang
kembali dengan mudah, dengan memakai skrup. Sedang
untuk penyambungan di dalam beton harus memakai
terminal box metal.
- Pemasangan pipa kabel-kabel diatas plafond harus
disusun rapih dan harus diklem/ diikat dengan kawat
pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabelkabel tidak diperkenankan langsung diklem pada
konstruksi bangunan.
- Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom
beton, dinding beton harus menggunakan pipa PVC.
- Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak
di dalam doos harus memakai las dop yang terbuat dari
bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau
- equivalent yang dapat disetujui oleh Direksi). Las dop dari
bahan poselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
- Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus
dipasang sampai di atas plafond, dilengkapi kotak
sambung.
- Semua instalasi pengabelan harus dipasang di dalam
conduit, baik yang dipasang rak kabel (trunking) maupun
yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
Stop Kontak dan Saklar
- Stop Kontak 1 phase yang dipakai untuk panggung
adalah yang dipasang rata (flush Mounting) 250 V, 10 A.
- Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai.
- Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan
grounding
- Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating
250 V, 10 Ampere, single gang, double gangs, atau muliti
gangs (grid switch), dipasang 150 cm di
- atas lantai.
- Stop Kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis
WD (Water Dich)
- Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop
kontak harus dari Bahan Metal yang mempunyai Terminal

Pasal 29
Pekerjaan Rumah
Penjaga

Grounding, dipasang pada kedalaman tidak kurang dari


3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop
kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai
Terminal Grounding.
Lampu dan Armature
- Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksud dalam gambar rencana.
- Fixture lampu CFL Essential 18 Watt.

Lingkup pekerjaan ini adalah :


1. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Penggalian Pondasi
Pengurugan kembali
Pengurugan tanah dibawah lantai dipadatkan
Pengurugan pasir di bawah lantai dan pondasi.
b. Galian Tanah untuk Pondasi
Dimensi dan kedalaman galian tanah untuk pondasi harus
sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar atau
sampai tanah dasar. Jika diperlukan untuk mendapatkan Daya
Dukung yang baik, maka dasar galian harus dipadatkan.
Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan
maksimum.
Hasil galian yang dapat dipakai untuk timbunan harus
dibuang kelokasi pembuangan yang telah disetujui Direksi.
Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan,
sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.
2. PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi menerus yang digunakan adalah Pondasi Batu Kali.
Pondasi menerus ini terdiri dari :
Batu Kali untuk pasangan batu kosong setebal 20 cm.
Pasangan Batu kali digunakan batu belah atau batu bulat,
bermutu baik dan bebas dari bahan kimia dan bahan organic,
dengan ukuran minimum batu 20 cm.
Adukan yang disyaratkan untuk pasangan pondasi batu kali
adalah 1Pc : 5Ps.
Air sebagai bahan pencampur digunakan air bersih, tawar dan
bebas dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi, atau
bahan organik.
Pasir pasang untuk campuran harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak pasangan. Pasir yang digunakan terlebih
dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar
10 mm.
b. Sebelum penggalian pondasi batu kali terlebih dahulu diset posisi,
titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan telah disetujui oleh Direksi Teknis.
c. Pemeriksaan terhadap galian pondasi dilaksanakan terhadap
posisi penempatannya, kedalaman dan dimensi galian. Sebelum
pelaksanaan
pekerjaan
pondasi
hendaknya
mendapat
persetujuan tertulis dari pihak Direksi atau persetujuan dari
Direksi Teknis dilapangan yang dapat langsung memantau
kondisi galian.
d. Pemborong harus memperhatikan letak dan posisi tempat
pemasangan stek tulangan sloof.
3. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga

b.

c.

d.

kerja dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan kolom


praktis dan bagian lain sesuai dengan gambar-gambar dan
persyaratan teknis ini.
Standar
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam: ASTM
C150, ASTM C 33, SII 0051 74, SII 0013 81, dan SII
0136 84.
Bahan - bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar,
agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai
pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara
penyimpanan.
Ukuran-ukuran
Sloof praktis dengan ukuran 12/20 dengan dengan
penulangan pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang
menggunakan tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Kolom praktis dengan ukuran 12/12 cm dengan penulangan
pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang menggunakan
tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Kolom struktur dengan ukuran 15/30 cm dengan penulangan
pokok 6 diameter 10 mm sedangkan sengkang menggunakan
tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Balok Latei dengan ukuran 12/20 cm dengan penulangan
pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang menggunakan
tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Ring balk praktis dengan ukuran 12/15
cm dengan
penulangan pokok 4 diameter 10 mm sedangkan sengkang
menggunakan tulangan diameter 8 mm jarak 15 cm
Plat duck atap tebal 10 cm menggunakan tulangan rangkap
diameter 10 jarak 15 cm.
Plat cantilever lebar 60 cm tebal 7 cm, menggunakan tulangan
diameter 10 jarak 15 cm.

4. PEKERJAAN PASANGAN
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata
seperti ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai
dinding, pagar dan penebalan kolom hingga terbentuk pasangan
bata yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi
pekerjaan pasangan bata yang lain seperti pasangan bata rollag,
dan pasangan bata lainnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
b. Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plasteran). Atau Produk Lokal yang telah
memenuhi standar uji material.
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plasteran Dinding ).
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pasangan bata meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.

d.

Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah


,ketinggian dinding, dikoordinasikan dengan gambar
pekerjaanpekerjaan ME.
Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu
mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan bata dan
pasangan 1 bata.
Campuran spesi yang dipakai 1PC : 5 Pasir, untuk dinding
biasa.
Campuran untuk dinding trasram 1PC : 3 Pasir.
Campuran untuk rollag 1PC : 3 Pasir.
Pengadukan spesi harus dilakukan dengan molen pengaduk
spesi.
Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air
dari campuran.
Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata
horizontal dengan alat bantu profil kayu lot pengukur
ketegakan pasangan dan benang.
Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan
horisontal.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan
cor kolom praktis.
Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12
m2ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 12x12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
Pada tiap 30-50 cm tinggi kolom harus diberi tulangan
diameter 8 mm panjang 30 cm tiap sisinya untuk menjamin
bahwa kolom menyatu dengan dinding batanya.
Kolom praktis di cor pada setiap ketinggian 1 m (untuk
pasangan bata yang luasan nya lebih dari 12 m2 harus ada
pasangankolom praktis).
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
Pasangan batu bata untuk dinding harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm.
Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
Material
Semen
- Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement
(PC) mutu tinggi/KW1
- 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak
pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang
tercantum pada zak.
- Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras).
- Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus
menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat
penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
- Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak
dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak
harus ditolak.
Batu bata :
- Batu bata Tela/lokal yang digunakan batu bata yang
mempunyai warna merah menyala yang menunjukkan
kesempurnaan pada waktu pembakaran.
- Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua

buah batu bata, suara yang nyaring menunjukkan batu


bata tidak retak.
- Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat
(tidak banyak pori-pori)
Pasir :
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
- Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya,
- jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
5. PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN DAN SPONENGAN
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan :plesteran, acian, dan
sponengan adalah semua pekerjaan plesteran, acian, dan
sponengan pada semua permukaan bata dan beton atau yang
ditunjukkan pada gambar seperti plesteran baru kali, plesteran
ciprat, profilan semen, dan tali air hingga terbentuk permukaan
yang siap difinishing lebih lanjut.
b. Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plesteran).
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plesteran Dinding )
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit
mekanikal dan elektrikal harus sudah selesai.
Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan
kuat tertanam sehingga tidak menimbulkan retak pada
plesteran yg sudah jadi.
Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata di bawah permukan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari
permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai
adukan plesteran 1 pc : 3 pasir.
- Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC
: 5 pasir.
- Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3
pasir.
- Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3
pasir
- Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2
pasir.
- Untuk plesteran pada batu kali menggunakan campuran 1
PC : 4 pasir, dengan ketebalan 10 mm.
- Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air

sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian


dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar).
Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalarn keadaan
baik dan belum mengering, diusahakan agar jarak waktu
pencampuran
aduk
perekat
tersebut
dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster
dengan memakai spesi kedap air.
Plasteran pada sambungan antara beton dan bata harus
diberi kawat ayam.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m,
dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood
setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang, pelaksanaan
plesteran tidak boleh melebihi 2 hari setelah dibuat
kepalaan.
Untuk beton sebelum diplaster permukannya
harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek
(scrath) terlebih semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plaster.
Ketebalan plasteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plasteran minimum
1.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plasterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan .
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia Jasa konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau
dengan lantai yang membentuk sudut.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishingnya, kecuali untuk menerima cat.
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya
yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat
(tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 05 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung
wajar/tidak
terlalu
tiba-tiba
dengan
membasahi permukaan plasteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari
selama 3 hari.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran
halus (acian di atas permukaan plasterannya).
Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan
acian 2mm atau maksimal 3mm.
Bahan acian menggunakan bahan PC dan Mil.
Acian harus di curring minimal 1x sehariselama 7 hari.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plasteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh

Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan


penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.
6. PEKERJAAN KERAMIK (PELAPIS LANTAI)
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Keramik meliputi pekerjaan pemasangan keramik, sesuai
dengan gambar
rencana.
b. Material
Keramik lantai Tile 40 x 40 cm RoKW1man Grass
Keramik lantai Tile 40 x 40 cm Unpolis untuk trap tangga.
Keramik Kamar Mandi dengan ukuran 25x25 cm unpolis
Keramik dinding kamar mandi dengan ukuran 25 x 40 cm.
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan keramik meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop
drawing.
Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai
dengan ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus
keramik harus dalam keadaan tersegel dengan spesifikasi
yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan bentuk harus
seragam . Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada
lantai sudah selesai.
Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air
hingga jenuh air terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk
keramik jenis addesive keramik, keramik tidak boleh direndam
air.
Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar,
level yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai,
karenanya
screeding
dasar
harus
diatur
hingga
memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan
bantuan alat ukur (theodolit atau waterpass)
Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1
pc : 3 pasir. Adukan perekat dengan perbandingan 4,5 kg
adesive dengan 1 liter air.
Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan
datar maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai
agar menghasilkan hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam
setelah pemasangan dengan menempatkan rambu atau
tanda.
Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan natnya, tidak kosong aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi
keramik (plint) maksimal 1 mm.
Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam.
Warna grouting harus seragam, halus dan tanpa celah, bila
perlu gunakan alat bantu untuk meratakan grouting. Tepi
dinding diberi sealant atau dibiarkan saja tanpa grouting untuk
ruang muai-susut.

7. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pintu jendela meliputi seluruh pekerjaan pemasangan
pintu dan jendela/boven pada gambar perencanaan.
b. Material
Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu klas I kering
oven,ukuran sesuai gambar rencana.
Sedangkan untuk KM/WC kusen pintu menggunakan
allumunium putih 3 dan daun pintu allumunium + kaca es.
Engsel, Handle, pengunci mutu tinggi.
Grendel pegas untuk jendela jungkit/BV
Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang
setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
Engsel pintu menggunakan 3 engsel dan jendela
menggunakan 2 engsel
Untuk jendela BV jungkit dipakai engsel khusus untuk maksud
itu (engsel pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masingmasing ukuran jendela.
Material-material lain yang akan digunakan ukuran dan
pemasangannya menyesuaikan dengan gambar rencana,
meliputi antara lain:
Kaca bening tebal 5 mm.
Posisi dan ketinggian kusen harus sesuai dengan gambar
rencana.
Kusen pintu jendela harus siku pada semua sudutnya dan
rapat pada setiap sambungannya.
Instalasi daun pintu jendela harus sempurna sehingga daun
pintu atau jendela dibuka dengan dan ditutup dengan rapat,
tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau lantai.
Sampai pekerjaan selesai dilaksanakan kusen pintu dan
jendela harus dilindungi dari gesekan dengan benda lain,
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material
yang harus disetujui oleh
Tim Teknis
dan Konsultan
Pengawas, sekurang kurang nya 2 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa
konstruksi harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis serta harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu.
8. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan kaca meliputi pemotongan dan pemasangan material
kaca yang ada pada jendela, pintu dan boven.
b. Material
Kaca mutu tinggi/KW1, berupa kaca bening, dengan bentuk
dan ukuran sesuai gambar kerja, Pada pasangan yang ada
celah harus tertutup dengan sealing dan atau karet penjepit
kaca, sekualitas silicons sealant warna menyesuaikan dengan
warna kaca.
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya,dapat diperoleh
dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float
glass)
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada

kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca).


Ketebalan Kaca sesuai dengan gambar kerja.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel
material yang harus disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, sekurangkurang nya 2 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
9. PEKEJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan konstruksi atap terdiri dari kuda-kuda, gording, rangka
atap (kaso dan reng) papan listplank dan sebagainya.
b. Standar
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan
dan Gedung)
c. Material

Semua kayu yang dipergunakan untuk konstruksi atap


adalah kayu kelas II dengan ukuran jadi sesuai gambar
kerja.

Balok Kuda kuda, nok, gording, murplat,skoor, kayu kelas


kuat II, ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

Papan listplank induk ukuran 3/20, menggunakan papan


kayu kelas kuat I dengan sistem pelaksanaan sesuai
gambar.

Usuk 4/6 cm kayu kelas kuat II, reng 3/4 cm kayu kelas kuat
I semua ukuran kayu tersebut adalah ukuran jadi.

Bahan penutup atap menggunakan genteng lokal type kodok


dan bubungan bundar, sedangkan untuk bahan variasi ujung
jurai dan nok menggunakan bahan paras.
d. Pelaksanaan Pekerjaan

Usuk dipasang pada setiap jarak 40 cm dan harus di


waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng
dipasang disesuaikan dengan spesifikasi dari genteng.

Permukaan kayu yang tampak (Papan Listplank) harus


diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi bagian
atas harus ada pen/joint yang berfungsi sebagai pengunci.

Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur bengkok harus


dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Bahan penutup atap dari satu produk sebelum


dipesan/dikirim ke lokasi pekerjaan, pemborong terlebih
dahulu mengajukan contoh bahan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan harus


dicek kemiringannya dan kerataan rangka atap sehingga
diperoleh bidang yang rata.

Pemasangan bubungan harus menggunakan yang satu


produk dengan atap genteng dengan sistem pemasangan
sebagai berikut : lapisan paling bawah speci campuran 1pc
: 3ps, genteng bubungan dan lapisan paling terakhir acian
cemen halus pada bagian pinggir bubungan.

Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, rata dan


berombak harus diperbaiki atas biaya pemborong
10. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan rangka dan plafond
Gipsump Board tebal 9 mm produk mutu tinggi/KW1 sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
b. Standar
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan
dan Gedung)

c.

d.

Material
Rangka kayu klas II 5/7 dan untuk gantungan plafond.
Gipsum Board tebal 9 mm
List profil gypsum lebar 7 sampai 10 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut
yang rapi dengan sudut dan ukuran seperti pada gambar,
dengan menggunakan list profil gypsum dengan lebar sampai
7 sampai 10 cm.
Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar
rencana.
Penyambungan antar Gipsum harus rapat tidak menimbulkan
goresan bekas sambungan.

11. PEKERJAAN CAT


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan
besi sesuai dengan gambar rencana. Sebelum pengecatan
dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Standar
SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk
Rumah dan Gedung)
SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )
c. Material
Cat yang tembok dan plafond digunakan adalah mutu
tinggi/KW1 sedangkan untuk warna cat akan ditentukan
kemudian sesuai persetujuan Direksi Teknis.
Cat kayu yang dipakai adalah mutu tinggi/KW1. Bahan cat
yang akan dipergunakan terlebih dahulu harus mengajukan
contoh untuk disetujui Direksi, warna cat ditentukan
kemudian.
Cat genteng digunakan mutu tinggi/KW1.
d. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,


penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14


hari, dinding harus diamplas halus, bersih dari debu, lubanglubang yang mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah
diperbaiki

Permukaan dinding harus kering (periksa dengan

higrometer, kelembaban maksimal 15 %), kadar alkali


rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah kurang lebih
10 menit berubah hijau).
Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar
tidak boleh menggunakan plamur.
Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari
plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin
sampai membentuk bidang yang rata.
Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi
diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
percampuran (batch number) yang sama.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.
Semua kayu hanya boleh dimanie dan di cat di lokasi proyek
dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pekerjaan manie dan cat dillakukan, bidang kayu
kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan
dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan
bidang licin dan rata.
Pekerjaan manie dan cat dilakukan dengan menggunakan
kuas, dilakukan berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang
kayu tertutup sempurna dengan lapisan manie dan cat.

12. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


a. Persyaratan Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan


yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan


dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang
dipakai pada bab ini, merupakan kewajiban Pemborong
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai


dengan ketentuan yang tertera pada peraturan-peraturan
seperti :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
- SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi
Listrik.
- Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
- Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
- Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC
Standard, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA USA.
- Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
- Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Telkom, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN
dan Pemerintah Daerah setempat.
b. Persyaratan teknis
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata
letak dari peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan
dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing"
instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk

dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan


mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar
instalasi terpasang yang disertai dengan dokumen asli
operating and Maintenance Instruction, technical instruction,
spare part instruction dan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam
rangkap 5 (lima).
(Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram
dll).
Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
pemborong.
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,
pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk
disetujui.
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas
segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang,
apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus
segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab pemborong.
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji tahanan Isolasi dan Uji Beban
Penuh.
Uji tahanan isolasi harus dilakukan pada kabel-kabel feeder
sebelum dan sesudah dipasang. Tahanan isolasi dari semua
bagian yang tidak diketanahkan baik antara hantaran dan
hantaran
maupun antara hantaran dan tanah, sekurangkurangnya 1000 ohm untuk setiap satu volt tegangan
nominal.
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus
disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi
kerusakan
atau
kesalahan
harus
diperbaiki
atas
tanggungjawab Pemborong.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai
Syarat Penyerahan Pertama.
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam
bulan terhitung sejak saat penyerahaan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini
diwajibkan mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang
terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.

c.

Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi


ini tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas
atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan,
maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perbaikan /
penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biayaPemborong instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus
melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga
dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat
dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani oleh Pemborong dan
Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus
bersedia datang ke lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas
yang ditunjuk oleh Pemborong harus sudah hadir paling
lambat 3 jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
Ruang lingkup
Kontraktor melakukan pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar scope pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
- Pengadaan dan pemasangan sambungan baru TR PLN.
- Pengadaan dan pemasangan panel-panel elektrikal
tegangan rendah.
- Pengadaan dan pemasangan kabel toevoer dari KWH
meter ke MDP (Main Distribution Panel) bangunan, dari
MDP ke Panel Penerangan Indoor & Outdoor
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan
stop kontak bangunan.
- Mengurus ijin-ijin pekerjaan elektrikal sampai selesai
hingga instalasi ini dapat berfungsi dengan baik
Kabel Penerangan dan Conduit
- Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang
dapat dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel
minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm, 3 core
(NYM 3x2,5 mm). Kabel-kabel ini harus dipasang di
dalam pipa conduit 20mm, atau disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan
saklar melalui dinding dapat memakai pipa conduit PVC.
Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan
terminal box (dura doos,tee doos) dari PVC. Terminal box
tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang
kembali dengan mudah, dengan memakai skrup. Sedang
untuk penyambungan di dalam beton harus memakai
terminal box metal.
- Pemasangan pipa kabel-kabel diatas plafond harus
disusun rapih dan harus diklem/ diikat dengan kawat
pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabelkabel tidak diperkenankan langsung diklem pada
konstruksi bangunan.
- Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom
beton, dinding beton harus menggunakan pipa PVC.
- Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak
di dalam doos harus memakai las dop yang terbuat dari

bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau


equivalent yang dapat disetujui oleh Direksi). Las dop dari
bahan poselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
- Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus
dipasang sampai di atas plafond, dilengkapi kotak
sambung.
- Semua instalasi pengabelan harus dipasang di dalam
conduit, baik yang dipasang rak kabel (trunking) maupun
yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
Stop Kontak dan Saklar
- Stop Kontak 1 phase yang dipakai untuk panggung
adalah yang dipasang rata (flush Mounting) 250 V, 10 A.
- Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai.
- Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan
grounding
- Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating
250 V, 10 Ampere, single gang, double gangs, atau muliti
gangs (grid switch), dipasang 150 cm di
- atas lantai.
- Stop Kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis
WD (Water Dich)
- Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop
kontak harus dari Bahan Metal yang mempunyai Terminal
Grounding, dipasang pada kedalaman tidak kurang dari
3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop
kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai
Terminal Grounding.
Lampu dan Armature
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksud dalam gambar rencana.
- Fixture lampu CFL Essential 18 Watt.
-

13. PEKERJAAN SANITASI


a. Lingkup pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah


penyediaan pemasangan baru dari PDAM, tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan
yang
bermutu
dan
sempurna
dalam
pemakaiannya/ operasinya.

Perlengkapan kloset, floor drain, clean out.

Pembuatan septicktang dan sumur resapan.


b. Persetujuan

Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada


Perencana/Konsultan beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.

Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian


bahan, pengganti harus disetujui Perencana/Konsultan
Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang
dilakukan Kontraktor.
c. Material

Untuk kloset mutu tinggi/KW1.

Floor drain dan clean out : mutu tinggi/KW1.


d. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar


dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya,

Pasal 30
Bangunan Penunjang
- Musholla

maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada


Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian /
pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan
fungsinya.
Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila
ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan
masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai kualitas
tinggi. Type-type yang dipakai termasuk kran tekan, warna
akan ditentukan Perencana.
Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Management Konstruksi.
Closet harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian
sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus
dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah mutu
tinggidengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat
sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang
dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding .
Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan
kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambargambar untuk itu.
Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah, lobang
dia. 2 mutu tinggi/KW1
Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk
itu.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat
dan disetujui Konsultan Management Konstruksi.
Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilobangi dengan rapih, menggunakan
pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus
rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan
tidak ada kebocoran.

Lingkup pekerjaan ini adalah :


1. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Penggalian Pondasi
Pengurugan kembali
Pengurugan tanah dibawah lantai dipadatkan
Pengurugan pasir di bawah lantai dan pondasi.
b. Galian Tanah untuk Pondasi
Dimensi dan kedalaman galian tanah untuk pondasi harus
sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar atau
sampai tanah dasar. Jika diperlukan untuk mendapatkan Daya
Dukung yang baik, maka dasar galian harus dipadatkan.
Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan
maksimum.

Hasil galian yang dapat dipakai untuk timbunan harus


dibuang kelokasi pembuangan yang telah disetujui Direksi.
Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan,
sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.
2. PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi menerus yang digunakan adalah Pondasi Batu Kali.
Pondasi setempat ini terdiri dari :
Pasangan Batu kali digunakan batu belah atau batu bulat,
bermutu baik dan bebas dari bahan kimia dan bahan organic,
dengan ukuran minimum batu 20 cm.
Adukan yang disyaratkan untuk pasangan pondasi batu kali
adalah 1Pc : 5Ps.
Air sebagai bahan pencampur digunakan air bersih, tawar dan
bebas dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi, atau
bahan organik.
Pasir pasang untuk campuran harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak pasangan. Pasir yang digunakan terlebih
dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar
10 mm.
b. Sebelum penggalian pondasi batu kali terlebih dahulu diset posisi,
titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan telah disetujui oleh Direksi Teknis.
c. Pemeriksaan terhadap galian pondasi dilaksanakan terhadap
posisi penempatannya, kedalaman dan dimensi galian. Sebelum
pelaksanaan
pekerjaan
pondasi
hendaknya
mendapat
persetujuan tertulis dari pihak Direksi atau persetujuan dari
Direksi Teknis dilapangan yang dapat langsung memantau
kondisi galian.
3. PEKERJAAN PASANGAN
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata seperti
ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai dinding,
pagar dan penebalan kolom hingga terbentuk pasangan bata
yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi
pekerjaan pasangan bata yang lain seperti pasangan bata rollag,
dan pasangan bata lainnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
b. Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plasteran). Atau Produk Lokal yang telah
memenuhi standar uji material.
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plasteran Dinding ).
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pasangan bata meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah
,ketinggian dinding, dikoordinasikan dengan gambar

d.

pekerjaanpekerjaan ME.
Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu
mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan bata dan
pasangan 1 bata.
Campuran spesi yang dipakai 1PC : 5 Pasir, untuk dinding
biasa.
Campuran untuk dinding trasram 1PC : 3 Pasir.
Campuran untuk rollag 1PC : 3 Pasir.
Pengadukan spesi harus dilakukan dengan molen pengaduk
spesi.
Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air
dari campuran.
Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata
horizontal dengan alat bantu profil kayu lot pengukur
ketegakan pasangan dan benang.
Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan
horisontal.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan
cor kolom praktis.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
Pasangan batu bata untuk dinding harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm.
Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
Material
Semen
- Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement
(PC) mutu tinggi.
- 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak
pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang
tercantum pada zak.
- Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras).
- Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus
menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat
penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
- Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak
dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak
harus ditolak.
Batu bata :
- Batu bata Tela/lokal yang digunakan batu bata yang
mempunyai warna merah menyala yang menunjukkan
kesempurnaan pada waktu pembakaran.
- Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua
buah batu bata, suara yang nyaring menunjukkan batu
bata tidak retak.
- Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat
(tidak banyak pori-pori)
Pasir :
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
- Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya,
- jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.

4. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan :plesteran, acian, dan
sponengan adalah semua pekerjaan plesteran pada semua
permukaan bata yang ditunjukkan pada gambar seperti plesteran
yang siap difinishing lebih lanjut.
b. Standar
SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata dan Plesteran).
Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan
Plesteran Dinding )
SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam).
SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
Semen ).
c. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plesteran, acian, dan sponengan meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata di bawah permukan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dipakai adukan
plesteran 1 pc : 3 pasir.
- Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3
pasir
- Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalarn keadaan
baik dan belum mengering, diusahakan agar jarak waktu
pencampuran
aduk
perekat
tersebut
dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
- Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster
dengan memakai spesi kedap air.
- Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia Jasa konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
- Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau
dengan lantai yang membentuk sudut.
- Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishingnya, kecuali untuk menerima cat.
- Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya
yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat
(tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 05 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
- Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung
wajar/tidak
terlalu
tiba-tiba
dengan
membasahi permukaan plasteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air

secara cepat.
Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari
selama 3 hari.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran
halus (acian di atas permukaan plasterannya).
Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan
acian 2mm atau maksimal 3mm.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plasteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.

5. PEKEJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan
dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah
dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,
trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
Rangka utama atas (top chord)
Rangka utama bawah (bottom chord)
Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menarik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur
rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.
Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :
Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi.
Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop
permanen (Fabrikasi).
Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi
proyek.
Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda
meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top
plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku).
Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
a. Pemasangan penutup atap.
b. Pemasangan kap finishing atap.
c. Talang selain jurai dalam.
d. Accesories atap.
b.

Syarat Bahan / Material


Material struktur rangka atap/Properti mekanikal baja (Steel
mechanical properties)

Baja Mutu Tinggi G 550

Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

Tegangan Maksimum 550 Mpa

Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

Modulus geser 80.000 Mpa


Lapisan anti karat : Material baja harus dilapisi perlindungan
terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating):


Galvanised (Z220)

Pelapisan Galvanised

Jenis Hot-dip zinc

Kelas Z22

katebalan pelapisan 220 gr/m2

komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium

Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

Kelas AZ100

Ketebalan pelapisan 100 gr/m2

Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.


Dimensi :

Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm

Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.45 mm

Kualitas : mutu tinggi


Bahan penutup atap menggunakan genteng lokal type kodok dan
bubungan bundar, sedangkan untuk bahan variasi ujung jurai dan
nok menggunakan bahan paras.
c.

Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan hasil perhitungan shoftware structure untuk
rangka atap, serta menyerahkan contoh produk rangka atap
beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Ahli. Pemasangan jarak kuda-kuda harus sesuai
dengan hasil perhitungan struktur yang telah dihitung oleh suplier
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas ( batas maksimal
jarak kuda-kuda 120 cm).
Pada saat pemasangan rangka harus diperhitungkan besaran
sudut atap sesuai dengan gambar perancangan. Rangka
merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa
dan diteliti sebaik-baiknya. Penguat-penguat tertentu dapat
ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi rangka, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Bila rangka atap yang terpasang kemudian dibongkar karena
adanya ketidak sesuaian dari hasil gambar kerja yang telah
diajukan, maka akan dibongkar dan semua biaya ditanggung oleh
Pemborong.
Jaminan
Setelah pelaksanaan rangka atap baja ringan selesai, maka
diwajibkan kepada pemborong untuk menyerahkan sertifikat
garansi pemasangan dan jaminan produk resmi selama max. 10
tahu

Sample Rangka Atap Baja Ringan dengan Sertifikat Struktur


6. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
b. Standar
PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
SKBI 4362-1986 (Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan
dan Gedung)
c. Material
Bedek kulit kualitas I.

d.

Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,


penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.

Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.

Batas antara plafond dan listplank harus dipasang list kayu


1/3 cm.

7. PEKERJAAN CAT
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan politur kayu dan vernis plafond
bedek kulit sesuai dengan gambar rencana. Sebelum pengecatan
dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Standar
SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk
Rumah dan Gedung)
SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )
c. Material
Politur yang digunakan adalah politur jadi adalah mutu
tinggi/KW1.
Cat genteng digunakan adalah mutu tinggi/KW1.
d. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,


penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

Setelah pekerjaan cat politur selesai, bidang dinding


merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian
yang belang.
8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Persyaratan Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan


yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan


dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang
dipakai pada bab ini, merupakan kewajiban Pemborong
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai


dengan ketentuan yang tertera pada peraturan-peraturan
seperti :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.

2.

SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi


Listrik.
- Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
- Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
- Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC
Standard, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA USA.
- Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
- Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Telkom, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN
dan Pemerintah Daerah setempat.
Persyaratan teknis
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata
letak dari peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan
dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing"
instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk
dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar
instalasi terpasang yang disertai dengan dokumen asli
operating and Maintenance Instruction, technical instruction,
spare part instruction dan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam
rangkap 5 (lima).
(Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram
dll).
Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang
lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
pemborong.
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,
pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk
disetujui.
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas
segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang,
apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus
segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab pemborong.
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji tahanan Isolasi dan Uji Beban
Penuh.
Uji tahanan isolasi harus dilakukan pada kabel-kabel feeder
sebelum dan sesudah dipasang. Tahanan isolasi dari semua
bagian yang tidak diketanahkan baik antara hantaran dan

3.

hantaran
maupun antara hantaran dan tanah, sekurangkurangnya 1000 ohm untuk setiap satu volt tegangan
nominal.
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus
disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi
kerusakan
atau
kesalahan
harus
diperbaiki
atas
tanggungjawab Pemborong.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai
Syarat Penyerahan Pertama.
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam
bulan terhitung sejak saat penyerahaan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini
diwajibkan mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang
terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi
ini tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas
atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan,
maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perbaikan /
penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biayaPemborong instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus
melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga
dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat
dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani oleh Pemborong dan
Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus
bersedia datang ke lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas
yang ditunjuk oleh Pemborong harus sudah hadir paling
lambat 3 jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
Ruang lingkup
Kontraktor melakukan pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar scope pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan
stop kontak bangunan.
Kabel Daya Tegangan Rendah
- Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah
bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan
gambar rencana (NYY, NYFGbY) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.
- Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam
80 cm.
- Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus
dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam
minimal sedalam 80 cm.
- Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter

minimum 2 kali. .
Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi
dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi
dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak
kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
- Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam
tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat
merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup
dengan tanah urug.
- Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan.
- Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan
marking yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya.
Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan
kabel
dan
menghindari
kecelakaan
akibat
tergali/tercangkul.
Kabel Penerangan dan Conduit
- Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang
dapat dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel
minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm, 3 core
(NYM 3x2,5 mm). Kabel-kabel ini harus dipasang di
dalam pipa conduit 20mm, atau disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan
saklar melalui dinding dapat memakai pipa conduit PVC.
Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
- Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan
terminal box (dura doos,tee doos) dari PVC. Terminal box
tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang
kembali dengan mudah, dengan memakai skrup. Sedang
untuk penyambungan di dalam beton harus memakai
terminal box metal.
- Pemasangan pipa kabel-kabel diatas plafond harus
disusun rapih dan harus diklem/ diikat dengan kawat
pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabelkabel tidak diperkenankan langsung diklem pada
konstruksi bangunan.
- Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak
di dalam doos harus memakai las dop yang terbuat dari
bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau
- equivalent yang dapat disetujui oleh Direksi). Las dop dari
bahan poselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
- Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus
dipasang sampai di atas plafond, dilengkapi kotak
sambung.
- Semua instalasi pengabelan harus dipasang di dalam
conduit, baik yang dipasang rak kabel (trunking) maupun
yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
Stop Kontak dan Saklar
- Stop Kontak 1 phase yang dipakai untuk panggung
adalah yang dipasang rata (flush Mounting) 250V, 10A.
- Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai.
- Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan
grounding
- Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating
250V, 10Ampere, single gang, double gangs, atau muliti
gangs (grid switch), dipasang 150 cm di
- atas lantai.
- Stop Kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis
-

WD (Water Dich)
Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop
kontak harus dari Bahan Metal yang mempunyai Terminal
Grounding, dipasang pada kedalaman tidak kurang dari
3,5 cm sehingga diperoleh pemasangan saklar atau stop
kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai
Terminal Grounding.
Lampu dan Armature
- Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksud dalam gambar rencana.
Fixture lampu CFL Essential 18 Watt.
-

Pasal 31
Pekerjaan Lain-lain

1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib, meneliti semua


bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus memperbaiki
semua ruangan harus bersih dan dipel halaman ditata rapi dan semua
barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari Proyek.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi
tanggungan pelaksana untuk itu pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaannya sebaik mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul sehingga sebelum
penyerahan ke II dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan
ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).
5. Sebelum Serah Terima Pertama Pemborong harus sudah menyelesaikan kewajibannya membayar dan menyerahkan bukti segala Iuran
yang dibebankan kepada pemborong sesuai dengan peraturan yang
berlaku.satu. Jika rumput-rumput sebelum dipotong dalam keadaan
kering, maka harus disiram secukupnya terlebih dahulu. Rumputrumput yang berkualitas jelek dan keadaannya tidak baik atau terdiri
atas rumput-rumput liar atau rumput yang tidak sesuai, tidak dapat
diterima.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memelihara dan
membersihkan areal permukaan rumput sampai ketentuan Kontrak
dan selanjutnya sampai Berita Acara Penyelesaian seluruh Pekerjaan
diterbitkan oleh Direksi. Kontraktor harus menggati adanya kerusakan
areal dimana rumput-rumput mengering atau tidak mengakar pada
permukaan lereng, jenis tanamannya tidak dikehendaki, atau tidak
teratur atau tidak sesuai dengan pendapat Direksi.
7. Pemborong dalam penawarannya wajib menyerahkan / menjelaskan
data teknis dari bahan/barang yang ditawarkan, disamping spesifikasi
teknis yang telah ditentukan.
8. Semua bahan/barang yang ditawarkan yang akan digunakan harus
dalam keadaan baru sama sekali, sesuai dengan yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
9. Bila diminta oleh Pemberi Tugas/Direksi, pemborong harus
menyerahkan/ memperlihatkan contoh bahan/barang tersebut dan
spesifikasi hasil pengujian bahan/barang yang akan dipasang.

Anda mungkin juga menyukai