Lapkas GBS
Lapkas GBS
Gullain Barre
Syndrome (GBS)
Oleh :
Camelia Septina Hutahayan
Tirza Yeslika Sinulingga
Rizka Fadhila Siregar
Sivaranjini a/p S. Nagalinggam
Sures Raj a/l Munusamy
Pembimbing
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
EPIDEMOLOGI
ETIOLOGI
Vaksinasi
Pembedahan
Penyakit sistemik keganasan, systemic lupus
eritamatosus
kehamilan
PATOFISIOLOGI
SBG-demielinasasi akut
Kerusakan saraf melalui mekanisme
imunologi
Adanya respon kekebalan selluler
terhadap agen infeksius
Autoantibodi terhadap sistem saraf tepi
Penimbunan kompleks antigen dari
peredaran pada pembuluh darah saraf
tepi.
Gangliosid
Ikatan antibodi dalam sistem
imun mengaktivasikan
terjadinya kerusakan pada
mielin
Adanya sinyal infeksi yang
menginisisasi imunitas humoral
maka sel t merespon dengan
adanaya inflirtrasi limfosit ke
spinal dan saraf perifer.
KLASIFIKASI
Acute inflammatory
demyelinating polyneuropathy
(AIDP)
Acute Motor-Axonal
Neuropathy (AMAN)
subtipe ini adalah gangguan motorik murni yang
prevalensinya lebih sering pada kelompok anak
AMAN biasanya ditandai dengan kelemahan
simetris yang bersifat asending, cepat dan
progresif yang bisa berakibat pada gagal napas
70-75% pasien memiliki seropositive untuk
Campylobacter, yang berhubungan dengan
infeksi yang disebabkan oleh C jejuni
titer antibodi terhadap gangliosid meningkat
(seperti, GM1, GD1a, GD1b)
Pada biopsi menunjukkan degenerasi wallerian
like tanpa inflamasi limfositik
Chronic Inflammatory
Demyelinative Polyneuropathy
(CIDP)
Acute pandysautonomia
tipe GBS yang jarang terjadi
Tanpa keterlibatan sensorik dan motorik
Terjadi disfungsi dari sistem saraf simpatis
dan parasimparis yang berat mengakibatkan
terjadinya hipotensi postural, retensi saluran
kemih dan saluran cerna, anhidrosis,
penurunan salvias dan lakrimasi dan
abnormalitas dari pupil.
Gangguan pada sistem cardiovaskular dan
disaritmia sering menjadi penyebab kematian
Perbaikan secara gradual dan sering
inkomplit
DIAGNOSIS
Pemeriksaan LCS :
1. Peningkatan protein
2. Sel MN < 10 /ul
Pemeriksaan elektrodiagnostik :
terlihat adanya perlambatan atau
blok pada konduksi impuls saraf
DIAGNOSIS
BANDING
Multiple Sclerosis
Poliomyelitis
Penyakit medula spinalis akut
Acute Myelipathy (akibat kompresi,
transverse myelitis, vascular injury)
CIDP
Myasthenia Gravis
PENATALAKSAN
AAN
1. Fisioterapi
2. Plasma exchange therapy (PE)
Jumlah plasma yang dikeluarkan per
exchange adalah 40-50 ml/kg dalam
waktu 7-10 hari dilakukan empat
sampai lima kali exchange
Waktu yang paling efektif untuk
melakukan PE adalah dalam 2 minggu
setelah munculnya gejala.
3. Imunoglobulin IV
Pemberian IVIg ini dilakukan dalam 2
minggu setelah gejala muncul dengan
dosis 0,4 g / kgBB /hari selama 5 hari.
Pemberian PE dikombinasikan dengan
IVIg tidak memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan hanya
memberikan PE atau IVIg.
4. Kortikosteroid
PROGNOSIS
sembuh sempurna (75-90%)
sembuh dengan gejala sisa berupa
dropfoot atau tremor postural (25-36%)
Penyembuhan dapat memakan waktu
beberapa minggu samapai beberapa
tahun.
Kematian pada 3 % pasien (gagal
napas dan aritmia)
STATUS NEUROLOGI
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Suku Bangsa
Agama
Alamat
Status
Pekerjaan
Tgl Masuk
: Kristina Ginting
: Perempuan
: 18 tahun
: Karo
: Kristen
: Dusun Parangguam Kec Salapian
: Belum Menikah
: Pelajar
: 9 Januari 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak nafas
Deskripsi :
Hal ini dirasakan os sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Sesak tidak berhubungan dengan aktivitas dan cuaca.
Sebelumnya Os mengeluhkan kelemahan keempat anggota
gerak yang terjadi dari tungkai bawah 3 bulan SMRS
kemudian naik ke tungkai atas 1 bulan SMRS. Sebelumnya
pasien mengalami demam dan batuk yang sifatnya hilang
timbul. Demam turun dengan obat penurun panas. Riwayat
buang air kecil dan buang air besar tertahan tidak dijumpai.
Riwayat trauma tidak ditemukan. Riwayat kejang tidak
ditemukan. Sebelumnya Os dirawat di RS Pringadi dengan
diagnosa Guillain Barre Syndrome dan sudah tracheostomy.
Riwayat Penyakit Tedahulu
Riwayat Penggunaan Obat
: : -
Anamnesa Traktus
Traktus Sirkulatorius
: Nyeri dada (-)
Traktus Respiratorius
: Sesak Nafas (+)
Traktus Digestivus
: Kesulitan BAB (+)
Traktus Urogenitalis
: Kesulitan BAK (+)
Penyakit Terdahulu dan
Kecelakaan
:Intoksikasi dan Obat-obatan
:-
Anamnesa Keluarga
Faktor Herediter
Faktor Familier
Lain-lain
:::-
Anamnesa Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan
: Tidak dijumpai Kelainan
Imunisasi
: Tidak jelas
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelajar
Perkawinan & Anak : -
Pemeriksaan Jasmani
Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Frekuensi Nafas : 36 kali/menit
Temperatur
: 36.8 C
Kulit dan Selaput Lendir
: dbn
Kelenjar dan Getah Bening : dbn
Persendian
: dbn
Kepala dan Leher
Bentuk dan Posisi : Bulat, trakea medial
Pergerakan
: dbn
Kelainan Panca Indera
:Rongga Gigi dan Mulut
: dbn
Kelenjar Parotis
: dbn
Desah
:Dan lain-lain
:-
Rongga Dada
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Perkusi : Sonor
Palpasi : Stem Fremitus Kanan = Kiri
Auskultasi: SP=vesikuler, ST= Ronchi
Basah (-) Wheezing (-) S1 dan S2(+)
Splitting (-) Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-)
Auskultasi: Peristaltik (+) normal
Genitalia
Toucher : Tidak diperiksa
Status Neurologi
Sensorium
: Kompos Mentis
Kranium
Bentuk
: Bulat
Fontanella
: Tertutup
Palpasi
:Perkusi
:Auskultasi
:Transiluminasi: -
Perangsangan Meningeal
Kaku kuduk
:Tanda Kerniq : Tanda Brudzinski I
:Tanda Brudzinski II
:Peningkatan Tekanan
Intrakranial
Muntah
:Kejang
:Sakit Kepala : -
Nervus II
Oculi Dextra Oculi Sinistra
Visus : Dalam batas normal
Lapangan Pandang
: Dalam batas normal
Refleks ancaman
:+
Fundus Okuli
Warna : tidak diperiksa
Batas : tidak diperiksa
Ekskavasio
: tidak diperiksa
Arteri : tidak diperiksa
Vena : tidak diperiksa
Nervus III,IV,VI
Gerakan Bola Mata
Nistagmus
Pupil
Lebar
Bentuk
Refleks Cahaya Langsung
Refleks Cahaya Tak Langsung
Rima Palpebra
Deviasi Konjugate
Fenomena Dolls eye
Strabismus
: diameter 3 mm
: bulat
:+
:+
: 7 mm
:: tidak diperiksa
:-
Nervus V
Motorik
Membuka dan menutup mulut
: simetris
Palpasi m.Masseter & Temporalis : tegang, dalam batas normal
Kekuatan gigitan
: dalam batas normal
Sensorik
Kulit : +
Selaput Lendir: tidak diperiksa
Refleks
Refleks Kornea langsung
:+
Refleks kornea tidak langsung
Refleks masseter
:+
Refleks Bersin: +
:+
Nervus VII
Motorik
Mimik : Simetris
Kerut Kening : Simetris
Menutup Mata: Simetris
Meniup Sekuatnya : Simetris
Memperlihatkan Gigi : Simetris
Tertawa
: Simetris
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah : dalam batas normal
Produksi Kelenjar Ludah
: dalam batas normal
Hiperakusis : Refleks Stapedial
:-
Nervus VIII
Auditorius
Pendengaran : Dalam batas normal
Test Rinne : Test Weber : tidak dijumpai lateralisasi
Test Schwabach
: sama dengan pemeriksa
Vestibularis
Nistagmus : Reaksi Kalori
Vertigo
:Tinnitus
:-
: tidak diperiksa
Nervus IX, X
Pallatum Mole
: terangkat
Uvula : medial
Disfagia
:Disartria
:Disfonia
:Refleks Muntah
:+
Pengecapan 1/3 Belakang Lidah : dalam batas normal
Nervus XI
Mengangkat Bahu : +
Fungsi M.Sternocleidomastoideus : +
Nervus XII
Lidah
Tremor
Fasikulasi
:Atrofi
:Ujung lidah sewaktu istirahat
Ujung lidah sewaktu dijulurkan
:-
: medial
: medial
Sistem Motorik
Trofi
Tonus Otot
Kekuatan Otot
Sikap (duduk-berdiri-berbaring)
Gerakan Spontan Abnormal
: eutrofi
: normotonus
: ESD : 33333/33333
ESS : 33333/33333
EID : 11111/11111
EIS :11111/11111
: Berbaring,duduk
:-
Test Sensibilitas
Eksteroseptif
Propioseptif
Fungsi Kortikal untuk sensibilitas
:+
:+
: dalam batas normal
Refleks
Refleks Fisiologis
Biseps
: +/+
Triseps
: +/+
Radioperiost : +/+
APR
: +/+
KPR
: +/+
Strumple
: +/+
Refleks Patologis
Babinski
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Schaefer
Hoffman-tromner
Klonus Kaki
Klonus Lutut
::::::::-
Refleks Primitif
:-
Koordinasi
Lenggang
Bicara
Menulis
Percobaan Apraksia
Mimik
Test telunjuk-telunjuk
Test telunjuk-hidung
Diadokhokinesia
Test tumit-lutut
Test Romberg
: sulit dinilai
: tidak dijumpai kelainan
: tidak dijumpai kelainan
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
Vegetatif
Vasomotorik : dalam batas normal
Sudomotorik : dalam batas normal
Pilo-erektor
: dalam batas normal
Miksi : Kesulitan BAK (+)
Defekasi
: Kesulitan BAB (+)
Potens dan Libido
: dalam baatas normal
Vertebra
Bentuk : Normal
Pergerakan
: Sulit dinilai
Tanda Perangsangan Radikuler
Laseque
:Cross Laseque : Test Lhermitte : Test Naffziger : -
Gejala-gejala Serebellar
Ataksia
:Disartria
:Tremor: Nistagmus
:Fenomena rebound : Vertigo: Dan lain-lain : Gejala-gejala Ekstrapiramidal
Tremor: Rigiditas
:Bradikinesia : Dan lain-lain : -
Fungsi Luhur
Kesadaran Kualitatif
Ingatan Baru
Ingatan Lama
Orientasi
Intelegensia
Daya Pertimbangan
Reaksi emosi
Afasia
Apraksia
Agnosia
: Kompos mentis
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
:::-
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Saraf Kranialis
N. I : normosmia (+)
N. II, III : RC +/+, pupil isokor, 3mm
N. III, IV, VI
: gerakan bola mata (+)
N. V
: buka tutup mulut (+)
N. VII
: sudut mulut simteris
N. VIII
: pendengaran +
N. IX, X : gag refleks (+)
N. XI
: pergerakan bahu (+)
N. XII
: lidah medial saat dijulurkan
Rangsangan Meningeal
Peningkatan TIK
Refleks Fisiologis
: (-)
: (-)
: BT +/+
+/+
APR/KPR +/+
+/+
Refleks Patologis
: Babinski (-)
(-)
Kekuatan Otot : ESD : 33333
ESS : 33333
33333
33333
EID : 11111
EIS :11111
11111
11111
Diagnosa
Diagnosa Fungsional
: Tetraparese tipe LMN
Diagnosa Etiologik : Autoimun
Diagnosa Anatomik : Saraf tepi
Diagnosa Banding
:
1. Guillain Barre Syndrome
2. Myasthenia Gravis
3. Mielitis transversalis
Diagnosa Kerja
: Tetraparese tipe LMN ec Guillain Barre
Syndrome
Penatalaksanaan :
IVFD R sol 20gtt/I
Inj Cefoperazone 1gr/ 12jam
Rencana Prosedur Diagnostik
:
1. Darah Lengkap, elektrolit, RFT
2. KGD sewaktu
3. Lumbal Punction
FOLLOW UP HARIAN DI
RUANGAN
09 Januari 2016-11
Januari 2016
Dextra
+/+
+/+
Sinistra
+/+
+/+
12 Januari 2016-14
Januari 2016
Test
Bilirubin
Result
0,73
Unit
mg/dL
References
<1
Total
Bilirubin
0,45
mg/dL
0-0,2
Direk
Fosfatase
76
U/L
35-104
Alkali (ALP)
AST/SGOT
ALT/SGPT
-GT
Protein Total
Albumin
43
117
233
5,5
3,0
U/L
U/L
U/L
g/dL
g/dL
<32
<31
5-39
6,4-8,3
3,5-5,0
Globulin
2,5
g/dL
2,6-3,6
mg/dL
<200
Sewaktu
Ureum
41,90
mg/dL
<50
Kreatinin
0,34
mg/dL
0,50-0,90
Natrium
134
mEq/L
135-155
Kalium
4,9
mEq/L
3,6-5,5
Klorida
100
mEq/L
96-106
Procalcitonin
0,32
ng/mL
<0,05
15 Januari-19 Januari
2016
20 Januari 2016-21
Januari 2016
Test
Result
Unit
References
Hemoglobin
12,10
g/dL
11,7-15,5
Erythrocyte
4,28
106/mm3
4,20-4,87
Leucocyte
22,61
103/mm3
4,5-11,0
Thrombocyte
220
103/mm3
150-450
Hematocrite
37,80
38-44
Eosinophil
0,00
1-6
Basophil
0,100
0-1
Neutrophil
87,00
37-80
Lymphocyte
7,00
20-40
Monocyte
5,90
2-8
Neutrophil
19,66
103/L
2,7-6,5
absolute
Lymphocyte
1,59
103/L
1,5-3,7
absolute
Monocyte
1,33
103/L
0,2-0,4
absolute
Eosinophil
0.01
103/L
0-0,10
absolute
Basophil
0,02
103/L
0-0,1
absolute
MCV
MCH
MCHC
Glukosa Darah
88,30
28,30
32,00
133,50
Fl
Pg
g%
mg/dL
85-95
28-32
33-35
<200
Sewaktu
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
Klorida
AST/SGOT
36,90
0,38
136
4,8
105
94
mg/dL
mg/dL
mEq/L
mEq/L
mEq/L
U/L
<50
0,50-0,90
135-155
3,6-5,5
96-106
<32
22 Januari 2016
inferior
ec
tetraparese
Dispnoe+
Gullain
ec
Hypestesia
Barre
dermatitis
Syndrome
GBS+
trakeostomi+hypoalbuminemia+
extremitas
+
post
pneumonia
DISKUSI
TEORI
Epidemiologi :
KASUS
Wanita, 18 tahun didiagnosa
DISKUSI
Insidensi sindroma Guillain-
dengan
1.9
100.000
orang
kasus
per
pertahun.
puncak
insidensi
usia
dibawah
Diagnosis :
Anamnesa:
Pada sebagian kecil pasien, infeksi Riwayat demam selama 14
C. Jejuni tidak menyebabkan gejala hari sebelum kelemahan tungkai
klinis sama sekali sehingga pasien
dapat menunjukkan gejala SGB
tanpa riwayat infeksi sebelumnya.
Pada sebagian besar pasien,
terdapat riwayat infeksi di saluran
cerna atau respirasi seperti diare,
common cold, dan pneumonia.
bawah.
Pemeriksaan Fisik:
Kriteria diagnostik SGB menurut
NINCDS
Gejala utama :
1. Kelemahan yang bersifat progresif
pada satu atau lebih ekstremitas
dengan atau tanpa disertai ataxia
2. Arefleksia atau hiporefleksia yang
bersifat general
Gejala tambahan :
1.Progresifitas
2.Relatif simetris.
3. Gejala gangguan sensibilitas ringan.
4. Gejala saraf kranial,
5. Pemulihan
6. Disfungsi otonom.
7. Tidak ada demam saat onset gejala
neurologis
Medikamentosa
1. Fisioterapi
2. Plasma exchange therapy
(PE)
3. Imunoglobulin IV
4. Kortikosteroid
KESIMPULAN
TERIMA KASIH