Pengkajian klien
Empat tahap pengkajian pasien
Ulasan mengenai fisiologi penyembuhan luka dalam Bab 1 menyoroti beragam faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka, termasuk banyak kondisi medis, efek
yang merugikan dari terapi lain, faktor psikososial, dan kondisi lokal yang merugikan pada
tempat luka. Sebelum mengkaji kondisi lokal pada tempat luka, sangatlah penting untuk
mengkaji pasien secara menyeluruh untuk mengidentifikasi masalah yang lebih luas yang
mungkin mempunyai efek merugikan pada penyembuhan luka.
Pengkajian dapat dilakukan dalam 4 tahap, yaitu pengkajian terhadap :
Faktor-faktor umum pasien yang dapat memperlambat penyembuhan.
Sebab-sebab langsung dari luka dan segala patofisiologi yang mendasarinya.
Kondisi lokal pada tempat luka.
Kemungkinan konsekuensi luka bagi seseorang.
Pengkajian umum pasien
Pengkajian umum
Metode dan parameter yang diukur
1. Antropometri
a. berat badan terhadap tinggi
dan jenis kelamina
b. penurunan berat badan terakhir
(persentase perubahan berat
badan)
c. ketebalan lipatan kulit triseps
(ukuran persediaan lemak
tubuh)
d. lingkar otot lengan tengah atas
(ukuran
tidak
langsung
terhadap masa otot skelet dan
cadangan protein)c
2. Metode biokimia
Mis, albumind serum
3. Hitung sel darah
Jumlah limfatik
4. Tes urine 24 jam
a. Kreatinin : indeks tinggi
b. Ekskresi
nitrogen
(digabungkan dengan ukuran
yang akurat dari masukan diet
nitrogen)
5. Pemeriksaan klinis
6. Riwayat diet saat masuk
< 35 gr/100 ml
< 1500 x 106/1
< 70% nilai normal asupan nitrogen <
kehilangan nitrogen, y.i., balans
nitrogen negatif
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Instruksikan klien untuk berhati-hati
agar tidak terjadi cedera.
Bersiap untuk melakukan perawatan
luka untuk waku yang lebih lama.
Ajarkan teknik-teknik perawatan luka
pada orang yang merawat klien di
rumah.
berupa
Observasi
secara
ketat
adanya
komplikasi luka pada klien yang
menjalani
pembedahan
setelah
dilakukan radiasi.
Kontrol
mual
dengan
pemberianentiemetik.
Jaga kepatenan selang nasogaster dan
aliran cairan yang keluar untuk
mencegah akumulasi sekresi.
Instruksikan dan bantu klien menekan
luka abdomen saat klien batuk.
Faktor-faktor psikososial
Arti penting hubungan tubuh-jiwa terhadap penyembuhan, yang sudah dijelaskan
dalam adalah daftar periksa yang sangat berguna untuk melakukan identifikasi beberapa
faktor psikososial baik yang positif maupun negatif, yang dapat memfasilitasi atau
memperlambat pemulihan dari penyakit apapun dan mungkin juga penting untuk
penyembuhan luka, serta adanya kemampuan pasien dan keinginan untuk memenuhi
pengobatan serta mempermudah pengobatan.
Faktor positif
Pengetahuan yang baik tentang
penyakit/kondisi sakit
Partisipasi aktif dalam pengobatan
Faktor negatif
Tidak bersedia atau tidak mampu mengetahui
tentang penyakit/kondisi
Rasa kurang percaya dan ketidakmauan untuk
berpartisipasi dalam pengobatan
Hubungan yang baik dengan petugas
Hubungan yang buruk dengan petugas
Metode koping yang fleksibel
Ketergantungan pasif, penolakan persisten,
atau disposisi emosi tinggi
Hubungan sosial suportif yang baik
Hubungan keluarga yang buruk, hidup sendiri
Perilaku negatif dari petugas terhadap
Orientasi positif terhadap pengobatan pengobatan dan penyembuhan
dan rehabilitasi dari anggota tim
perawatan kesehatan (rumah sakit dan/
atau masyarakat
Tambahan tekanan hidup saat ini, mis.,
kematian, perpisahan, dan kehilangan
pekerjaan
Mengkaji penyebab luka
Mengidentifikasi penyebab langsung dari luka dan, bila memungkinkan, segala
patofisiologi yang mendasari, merupakan suatu persyaratan dalam merencanakan perawatan
yang tepat dan juga untuk mencegah kekambuhan luka dalam jangka panjang. Contoh-contoh
berikut ini memperjelas permasalahan tersebut.
Pengkajian luka lokal dan identifikasi masalah
Setelah mengkaji pasien secara keseluruhan, penyebab langsung dari luka, dan semua
patofisiologi yang mendasarinya, sangatlah penting bagi perawat untuk melakukan
pengkajian yang akurat terhadap luka itu sendiri, dengan maksud untuk mengidentifikasi
semua faktor-faktor lokal yang dapat memperlambat penyembuhan, seperti jaringan nekrotik,
krusta yang berlebihan, infeksi, ataupun eksudat yang berlebihan.
Mengkaji konsekuensi luka
Penyebab luka berpengaruh langsung terhadap perasaan pasien tentang luka itu
sendiri dan mungkin juga tentang konsekuensi fisik, sosial, dan akibat emosional.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Proses Diagnostik Keperawatan Untuk Penyembuhan Luka
Aktivitas Pengkajian
Inspeksi permukaan kulit
Batasan Karakteristik
Terdapat luka.
Drainase dari luka berwarna
kuning dan berbau busuk.
Tepi luka
tidak
saling
berdekatan.
Jahitan tetap berada di
tempatnya
Inspeksi
tanda-tanda Terdapat drainase berwarna
penyembuhan pada luka.
coklat kemerahan pada hari
ke-5 setelah operasi.
Tepi luka
tidak
saling
berdekatan.
Ukur suhu nadi, dan jumlah sel Klien febris. Nadi 125x/mnt
darah putih klien.
jumlah leukosit (sel darah
putih) 12.000/mm3
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan intergritas
kulit yang berhubungan
dengan
luka
yang
terkontaminasi.
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan:
Insisi bedah.
Efek tekanan.
Cedera akibat zat kimia.
Sekresi dan ekskresi.
Risiko kerusakan integritas yang berhubungan dengan:
Imobilisasi fisik.
Paparan sekresi.
Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
Malnutrisi.
Kehilangan jaringan dan meningkatkan paparan lingkungan.
Nyeri yang berhubungan dengan:
Insisi abdomen
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
Ketidakmampuan menelan makanan.
Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan:
Nyeri insisi abdomen.
Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan:
Gangguan aliran arteri.
Intervensi
Rasional
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau:
Mengidentifikasi indikasi-indikasi
Penampilan luka (area luka , sisi kemajuan atau penyimapngan dari
donor dan status balutan di atas sisi hasil yang diharapkan.
tandur bial tandur kulit dilakukan)
setiap 8 jam.
Suhu setiap 4 jam.
Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap kali makan.
Bersihakn area luka setiap hari dan
lepaskan jarinagn nekrotik (debridemen)
sesuai pesanan. Berikan mandi kolam
sesuai pesanan, implementasikan
perawatan yang ditentukan untuk sisi
donor, yang dapat ditutup dengan balutan
TUJUAN
Pasien bebas dari
infeksi.
Kriteria evaluasi: tak
ada demam,
Pantau:
Mengidentifikasi indikasi-indikasi
Penampilan luka (area luka , sisi kemajuan atau penyimapngan dari
donor dan status balutan di atas sisi hasil yang diharapkan.
tandur bial tandur kulit dilakukan)
pembentukan jaringan
granulasi baik.
setiap 8 jam.
Suhu setiap 4 jam.
Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap kali makan.
Bersihakn area luka setiap hari dan
lepaskan jarinagn nekrotik (debridemen)
sesuai pesanan. Berikan mandi kolam
sesuai pesanan, implementasikan
perawatan yang ditentukan untuk sisi
donor, yang dapat ditutup dengan balutan
vaseline atau op site.
TUJUAN
Pasien dapat
mendemonstrasikan
hilang dari
ketidaknyamanan.
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri,
melaporkan perasaan
nyaman, ekspresi
wajah dan postur
tubuh rileks.
INTERVENSI
RASIONAL
RASIONAL
RASIONAL
Menegaskan batasan masalah individu dan
pengaruhnya selama diberikan intervensi.
Digunakan dalam mengevaluasi derajat/
tingkat kesadaran / konsentrasi, khususnya
ketika melakukan komunikasi verbal.
Memberikan kesempatan untuk
berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut,
dan mengurangi cemas yang berlebihan.
Mengvalidasi situasi yang nayata tanpa
mengurangi pengaruh emosional. Berikan
kesempatan bagi pasien/SO untuk
menerima apa yang tejadi pada dirinya
Evaluasi
Perawat mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus (lihat kot.-k evaluasi
pada hlm.1896). Evaluasi dilakukan selama mengganti balutan, saat terapi diberikan. dan saat
klien berusaha mdakukan sendiri pertwatan lukanya. Perawat menginstruksikan klien dan
anggota keluarga tentang cara mengevaluasi penyembuhan luka setelah klien pulang dari unit
perawatan. Misalnya, klien harus diingatkan untuk meinberitahu dokter jika muncul
tanda-tanda infeksi.
Perawat mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempereepat
penyembuhan luka dan membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian. Perawat
bersama dengan klien mengulangi setiap rencana penyuluhan yang telah dirancang agar klien
dan keluarga mampu merawat luka. Asuhan keperawatan dan rencana penyuluhan
dimodifikasi berdasarkan data evaluasi. Terakhir, perawat mencari tahu kebutuhan Ben dan
keluarga tentang peralman bantuan tambahan.