Anda di halaman 1dari 28

PRINSIP MEKANIKA

SEBAGAI DASAR DALAM JENIS-JENIS TENDANGAN


PADA SEPAKBOLA

KHARISMA RESI PRADIPTA


NIM 13708251116

Makalah ini ditulis untuk memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Fisika
Program Studi Sains

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, nikmat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang sekaligus
sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Fisika. Sejarah
Perkembangan Fisika merupakan salah satu mata kuliah wajib di semester III
program studi Pendidikan Sains Pascasarjana UNY.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1

Suparno, Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Perkembangan


Fisika yang telah memberikan bimbingan, bantuan, kritik, dan saran terhadap
pelaksanaan kegaiatan praktikum pembelajaran sains.

Teman-teman kelompok pendidikan sejarah perkembangan fisika yang telah


membersamai dan memberikan dukungan serta bantuan dalam pelaksanaan
presentasi selama perkuliahan.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu


Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik, masukan, dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dari semua pihak yang
telah membantu hingga selesainya laporan ini.
Yogyakarta, 18 Januari 2015
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul. .

Lembar Pengesahan.

ii

Kata Pengantar.

iii

ii

Daftar Isi..

iv

Abstrak

Pendahuluan.

Pembahasan.

Kesimpulan..

23

Daftar Rujukan.

24

Prinsip Mekanika Sebagai Dasar dalam Jenis-Jenis Tendangan


pada Sepakbola
Kharisma
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
izeradip999@gmail.com
Abstrak : Banyaknya Fans Club yang berdiri di berbagai organisasi,
merupakan indikasi bahwa di Indonesia menjadi olahraga yang paling banyak
penggemarnya. Dalam sepakbola unsur yang paling penting dalam sejarahnya
adalah ada pemain dan ada bola. Kelahiran sepak bola kontemporer dapat
ditelusuri kembali ke abad ke-19. Ini dimulai pada 1863 di Inggris ketika asosiasi
sepak bola pertama di dunia didirikan. Pada saat itu, sebagian besar sepak bola
terbuat dari babi atau sapi kandung kemih terbungkus dengan kulit. Kekurangan
utama dari bola ini adalah kesulitan membuat bentuk bola teratur dan menjaga
bentuk bola saat digunakan. Jadi dalam pengembangan bola, juga memperhatikan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh pemain. Sebaliknya, para pelatih juga
memperhitungkan aspek bola untuk melatih pemain beradaptasi dengan bola
tersebut supaya sesuai dengan gaya sepak bola yang diusung oleh sebuah tim.
Untuk melewati hadangan keeper, dibutuhkan tendangan sulit dibendung. Jenis
tendangan menurut lintasannya ada tiga, yaitu tendangan lurus, melengkung, dan
acak. Dalam membuat efek tendangan tersebut berkaitan erat dengan prinsipprinsip fisika.

ii

Kata Kunci: Mekanik, Sepakbola, Jenis Tendangan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalah ilmu yang
mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanika terapan
mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Dalam perkembangannya
mekanika teknik dapat diintegrasikan ke berbagai disiplin ilmu. Pada bidang
olahraga, mekanika biasa digunakan dalam menciptakan peralatan-peralatan
latihan. Selain itu, dalam perkembangannya mekanika juga diintegrasikan dengan
ilmu biologi yang dinamakan biomekanika untuk lebih memaksimalkan pola
latihan dan analisis perkembangan fisik, otot, dan gerak pada atlet.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada
system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika
terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsipprinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan sedang
berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah eksis
sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat
catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia
lakukan.
Seseorang yang sudah menyandang predikat atlet, guru dan pelatih olahraga
dengan sendirinya harus melakukan pendekatan ilmiah terhadap gerakan tubuh
manusia. Melalui biomekanika atlet, guru dan pelatih akan mengubah cara berfikir
dogmatis. Masalah utama bagi dunia olahraga ialah mengakui prinsip-prinsip

ii

mekanika dari gerakan manusia. Semua gerakan pada manusia, terjadi atas dasar
atau prinsip mekanika. Ilmu pengetahuan biomekanika merupakan suatu
kebangunan dari kebiasaan dan kelaziman yang salah. Pada ilmu olahraga juga
sudah sangat dikenal suatu disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan.
Ilmu tersebut dikenal dengan nama biomekanika. Penggunaan ilmu ini menjadi
penting saat gerakan atlet dianalisis dengan sebuah software komputer yang
memuat data tentang rumus - rumus mekanika. Rumus-rumus yang merupakan
aplikasi mekanika dalam olahraga inilah yang menjabarkan bagaimana gerakan
manusia bisa sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi.
Analisis gerak yang didapatkan kemudian dijadikan pegangan pelatih untuk
memberikan instruksi yang benar kepada atletnya. Software khusus inilah yang
bisa membuat pelatih menentukan gerakan-gerakan yang efektif dan efisien agar
atletnya bisa berprestasi. Masalah pemanfaatan database prestasi atlet di Indonesia
belum banyak yang menggunakannya. Jangankan membandingkan pemanfaatan
teknologi. Padahal, di Jepang misalnya, kondisi fisik juara lari maraton putri pada
Olimpiade Sydney 2000, NaokoTakahashi, menjadi bahan riset para ahli ilmu
olahraga. Itulah gambaran tentang perbandingan antara Jepang dan Indonesia
dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk kepentingan prestasi. Di Jepang,
database hasil kesegaran jasmani seorang siswa sekolah dasar hampir tercatat di
tiap wilayah. Salah satu staf pengajar di Fakultas Ilmu Olahraga Universitas
Negeri Surabaya (Unesa), mengatakan, "Sebenarnya ilmuwan olahraga di
Indonesia mampu menghitung data-data prestasi atlet dan variabel apa saja yang
mendukungnya. Namun, ketiadaan peralatan yang serba canggih membuat mereka
tidak bisa berbuat apa-apa". Menurutnya ketiadaan peranti lunak menjadi kendala
di Indonesia (Kuriawan, 2009).
Banyaknya Fans Club yang berdiri di berbagai organisasi, merupakan indikasi
bahwa di Indonesia menjadi olahraga yang paling banyak penggemarnya. Dalam
sepakbola unsur yang paling penting dalam sejarahnya adalah ada pemain dan ada
bola. Kelahiran sepak bola kontemporer dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19.
Ini dimulai pada 1863 di Inggris ketika asosiasi sepak bola pertama di dunia
didirikan. Pada saat itu, sebagian besar sepak bola terbuat dari babi atau sapi

ii

kandung kemih terbungkus dengan kulit. Kekurangan utama dari bola ini adalah
kesulitan membuat bentuk bola teratur dan menjaga bentuk bola saat digunakan.
Jadi dalam pengembangan bola, juga memperhatikan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh pemain. Sebaliknya, para pelatih juga memperhitungkan aspek
bola untuk melatih pemain beradaptasi dengan bola tersebut supaya sesuai dengan
gaya sepak bola yang diusung oleh sebuah tim. Banyak kompetisi sepak bola
internasional atau regional seperti Piala Dunia, Eropa Soccer Championship, Liga
Champions Eropa telah dinikmati oleh miliaran orang di seluruh dunia. Juga,
mungkin orang suka bermain sepak bola di waktu luang mereka. Kita mungkin
mempelajari aspek ilmiah sepak bola dan dengan demikian meningkatkan
pemahaman kita tentang olahraga ini. Pada 1980-an, menjadi jelas bahwa industri
sepak bola dan profesional dalam permainan tidak bisa lagi mengandalkan metode
tradisional dekade sebelumnya. Pelatih dan pelatih yang lebih terbuka untuk
pendekatan ilmiah kontemporer untuk mempersiapkan kompetisi. Metode ilmu
manajemen yang diterapkan untuk mengatur klub sepak bola besar dan pelatihan
pemain dapat dirumuskan secara sistematis.
Dalam makalah ini tidak membahas secara detail tentang perkembangan
olahraga sepak bola, tetapi lebih mengulas tentang perkembangan mekanika dan
momentum serta elastisitas. Sedangkan untuk olahraga sepak bola akan diulas
tentang jenis-jenis tendangan dalam olahraga sepak bola beserta analisis dari
masing-masing gerakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diremuskan
masalah sebagai berikut.
1.
2.

Bagaimana sejarah perkembanagan ilmu mekanika dalam olahraga?


Bagaimana konsep momentum dan elastisitas yang bekerja dalam sepak

3.

bola?
Bagaimana jenis-jenis tendangan dalam sepakbola ditinjau dari lintasannya?

C. Tujuan
ii

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah


ini adalah sebagai berikut.
1.
2.

Mendeskripsikan sejarah perkembanagan ilmu mekanika dalam olahraga


Mendeskripsikan konsep momentum dan elastisitas yang bekerja dalam

3.

olahraga sepak bola.


Mendeskripsikan jenis-jenis tendangan dalam sepakbola ditinjau dari
lintasannya.

ii

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembanagan Biomekanika


1. Perkembangan Biomekanika
Perkembangan ilmu mekanik dalam fisika dimulai sejak zaman Archimides
(287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang
merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan
eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala
dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.

Gambar 1. Archimedes, Galileo Galilei, dan Isaac Newton


Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali
melakukan studi secara sistematik terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak
prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik gemometri dari otot.

Gambar 2. Aristhoteles, Galen, Borelli, Marey


ii

Walaupun penemuan Aristotle untuk menerangkan gerakan banyak


mengandung kontradiksi, usaha awal yang telah ia ristis menjado pondasi bagi
studi berikutnya seperti Galen (131-201), Galileo (1564-1643), Borelli (16081679), Newton (1642-1727), dan Marey (1830-1904). Studi dari para filosof dan
ilmuwan tersebut telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa gerakan
tubuh manusia merupakan konsekuensi dari interkasi anatara otot dan gaya yang
diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh manusia. Seperi yang ditulis oleh
Aristotle bahwa bianatang yang berjalan membuat posisisnya berubah dengan
menekan apa yang ada dibawahnya. Pernayataan ini menekankan bahwa dalam
studi gerakan harus menekankan pada (Higgins, 1985):
Pola interaksi fisik antara hewan (manusia) dan lingkungan sekitar.
Menetukan cara hewan (manusia) mengorganisasikan interkasi fisik tersebut.
Dengan kerangka seperti ini maka gerakan tubuh sistem biologis dapat diakui
sebagai hasil interaksi sistem biologis dengan lingkungan sekelilingnya. Beberapa
faktor berikut turut menentukan interaksi tersebut: Stuktur dari lingkunngan
(bentuk dan stabilitas). Medan dari gaya (arah relatif terhadap gravitasi, kecepatan
gerakan). Stuktur dari sistem (susunan tulang, aktifitas otot, sususan segment dari
tubuh, ukuran, integrasi motorik yang dibutuhkan untuk mendukung postur).
Peranan dari keadaan psikologis (level keatifan, motivasi).Bentuk gerakan yang
akan dikerjakan (kerangka dari organisasi dari gerakan). Higgins menyatakan
bahwa gerakan adalah bagian yang tak terpisahkan dengan struktur yang
mendukungnya dan lingkungan yang mendefinisikannya.
Isaac Newton dikatakan menjadi yang pertama menjelaskan gerakan bola
tenis dalam kaitannya dengan spin. Dalam suratnya kepada Oldenburg pada 1671,
menulis tentang dispersi cahaya, jelasnya I remembered that I had often seen a
tennis ball struck with an oblique racket describe such a curved line. For a circular
as well as progressive motion being communicated to it by that stroke, its parts on
that side where the motions conspire must press and beat the contiguous air more
violently, and there excite a reluctance and reaction of the air proportionately
greater dalam pernyataannya tersebut newton menjelaskan bahwa dia melihat

ii

10

pergerakan raket dapat mempengaruhi putaran bola, dan putaran bola


mempengaruhi tekanan pada bola.
Pada awal abad ke-19, pemahaman umum di lapangan dari meriam adalah
bahwa jalan gerakan dari peluru ''hampir dijelaskan oleh gerak parabola, dan
akibatnya, bahwa perlawanan dari udara akan membuat gerakan ini tubuh ini
sama sekali tak berarti ''. Pada 1805, Benjamin Robins menyatakan dalam
makalahnya Perlawanan udara dimana peluru selalu memperoleh gerakan berputar
dan satu progresif dan karena itu ia menyimpulkan bahwa hambatan udara akan
meningkat di bagian itu di mana gerakan berputar bersamaan dengan yang
progresif. Sehingga gerakan ini disebabkan oleh perbedaan hambatan udara, dan
disebut efek Robins sejak saat itu.
Gustav Magnus adalah seorang Profesor Fisika di Universitas Berlin
selama tahun 1834 sampai 1869. Dalam percobaan yang terkenal dilakukan pada
tahun 1852.

Gambar 3. Percobaan Magnus dengan silinder


Ini terdiri dari silinder kuningan diadakan antara dua bantalan berbentuk
kerucut yang ia bisa menanamkan tinggi kecepatan rotasi dengan cara string. Dia
dipasang silinder pada lengan diputar secara bebas dan diarahkan arus udara dari
blower ke arah itu (Gbr. 3). Ketika silinder diputar, ia melihat penyimpangan
lateral. Tubuh silinder berputar selalu cenderung ke arah tertentu yang
mencerminkan arah sisi rotor yang sedang melakukan perjalanan di arah yang
sama dengan angin yang datang dari blower. Besarnya pergeseran tidak diukur
oleh Magnus pada waktu itu. Mulai sekarang, fenomena ini disebut efek Magnus.
Pada tahun 1877 Lord John Rayleigh menulis sebuah artikel Di literatur
bola tenis [6]. Dia berusaha untuk menjelaskan jalur melengkung bola dalam hal

ii

11

efek Magnus dengan menghitung gaya Magnus dari distribusi tekanan dari
berputar tubuh. Pada saat itu ia juga menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin
untuk memberikan formulasi matematis lengkap dari proses fisik yang sebenarnya
karena tidak ada metode matematika yang tersedia untuk mengekspresikan cara di
mana gesekan antara fluida dan berputar yang silinder akan menghasilkan
sirkulasi.

Gambar 4. Lord John Rayleigh


Efek Magnus terkenal di olahraga, misalnya, permainan bola, disebut
'Curveball' atau 'silang melengkung'. Jika tubuh revolusi berputar di lintas aliran,
kekuatan hampir tegak lurus lintasan bekerja pada permukaan tubuh. Penjelasan
deskriptif efek Magnus diberikan oleh Thomson. Thomson menjelaskan bahwa
bola berputar adalah selalu merbelok ke arah mana 'hidung' bola adalah beralih ke
samping.

Gambar 5. Efek Magnus pada tembakan meriam


Efek Magnus bekerja seperti atas meriam diilustrasikan pada Gambar. 5.
Bola adalah berputar hidung ke bawah dan mencapai terpendek jarak ke posisi
menembak. Bola c, berputar hidung ke atas, bergerak lebih jauh dari bola. The
nonrotating bola b tidak terpengaruh oleh efek Magnus, oleh karena itu berbagai fl
ight-nya terletak di antara bola dan bola c. Plus dan minus tanda menunjukkan

ii

12

dikurangi atau peningkatan tekanan udara lokal dekat dengan lapisan batas. Efek
Magnus sering dijelaskan oleh superposisi dari lapangan dari pusaran yang ideal
berpusat di silinder dengan seragam aliran bebas aliran. Tidak ada viskositas
dalam model ini (tidak ada boundary layer pada silinder) meskipun ini adalah asal
nyata dari aliran beredar. Pada kenyataannya, aliran sekitar berputar silinder
sangat kompleks. Tergantung pada rasio rotasi kecepatan, kecepatan aliran bebas,
viskositas fluida, dan ukuran silinder, aliran dari belakang silinder dapat
memisahkan dan menjadi goyah. Dengan mengacu pada potensi teori Bernoulli,
kecepatan tinggi pada satu bagian tubuh mengarah ke udara rendah tekanan
dibandingkan dengan bagian yang berlawanan, di mana kecepatan udara adalah
dikurangi. Potensi Teori didasarkan pada aliran gesekan dan penjelasan fikasi
penyederhanaan dari efek Magnus, yang dihasilkan akibat gesekan dalam lapisan
batas.
Selain dari tinjauan mekanik, juga perlu memperhitungkan kerapatan fluida.
Fluida padat memiliki respon kurang kekuatan kental daripada cairan encer. Oleh
karena itu, lebih mungkin untuk cairan padat menjadi turbulensi yang
mengalir.Dalam pandangan ini, ahli matematika Inggris dan insinyur Osborne
Reynolds (1842-1912) mendefinisikan bilangan Reynolds.

Dengan menghitung angka Reynolds, kita dapat memperkirakan apakah


aliran fluida adalah berlapis atau turbulen. Kita harus melihat udara di dekat
permukaan bola. Gaya viskos dalam udara membuat udara menyentuh permukaan
untuk tetap diam dan juga memperlambat udara terdekat untuk membentuk
lapisan batas. Dalam lapisan batas, udara bergerak lebih lambat dan memiliki
lebih sedikit total energi yang udara bebas mengalir lebih jauh dari bola. Di luar
lapisan batas, viskositas udara dapat diabaikan.

2. Momentum dan Elastisitas

ii

13

Pada konsep momentum berlaku semakin besar massa dan kecepatan benda maka
momentumnya juga semakin besar. Massa dari benda yang lebih besar
mempunyai momentum yang lebih besar.
Sehingga, Pada momentum, berlaku persamaan

Ket :
p = momentum (Kg m/s)
m = massa benda (Kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Akibat perubahan kecepatan gerakan suatu benda, nilai
momentumnya pun berubah. Persamaan perubahan
momentumnya sebagai berikut :

Besaran yang terkait dengan momentum adalah impuls. Impuls adalah


besaran dari hasil perkalian antara besaran vektor gaya dengan
besaran skalar selang waktu gaya bekerja. Jadi impuls adalah besaran
vektor.
Jika dalam sepakbola, impuls digambarkan sebagai tumbukan antara
sepatu

dengan

bola

yang

mana

membutuhkan

gaya

untuk

memukulnya. Ketika sepatu akan memukul bola, maka akan ada selang
waktu sebelum sepatu dapat menyentuh bola.

pada Impuls, berlaku persamaan umum

Ket

I = Impuls (Ns)
F = gaya (N)
t = waktu

ii

14

Pada konsep elastisitas yang terkait dengan sepak bola, kecepatan awal bola
dipengaruhi oleh elastisitas sepatu, lama menyentu bola, massa bola, dan gaya
maksimum yang diberikan oleh penendang.

Gambar 6. Gerakan dalam menendang bola


Perpindahan kaki merupakan penjumlahan dari perubahan bentuk dari massa xb
dan perbuahan bentuk dari pegas xd
Maka berlaku persamaan
xb + xd = d _______________ (1)
Perpindahan dari pegas dapat dihitung dengan menggunakan prinsip Hukum
Hooke xd = F/k. Sehingga berlaku
_______________ (2)
Dengan memasukkan persamaan (2) ke persamaan (1)

__________(3)

Jika persamaan (3) dikuadratkan, akan menjadi

ii

15

__________(4)
Dalam hukum hooke, Gaya merupakan fungsi dari kecepatan dan elastisitas yang
konstan. Sehingga gaya maksimum adalah Fmaks = kd/2

Dengan v* adalah kecepatan kaki saat menyentuh.


Setelah bola disentuh kaki maja berlaku perubahan energi elastis dari bola yaitu
berpindah ke energi kinetik.
___________(5)
(Vieira, 2006)

3. Jenis-Jenis Tendangan dalam Sepak Bola


Filsafat dari permainan sepak bola berawal dari sebuah pertanyaan mengapa
dan bagaimana fenomena dalam sepak bola itu bisa terjadi ditinjau dari sisi fisika. Di
dalam permainan sepak bola, ada beberapa fenomena yang menarik, seperti
tendangan pisang. Tendangan pisang yang terkenal telah dilakukan oleh pemain
sepak bola dunia, seperti Pele, Roberto Carlos dan David Beckham.
Disamping lintasan pisang, ada beberapa lintasan bola yang dapat terjadi
dalam permainan sepakbola, seperti lintasan lurus dan lintasan parabola. Ada tiga
gaya yang mempengaruhi lintasan tersebut, yaitu gaya gravitasi, gaya angkat
(lift) dan gaya hambat (drag). Untuk menganalisa lintasan yang terjadi maka kita
tidak lepas dari prinsip fisika di dalam fluida (udara).

Inti dari permainan sepak bola adalah memasukkan bola kedalam gawang
lawan yang disebot dengan Gol. Jadi, tim yang membuat gol paling banyak,
sampai pertandingan usai adalah tim yang memenangkan pertandingan. Untuk
dapat memenangkan pertandingan, dibutuhkan pengetahuan dan perencanaan.

ii

16

Dalam usaha membuat gol, tentu dibutuhkan teknik untuk menendang bola.
Dalam perkembangannya, sudah banyak jenis tendangan yang dimiliki oleh
macam-macam pesepak bola yang sudah menjadi legenda, atau bahkan masih
aktif bermain. Dalam menendang tidak hanya memperhatikan posisi kaki saat
menyentuh bola, tetapi juga diperlukan perhitungan arah angin dan bagian bola
yang dikenai gaya dari tendangan. Peneliti Inggris, Peter Bearman mengatakan
bahwa efek magnus akan mengecil jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau
rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapat efek magnus yang besar, seorang harus
membuat bola berputar sangat cepat tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat.
Ketika Beckham menendang bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola
dapat berotasi cepat sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek
magnus. Gesekan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan
bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, maka pengurangan
kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola
melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton terpesona dan
berdecak kagum (Surya, 2010).

Berikut ini merupakan jenis-jenis tendangan dalam sepak bola ditinjau dari
lintasannya:
a. Tendangan Lurus
b. Tendangan Melengkung
c. Tendangan Acak
Tendangan Lurus
Yang pertama adalah Tendangan Lurus. Pertama-tama meninjau bola yang
bergerak perlahan di udara. Jika bola bergerak lambat di aliran udara yang
berlapis, maka gerakan bola bawah angka aliran udara berlapis di sekitar bola.
Dalam gambar, garis yang menunjukkan aliran udara, sepanjang yang masingmasing bagian kecil dari udara berikut, yang disebut arus. Untuk aliran berlapis,
udara antara dua arus yang tetap antara arus yang seluruh gerakannya.

ii

17

Gambar. 7 Aliran udara di sekitar bola


Karena aliran adalah berlapis, udara memisahkan di depan bola dan
kemudian kembali bersatu lagi setelah melewati bola, meninggalkan halus dan
secara bebas terbentuk turbulensi jejak udara yang dari tertinggal bola. Jadi arus
yang keluar pada mendekati bola (titik A) dan menekuk ke dalam lagi
meninggalkan bola (titik C). Akan ada perubahan dalam kecepatan udara dan
tekanan sehingga aliran udara bisa mengubah arah. Secara khusus, udara
mengalami penurunan kecepatan dan peningkatan tekanan di daerah di mana saat
membelah udara permukaan bola (dekat titik A dan C); sementara udara
mengalami peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan di daerah yang tidak
berlawanan dengan arus (dekat titik B dan D). Dengan demikian, seperti yang
ditunjukkan oleh arus yang banyak ruang, udara bergerak lebih lambat di daerah
tekanan tinggi di dekat bagian depan dan belakang bola (titik A dan C). Selain itu,
di daerah tekanan rendah di dekat sisi bola (titik B dan D), udara bergerak lebih
cepat seperti yang ditunjukkan oleh arus yang sempit spasi. Hal ini sejalan dengan
prinsip Bernoulli bahwa kecepatan aliran fluida bergerak akan meningkat jika
mengalir ke saluran sempit di mana tekanan menurun.

ii

18

Gambar. 8 Tekanan udara saat bola bergerak


Ini mungkin tampak aneh bahwa mengapa udara dapat mengalir dari daerah
tekanan rendah di dekat sisi bola ke daerah tekanan tinggi di bagian belakang
bola. Hal ini karena tekanan rendah udara menyapu sisi bola memiliki momentum
(= kecepatan x massa) untuk pindah ke bagian belakang bola. Dengan demikian
aliran udara melambat ketika bergerak dari daerah tekanan rendah ke daerah
tekanan tinggi.

ii

19

Gambar 9. Tendangan Lurus Keras Roberto Carlos


Meskipun ada perubahan dalam kecepatan dan tekanan udara bergerak melewati
bola, aliran udara yang simetris dan kekuatan yang diberikan oleh tekanan udara
juga simetris. Tekanan tinggi di depan bola seimbang dengan tekanan tinggi di
bagian belakang bola. Dengan demikian kekuatan tekanan membatalkan
sepenuhnya dan bola tidak mendapatkan tekanan bersih.

Gambar 10 .(a,d) Posisi kaki saat menendang lurus, (b,e) knuckle shot, (c,f)
tendangan melengkung. (a,b ,c dari tampak dari samping; d, e, f tampak dari
atas)

ii

20

Tendangan Melengkung
Permukaan bulat bukan bentuk aerodinamis yang efisien. Ketika aliran udara di
permukaan bola yang bergerak terpisah, udara di belakangnya bergolak karena
terjadi turbulensi. Turbulensi selalu menghasilkan gaya hambat sehingga bola
menjadi objek yang sulit diarahkan. Namun, pada kecepatan sekitar 20 kilometer
per jam, keajaiban bisa terjadi. Turbulensi semakin jauh sehingga menghasilkan
lapisan udara batas. Hal tersebut menyebabkan aliran udara tipis terbentuk
(tripped) sangat dekat dengan permukaan bola.
Efek turbulensi berkurang dan gaya hambatnya hilang. Tendangan atau lemparan
bola dengan kecepatan di atas itu dapat dilakukan dengan leluasa dan diarahkan
lebih tepat ke sasaran. Nah, ketika bola berputar, lapisan pembatas masih masih
terbentuk namun titik berpisahnya aliran udara mengalami pergeseran. Tempat
terpisahnya aliran udara lebih dekat ke sisi yang berlawanan dengan arah putaran
bola. Pergeseran ini menyebabkan perbedaan tekanan dan membelokkan dorongan
yang mengatur gerakan dan arah bola.

Gambar 11. Tendangan Bebas Melengkung David Beckham

ii

21

Gambar 12. Tendangan Bebas Melengkung Roberto Carlos

Gambar 13. Arah Putaran Bola


Dari gambar 13, aliran udara mengikuti arah aliran bola, sehingga ada
tumbukan disekitar bola. Udara yang bertumbuk membut kecepatan yang
mengalir menjadi kecil, yang berakibat tekanan benjadi besar (Bernoulli),
sedangkan udara yang searah mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi,
sehingga tekanan kecil. Pada sisi yang mengalami tekanan besar akan
menyebabkan bola berbelok ke arah yang bertekanan kecil.

ii

22

Saat bola ditendang dan melayang di udara dengan spin/putaran bola, maka
selama melawan aliran udara, menurut prinsip Bernoulli pada kedua sisi bola
terjadi tekanan yang berbeda. Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya yang
dikenal sebagai efek Magnus, atau kadang dikenal juga sebagai gaya
angkat/lift.
Besarnya gaya magnus yaitu,
FL = CL D3fv
Dimana CL adalah koefisien lift, adalah kerapatan udara, D adalah diameter
bola, f adalah frekuensi spin bola, dan v adalah kecepatan bola.

Beckham terkenal sebagai ahli membuat tendangan pisang (swing) bola.


Kemahiran itu secara fisika dapat diperhitungkan dengan tepat dan akurat.
Secara sederhana, percepatan bola dapat dihitung dari persamaan.
F = m.a. (Hukum II Newton)
Dengan F adalah gaya magnus.

Waktu terbang bola diperkirakan 1 detik maka kurva belokan


(swing) bola dapat dihitung sebagai berikut.
s = vo.t + at2
Tetapi ketika mengaplikasikan ke masalah yang benar-benar terjadi, kita tidak
bisa mengabaikan gaya gesek. Gaya gesekan selalu bekerja melawan arah gerak
bola, yang akan memperlambat dan menurunkan bola. Rumus untuk menghitung
gaya gesek pada bola selama melayang di udara adalah sebagai berikut.
Fd = Cd Av2
Dimana Cd adalah koefisien gesek, adalah kerapatan udara, A adalah luas
penampang permukaan bola (jika diameter D = 0,22 m maka A = D2), dan v
adalah kecepatan bola.

Besar koefisien gesek relatif tidak konstan. Untuk udara yang sejuk justru
kecepatan bola sangat mempengaruhi koefisien gesek yang pada akhirnya
mempengaruhi besar gaya gesek.

Dalam peristiwa tumbukan antara kaki dengan bola diperoleh


bahwakecepatan bola tergantung pada massa kaki pemain, dan
ii

23

massa bola serta koefisien restitusi. Rumus untuk menentukan


kecepatan bola adalah sebagai berikut.

Dimana v adalah kecepatan, M adalah massa kaki, m adalah


massa bola, e adalah koefisien restitusi.
Selain dengan tendangan pisang (swing) untuk melewati tembok pemain
lawan, terkadang pemain harus menendang dengan mencungkil bola untuk
melewati tembok pemain, dengan lintasan parabola. Beberapa persamaan
gerak peluru berikut ini dapat diterapkan untuk kondisi itu.
Jarak mendatar : X = vot cos
Ketinggian : Y = vot sin gt2

Waktu terbang bola : t = (2 vo sin )/g

Jarak tembak maksimum : Xm = (vo sin2 )/g


Ketinggian maksimum : Ym = (vo2 sin2 )/2g
Bola, seperti halnya peluru selama geraknya dikenai tiga gaya, gaya beratnya mg,
gaya

Magnus

jika

berpusing/spin

sebesar

sebesar CdrAv .

ii

C LrD3fv,

dan

gaya

gesek

24

Knuckle Ball

Gambar 14. Tendangan Acak Cristiano Ronaldo


Pada gambar 14 adalah gambar dimana Cristiano Ronaldo melakukan tendangan
acak ke arah gawang Hull City. Dalam prinsip tendangan acak ini, bola ditendang
tepat di bagian tengah.

(a)

(b)

(c)

Gambar 15. (a) Area tendang agar bola lurus, (b) Area tendang agar bola
melengkung ke arah kiri, (c) Area tendang agar bola lurus, terkena efek
knuckle

ii

25

Dengan spin yang sangat minim tetapi pergerakan bola sangat cepat, aliran udara
yang terbelah, dan kemudian disekitar bola mengalami turbulensi, yang
mengakibatkan bola seolah-olah bergerak ke kiri dan ke kanan.

Gambar 16. Pergerakan Bola Acak


Pada awal gerakan bola bergerak searah dengan arah kaki saat menendang, tetapi
karena efek spin, mengakibatkan bola juga bisa berbelok, saat arah angin
berhembus kencang, bola akan kembali mengikuti arah angin tersebut. Gerakan
itu berlangsung begitu cepat. Dalam sepakbola, era tendangan acak ini dimotori
oleh Juninho dan Andrea Pirlo. Dalam melakukan tendangan jenis knuckle ini,
posisi pinggul paling menentukan bisa terciptanya efek ini. Putaran pinggul akan
mempengaruhi kecepatan kaki dalam menendang, tetapi tanpa memberikan
banyak efek spin.

ii

26

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut.


1. Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada
system biologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua
tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai
dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan
sistem dalam biologi dan kedoteran.
2. Fisika dapat diterapkan dalam dunia olahraga tidak terkecuali sepakbola.
Dalam teknik menendang bola, juga memperhatikan momentum, elastisitas,
dan gaya gesek yang bekerja pada bola dan udara.
3. Jenis tendangan ada tiga, ditinjau dari lintasannya, yaitu lurus, melengkung,
dan acak. Tidak ada yang kebetulan dalam membuat efek tersebut, karena
untuk menghasilkan masing-masing efek tersebut menggunakan cara yang
berbeda.Tendangan lurus dapat menggunakan bagian kaki bagian ujung
dengan menendang bagian bawah bola, tendangan melengkung dapat
mengguakan bagian kaki dalam dengan menendang bagian samping bawah
bola, sedangkan bola acak dengan tumit dan menendang tepat di bagian
tengah bola.

ii

27

Daftar Rujukan

Anonym. 2006. The Science of Soccer.


http://www.physics.hku.hk/~phys0607/lectures/chap05.html
Anonym. 2011. Sepakbola: Aerodinamika Dalam Tendangan Pisang.
https://damarjp.wordpress.com/2011/04/17/sepakbola-aerodinamikadalam-tendangan-pisang.html
Anonym. 2013. Baseball.http://sejaraholahraga123.blogspot.com/2013/03/sejarahbaseball.html
Badrun. 2014. Biomekanika Olahraga.
http://badrun08arhun.blogspot.com/2013/07/biomekanika-olahraga.html
Bickley WG. The inuence of vortices upon the resistance experienced by solids
moving through a liquid. In: Proccedings of Royal Society of London.
London. 1928;119:146156. http://dx.doi.org/10.1098/rspa.1928.0089
Kurniawan. 2009. Analisis Secara Biomekanika Teknik Gerak Serang Dalam Anggar.
https://www.academia.edu/4849825
Luo SC, Lua KB, Goh EKR. Side force on an ogive cylinder: effects of surface
roughness. Journal of Aircraft 2002;39(4):7168.
Seifert. 2012. A review of the Magnus effect in aeronautics. EADS Cassidian Air
Systems, Technology and Innovation Management, MEI, Rechliner Str.,
85077 Manching, Germany
Surya, Y. Sepakbola pakai fisika, seru juga.
http://www.yohanessurya.com/download/penulis/Olahraga_03.pdf

ii

28

Utomo. 2010.Tendangan pisang Beckham menurut


Fisika.https://ilmuwanmuda.wordpress.com/tendangan-pisang-beckhammenurut-fisika/
Vieira. 2006. Kick-off. Journal The Physics Teacher. American Association of
Physics Teacher Vol 44 May 2006.

ii

Anda mungkin juga menyukai