Annisa Arum Kartika Dewi - Rombel 4
Annisa Arum Kartika Dewi - Rombel 4
Oleh :
Annisa Arum Kartika Dewi
6411414101
Rombel 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai pengolahan tempe yang benar. Dan
juga kami berterimakasih kepada Bapak dr. Ngakan Putu Ds, M.Kes selaku
dosen mata kuliah Biokimia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengolahan tempe
yang benar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Semarang, Mei 2015
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Cover....................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1.Latar Belakang.......................................................................
1.2.Rumusan Masalah.................................................................
1.3.Tujuan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1. Tempe....................................................................................
2.2. Ragi.......................................................................................
2.3. Fermentasi............................................................................
10
14
16
22
24
24
3.2. Saran.....................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
25
Page 3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang kadar
proteinnya tinggi dimana kadar proteinnya sebesar 35% bahkan pada
varietas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40-44% (Koswara,1992).
Selain itu juga mengandung asam lemak essensial, vitamin dan mineral
yang cukup. Disamping protein, kacang kedelai mempunyai nilai hayati
yang tinggi setelah diolah, karena kandungan susunan asam aminonya
mendekati susunan asam amino pada protein hewani. Kacang kedelai
dapat diolah menjadi berbagai produk makanan olahan, baik secara
fermentasi maupun non fermentasi. Di Indonesia kedelai diolah menjadi
tempe, tahu, kembang tahu, tauco, kecap dan susu kedelai ( Winarno F.G,
Rahman A, 1974).
Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di
Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah
tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam
proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik
pada biji kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Tempe segar tidak dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya
selama 2 x 24 jam, lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya
akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe
cepat busuk ( Sarwono, 2005).
Tempe mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari kedelainya. Hal ini
disebabkan oleh kapang yang tumbuh pada tempe dapat menghidrolisis
sebagian selulosa menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh tubuh
manusia.
Pada awalnya tempe hanya terkenal di pulau Jawa dan merupakan
makanan yang biasa dimakan dan dihidangkan setiap hari. Seiring dengan
berjalannya waktu, tempe tidak hanya dikenal dipulau Jawa, melainkan
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tempe
Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di
Annisa Arum Kartika Dewi
Page 5
pada biji kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe
segar tidak dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya selama 2 x 24
jam, lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh
bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk
( Sarwono, 2005).
Pada awalnya tempe hanya terkenal di pulau Jawa dan merupakan
makanan yang biasa dimakan dan dihidangkan setiap hari. Seiring dengan
berjalannya waktu, tempe tidak hanya dikenal dipulau Jawa, melainkan
hampir seluruh pelosok Indonesia dan biasa disebut sebagai makan
Nasional (Wirakusuma, 2005). Hingga saat ini kedelai masih merupakan
bahan utama untuk pembuatan tempe. Meskipun belum sepopuler tempe
dengan bahan dasar kedelai, salah satu ragam tempe yang ada di
Indonesia adalah tempe kecipir yang mulai dikenal di Indonesia pada awal
tahun 1980-an.
2.2. Ragi
Ragi atau dikenal juga dengan sebutan yeast merupakan
semacam tumbuh-tumbuhan bersel satu yang tergolong dalam keluarga
cendawan. Ragi akan bekerja jika ditambahkan gula dan kondisi suhu
yang hangat.
dihasilkan akan
Page 6
2.
Ragi kering yang berbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat
adonan roti menjadi mengembang, empuk dan mulus.
3.
dapat berfungsi sebagai starter fermentasi. Selain itu ragi juga kaya akan
protein yaitu sekitar 40-50%, jumlah protein ragi tersebut tergantung dari
jenis bahan penyusunnya (Susanto dan Saneto, 1994).
2.3. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobic (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaeobik, akan tetapi terdapat defenisi yang lebih jelas
Page 7
enzim
Page 8
cerna yang amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar
total nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi perubahan terjadi
atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino bebas.
Jamur yang berperan dalam fermentasi: Rhizopus arrhizus dengan ciriciri mempunyai aktifitas pektinase, aktivitas amilase kedua setelah
R.oryzae; Rhizopus stolonifer dengan ciri-ciri tidak memiliki aktifitas
amilase, bagus untuk tempe serelia/kedelei, aktifitas prtotease paling
rendah, tumbuh pada suhu rendah (25C); Rhizopus oligosporus dengan
ciri-ciri aktifitas protease dan lipase paling kuat, aktifitas amilase paling
lemah, baik untuk tempe serelia atau campuran kedelei-serelia; Rhizopus
oryzae dengan ciri-ciri aktifitas amilase paling kuat, tidak baik untuk tempe
serelia, aktifitas protease di bawah R.oligosporus.
Berdasarkan suatu penelitian, pada tahap fermentasi tempe ditemukan
adanya bakteri Micrococcus sp. Bakteri Micrococcus sp. Adalah bakteri
berbentuk kokus, gram positif, berpasangan tetrad atau kelompok kecil,
aerob dan tidak berspora, bisa tumbuh baik pada medium nutrien agar
pada suhu
di
senyawa isoflavon.
Adanya bakteri Micrococcus sp. Pada proses fermentasi tempe tidak
terlepas dari tahapan pembuatan tempe, yang meliputi: penyortiran,
pencucian biji kedelei di ruang preparasi, pengupasan kulit, perebusan
kedelei, perendaman kedelei, penirisan, peragian, pembungkusan dan
pemeraman. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan
bakteri antara lain; waktu, suhu, air, pH, suplai makanan dan ketersediaan
oksigen.
Di dalam proses fermentasi, kapasitas mikroba untuk mengoksidasi
tergantung dari jumlah acceptor electron terakhir yang dapat dipakai.
Sel-sel melakukan fermentasi menggunakan enzim-enzim yang akan
mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam hal ini yaitu asam menjadi
senyawa yang memiliki muatan positif, sehingga dapat menangkap
electron terakhir dan menghasilkan energi (Winarno dan Fardiaz, 1990).
Annisa Arum Kartika Dewi
Page 9
enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitaminvitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen,
perkecambahan spora, dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan
biji kedelei (Kasdmidjo, 1990)
Selama proses fermentasi pada pembutan tempe , kedelei akan
mengalami perubahan fisik terutama tekstur. Tekstur kedelei akan semakin
lunak karena terjadi penurunan selulosa menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Hifa kapang juga mampu menembus permukaan kedelei
sehingga dapat menggunakan nutrisi yang ada pada biji kedelei sehingga
nilai gizi tempe lebih baikdari kacang kedelei. Perubahan fisik lainnya
adalah peningkatan jumlah hifa kapang yang menyelubungi kedelei yang
satu dengan yang lainnya menjadi satu kesatuan (Hidayat, et al., 2006).
Page 10
dibandingkan dengan kedelei. Oleh karena itu tempe sangat baik diberikan
kepada segala kelompok umur. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar
padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas,
nilai cerna, nilai efisiensi protein serta skor proteinnya (Meyer, 1966).
Pada tahun 1991, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(sekarang Kementerian Kesehatan) juga melakukan penelitian terhadap
kandungan gizi tempe. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dengan
perincian sebagai berikut:
Tabel 1.Komposisi Gizi Pada Kedelei dan Tempe
Zat Gizi
Energi
Protein
Lemak
Hidrat arang
Serat
Abu
Kalsium
Fosfor
Besi
Karotin
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
Air
Bdd (berat yang
Satuan
(kal)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(mg)
(mg)
(mg)
(mkg)
(SI)
(mg)
(mg/100
(gram)
(%)
dapat dimakan)
Sumber: Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Depkes RI
Dir.Bin.Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi 1991
*BDD = Berat yang dapat dimakan
Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah
lama diakui. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an
sampai dengan 1960-an menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang
Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia berhasil terhindar
dari disentri dan busung lapar karena tempe.
Annisa Arum Kartika Dewi
Page 11
Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang berguna
bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral, dan antioksidan.
a. Asam Lemak
Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan
terhadap lemak. Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada
tempe meningkat jumlahnya.
Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap
kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif
sterol di dalam tubuh.
b. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin
B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan
sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung
dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat,
vitamin B6, dan B12. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk
hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan,
dan biji- bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe
menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan
nabati.
Kenaikan
kadar
tempe. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3
mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi
kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12
pada
Page 12
cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat
menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang
mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya
asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan
zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
d. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk
isoflavon yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi
pembentukan radikal bebas.
Dalam
kedelai
terdapat
tiga
jenis
(aging)
dapat
dihambat
bila
dalam
makanan yang
tanggan.
menggunakan
cara-cara
yang
tradisional.
Artinya,
masih
belum
Page 13
terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan
dengan proses fermentasi.
Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe:
1. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan
penyortiran. Caranya, tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian
ditampi.
Penyortiran Kedelai
2. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
Pencucian Kedelai
3. Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian
direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang.
4. Kedelai yang sudah direbus direndam
Perebusan Kedelai
Page 14
Peragian Tempe
10. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan
daun pisang atau plastik.
11. Peram bungkusan kedelai. Bila
Page 15
13. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi
dan siap dikonsumsi.
tempe
tradisional, bukan
tidak
mungkin
untuk
pekerja
menjadi
unsur
penting
untuk
menjaga
Page 16
b. Kebersihan Karyawan
Karyawan harus selalu menjaga kebersihan badannya. Karyawan
seharusnya mengenakan pakaian kerja/celemek lengkap dengan penutup
kepala, sarung tangan dan sepatu kerja. Pakaian dan perlengkapannya
hanya dipakai untuk bekerja. Karyawan harus menutup luka dan perban.
Karyawan harus selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai
kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan mentah atau
bahan/alat yang kotor dan sesudah ke luar dari toilet.
c. Kebiasaan Karyawan
Karyawan tidak boleh bekerja sambil mengunyah, makan dan minum,
merokok, tidak boleh meludah, tidak boleh bersin atau batuk ke arah
pangan,
tidak
berkarat,
mudah
dibongkar
pasang
sehingga
mudah
dibersihkan.
sehingga
memudahkan
bekerja
dan
mudah
dibersihkan.
Page 17
diperlukan,
penyucihamaan
dapat
dilakukan
dengan
Page 18
Lubang angin harus selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan
tidak dipenuhi sarang labah- labah.
Ruang produksi seharusnya cukup terang sehingga karyawan dapat
mengerjakan tugasnya dengan teliti.
Di ruang produksi harus tersedia perlengkapan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK). Tempat penyimpanan harus mudah
dibersihkan dan bebas dari hama seperti serangga, binatang pengerat
seperti tikus, burung atau mikroba dan ada sirkulasi udara.
C. Kebersihan Lingkungan
Memelihara kebersihan lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa
diabaikan untuk kegiatan produksi tempe yang higienis. Berikut ini adalah
hal- hal yang patut diperhatikan untuk menjadi kebersihan lingkungan.
a. Kondisi Lingkungan
Bebas dari sarang hama, khususnya serangga dan binatang
pengerat.
Tidak berada di daerah sekitar tempat pembuangan sampah baik
sampah padat maupun sampah cair atau daerah penumpukan barang
bekas dan daerah kotor lainnya.
Sampah harus dibuang dan tidak menumpuk Jalan dipelihara
supaya tidak berdebu dan selokannya berfungsi dengan baik.
b. Pencegahan Hama
Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknya hama
harus selalu dalam keadaan tertutup.
Annisa Arum Kartika Dewi
Page 19
D. Kebersihan Produk
Kebersihan produk merupakan hasil akhir dari kegiatan produksi.
Dalam hal ini patut diperhatikan:
a. Pengendalian Proses
Tidak menerima bahan pangan yang rusak Menggunakan bahan
tambahan pangan (BTP) yang diizinkan sesuai batas maksimum
penggunaannya.
Harus mencatat dan menggunakan komposisi yang telah
ditentukan secara baku setiap saat secara konsisten.
Harus menentukan proses produksi pangan yang baku.
Harus menentukan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan yang
digunakan.
Harus menggunakan bahan kemasan yang sesuai untuk pangan.
Harus menentukan tanggal kadaluarsa. Harus mencatat
tanggal produksi. tertutup.
b. Proses Penyimpanan
Page 20
b. Pelabelan
Label pangan yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan Peraturan
Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Keterangan pada label sekurang-kurangnya: nama produk, daftar bahan
yang dihasilkan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang
memproduksi, tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa. Kode produksi harus
dicantumkan pada setiap label pangan.
2.7. SNI 3144:2009, TEMPE KEDELAI
Annisa Arum Kartika Dewi
Page 21
simposium
yang
disponsori
Fermented
oleh
PBB,
Foods
yaitu:
(SIFF), di
Bangkok, pada November 1977. Kegiatan tersebut dihadiri oleh lebih 450
ilmuwan tekenal dari seluruh dunia. Pada simposium itu didiskusikan 17
makalah tentang tempe, jumlah ini adalah makalah terbanyak untuk
pembahasan makalah satu jenis makanan.
Gerakan tempe mendunia terjadi pada tahun 1983 karena didorong
oleh berbagai faktor, di antaranya:
(1) tempe mulai populer di Amerika dan Eropa , (2) tumbuhnya masyarakat
pengikut diet Jepang di internasional, dan (3) meningkatnya gambaran
positif pentingnya makanan dari kedelai sebagai sumber pangan dengan
kandungan nutrisi tinggi.
Sebagai negara asal tempe, Indonesia giat memperjuangan standar
tempe di tingkat internasional. Perjalanan panjang Indonesia dalam
memperjuangkan standar tempe menjadi standar regional Asia disetujui
Sidang Codex Alimentarius Commission yang sedang berlangsung di
Geneva, pada 4-9 Juli 2011. Sidang yang dihadiri oleh 140 anggota negara
di dunia ini menyetujui usulan Indonesia agar tempe dapat dijadikan suatu
standar regional.
2.7.1. SNI 3144:2009, Tempe Kedelai
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
telah menerbitkan
Page 22
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KRITERIA UJI
SATUAN PERSYARATA
Keadaan
N
1.1. Bau
normal, khas
1.2. Warna
normal
1.3. Rasa
normal
Kadar Air (b/b)
%
Maks. 65
Kadar Abu (b/b)
%
Maks. 1,5
Kadar Lemak (b/b)
%
Min. 10
Kadar Protein (N x 6,25) (b/b)
%
Min. 16
Kadar serat kasar (b/b)
%
Maks. 2,5
Cemaran logam
7.1. Kadmium (Cd)
mg/kg
Maks. 0,2
7.2. Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 0,25
7.3. Timah (Sn)
mg/kg
Maks. 40
7.4. Merkuri (Hg)
mg/kg
Maks. 0,03
Cemaran arsen (As)
mg/kg
Maks. 0,25
Cemaran mikroba
9.1. Bakteri coliform
APM/g
Maks. 10
9.2. Salmonella sp.
Negatif/25 g
Page 23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di
Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah
tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam
proses
pada biji kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Tempe segar tidak dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya
selama 2 x 24 jam, lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya
akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe
cepat busuk. Kandungan gizi dalam tempe yaitu Protein , Asam Lemak,
Mineral, Vitamin, dan Antioksidan. Agar menghasilkan tempe yang higienis
maka beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : Kebersihan pekerja,
Kebersihan Peralatan dan Fasilitas Produksi, Kebersihan Lingkungan,
Kebersihan Produk, Pengemasan dan Pelabelan. Badan Standardisasi
Nasional (BSN) telah menerbitkan standar tempe, yakni: SNI 3144:2009,
Tempe Kedelai.
3.2. Saran
1. Pembuatan tempe secara higienis perlu disosialisasikan kepada
pengusaha-pengusaha tempe agar mereka memproduksi tempe yang
higienis.
2. Dalam pembuatan tempe perlu menggunakan bahan dasar kedelai yang
berkualitas agar menghasilkan tempe yang berkualitas pula.
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Page 25