ACCOLADE
vs
SEGA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
The Players
TEAM SIX
Player 1:
Eko
Rustamadji
Player 2 :
Bagus
Mayang
Seta
Player 3 :
Junianto
Dwi
Prabowo
Player 4 :
Yutika
Riefly
Vipertiwi
PRESS START
Tokyo, Jepang.
ACCOLADE vs SEGA
Awalnya Accolade membuat game Ishido;
The Way of Stone yang dapat dimainkan di
game console SEGA tanpa mendapat izin
dari SEGA. Kemudian SEGA menciptakan
game console baru , yaitu Sega Genesis/Mega
Driver yang dilindungi oleh kode keamanan
tertentu sehingga game console tersebut
hanya bisa memainkan game buatan SEGA.
Lanjutan...
Accolade
menggunakan
reverse
engineering
agar game-nya
bisa dimainkan
kembali di
console SEGA.
SEGA menuntut
Accolade telah
melanggar
hak cipta
dengan
memperbanyak
source code,
akhirnya
games
Accolade
ditarik dari
pasaran dan
melakukan
banding.
Accolade
memenangkan
persidangan
dengan
membantah
menduplikasi
source code
SEGA.
Source Code
yang digunakan
hanya sebuah
standar interface
dan merupakan
barang publik.
ADAM SMITH
KARL MARX
1. Private Property Right John Locke: Menurut teori ini jika seseorang dengan
2. Kasus ini juga bisa di analisa berdasarkan Teori Adam Smith mengenai Incentive.
Menurutnya, hak kepemilikan akan memberikan insentif / dorongan kepada seseorang
untuk melakukan investasi waktu, tenaga, dan usaha untuk meningkatkan serta
mengekplorasi sumber daya yang dimilikinya untuk menciptakan penemuanpenemuan baru, dimana dia bisa mendapatkan keuntungan atas penemuan itu.
Dalam kasus Sega, maka Sega semestinya mendapatkan insentif / keuntungan
atas pemakaian Console Genesis yang merupakan hak ciptanya dari Accolade.
Jikalau Accolade tidak membayar atas pemakaian hak cipta tersebut maka akan
menimbukkan kerugian bagi Sega atas investasi yang telah di keluarkannya. Di
sisi yang lain, hal tersebut juga akan menurunkan motivasi untuk menciptakan
penemuan baru di masa mendatang karena tidak adanya keuntungan yang di
dapatkannya.
KESIMPULAN:
Pandangan yang sesuai dalam kasus ini adalah
Pandangan