Distosia didefinisikan sebagai persalinan sulit atau waktu persalinan yang
memanjang karena kemajuan persalinan yang terhambat. Istilah lain yang sering digunakan bergantian dengan distosia adalah persalinan disfungsional, dan disproporsi sefalopelvik. Etiologi distosia dibagi dalam 3 golongan berikut ini. 1. Kelainan tenaga (his). His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami kemacetan atau hambatan. Jenis-jenis kelainan his a. Inersia uteri Pada inersia uteri his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya terletak pada kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang dari biasanya. Keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya baik bagi ibu maupun janin, kecuali persalinan berlangsung terlalu lama. Keadaan ini disebut hypotonic uterine contraction. Kalau timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama, hal itu dinamakan inersia uteri sekunder. b. His terlampau kuat (hypertonic uterine contraction) Walaupun pada jenis kelainan his, ini bukan merupakan penyebab distosia. 2. Kelainan janin Persalinan dapat mengalami kemacetan karena kelainan letak atau bentuk janin. Pada presentasi yang abnormal bisa terjadi pada dahi, dagu posterior, bahu yang sulit lahir. Pada abnormalitas janin itu sendiri, hal ini sering terjadi karena hidrosefalus, pertumbuhan janin yang lebih dari 4000 gram, bahu yang lebar dan kehamilan ganda. 3. Kelainan jalan lahir Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan. Misalnya pada tumor pelvis, stenosis vagina kongenital, perineum kaku dan tumor vagina. 4. Riwayat persalinan Persalinan yang pernah dialami ibu dengan persalinan prematur, seksio caesarea, bayi lahir mati, persalinan lama, persalinan dengan induksi serta semua persalinan tidak normal yang dialami ibu merupakan resiko tinggi pada persalinan berikutnya.
Sumber: Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed. 4. Jakarta: PT Bina Pustaka
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis