Larutan Elektrolit
Mita Nurhayati
1203103
Laju Reaksi
Definisi
Laju reaksi adalah perubahan jumlah
produk ataupun pereaksi per satuan
waktu
Deskripsi
Suatu reaksi kimia terjadi pada kecepatan yang
berbeda-beda.
Misalnya,
proses
perkaratan
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada
reaksi asam basa. Untuk menunjukkan perubahan
jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi (baik
produk maupun reaktan) tiap satuan waktu maka
digunakan suatu istilah yang disebut sebagai laju
reaksi. Jumlah produk akan terus bertambah seiring
dengan berjalannya reaksi namun jumlah pereaksi
akan semakin berkurang seiring dengan berjalannya
reaksi.
4
Konsentrasi
produk/reaktan
Waktu (s)
Reaksi
gas hidrogen dengan iodium klorida
O
terjadi dengan persamaan reaksi sebagai berikut
:
H2(g) + 2ICl(g) I2(g) 2HCl(g)
Jumlah setiap zat yang terlibat dinyatakan
dengan satuan mol/L yang ditandai dengan
kurung siku. Untuk zat dalam fasa gas, jumlah
setiap zat yang terlibat juga dapat dinyatakan
dengan tekanan parsial gas tersebut yang
berbanding lurus dengan molaritasnya. Laju
reaksinya dapat dideskripsikan dengan laju
berkurangnya konsentrasi H2 dan ICl atau laju
bertambahnya
konsentrasi
I2
dan
HCl.
Pernyataan tersebut menggambarkan laju ratarata pada periode waktu .
O Ketika
0,000
0,326
0,474
0,564
0,626
0,672
0,707
0,735
0,758
10
11
Tumbukan Efektif
12
Definisi
Tumbukan efektif adalah tumbukan
antarmolekul yang menghasilkan
reaksi, yaitu tumbukan yang
orientasinya tepat dengan energi yang
cukup untuk bereaksi.
13
Deskripsi
Berdasarkan teori tumbukan, suatu reaksi
diawali dengan terjadinya tumbukan antar
molekul. Namun, terjadinya tumbukan tidak
menjamin terjadinya reaksi. Molekul harus saling
bertumbukan dengan orientasi yang tepat.
Misalnya, pada reaksi antara NO dan N 2O
membentuk NO2 dan N2 dengan persamaan reaksi:
NO + N2O NO2 + N2
kemungkinan orientasi tumbukan antarmolekul NO
dan N2O adalah seperti pada gambar dibawah ini.
14
1.
reaktan
tumbuka
n
2.
reaktan
tumbuka
n
15
1.
Terjadi
reaksi
reaktan
tumbuka
n
2.
produk
Tidak
terjadi
reaksi
reaktan
tumbuka
n
reaktan
17
19
20
Energi Aktivasi
22
Definisi
Energi aktivasi adalah energi
minimum yang harus dimiliki suatu
molekul agar dapat mencapai keadaan
transisi sehingga reaksi dapat terjadi.
23
Deskripsi
Molekul-molekul harus saling bertumbukan
agar terjadi reaksi. Namun tidak semua
tumbukan
menghasilkan
reaksi.
Orientasi
tumbukan harus tepat dan memiliki energi yang
cukup agar reaksi dapat terjadi. Energi inilah
yang disebut sebagai energi aktivasi.
Energi aktivasi dilukiskan sebagai energi
penghalang yang harus dimiliki oleh reaktan agar
reaksi dapat terjadi. Setelah pereaksi melampaui
energi tersebut, maka pereaksi akan berubah
menjadi produk dengan melepaskan energi
kembali.
24
25
1
2
27
2
1
Fraksi molekul
yang melampaui
Ea pada T2
Fraksi molekul
yang melampaui
Ea pada T1
Energi
kinetik
Keadaan Transisi
31
Definisi
Keadaan transisi adalah keadaan
pereaksi dengan tingat energi yang
relatif tinggi dan tidak stabil dimana
ikatan pada molekul reaktan nyaris
putus serta ikatan lainnya nyaris
terbentuk.
32
Deskripsi
Saat reaksi berlangsung, terjadi perubahan energi
potensial pada zat-zat yang bereaksi. Energi potensial ini
diukur lalu diplot terhadap suatu diagram. Pada diagram
energi reaksi, energi reaktan akan meningkat secara
perlahan seiring dengan terjadinya penataan ulang ikatan
hingga mencapai satu puncak yang disebut sebagai energi
aktivasi. Pada keadaan yang memiliki energi paling tinggi,
terbentuk suatu spesi yang tidak stabil. Spesi ini dapat
berubah menjadi produk ataupun kembali menjadi reaktan.
Keadaan tersebut disebut sebagai keadaan transisi. Spesi
yang terdapat saat keadaan transisi disebut kompleks
teraktivasi. Pada kenyataannya kompleks teraktivasi ini tidak
dapat diisolasi.
33
reaktan
sblm keadaan
transisi
keadaan
transisi
Pembentuka
n ikatan
stlh keadaan
transisi
produk
34
Orde Reaksi
36
Definisi
Orde reaksi adalah jumlah pangkat
konsentrasi pereaksi pada hukum laju
reaksi yang menunjukan seberapa
berpengaruhnya konsentrasi reaktan
terhadap laju reaksi.
37
Deskripsi
Konsentrasi pereaksi diketahui dapat mempengaruhi laju
reaksi. Pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi
berbeda-beda, yang dapat diketahui berdasarkan hasil
eksperimen. Pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi
ini merupakan jumlah pangkat konsentrasi pereaksi pada
hukum laju reaksi yang disebut orde reaksi. Misalnya, pada
reaksi
2NO2(g) + F2(g) 2NO2F(g)
Jika konsentrasi NO2 dinaikan 2 kalinya, maka laju reaksi akan
meningkat 2 kalinya, begitu pula dengan F 2. Sehingga, reaksi
tersebut dikatakan berorde satu terhadap NO 2 dan F2 dan
keseluruhan reaksinya adalah orde 2. Hukum lajunya adalah:
laju = k[NO2][F2]
38
Percob
aan
Konsentrasi Awal
Pereaksi
O2
NO
Laju awal
(mol/L..s)
3,21 x 10-3
6,40 x 10-3
12,8 x 10-3
43
Definisi
Konstanta
laju
reaksi
adalah
konstanta yang ditentukan dari hasil
eksperimen yang nilainya berbeda
untuk reaksi yang berbeda dan pada
reaksi yang sama nilainya berubah
ketika suhu berubah atau pada
kehadiran katalis.
44
Deskripsi
Hukum
laju
digunakan
untuk
menggambarkan seberapa besar pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi. Bentuk
umumnya adalah sebagai berikut.
Laju = k [A]x[B]y...
Dimana A, B, ... adalah reaktannya
k merupakan konstanta laju reaksi, yaitu
konstanta yang ditentukan dari hasil
eksperimen yang nilainya berbeda untuk
reaksi yang berbeda dan pada reaksi yang
sama nilainya berubah ketika suhu berubah45
atau pada kehadiran katalis.
Percoba
an
1
2
O2
NO
1,10 x 10-
1,30 x 10-
2,20 x 10-
1,30 x 10-
Laju awal
(mol/L..s)
3,21 x 10-3
6,40 x 10-3
3Karena
nilai
-3
1,10 xk10tidak
2,60 dipengaruhi
x 10- 12,8 x 10oleh
2
2
konsentrasi,
selama
proses reaksi
dilakukan pada suhu tetap maka nilai
k dapat diperoleh dengan cara
mensubstitusikan konsentrasi dan laju
reaksi salah satu percobaan ke hukum
lajunya.
47
Dari percobaan 1 :
Laju = k[NO]2[O2]
O
Secara
umum,
Orde Reaksi
Total
Satuan k
Laju = k
Nol
M/s
Laju = k[A]
Satu
1/s
Laju = k[A]2
Dua
1/(M.s)
Laju = k [A]2[B]
Tiga
1/(M2.s)
49
Katalis
51
Definisi
Katalis adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi tanpa habis
dalam proses reaksi dengan cara
menempuh tahapan reaksi dengan
energi aktivasi yang lebih rendah.
52
Deskripsi
Proses reaksi di laboratorium ada yang cepat
dan ada yang lambat. Jika suatu reaksi terlalu
lambat
sehingga
menyebabkan
proses
pengamatan membutuhkan waktu yang lama,
digunakanlah katalis. Katalis dapat mempercepat
laju reaksi namun tidak turut habis dalam reaksi.
Karena itulah jumlah katalis sebenarnya hanya
diperlukan sedikit saja. Katalis tidaklah menambah
jumlah produk, namun produk akan dihasilkan
lebih cepat dibandingkan tanpa katalis.
53
Katalis
dapat
mempercepat
reaksi
dengan cara menempuh mekanisme reaksi
yang memiliki energi aktivasi yang lebih
rendah sehingga reaksi menjadi lebih cepat.
Misalnya proses reaksi penguraian H2O2
menjadi H2O dan O2. H2O2 terurai sangat
lambat pada suhu ruang karena reaksi
tersebut memiliki energi aktivasi yang
tinggi yaitu 76 kJ/mol. Keberadaan ion Idapat mempercepat laju reaksi dengan cara
menempuh
mekanisme
reaksi
yang
memiliki energi aktivasi lebih rendah.
54
Larutan Elektrolit
57
Definisi :
Larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan listrik akibat
adanya ion-ion yang bergerak dalam
larutan.
58
60
Molekul air
Ion K+
Ion CrO42-
62
Molekul air
Ion H+
Molekul CH3COOH
Ion CH3COO-
63
Larutan Elektrolit
Lemah
64
Definisi
O Larutan elektrolit lemah adalah
65
Deskripsi
Suatu larutan elektrolit terdiri dari berbagai macam zat
terlarut yang menghasilkan ion dalam bentuk larutannya.
Namun, jumlah ion yang dihasilkan dari proses pelarutan
zat berbeda-beda. Ada zat yang terionisasi sempurna
dalam air, dan ada juga yang hanya menghasilkan
sedikit ion dalam larutannya. Pada larutan elektrolit
lemah, ion yang terdapat dalam larutan lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah zat terlarut yang dilarutkan.
Sisanya larut dalam bentuk molekul.
Daya hantar listrik suatu larutan elektrolit bergantung
pada jumlah ion yang terdapat dalam larutan. Semakin
sedikit ion yang dihasilkan maka daya hantarnya akan
semakin buruk.
66
67
68
70
Definisi
O Larutan non elektrolit adalah larutan
71
Deskripsi
Suatu zat terlarut dapat larut dalam bentuk
molekul netralnya maupun sebagai ion-ionnya.
Pada larutan non elektrolit, zat terlarut berada
dalam
bentuk
molekul
netralnya
dalam
larutannya.
Suatu larutan non elektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik. Hal ini dapat dibuktikan
dengan percobaan uji daya hantar listrik.
Elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda
dicelupkan pada suatu larutan elektrolit dan
dihubungkan dengan sumber arus listrik dan
lampu sebagai indikatornya. Ketika arus listrik
dialirkan, maka lampu tidak menyala. Hal ini
72
menunjukkan bahwa larutan non elektrolit tidak
dapat menghantarkan arus listrik.
73
Molekul glukosa
Molekul air
74