Anda di halaman 1dari 134

SAP tanda bahaya kehamilan

SATUAN ACARA PENYULUHAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN


BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tanda-tanda bahaya kehamilan merupakan masalah yang besar bagi ibu hamil
karena apabila ibu hamil tersebut mengalami salah satu gejala dari tanda bahaya
pada kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin dan menggangu keadaan
ibu tersebut. Sehingga apabila ibu hamil tersebut menampakkan gejala dari tanda
bahaya pada kehamilan harus segera memeriksakan diri ke petugas pelayan
kesehatan terdekat.
TUJUAN
Tujuan Interaksional Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 60 menit tentang tanda bahaya
pada kehamilan ibu hamil di Desa Kutabumi Surabaya dapat memahami , mengerti
dan menanggulangi tanda bahaya pada kehamilan.
Tujuan Interaksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan ibu hamil dapat :
Menyebutkan faktor resiko dan tanda bahaya kehamilan.
Menjelaskan tindakan yang harus dilakukan apabila mengalami salah satu dari
tanda bahaya kehamian tersebut.
Menjelaskan bagaimana cara megantisipasi tanda bahaya tersebut, agar tidak
terjadi.
Mengambil keputusan yang tepat untuk bertindak mencari pertolongan sesuai
dengan masalah yang dihadapi.
SASARAN
Penyuluhan kesehatan ini ditujukan kepada ibu hamil di Desa Kutabumi Surabaya.

METODE
Metode yang di gunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.
ALAT PERAGA
Alat peraga yang di gunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet.
STRATEGI
Strategi yang di gunakan pada TIK dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan
tanya jawab.
WAKTU
Waktu yang digunakan adalah 60 menit
Hari kamis 29 Juli 2007
Pukul 10.00 11.00 WIB
TEMPAT
Tempat yang di gunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah Balai Desa Kutabumi
Surabaya.
RENCANA PELAKSANAAN
Hari / Tanggal

: Kamis / 29 Juli 2007

Tempat

: Balai Desa X

Keperluan

: Penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya pada

kehamilan
Waktu
Peserta
Tamu undangan
Tokoh Masyarakat
Penyuluh
Bidan WINDA
Rencana Kegiatan

: Pukul 10.00 11.00 WIB


: Ibu hamil Desa Kutabumi Surabaya
: Kepala Desa Kutabumi
: Bidan WANDA

No
.
1.

Acara

Wakt

Pembukaa

u
10

mnt

Kegiatan Penyuluhan

Evaluasi

salam Menjawab

Mengucap

dan terimakasih atas salam,


mendengarkan

kesediaan ibu.

Memperkenalkan dengan
seksama.
diri dan apresiasi.
Mendengarkan
Menyampaikan

2.

Inti

20
mnt

dan

materi tentang

macam-macam tanda memperhatika


n.

bahaya pada
kehamilan
Menyampaikan
materi tentang tanda
bahaya kehamian
Menjelaskan
tindakan yang harus
dilakukan apabila
mengalami salah
satu dari tanda
bahaya kehamilan
Menjelaskan cara
mengatasi agar tidak
mengalami tanda
bahaya pada
3.

Diskusi

20

kehamilan
Meminta

peserta Peserta

mnt

untuk

mengajukan mengajukan

pertanyaan
4.

Penutup

10

jika pertanyaan.

belum jelas.
Menyimpulkan hasil Peserta

mnt

menjawab

penyuluhan.

Memberi

saran- salam.

saran.

Memberi salam dan


meminta maaf bila
ada kesalahan.

Mengucapkan
terima

kasih

perhatian

atas
dan

mengucapkan salam.

ESTIMASI DANA
Pemasukan
1.Kas
Surabaya

Balai

Desa

Kutabumu

Rp 500.000,-.
2.Sumbangan dari masyarakat dan sponsor

Rp

500.000,Rp
1.000.000,Pengeluaran

1.Pembuatan makalah dan leaflet

Rp

2.Penyewaan Sound System dan taman

Rp

3.Konsumsi

Rp

4.Door Prize

Rp

200.000,250.000,400.000,150.000,Rp 1.000.000,-

BAB II MATERI
MATERI TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN
Macam-macam Faktor Resiko Tinggi Kehamlilan
Ibu dengan tinggi badan kurang dari 140 cm
Bentuk pinggul ibu yang tidak normal
Badan ibu kurus, lemah dan pucat jumlah anak lebih dari 4 orang
Jarak anak kurang dari 2 tahun
Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu
Sering terjadi keguguran sebelumnya
Kepala pusing hebat
Kaki bengkak
Perdarahan pada waktu hamil

Keluar air ketuban pada waktu hamil

Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan


Pusing, penglihatan berkurang / kabur, kaki dan tangan bengkak, tekanan darah
tinggi selama hamil, nyeri ulu hati : kemungkinan ibu mengalami pre eklampsia
atau keracunan kehamilan
Badan lemas, lesu, mudah mengantuk, pusing, mata sering berkunang-kunang,
pucat, jantung berdebar : kemungkinan itu mengalami anemia (kurang darah)
Berat badan ibu tidak naik > 1kg / minggu
Terjadi perdarahan sebelum persalinan
Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Ketuban pecah sebelum waktunya tanda ketuban pecah dini
Saat keluar tidak terasa dan sulit dibedakan dengan air kencing
Ciri khas cairan ketuban :
Warnanya jernih (kehijauan/keruh bila tidak normal)
Baunya amis manis
Penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan seperti malari, tekanan darah
tinggi, dan anemia
Nyeri perut hebat disertai perdarahan, terjadi terus menerus, bahkan ibu sampai
pingsan karena kesakitan kemungkinan solusio plasenta.
Sikap Yang Harus Dilakukan Oleh Ibu/Keluarga

Jangan panik
Mencari dan mempersiapkan transportasi
Segera bawa ibu ke tempat bidan, puskesmas, RS atau pelayanan kesehatan
yang lain.
Siapkan donor darah bila diperlukan.

Cara Mencegah atau Mengantisipasi


ANC secara rutin
Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti : sayuran hijau, lauk,
buah, susu hamil / susu kedelai / kacang hijau
Istirahat cukup
Olahraga ringan misalnya : jalan-jalan
Dukungan dari keluarga
Hindari stres dengan tidak berfikir berat
Jangan melakukan pekerjaan yang terlalu barat atau beresiko dan jangan capek
Bila timbul keluhan yang meresahkan, segera pergi ke tenaga kesehatan atau
tempat pelayanan kesehatan

BAB III PENUTUP


Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan
yang telah terlaksana pada hari Kamis tanggal 29 Juli 2007 di

Balai Desa Kutabumi Surabaya. Acara ini dimulai pukul 10.00


11.00 wib, dengan jumlah peserta 30 orang. Keseluruhan materi
dapat tersampaikan dengan baik. Acara berlangsung sangan
interaktif karena peserta tampak antusias dan bersemangat
dalam kegiatan ini.
Evaluasi Hasil
Dari penyuluhan kali ini di peroleh sebagai berikut :
Ibu hamil dapat menyebutkan factor resiko dan tanda bahaya kehamilan.
Ibu hamil dapatmenjelaskan tindakan yang harus dilakukan apabila mengalami
salah satu dari tanda bahaya kehamian tersebut.
Ibu hamil dapat menjelaskan bagaimana cara megantisipasi tanda bahaya
tersebut, agar tidak terjadi.
Ibu hamil dapat mengambil keputusan yang tepat untuk bertindak mencari
pertolongan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Masalah dan Hambatan
Kegiatan penyuluhan dapt terlaksana dengan lancer tanpa ada suatu hambatan
apapun.
Saran
Sebaiknya

kegiatan

penyuluhan

kesehatan

dapat

dilakukan

sesering mungkin dengan perencanaan dan persiapan yang lebih


baiklagi.
http://sirwandasugiarto.blogspot.com/2011/12/kumpulan-sap_2497.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN TANDA TANDA BAHAYA PADA IBU


HAMIL

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANDA TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL
Topik
: Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Sasaran
: Ny.W
Waktu
: 30 menit
Penyuluh
:
Tempat: di rumah Tn. W Dusun Tembelang RT 0I/X
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh karena itu sangatlah
penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang
menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
2. Tujuan khusus
a. Ibu dapat mengetahui maksud atau pengertian dari tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
b. Ibu dapat menyebutkan macam-macam dari tanda bahaya pada ibu hamil
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
Ceramah dan diskusi
E.

MEDIA
Leaflet
F. SUSUNAN KEGIATAN

Tahap

Waktu

Awal

5 Menit

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

1. Mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menyampaikan
kontrak waktu
4. Menjelaskan
sekilas tentang
materi penyuluhan

1. Menjawab

Metode

Media

Ceramah

2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan

Kerja

15 Menit

1. Menjelaskan apa1. Memperhatikan


yang
dimaksud
dengan
tanda
bahaya pada ibu
hamil
2.
macam-macam
tanda bahaya pada2. Memperhatikan
ibu hamil

Penutup

10 Menit

1. memberi
1.
kesempatan pada
ibu untuk bertanya
2. menjawab
pertanyaan
2.
3. mengajukan
pertanyaan
3.
4. mengklasifikasikan
jawaban
4.
5. menyimpulkan
6. mengakhiri
5.
pembicaraan
6.
7. mengucapkan
terimakasih
7.
8. salam
8.

bertanya

memperhatikan
menjawab
memperhatikan
memperhatikan
memperhatikan
menjawab
salam

Ceramah
Leaflet
dan
diskusi

Leaflet

1.
2.

G. EVALUASI
Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanda bahaya pada ibu hamil?
Sebutkan macam-macam tanda bahaya pada ibu hamil

H. REFERENSI
Buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
I. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Tanda bahaya adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan adalah tanda-tanda
yang mengindikasikan kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
2. Macam macam tanda bahaya kehamilan
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada
masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal
terjadi.Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik
yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda
adanya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,
perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus,
kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bias berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi
yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan
ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin
test)merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002).
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam
kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan

f.

g.

h.

i.

mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi
dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit. Pada infeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa
berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau
infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003).
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang no rmal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormone estrogen
dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari -hari dan
keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).
Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin
di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan
perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002).
http://ietkekem.blogspot.com/2013/09/satuan-acara-penyuluhan-tanda-tanda.html

Diususn oleh :
Aris Wibowo
A11000615

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bahasan

ok Bahasan

ggal

I.

Keperawatan Maternitas

Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil

Keluarga Klien

Sabtu, 20 April 2013

Ruang Poliklinik Kebidanan RSUD Kebumen

Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Banyak terjadi perubahan atau adaptasi selama wanita hamil, mulai dari perubahan
secara fisiologis, biologis, maupun psikis/mental. Bagi primigravida ,perubahan tersebut
mungkin merupakan hal yang asing bagi dirinya. Maka dari itu dibutuhkan pengetahuan bagi
ibu hamil tentang adaptasi normal dan abnormal yang terjadi selama kehamilan agar mampu
menilai kesehatan diri dan janinya , sehingga apabila terjadi abnormalitas selama kehamilan
dapat ditangani secara dini.
II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan ini keluarga mampu memahami konsep dasar antenatal
care (ANC)

II.
1.
2.
3.
4.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Keluarga dapat menjelaskan pengertian ANC.
Keluarga dapat menjelaskan perubahan-perubahan selama kehamilan
Keluarga dapat menjelaskan pemeriksaan kehamilan
Keluarga dapat menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan.

IV. Metode
a.

Ceramah

b. Diskusi/tanya jawab
III. Media
-

Leaflet

Lembar balik

IV. Kegiatan Penyuluhan


No
.
1

Kegiatan
Pembukaan

Proses

Evaluasi

Uraian Kegiatan
Penyuluh
Audience
Salam
Menjawab salam
Perkenalan
Mendengar
Menjelaskan maksud Mendengarkan
dan tujuan
Menjelaskan pokok Memperhatikan
masalah : ANC
Memberi kesempatan Bertanya
kepada audience untuk
bertanya
Kilas balik : bertanya Menjawab
kepada audience
Kesimpulan
Mendengarkan
Mengakhiri dengan Menjawab salam
salam

V. Evaluasi
1. Jelaskan kembali pengertian ANC ?
2. Sebutkan kembali salah satu perubahan kehamilan ?
3. Jelaskan kembali pemeriksaan kehamilan ?
4. Jelaskan kembali jadwal pemeriksaan kehamilan ?
VI. Referensi
Helen Farrer, 2001, Perawatan Maternitas, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Waktu
(menit)
2
2
3
15
10
5
3
2

ANTENATAL CARE (ANC)


A. DEFINISI
Perawatan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
B. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan pertama diharapkan menetapkan data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan kesehatan Ibu sampai persalinan.
Pada kehamilan muda dilakukan pemeriksaan:
1. Periksa dalam, untuk menentukan besarnya rahim.
2. Pemeriksaan dengan spekulum untuk menilai keadaan serviks, vagina, dan sekitarnya.
3. Pemeriksaan sitologi.
Pada pemeriksaan ulang perlu diperhatikan agar puting susu sejak dini mendapat pemeliharaan
yang baik. Puting susu yang belum menonjol ditarik keluar dan dimasase dengan minyak atau
dengan menggunakan pompa susu.
C. Jadwal pemeriksaan kehamilan
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang:
a.

Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 - 7 minggu.

b. Setiap dua minggu sampai umur kehamilan 8 bulan.


c.Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 8 bulan persalinan.
3. Untuk ibu hamil:
Trimester
I dan II

Waktu
Tindakan
Kunjungan
Sebulan sekali. - Pemeriksaan laboratorium.
-

Pemeriksaan ultrasonografi.

Nasehat diet tentang menu seimbang.

Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.

Rencana

untuk

pengobatan

penyakit,

menghindari terjadinya komplikasi kehamilan,


dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
III

Dua

minggu-

Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil

sekali

sampai pengobatan.

ada
kelahiran.

tanda-

Diet menu seimbang.

Pemeriksaan ultrasonografi.

Imunisasi Tetanus Toksoid II.

Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi

kehamilan,

komplikasi

kehamilan.
-

Rencana untuk pengobatan.

Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana


harus datang untuk melahirkan.

D. Perubahan selama kehamilan


Perubahan ini terjadi karena:
a. Perubahan fungsi endokrin maternal.
b. Pertumbuhan plasenta yang berfungsi endokrin.
c. kebutuhan metabolisme yang meningkat karena pertumbuhan janin.
Perubahan sistemik meliputi:
1. Sistem Reproduksi
a.

Rahim atau Uterus


Menjadi 1000 kali lebih besar, 30 kali lebih berat, aliran darah 60 kali lebih cepat. Semula
sebesar jempol (30 gram), mengalami hipertropi dan hiperplasia menjadi 1000 gram saat akhir
kehamilan. Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak
sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi pertumbuhan cepat
didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama.
Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya gangguan perimbangan
hormonal dimana estrogen dan progesteron berubah konsentrasinya sehingga progesteron
mengalami penurunan.

b. Vagina
Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
c.

Ovarium (Indung Telur)

Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotropin. Penampakan payudara
pada ibu hamil antara lain: payudara menjadi lebih besar, areola hiperpigmentasi (hitam),
glandula mongtomery makin tampak, puting susu makin menonjol, belum mengeluarkan ASI,
baru setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat
berlangsung.
2. Sistem Kardiovaskuler
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa factor:
a.

Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah.

b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro - plasenter.
c.

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat.


Akibat dari faktor-faktor tersebut terjadi perubahan pada sirkulasi darah ibu yaitu:

a.

Volume Darah
Meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah. Serum darah bertambah
25 - 30% sedangkan sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.

b.

Sel Darah
Meningkat, agar dapat mengimbangi pertumbuhan janin. Sel darah putih meningkat mencapai
10.000/ml, LED meningkat 4 kali lipat angka normal, protein darah; albumin dan gamma
globulin menurun pada triwulan I sedangkan fibrinogen meningkat. Keluhan yang sering
berkaitan dengan sistem kardiovaskuer antara laian: dispnea, palpitasi, ortopnea, hipotensi
ortostatik.

3. Sistem Respirasi
Terjadi hiperventilasi karena pengaruh hormon progesteron atau karena kebutuhan
metabolisme yang meningkat. Desakan pada diafragma karena dorongan rahim yang besar
menyebabkan sesak nafas sehingga kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sekitar 20 25 %
dari biasanya.
4. Sistem Pencernaan
a.

Rasa tidak enak di ulu hati karena perubahan posisi lambung dan refkluks.

b. Produksi asam lambung menurun.


c.

Mual muntah karena pengaruh HCG (Human Chorionic Gonadotrophyn).

d. Haemorrhoid karena tekanan venosa.


e.

Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.


Perubahan metabolisme meliputi:

a.

Air, terdiri dari darah/uterus/payudara berjumlah 3 liter sedangkan janin/plasenta/air ketuban 3,5
liter.

b. Protein, ibu 500 garam, janin dan plasenta 500 gram.


c.

Karbohidrat cenderung meningkat (diabetes).

d. Lemak, kenaikan semua fraksi lemak.


e.

Mineral, kebutuhan meningkat .


Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar kg/minggu.

5. Sistem Urinarius
Bertambahnya frekuensi miksi karena pengaruh desakan pada hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua.
6. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigementasi karena pengaruh melanophore
stimulating hormone.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KB

I.

IDENTIFIKASI MASALAH
Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan
berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan
usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50%
diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulus
SMP. Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai

ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi


putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal.
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah dengan pengaturan jumlah dan
jarak anak untuk menuju keluarga berkualitas. Masyarakat diharapkan mengerti tentang
bermacam macam alat KB agar termotivasi untuk menggunakan KB. Karena KB merupakan
salah satu cara untuk menekan angka kelahiran, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.
Penggunaan alat kontrasepsi sangat berperan penting untuk mengngontrol angka kelahiran.
Selain itu, masyarakat harus mengetahui tentang macam-macam alat kontrasepsi yang dapat
digunakan agar memberikan efek yang sesuai dengan yang diinginkan.
II.

PENGANTAR

III.

Bidang studi

: Kesehatan masyarakat

Topik

: KB

Sub topik

: Penggunaan alat kontrasepsi

Sasaran

: Pasangan suami istri usia subur

Hari/tanggal

: Kamis, 6 Januari 2011

Jam

: 11.00 WIB

Waktu

: 20 menit

Tempat

: Jln Munir, Serangan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi, keluarga
diharapkan memahami tentang berbagai macam alat kontasepsi dan menerapkan dalam
kehidupannya.

IV.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, keluarga dapat menjelaskan kembali:
a.

Pengertian alat kontrasepsi

b. Pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi


c.

Macam-macam alat kontrasepsi

V.

MATERI
Terlampir

VI.

METODE
A. Ceramah
B. Tanya jawab

VII.

MEDIA

A. Materi SAP
B. Powerpoint dan Leaflet
VIII.

KEGIATAN PEMBELAJARAN
N

Waktu

Kegiatan penyuluhan

o
1

Pembukaan:

Kegiatan peserta

menit 1. Memberi salam

1. Menjawab salam

2. Menjelaskan tujuan penyuluhan

2.

Mendengarkan

dan

memperhatikan
2

Pelaksanaan:

menit 1.

Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan


secara berurutan dan teratur

dan

menyimak

pembicara

Materi:
a.
b.

Pengertian alat kontrasepsi


Pertimbangan

pemakaian

alat

kontrasepsi
c.
3

Macam-macam alat kontrasepsi

Evaluasi:

menit

Meminta kepada audiens untuk Bertanya


mengulang

kembali

apa

yang pertanyaan

disampaikan pembicara, meliputi:


a.

Pengertian alat kontrasepsi

dan

menjawab

b.

Pertimbangan

pemakaian

alat

kontrasepsi
c.
4

Macam-macam alat kontrasepsi


Penutup:

menit

Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam


salam

IX.

PENGESAHAN
Yogyakarta, 6 Januari 2011
Sasaran

Pemberi penyuluhan

Masyarakat

Asmi Farwati
Mengetahui,
Dosen pembimbing
Yuli Isnaeni, S. Kep, Ns. M. Kep, Sp. Kom

X.

EVALUASI
A. Essay
B. Pertanyaan
1. Pengertian alat kontrasepsi
2. Pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi
3. Macam-macam alat kontrasepsi

XI.

LAMPIRAN MATERI
ALAT-ALAT KONTRASEPSI
A. Pengertian alat-alat kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan pencegahan terjadinya kehamilan/konsepsi (bukan aborsi). Alat
kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan.
B. Pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi
1. Usia ibu < 20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi/kembali ke kesuburan tinggi
2. Usia ibu > 35 tahun: kontrasepsi effektif/kegagalan rendah dan reversibel/ireversibel
3. Usia reproduksi sehat: effektif, reversible dan tidak mengganggu ASI
C. Macam-macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan

Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia. Terdiri dari KB hormonal, non hormonal,
alamiah, dan kontrasepsi mantap.
1. Adapun KB hormonal
Efek samping dari metode kontrasepsi hormonal ini adalah:
1) Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mens sama sekali (kecuali pil)
2) Kenaikan berat badan
3) Muncul flek hitam pada wajah
4) Mual, pusing, atau muntah
Cara kerja:
1) Menekan ovulasi
2) Mencegah implantasi
3) Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit dilalui oleh sperma
4) Pergerakan tuba terganggu, sehingga transportasi telur juga terganggu
a.

Pil oral kombinasi

a) Afektif dan reversible


b) Harus diminum setiap hari
c) Efek samping yang serius jarang terjadi
d) Efek samping yang sering timbul yaitu mual dan bercak perdarahan atau spotting
e) Tidak dianjurkan pada wanita yang sedang menyusui
f)

Dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat


Jenis-jenis pil oral kombinasi, yaitu:

a)

Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin
dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
c)

Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
Kebihan pil oral kombinasi, yaitu:

a) Memiliki efektifitas yang tinggi


b) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
c) Tidak mengganggu hubungan seksual
d) Siklus haid teratur, tidak terjadi nyeri haid
e) Dapat digunakan jangka panjang selama wanita itu ingin menggunakannya
f)

Mudah diberhentikan setiap saat dan kesuburan akan kembali setelah diberhentikan

g) Untuk kontrasepsi darurat


Kekurangan pil oral kombinasi, yaitu:
a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
c) Perdarahan bercak/spotting terutama 3 bulan pertama
d) Nyeri payudara, BB mengalami kenaikan, tidak untuk wanita menyusui
e) Meningkatkan TD
b. Suntik
1) Suntik progestin
Merupakan metoda kontrasepsi yang efektif, aman, dapat dipakai oleh semua WUS, kembalinya
ke kesuuburan lebih lambat (4 bulan), cocok untuk masa laktasi karena tidak mempengaruhi ASI.
Jenis-jenis suntik progestin
a) DMPA mengandung 150 mg DMPAyang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan IM
b)

Depo Noristerat yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat dengan cara disuntikan IM
dalam
Kelebihan suntik progestin, yaitu:

a) Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang


b) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
c) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak pada penyakit jantung
d) Tidak berpengaruh terhadap ASI

Kekurangan suntik progestin, yaitu:


a) Sering ditemukan gangguan haid seperti spotting, siklus memanjang dan memendek
b) Klien bergantuung pelayanan kesehatan dan tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c) Peningkatan BB dan terlambanya kembali ke kesuburan setelah penghentian pemakaian
2) Suntik kombinasi
Merupakan jenis suntikan yang terdiri atas 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM 1 bulan sekali
Kelebihan suntik kombinasi, yaitu:
a) Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak mempengaruhi hubungan suami istri
b) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam dan metode jangka panjang
c) Efek samping yang kecil
d) Klien tidak perlu menyimpann obat suntik
Kekurangan suntik kombinasi, yait
a) U:Terjadi perubahan pola haid, apotting, perdarahan sela sampai 10 hari
b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
c) Ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan
d) Peningkatan BB dan terlambat kembali kesuburannya
c.

Implan
Efektif 5 tahun untuk Norpalan (terdiri dari 6 batang ), 3 tahun untuk Indoplan/Implano, klien
merasa kenyamanan, dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan
memerlukan pelatihan, kesuburan akan kembali setelah dicabut, efek samping utama berupa
perdarahan tidak teratur, bercak dan aminorhea dan aman dipakai saat menyusui.
Keuntungan implant, yaitu:

a) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (5 tahun), pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan
b) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengarus estrogen, tidak mengganggu coitus
dan tidak mempengaruhi ASI

c)

Klien kontrol ke klinik jika ada keluhan dan dapat dilakukan pencabutan setiap saat sesuai
dengan kebutuhan
Kekurangan implant, yaitu:

a) Perubahan pola haid


b) Nyeri kepala dan nyeri dada
c) Peningkatan/penurunan BB
d) Memerlukan pembedahan minor untuk pemasangan dan pelepasan
2. KB non hormonal
a) AKDR (IUD)
Cara kerja:
1) Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.
2) Mencegah implantasi telur dalam uterus.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu.
Keuntungan IUD, yaitu:
1) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
2) Meningkatkan kenyamanan hubungan seksual.
3) Tidak mempengaruhi ASI.
4) Metode jangka panjang
5) Dapat digunakan sampai menopouse.
Efek samping penggunaan IUD:
1) Menstruasi menjadi lebih lama dan banyak
2) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama)
3) Perdarahan irreguler (spotting) di antara menstruasi
4) Saat haid lebih sakit

b) Kondom
Cara kerja:
1) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.

2) Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain.


Keuntungan kondom, yaitu:
1) Tidak mengganggu produksi ASI.
2) Mencegah PMS
3) Mencegah ejakulasi dini.
4) Mencegah terjadinya kanker serviks.
5) Mencegah imunoinfertiltas.
6) Murah dan dapat diberi secara umum.
7) Memberi dorongan suami untuk ber KB.
Efek samping:
1) Kondom rusak atau bocor sebelum berhubungan
2) Alergi
3) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
3. KB yang tanpa memakai alat apapun (alamiah)
a.

Coitus interuptus (senggama terputus)


Adalah suatu metode koontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita. Cara kerja: alat kelamin (penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina. Dengan demikian
tidak ada pertemuan antara apermatozoa dengan ovum sehingga kehamilan dapat dicegah.
Keuntungan:

1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar


2) Tidakk mengganggu produsi ASI
3) Dapat digunakan sebagai pendukung metoda KB lainnya
4) Tidak ada efek samping
5) Tidak memerlukan alat
b. Kalender
Metode KS dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur, effektivitasnya 75%-80%,
pengertian antar pasangan harus ditekankan, faktor kegagalan karena salah menghitung masa

subur dan siklus haid yg tidak teratur Masa subur siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus
terpendek dikurangi 18.
c.

MAL (metode amenorrea laktasi)


Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. MaL dapat dipakai
sebagai kontraseepsi bila: menyusui secara penuh, lebih efektif jika pemberian belum haid, usia
bayi kurang dari 6 bulan. Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian
metode kontrasepsi lainnya. Cara kerjanya yaitu menunda atau menekan ovulasi.
Keuntungannnya: efektifitas tinggi (98%) pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, segera
efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada eefek samping secara sistemik, tidak perlu
perawatan medis, tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya.
Keterbatasannya:

1)

Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan

2) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial


3) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
4)

Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual, termasuk hepatitis B (HBV) dan
HIV/AIDS.

5)

Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berusia
kurang dari 6 bulandan belum mendapat haid setelah melahirkan.

4. Kontrasepsi mantap terdiri dari:


a) Tubektomi (MOW)
Pengikatam/pemotongan tuba fallopi kiri dan kanan pada wanita untuk mencegah transport ovum
dari ovarium melalui tuba ke arah uterus, dilakukan dengan cara operasi, effektivitas : tinggi,
reversibilitas: rendah, disebut kontrasepsi mantap
b) Vasektomi (MOP)
Pengikatan/pemotongan vas defferen kiri dan kanan pada pria untuk mencegah transport
spermatozoa dari testis, dilakukan dengan cara operasi kecil / minor surgery, effektifitas : tinggi,
reversibilitas : rendah, disebut kontrasepsi mantap.

XII.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba Medika:
Jakarta.
Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini. Mitra Cendikia
Press: Yogyakarta.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media: Jakarta.

Makanan Pendamping ASI

B. ALASAN PEMILIHAN TOPIK


Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan
melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan
bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.
Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya
pada umur dibawah 2 tahun (baduta).
C. SASARAN
1. Langsung
Seluruh ibu-ibu menyusui
2. Tidak langsung
Semua peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan.
D. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang makanan pendamping ASI
diharapkan, ibu menyusui mengetahui tentang makanan pendamping ASI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan makanan pendamping ASI,
diharapkan ibu menyusui dapat:
a. Menjelaskan makanan pendamping ASI.
b. Menyebutkan apa saja makanan pendamping ASI yang boleh dikonsumsi.

c. Menyebutkan apa saja makanan pendamping ASI yang tidak boleh


dikonsumsi.
E. WAKTU
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Tempat : Ruang Kelas STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Waktu : jam 10.00 WIB s/d selesai
F. MATERI : Terlampir
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KEGIATAN
No

TAHAP

WAKTU
PERAWAT

1.

Pembukaan

5 menit

a. Memberikan
salam
b. Persepsi tentang
Makanan

PESERTA

a. Peserta menjawab
salam
b. Peserta menjawab
dengan benar

Pendamping ASI

2.

Pelaksanaan

20 menit

a. Menjelaskan isi

a. Peserta

materi tentang

mendengarkan

Makanan

dengan seksama

Pendamping ASI
b. Peserta
b. Menjelaskan cara

memperhatikan

membuat dan
menyajikan
Makanan

c. Peserta
menjawab

Pendamping ASI

beberapa
pertanyaan

c. Mengevaluasi
secara verbal

yang dilontarkan
perawat

pada peserta
penkes

3.

Penutup

5 menit

a. Menyimpulkan
hasil kegiatan
b. Mengakhiri
kegiatan dengan
mengucapkan
salam

H. METODE PENYAMPAIAN
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi
I. MEDIA
a. Leaflet
b. Lembar balik
c. Alat peraga
J. SETTING TEMPAT
: Audience : Observer : Demonstrator
: Penyaji SAP : Moderator : Penanggungjawab

a. Peserta
memperhatikan
b. Peserta
menjawab salam

K. Pembagian Peran
1. Penanggung jawab : Tunipah
Tugas:
a. Membuat satuan acara pengajaran
b. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai
akhir kegiatan yang berkaitan dengan Penkes Makanan Pendamping ASI.
2. Moderator: Trinoval Yanto Nugroho
Tugas:
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan anggota
3. Demonstrator : Yatmin Fransisca dan Zaena Fery A
Tugas: Mendemonstrasikan Makanan Pendamping ASI
4. Observer: Sugeng Basuki
Tugas:

Mengamati

jalannya

pelaksanaan

kegiatan

Penkes

Makanan

Pendamping ASI mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi.


5. Penyaji Materi : Somayah
Tugas: Menyajikan dan menjelaskan tentang materi Makanan Pendamping
ASI.
L. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan

b. Alat dan tempat siap


c. Sudah di bentuk struktur organisasi atau pembagian peran
d. Penyuluh dan peserta siap
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
a. 80 % peserta dapat menjelaskan tujuan makanan pendamping ASI.
b. 80 % peserta dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum memberikan makanan pendamping ASI.
c. 80 % peserta dapat menyebutkan dan mempraktekan cara membuat dan
menyajikan makanan pendamping ASI.

MAKANAN PENDAMPING ASI


A. PENGERTIAN MP-ASI
1. Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung
gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
2. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbASIs susu
menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan
ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks
menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan
dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian
belakang.

3. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik


bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak .
4. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah
pesat pada periode ini.
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
a. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa
disangga,
b. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah,
c. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara
membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang
muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.
B. PERMASALAHAN DALAM PEMBERIAN MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada
bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat.
Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan,
tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat
pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari
bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan
mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan
kemampuan alat cernanya.
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24
bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh,
madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar.
Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu
keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan
kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang
dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh
karena itu kolostrum jangan dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)
menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau
pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan
tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa
anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau
minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang
gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut
dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang
diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI
terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI
berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat
anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan
gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya
frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja
karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktASI pada ibu
bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau
pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

8. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan dan memberikan makanan pada anak. MASIh banyak ibu yang
menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup
makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari
pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi
seperti diare (mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga
yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak
baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.
C. HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
1. Jenis-jenis makanan padat antara lain :
a. Pisang.
Banyak bayi yang memulai makanan padatnya dengan pisang yang
dihaluskan. Pisang yang anda pilih sebaiknya pisang kepok merah yang
memang umumnya diberikan pada bayi. Untuk awal mula mungkin 1
buah pisang kecil sudah cukup dan bisa anda kerik dengan sendok kecil
agar halus dan mudah ditelan bagi anak anda yang belum punya gigi
saat ini.
b. Bubur beras merah.
Anda dapat membuat sendiri dengan cara membeli beras merah yang
ada di supermarket dan menjadikan bubur. Cara pemberiannya pun
mudah, anda dapat mencampurkan bubur beras merah yang kaya
dengan vitamin ini dengan susu formula bayi agar lidah bayi anda tidak
merasa asing. Untuk pertama kali, buatlah sedikit dahulu dan ini bisa
dijadikan variasi makanan agar bayi tidak bosan.
c. Sayuran.
Sayuran yang dapat anda berikan bisa berupa wortel, brokoli atau
bayam yang dihaluskan, bisa dengan dicincang atau di blender. Anda
dapat mencampurkan sayuran ini pada bubur bayi. Cucilah terlebih
dahulu sayurannya dengan pencuci sayuran agar pestisida yang
terdapat di sayuran terbuang.

d. Sereal/biscuit bayi.
Cara pemberiannya dapat dicampur dengan susu formula bayi atau jika
itu biscuit agar tidak terlalu manis anda dapat menghancurkannya
cukup dengan air hangat.
2. Jenis dan karakter dari makanan Makanan pendamping ASI itu disesuaikan
dengan umur bayi:
a. Bayi 0 6 Bulan
Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan
pendamping, dengan ASI saja sudah mencukupi. ASI ekslusif dewasa ini
disarankan memang sampai dengan bayi usia 6 bulan. Namun bila
kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu yang menyangkut
kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI, pemberian makanan
penunjang bisa dilakukan.
Pada usia 3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti pisang dan
air jeruk manis. Pemberian bubur susu (makanan lumat sampai lembik)
disesuaikan dengan keperluan masing-masing bayi. Makanan padat bayi
pertama ini (bubur susu) dapat dibuat dari tepung seperti tepung beras,
jagung atau havermouth dengan ditambahkan susu dan gula. Pemberian
bubur susu dan buah-buahan 1x sehari.
Usia sebelum 4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur ayam, tetapi
harus waspada kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi
alergi, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya bayi sudah tahan telur
pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang sesuai
misalkan sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2
jam sebelumnya tidak diberi apa-apa. Pada bayi usia 5-6 bulan dapat
diberikan 2x bubur susu sehari, buah-buahan dan juga telur.
b. Bayi 6 8 Bulan
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan
makanan campuran yang lengap karena dapat dibuat dari beras, bahan
makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau
tepung ikan) dan makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe,
sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Sehingga nasi tim ini
merupakan makanan yang mengandung nutrien lengkap.

Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih dahulu untuk
memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau memperberat
pencernaan.
c. Bayi 8 12 Bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada
pagi hari sebagai makan pagi misalnya sekitar jam 09.00. Siang hari
sekitar jam 13.00 sebagai makan siang dan sore hari sekitar jam 17.00
18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan kemungkinan
timbulnya anoreksia (berkurangnya atau hilangnya napsu makan)
terhadap makanan lain sehingga anak bisa kekurangan protein dan
kalori yang akhirnya menderita penyakit malnutrisi energi protein.
Pengaturan makan yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah
kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa
bayi telah dibiasakan abyi menerima makanan 3x sehari
3. Makanan Buatan dan Susu Formula
Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak dapat
dilaksanakan, misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat kurang. Susu
formula sebagai pengganti ASI kebanyakan dibuat dari susu sapi. Hampir
semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran
dengan air matang sebelum disajikan. Pengganti ASI (PASI) ini dapat
dikelompokan berbagai macam baik menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar
nutrien, bahan utama protein, maksud penggunaan maupun menurur
komposisi nutriennya.
Bila bayi tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin bayi telah
cukup mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila menghabiskan
hidangan yang disediakan mungkin juga masih kurang sehingga hidangan
selanjutnya perlu diperbanyak terutama jika bayi masih menangis atau
belum puas.
4. Pentingnya Variasi
Untuk memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1 jenis
makanan. Tunggu paling tidak selama 4 hari sebelum mengenalkan
makanan jenis lain. Adanya tenggang waktu membuat bayi makin mengenal
dan bisa menerima makanan barunya. Reaksi alergi biasanya baru muncul

beberapa hari setelah jenis makanan itu dikonsumsi. Jika timbul reaksi alergi
jenis tertentu, Anda jadi tahu persis penyebabnya.
Sebagian pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan sayuran
hijau dulu, sehingga pola citarasa bayi tidak termanjakan' dengan rasa
manis dari buah-buahan. Sebagian pakar lagi menganggap itu hanya mitos
belaka. Menurut mereka, bayi terlahir dengan menyukai yang manis-manis.
Anda bisa mengombinasikan kedua pendapat ini, dan melihat mana yang
paling pas buat bayi Anda.Yang pasti, mengombinasikan berbagai jenis
makanan akan membuat bayi tidak cepat bosan, memicu selera makannya
plus tidak menjadikannya si pemilih makanan. Jangan sampai ia terbiasa
makan makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang
dibutuhkannya.
5. Jadikan Sebagai Rutinitas
Waktu makansarapan, makan siang dan makan malamharus Anda
terapkan secara konsisten. Ini bukannya tanpa alasan. Sistem pencernaan
bayi perlu dilatih untuk belajar menerima, mencerna, serta menyerap
makanan pada waktu-waktu yang ditentukan. Untuk masing-masing waktu
makan itu, sajikan kelompok makanan yang ada dalam tabel 'Jadwal
pemberian makanan si kecil' . Perlu dicatat, kalau kenyang si kecil akan
memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan lidah atau memalingkan kepala. Jadi,
jangan takut si kecil akan makan secara berlebihan.
6. Mulai Memperkenalkan Biskuit
Anda sudah bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di antara
waktu makan. Koordinasi antara mata dan tangannya sudah cukup baik,
sehingga ia bisa membawa tangannya ke mulut. Pada umur 7 bulan, ratarata bayi sudah mampu makan sendiri biskuitnya. Umumnya, tekstur biskuit
yang lembut membuat bayi mudah mengemutnya, bahkan akan membantu
merangsang pertumbuhan giginya.
7. Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida makanan.
Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus dikonsumsi anak.
Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:
a. Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal , dan sebagainya,
dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.

b. Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari


sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar
25-75 g.
c. Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari. Protein
lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam kampung
(paha bawah), telur (1/21 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g),
kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1
potong/25 g), serta ikan (1 potong sedang/20 g).
Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok
teh.
8. Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan
Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah
seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh kondisi
kekebalan tubuh pada orang tersebut. Bila salah satu dari Anda atau
pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya pada si kecil
meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya pada anak
naik lagi hingga 40-70%.
Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, antara lain:
a. Ruam di kulit
b. Diare
c. Muntah
9. Kebutuhan Energi MP ASI
a. Usia 6 8 bulan : 200 kkal/hari
b. Usia 9 11 bulan : 300 kkal/hari
c. Usia 12 23 : 550 kkal/hari
10. Jadwal pemberian mp-asi

UMUR

JENIS

JUMLAH PEMBERIAN MAKANAN PER


HARI

bulan

4 ASI (eksklusif)

Sekehendak

bulan

6 ASI

Sekehendak

bulan

bulan

Sari buah

12x

Bubur susu

12x

9 ASI

Sekehendak

Sari buah

12x

Bubur susu

12x

Tim saring

1x

Telur

1x

12 ASI

Sekehendak

Sari buah

12x

Bubur susu

1x

Tim saring

2x

Telur

1x

11. Tips dan trik pemberian mp asi


a. MP ASI untuk 6 bulan hendaknya di masak semi cair
b. Frekuensi MP ASI diberikan 1 2 x perhari
c. Tingkatkan tekstur makanan bayi menjadi lebih besar pada usia 9 bulan
d. Mulailah dengan makanan yang tidak menyebabkan energi

e. Hindari pemberian gula dan garam karena selain tidak akan menambah
nutrisi, juga akan mempengaruhi pola kebiasaan makan bayi
f. Pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik tanpa tambahan
pengental / perasa buatan
g. Sesuaikan jumlah makanan dan berikan makanan dalam jumlah bertahap
h. Suhu MP ASI harus dalam suhu ruangan (hangat hangat kuku)
i. Higienis : makanan harus terjaga kebersihannya
12. Contoh beberapa mp asi
a. Beras Merah Brokoli
Bahan : 2 sdm tepung beras merah
50 gr brokoli
50 ml air
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :
1) Bersihkan brokoli per kuntum, cuci bersih lalu dikukus. Setelah
matang campur dengan air dan dihaluskan dengan menggunakan
blender.
2) Siapkan panci tuang hasil blender brokili dan tepung beras merah,
masak dalam api kecil hingga matang dan kental.
3) Setelah agak dingin campur dengan ASI, saring dengan menggunakan
saringan kawat.
4) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada bayi Anda.
b. Pure Apel
Bahan : 1 bh apel
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :

1) Kupas kulit apel, potong-potong kecil kemudian dikukus hingga lunak.


Haluskan apel kukus dengan menggunakan blender, campur dengan
ASI. Kemudian saring dengan menggunakan saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada bayi Anda.
c. Pure Pisang
Bahan : 1 bh pisang
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :
1) Pisang dikupas dan potong-potong kecil, haluskan dengan garpu
tambahkan ASI untuk mengencerkan. Saring dengan menggunakan
saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada bayi Anda.
d. Pure Pepaya Jeruk
Bahan : 1 iris sedang papaya California
50 ml jeruk baby
Cara Membuat :
1) Kupas papaya, ambil dagingnya, potong-potong kecil. Tambahkan
jeruk baby dan haluskan dengan menggunakan blender. Saring
dengan saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada bayi Anda.

DAFTAR PUSTAKA
- http://papadanmama.com/2009/06/4-makanan-padat-bergizi-untuk-bayi-anda/
- http:/bayisehat.com
- http://parentingislami.wordpress.com/2008/05/27/makanan-pendamping-asimp-asi/
http://pondokibu.com/tag/makanan-pendamping-asi-mp-asi/

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
Topik : Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
Target dan Sasaran : Ibu Nifas
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Waktu : 20 Menit
Tempat
: Balai Desa Tande
A.
Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia
subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu
pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian
di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta
biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas
sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang
hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998).
Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung
lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya
plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada
pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan
umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan,
malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).
B.
Tujuan
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit, Ibu-Ibu mampu
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di Desa Tande.
2.
Tujuan Intruksional Khusus
ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan
mengenali apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian
diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.

C.
METODE
Ceramah
Tanya jawab
D.
MEDIA
Slide power point
Brosur
E.
1.
2.
3.
4.
5.

MATERI
Defenisi Masa Nifas
Infeksi Masa Nifas
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Tanda Bahaya Kala Nifas

F.
1.
a)
b)
c)
d)
e)
2.
a)
b)
c)
d)
3.
a)
b)
c)
d)
e)

RENCANA DAN KRITERIA EVALUASI PENYULUHAN


Evaluasi Struktur
Klien bersedia diberi penyuluhan (100%)
Persiapan materi yang disampaikan
Persiapan media yang akan disampaikan
Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan
Kontrak waktu dengan klien sebelumnya
Evaluasi Proses
klien antusias terhadap materi yang diberikan
klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.
klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar
klien dapat menerapkan materi yang telah didapatkan
Evaluasi hasil
klien dapat menjelaskan defenisi dari Masa Nifas
klien dapat memahami bagaimana Infeksi Masa Nifas
klien dapat menyebutkan Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Terjadinya Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Tanda Bahaya Kala Nifas

MATERI
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
A.
Defenisi Masa Nifas
Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat
kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.


Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu
sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tandatanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu
juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu
segera menemui bidan:
a)
Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali
dalam setengah jam).
b)
Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c)
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
d)
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
e)
Pembengkakkan diwajah atau di tangan.
f)
Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa
tidak enak badan.
g)
Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
h)
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i)
Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.
j)
Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
B.
Infeksi Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan
patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan
merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama
dua hari.
Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :
1.
Infeksi Lokal
1.
Pembengkakan luka episiotomi.
2.
Perubahan warna lokal.
3.
Pengeluaran lochia bercampur nanah.
4.
Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
5.
Temperatur badan dapat meningkat.
2.
Infeksi General
1.
Tampak Sakit dan Lemah
2.
Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3.
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4.
Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5.
Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6.
Terjadi gangguan involusi uterus.
7.
Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
C.
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
a.
Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar
b.
Tindakan Operasi Persalinan
c.
Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
d.
Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
e.
Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan
dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
D.
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
a.
Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang
dipakai kurang steril
b.
Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
c.
Hubungan seks menjelang persalinan.
d.
Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah
lebih dari enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
E.
Keadaan abnormal pada rahim
Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :
1.
Sub involusi uteri
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
2.
Pendarahan masa nifas sekunder
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.
3.
Flegmansia alba dolens
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah
vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a.
Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b.
Berwarna putih.
c.
Terasa sangat nyeri.
d.
Tampak bendungan pembuluh darah.
e.
Temperatur badan dapat meningkat
F.
Keadaan abnormal pada payudara
Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
a.
Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras,

dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.


b.
Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan
terjadi perubahan warna kulit mamae.
G.
Keadaan abnormal pada psikologis
a.
Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi
ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan
setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang
berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada
siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul biasanya
disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang
dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu
kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja
perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju
pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik
perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan
normal.
b.
Depresi Pada Masa Nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya
saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6
bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset
yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya
karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang orang terdekat
terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama
pada ibu primipara.

H.
Tanda Bahaya Kala Nifas
Selama kala nifas, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya :
1.
Demam
2.
Perdarahan aktif
3.
Bekuan darah banyak
4.
Bau busuk dari vagina
5.
Pusing

6.
7.
8.

Lemas luar biasa


Kesulitan dalam menyusui
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
Topik : Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
Target dan Sasaran : Ibu Nifas
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Waktu : 20 Menit
Tempat
: Balai Desa Tande
A.
Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia
subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu
pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian
di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta
biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas
sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang
hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998).
Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung
lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya
plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada
pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan
umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan,
malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).
B.
Tujuan
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit, Ibu-Ibu mampu
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di Desa Tande.
2.
Tujuan Intruksional Khusus

ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan


tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan
mengenali apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian
diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.
C.
METODE
Ceramah
Tanya jawab
D.
MEDIA
Slide power point
Brosur
E.
1.
2.
3.
4.
5.

MATERI
Defenisi Masa Nifas
Infeksi Masa Nifas
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Tanda Bahaya Kala Nifas

F.
1.
a)
b)
c)
d)
e)
2.
a)
b)
c)
d)
3.
a)
b)
c)
d)
e)

RENCANA DAN KRITERIA EVALUASI PENYULUHAN


Evaluasi Struktur
Klien bersedia diberi penyuluhan (100%)
Persiapan materi yang disampaikan
Persiapan media yang akan disampaikan
Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan
Kontrak waktu dengan klien sebelumnya
Evaluasi Proses
klien antusias terhadap materi yang diberikan
klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.
klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar
klien dapat menerapkan materi yang telah didapatkan
Evaluasi hasil
klien dapat menjelaskan defenisi dari Masa Nifas
klien dapat memahami bagaimana Infeksi Masa Nifas
klien dapat menyebutkan Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Terjadinya Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Tanda Bahaya Kala Nifas

MATERI
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

A.
Defenisi Masa Nifas
Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat
kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu
sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tandatanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu
juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu
segera menemui bidan:
a)
Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali
dalam setengah jam).
b)
Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c)
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
d)
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
e)
Pembengkakkan diwajah atau di tangan.
f)
Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa
tidak enak badan.
g)
Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
h)
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i)
Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.
j)
Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
B.
Infeksi Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan
patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan
merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama
dua hari.
Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :
1.
Infeksi Lokal
1.
Pembengkakan luka episiotomi.
2.
Perubahan warna lokal.
3.
Pengeluaran lochia bercampur nanah.
4.
Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
5.
Temperatur badan dapat meningkat.

2.
Infeksi General
1.
Tampak Sakit dan Lemah
2.
Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3.
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4.
Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5.
Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6.
Terjadi gangguan involusi uterus.
7.
Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
C.
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
a.
Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar
b.
Tindakan Operasi Persalinan
c.
Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
d.
Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
e.
Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan
dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
D.
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
a.
Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang
dipakai kurang steril
b.
Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
c.
Hubungan seks menjelang persalinan.
d.
Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah
lebih dari enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
E.
Keadaan abnormal pada rahim
Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :
1.
Sub involusi uteri
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
2.
Pendarahan masa nifas sekunder
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.
3.
Flegmansia alba dolens
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah
vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a.
Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b.
Berwarna putih.
c.
Terasa sangat nyeri.
d.
Tampak bendungan pembuluh darah.
e.
Temperatur badan dapat meningkat

F.
Keadaan abnormal pada payudara
Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
a.
Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras,
dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
b.
Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan
terjadi perubahan warna kulit mamae.
G.
Keadaan abnormal pada psikologis
a.
Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi
ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan
setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang
berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada
siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul biasanya
disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang
dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu
kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja
perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju
pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik
perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan
normal.
b.
Depresi Pada Masa Nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya
saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6
bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset
yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya
karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang orang terdekat
terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama
pada ibu primipara.

H.
Tanda Bahaya Kala Nifas
Selama kala nifas, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya :
1.
Demam

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perdarahan aktif
Bekuan darah banyak
Bau busuk dari vagina
Pusing
Lemas luar biasa
Kesulitan dalam menyusui
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
Topik : Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
Target dan Sasaran : Ibu Nifas
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Waktu : 20 Menit
Tempat
: Balai Desa Tande
A.
Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia
subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu
pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian
di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta
biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas
sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang
hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998).
Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung
lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya
plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada
pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan
umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan,
malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).
B.
Tujuan
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit, Ibu-Ibu mampu

mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di Desa Tande.


2.
Tujuan Intruksional Khusus
ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan
mengenali apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian
diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.
C.
METODE
Ceramah
Tanya jawab
D.
MEDIA
Slide power point
Brosur
E.
1.
2.
3.
4.
5.

MATERI
Defenisi Masa Nifas
Infeksi Masa Nifas
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Tanda Bahaya Kala Nifas

F.
1.
a)
b)
c)
d)
e)
2.
a)
b)
c)
d)
3.
a)
b)
c)
d)
e)

RENCANA DAN KRITERIA EVALUASI PENYULUHAN


Evaluasi Struktur
Klien bersedia diberi penyuluhan (100%)
Persiapan materi yang disampaikan
Persiapan media yang akan disampaikan
Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan
Kontrak waktu dengan klien sebelumnya
Evaluasi Proses
klien antusias terhadap materi yang diberikan
klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.
klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar
klien dapat menerapkan materi yang telah didapatkan
Evaluasi hasil
klien dapat menjelaskan defenisi dari Masa Nifas
klien dapat memahami bagaimana Infeksi Masa Nifas
klien dapat menyebutkan Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Terjadinya Infeksi Masa Nifas
klien dapat memahami Tanda Bahaya Kala Nifas

MATERI

TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS


A.
Defenisi Masa Nifas
Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat
kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu
sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tandatanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu
juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu
segera menemui bidan:
a)
Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali
dalam setengah jam).
b)
Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c)
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
d)
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
e)
Pembengkakkan diwajah atau di tangan.
f)
Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa
tidak enak badan.
g)
Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
h)
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i)
Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.
j)
Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
B.
Infeksi Masa Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan
patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan
merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama
dua hari.
Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :
1.
Infeksi Lokal
1.
Pembengkakan luka episiotomi.
2.
Perubahan warna lokal.
3.
Pengeluaran lochia bercampur nanah.

4.
Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
5.
Temperatur badan dapat meningkat.
2.
Infeksi General
1.
Tampak Sakit dan Lemah
2.
Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3.
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4.
Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5.
Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6.
Terjadi gangguan involusi uterus.
7.
Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
C.
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
a.
Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar
b.
Tindakan Operasi Persalinan
c.
Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
d.
Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
e.
Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan
dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
D.
Terjadinya Infeksi Masa Nifas
a.
Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang
dipakai kurang steril
b.
Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
c.
Hubungan seks menjelang persalinan.
d.
Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah
lebih dari enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
E.
Keadaan abnormal pada rahim
Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :
1.
Sub involusi uteri
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
2.
Pendarahan masa nifas sekunder
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.
3.
Flegmansia alba dolens
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah
vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a.
Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b.
Berwarna putih.
c.
Terasa sangat nyeri.
d.
Tampak bendungan pembuluh darah.

e.

Temperatur badan dapat meningkat

F.
Keadaan abnormal pada payudara
Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
a.
Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras,
dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
b.
Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan
terjadi perubahan warna kulit mamae.
G.
Keadaan abnormal pada psikologis
a.
Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi
ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan
setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang
berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada
siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul biasanya
disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang
dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu
kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja
perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju
pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik
perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan
normal.
b.
Depresi Pada Masa Nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya
saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6
bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset
yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya
karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang orang terdekat
terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama
pada ibu primipara.

H.
Tanda Bahaya Kala Nifas
Selama kala nifas, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda

bahaya :
1.
Demam
2.
Perdarahan aktif
3.
Bekuan darah banyak
4.
Bau busuk dari vagina
5.
Pusing
6.
Lemas luar biasa
7.
Kesulitan dalam menyusui
8.
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Pokok Bahasan

: Tanda Tanda Bahaya Kehamilan

Sub Pokok Bahasan

: Pengertian Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Sasaran

: Ibu Ibu Hamil

Waktu

: 20 menit

Tempat/Tanggal

I.. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapat penjelasan ataupun penyuluhan, diharapkan peserta
penyuluhan
Dapat mengetahui manfaat pentingya mengetahui tanda bahaya pada
kehamilan
Beserta pengertiannya.
2. Tujuan Khusus

Peserta penyuluhan mengerti dan memahami apa apa saja tanda bahaya
Pada kehamilan

Peserta mengerti manfaat dari pentingya mengetahui tanda bahaya pada

Kehamilan
Peserta mengetahui bahaya pada kehamilan

II. Materi
Terlampir
III. Manfaat
Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu hamil tentang
pentingnya mengetahui tanda tanda bahaya pada kehamilan diwilayah kerja
puskesmas Helvetia.
IV. Metode
Tanya jawab dan ceramah
Pengorganisasian
Moderator
Penyaji

:
:

VI. Kegiatan
No.

Kegiatan Penyuluhan

1.

Pembukaan
* memberikan salam

Kegiatan Peserta

Media

* menjawab

Waktu

5 menit

salam

2.

* memperkenalkan

* mendengar

diri dan menjelaskan

dan

tujuan

memperhatikan

Kegiatan Inti
* menjelaskan

* mendengarkan

pengertian tanda

dan

bahaya pada

memperhatikan

poster

10
menit

kehamilan
* menjelaskan
manfaat kepada
penyuluhan tentang
tanda bahaya pada
kehamilan
* menjelaskan
bahaya bahaya
kehamilan
3.

Penutup

5 menit

* memberikan

* bertanya dan

kesempatan peserta

aktif

untuk bertanya
* melakukan evaluasi

* Menjawab
pertanyaan

* menyimpulkan

* mendengar

materi

dan
memperhatikan

* memberi salam

* menjawab
salam

VI.

Materi

Tanda Bahaya Pada Kehamilan, persalinan dan Nifas


Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu
atau bayi yang dikandungnnya dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya,
biasanya ibu perlu mendapat pertolongan segera di rumah sakit.
Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal.
Namun 15 sampai 20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan,
persalinan atau nifas.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu

mengetahui dan mengenali tanda bahaya. Tujuannya, agar dapat segera mencari
pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit, untuk menyelamatkan
jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.
Ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali yaitu :
Ibu tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual
dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya
pada kehamilan lebih dari 3 bulan.
Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus menerus sampai ibu lemah
dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadan jani dan kesehatan.
Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan.
Kenaikan berat badan itu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan
sampai menjelang persalinan.
Bila berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg
pada akhir bulan keenam, pertumbuhan janin mungking terganggu. Kehidupan janin
mungking terancam. Ibu mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai
penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria, dll yang segera perlu diobati.
Perdarahan
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas sering
merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat kematian ibu dan atau janin.
1. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat
disebabkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus
segera meminta pertolongan bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat
diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat
pertolongan agar kesehatannya terjaga

2. Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri prut bawah yang hebat, pada ibu
yang terlambat haid 1-2 bulan, meupakan keadaan dangat berbahaya.
Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk
diselamatkan jiwanya.
3. Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan
ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di
rumah sakit.
4. Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan,
sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering.
Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam.
Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
5. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang
berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga
merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke rumah sakit.
Bengkak tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kejang
Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada umur kehamilan 6 bulan
ke atas mungkin masih normal. Tetapi , sedikit bengkak pada tangan atau wajah,
apa lagi bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing), sangat
berbahaya. Bila keadaan ini dibiarkan maka ibu dapat mengalami kejang-kejang.
Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau eklamsi.
Keadaan ini sering menyebabkan kematian ibu serta janin. Bila ditemukan satu atau
lebih gejala tersebut, ibu harus segera meminta pertolongan kepada bidan terdekat
untuk di bawa ke rumah sakit
Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Pada keadaan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada
umur kehamilan 4-5 bulan. Sejak saat itu, gerakan janin sering dirasakan ibu.
Janin yang sehat bergerak secara teratur. Bila gerakan janin berkurang, melemah
atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan bayi mungkin terancam.
Ibu perlu segera mencari pertolongan.

Kelainan letak janin


Pada keadaan normal, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan
menghadap ke arah punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala bayi turun dan
masuk ke rongga panggul ibu.
Kadang-kadang letak bayi tidak normal sampai umur kehamilan 9 bulan. Pada
keadaan ini, ibu harus melahirkan di rumah sakit, agar ibu dan bayi dapat
diselamatkan.

Persalinan

mungkin

mengalami

gangguan

atau

memerlukan

tindakan. Anjurkan ibu/keluarganya untuk menabung.


Kelainan letak janin antara lain :
1. Letak sungsang : kepala janin di bagian atas rahin
2. Letak lintang: letak janin melintang di dalam rahim
Kalau menjelang persalinan terlihat bagian tubuh bayi di jalan lahir, misalnya
tangan, kaki atau tali pusat, maka ibu perlu segera di bawa ke rumah sakit
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal persalinan
seperti mulas dan keluarnya lendir, bercampur sedikit darah. Cairan ketuban
biasanya berwarna jenih kekuningan.
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami tandatanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi ibu
maupun janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di
bawa ke rumah sakit.
Persalinan lama
Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa mulas sampai kelahiran bayi.
Persalinan tersebut buasanaya berlangsung kurang dari 12 jam. Ibu yang
melahirkan anak kedua dan selanjutnya biasaya lebih cepat dari ibu yang
melahirkan anak pertama.

Bila bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak mulainya mulas, maka persalinan
tersebut terlalu lama. Perlu dilakukan tindakan. Ibu perlu mendapat pertolongan di
rumah sakit untuk menyelamakan janin dan mencegah terjadinya perdarahan atau
infeksi pada ibu.
Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Bila ibu
mempunyai penyakit yang berlangsung lama atau merugikan kehamilannya, maka
kesehatan dan kehidupan janinpun terancam
Beberapa penyakit yang merugikan kehamilan antara lain:
1. Penyakit jantung : gejalanya ibu sering berdebar, mudah sesak nafas bila
melakukan kegiatan ringan sehari-hari
2. Kurang darah (anemia) berat : gejalanya pucat, lesu, lemah, pusing dan
sering sakit.
3. Tbc : gejalanya batuk tidak sembuh-sembuh, nafsu makan kurang, berat
badan turun, berkeringat pada malam hari.
4. Malaria : gejalanya demam menggigil secara berkala, lemah, pucat
5. Infeksi pada saluran kelamin : gejalanya tidak selalu nyata, misalnya
keputihan, luka atau nyeri pada alat kelamin
Ibu dengan keadaan tersebut harus diperikasa dan mendapat pengobatan secara
teratur oleh dokter. Anjurkan ibu dan keluarganya menabung untuk persiapan
persalinannya nanti
Demam tinggi pada masa nifas
Ibu yang pada masa nifas (selama 42 hari sesudah melahirkan ) mengalami
demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai keluarnya cairan (dari lubang rahim)
yang berbau, mungkin mengalami infeksi jalan lahir. Pada keadaan ini cairan liang
rahim tetap berdarah. Keadaan ini mengancam jiwa ibu

VIII. Kriteria Evaluasi

Evaluasi Struktur

Kesiapan peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan

Media dan alat yang memadai

tempat sesuai denga kegiatan

Evaluasi Proses

Pelaksanaa pre planning sesuai alokasi waktu

Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan efektif dam koperatif

Peserta menanyakkan hal hal yang kurang jelas

Peserta menjawab pertanyaan yang diajukankumpulan SAP

SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

Topik
Sasaran

: Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)


: 1. Sasaran

Seluruh Ibu menyusui di RW 4 dan 5 Desa Sumberejo Kecamatan Batu Kota Batu.

Seluruh kader di RW 4 dan 5 Desa Sumberejo Kecamatan Batu Kota Batu.

Ibu hamil

Orang tua dari ibu menyusui dan hamil sebagai salah satu penentu keputusan
dalam rumah tangga
2. Jumlah

Jumlah seluruh penduduk

: 2586 jiwa

Kelompok khusus yang terdiri dari :


-

108 ibu menyusui bayi usia 6-24 bulan

25 ibu yang menyusui bayi usia < 6 bulan

12 ibu hamil

110 orang tua dari ibu hamil dan menyusui

10 kader

3. Kemampuan awal adalah ibu menyusui sudah memberikan MP-ASI, tetapi belum
tepat cara pemberian, jenis makanan pendamping sesuai dengan usianya
4. Pendidikan

empat

: Mayoritas berpendidikan SD

: Desa Sumberejo Puskesmas Batu Kota Batu.

Waktu

: 16.00-17.00 WIB

Tujuan

: a.Tujuan jangka panjang

Mengurangi tingkat morbiditas bayi yang di sebabkan pemberian MP-ASI yang


terlalu dini

Meningkatkan status kesehatan bayi

b.Tujuan jangka pendek


-

Para orang tua lebih mengerti tentang pemberian MP-ASI sehingga mereka dapat
memberikan MP-ASI sesuai dengan usia bayi tersebut
Materi

a. Pengertian makanan pendamping ASI

b.Tujuan makanan pendampingASI


c. Manfaat makanan pendamping ASI

d. Syarat-syarat makanan pendamping ASI


e. Cara pemberian makanan pendamping ASI
f. Contoh menu dan cara pembuatan makanan pendamping ASI

Uraian kegiatan (tabel) :


Tgl
Senin s.d. Selasa, 02
s.d. 09 November 2010

Kegiatan
a. Mengenal wilayah
b. Mengobservasi wilayah
c. Menentukan masalah
d. Meminta persetujuan kepala desa
untuk melakukan penyuluhan

Rabu,10 November
Menentukan rencana penyuluhan
2010

Membuat SAP

Kamis, 11 November

Mengajukan rencana penyuluhan dan

2010

SAP kepada kepala desa

Kamis, 11 November
2010

a. Menyewa tempat untuk penyuluhan


b. Mempersiapkan alat dan bahan
untuk penyuluhan

Jumat, 12 November

Memberitahu kepada masyarakat

2010
Sabtu, 13 November

Melakukan penyuluhan, yaitu dengan

2010 dan Minggu, 14

cara:

November 2010

a. Registrasi
b. Pembukaan
c. Penyajian materi

Metode

mpat

d. Tanya jawab
e. Evaluasi
f.

Doa dan penutup

: Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode penyuluhan


kelompok yang terdiri dari ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab
Media
Evaluasi

: Media yang digunakan adalah leaflet, LCD


:

b. Waktu

a. Hari/ tanggal

: Sabtu, 13 November 2010

: 16.00-17.00

: Rumah warga RW. 04 dan RW 05 Desa Sumberejo


d. Instrumen evaluasi yaitu dengan indikator:
- Nilai 0-3

= Kurang

- Nilai 4-6

= Cukup

- Nilai 7-10

= Baik

MATERI

a.

Pengertian makanan pendamping ASI


Makanan pendamping adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah
cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi karena
produksi ASI mulai berkurang dimana bayi secara perlahan-lahan dibiasakan
dengan makanan orang dewasa (Depkes, 1993).
Menurut Depkes RI 1997, bahwa makanan tambahan adalah makanan yang
diberikan kepada bayi umur 4 bulan keatas untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Sedangkan menurut Diah dan Rina (2000), makanan tambahan adalah makanan
yang diberikan kepada bayi setelah berusia 4-6 bulan sampai dengan usia 24 bulan.
Pemberian makanan padat harus diberikan secara bertahap dimulai pada bayi
berusia 6 bulan. Karena pada usia ini, kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin
bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sedangkan produksi ASI
mulai menurun. Oleh karena itu, bayi sangat memerlukan makanan tambahan
sebagai pendamping ASI atau minuman pengganti ASI (PASI). Disamping itu juga
bayi telah memiliki reflek mengunyah, sehingga harus mulai diperkenalkan dan
diberi makanan lumat. Untuk menyesuaikan kemampuan bayi terhadap makanan
tersebut maka pemberian makanan pendamping harus dilakukan secara bertahap
baik bentuk, jumlah dan macamnya.

b.

Tujuan

makanan pendamping ASI

Dengan memperhatikan tujuan pemberian makanan tambahan terhadap anak,


orang tua dapat memahami dari tujuan tersebut, diantaranya adalah:

Sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein
dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral), untuk tumbuh dan berkembang secara
normal (Deddy, 2002:73)

Sebagai pelengkap makanan tambahan untuk melatih dan membiasakan anak


terhadap makanan yang akan dimakannya dikemudian hari, disamping sebagai
tambahan atas kebutuhan yang meningkat sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Jadi makanan tambahan diharapkan dapat menambah energi,
protein, vitamin, mineral serta menambah serat makanan (Riady, 1992:53)

c.

Manfaat makanan pendamping ASI

1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang


2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai macam rasa dan bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan

menelan

4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi

d.

Syarat-syarat makanan pendamping ASI

Menurut Diah dan Rina, 2000,18, makanan tambahan untuk anak sebaiknya
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Nilai energi dan kandungannya yang tinggi
2. Proteinnya tinggi
3. Memiliki nilai suplementasi yang balk, vitamin dan mineral
4. Dapat diterima oleh-alat pencernaan anak dengan baik
5. Harganya relatif murah
6. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal
7. Bersifat padat gizi

e.

Cara pemberian makanan pendamping ASI yaitu:

1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih
kental secara berangsur-angsur
2.

Makanan diperkenalkan secara satu persatu sampai bayi benar-benar dapat


menerimanya

3.

Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus
dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur. Cara pemberiannya yaitu kuning telurnya
terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya dapat
diberikutnya boleh diberikan putih telurnya.

4. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan pada saat bayi lapar

f.

Jadwal pemberian makanan untuk bayi


Pemberian
Umur (bulan)

Macam Makanan

dalam

Jam Pemberian

Sehari
0-6
(0-3 minggu

ASI

ASI diberikan

12 atau
lebih

Diberikan
maksimal
setiap 2 jam

sekehendak)
ASI

4 atau 5

6,10,14,18,21

Buah

16

Bubur Susu

Nasi tim disaring

12

ASI

3 atau 4

6,10,14,18,21

Buah

16

6-8

8-10

Bubur Susu

12,18

ASI

3 atau 4

6,10,14,18,21

Buah

16

Nasi tim

8,12,18

Buah

2 atau 3

6,14,21

Nasi tim

16

Makanan kecil

8,12,18

10

Nasi Tim
Dilembutkan

10-12

ASI

>12

(biscuit, bubur
kacang hijau)

g.

Contoh menu dan cara pembuatan makanan pendamping ASI

1. Formula Susu Pisang


a) Bahan

Tempe 35 gram (1 kotak korek api)

Tepung terigu 30 gram (4 sdm peres)

Susu Skim 7 gram (1 sdm peres)

Gula halus 15 gram (1 sdm peres)

Minyak 2 gram (1 sdt)

Pisang ambon 15 gram (2 sdm)

Garam 1 gram sdt

Air 500cc

b) Cara membuat

Tempe dipotong-potong kemudian direbus 15 menit lalu dihaluskan

Pisang dikukus dan diambil dagingnya

Semua bahan dicampur, tambahkan air 500 ml, kemudian dimasak sambil terus
diaduk selama 10 menit.

c)

Nutrisi uitama: Sumber protein


2. Nasi tim ayam

a) Bahan

4 cangkir air

1cangkir beras (lebih baik beras merah)

1 potong dada ayam tanpa tulang dan kulit


b) Cara Membuat:

Beras dicuci bersih dan di tim hingga matang.

Buang tulang, kulit dan lemak pada daging ayam, cuci bersih potong sedang.

Rebus ayam selama 20 menit atau sampai ayam matang (daging berwarna putih).
Angkat dan tiriskan. Simpan kaldunya.

Masukkan ayam dan kaldu secukupnya ke dalam blender, haluskan.

Tambahkan nasi tim, haluskan.

Sajikan dengan puree/sup sayuran.


c) Nutrisi Utama: Protein, Vitamin B & Zat Besi
d) Kategori: Sumber Protein; Usia 7 bln+

3. Nasi tim ayam dan apel


a) Bahan:

1/3 cangkir daging ayam tanpa tulang dan kulit yang sudah matang
(dikukus/rebus) dan dipotong dadu.

1/4 cangkir nasi tim (menggunakan beras putih atau merah)

cangkir saus apel

ASI/susu formula (susu sapi segar atau UHT untuk anak di atas 12 bulan)

b) Cara Membuat:

Campur ayam, nasi tim dan saus apel. Haluskan dengan blender atau penghalus
makanan bayi. Tambahkan ayam, susu (ASI/formula) untuk mengencerkan.
Haluskan.

Sajikan dengan puree/sup sayuran.

c) Nutrisi Utama: Protein, Karbohidrat Kompleks, Zat besi, Kalsium


d) Kategori: Sumber Protein; Buah; Anak usia 7 bln+

DAFTAR PUSTAKA

http://matakuliah semester III MPASi/Variasi-MPASI-Makanan-Pendamping-ASI-makananbayi-padat-untuk-Bayi-Anda.com//


http://kuliahbidan.wordpress.com/kti/
Suliha, U. dkk.2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.Jakarat:Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)
Wudjaja H.A.W.2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:Pt. Rineka Cipta

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Topik

: Antenatal Care (ANC)

Sub topik

: 1. Pengertian Antenatal Care

2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care


3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC

I.

Hari/Tanggal

: Sabtu 18 januari 2014

Pukul/Tempat

: 09.00 WITA

Penyuluh

: Dwi Yuliani Adnan

Sasaran/peserta

: Ibu Hamil (Ibu-Ibu)

TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti dan
memahami tentang Antenatal Care (ANC).

II.

TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang :

1. Pengertian Antenatal Care

2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care


3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC
III.

MATERI
Terlampir

IV.

METODE

1.

Ceramah

2.

Tanya jawab

V.

MEDIA

1.

Materi SAP

2.

Flipchart (Poster)

VI.

KEGIATAN PENYULUHAN
NO.
1.

WAKTU
2 Menit

KEGIATAN PENYULUH
Pembukaan :

a. Memberi salam dan


perkenalan diri.

KEGIATAN PESERTA
Menjawab salam dan
memperhatikan.

b. Menjelaskan tujuan
2.

8 Menit

penyuluhan.
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang materi
penyuluhan secara teratur :
a. Pengertian Antenatal Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Jadwal Kunjungan

Menyimak dan

Antenatal Care

memperhatikan.

d. Tempat Kunjungan
Antenatal Care

e. Pemeriksaan yang
Dilakukan Ketika
3.

5 Menit

Kunjungan ANC
Penutup :
a. Evaluasi

kembali materi yang

b. Kesimpulan

disampaikan secara

c. Memberi salam penutup

singkat dan menjawab

dan terima kasih.


VII.

Bertanya dan mengulang

pertanyaan.

EVALUASI

1.

Metode Evaluasi

: tanya jawab

2.

Jenis Pertanyaan

: Lisan

VIII.

SUMBER PUSTAKA

Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika

IX.

URAIAN MATERI
ANTENATAL CARE (ANC)

1. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan Pemgembangan
Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan antenatal,
yaitu sebagai berikut :
a.

Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan
janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan selama kehamilan.

b. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
c.

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan memberikan ASI
dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

2. Tujuan dan Manfaat


a.

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

b.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu bayi.

c.

Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.

e.

Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

f.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care


a.

Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)


Tujuannya :

Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan

Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan

Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor resiko kehamilan.

Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.

b. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)


Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi
mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap komplikasi yang mungkin
terjadi pada trimester ini.
c.

Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)


Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan ganda/gemeli,
sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan dideteksi ada/tidaknya
kelainan letak janin.

4. Tempat Kunjungan Antenatal Care


a.

Puskesmas/Puskemas Pembantu

b. Pondok bersalin desa


c.

Posyandu.

d. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta


e.

Rumah Sakit Bersalin

f.

Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)

5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan Antenatal Care


Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dan intervasi khusus dengan

tingkat resiko dengan peneraan operasional yang dikenal dengan 10 T untuk pelayanan
antenatal yang terdiri dari :
a.

Timbang Berat Badan

b. Ukur tinggi badan


c.

Ukur tinggi fundus uetri

d. Embetian tablet zat besi (min 90 tablet)


e.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid

f.

Tes laboratorium

g. Temu wicara
h. Status gizi ibu
i.

Letak presentase bayi dan DJJ

j.

Tata Laksana
http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2014/02/sap-anc.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Keluarga Berencana (Alat Kontrasepsi Implant)
1.

Identifikasi Masalah
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjdi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkulitas Tahun 2015.
Keluarga yang berkulitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa. Dalam paradigma baru keluarga berencana ini misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya intergral dalam
meningkatkan keluarga yang berkualitas. Keluarga adalah salah satu dari kelima matra
kependudukan yang mempengaruhi perwujudan keluarga yang berkualitas, visi tersebut dapat
dijabarkan dalam 7 visi yaitu:

a.

Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil yang berkualitas.

b.

Menggalang kemitran dalam peningktan kesejahteran, kemandirian, dan ketahanan keluarga.

c.

Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

d. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya untuk mewujudkan hak-hak reproduksi.

e.

Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan


jender melalui program keluarga berencana.

f.

Mempersiapkan Sumber Daya Manusiaberkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai


dengan lanjut usia.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional mempunyai
kontribusi penting dalm upaya meningkatkan kualitas penduduk . Kontribusi Keluarga
Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making pregnency safer
(MPS). Salah satu pesan kunci dalam rencana srategik nasional making pregnency safer (MPS)
di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, keluarga berencana merupakan upaya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat
keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan
kesehatan reproduksi yang telah tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya
pelayanan Keluarga Bereencana, masih banyak alasan yang lain yaitu membebaskan wanita dari
rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadi gangguan fisik atau
psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman. Serta tuntutan perkembangan sosial
terhadap peningkatan status gizi di masyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi.
Hal ini bukn hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka
tentang syrat dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus di
pertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konskwensi kegagalan atau
kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan,
bahkan norma budaya dan orang tua.untuk ini semua konseling atau penyuluhan merupakan
bagian yang intergral yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana.

2.

Pengantar
Bidang Studi

: Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana

Topik

: Alat Kontrasepsi

Sub Topik

: Kontasepsi Implan

Sasaran

: Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju

Hari/tanggal

: Senin, 29 Juni 2008

Jam

: 11.00 WIB

Waktu

: 45 menit

Tempat

: Rumah Bapak Tetua RW III Desa Suka Maju.

3. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan Ibu-ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju
dapat mengerti dan paham jenis alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi implan.
4. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju dapat
menjelaskan kembali tentang:
a.

Pengertian kontrasepsi implan.

b. Jenis kontrasepsi implan.


c.

Cara kerja

d. Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan


e.

Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi implan.

f.

Waktu menggunakan implan.

5. Materi
Terlampir.
6. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
7. Media
Materi sap dan leaflet
8. Kegiatan pembelajaran :
No
.

Waktu

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan peserta

Pembukaan:

Menjawab salam

Memberi salam

Mendengarkan dan

Menjelaskan tujuan

5 menit

memperhatikan

pembelajaran

Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

25 menit

Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan


penyuluhan secara berurutan:

memperhatikan penjelasan

Pengertian kontrasepsi implan.

materi.

Jenis kontrasepsi implan.

Cara kerja

Keuntungan dan keterbatasan


dari kontrasepsi implan

Siapa yang boleh dan yang siapa


yang tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi implan.

10 menit

Waktu menggunakan implan


Evaluasi:

Bertanya kepada pemateri.

Tanya jawab tentang materi

Menjawab pertanyaan

penyuluhan

yang diberikan oleh

Memberi pujian atau dukungan

pemateri

kepada peserta.

Menyimpulkan semua dari


materi penyuluhan yang

5 menit

Penutup:

Mengucapkan terima kasih.

Mengucapkan salam.

telah diberikan.
Menjawab salam

9. Pengesahan
Yogyakarta, 28 Juni 2008
Pemberi Penyuluh
(

10. Evaluasi

Essay

Pilihan ganda

11. Lampiran Materi


KONTRASEPSI IMPLAN
1. Pengertian
kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK).
Yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik atau batang putih lentur yang
nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang fungsinya untuk mencegah kehamilan.
2. Jenis Kontrasepsi Implan
a.

Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik berongga, dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4
mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b.

Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter
2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-degestrel dan lama kerjanya adalah 3 tahun.

c.

Jedena dan implanont. Terdiri dari 3 batang yang diisi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama
kerja 3 tahun.

3. Cara Kerja

a.

Lendir servik menjadi kental.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.


c.

Mengurangi transportasi sperma.

d. Menekan ovulasi.

4. Keuntungan Kontrasepsi Dari Kontrasepsi Implan


a.

Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang (sampai dengan 5 tahun)


c.

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.


e.

Bebas dari pengaruh estrogen

f.

Tidak mengganggu SI.

g. Tidak mengganggu kegiatan senggama.


h. Klien hanya perlu kembali keklinik bila ada keluhan.
i.

Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Keuntungan Nonkontrasepsi dari Kontrasepsi Implan.


a.

Mengurangi nyeri haid

b. Mengurangi jumlah darah haid


c.

Mengurangi/menperbaiki anemia.

d. Melindungi terjadinya kanker endometrium


e.

Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.

f.

Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.

g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.


6. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta menorea.
Timbulnya seperti:
a.

Nyeri kepala

b.

Peningkatan/penurunan berat badan.

c.

Nyeri payudara.

d.

Perasaan mual.

e.

Pening/pusing kepala.

f.

Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahn (nervousness).

g.

Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.


h.

Tidak memberikan efek protektif terhadp infeksi menular seksual termasuk aids.

i.

Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan,
akan tetapi harus pergi keklinik untuk pencabutan.

j.

Efektifitasnya menurun bil menggunakan obat-obat tuberkulosis (rimpafisin) atu obat epilepsi
(fenitoin dan harbiturat).

k.

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempun pertahun).

7. Yang Boleh Menggunakan Implan


a.

Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.


c.

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendai pencegahan


kehamilan jangka pnjang.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.


e.

Pascakeguguran.

f.

Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterelisasi.

g. Riwayat kehamilan ektopik.


h.

Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit
(sickle cell).

i.

Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Sering lupa
menggunaknan pil.

8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan


a.

Hamil atau diduga hamil

b. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.


c.

Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.


e.

Mioma uterus dan kanker payudara.

f.

Gangguan toleransi glukosa.

9. Waktu Menggunakan Implan


a.

Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 smpai hari ke-7. Tidak perlu dilakukan metode
kontrasepsi tambahan.

b.

Jika tidak haid, pemasangan implan bisa dilakukan asal diyakini bahwa ibu tidak hamil atau
dicurigai hamil.

c.

Jika menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, pemasangan implan dapat
dilakukan setiap saat, jika menyusui penuh ibu tidak perlu memakai kontrasesi lain.

d. Bila klien ingin menggunakan hormonal dan ingin menganti dengan implan, pamasangan dapat
segera dipasang setiap saat asal ibu tudak hamil.
e.

Jika kontrasepsi sebelumnya adalah sutikn, implan dpat dipasang pada st jadwal suntikn
tersebut.

f.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal (kecuali AKDR) dan ibu ingin menggantinya
dengnaa norplant, pemasangan dapat dilakukan setiap saat asal diyakini bahwa ibu tidak hmil.

g.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
pemasangan dapat dilakukan pada saat haid hari ke-7 dan ibu jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja setelah pemasangan.
AKDR segera dicabut.

h. Pasca keguguran implan bisa segera dipasang.

10. Daftar Pustaka


Bari Saifudin,abdul.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta.yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA PADA PERSALINAN
Judul

: Tanda Bahaya Dalam Persalinan

Tema
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Metode
Pemateri

: Kenali Tanda Bahaya Persalinan


: Para ibu-ibu hamil
: Aula STIKes Bina Bangsa Majene
:
: 20 Menit
: 1. Presentasi
2. Tanya Jawab
: Tuti Syumrah Aryono

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang pentingnya mengetahui tandatanda persalinan, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya melakukan
tes kesehatan untuk meminimalisir gangguan yang berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan
janin.
B. Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali :
1) Persiapan persalinan
2) Tanda-tanda persalinan
3) Hal yang harus dilakukan
4) Masalah dalam persalinan
5) Tanda-tanda bahaya ibu bersalin
6) Bahaya Yang Tejadi Jika Persalinan Tidak Ditolong Oleh Petugas Kesehatan
7) Persiapan Persalinan Dan Kegawatdaruratan
C. Kegiatan Penyuluhan
No.
1

3.

Tahap /
Kegiatan Penyuluhan
Waktu
Pembukaan Salam perkenalan
3 Menit
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menyamakan persepsi terhadap
sasaran
Pelaksanaan Menjelaskan:
10 menit 1. Persiapan persalinan
2. Tanda-tanda persalinan
3. Hal yang harus dilakukan
4. Masalah dalam persalinan
5. Tanda-tanda bahaya ibu bersalin
6. Bahaya Yang Tejadi Jika
Persalinan Tidak Ditolong Oleh
Petugas Kesehatan
7. Persiapan Persalinan Dan
Kegawatdaruratan
Evaluasi
Mengajukan pertanyaan kembali
5 Menit
kepada para sasaran/memberikan
evaluasi

Kegiatan Sasaran
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

Media
Presentasi
Manual

Laptop
LCD
Power Point
Layar

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan

Presentasi
Manual

4.

Terminasi
2 menit

Mengucapkan terima kasih atas


peran serta peserta
Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Presentasi
Manual

Menjawab salam

D. MATERI
Terlampir

MATERI
TANDA BAHAYA PERSALINAN
1.

PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin.

2.

TANDA-TANDA PERSALINAN
Proses persalinan berbeda-beda pada tiap individu, namun ada beberapa tanda yang dapat
membantu ibu untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Selama kehamilan, ibu akan
merasakan kontraksi rahim (mulas, kram perut) yang lemah dan tidak teratur, yang disebut
kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi tersebut tidak menyebabkan lahirnya bayi. Menjelang
persalinan akan terjadi kontraksi otot-otot rahim yang menyebabkan bayi lahir, ini disebut His.
His pada bulan terakhir kehamilan akan terjadi beberapa kali.
Ciri-ciri tanda bahwa persalinan mulai berlangsung

1) Lendir bercampur darah keluar dari jalan lahir


Pengeluaran lendir bercampur darah, terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim
terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercsampur
darah.
Apa yang harus dilakukan?

Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah
sampai anda mendapat kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi ke
rumah sakit. Anda harus menghubungi nakes bila terjadi perdarahan hebat
2) Air ketuban pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehionggga air ketuban keluar (normal air
ketuban adakah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.
Apa yang harus dilakukan?
Hubungi nakes dan segera ke fasilitas kesehatan, wapaupun anda belum merasakan kontraksi,
karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalan gunakan pembalut wanita agar dapat
mnyerap cairan ketuban yang keluar.
3) Kontraksi yang teratur
Tidak seperti kontraksi braxton hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula kontraksi hanya
sebentar kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di kedua
sisi perut mulai dari bagian atas delkat saluran telur ke seluruh rahim, dan nyeri tidak hilang/
berkurang dengan istirahat atau elusan.
Apa yang harus dilakukan?
Ketika kontraksi teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu antara
satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi berlangsung. Persalinan hanya
terjadi bile kontraksi menjadi semakin dekat 40 detik antara kontraksi lainnya. Persalinan
pertama kali akan berlangsung 12-14 jam sehingga lebih baik anda menunggu di rumah atau
beristirahat mengumpulkan energi untuk persalinan. Jadi kontraksi anda sudah setiap 5 menit
sekali atau sangat sakit anda dapat pergi ke rumah sakit. Jangan lupa membawa tas yang sudah
anda siapkan
3.

HAL YANG HARUS DILAKUKAN


Hal-hal yang harus dilakukan ibu bersalin

1. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu masih bisa makan, minum,
BAK, dan jalan-jalan

2.

Jika mulas-mulas bertambah, terik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui
mulut

3. Jika ibu merasa ingin BAB berarti bayi akan lahir segera beri tahu nakes
4. Ikuti anjuran nakes kapan ibu harus mengejan waktu bayi akan lahir.
4.

MASALAH DALAM PERSALINAN


Demi keselamatan ibu dan bayi, waspadai beberapa masalah saat persalinan berikut ini:

1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas


2) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
4) Tidak kuat mengejan
5) Mengalami kejang-kejang
6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
7) Air ketuban keruh dan berbau
8) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
9) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
10) Keluar darah banyak ketika bayi lahir
Jangan remehkan masalah-masalah tersebut saat persalinan. Dalam kondisi semacam itu,
perlu penanganan medis yang sifatnya darurat demi keselamatan ibu dan bayi.
5.

TANDA-TANDA BAHAYA IBU BERSALIN

1) Ketuban pecah dini


Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jikqa sebelum tanggal
perkiraan persalinan ibu talah merasa keluarnyacairan dalm jumlah banyak dari kemaluan
(pecahnya ketuban), Segeralah ke Nakes, karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko
terjadinya infeksi.
2) Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan lanjut ( Ususia kehamilan > 20 minggu) meskipun sangat
sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapatkan pertolongan
di Nakes.
3) Pergerakan janin berkurang
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat janin yang
dapat berakhir denagn kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu mengerti cara menghitung
pergerakan janin dalam satu hari, dan segera ke Nakes jika menduga pergerakan janin berkurang.
Pemantauan pergerakan janin harus sudah duimual;ai sejak awal, yakni sejak ibu merasa
pergerakan janinnya, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan mungkin mendeteksei kesehatan
janinnya, bisanya memperhatikan gerakan janin setiap hari, dianjurkan untuk memperhatikannya
pada malaam hari, saat itu janin sedang bangun. Caranya : ibu berbaring ( malam hari dan
menghitung gerakan janin selama 20 menit. Janin yang sehat akan bergerak labih dari 5 kali
dalam 20 menit. Apabila ini terjadi, janin ibu akan baik selama 24 jam berikutnya sehingga
dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi kesehatan janin setidaknya 24 jam ke
depan. Apabila janin bergerak kurang dari 5 kali dalam 20 menit segera hubungi nakes untuk
mndapatkan pemantauan yang lebih akurat dengan cara NST (Non Stress Test)
4) Tekanan darah meningkat
Tekanan darah meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu
merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada punggung
tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera hubungi nakes karena
kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi (keracunan kehamilan).
6.

BAHAYA YANG TEJADI JIKA PERSALINAN TIDAK DITOLONG OLEH PETUGAS


KESEHATAN

a.

Alat-alat persalinan tidak memadai

b. Persalinan tidak ditangani secara tepat


c.

Bahaya yang terjadi tidak dengan cepat ditangani

d. Penanganan komplikasi terlambat


e.

Kematian ibu dan atau janin

7.

PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

a.

Menyiapakan baju, popok, selimut bayi dan lain-lain.

b. Tempat yang akan dijadikan sebagai tempat melahirkan.


c.

Biaya pada waktu melahirkan.

d. Siapkan donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu


e. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlukan.
http://modulkesehatan.blogspot.com/2013/03/sap-tanda-bahaya-padapersalinan_12.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA PADA PERSALINAN
Judul
Tema
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Metode
Pemateri

: Tanda Bahaya Dalam Persalinan


: Kenali Tanda Bahaya Persalinan
: Para ibu-ibu hamil
: Aula STIKes Bina Bangsa Majene
:
: 20 Menit
: 1. Presentasi
2. Tanya Jawab
: Tuti Syumrah Aryono

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang pentingnya mengetahui tandatanda persalinan, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya melakukan
tes kesehatan untuk meminimalisir gangguan yang berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan
janin.
B. Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali :
1) Persiapan persalinan
2) Tanda-tanda persalinan
3) Hal yang harus dilakukan
4) Masalah dalam persalinan
5) Tanda-tanda bahaya ibu bersalin
6) Bahaya Yang Tejadi Jika Persalinan Tidak Ditolong Oleh Petugas Kesehatan
7) Persiapan Persalinan Dan Kegawatdaruratan
C. Kegiatan Penyuluhan
No.

Tahap /

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Sasaran

Media

3.
4.

Waktu
Pembukaan Salam perkenalan
3 Menit
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menyamakan persepsi terhadap
sasaran
Pelaksanaan Menjelaskan:
10 menit 1. Persiapan persalinan
2. Tanda-tanda persalinan
3. Hal yang harus dilakukan
4. Masalah dalam persalinan
5. Tanda-tanda bahaya ibu bersalin
6. Bahaya Yang Tejadi Jika
Persalinan Tidak Ditolong Oleh
Petugas Kesehatan
7. Persiapan Persalinan Dan
Kegawatdaruratan
Evaluasi
Mengajukan pertanyaan kembali
5 Menit
kepada para sasaran/memberikan
evaluasi
Terminasi Mengucapkan terima kasih atas
2 menit
peran serta peserta
Mengucapkan salam penutup

Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

Presentasi
Manual

Laptop
LCD
Power Point
Layar

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan

Presentasi
Manual

Mendengarkan

Presentasi
Manual

Menjawab salam

D. MATERI
Terlampir

MATERI
TANDA BAHAYA PERSALINAN
1.

PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin.

2.

TANDA-TANDA PERSALINAN
Proses persalinan berbeda-beda pada tiap individu, namun ada beberapa tanda yang dapat
membantu ibu untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Selama kehamilan, ibu akan

merasakan kontraksi rahim (mulas, kram perut) yang lemah dan tidak teratur, yang disebut
kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi tersebut tidak menyebabkan lahirnya bayi. Menjelang
persalinan akan terjadi kontraksi otot-otot rahim yang menyebabkan bayi lahir, ini disebut His.
His pada bulan terakhir kehamilan akan terjadi beberapa kali.
Ciri-ciri tanda bahwa persalinan mulai berlangsung
1) Lendir bercampur darah keluar dari jalan lahir
Pengeluaran lendir bercampur darah, terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim
terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercsampur
darah.
Apa yang harus dilakukan?
Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah
sampai anda mendapat kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi ke
rumah sakit. Anda harus menghubungi nakes bila terjadi perdarahan hebat
2) Air ketuban pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehionggga air ketuban keluar (normal air
ketuban adakah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.
Apa yang harus dilakukan?
Hubungi nakes dan segera ke fasilitas kesehatan, wapaupun anda belum merasakan kontraksi,
karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalan gunakan pembalut wanita agar dapat
mnyerap cairan ketuban yang keluar.
3) Kontraksi yang teratur
Tidak seperti kontraksi braxton hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula kontraksi hanya
sebentar kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di kedua
sisi perut mulai dari bagian atas delkat saluran telur ke seluruh rahim, dan nyeri tidak hilang/
berkurang dengan istirahat atau elusan.
Apa yang harus dilakukan?
Ketika kontraksi teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu antara
satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi berlangsung. Persalinan hanya

terjadi bile kontraksi menjadi semakin dekat 40 detik antara kontraksi lainnya. Persalinan
pertama kali akan berlangsung 12-14 jam sehingga lebih baik anda menunggu di rumah atau
beristirahat mengumpulkan energi untuk persalinan. Jadi kontraksi anda sudah setiap 5 menit
sekali atau sangat sakit anda dapat pergi ke rumah sakit. Jangan lupa membawa tas yang sudah
anda siapkan
3.

HAL YANG HARUS DILAKUKAN


Hal-hal yang harus dilakukan ibu bersalin

1. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu masih bisa makan, minum,
BAK, dan jalan-jalan
2.

Jika mulas-mulas bertambah, terik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui
mulut

3. Jika ibu merasa ingin BAB berarti bayi akan lahir segera beri tahu nakes
4. Ikuti anjuran nakes kapan ibu harus mengejan waktu bayi akan lahir.
4.

MASALAH DALAM PERSALINAN


Demi keselamatan ibu dan bayi, waspadai beberapa masalah saat persalinan berikut ini:

1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas


2) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
4) Tidak kuat mengejan
5) Mengalami kejang-kejang
6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
7) Air ketuban keruh dan berbau
8) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
9) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
10) Keluar darah banyak ketika bayi lahir

Jangan remehkan masalah-masalah tersebut saat persalinan. Dalam kondisi semacam itu,
perlu penanganan medis yang sifatnya darurat demi keselamatan ibu dan bayi.
5.

TANDA-TANDA BAHAYA IBU BERSALIN

1) Ketuban pecah dini


Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jikqa sebelum tanggal
perkiraan persalinan ibu talah merasa keluarnyacairan dalm jumlah banyak dari kemaluan
(pecahnya ketuban), Segeralah ke Nakes, karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko
terjadinya infeksi.
2) Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan lanjut ( Ususia kehamilan > 20 minggu) meskipun sangat
sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapatkan pertolongan
di Nakes.
3) Pergerakan janin berkurang
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat janin yang
dapat berakhir denagn kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu mengerti cara menghitung
pergerakan janin dalam satu hari, dan segera ke Nakes jika menduga pergerakan janin berkurang.
Pemantauan pergerakan janin harus sudah duimual;ai sejak awal, yakni sejak ibu merasa
pergerakan janinnya, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan mungkin mendeteksei kesehatan
janinnya, bisanya memperhatikan gerakan janin setiap hari, dianjurkan untuk memperhatikannya
pada malaam hari, saat itu janin sedang bangun. Caranya : ibu berbaring ( malam hari dan
menghitung gerakan janin selama 20 menit. Janin yang sehat akan bergerak labih dari 5 kali
dalam 20 menit. Apabila ini terjadi, janin ibu akan baik selama 24 jam berikutnya sehingga
dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi kesehatan janin setidaknya 24 jam ke
depan. Apabila janin bergerak kurang dari 5 kali dalam 20 menit segera hubungi nakes untuk
mndapatkan pemantauan yang lebih akurat dengan cara NST (Non Stress Test)
4) Tekanan darah meningkat
Tekanan darah meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu
merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada punggung

tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera hubungi nakes karena
kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi (keracunan kehamilan).
6.

BAHAYA YANG TEJADI JIKA PERSALINAN TIDAK DITOLONG OLEH PETUGAS


KESEHATAN

a.

Alat-alat persalinan tidak memadai

b. Persalinan tidak ditangani secara tepat


c.

Bahaya yang terjadi tidak dengan cepat ditangani

d. Penanganan komplikasi terlambat


e.

Kematian ibu dan atau janin

7.

PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

a.

Menyiapakan baju, popok, selimut bayi dan lain-lain.

b. Tempat yang akan dijadikan sebagai tempat melahirkan.


c.

Biaya pada waktu melahirkan.

d. Siapkan donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu


e. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlukan.
http://modulkesehatan.blogspot.com/2013/03/sap-tanda-bahaya-padapersalinan_12.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IMUNISASI


July 25, 2013letisyaputri Leave a comment

Materi Penyuluhan

: IMUNISASI

Pokok Bahasan

1)

Pengertian imunisasi

2)

Tujuan dari imunisasi

3)

Jenis jenis inunisasi pada bayi

4)

Imunisasi pada ibu hamil

5)

Jadwal imunisasi

Waktu Penyuluhan

: 30 Menit

Sasaran

: Pengunjung Puskesmas Rawang

Tanggal

: 27 Mei 2013

Waktu

: 08.00 wib

Tempat

: Puskesmas Rawang

Pelaksana penyuluhan :
1. Penyaji

LATAR BELAKANG
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul pada masyarakat
banyak ditemukan penyakit seperti: polio, campak, hepatitis B , TBC, Difteri. Karna dari itu
harus diberikan imunisasi pada bayi.

TUJUAN
1. Umum

Warga masyarakat mampu memahami dan mengerti tentang imunisasi


1. Khusus

Keluarga mampu :
1)

Mengetahui pengertian imunisasi

2)

Mengetahui manfaat dari imunisasi

3)

Mengetahui jenis jenis imunisasi

4)

Mengetahui jadwal imunisasi

5)

Mengetahui bahaya jika tidak diberikan imunisasi

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

MEDIA
1. Leaflet
2. Flipchart

SETTING TEMPAT
Ruang Tunggu Puskesmas Sicincin

DENAH TEMPAT
Audien
Audien
Audien
Audien
Audien
Audien

Audien
Audien
Audien
Audien
Audie

KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No

Waktu
Penyaji

5 menit

Pembukaan :
1. Salam pembukaan

Menjawab salam

2. Perkenalan

Memperhatikan

Berpartisipasi aktif

Memperhatikan

3. Apersepsi

4. Mengkomunikasikan
tujuan

15 menit

Peserta

Penyajian isi :
1. Menjelaskan dan
menguraikan materi
tentang :

a)

Pengertian

b)

Tujuan dari imunisasi

c)

Jenis jenis imunisasi

d)

Manfaat imunisasi

Memperhatikan
dan mencatat penjelasan
penyuluh dengan cermat

e)

Jadwal imunisasi

f)
Penyakit penyakit yang
yang dapat dihindari dari imnisasi

1. Memberikan
kesempatan kepada
peserta penyuluhan
untuk bertanya

2. Menjawab pertanyaan

Menanyakan halpeserta penyuluhan


yang berkaitan dengan hal yang belum jelas.
materi yang belum
jelas.

10 menit

Memperhatikan

Memperhatikan.

Menjawab

Menjawab salam

Penutup :
1. Menyimpulkan materi
yang telah
disampaikan.
2. Evaluasi penyuluhan
dengan pertanyaan
secara lisan.
3. Salam

MATERI
Terlampir

SUMBER
Yupi Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.

MATERI
IMUNISASI

1. A.

PENGERTIAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya.
1. B.

TUJUAN IMUNISASI

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.
1. C.

JENIS JENIS IMUNISASI PADA BAYI


1. Imunisasi BCG

termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan terhadap penyakit TB
(Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah.
Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke
dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
1. Imunisasi hepatitis B

ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini
dalam program nasionalnya. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit
disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan
kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau

pengerutan hati.

1. Vaksin Polio

Vaksin merupakan cara pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi suatu penyakit. Vaksin
bukanlah obat apalagi untuk penyakit polio yang belum ada obatnya. Vaksin polio bekerja
dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio tanpa terjangkit penyakit
tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin polio dilakukan secara oral, dimana didalam
vaksin tersebut terkandung virus polio hidup yang telah dijinakkan. Namun dalam penerapannya
ternyata dalam beberapa kasus penyakit polio justru disebabkan oleh vaksin oral tersebut.
Setelah tahun 2000 pemberian vaksin dilakukan dengan memasukkan virus polio yang sudah
mati atau tidak aktif lagi, dan pemebrian vaksin ini dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin
pada lengan atau kaki.

1. Pemberian vaksin polio pada balita

Pemberian vaksin polio umumnya diberikan pada saat usia anak-anak. Secara umum pemberian
vaksin dilakukan secara bertahap dalam 4 dosis, dan pemberian dilakukan pada usia 2 bulan, 4
bulan, 6 18 bulan, 4 6 tahun. Berdasarkan penjelasan diatas memang penyakit polio bukan
penyakit yang mematikan, namun memandang akibat kelumpuhan yang ditimbulkannya maka
perlu adanya tindakan pencegahan. Terutama untuk balita apabila terjangkit penyakit ini tentunya
akan mengganggu perkembangan fisik dari balita tersebut, oleh karena itu orang tua harus
memahami pentingnya imunisasi polio pada balita

1.

munisasi DPT

merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Imunisasi ini biasanya diberikan
dalam beberapa tahapan. Untuk totalnya, pemberian imunisasi ini mencapai enam kali. Biasanya
dilakukan mulai dari bayi usia 2 bulan hingga usianya mencapai 12 tahun.
Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti difteri, tetanus, dan pertusis. Bayi
disarankan untuk diberikan imunisasi ini saat usianya 2 bulan. Tapi jika bayi Anda usianya sudah
melebihi 2 bulan dan belum di imunisasi DPT lakukan saja sesuai urutan tahapan berdasarkan
usianya
1. Imunisasi campak

Tanda klinis awal campak biasanya demam tinggi, yang muncul 10-12 hari setelah terpapar virus
ini dan berlangsung selama 4-7 hari. Pilek, batuk, mata merah dan berair, dan munculnya bercak
putih pada sebelah dalam pipi atau yang disebut Kopliks Spot merupakan tanda awal penyakit
ini. Setelah beberapa hari, ruam mulai muncul yaitu bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit,
biasanya pada muka dan leher atas. Setelah 3 hari, ruam ini menyebar, biasanya ke daerah tangan
dan kaki. Ruam ini muncul selama 5-6 hari lalu menghilang dengan sendiri. Biasanya, ruam ini
muncul 14 hari setelah terpapar virus ini (dengan batasan 7-18 hari).
1. D.

IMUNISASI PADA IBU HAMIL

Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) adalah upaya membangun kekebalan tubuh untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini
diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya infeksi
ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi.

TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).


TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
TT 3, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas satu.
TT 4, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas dua.
TT 5, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas tiga.

1. E.

JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BAYI

Umur Pemberian Vaksinasi


Jenis Vaksin

Bulan
LHR

Tahun

1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 10 12

18

BCG
Hepatitis B

1 Kali
1

Polio

D PT

Campak

6 (td)
5

7 (td)

Umur

Vaksin

Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,


dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status
HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir
diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa
ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5
ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi


yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi
dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin
kepada bayi lain)

Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan


HB-2 adalah 1 bulan.

BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan


diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.

DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat


dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara
kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2


bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara


terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan


dengan DTP-2

Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan


dengan Hib-3 (PRP-T).

Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6


bulan tidak perlu diberikan.

Polio-0

1 bulan

Hepatitis B-2

0-2 bulan BCG

2 bulan

DTP-1

Hib-1

Polio-1
4 bulan

DTP-2

Hib-2

Polio-2
6 bulan

DTP-3

Hib-3

1. F.

PENYAKIT YANG BISA TERHINDAR DARI IMUNISASI

1)
Imunisasi BCG: Ditujukan untuk memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri tuberkolosis
(TBC)
2)
Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit Dipteri, Pertusis
(batuk rejan) dan tetanus.
3)
Imunisasi Polio: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadap penyakit polio
(kelumpuhan
4)

Ismunisasi hepatitis B:memberikan kekebalan terhadap hepatitis B

5)

Imunisasi campak: memberikan kekebalan terhadap penyakit campak

6)
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid): upaya membangun kekebalan tubuh untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini
diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya infeksi
ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi.

Rabu, Mei 18, 2011 | Diposkan oleh Ilham Amk, Ns, CH


SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DPT
Topik

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI PUSKESMAS X


: Imunisasi D P T

Waktu Pertemuan
Sasaran
Tempat
Tanggal

: 1 X 25 Menit
: Ibu yang mempunyai anak balita
: Puskesmas X
: 15 Juli 2010

TIU : Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti


dan memahami manfaat dari pada imunisasi D P T yang dilakukan di
puskesmas X
TIK : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu:
- Menjelaskan Pengertian D P T
- Menjelaskan Pengertian Depteri

Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan

Penyuluh
Media
Metode
Evaluasi
Sumber

Pengetian Pertusis
Etiologi D P T
Epek samping imunisasi D P T
Manfaat Imunisasi D P T
: Mahasiswa Kendari
: Leaflet
: Penyuluhan
: Tanya Jawab
: ...

SATUAN ACARA PENYULUHAN


No
Uraian Kegiatan Waktu
Perawat Masyarakat
Mengucapkan salam1. Pembukaan
Memperkenalkan diri
Memperkenalkan pokok bahasan
Mengadakan review
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Merespon
5 Menit
Menjelaskan2. Isi defenisi D P T
Menjelaskan Pengertian Depteri
Menjelaskan pengetian Pertusis
Menjelaskan Manfaat Imunisasi
Menjelaskan cara Penjegahan D P T
Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
15 Menit
Membuat kesimpulan dengan Mahasiswa3. Penutup
Mengucapkan kata penutup
Masyarakat Merespon dan menjawab. Mengucapkan salam
Mendengar
Menjawab salam
5 Menit

Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan
terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk
kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan
memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk
melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat
anti untuk mencegah penyakit.
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen
kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin difteria terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan.
Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah
dimatikan.
Selanjutnya ketiga vaksin ini dikemas bersama yang dikenal dengan vaksin
DPT. (Prof. DR.A.H. Markum, 2000 : 18)
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman
difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam
tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti
digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.
b. Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit
adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini tubuh
akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut kebal
terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak kebal
terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan
terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding
terkena penyakit secara alami.
Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat
kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh.
Namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat
masih bisa ditanggulangi dengan obat-obatan. Namun bagaimanapun juga
pencegahan adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan.
c.Jenis-Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi DPT
1.Difteri

Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut


Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular.
Seoerang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan
anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) :
yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila
anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi
seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena
memang ia sendiri tidak sakit. Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak
karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas.
Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan
terhindar, sedangkan temannya yang belum pernah mendapat imunisasi
akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang
menjadi karier.
Anak yang terjangkit difteri akan menderita demam tinggi. Selain pada tonsil
(amandel) atau tenggorok terlihat selaput putih kotor. Dengan cepat selaput
ini meluas ke bagian tenggorok sebelah dalam dan menutupi jalan nafas,
sehingga anak seolah-olah tercekik dan sukar bernafas. Kegawatan lain pada
difteri adalah adanya racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Racun ini
dapat menyerang otot jantung, ginjal dan beberapa serabut saraf. Kematian
akibat difteri sangat tinggi biasanya disebabkan anak tercekik oleh selaput
putih pada tenggorok atau karena jantung akibat racun difteria yang
merusak otot jantung.
2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih dikenal dengan batuk seratus hari,
disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Penyakit ini cukup parah bila
diderita anak balita, bahkan dapat berakibat kematian pada anak usia
kurang dari 1 tahun. Gejalanya sangat khas, yaitu anak tiba-tiba batuk keras
secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan,
keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Karena batuk yang
sangat keras, mungkin akan disertai dengan keluarnya sedikit darah. Batuk
akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas,
kemudian akan tampak letih dengan wajah yang lesu. Batuk semacam ini
terutama terjadi pada malam hari.
Bila penyakit ini diderita oleh seorang bayi, terutama yang baru berumur
beberapa bulan, akan merupakan keadaan yang sangat berat dan dapat
berakhir dengan kematian akibat suatu komplikasi.
3.Tetanus
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak
untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar,
koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut
merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium
tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang
berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang

belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit. Gejala tetanus yang
khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang
teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.
d. Jadwal Pemberian Imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, karena saat imunisasi pertama
belum memiliki kadar antibody protektif terhadap difteri dan akan memiliki
kadar antibody setelah mendapatkan imunisasi 3 kali. Dimulai sejak bayi
berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4
minggu.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak
yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Jiga tidak boleh
diberikan pada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita
batuk rejan. Bila pada suntikan DPT pertama terjadi reaksi yang berat maka
sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DPT lagi melainkan DT saja
(tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000)
DPT biasanya tidak diberikan pada anak usia kurang dari 6 minggu,
disebabkan respon terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedangkan
respon terhadap tetanus dan difteri adalah cukup baik tanpa memperdulikan
adanya antibody maternal.

e. Efek Samping Imunisasi DPT


Kira-kira pada separuh penerima DPT akan terjadi kemerahan, bengkak dan
nyeri pada lokasi injeksi. Proporsi yang sama juga akan menderita demam
ringan. Anak juga sering gelisah dan menangis terus menerus selama
beberapa jam pasca suntikan.
Kadang-kadang terdapat efek samping yang lebih berat seperti demam
tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.
IMUNISASI
Adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.
1. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium
diphteriae dengan gejala panas lebih kurang 38oC disertai adanya
pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada
tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan
mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak
seperti leher sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor)

dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat


kuman difteri.
b. Pertusis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis
dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas
panjang terdengar suara hup ( whoop) yang khas, biasanya disertai
muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk
yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir mata ( conjunctiva)
atau pembengkakan di sekitar mata ( oedema periorbital). Lamanya
batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit
100 hari. Pemeriksaan lab pada apusan lendir tenggorokan dapat
ditemukan kuman pertusis ( Bordetella pertussis).
c. Tetanus
Adalah penyakit disebabkan oleh Clostridium tetani dengan terdiri
dari tetanus neonatorum dan tetanus.
Tetanus neonatorum adalah bayi lahir hidup normal dan dapat
menangis dan menetek selama 2 hari kemudian timbul gejala sulit
menetek disertai kejang rangsang pada umur 3-28 hari. Tetanus
dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus
(muka setan), kadang-kadang disertai perut papan dan opistotonus
(badan melengkung) pada umur di atas 1 bulan.
d. Tuberkulosis
Adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosa menyebar
melalui pernapasan lewat
bersin atau batuk, gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan,
demam dan keluar
keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus,
nyeri dada dan dapat
terjadi batuk darah.
e. Campak
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui
droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal penyakit adalah
demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata merah),
selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke
tubuh, tangan serta kaki.
f. Poliomielitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari
tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio type 1, 2, atau 3. Secara
klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang
menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP). Penyebaran
penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi.
Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan
terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot
pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.

g. Hepatitis B
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati.
Penyebaran penyakit
terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses
persalinan, melalui
hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang ada adalah
lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning,
kotoran menjadi pucat.
Warna kuning bisa terlihat pula mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi
kronis dan
menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian.
h. Meningitis Meningokokus
Adalah penyakit akut radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria meningitidis.
Meningitis penyebab kematian dan kesakitan diseluruh dunia, CFR melebihi
50%, tetapi dengan
diagnosis dini, terapi modern dan suportif CFR menjadi 5 - 15%. Pencegahan
dapat dilakukan
dengan imunisasi dan kemoprofilkasis untuk orang-orang yang kontak
dengan meningitis dan
karier.
i. Demam Kuning (Yellow Fever)
Adalah penyakit infeksi virus akut dengan durasi pendek (inkubasi 3 sd 6
hari) dengan tingkat
mortalitas yang bervariasi, disebabkan oleh virus demam kuning dari genus
Flavivirus, famili
Flaviviridae, vektor perantara adalah Aedes aegypti. Icterus sedang
ditemukan pada awal penyakit.
Beberapa kasus berkembang menjadi stadium intoksikasi yang lebih berat
ditandai dengan gejala
hemoragik seperti epistaksis, perdarahan gingiva, hematemesis, melena,
gagal ginjal dan hati, 20%
- 50% kasus ikterik berakibat fatal.
2. Pengendalian PD3I
Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berdasarkan
Kepmenkes No.
1611/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
a. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang
dapat dicegah
dengan Imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya target Universal child immunization (UCI) yaitu cakupan


imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun
2010.
2) Tercapainya eliminasi tetatus maternal dan neonatal ( Maternal Neonatal
Tetanus
Elimination/MNTE) (insidens di bawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1
tahun) di tingkat
kabupaten/kota pada tahun 2012
3) Eradikasi Polio pada tahun 2008
4) Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008
5) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis meningokokus
tertentu pada
calon jemaah haji.
6) Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan
perjalanan berasal dari
atau ke negara endemis demam kuning.
7) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular Rabies.
c. Strategi
1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta
2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja
3) Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin
dan alat suntik
4) Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk
menentukan prioritas
kegiatan serta tindakan perbaikan
5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih
6) Pelaksanaan sesuai dengan standard
7) Memanfaatkan perkembangan methoda dan tekhnologi yang lebih efektif
berkualitas dan
efisien
8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan
d. Pokok-pokok kegiatan
1) Imunisasi rutin:
a. Adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus
dilakukan pada
periode waktu yang telah ditentukan.
b. Berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi : rutin
pada bayi,
wanita usia subur, dan anak sekolah
2) Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas
dasar ditemukannya
masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak
rutin,

membutuhkan biaya khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu


periode tertentu.
Yang dimaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah :
a. Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada
anak yang
berumur 1 - 3 tahun. Sasaran prioritas adalah desa/kelurahan yang selama
2 tahun
berturut turut tidak mencapai desa UCI
b. Crash program ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat
untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan lokasi adalah : 1. Angka
kematian
bayi tinggi dan angka PD3I tinggi; 2. Infrastruktur (tenaga, sarana, dana
kurang); 3.
Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI
3) Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response Imunization/ORI)
4) Kegiatan imunisasi khusus
a. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
b. Sub Pekan Imunisasi Nasional
c. Cacth-up campaign campak
3. Vaksin
Pengertian Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman
(bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah
dilemahkan atau dimatikan dan
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu.
a. Jenis-Jenis Vaksin
1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap
tuberkulosa.
2) Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan secara
simultan terhadap
difteri, pertusis dan tetanus.
3) Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tetanus.
4) Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan
terhadap difteri dan
tetanus.
5) Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap
poliomyelitis.
6) Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.

7) Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi


yang disebabkan
oleh virus hepatitis B.
8) Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, tetanus,
pertusis dan hepatitis B.
b. Jadwal Pemberian Imunisasi
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Vaksin Pembe rian Imuni sasi
Selang
Waktu
Pembe
rian
Umur Dosis Tempat Suntikan
BCG 1 x
0-11
bulan
0,05 cc
Lengan kanan atas
luar, intrakutan
DPT/HB
3x
(DPT/HB 1, 2, 3)
4
minggu
2 11
bulan
0,5 cc
Paha tengah luar,
intramuskular
Polio 4x (Polio1, 2, 3, 4)
4
minggu
0-11
bulan
2 tetes
(0,1 cc)
Diteteskan di mulut
Campak 1 x
9-11
bulan
0,5 cc
Lengan kiri atas,
subkutan

Hepatitis B
1x
Hep.B 0
0-7
hari
0,5 cc
Paha tengah luar,
intramuskular
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada WUS
Pemberian Imunisasi Selang Waktu Pemberian Masa Perlindungan Dosis
T1 0,5 cc
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0,5 cc
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0,5 cc
Vaksinasi Pemberian Imunisasi Dosis
Kelas 1 Campak 1 x
DT 1 x
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2 TT 1 x 0,5 cc
Kelas 3 TT 1 x 0,5 cc
c. Kerusakan Vaksin
Vaksin Sensitif Beku
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
Hepatitis B, DPT-HB - 0,5 O C Max jam
DPT, DT, TT - 5C s/d 10 oC Max 1,5 2 jam
DPT, DPT-HB, DT beberapa OC diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 34 OC)
14 hari
Hepatitis B & TT beberapa OC diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 34 OC)
30 hari
Vaksin Sensitif Panas
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
Polio beberapa OC diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 34 OC)
2 hari
Campak & BCG beberapa OC diatas suhu
udara luar (ambient
temperature < 34 OC)

7 hari
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I.

Topik Penyuluhan

: ASI Eksklusif

Hari / Tanggal

: Agustus 2011

Waktu

: 1 x 30 menit

Tempat

: Ruang Penyuluhan

Sasaran

: Ibu ibu nifas di Ruang Nifas RSD Mardi Waluyo Blitar

Penyaji

: Martini Handayani

Tujuan
1.1 Tujuan Instruktsional Umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan ibu ibu dapat mengerti tentang ASI Eksklusif.
1.2 Tujuan Instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibuibu bisa dan mengerti tentang :

Ibu dapat menjelaskan tentang pengertian ASI Eksklusif

Ibu dapat menyebutkan keunggulan dan keuntungan ASI.

Ibu dapat menjelaskan upaya-upaya untuk memperbanyak ASI.

II.

Materi

Terlampir

III Kegiatan Operasional

No.
1.

Waktu
3 menit

Kegiatan penyuluh
Pembukaan :

Kegiatan peserta

Pembukaan

2.

Salam

Menjawab Salam

Perkenalan

Mendengarkan

Relevansi

Memperhatikan

Tujuan
Pelaksanaan :

Memperhatikan

Ibu dapat menjelaskan tentang ASI

Memperhatikan

15 menit

Eksklusif

Ibu dapat menyebutkan keunggulan

Memperhatikan

dan keuntungan ASI Eksklusif

Ibu dapat menjelaskan upaya-upaya


untuk memperbanyak ASI

3.

10 menit

Memperhatikan

Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang

Menjawab pertanyaan

materi yang telah diberikan, dan


reinforcement kepada ibu-ibu yang
4.

dapat menjawab pertanyaan.


Terminasi :

2 menit

Mengucapkan terima kasih atas

Mendengarkan

peran serta peserta.

1.

Mengucapkan salam penutup

IV Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V Media
Leaf leat
VI Kriteria Evaluasi
Evaluasi struktur :

Menjawab salam

2.

3.

Peserta hadir ditempat penyuluhan


Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah warga desa Sidomulyo
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
Evaluasi Proses :
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Evaluasi Hasil :
Ibu mengetahui tentang manfaat ASI Eksklusif
Jumla hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang

ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organis yang
disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama ASI.
ASI Eksklusif adalah bayi diberi ASI saja pada 0-6 bulan tanpa pemberian apapun,
termasuk susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun.
2. Komposisi ASI
ASI memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti :
a. Protein
Mengandung asam amino esensial, taurin yang tinggi untuk pertumbuhan mata.
b.Karbohidrat
c. Lemak

Lemak ASI merupakan :


1. Sumber kalori
2. Sumber vitamin yang larut
3. Sumber asam lemak yang esensial
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap sampai umur 6 bulan.
e. Air
88% dari ASI terdiri dari air yang berfungsi untuk meredakan rasa haus untuk melarutkan zat-zat
yang ada didalamnya.
f. Vitamin
Vitamin dalam ASI lengkap diantaranya vitamin A, D, C.
g.Kalori
90% dari karbohidrat dan lemak. 10% dari protein.
3. Keunggulan ASI
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena memiliki keunggulan :
a.

Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi
dalam susunan yang dibutuhkan.

b. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal.


c.

Memiliki zat anti infeksi dan antibody.

d. Tidak akan pernah basi.


e.

Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.

f.

Selalu aman dan bersih.

4. Keuntungan ASI
a. Bagi bayi
1) Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.
2)

Kolostrum/susu jolong/susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi

3) ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan makanan untuk bayi
4) ASI mudah dicerna oleh bayi
5) ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik
6) Pemberian ASI disarankan sampai 1 tahun

b.Bagi Ibu
1)

Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dan cepat
memperlambat perdarahan.

2) Mempercepat penurunan berat badan


3) Ibu menyusui yang haidnya belum muncul kecil kemungkinan untuk hamil kembali
4) Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada bayi
c. Bagi semua orang
1) ASI selalu bersih dan bebas hama yang menyebabkan infeksi.
2) ASI selalu tersedia dan gratis
3) Tidak menuntut persiapan khusus
4)

Tanpa memberi makanan tambahan kecil kemungkinan ibu menjadi hamil dalam 6 bulan
pertama.

5. Upaya-upaya memperbanyak ASI


ASI tidak mencukupi, biasanya disebabkan Ibu / bayinya / keduanya untuk menambah kesediaan
isi maka
Ibu :
a.

Sarankan ibu beristirahat cukup

b. Pengaturan makanan yang baik


1)

Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti mie, jagung, ubi,
kentang, roti, dan sebagainya.

2) Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam, ikan segar, hati,
ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
3) Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel, buncis,
dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang produksi ASI.
4)

Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan sebagainya yang
banyak mengandung vitamin dan mineral.

c.

Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari akan lebih
bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu, air, kacang-kacangan, sari
buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.

d. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu panas, mengandung
alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.

e.

Tidak disarankan untuk minum jamu setelah melahirkan.

f.

Yang penting tidak ada makanan pantangan untuk ibu menyusui.

g. Yakinkan kembali pada ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI lebih banyak.

Untuk bayi, bayi harus :


a.

Menyusui bayinya setiap 2 jam, siang, dan malam hari, sementara hal ini akan menambah
ketersediaan ASI (menyusui selama 10-15 menit di setiap payudara)

b. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.


c.

Susui bayi ditempatkan yang tenang dan nyaman.

d. Tidurkan bayi di samping ibu.


e.

Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

6. Apa yang harus dilakukan bila ibu bayi bekerja atau pergi ?
a.

Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja.

b. Bila payudara terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan disimpan


c.

ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar 24 jam dalam lemari es

d. ASI dimasukkan dalam tempat / gelas / botol yang benar dan bersih.
e.

ASI tersebut dapat diberikan kepada bayi segera setelah ibu sampai dirumah.

f.

ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung di atas api.

7. Pemberian ASI sangat penting, mengingat :


a.

Air susu ibu adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat
bulan pertama kehidupannya.

b. Bayi segera harus disusui setelah lahir, pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan
hendaknya disusui secara tepat.
c.

Ibu hendaknya sesering mungkin menyusui anaknya karena demikian air susu ibu bertambah
banyak dan cukup untuk kebutuhan bayi.

d. Pemberian susu botol yang penanganannya tidak bersih, dapat menimbulkan sakit dan kematian.
e.

Ibu hendaknya menyusui anaknya hingga tahun kedua kehidupan anak dan jika mungkin untuk
waktu yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2000. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : JPNKR-POG

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : 1. ASI eksklusif
2. Cara menyusui yang benar
Tempat :XXX
Sasaran : Ibu yang memiliki balita di dusun Patihan desa Patihan
Hari / tanggal :XXX / XXX 2011
Waktu : XXX - selesai
I. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami dan mampu melaksanakan ASI
eksklusif dan cara menyusui yang benar.
II. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat :
1. Menjelaskan pengertian ASI eksklusif
2. Menjelaskan manfaat ASI eksklusif bagi ibu dan bayi
3. Menjelaskan kandungan (isi) ASI
4. Menjelaskan persiapan menyusui
5. Menjelaskan dan mempraktikkan langkah-langkah menyusui yang benar
III. Materi
1. Pengertian ASI eksklusif
2. Manfaat ASI eksklusif bagi ibu dan bayi
3. Kandungan (isi) ASI
4. Persiapan menyusui

5. Langkah-langkah menyusui yang benar


IV. Kegiatan Penyuluhan
No
.
1.

Tahap
Pembukaan

Waktu
5 menit

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

Metode

1. Mengucapkan salam

Menjawab salam, Ceramah

2. Memperkenalkan diri

memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan

dan

umum dan tujuan

mendengarkan.

khusus
Memberi pengertian
ASI

eksklusif,

manfaat
2.

Inti

20 menit

2.1 Ceramah

eksklusif

ASI
bagi

ibu

dan bayi, kandungan


(isi) ASI, persiapan
menyusui,
langkah

Mendengar,
melihat

dan Ceramah

memperhatikan.

langkahmenyusui

yang benar.
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh peserta.
2.2 Tanya Jawab

10 menit

Menyimpulkan

Bertanya.
Ceramah,

semua penyuluhan

Tanya

yang telah
dilaksanakan.

2.3Kesimpulan
5 menit

Penutup
3.

jawab
Mendengar.

Salam penutup.

Menjawab salam.
5 menit

Ceramah

V. Metode1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VI. Media
1. Leaflet
2. Flipchart
3. Alat Peraga
VII. Pengorganisasian
1. Moderator : XXX
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan.
2. Penyaji : XXX
Dian Fatmawati
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan dan
memperagakannya.
3. Observer : XXX
Tugas : Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
4. Fasilitator : XXX
Tugas : - Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
- Menstimulasi peserta yang tidak aktif dalam
kegiatan (tidak ada pertanyaan).
VIII. Kegiatan Evaluasi
1. Struktural :
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 2 hari sebelumnya.
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai.
2. Proses:
1) Masing masing anggota tim bekerja sesuai tugas.
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam
penyuluhan 50 % dari yang hadir.
3. Hasil:
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu sesuai dengan
tujuan khusus peserta dapat :
1) Mengetahui tentang ASI eksklusif dan manfaatnya serta bagaimana cara menyusui yang benar,
2) Bersedia untuk melaksanakan ASI eksklusif, dan
3) Mampu menerapkan cara menyusui yang benar.
4. Antisipasi Masalah:
1) Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan ( tidak ada pertanyaan ) fasilitator dapat menstimulasi
dengan cara berdialog dengan pemberi materi dalam membahas materi yang sedang diberikan.

2) Pertanyaan yang sekiranya tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji hendaknya dilakukan
konfirmasi pada anggota pengorganisasian lainnya.
MATERI PENYULUHAN
ASI EKSLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
I. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004).
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bubur nasi dan tim ( Roesli U, 2001 ).
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa
ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
(WHO, 2001)
II. Manfaat
1. Bagi Bayi
1) ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi
yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
2) ASI mudah dicerna oleh bayi.
3) Jarang menyebabkan konstipasi.
4) Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
5) ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan
infeksi dan penyakit lainnya..
6) ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium.
7) Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih
dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI mengandung
DHA/AA. Hal ini ditunjukkan anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual
Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberi
ASI eksklusif.
8) Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 6 bln akan menurunkan resiko sakit jantung bila
mereka dewasa.
9) ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran
kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
10) Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
2. Bagi Ibu
1) Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti
mengurangi resiko perdarahan.
2) Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
3) Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
4) Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat
rendah.
5) Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga memberi jarak antar
anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
6) Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak

ketika mengalami menstruasi


(dr. Suririnah,2009)
III. Kandungan (Isi) ASI
ASI mengadung:
1. Laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan
dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan
mensintesa beberapa jenis vitamin.
3) Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
2. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus,
lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
3. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Komposisi ASI tiap 100ml dan perbandingannya dengan susu sapi.

KADAR ZAT GIZI


PROTEIN

ASI
12 gr

SUSU SAPI
3,3 gr

LEMAK

3,8 gr

3,8 gr

LAKTOSA

7,0 gr

4,8 gr

KALORI

75,0 Kal

66,0 Kal

VITAMIN A

53,0 KI

34,0 KI

VITAMIN B1

0,11 mgr

0,42 mgr

VITAMIN C

43,0 mgr

1,8 mgr

KALSIUM

30,0 mgr

125,0 mgr

BESI

0,15 mgr

0,1 mgr

Perbedaan antara ASI dengan susu formula

Perbedaan
Komposisi

ASI
ASI mengandung zat-zat gizi, antara
lain:faktor pembentuk sel-sel otak,
terutama DHA, dalam kadar tinggi.
ASI juga mengandung whey
(protein utama dari susu yang
berbentuk cair) lebih banyak

Susu Formula
Tidak seluruh zat gizi
yang terkandung di
dalamnya dapat diserap
oleh
tubuh
bayi.
Misalnya, protein susu
sapi tidak mudah diserap

Nutrisi

Pencernaan

Kebutuhan

daripada kasein (protein utama dari karena


mengandung
susu yang berbentuk gumpalan) lebih banyak casein.
dengan perbandingan 65:35.
Perbandingan
whey:
casein susu sapi adalah
20:80.
Mengandung imunoglobulin dan Protein yang dikandung
kaya akan DHA (asam lemak tidak oleh
susu
formula
polar yang berikat banyak) yang berguna bagi bayi lembu
dapat membantu bayi menahan tapi kegunaan bagi
infeksi
serta
membantu manusia sangat terbatas
perkembangan otak dan selaput lagipula
mata.
immunoglobulin
dan
gizi yang ditambah di
susu formula yang telah
disterilkan
bisa
berkurang
ataupun
hilang.
Protein ASI adalah sejenis protein Tidak mudah dicerna:
yang lebih mudah dicerna selain itu serangkaian
proses
ada sejenis unsur lemak ASI yang produksi
di
pabrik
mudah diserap dan digunakan oleh mengakibatkan enzimbayi. Unsur elektronik dan zat besi enzim pencernaan tidak
yang dikandung ASI lebih rendah berfungsi.
Akibatnya
dari susu formula tetapi daya serap lebih
banyak
sisa
dan guna lebih tinggi yang dapat pencernaan
yang
memperkecil beban ginjal bayi. dihasilkan dari proses
Selain itu ASI mudah dicerna bayi metabolisme
yang
karena mengandung enzim-enzim membuat ginjal bayi
yang dapat membantu proses harus bekerja keras.
pencernaan antara lain lipase (untuk Susu formula tidak
menguraikan lemak), amilase (untuk mengandung posporlipid
menguraikan
karbohidrat)
dan ditambah mengandung
protease
(untuk
menguraikan protein
yang
tidak
protein).
mudah dicerna yang bisa
membentuk
sepotong
susu yang membeku
sehingga berhenti di
perut lebih lama oleh
karena itu taji bayi lebih
kental dan keras yang
dapat
menyebabkan
susah
BAB
dan
membuat bayi tidak
nyaman.
Dapat
memajukan
pendirian Kekurangan menghisap
hubungan ibu dan anak. ASI adalah payudara:
mudah

makanan bayi, dapat memenuhi


kebutuhan bayi, memberikan rasa
aman kepada bayi yang dapat
mendorong kemampuan adaptasi
bayi.
Ekonomi

Lebih murah: menghemat biaya alatalat, makanan, dll yang berhubungan


dengan pemeliharaan, mengurangi
beban perekonomian keluarga.

Kebersihan

ASI boleh langsung diminum jadi


bias menghindari penyucian botol
susu yang tidak benar ataupun hal
kebersihan lain yang disebabkan
oleh penyucian tangan yang tidak
bersih oleh ibu. Dapat menghindari
bahaya karena pembuatan dan
penyimpanan susu yang tidak benar.

Ekonomis

Tidak perlu disterilkan atau lebih


mudah dibawa keluar, lebih mudah
diminum, minuman yang paling
segar dan suhu minuman yang
paling tepat untuk bayi.
Bayi mesti menggerakkan mulut
untuk menghisap ASI, hal ini dapat
membuat gigi bayi menjadi kuat dan
wajah menjadi cantik.

Penampilan

Pencegahan

Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat


menghindari alergi karena susu
formula seperti mencret, muntah,
infeksi saluran pernapasan, asma,
bintik-bintik,
pertumbuhan

menolak
ASI
yang
menyebabkan kesusahan
bayi menyesuaikan diri
atau
makan
terlalu
banyak, tidak sesuai
dengan
prinsip
kebutuhan.
Biaya lebih mahal:
karena
menggunakan
alat,makanan, pelayanan
kesehatan, dll. Untuk
memelihara sapi. Biaya
ini sangat subjektif yang
menjadi beban keluarga.
Polusi
dan
infeksi:
pertumbuhan bakteri di
dalam makanan buatan
sangat cepat apalagi di
dalam botol susu yang
hangat biarpun makanan
yang dimakan bayi
adalah makanan bersih
akan tetapi karena tidak
mengandung
anti
infeksi,
bayi
akan
mudah mencret atau
kena penularan lainnya.
Penyusuan susu formula
dan alat yang cukup
untuk menyeduh susu.
Penyusuan susu formula
dengan botol susu akan
mengakibatkan
penyedotan yang tidak
puas lalu menyedot terus
yang dapat menambah
beban
ginjal
dan
kemungkinan menjadi
gemuk.
Bagi
bayi
yang
alergiterhadap
susu
formula tidak dapat
menghindari
mencret,
muntah,infeksi saluran

terganggu dan gejala lainnya.

Kebaikan
bagi ibu

Dapat membantu kontraksi rahim


ibu, lebih lambat datang bulan
sehabis melahirkan sehingga dapat
ber-KB alami. Selain itu dapat
menghabiskan kalori yang berguna
untuk pengembalian postur tubuh
ibu. Berdasarkan biodata statistik,
ibu yang menyusui ASI lebih rendah
kemungkinan menderita kanker
payudara, kanker rahim dan keropos
tulang.

napas, asma, kemerahan,


pertumbuhan terganggu
dan gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu
formula.
Tidak dapat membantu
kontraksi rahim yang
dapat
membantu
pengembalian tubuh ibu
jadi rahim perlu dielus
sendiri oleh ibu. Tidak
dapat
memperlambat
waktu datang bulan yang
dapat menghasilkan cara
KB alami. Berdasarkan
biodata statistik, ibu
yang menyusui susu
formula lebih tinggi
kemungkinan menderita
kanker payudara.

Anda mungkin juga menyukai