Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PARTISIPASI MASYARAKAT DESA

DISUSUN OLEH:
NAMA

: SARLOTA BRONOP

NPM

: ?????????????

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


STISIPOL YALEKA MARO
MERAUKE
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul Partisipasi Masyarakat
Desa.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada berbagai pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Merauke, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A.
B.
C.
D.

Pengertian Partisipasi Masyarakat...........................................................................


Tahapan Partisipasi Masyarakat Desa dalam Proses Pembangunan........................
Pentingnya Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan...............................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Desa............................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................


A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sebagian besar berada di pedesaan, oleh karena itu
perhatian pembangunan perlu lebih banyak diarahkan kepada pembangunan
pedesaan. Titik tumpu pembangunan tidak bisa lain kecuali pada pembangunan
desa dengan segala aspeknya. Keadaan yang demikian ini diperkuat oleh adanya
kenyataan bahwa masyarakat pedesaan masih dihinggapi masalah sosial seperti
kemiskinan, keterbelakangan dan berbagai kerawanan sosial lainnya. Untuk itu
diperlukan suatu usaha yang terencana untuk mengatasi permasalahanpermasalahan sosial masyarakat desa serta guna meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Ketidakpekaan pemerintah terhadap aspirasi masyarakat serta minimnya
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dapat mengakibatkan
masyarakat kurang merasa memiliki (sense belonging) terhadap hasil-hasil
pembangunan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kunci keberhasilan dari
suatu program pembangunan adalah partisipasi sebagai suatu conditio sine
quanone atau keharusan yang tidak dapat ditawar.
Belajar dari fenomena tersebut, maka selanjutnya terjadi perubahan
paradigma dalam pembangunan desa seiring diterbitkannya Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Konsep otonomi desa yang

tertuang di dalamnya memberikan kedudukan yang kuat bagi desa dan


masyarakatnya untuk melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhannya, di mana proses pembangunan secara bertahap telah bergeser
mengarah kepada proses yang memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi
secara keseluruhan (participatory development), sejak dari (a) prakarsa (dari
masyarakat), (b) perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya (oleh
masyarakat), hingga kealokasian manfaatnya (untuk masyarakat).
Kondisi semacam ini didukung oleh pernyataan Suwignyo (1985) bahwa
hakekat pengertian pembangunan adalah dari, untuk dan oleh masyarakat,
dengan demikian maka pembangunan di pedesaan menempatkan masyarakat desa
sebagai subyek pembangunan dan bukan sebagai obyek pembangunan. Atau
dengan kata lain bahwa pembangunan desa harus dapat dilaksanakan oleh
masyarakat itu sendiri dan bukan dilakukan oleh pemerintah supra desa.
Dari pemikiran diatas, jelaslah bahwa dalam pelaksanaan pembangunan desa
sangat dibutuhkan prakarsa masyarakat setempat, dilakukan oleh masyarakat itu
sendiri dan keputusan yang diambil bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat
itu sendiri, serta dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dan
berorientasi ke masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat?
2. Bagaimana tahapan partisipasi masyarakat desa dalam proses
pembangunan?
2

3. Apa pentingnya partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan?


4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini adalah untuk mempelajari dan mendeskripsikan tentang:
1.
2.
3.
4.

Pengertian partisipasi masyarakat.


Tahapan partisipasi masyarakat desa dalam proses pembangunan.
Pentingnya partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat


Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan seseorang secara sukarela tanpa
dipaksa sebagaimana yang dijelaskan Sastropoetro (1988) dalam Lugiarti (2004)
bahwa partisipasi adalah keterlibatan secara spontan dengan kesadaran disertai
tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan.
Menurut Mubyarto (1985) dalam Lugiarti (2004), partisipasi sebagai
kesadaran untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan
setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Partisipasi
sangat penting dalam pembangunan, karena pembangunan merupakan kegiatan
yang berkesinambungan. Dalam pembangunan seperti itu sangat dibutuhkan
pelibatan orang sebanyak mungkin. Sehingga tanpa partisipasi dari seluruh
masyarakat, pembangunan sukar dapat berjalan dengan baik.
Partisipasi merupakan masukan dalam proses pembangunan dan sekaligus
menjadi keluaran atau sasaran dari pelaksanaan pembangunan. Partisipasi dalam
konteks pembangunan desa mencakup keikutsertaan atau keterlibatan warga
dalam proses pengambilan keputusan, dan dalam penerapan program yaitu adanya
pembagian keuntungan atau manfaat dari hasil pelaksanaan kegiatan seta
keterlibatan warga dalam mengevaluasi kegiatan tersebut.

B. Tahapan Partisipasi Masyarakat Desa dalam Proses Pembangunan


Konsep partisipasi dimaksud menggambarkan tahapan partisipasi dalam
proses pembangunan, yang mencakup (1) partisipasi pada tahap perencanaan, (2)
partisipasi pada tahap pelaksanaan, (3) partisipasi pada tahap pemanfaatan dan (4)
partisipasi pada tahap penilaian hasil pembangunan.
Menurut Ndraha (1990), partisipasi masyarakat desa dalam proses
pembangunan dapat dipilah sebagai berikut: (1) partisipasi dalam/ melalui kontak
dengan pihak lain sebagai awal perubahan sosial; (2) partisipasi dalam
memperhatikan/ menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik
dalam arti menerima, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya;
(3) partisipasi dalam perencanaan termasuk pengambilan keputusan; (4)
partisipasi dalam pelaksanaan operasional; (5) partisipasi dalam menerima,
memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan, yaitu keterlibatan
masyarakat dalam menilai tingkat pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
rencana dan tingkatan hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat desa dapat berpartisipasi dalam
proses pembangunan, tidak terlepas dari hubungan dengan pihak lain dan
penguasaan informasi, sehingga penting artinya proses sosialisasi dalam program
yang berasal dari luar masyarakat.
C. Pentingnya Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan
Melalui pendekatan partisipatif mengasumsikan bahwa partisipasi masyarakat
merupakan kunci berhasilnya pembangunan. Moeljarto (1987) mengemukakan
beberapa alasan pembenaran bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan:

1. Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan terakhir pembangunan, partisipasi


merupakan akibat logis dari dalil tersebut;
2. Partisipasi menimbulkan rasa harga diri dan kemampuan pribadi untuk
dapat turut serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat;
3. Partisipasi menciptakan suatu lingkaran umpan balik arus informasi
tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa
keberadaannya akan tidak terungkap. Arus informasi ini tidak dapat
dihindari untuk berhasilnya pembangunan;
4. Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari mana rakyat
berada dan dari apa yang mereka miliki;
5. Partisipasi memperluas zone (kawasan) penerimaan proyek
pembangunan;
6. Ia akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintahan kepada seluruh
masyarakat;
7. Partisipasi menopang pembangunan;
8. Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif bagi baik aktualisasi
potensi manusia maupun pertumbuhan manusia;
9. Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan
masyarakat untuk pengelolaan program pembangunan guna memenuhi
kebutuhan khas daerah;
10. Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu
untuk dilibatkan dalam pembangunan mereka sendiri.
Akan merupakan kebalikan jika dalam suatu pembangunan tidak melibatkan
partisipasi masyarakat, maka dapat muncul beberapa kemungkinan yang terjadi
sebagai berikut (Hetifah, 2003):
1. Pemerintah kekurangan petunjuk mengenai kebutuhan dan keinginan
warganya;

2. Investasi yang ditanamkan, tidak mengungkapkan prioritas kebutuhan


masyarakat setempat;
3. Sumber-sumber daya publik yang langka tidak digunakan secara optimal;
4. Sumber-sumber daya masyarakat yang potensial untuk memperbaiki
kualitas hidup masyarakat, tidak tertangkap;
5. Standar-standar dalam merancang pelayanan dan prasarana, tidak tepat;
6. Fasilitas-fasilitas yang ada digunakan di bawah kemampuan dan
ditempatkan pada tempat-tempat yang salah.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Desa
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai
suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi adanya tiga faktor utama yang
mendukungnya, yaitu (1) kemauan, (2) kemampuan, dan (3) kesempatan bagi
masyarakat untuk berpartisipasi (Slamet, 1992 dalam Sumardjo dan Saharudin,
2003).
Ketiga faktor tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di seputar
kehidupan manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, seperti
psikologis individu (needs, harapan, motif, reward), pendidikan, adanya
informasi, keterampilan, teknologi, kelembagaan yang mendukung, structural dan
stratifikasi sosial, budaya lokal serta peraturan dan pelayanan pemerintah.
Menurut Oppenheim (1973) dalam Sumardjo dan Saharudin (2003) ada unsur
yang mendukung untuk berperilaku tertentu pada diri seseorang (Person inner
determinants) dan terdapat iklan atau lingkungan (Environmental factors) yang
memungkinkan terjadinya perilaku tersebut.
Menurut Sahidu (1998) bahwa faktor-faktor yang mampengaruhi tingkat
kemauan masyarakat untuk berpartisipasi adalah motif, harapan, needs, rewards
dan penguasaan informasi. Faktor yang memberikan kesempatan masyarakat

untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur dan


stratifikasi sosial, budaya lokal, kepemimpinan, sarana dan prasarana. Sedangkan
faktor yang mendorong adalah pendidikan, modal dan pengalaman yang dimiliki.
Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat desa agar ikut
serta dalam pembangunan dapat dilakukan dengan cara:
1. Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan
aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
2. Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan
pranata sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau
pranata sosial masyarakat merupakan daya tamping dan daya dukung
sosial.
3. Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum
dilakukan untuk dapat menggali need yang ada dalam masyarakat
(Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Partisipasi dapat menjadi tujuan untuk meningkatkan efektivitas
pembangunan. Jika masyarakat mempunyai taruhan/ pengorbanan dalam
pembangunan dan aktif dalam pengambilan keputusan, mereka kemungkinan
besar memberikan komitmen yang besar, sehingga mampu memenuhi tugas
bersama.

Partisipasi mengasumsikan bahwa masyarakat yang paling mengetahui


masalah dan cara pemecahannya sesuai dengan rasionalitas mereka. Dengan
pendekatan tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil langsung akan
menyentuh kepentingan mendesak untuk mereka tangani. Partisipan mungkin
mampu bergotong-royong dalam input, baik barang atau uang atau waktu. Andil
sumberdaya dapat meningkatkan komitmen sehingga tujuan pembangunan
menjadi optimal dan berkesinambungan.
B. Saran
Meningkatkan pembangunan diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Para
akademisi sebagai agent of change diharapkan dapat lebih meningkatkan peran
sertanya dalam mewujudkan pembangunan agar pembangunan dapat lebih
dirasakan oleh rakyat. Disarankan pula bagi pemerintah agar dapat lebih membina
dan membawa masyarakat untuk lebih membuka ruang dalam berpartisipasi,
sehingga pembangunan tidak hanya dirasakan golongan atas saja, tapi juga oleh
rakyat kecil.
Disarankan pula bagi pihak swasta untuk lebih berpartisipasi ikut serta dalam
proses pembangunan, dengan memberikan ruang dan arahan agar masyarakat
dapat mengetahui bagaimana partisipasi itu seharusnya, sehingga terciptalah
masyarakat yang aktif berpartisipasi pada pembangunan dan melahirkan
masyarakat yang berbasis pemberdayaan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan. A. H. 2002, Pengembangan Komunitas dan Pedesaan


Berkelanjutan. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Faperta IPB
Eko, Sutoyo. 2005. Manifesto Pembaharuan Desa. APMD Press Yogyakarta,
Yogyakarta
Hetifah, Sj Sumarto, 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta
Kamaluddin, Rustian. 1992. Bunga Rampai Pembangunan Nasional dan
Pembangunan Daerah. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta
Lugiarti, Eppy. 2004. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Proses
Perencanaan Program Pengembangan Masyarakat di Komunitas Desa
Cijayanti. Tesis. Pascasarjana, IPB
Moeljarto, T. 1987. Politik Pembangunan, Sebuah Analisis, Arah dan Strategi. PT
Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta
Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta
Rahardjo, M. Dawan. 2006. Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret
Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Khanata, Pustaka LP3ES Indonesia
Sahidu, Arifudin. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah
dalam Pembangunan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Disertasi. Pascasarjana, IPB
Sumardjo dan Saharudin, 2003. Metode-metode Partisipatif dalam
Pengembangan Masyarakat. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Faperta
IPB
Umboh, Fredriek Anderson. 2004. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Desa di Desa Pinili Kecamatan Dimembe Kabupaten
Minahasa. Tesis. Pascasarjana, IPB
Sahidu, Arifudin. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah
dalam Pembangunan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Disertasi. Pascasarjana, IPB. 1998. p. 147

11

Anda mungkin juga menyukai