Anda di halaman 1dari 110

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LOGAM DAN MESIN

MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
LOG.OO12.002.00

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS


Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence
Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja
dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya
sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar
pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah
modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul Mengukur Listrik / Elektronika
yang mengacu pada SKKNI Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari
Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub Bidang Pengelasan SMAW yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor
KEP.342/MEN/X/2007.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan
dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di
lembaga pelatihan kerja.

Jakarta,

Nopember 2013

DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN

KUNJUNG MASEHAT, S.H., M.M.


NIP. 19591129 198603 1 002

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 1 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ 1


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB I

STANDAR

KOMPETENSI

KERJA

NASIONAL

(SKKNI)

DAN

SILABUS

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) -------------------------------------- 3


A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) -------------------------------- 3
B. Unit Kompetensi Prasyarat ------------------------------------------------------ 7
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) -------------------------------- 8
BAB II MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA ----------------------------------------------- 12
A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------- 12
B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------ 12
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------- 13
D. Pengertian Istilah ----------------------------------------------------------------- 13
E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi -------------------------- 14
F. Materi Pelatihan Mengukur Listrik/Elektronika ------------------------------- 15
1. Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel - 15
a. Cara memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang
dibutuhkan ----------------------------------------------------------------- 15
1). Dasar-Dasar Kelistrikan ---------------------------------------------- 15
2). Besaran-Besaran listrik ----------------------------------------------- 16
3). Pemilihan alat ukur listrik/elektronika ------------------------------ 19
b. Cara mengeset peralatan yang tepat ----------------------------------- 21
c. Cara menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang
diperlukan ------------------------------------------------------------------ 21
1). Rangkaia Listrik ------------------------------------------------------ 22
2). Jenis-Jenis Rangkaian Listrik -------------------------------------- 22
3). Menggunakan Multi Meter ------------------------------------------ 27
4). Menggunakan Multi Analog ---------------------------------------- 28
5). Menggunakan Multi Digital ----------------------------------------- 36
6). Menggunakan Tang Amper ---------------------------------------- 40
7). Menggunakan Osiloskop -------------------------------------------- 42
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 2 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

2. Memelihara Peralatan Pengukur listrik/Elektronika ---------------------- 74


a. Cara memelihara peralatan pengukur listrik/elektronika ----------- 74
1). Pemeliharaan multimeter ------------------------------------------- 74
2). Mengganti baterei multi meter ------------------------------------- 74
3). Mengganti sekring multi meter ------------------------------------ 74
4). Pemeliharaan osiloskop -------------------------------------------- 75
b. Cara menyimpan peralatan pengukur listrik/elektronika ----------- 75
1). Cara menyimpan multi meter ------------------------------------- 75
BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Sumber-sumber Perpustakaan ------------------------------------------------- 77
1. Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------- 77
2. Buku Referensi ----------------------------------------------------------------- 77
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan -------------------------------------------- 77
1. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------- 77
2. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------- 78

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 3 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)


1. KODE UNIT

LOG.OO12.002.01

2. JUDUL UNIT

Mengukur listrik/elektronik

3. DESKRIPSI UNIT

Unit

ini

menggambarkan

kegiatan

pengukuran

dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronik


yang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan
yang

sesuai,

melaksanakan

melakukan

pengukuran

serta

peralatan

ukur

pemeliharaan

listrik/elektronik sesuai dengan prosedur.


4. Bidang

Pengukuran

5. Bobot Unit

6. Unit Prasyarat

ELEMEN
KOMPETENSI
1. Menggunakan

KRITERIA UNJUK KERJA


1.1

peralatan
pengukur listrik

2.

Peralatan dan pengesetan yang tepat dipilih untuk


memperoleh hasil yang dibutuhkan

1.2

Rangkaian listrik yang tepat dihubungkan untuk

untuk mengukur

memperoleh hasil yang dibutuhkan sesuai dengan

variabel

prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

Memelihara

2.1

Perawatan dan penyimpanan peralatan secara rutin

peralatan

dilakukan sesuai dengan prosedur manufaktur atau

pengukur listrik.

prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

7. BATASAN VARIABEL
Unit ini meliputi pengukuran tegangan, arus, hambatan, daya listrik, frekuensi,
dll pada rangkaian arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC) sampai tegangan
1000V, dengan menggunakan peralatan pengukur yang tepat. Peralatan ini
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 4 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

termasuk multimeter analog/digital, tang tester (pengukur arus listrik),


osiloskop, potensiometer, dll. Peralatan pengukur listrik ada yang memerlukan
hubungan atau tidak dihubungkan dengan sirkuit. Penyetelan peralatan
pengukur dapat berupa penyetelan nilai nol dan linier. Pekerjaan dapat dilakukan
secara perorangan atau berkelompok. Untuk pengukuran yang sederhana seperti
membaca peralatan pengukur, mengetes sambungan kabel, dan pengukuran
yang mengharuskan penggunaan peralatan di atas peralatan pengukur, dan
sebagainya. Unit LOG.OO02.005.01 (Mengukur dengan menggunakan alat ukur)
dan/atau Unit LOG.OO12.001.01 (Menggunakan peralatan pembandingan
dan/atau alat ukur Dasar) sebaiknya dipertimbangkan.

8. PANDUAN PENILAIAN
a. Konteks penilaian
Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi
keduanya. Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja
sendiri atau bekerja dalam suatu tim/kelompok. Lingkungan penilaian
sebaiknya tidak merugikan calon (siswa yang akan dinilai).
b. Kondisi Penilaian
Calon (siswa yang akan dinilai) akan menggunakan seluruh perkakas,
perlengkapan, material dan dokumentasi yang diperlukan. Calon (siswa yang
akan dinilai) diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
1) Prosedur kerja yang relevan.
2) Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan.
3) Kode-kode,

standar-standar,

manual-manual,

dan

bahan-bahan

referensi yang
relevan.
4) Calon (siswa yang akan dinilai) akan diminta untuk:
a) Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
b) Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat didekati untuk
mendapatkan bukti-bukti kompetensi apabila diperlukan.
c) Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 5 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

kerja yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa
calon (siswa yang akan dinilai) tersebut dapat melakukan secara
cakap dan konsisten seluruh elemen-elemen unit ini seperti yang
telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria, termasuk pengetahuan yang
diperlukan.
c. Aspek Kritis
Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain mengenai keselamatan
(safety), kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan
pelaporan

yang

listrik/elektronik

berhubungan
atau

unit-unit

dengan
lain

yang

mendapatkan

pengukuran

membutuhkan

penerapan

keterampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini. Kompetensi dalam
unit ini tidak dapat diminta hingga semua prasyarat telah dipenuhi.
d. Catatan khusus
1) Selama penilaian setiap individu akan:
a)

selalu menunjukkan praktek kerja yang aman.

b) memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas


yang

dilaksanakan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yang

aman dan efisien.


c)

mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya.

d) selalu

merencanakan

tugas-tugas

dan

meninjau

kembali

persyaratan-persyaratan suatu tugas apabila diperlukan.


e) melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi (kerja)
yang terstandar (SOP) melakukan seluruh

tugas sesuai dengan

spesifikasi nya.
f)

menggunakan cara-cara, praktek-praktek, proses-proses teknik dan


prosedur di tempat kerja, tugas-tugas tersebut diselesaikan dalam
jangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas
khusus di tempat kerja.

e. Pedoman penilai
1) Peralatan pengukur listrik dan pengesetannya yang tepat ditentukan dan
digunakan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP) untuk mendapatkan suatu pengukuran listrik.
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 6 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

2) Aplikasi

berbagai

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

peralatan

pengukuran

listrik

dapat

diberikan.

Penentuan pengesetan pada setiap peralatan pengukur listrik dapat


dijelaskan. Untuk suatu batas pengukuran yang diberikan, peralatan dan
pengesetan yang tepat dapat diidentifikasi. Prosedur untuk memperoleh
pengukuran listrik dapat diidentifikasi.
3) Rangkaian yang tepat menghubungkan peraalatan pengukur dengan
sirkuit sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP)
untuk memperoleh suatu hasil pengukuran listrik.
4) Rangkaian yang menghubungkan alat pengukur dengan sirkuit yang
dites dapat diidentifikasi untuk setiap tipe pengukuran listrik. Prosedur
untuk

menghubungkan

alat-alat

pengukur

dengan

sirkuit

dapat

diidentifikasi.
5) Pengukuran listrik tertentu diperoleh dan diinterpretasikan dengan benar
sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP). Apabila
diperlukan, nilai yang didapat dikonversikan ke satuan pengukuran yang
dibutuhkan.
6) Skala yang tepat untuk setiap pengesetan alat pengukur listrik dapat
diidentifikasi. Apabila diperlukan, faktor skala diterapkan pada hasil yang
diperoleh dari alat pengukur listrik dapat diidentifikasi. Satuan yang
dipakai untuk pengukuran listrik dan elektronik dapat diidentifikasi.
7) Seluruh peralatan yang telah diset dirawat dan disimpan sesuai dengan
prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP).
8) Persyaratan perawatan dan penyimpanan berbagai peralatan pengukur
listrik dapat diidentifikasi. Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan
berbagai peralatan pengukur listrik dapat diidentifikasi. Spesifikasi dari
peralatan pengukur listrik yang dipilih dapat diidentifikasi.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 7 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

9. KOMPETENSI KUNCI
NO

B.

KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI

TINGKAT

1.

Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi

2.

Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi

3.

Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas

4.

Bekerja dengan orang lain dan kelompok

5.

Menggunakan ide-ide dan teknik matematika

6.

Memecahkan masalah

7.

Menggunakan teknologi

Unit Kompetensi Prasyarat


Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Merumuskan Permasalahan Pelatihan
di Daerah ini peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai
berikut:
- Tidak ada.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 8 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

C.

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)


1. Judul Unit Kompetensi
2. Kode Unit Kompetensi
3. Deskripsi Unit Kompetensi

:
:
:

4. Prakiraan Waktu Pelatihan


:
5. Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Elemen
Kompetensi
1. Menggunakan
peralatan
pengukur listrik
untuk mengukur
variabel

Kriteria
Unjuk Kerja

Mengukur listrik/elektronik
LOG.OO12.002.00
Unit ini menggambarkan kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronik
yang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan yang sesuai, melakukan pengukuran
serta melaksanakan pemeliharaan peralatan ukur listrik/elektronik sesuai dengan prosedur.
36 Jp @ 45 Menit

Indikator
Unjuk Kerja

1.1 Peralatan dan Dapat menjelaskan cara


memilih peralatan yang tepat
pengesetan
untuk memperoleh hasil yang
yang tepat
dibutuhkan

dipilih untuk
memperoleh Dapat menjelaskan cara
mengeset peralatan yang
hasil yang
tepat untuk memperoleh hasil
dibutuhkan
yang dibutuhkan
Mampu memilih peralatan
yang tepat untuk memperoleh
hasil yang dibutuhkan
Mampu mengeset peralatan
yang tepat untuk memperoleh
hasil yang dibutuhkan
Harus cermat, teliti dan taat
asas dalam memilih dan
mengeset peralatan dengan
tepat untuk memperoleh hasil
yang dibutuhkan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Materi Pelatihan
Pengetahuan
Cara memilih peralatan yang
tepat untuk memperoleh hasil
yang dibutuhkan
Cara mengeset peralatan
yang tepat untuk memperoleh
hasil yang dibutuhkan

Keterampilan

Sikap

Memilih peralatan yang Cermat


tepat untuk
Teliti
memperoleh hasil yang Taat asas
dibutuhkan
Mengeset peralatan
yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan

Prakiraan
Waktu Pelatihan
Penge- Keteramtahuan
pilan
4

12

Halaman: 9 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Elemen
Kompetensi

Kriteria
Unjuk Kerja

Indikator
Unjuk Kerja

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Materi Pelatihan
Pengetahuan

Keterampilan

Sikap

1.2 Rangkaian
Dapat menjelaskan cara
Cara menghubungkan
Menghubungkan
Cermat
listrik yang
menghubungkan peralatan
peralatan untuk memperoleh
peralatan untuk
Teliti
tepat
untuk memperoleh hasil yang hasil yang diperlukan sesuai
memperoleh hasil yang
dihubungkan
diperlukan sesuai dengan
dengan prosedur operasi
diperlukan sesuai
engikuti
untuk
prosedur
prosedur operasi standar
standar
dengan prosedur
memperoleh
operasi
operasi standar
Mampu menghubungkan
Cara memperoleh hasil
hasil yang
standar
peralatan untuk memperoleh
pengukuran dan
Menginterpretasikan
dibutuhkan
sesuai dengan hasil yang diperlukan sesuai
menginterpretasikannya
hasil pengukuran
dengan prosedur operasi
dengan benar
dengan benar
prosedur
operasi (kerja) standar
Cara mengkonversikan ke
Mengkonversikan ke
yang
Dapat menjelaskan cara
satuan ukuran yang
hasil pengukuran
terstandar
dubutuhkan
satuan ukuran yang
menginterpretasikan hasil
(SOP).
dubutuhkan
pengukuran dengan benar

Prakiraan
Waktu Pelatihan
Penge- Keteramtahuan
pilan
2

Dapat menjelaskan cara


mengkonversikan ke satuan
ukuran yang dubutuhkan
Mampu memperoleh hasil
pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar
Mampu mengkonversikan ke
satuan ukuran yang
dubutuhkan
Harus cermat dan teliti dalam
menghubungkan rangkain
listrik untuk memperoleh hasil
yang dibutuhkan
Harus sesuai dengan
proseduer operasi standar
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 10 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Elemen
Kompetensi
2. Memelihara
peralatan
pengukur listrik.

Kriteria
Unjuk Kerja

Indikator
Unjuk Kerja

2.1 Perawatan dan

penyimpanan
peralatan
secara
rutin
dilakukan
sesuai dengan

prosedur
manufaktur
atau prosedur
operasi (kerja)
yang

terstandar
(SOP).

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Materi Pelatihan
Pengetahuan

Dapat menjelaskan cara


cara merawat peralatan
merawat peralatan secara
secara rutin sesuai dengan
rutin sesuai dengan prosedur prosedur manufaktur atau
manufaktur atau prosedur
prosedur operasi standar
operasi standar
cara menyimpan peralatan
Mampu merawat peralatan
secara rutin sesuai dengan
secara rutin sesuai dengan
prosedur manufaktur atau
prosedur manufaktur atau
prosedur operasi standar
prosedur operasi standar
Dapat menjelaskan cara
menyimpan peralatan secara
rutin sesuai dengan prosedur
manufaktur atau prosedur
operasi standar

Keterampilan
merawat peralatan
secara rutin sesuai
dengan prosedur
manufaktur atau
prosedur operasi
standar
menyimpan peralatan
secara rutin sesuai
dengan prosedur
manufaktur atau
prosedur operasi
standar

Sikap

Prakiraan
Waktu Pelatihan
Penge- Keteramtahuan
pilan

Cermat
Teliti
engikuti
prosedur
operasi
standar
pemeliharaan
dan
penyimpanan
peralatan

Mampu menyimpan peralatan


secara rutin sesuai dengan
prosedur manufaktur atau
prosedur operasi standar
Harus cermat dan teliti dalam
melakukan perawatan secara
rutin
Harus mengikuti prosedur
operasi standar pemeliharaan
dan penyimpanan peralatan
Asesmen

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 11 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

BAB II
MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
A.

Latar Belakang
Mesin-mesin dan peralatan produksi dalam melakukan produksinya mengonsumsi
energi dan tidak sedikit mesin yang mengonsumsi energi listrik. Demikian penting
nya energi listrik untuk melakukan proses produksi sehingga dalam konstruksi
mesin, komponen mekanik, komponen listrik beserta rangkaiannya serta komponen
lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
Oleh karena itu seorang mekanik dalam melaksanakan tugasnya bukan saja
menangani hal-hal yang terkait dengan mekanik saja melainkan juga sampai taraf
tertentu harus menangani hal-hal yang terkait dengan kelistrikan.
Pemahaman tentang kelistrikan melalui berbagai macan besaran-besaran listrik
bagi seorang mekanik sangatlah diperlukan . Besaran-besaran listrik seperti
tegangan, arus, daya dan frekuensi serta besaran-basaran lainnya tidak dapat
ditanggapi langsung oleh panca indera tetapi dapat diidentifikasi, diukur dan diuji
menggunakan berbagai macam alat-alat ukur listrik, mulai dari aplikasi yang
sederhana sampai kepada aplikasi lanjut.
Oleh karena itu seorang mekanik yang menangani masalah-masalah kelistrikan
harus menggunakan alat-alat ukur listrik.
Modul pengukuran listrik/elektronika ini diharapkan dapat menjadi media bagi
seorang mekanik untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan
pengukuran menggunakan alat-alat ukur listrik dasar.

B. Tujuan
Adapun tujuan mengukur listrik / elektronika adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja peralatan Ukur Listrik/elektronika.
2.

Langkah/cara menggunakan bermacam-macam alat untuk mengukur dan


menguji besaran listrik/elektronika .

3. Cara melakukan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat ukur dan uji kelistrikan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 12 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

C.

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Mengukur listrik/elektronika adalah menangani jenis-jenis
alat ukur/uji : multimeter dan tang ampere serta osciloscope yang digunakan dalam
lingkup pekerjaan teknik listrik /elektronika, cara menggunakan peralatan dengan
benar sesuai dengan standard keselamatan dan kesehatan kerja, cara melakukan
perawatan berkala dan perbaikan ringan serta cara penyimpanan alat ukur/uji
sesuai standar yang berlaku.

D. Pengertian-pengertian
1. AC

Alternating Current (listrik arus bolak-balik).


2. DC
Direct Current (listrik arus searah).
3. Amper
Satuan yang menyatakan besarnya laju aliran pada suatu arus listrik.
4. Anode
1). Electrode positif yang memancarkan ion positif dalam suatu sel voltaik atau
peralatan sejenis lainnya.
2). Kutub positif suatu baterei
5. Beban balans
Merujuk kepada pembenanan yang sama pada setiap fasa dari sistem 3 fasa.
6. Baterei
Suatu kombinasi dari dua atau lebih sell kimia yang dihubungkan secara
elektronik untuk menghasilkan energi listrik.
7. Capasitor bank
Suatu rangkaian capasitor dan peralatan putus-hubung, pengendali dan lain-lain
yang diperlukan untuk pengoperasian instalasi secara lengkap
8. Katode
1). Elektrode negatif yng memancarkan elektron atau memberikan ion negatif
dan ke arah bergeraknya ion positif dalam suatu sel voltaik atau peralatan
lain yang sejenis.
2). Kutub negatif dari suatu baterei,
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 13 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

9. Circuit
Suatu jalur konduktif di mana muatan listrik dapat mengalir
Program Pelatihan

E.

Diagram Alir

MULAI

MEMILIH DAN
MENGESET PERALATAN
UNTUK MEMPEROLEH
HASIL YANG
DIBUTUHKAN

MENGHUBUNGKAN
PERALATAN DENGAN
RANGKAIAN LISTRIK
UNTUK MEMPEROLEH
HASIL YANG
DIBUTUHKAN

MELAKUKAN
PERAWATAN DAN
PENYIMPANAN
PERALATAN SECARA
RUTIN

SELESAI

= PREPARATION

= TRANSPORTATION

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

= MANUAL OPERATION

= DECISION

Halaman: 14 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

F.

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

MATERI PELATIHAN MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA


1. Menggunakan

Peralatan

Pengukur

Listrik

Untuk

Mengukur

Variabel
Pengetahuan yang diperlukan dalam Menggunakan Peralatan
Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel.
a. Cara Memilih Peralatan Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil Yang
Dibutuhkan
Pemilihan alat-alat ukur listrik sangat erat kaitannya dengan penerapan
dasar-dasar kelistrikan di bidang mekanik karena banyaknya mesin dan
peralatan mekanik yang mengonsumsi energi listrik. Mesin-mesin perkakas
beroperasi dan dijalankan dengan bantuan motor listrik, transformator las
memerlukan energi listrik, mesin-mesin pengujian memerlukan energi listrik,
perlengkapan pemanas memerlukan energi listrik. Sering, bahwa seorang
mekanik atau electrician harus melakukan trouble shooting jika mesin
berhenti beropersi karena masalah sistem kelistrikan.
1)

Dasar-Dasar Kelistrikan
Jika pemahaman tentang listrik sangat misterius bagi kita, hal ini akan
menjadi jelas jika pemahaman tentang kelistrikan kita diskusikan dalam
bahasa non teknik dengan analogi sederhana. Listrik adalah energi dan
air adalah benda, tetapi keduanya dapat dibandingkan.

Sistem air pada gam

Gambar 1. Sistem air

bar 1 adalah sistem


tertutup,

di

mana

jumlah air dalam sis


tem tersebut adalah
tetap karena tidak
ada

tambahan

air

dari luar dan tidak


ada air yang keluar.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 15 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Sistem listrik pada gambar 2

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Gambar 2. Sistem listrik

adalah sama dalam bebera


pa hal dengan sistem air.
Pikirkan, listrik adalah muat
an partikel kecil yang meng
alir (elektron)

seperti air

sepanjang jalurnya dengan


sedikit hambatan
Hanya saja air mengalir ke bawah karena gaya grafitasi, listrik mengalir
dari negatif ke posirif karena gaya seperti muatan yang menolak satu
sama lain.
Pompa air menghasilkan tekanan air di dalam sistem dengan mengang
kat air sedangkan baterei mengasilkan tekanan listrik di dalam sistem
dengan membangkitkan muatan negatif (dalam bentuk elektron) yang
dibuat untuk bergerak. Muatan yang berbeda ini yang mirip dengan
tekanan air pada sistem air disebut beda potensial.
Secara umum dikatakan arus mengalir dari terminal positif

(+) ke

terminal negatif (-). Tetapi elektron mengalir dari terminal negatif ke


terminal positif. Aliran elektron ini disebut arus.
Terdapat listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC)

2) Besaran-Besaran Listrik.
Arus listrik : Aliran elektron yang terus-menerus disebut arus listrik
dengan satuan Amper dan notasinya adalah huruf I.
Amper: Muatan satu colom melewati suatu penampang penghantar
dalam satu detik disebut satu Amper.
Satu colom: Jumlah elektron 2 x 1018 disebut satu colom.
Voltase: Untuk membuat suatu aliran arus dalam suatu penghantar,
yakni tekanan listrik yang digunakan untuk menggerakkan elektron
disebut Voltase dengan satuan Volt dan notasinya adalah V

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 16 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Satu Volt: Satu Volt berarti gaya yang diperlukan untuk menggerakkan
satu kolom elektron dalam satu detik.
Tahanan:

Sifat dari penghantar yang melawan aliran arus yang

melewatinya disebut tahanan, dengan satuan Ohm () dan notasinya


adalah R .
Satu Ohm: Jika penghantar punya potensi 1V antara dua titik ujung
dan arus mengalir melalui penghantar tadi 1A, maka harga tahanan
penghantar tersebut adalah 1Ohm.
Gaya Gerak Listrik: Dalam suatu rangkaian, gaya yang digunakan
untuk menggerakkan elektron dari satu titik ke titik yang lain disebut
gaya gerak listrik (GGL) dan satuannya adalah Volt.
Gaya Gerak Listrik = Beda Potensial x Voltage Drop:
(atau: GGL = BP x Voltage Drop)
Beda Potensial: Adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik, disingkat BP dengan satuan Volt.
Daya Listrik: Daya listrik didefinisikan sebagai produk dari voltase dan
arus, dengan satuan Watt. Energi yang diserap oleh peralatan listrik
dalam satu jam disebut konsumsi energi listrik dengan satuan Watt dan
notasinya adalah P
P

= V x I watt

Kerja listrik Q = P x t watt jam


Hukum Tahanan: Tahanan suatu penghantar dalam suatu rangkaian
tergantung pada pernyataan berikut:
a) Tergantung pada jenis bahannya
b) Berbanding lurus dengan panjang penghantar
c) Berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar
d) Dan juga tergantung pada suhu penghantar

Menghitung tahanan:
Tahanan = (tahanan spesifik kali panjang)

Gambar 3. Tahanan
spesifik

dibagi luas penampang


R = .l/a
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 17 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Di mana:
R - tahanan, dalam ohm
- tahanan spesifik dalam ohm meter
l panjang penghantar dalam meter
a luas penampang penghantar dalam cm2

Tahanan spesifik: (gambar 3.) tahanan yang diberikan oleh satu


sentimeter kubik bahan disebut tahanan spesifik.
Di bawah ini adalah tabel tahanan spesifik untuk beberapa macam
bahan:
Bahan

Tahanan spesifik dalam Ohm meter

Emas

2,42 x 10-8

Perak

1,63 x 10-8

Tembaga

1,724 x 10-8

Aluminium

2,83 x 10-8

Karet

8 x 107

Kaca

10 x 1011

Contoh 1:
Hitung tahanan suatu penghantar tembaga yang luaspenampangnya
1cm2 dengan panjang 50 M (tahanan spesifiknya 1,72 x 10

-8

Ohm-cm)

Jawab:
Panjang = 50m x 100 = 5000 cm
Luas penampang

= 1 cm2

Tahanan spesifik

= 1,72 x 10

Tahanan R

= R = .l/a

Tahanan R

= (1,72 x 10

-8

Ohm-cm

-8

x 5000) : 1; R = 0,0086 Ohm

Contoh:
Dari suatu penghantar Aluminium yang luas penampangnya 0,009 cm2
dengan tahanan spesifik 2,69 x 10-8 Ohm-meter mempunyai beda

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 18 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

potensial

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

pada kedua ujungnya 20V. Jika arus

yang mengalir

melewatinya 2A, hitung panjang penghantar tersebut!

Jawab:
Luas penampang (a) = 0,009 cm2 = 0,009 x 10-4 M2
Tahanan spesifik () = spesifik 2,69 x 10-8 Ohm-meter
Beda potensial (V)

= 20 V

Arus (I)

=2A

Tahanan (R)

= V/I = 20/2 = 10

R = .l/a atau

l = R.a/

l = (10 x 0,009 x 10-4) : 2,69 x 10-8


l = 334,5 meter

Konduktan: Konduktan adalah kebalikan dar tahanan, dimana tahanan


melawan aliran arus, sedangkan konduktan memberikan pancingan
(inducement) terhadap aliran arus, dengan satuan Mho dan notasinya
adalah G.
Konduktan G 1/R Mho

Pada dasarnya bahan diklasifikasikan berdasarkan nilai konduktannya


sebagai:
a) Konduktor yang berarti bahan yang memungkinkan arus
mengalir melewatinya. Perak, tembaga dan aluminium adalah sedikit
bahan sebagai konduktor yang baik
b) Isolator adalah bahan yang sama sekali menahan arus untuk
mengalir melewatinya. Bahan seperti ini dalam teknik listrik
digunakan sebagai isolator, seperti misalnya, kaca, mika, kayu
asbes, karet,plastik, porselin, PVC, bakelit kertas dan lain-lain.
c) Semi konduktor Yaitu bahan yang konduktivitasnya antara
konduktor dan isolator, seperti Silikon dan Germanium.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 19 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

3) Pemilihan Alat Ukur Listrik/Elektronika


a) Klasifikasi Alat Ukur Listrik/Elektronika
Alat ukur listrik dan elektronika diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yakni:
(1) Alat ukur primer (atau absolut)
Alat-alat ukur absolut atau alat ukur primer ini memberikan nilai
besaran atau variabel yang diukur dalam bentuk konstanta.
Tidak ada kalibrasi atau pembandingan dengan alat lain sebelum
nya. Contoh alat-alat ukur primer ini dapat kita jumpai pada
laboratorium sebagai standar alat ukur .
(2) Alat ukur sekunder, di mana nilai besaran-besaran listrik yang
diukur dapat ditentukan dari defleksi alat ukur tersebut hanya
jika alat ukur tersebut telah dikalibrasi menggunakan standar
alat ukur atau alat ukur absolut.
Alat-alat ukur sekunder inilah yang biasa digunakan di lapangan
seperti misalnya volt meter, amper meter, Ohm meter dan lainlain.
Selanjutnya alat-alat ukur sekunder ini diklasifikasikan ke dalam
tiga jenis yakni:
Alat ukur pengidikasian: yang memberikan pembacaan atas
input besaran listrik selama interval waktu tertentu atau
memberikan ukuran pada saat /proses pengukuran. Contoh
alat-alat ukur seperti ini di antaranya adalah Volt meter,
Amper meter Ohm meter.
Alat-alat ukur perekaman: yang melakukan perekaman atas
besaran yang diukur selama periode waktu tertentu. Alat ini
diperlengkapi dengan pena pada sistem bergerak yang akan
melakukan jejakan atas besaran yang diukur dalam bentuk
grafik pada suatu tromol (drum) yang berputar perlahan .
Alat-alat

ukur

pengintegrasian:

yang

mencatat

secara

menyeluruh dalam periode waktu tertentu, perkalian antara


waktu dan besaran listrik. Pencatatan biasanya dilakukan
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 20 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

melalui pointer dan dial. Contohnya adalah Amper jam meter,


Watt jam meter.

b) Cara Memilih Alat Ukur


Alat ukur yang harus dipilih untuk digunakan disesuaikan besaran
atau variabel yang akan diukur dengan mempertimbangkan faktor
kepraktisan, artinya jika ada alat ukur yang dapat mengukur variabel
yang sama maka yang harus dipilih adalah yang lebih praktis.
Di bawah ini adalah tabel besaran atau variabel yang diukur dan alat
ukur yang digunakan:
No.

Besaran yang diukur

Alat ukur yang digunakan

1.

Arus (Amper)

2.

Tegangan (Volt)

Volt meter

3.

Tahanan (Ohm)

Ohm meter

4.

Ketersambungan (continuity)

Multimeter

4.

Sinyal variasi waktu

Osiloskop

5.

Frekuensi sinyal

Osiloskop

6.

Nilai puncak sinyal

Osiloskop

7.

Amper secara non contak

b. Cara Mengeset Peralatan

Amper meter

Tang amper

Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil

Yang Dibutuhkan
Oleh karena cara mengeset alat-alat ukur yang tepat untuk memperoleh
hasil yang dibutuhkan terkai dengan penggunaan alat ukur itu sendiri, maka
pembahasan cara mengeset alat-alat ukur disatukan dengan pembahasan
tentang cara menggunakan alat ukur pada bahasan berikutnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 21 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

c. Cara Menghubungkan Peralatan, Memperoleh Hasil Pengukuran


Dan Menginterpretasikannya Serta Mengkonversikan Ke Satuan
Ukur Yang Dibutuhkan
Untuk dapat menghubungkan peralatan/alat ukur listrik dengan rangkaian
yang akan diukur, maka terlebih dahulu harus memahami apa itu rangkaian
listrik dan mengidentifikasi jenis-jenis rangkaiannya.

1) Rangkain Listrik
Rangkaian listrik didefinisikan sebagai aliran arus dari titik suplai sampai
ke beban sebagai jalur yang utuh.
a) Rangkaian tertutup:

Gambar 4. Rangkaian tertutup

suatu rangkaian disebut


tertutup jika suatu beban
dihubungkan

di

antara

terminal-terminal

suplai

listrik sedemikian sehingga


arus

mengalir

beban

melalui

tersebut

(lihat

gambar 4)
b) Rangkaian terbuka:

Gambar 5. Rangkaian terbuka

Suatu rangkaian disebut


rangkaian

terbuka

jika

arus tidak dapat mengalir


yang

disebabkan

pemutusan

kabel

oleh
atau

saklar dalam posisi OFF,


seperti pada gambar 5.
c) Hubung singkat: Hubung singkat akan terjadi jika dua terminal
power suplai terhubung satu sama lain secara langsung tanpa
melewati beban sehingga aliran arus tak terbatas (infinite) karena
tanpa tahanan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 22 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

2) Jenis-Jenis rangkaian Listrik:


a) Rangkaian Seri
Rangkaian listrik

seri jika

resistor-resistor

dihubung

Gambar 6. Rangkaian seri

kan seper ti pada gbr 6.,


sehingga arus yang meng
alir melalui nya sama
Di sini resistor R1, R2 dan R3 dihubungkan secara seri, yakni R1
dihubungkan dengan R2, R2 dihubungkan dengan R3 dan R3
dihubungkan dengan R1 melalui suplai baterei. Arah aliran arus
adalah sama (satu arah). Arus I Amper mengalir melalui ketiga
resistor. Masing-masing resistor mempunyai voltage drop

menurut

hukum Ohm. Oleh karena itu V1=IR1; V2=IR2 dan V3=IR3


Total drop pada ketiga resisitor semuanya adalah
V

= V1 + V2 + V3
= I (R1 + R2 + R3)

V/I

= R1 + R2 + R3

Di mana R

= R1 + R2 + R3

Jika satu atau


lebih

Gambar 7. Rangkaian seri baterei

baterei

dihubungkan
seri satu sama
lain,
beda potensial totalnya adalah jumlah dari masing-masing baterei.
Dalam gambar 7., empat buah baterei dihubungkan seri satu sama
lain (V1, V2, V3 dan V4).
Beda potensial total (V = V1 + V2 + V3 + V4)
Berdasarkan hukum Ohm I = V/R, maka: V = IR
Di sini V = V1 + V2 + V3 + V4
Voltage drop pada masing-masing resistor adalah:
V1 = IR1
V2 = IR2
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 23 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

V3 = IR3
V4 = IR4
Di mana R1, R2, R3 dan R4 adalah tahanan internal pada masingmasing baterei.
Oleh karena itu R = R1 + R2 + R3 + R4

Contoh:
Resistor 20 Ohm,
40

Ohm

dan

60 Ohm
bungkan

Gambar 8. Rangkaian seri tahanan

dihu
secara

seri pada power


suplai

240

(gambar 8.).

Hitung tahanan total pada rangkaian dan arus yang mengalir melalui
rangkaian tersebut.
Jawab:
Berdasarkan hukum Ohm I = V/R
Di mana R = R1 + R2 + R3;
maka R = 20 + 40 + 60 ; R = 120 Ohm
I = V/R
I = 240/120
I = 2A

Hal-hal penting pada rangkaian seri:


(1)

Pada rangkaian seri arus mengalir satu narah

(2)

Tahanan total R = R1 + R2 + R3 .......

(3)

Pada rangkaian seri arus yang sama mengalir melalui semua


resistor

(4)

Total drop pada rangkaian seri adalah jumlah voltage drop dari
masing-masing resistor V = V1 + V2 + V3 .......

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 24 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(5)

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Seluruh rangkaian akan mati (tidak ada arus mengalir) jika salah
satu resistor tidak berfungsi

(6)

Rangkaian jenis ini biasa digunakan pada lampu dekorasi

b) Rangkaian Paralel
Suatu rangkaian disebut

Gambar 9. Rangkaian paralel

paralel jika resistor-resis


tor dihubungkan sedemi
kian rupa sehingga vo
ltase

pada

masing

resistor

masingsama

(gambar 9).
Arus pada masing-masing resistor tidak sama dan arus I dari power
suplai dibagi antara resistor-resistor
Pada rangkaian paralel, arus total I sama dengan jumlah arus pada
masing-masing resistor.
I = I1 + I2 + I3 ..........
Berdasarkan hukum Ohm dapat dicari tahanan totalnya sebagai
berikut:
I = V/R ;I1 = V/R1; I2 = V/R2 ; I3 = V/R3
Tetapi :
I = I1 + I2 + I3
I = V/R1 + V/R2 + V/R3
I = V(1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
I/V = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Jadi I/V = 1/R
Di mana:
1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/R = (R2R3 + R1R3 + R1R2) : R1 R2 R3
R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2)
Hal-hal penting pada rangkaian paralel:
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 25 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(1) Pada rangkaian paralel arus mengalir melalui dua atau lebih jalur
pada persimpangan jalan dan terbagi-bagi
(2) I = I1 + I2 + I3 .......
(3) Jika ada tiga resistor dalam rangkaian (R1, R2, R3) maka
1. R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2)

Jika satu resistor tidak berfungsi, dua lainnya masih bekerja.


Arusnya dibagi dua bagian dan mengalir melalui dua resistor.
Contoh (lihat gbr.

Gambar 10. Tahanan total

1.10):
Resistor 6 Ohm dan
4 Ohm dihubungkan
paralel pada power
suplai 240V. Hitung
tahanan total dan
arus yang mengalir!

Jawab:
R1= 6 Ohm; R2= $ Ohm; V = 240V; R = .......?
Pada rangkaian paralel:
R = (R1 R2) : (R1 + R2)
R = (6 x 4) : (6 + 4)

R = 2,4 Ohm

Berdasarkan hukum Ohm


I = V/R; I = 240/2,4;

I = 100 Amper

c) Rankaian Seri-Paralel
Pada rangkaian seri-paralel

Gambar 11. Rangkaian seri-paralel

(gambar 11), satu atau lebih


resistor

dihubungkan

seri

dengan satu atau lebih resistor


dihubungkan para lel.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 26 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Pada rangkaian di atas dua buah resistor dihubungkan seri dan tiga
buah resistor dihubungkan paralel. Rangkaian paralel (R3; R4 dan R5)
terhubung seri dengan R1 dan R2.
Di sini tahanan total pada rangkaian:
(R) = R1 + R2 + (R3xR4xR5):(R4R5 + R5R3 + R3R4)

Contoh : (gambar12)
Resistor

10

Ohm

Gambar 12. Tahanan total pada


yang

rangkaian seri-paralel

terhubung paralel dengan


resistor 8 Ohm disambung
seri dengan resistor 4 Ohm.
Hitung tahanan totalnya!
Jawab:
Tahanan pada rangkaian paralel
Rp = (R1 R2) : (R1 + R2)
Rp = (10x8) : (10 +8)
Rp = 4,44 Ohm
Tahanan total pada rangkaian seri-paralel = 4,44 + 4
R = 8,44 Ohm.

3) Menggunakan Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang universal merupakan 3 in 1
(tiga dalam satu), sebagai Volt meter untuk mengukur tegangan
(voltase), Amper meter untuk mengukur arus dan Ohm meter untuk
mengukur tahanan sewrta untuk mengukur ketersambungan (continuity)
sekali gus dalam satu alat.
Multimeter tersedia dalam dua tipe berdasarkan cara pembacaannya
yaitu :
a) Multimeter analog yang me

Gbr.1.13. Penunjukan jarum

nunjukkan harga pengukuran


nya

menggunakan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

jarum

Halaman: 27 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

atau pointer (gambar 13).

b) Multimeter

digital

penunjukan

nilai

yang

Gbr.1.14. Penunjukan angka

ukurnya

menggunakan angka numerik


(gambar 14).

Keuntungan multimeter analog:


a) Gerakan

jarum

yang

terus

menerus

memungkinkan

untuk

memonitor perubahan harga selama proses pengukuran


Kelemahan multimeter analog:
a) Kadang-kadang penunjukan harganya tidak sama dengan harga
aktual
b) Terdapat banyak skala dalam satu alat dapat membingungkan
c) Polaritas kabel-kabel harus benar, jika terbalik jarum akan bergerak
karah sebaliknya yang dapat merusak multimeter.

Keuntungan multimemetr digital:


a) Tingkat kepresisiannya lebih tinggi
b) Pembacaan langsung, tidak perlu mengkonversi harga terbaca ke
harga
c) Jika polaritasnya terbalik harga penunjukannya sama hanya akan
muncul tanda -, yang memberi tanda bahwa polaritasnya terbalik

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 28 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

4) Menggunakan Multimeter Analog (gambar 15)


Gambar 15. Multi meter analog

Fitur multimeter ana


log dapat dilihat se
perti pada gambar
15.

a) Bagian-bagian multimeter analog:


(1) Bagian meter
Terdiri

atas

jarum

dan

skala,

pembagian

skalanya

memungkinkan pembacaan harga voltase, arus dan tahanan.


Berbagai

skalanya

berfungsi

berdasarkan

posisi

range

selectornya, misalnya DCV, ACV, DCA , .


(2) Range selector
Posisinya menentukan range pengukuran seperti misalnya DCV,
ACV, DCA , . Pada setiap range dapat dipilih pengaturan halus
sesuai dengan variabel masing-masing.
(3) Zero point position.
Jika jarum tidak pada posisi nol, sebelum melakukan peng
ukuran jarum dapat dinolkan melalui pengatur posisi nol.
(4) 0 adjuster
Setelah pemilihan range selector (x1, x100, x1K dst.) pada range
selector tahanan, hubungkan kabel-kabel pengukur satu sama
lain dan aturlah jarum ke posisi nol.
(5) Measuring terminal
Measuring terminal adalah terminal (+) dan (-) (COM).
Hubungkan kabel pengukur merah ke terminal (+) dan kabel
pengukur hitam ke COM

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 29 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

b) Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran dengan Multimeter analog


Langkah-langkah umum pengukuran adalah sebagai berikut:
(1)

Pengaturan posisi nol


Sebelum

mengguna

Gambar 16. Pengaturan posisi nol

kan multimeter, letak


an

multimeter

pada

posisi datar dan perik


sa jarum pada posisi
nol, posisi paling kiri
pada skala.
Jika jarum tidak pada posisi nol, aturlah jarum ke posisi nol
menggunakan zero position adjuster (gambar 16).
Ketika membaca jarum, bacalah dengan posisi mata lurus di
atas jarum.
(2)

Memilih range pengukuran


Pilihlah range pengukur

Gambar 17. Range selector

an (voltase, arus, tahan


an)

dan

selector
estimasi

atur

range

pada

posisi

besarnya

nilai

variabel yang akan diukur


(lihat gambar 17).

(3)

Menghubungkan probe
Hubungkan secara benar
kabel

merah

pada

Gambar 18. Menghubungkan probe

terminal (+) dan kabl


hitam pada terminal
COM. Kemudian hubung
kan probe pada ujung
kabel yang satu lagi pada

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 30 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

rangkaian yang akan diu


kur. Catatan, bahwa cara
menghubungkan

probe

bervariasi sesuai dengan


range pengukuran yang
berbeda-beda (lihat gam
bar 18)

(4)

Membaca penunjukan jarum


Bacalah penunjukan ska

Gambar 19. Penunjukan skala

la sesuai dengan pemilih


an

range

pengukuran

pada range selector (lihat


gambar 19)

c) Catatan Penting Dalam Menggunakan Multimeter Analog


(1)

Memastikan range pengukuran (gambar 20)


Masalah

utama

pada

multimeter jenis ini ada

Gambar 20. Memastikan range


pengukuran

lah arus lebih. Untuk


mencegahnya

hanya

perlu memastikan range


pengukuran

Pengguna

an voltase harap dihin


dari khususnya jika un
tuk arus dan tahanan,
multimeter punya tahanan internal yang kecil

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 31 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Hubungan kabel-probe
Jika probe dihubungkan ke rangkaian yang akan diukur,
yakinkan polaritasnya sudah benar

(3)

Mengukur voltase dan arus yang tidak diketahui nilainya


Untuk mencegah arus lebih, pertama ukurlah voltase atau arus
dengan range yang paling tinggi. Kemudian pilih range yang
optimal sesuai dengan variabel yang diukur.

(4)

Mengubah range pengukuran


Jika ingin mengubah range

Gbr. 1.21. Melepas kabel probe

pengukuran selama mela


kukan pengukuran, lepas
salah satu kabel probe.
Jika mengubah range di
bawah tegangan, multime
ter dapat rusak (gambar
21).
(5)

Lain-lain
Hindari

getaran

dan

Gbr.1.22. Hindari sinar matahari

kejutan,
Hindari

langsung
suhu

tinggi,

kelembaban tinggi dan


terkena

sinar

matahari

langsung (gambar 22).

d) Contoh contoh pengukuran menggunakan multi meter analog


Pengukuran voltase DC (gambar 23)

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 32 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(1) Atur

range

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

selector

ke Gambar 23. Pengukuran voltase DC

posisi DCV yang sesuai


(2) Hubungkan
secara

multimeter

paralel

rangkaian

yang

dengan
akan

diukur
(3) Bacalah posisi jarum pada
skala DCV.

Contoh pembacaan:
Range 1000V
Range
Range
Range
Range
Range
Range

500V
250V
50V
10V
2,5V
0,25V

Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 10 untuk


memperoleh voltase sesungguhnya
Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 50
Langsung baca penunjukannya pada skala 0 250
Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50
Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10
Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 250
Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 250

Pengukuran voltase AC (gambar 24)


1) Atur range selector ke

Gambar 24. Pengukuran Voltase AC

posisi ACV yang sesuai


2) Hubungkan
secara

multimeter

paralel

rangkaian

yang

dengan
akan

diukur
3) Bacalah posisi jarum pada
skala ACV.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 33 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Contoh pembacaan:
Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 10 untuk
memperoleh voltase sesungguhnya
Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 50
Langsung baca penunjukannya pada skala 0 250
Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50
Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10
Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 250
Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 250

Range 1000V
Rang 500V
Range 250V
Range 50V
Range 10V
Range 2,5V
Range 0,25V

Pengukuran arus DC (Gambar25)


1) Atur range selector ke posisi
DCA yang sesuai

Gambar 25. Pengukuran arus


DC

2) Putuslah rangkaian yang akan


diukur kemudian hubungkan
probe hitam dengan muatan
rendah

dan

probe

merah

dengan muatan tinggi


3) Bacalah

posisi

jarum

pada

skala DCA.

Contoh pembacaan:
Range 0,5A
Rang 25mA
Range 50A

Kalikan 0,01 pada penunjukan skala 0 50 untuk


memperoleh amper sesungguhnya
Kalikan 0,1 pada penunjukan skala 0 250 untuk
memperoleh nilai amper dalam mili amper
Langsung baca penunjukannya pada skala 0 250
dalam Amper

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 34 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Pengukuran tahanan (gbr.1.26)


1) Atur range selector ke posisi
Gbr.1.26. Pengukuran

range yang sesuai

tahanan

2) Sentuhkan probe merah dan probe


hitam satu sama lain dan jika jarum
tidak pada posisi nol, atur jarum
dengan menggunakan tombol jari
sehingga jarum pada posisi nol.
3) Hubungkan kedua probe nya pada
resistor yang akan diukur
4) Bacalah penunjukan jarum pada
skala .
Contoh pembacaan:
Range 1X

Baca langsung penunjukannya

Range 10X

Kalikan 10 untuk memperoleh nilai tahanan yang


sbenarnya
Kalikan 100 untuk memperoleh nilai tahanan yang
sebenarnya

Range 100K

Pemeriksaan ketersambungan(continuity)
Jika suatu rangkaian listrik mempunyai jalur di mana arus listrik
dapat mengalir, maka hal ini dikatakan punya ketersambungan
(continuity) . Suatu rangkaian yang punya ketersambungan disebut
rangkaian tertutup.
Jika arus listrik tidak dapat mengalir yang disebabkan oleh tahanan
yang sangat tinggi atau rangkaiannya terputus, maka hal ini
dikatakan tidak punya ketersambungan. Hal yang demikian disebut
rangkaian terbuka. Mengukur ketersambungan akan memberikan
kepada kita suatu rangkaian adalah tertutup atau terbuka.
Mengukur

ketersambungan

dapat

membantu

kita

untuk

mengidentifikasi apakah sekring, kabel-kebel, saklar dalam keadaan


baik atau tidak. Jika suatu peralatan tidak berfungsi meskipun saklar

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 35 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

dalam posisi ON, maka kita dapat menelusuri komponen mana


yang rusak/tidak berfungsi.
1) Matikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter


akan rusak.
2) Atur range selector ke posisi range yang sesuai
3) Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika
jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan
tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.
4) Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan
diperiksa ketersambungannya.
5) Bacalah multimtter. Jika nilai tahanan rendah maka ada
ketersambungan, tetapi jika nilai tahanan tak terbatas maka
tidak ada ketersambungan.
5) Menggunakan Multimeter Digital (gambar 27)
a) Bagian-bagian

utama

multimeter

digital adalah seperti berikut:

Gambar 27. Multi meter digital

(1) LCD Meter


(2) LCD meter menunjukkan angka
dan polaritas. Jika input polari
tasnya

negatif

pada

display

akan muncul tanda -


(3) Range selector
Ada dua tipe:
Tipe 1 sama dengan yang
ada pada multimeter analog,
yakni

mengubah

penukuran

range

maupun

fungsi

pengukurannya.
Tipe
fungsi

hanya
saja

pengukuran
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

mengubah

(yaitu,

range

otomatis

Halaman: 36 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

berubah

sesuai

besarnya

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

de

ngan

variabel/besaran

yang diukur.

(4) Power switch


Untuk mematikan dan menghidupkan power supply. Biasanya
power switch terpisah dari range selector. Ini disebabkan
multimeter digital memerlukan power suplly untuk
menghidupkan LCD dan rangkaian internal.
(5) Hold Button
Tidak semua multimeter punya tombol ini. Jika multimeter
digunakan untuk mengukur nilai yang lama, kita tidak dapat
membacanya karena berubah terlalu cepat. Jika tombol ini
ditekan maka display pembacaan akan tetap tertahan (ada)
sampai tombol ini ditekan kembali
(6)

Measuring terminal
Jumlah dan jenis terminalnya

Gambar 28. Measuring


terminal

berbeda-beda tergantung pada


model, di mana kabel probe
hitam harus dihubungkan dengan
COM, kabel probe merah harus
dihubungkan ke terminal sesuai
dengan posisi di mana range
selector ditempatkan (lihat gam
bar 28).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 37 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

b) Langkah-langkah pengukuran
Secara umum langkah-langkah pengukuran seperti berikut:
(1) Power Supply
Hidupkan

Gbr.1.29. Tombol ON/OFF power


multimeter

de

ngan mengatur power

suplly

ke

posisi ON (gbr. 1.29)


(2) Memilih measuring range
Pilih fungsi yang diingin kan
(tegangan, arus, ta hanan)
dan pilih range pengukuran
dengan

mengantisipasi

be

sarnya nilai variabel yang


akan diukur.
(3) Menghubungkan probe
Masukkan probe hitam ke terminal COM dan probe merah ke
terminal sesuai dengan measuring range
(4) Membaca penunjukan
Penunjukan nilainya ditampilkan tanpa atau dengan satuannya.
Multimeter dengan kemam puan pengalihan range otomatis,
dapat dibaca satuannya mau pun nilainya
Nilai ukur yang ditampilkan

Gambar 30. Penunjukan nilai

pada LCD menunjukkan nilai

ukur

sebenarnya

(gambar

30).

Multimeter tanpa kemampuan


pengalihan
otomatis

range
tidak

secara

menampilkan

satuan.
Oleh karena itu nilai yang
ditampilkan harus dikalikan
dengan satuan sesuai dengan
range selectornya.
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 38 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

c) Catatan penting dalam menggunakan multimeter digital


(1) Memastikan range pengukuran
Sebagaimana halnya pada multimeter analog, hindarkan input
berlebih. Input maksimalnya berbeda-beda berdasar kan fungsi
dan rangenya. Yakinkan untuk tidak mengguna kan input
melebihi input maksimal yang diijinkan.
(2) Penunjukan overinput
Jika inputnya
muncul

berlebih akan

tanda

overinput.

Tanda overinput muncul de

Gambar 31. Penunjukan over


input

ngan digit terbesar (gambar


31).
Kecuali pada range resistance
(Ohm)

jangan

gunakan

multimeter jika muncul tanda


overinput.
(3) Meyakinkan measuring terminal
Terminal-terminalnya berbeda-beda tergantung pada model.
Jika memasukkan kabel-kabel probe, yakinkan memasukannya
pada terminal yang benar.
(4) Pengalihan range selector
Jika

range

selector

akan

Gambar 32. melepas kabel

dipindakan selama pengukur

waktu pengalihan range

an, yakinkan bahwa salah satu

selector

kabel probe telah dicabut dari


rangkaian

sebelumnya

(gbr.

1.32).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 39 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(5) Power supply


Tidak seperti multimeter analog, pada multimeter digital perlu
menghidupkan power supply sebelum melakukan pengukuran.
(6) Lain-lain
Hindari getaran dan kejutan
Hindari suhu tinggi, kelembaban tinggi dan terkena sinar
matahari langsung.
d) Contoh contoh pengukuran menggunakan multi meter digital
Pengukuran voltase DC
(1) Hidupkan multimeter (power ON)
(2) Atur range selector ke DCV yang sesuai
(3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang
akan diukur
(4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

Pengukuran voltase AC
(1) Hidupkan multimeter (power ON)
(2) Atur range selector ke ACV yang sesuai
(3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang
akan diukur
(4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

Pengukuran arus DC
1) Hidupkan multimeter (power ON)
2) Atur range selector ke posisi DCA yang sesuai
3) Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan
probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan
muatan tinggi
4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 40 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Pengukuran tahanan
1) Hidupkan

multimeter

Gambar 33. Pengukuran tahanan

(power ON)
2) Atur range selector ke posisi
range yang sesuai
3) Hubungkan

kedua

probe

nya pada resistor yang akan


diukur (gbr.1.33)
4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.

6) Menggunakan Tang Amper


a)

Definisi
Tang Amper atau Clamp Meter/Tong Tester adalah alat ukur listrik
yang mempunyai dua rahang (jaws) yang dapat dibuka dan
memungkinkan pengalungan pada konduktor listik. Tang amper
memungkinkan untuk mengukur arus listrik

tanpa kontak secara

fisik, atau memutus rangkaian dan menghubungkannya dengan alat


ukurnya.
Terdapat juga tang amper yang dipergunakan untuk menginduksi
arus di dalam konduktor.
Tang amper digunakan untukn mengukur besarnya arus (biasanya
arus AC) pada sistem distribusi daya. Tang amper dapat mengukur
arus AC yang tinggi (sampai 1000 A atau lebih) tetapi sulit untuk
mengukur arus DC atau arus AC yang rendah dalam satuan
miliAmper.
Tersedia dalam jenis analog

Gbr. 1.34. Tang amper analog dan

maupun digital seperti terlihat

digital

pada gambar 34.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 41 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

b)

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Bagian-bagian utama tang amper.


Gagian-bagian utama tang amper dapat dilihat pada gbr.1.35. di
bawah:

Gbr.1.35. Bagian-bagian utama tang amper

c) Mengukur Amper menggunakan tang amper


(1)

Putuslah hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada


rangkaian

yang

aktif

berresiko

pada

pekerja

termasuk

peralatannya.
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 42 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(2)

Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(3)

Bukalah bagian rahang tang amper dan kalungkan

rahang-

rahangnya pada kabel yang akan diukur (hanya pada kabel


tersebut), yang dilewati arus, lalu tutup rahang-rahangnya.
(4)

Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus (AC atau DC, jika
tang amper tersebut dapat mengukur kedua jenis arus AC dan
DC), dan range yang diharapkan (miliAmper atau Amper). Jika
range besarnya arus yang akan diukur tidak diketahui, aturlah
pada range tinggi, kemudian turunkan jika diperlukan.

(5)

Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada


penunjukan digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan
pengulangan

proses.

Jika

pembacaannya

berfluktuasi,

tunggulah beberapa saat sampat pembacaan stabil.


(6)

Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

Jika bekerja berkaitan dengan listrik, selalu gunakan teknik-teknik


keselamatan yang sesuai.
7) Menggunakan Osiloskop
a)

Kegunaan Osiloskop
Osiloskop

(gambar

36)

Gbr.1.36. Osiloskop

adalah alat ukur listrik


yang

paling

beraneka

ragam dalam penggunaan


nya yang digunakan oleh
teknisi maupun engineer.

Fungsi dasar osiloskop


adalah
mengama

Gambar 37. Fungsi dasar osiloskop

untuk
ti

bentuk

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 43 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

gelombang

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(lihat

gambar 37), turunan


nya

memung

kinkan

untuk mendapat kan


pengukuran seba gai
berikut :
(1) waktu dan besar
tegangan

sebuah

sinyal.
(2) frekuensi

sinyal

yang berosilasi.

(3) fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous )


(4) penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC.

Osiloskop dapat menampilkan grafik aktual voltase vesrus


waktu pada layar.
yang

paling

penganalisisan

Jenis grafik seperti ini adalah suatu alat

berguna
dan

dalam

melakukan

pengetesan,

troubleshooting peralatan listrik dan

elektronika, karena memungkinkan kita mengukur secara


aktual level voltase instan periode waktu suatu sinyal listrik .
Tambahan

pula

osiloskop

memungkinkan

kita

untuk

mengobservasi perubahan amplitudo (glitches), distorsi bentuk


gelombang dan perubahan fasa.
Jika diadaptasikan dengan transduser dapat mengukur hal-hal
seperti

misalnya

tegangan

mekanis

(mechanical

stress),

tekanan gas, tekanan fluida, panas dan hal-hal lain di mana


transduser dapat mengkonversinya dari sinyal listrik.

b)

Istilah-Istilah Dalam Penggunaan Osiloskop


(1)

Sweep: Gerakan sinar elektron pada CRT dari kiri ke kanan


yang menimbulkan tampilnya penjejakan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 44 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

CRT: Cathode Ray Tube, yang mirip dengan tabung gambar


televisi yang bertindak sebagai tampilan Osiloskop.

(3)

Bandwidth: Range frekuensi dari sinyal yang dapat diamati


pada osiloskop dengan degradasi minimal.

(4)

Decibel

(dB):

Satuan

ukuran

yang

digunakan

untuk

menunjukkan rasio antara daya sinyal input atau voltase


dengan daya sinyal out put atau voltase. Decibel dihitung
dengan log dari daya out put dibagi dengan daya input
dikalikan 10, dengan rumus dB = log 19 x( daya out put/daya
input).
(5)

Attenuation: Pengurangan amplitudo sinyal. Biasanya dihitung


dalam decibel (dB).

(6)

Channel: Suatu rangkaian input lengkap termasuk vertical


attenuator,

vertical

amplifier

dan

jaringan

input

kopel.

Osiloskop modern biasanya mempunyai du atau lebih channel


dan oleh sebab itu mempunyai dua atau lebih vertical
attenuator, dua atau lebih vertical amplifier dan dua atau lebih
jaringan input kopel.
(7)

c)

DSO: Singkatan dari Digital Storage Oscilloscope.

Cara Kerja Osiloskop


(1) Osiloskop Analog Dasar
Rangkaian Osilos

Gbr.1.38. rangkaian osiloskop analog dasar

kop analog dasar


dapat dibagi keda
lam

tiga

blok

seperti pada gam


bar 38 yakni blok
rangkaian vertikal, blok rangkaian horisontal/trigger dan blok
rangkaian display atau tampilan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 45 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Dengan pemahaman masing-masing blok itu sendiri dapat


mempermudah pemahaman tentang interaksi masing-masing
blok dan fungsi kendali-kendalinya serta bagaomana cara
kerjanya.
Rangkaian vertikal. (gambar 39)
Rangkaian

Gbr. 1.39. Rangkaian vertikal

vertikal
mengatur

aksis

vertikal

pada

tampilan

dan

terdiri

atas

rangkaian

kopel

input, input
attenuator dan vertical amplifier (untuk osiloskop jejakan ganda
mempunyai dua rangkaian vertikal yang sama untuk setiap
channel).
Rangkaian kopel input
Rangkaian

kopel

input

memungkinkan

pengguna

untuk

menghubungkan input osiloskop ke ground, maka hanya sinyal


bagian AC saja yang lewat atau sinyal bagian AC dan DC keduaduanya.

Jika

menggroundkan

rangkaian
input

kopel
skop,

input

maka

diset

input

untuk

attenuator

tergroundkan, tetapi jek inputnya terbuka (untuk mencegah


hubung singkat pada probe) . Mode ini berguna untuk mengatur
jejakan (trace) ke level referensi nol. Jika tombol kopel input
diset untuk hanya melewatkan AC saja, maka jek input skop
dikopelkan secara kapasitif dan sinyal DC akan terblokir. Jika
kopel input diset untuk melewatkan komponen sinyal AC
maupun DC, maka jek input osiloskop terhubung secara
langsung terkopelkan ke attenuator dan bagian sinyal AC
maupun DC (dinamis) dapat melewatinya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 46 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Rangkaian attenuator Input.


Attenuator input memungkinkan range yang luas dari level sinyal
diaplikasikan pada osiloskop dengan pengaturan sensitivitas
vertikal pada tiap channel. Sensitivitas dasar amplifier vertikal
suatu osiloskop adalah 5mV perbagian/skala. Sensitivitas yang
lebih rendah sampai dengan 5V per bagian dicapai melalui
redaman

(attenuation)

sinyal

input.

Biasanya,

rangkaian

attenuator input diset dalam urutan 1-2-5 dan memungkinkan


pengukuran level sinyal dari beberapa miliVolt sampai beberapa
puluh Volt. Dengan kata lain sensitivitas input dapat diatur
5Volt/bagian, 2Volt/bagian, 1volt/bagian, 0,5Volt p/bagian dan
seterusnya.
Untuk memberikan pengukuran yang terkalibrasi pada tampilan,
attenuator input vertikal harus berjaringan wideband akurasi
tinggi yang mampu melewatkan semua sinyal dalam range
pengukuran suatu osiloskop (misalnya untuk skop 20 MHz),
attenuator ini harus memberikan respon rata dari DC 20Mhz.
Kecuali kendali attenuator bertahap, psiloskop juga ada yang
menggunakan kendali sensivisitas variabel yang memungkinkan
pengaturan skop sensivisitas pada di antara tahapan attenuator.
Kendali ini memungkinkan u7ntuk mengatur bentuk gelombang
pada jumlah pembagian yang lebih pasti, di mana hal ini
diperlukan dalam pengukuran rise time , di mana bentuk
gelombang harus membentang secara pasti dari tanda 0%
sampai 100%.
Rangkaian amplifier vertikal
Dari attenuator input, sinyal diteruskan ke amplifier vertikal di
mana di situ dibesarkan sampai pada taraf yang memadahi
untuk mengatur defleksi vertikal CRT. Tergantung pada mode
displaynya (single, dual trace, copped atau alternate display),
amplifier vertikal juga mengatur fasilitasi display pada channel 1,
channel 2, dual trace, chopped, dual trace alternate dan lain-lain
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 47 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Dan pada tahap preamplifier, bagian sinyal juga diambil untuk


diteruskan ke

rangkaian horisontal/trigger. Kendali posisi

mengatur rangkaian amplifier bias DC dan memungkinkan trace


digerakkan secara vertikal.
Rangkaian Horizontal/Trigger.
Seperti namanya, rangkaian horizontal/trigger mengontrol trace
aksis horisontal.
Selanjutnya
rang

kaian

Gambar 40. rangkaian horisontal/trigger

horizontal/
trigger

dibagi

menjadi tiga ba
gian yakni rang
kain trigger, ge
nerator

untuk

sweep

dan

ampli

fier

horisontal, lihat
gambar 40.
Rangkaian trigger
Rangkaian trigger suatu osiloskop memainkan peranan penting
untuk memberikan informasi skop pada rangkaian lain ketika
mulai menggambarkan trace. Karena display skop memberikan
grafik voltase versus waktu, adalah penting bahwa skop mulai
menggambar pada titik yang sama pada bentuk gelombang
setiap kali disweep pada display. Jika osiloskop tidak dapat
mengontrol poin trigger secara teliti maka tidak mungkin
mengukur sesuatu yang berhubungan dengan waktu dan oleh
sebab itu bentuk gelombang akan bergerak ke posisi yang
berbeda setiap kali CRT disweep.
Level trogger dan kendali slope memungkinkan pengguna skop
untuk memilih poin yang tepat di mana sweep akan ditrigger.
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 48 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Kendali slope memungkinkan untuk memilih slope positif atau


negatif dan level control memungkinkan untuk memilih poin
yang tepat pa
da

Gbr.1.41. berfungsinya slope dan kontrol level

slop.

Gambar 41 me
nunjukkan ber
fungsinya slope
dan level con
trol.
Rangkaian trigger juga memungkinkan pemilihan sumber trigger.
Karena sering diperlukan untuk mentrigger hal-hal selain sinyal
yang dilihat, osiloskop juga memungkinkan untuk memilih
sumber trigger.
Sumbernya dapat internal (salah satu channel didisplaykan) atau
secara eksternal (sinyalnya menggunakan jek input trigger
eksternal atau jarinag frekuensi.
Jika sumber trigger internal dipilih, suatu bagian sinyal dari satu
atau lebih preamplifier vertikal dimasukkan ke rangkaian trigger.
Sinyal ini bisa jadi yang sedang dilihat pada CRT, channel yang
sedang tidak dilihat atau dalam hal display multi trace, sumber
trigger dapat secara otomatis diswit di antara channel-channel
yang didisplaykan. Ini yang dikenal sebagai alternate triggering
dan digunakan dalam hubungannya dengan alternate display.
Jika dipilih sumber trigger eksternal sumbernya adalah sinyal
yang digunakan melalui jek input trigger eksternal. Biasanya
trigger eksternal digunakan untuk melihat sinyal logik dengan
referensi waktu yang telah diketahui.
Jaringan trigger menggunakan frekuensi untuk trigger dan
digunakan untuk kerja power supply atau rangkaian yang harus
disinkronisasi dengan jaringan voltase.
Pengkopelan trigger juga dipilih di dalam rangkaian trigger.
Mode pengkopelan trigger yang lazim adalah AC (sinyal trigger
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 49 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

secara kapasitif dikopel dan semua komponen sinyal AC


digunakan) , frekuensi tinggi ditolak (trigger secara kapasitif
dikopel dan filter rendah menolak semua sinyal frekuensi tinggi.
Dan frekuensi rendah (trigger sinyal secara kapasitif terkopelkan
dan filter tinggi menolak semua sinyal frekuensi rendah).
Titik pemutusan untuk tinggi dan rendah bervariasi antara model
dan merk osiloskop. Kebanyakan osiloskop juga mempunyai
kopel

trigger

TV

(menggunakan

sync

separator)

untuk

mentrigger pulsa sync TV horisontal atau vertikal. Mode ini


berguna untuk melihat frame (pulsa sync vertikal) atau jaringan
sinyal video (pulsa sync horisontal)
Generator sweep (berbasis waktu)
Setelah terjadi pemilihan trigger suatu rangkaian pembangkitan
sweep berbentuk lurus mata gergaji akan hidup (ON)
dan mengha

Gambar 42. Bentuk gelombang

silkan
bentuk
gelombang
seperti pada
gambar 42.

Bagian pertama dari bentuk gelombang ini ram sweep linier


gerakan trace horisontal.

Karena voltase bertambah sinar

elektron bergerak terus kanan CRT.

Ketika voltase mencapai

level puncak (bagian atas ram), sinar elektron berada pada tepi
kanan CRT.

Pada titik ini sinar elektron mati (OFF) (dan ini

disebut retrace blanking ) dan voltase sweep kembali ke level


original dan juga mengembalikan sinar elektron ke tepi kiri CRT.
Ram sweep biasanya dibangkitkan oleh rangkaian yang dikenal
sebagai integrator miller. Rangkaian ini mengambil voltase DC
sebagai input dan melakukan integrasi proses matematik .
Integrasi level DC menghasilkan ramp linier. Berbagai kombinasi
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 50 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

resistan dan kapasitan digunakan untukmmengontrol kecepatan


ram. Jika ram mencapai level tertentu voltase DC hilang dari
integrator input menyebabkan reset ram. Input DC kadangkadang diberikan dalam flip flop dan pelenyapan level DC
melibatkan pemakaian pulsa reset pada flip flop.
Dalam gambar .. harus dicatat periode Holdoff terjadi seketika
setelah setiap sweep selesai. Ini adalah periode di mana sweep
berikutnya terhalang. Lamanya periode holdoff dikendali
dengan lamanya pulsa flip flop seperti disebutkan di atas.
Periode holdoff berbeda-beda tergantung pada rate sweepnya,
tetapi ini memadahi untuk menjamin retrace sampai selesai dan
menstabilkan, sebelum melakukan trigger berikutnya.
Karena dimungkinkan untuk mengukur waktu pada aksis
horisontal, adalah penting bahwa waktunya sweep (waktu yang
diperlukan untuk sinar elektron bergerak dari sisi kiri ke sisi
kanan CRT ) adalah linier (kecepatan selalu konstan) dan
dikalibrasi.

Kendali

tahapan

berbasis

waktu

member8ikan

kalibrasi terhadap waktunya sweep dari detik, mikrodetik bahkan


nanodetik.

Sebagaimana tahapan attenuator input, kendali

berbasis waktu biasanya diatur dengan susunan 1-2-5 , (0,1


detik/bagian, 0,2 detik/bagian, 0,5 detik/bagian, 1,0 detik/bagi
an dan seterusnya) . Biasanya terdapat kendali berbasis waktu
yang variabel yang memungkinkan pengaturan berbasis waktu
pada range di antara bagian-bagian pada jenis yang bertahap,
(meskipun

penggunaan

kendali

ini

menyebabkan

kendali

berbasis waktu tidak terkalibrasi.


Biasanya osiloskop juga mempunyai kendali pembesaran sweep
yang memungkinkan seluruh trace dibesarkan. Sebagai contoh
misalnya jika kendali utama berbasis waktu jenis bertahap diset
0,5milidetik/bagian dan diperbesar 10X, basis waktu sebenarnya
menjadi 0,05 milidetik /bagian (50nanodetik/bagian).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 51 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Amplifier Horisontal
Secara sederhananya, amplifier horisontal memperbesar sinyal
ke suatu tingkat yang dapat menggerakkan pelat defleksi
horisontal dari suatu CRT.

Karena kecepatan sweep berkisar

dari detik, mikrodetik dan nanodetik, amplifier ini harus punya


wideband yang relatif lebar dan harus menghasilkan sweep
bentuk gelombang linier bentuk gigi gergaji. Kendali pemosisian
mengatur amplifier bias DC dan memungkinkantrace digerakkan
secara horisontal.
Display
CRT
CRT (cathode Ray Tube) terbuat dari kaca dan berisi vakum.
Elektron dipancarkan dari elemen yang dipanaskan pada
ujung sempit tabung dan diakselerasikan dengan voltase
tinggi, biasanya 2000V atau lebih ke arah ujung display.
Diperjalanan difokuskan ke dalam sinar sempit yang arahnya
sedikit

dibalikkan

dengan

pelat

defleksi

vertikan

dan

horisontal. Defleksi ini dikendalikan dengan output amplifier


vertikal dan horisontal yang telah disebutkan sebelumnya.
Oleh karena itu sinar bergerak ke atas dan ke bawah dalam
kaitannya dengan rangkaian basis waktu . Ujung display pada
tabung dilapisi dengan fosfor monokhrom biasanya hijau
gemerlap di mana ditumbuk dengan elektron.
Graticule
Display osiloskop merepresentasikan grafik voltase versus
waktu. Seperti terlihat pada gambar 43, komponen horisontal
dari grafik merepresentasikan waktu dan komponen vertikal
merepresentasikan voltase.
Biasanya display osiloskop punya grafik atau graticule yang
dibagi ke dalam 10 bagian untuk horisontal dan 8 bagian
untuk vertikal. Masing-masing bagian dipecah menjadi 5
bagian cermin (sub bagian) yang direpresentasikan dengan
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 52 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

tanda garis putus-putus

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

sepanjang tengah vertikal dan

pembagian horisontal ditandai dengan


garis

putus Gambar 43. Representasi voltase dan waktu

ganda

berla

bel 10 dan 90
dan tanda po
in 0 dan 100
juga ada.

Keempat titik ini berguna untuk pengukuran rise time dan fall
time karena rise time merupakan waktu yang diperlukan
untuk menaikkan sinyal dari 10% ke 90% dari amplitudo
maksimalnya.
Pada hampir semua osiloskop modern, graticulenya dietch
langsung di dalam CRT. Ini akan mengurangi kesalahan yang
mungkin terjadi ketika melihat CRT dari sudut sempit.

d) Kendali-Kendali Dan Indikator Pada Osiloskop Analog Dasar


Lihat gambar 44. untuk melihat kendali dan indikator pada osiloskop
yang umum
Kendali-kendali fungsi umum
(1) CRT dan Graticule. Ini adalah area di mana trace ditampilkan.
Graticule adalah grid yang biasanya 10 bagian ke kiri-kanan dan
8 bagian dari atas ke bawah. Setiap bagian biasanya 1 cm perse
gi meskipun ini dapat berbeda pada osiloskop mini. Graticule
digunakan untuk pengukuran voltase dan waktu dari bentuk
gelombang. Biasanya punya tanda 10% dan 90% yang biasanya
digunakan untuk pengukuran rise time

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 53 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(2) Kendali intensitas.


Untuk

Gambar 44. Kendali/Kontrol dan indikator pada

mengatur

osiloskop

intensitas
atau
keceraha
n

dari

trace.

(3) Kendali rotasi trace. Medan magnet bumi berubah dari satu
lokasi ke berikutnya yang dapat memengaruhi kemiringan trace.
Osiloskop punya kendali rotasi trace yang dapat digunakan
untuk mengkompensasikan medan magnet bumi dan mengatur
trace posisi horisontal lebih sempurna. Kendali ini biasanya jenis
pengaturan menggunakan obeng.
(4) Kendali fokus. Mengatur fokus trace
(5) Terminal cal. Biasanya disebut probe adjust (pengaturan
probe).

Terminal

ini

menhasilkan

luas

gelombang

sinyal

(biasanya 1Khz) yang berguna untuk pengaturan kompensasi


probe. Terminal ini juga dapat digunakan untuk pemeriksaan
umum

ketelitian

kalibrasi

osiloskop.

Namun

tidak

boleh

digunakan sebagai sumber kalibrasi alat.


(6) Jack ground. Ground sasis osiloskop dan pembumian memalui
tiga kabel daya AC.

Kendali Vertikal
Pada osiloskop dual trace terdapat masing-masing 2 kendali dari no.
7 sampai no 11, satu untuk tiap channel.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 54 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(7) Kendali vertikal attenuator (volt/bagian). Attenuator input


vertikal. Terdapat pengaturan sensitivitas bertahap dengan
urutan 1-2-5. Jika kendali sensitivitas variabel (no. 8) diset untuk
mengkalibrasi posisi, sensitivitas vertikal terkalibrasi, yakni
terkait dengan penyetingan dial. Pada mode operasi X-Y, kendali
volt/div.

pada

kedua

channel

memberikan

pengaturan

sensitivitas bertahap bagi kedua aksis X dan Y


(8) Attenuator variabel. Pemutaran skala memberikan pengaturan
halus sensitivitas vertikal. Ini memungkinkan untuk mengatur
bentuk gelombang lebih presisi sesuai dengan jumlah bagian,
meskipun

kemudian

pengukuran

vertikan

menjadi

tak

terkalibrasi. Banyak osiloskop punya kendali tambahan dengan


fungsi tekan tarik (push-pull), PULL X5 MAG di mana
sensitivitas vertika diperbesar dengan faktor lima kali jika tombol
ditarik. Denhgan demikian sensitivitas 5mVolt/div. menjadi
sensitivitas 1mVolt/div . Bandwidth biasanya dikurang jika fungsi
X5 MAG diaktifkan.
(9) Jack input. Input vertikal. Satu channel juga berfungsi sebagai
operasi input X dan yang lain sebagai input Y.
(10)

Tombol kopel input. Memungkinkan untuk memilih pengkopel

an sinyal ke osiloskop sebagai dan input ground berikut:


AC: sinyal input secara kapasitif dikopel dan komponen DC
diblokir.
Ground: membuka jalur sinyal ke amplifier vertikal.

Ini

memberikan garis dasar volt nol, posisi yang dapat digunakan


sebagai referensi jika melakukan pengukuran AC.
DC: Input sinyal pengkppelan langsung, sinyal komponen AC
dan DC menghasilkan defleksi vertikal.
(11)

Kendali posisi vertikal. Dengan memutarnya mengatur posisi

vertikal trace . Kendali ini biasanya termasuk tombol tekan-tarik


pada kedua channel 1 dan channel 2 untuk mengubah polaritas
sinyal (PULL INV).
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 55 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(12)

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Kendali mode vertikal. Memilih mode operasi dispaly (channel

1 ditampilkan, channel 2 ditampilkan, dual trace dan lain-lain).


Mungkin juga punya fungsi tambahan seperti berikut:
Cannel 1: Channel tunggal menampilkan sinyal channel1
Channel 2: Channel tunggal menampilkan sinyal channel 2
Dual: channel dual menampilkan sinyal channel 1 dan channel 2.
Dua trace ditampilkan dalam mode chop atau alternate
seperrtiberikut:
Alt/chop: Memilih mode alternate atau chopped dalam tampilan
dual trace.
Pada mode alternate, osiloskop pertama-tama menampilkan
sweep sinyal channel 1 kemudian sweep sinyal channel 2 dan
berulang dengan cara bergantian. Jika dipilih sweep cepat delay
antara sweep-sweep ini tidak terlihat oleh kasat mata. Namun
jika dipilih sweep yang lebih lambat delaynya menjadi tampak.
Pada mode chop, osiloskop menampilkan bagian kecil dari sinyal
channel 1 kemudian bagian kecil dari sinyal channel 2, dan
seterusnya

terus-menerus

berganti-ganti

sampai

sweep0

keduanya selesai. Pergantiannya sangat cepat dan tidak terlihat


oleh kasat mata.
Catatan:
Ada osiloskop yang secara otomatis memilih tampilan chop atau
alternate berdasarkan pada setting kendali basis waktunya, yang
memungkinkan tampilan chop pada kecepatan sweep yang lebih
rendah dan tampilan alternate pada kecepatan yang lebih tinggi.
Tambahan:
Sinyal channel 1 dan channel 2 adalah kombinasi aljabar, dan
hasilnya ditampilkan pada CRT sebagai trace tunggal. Kombinasi
sinyal ini merepresentasikan channel 1 plus channel 2. Jika dari
channel 1 diubah katakanlah ke channel 2, hasilnya adalah
perbedaan aljabar, channel 1 dikurangi channel 2.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 56 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Kendali horisontal sweep group


(13) Kendali time base (time/div) memberikan pilihan laju sweep
bertahap

berbasis

waktu.

Sebagaimana

halnya

dengan

attenuator vertikal, tahapan disusun dalam urutan 1-2-5. Jika


kendali berbasis waktu variabel diset untuk mengkalibrasi posisi
(item 14) , laju sweep terkalibrasi, yakni terkait dengan
penyetingan dial.
(14) Kendali

berbasis

memberikan

waktu

pengaturan

variabel.
halus

Memutar

(skala)

laju

kendali

ini

sweep.

Ini

memungkinkan untuk mengatur bentuk gelombang tepat sesuai


jumlah bagian meskipun pengukuran horisontal menjadi tidak
terkalibrasi.

(15) Kendali posisi horisontal / pembesaran 10X


Posisi horisontal. Memutar tombol, mengatur trace posisi
horisontal.
Pembesaran 10X: Memilih pembesaran sweep 10X, yakni jika
basis waktu diset 0,1 mS/div., memilih pembesaran 10X
menambah seting jadi 10nS/div. Ini berguna untuk pemeriksaan
yang lebih teliti bagian bentuk gelombang yang lebih spesifik.
(16) Tombol X-Y. Memilih mode operasi X-Y. Pada opersi X-Y,
tampilan CRT menjadi grafik elektronik dua voltase bersamaan.
Satu input channel menampilkan aksis X yang lainnya aksis Y.
Kendali horisontal/group triggering
(17) Jek input trigger eksternal. Input ini memungkinkan sinyal
eksternal digunakan sebagai sumber trigger.
(18) Kendali

trigger

automatic-normal.

Pilih

mode

triggering

automatic jika osiloskop menghasilkan sweep dengan ketiadaan


sinyal trigger yang sesuai. Dan secara otomatis pindah ke
operasi trigger sweep, jika

ada sinyal yang sesuai. Operasi

triggering otomatis berbeda dengan operasi triggerring normal,


di mana pada operasi normal, sweep tidak melakukan trigger
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 57 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

jika tidak ada sinyal trigger. Triggering otomatis diperlukan pada


setting pertama untuk melihat bentuk gelombang.
(19) Tombol trigger source. Menentukan sumber sweep trigger.
Sumber trigger yang lazim adalah:
Channel 1: sinyal input channel 1 menjadi trigger sweep, apapun
mode setting kendali vertikalnya.
Channel 2: sinyal input channel 2 menjadi trigger sweep, apapun
mode setting kendali vertikalnya.
Alternate: Sumber trigger bertukar alih di antara dua trace
dalam operasi dual trace.
Eksternal: Sinyal yang dihubungkan ke jek input trigger eksternal
menjadi sinyal trigger.
(20) Tombol kopel trigger. Menentukan metode dimana sinyal
trigger dikopel dengan rangkaian trigger.

Beberapa mode

trigger kopel adalah:


AC: Sinyal trigger secara kapasitif dikopel, komponen DC
diblokir.
Sinyal trigger dikopel langsung: Digunakan untuk triggering
frekuensi rendah (di bawah 20 Hz) atau untuk stabilisasi
triggering pada sinyal komponen AC dan DC. Tidak semua
osiloskop ada hal ini.
TV-H (HF) : Digunakan untuk triggering pulsa sync horisontal
pada video
TV-V (LF): Digunakan untuk triggering pulsa sync horisontal
pada video.
LINE: Sinyal berasal dari jaringan input voltase (50/60Hz)
menjadi trigger.
(21) Tombol trigger level/slope.
Kendali

trigger

level:

menentukan

titik

pada

benntuk

gelombang di mana sweep ditrigger. Memutar tombol arah (-)


makin negatif titik triggering dan memutar (+) makin positif.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 58 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Memutar terlalu jauh ke kedua arah dapat menghalangi


selesainya triggering.
Tombol trigger slope: Memilih slope positif atau slope negatif
sebagai titik triggering pada triggering bentuk gelombang. Pada
banyak osiloskop, kendali ini menggunakan tombol tekan-tarik
pada kendali triggering level. Kendali panel belakang 9tidak
terlihat) adalah tempat sekring/pemilih jaringan voltase. Berisi
sekring

dan

pemilihan

jaringan

voltase.

Kadang-kadang

pemilihan jaringan voltase menggunakan tombol terpisah, atau


dalam hal pemilihan jenis power supply, tidak ada/tidak perlu
memilih.

e) Cara Mengoperasikan Osiloskop


Osiloskop Analog Dasar
Prosedur menghidupkan Osiloskop:
(1) Tahap

pertama

menghidupkannya

menggunakan
dan

memperoleh

osiloskop
trace.

adalah

Kendali-kendali

berikut harus ada pada osiloskop, aturlah seperti berikut:


Tombol input kopel channel 1 (tombol AC-GND-DC): GND
Kendali posisi vertikal channel 1: center
Kendali posisi horisontal: center
Kendali auto trigger: Auto triggering ON
Kendali mode vertikal: Auto triggering ON
Kendali mode vertikal: channel 1 (single trace)
Kendali intensitas: minimum intensity
Kendali TIMEJDIV: 0,5mS/Div.
Setting seperti ini mempersiapkan osiloskop ke tampilan single
trace dengan garis dasar volt nol, vertikal dan horisontal di
tengah. Pada poin ini tidak perlu menghubungkan sinyal.
(2) Masukkan osiloskop ke sumber daya AC dan putar tombol ke
ON . Tunggu beberapa saat untuk berproses.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 59 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(3) Pelan-pelan kendali sensitivitas distel ke atas, akan terlihat trace


horisontal di daerah tengah layar.
(4) Ketajaman trace dapat diatur menggunakan kendali fokus dan
jika perlu atur kemiringan trace dengan kendali rotasi trace.

Menampilkan sinyal.
Prosedur ini menampilkan bentuk gelombang pada channel 1. Proses
yang sama dapat digunakan untuk menampilkan trace tungggal
pada channel 2.
(1) Hubungkan sinyal ke jek input channel 1. Ini boleh jadi suatu
poin dalam rangkaian test yang dihubungkan memalui probe
atau output suatu generator fungsi melalui kabel BNC ke BNC.
Jika melakukan probing pada rangkaian test, hubungkan ground
probe ke sasis atau seperti biasanya dalam test peralatan.
Kemudian hubungkan ujung probe ke titik yang dituju.
Saran:
Selalu gunakan klip ground probe dipasang pada titik yang dekat
dengan titik yang diukur. Jangan hanya bertumpu pada kawat
ground eksternal dalam penggantian klip probe ground, sebab
dapat terinduksi sinyal yang tidak diinginkan.
Probe harus dikompensasikan.
Kompensasi akan mencocokan probe dengan input osiloskop.
Ini

harus

dilakukan

pada

awal

untuk

kemudian

selalu

menggunakan probe yang sama untuk channel yang sama.


Jika menggunakan generator sinyal yang outputnya punya sisi
cepat seperti gelombang bujur sangkar atau pulsa, terminasikan
outputnya kedalam impedans karakteristik untuk meminimalkan
bunyi. Sebagai contoh output generator 50 Ohm harus
diterminasikan ke resistor eksternal 50 Ohm dan dihubungkan ke
osiloskop dengan kabel ko aksial 50 Ohm.
(2) Atur tombol input kopel ke cannel 1 ke AC.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 60 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(3) Jika tidak muncul bentuk gelombang, tambah sensitivitas dengan


memutar attenuator vertikal channel 1 searah jarum jam
(volt/div) ke posisi yang memberikan defleksi vertikal 2 sampai 6
bagian.
(4) Tampilan pada layar mungkin tidak tersinkronisasi yakni tidak
terkunci pada tempatnya . Kita harus dapat menetapkannya
menggunakan kendali trigger level. Gunakan kendali sweep time
(time/div) untuk menampilkan jumlah cycle yang diinginkan.
Tampilan Dual Trace
Kemampuan osiloskop untuk menampilkan dua bentuk gelombang
secara bersamaan, mode dual trace adalah fitur yang sangat
berguna. Dalam mengobservasi du bentuk gelombang secara
bersamaan pada channel 1 dan channel 2, bentuk gelombangnya
biaanya

berhubungan

dengan

frekuensi,

atau

satu

bentuk

gelombangnya tersinkronisasikan dengan yang lain, meskipun


frekuensi dasarnya berbeda.

Sebagai contoh pada gbr. 1.45,

Melukiskan bentuk gelombang terkait dengan rangkaian flip flop


sederhana
di mana pa
da

trace

per

tama

Gambar 45. Tampilan Osiloskop dual-trace

Me
nunjukkan
bentuk

ge

lombang
jam

dan

yang kedua
bentuk
gelombang
out put.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 61 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Osilioskop menunjukkan dengan jelas bahwa out putnya adalah jam


dibagi dua dan selalu terjadi perubahan out put pada sisi negatif
jam.
Untuk mendapatkan tampilan dual trace:
(1) Hubungkan probe ke jek input channel 1 dan channel 2
osiloskop.
(2) Hubungkan klip probe ground ke sasis atau rangkaian biasa
dengan penuh perhatian. Hubungkan ujung probe ke dua titik
rangkaian yang diinginkan.
(3) Letakkan kendali yang mengaktifkan mode dual trace pada
osiloskop.

Biasanya osiloskop mempunyai posisi pada tombol

vertical mode bertanda dual. Namun banyak osiloskop yang


punya dua posisi berbeda yakni yang disebut Alt dan chop Ini
akan mengaktifkan dua macam sweep dual trace yang berbeda
seperti berikut:

Alt untuk sweep alternate. Pertama osiloskop melakukan


sweep sinyal pada channel 1 sampai selesai kemudian pada
channel

sampai

selesai

kemudian

berulang

secara

bergantian. Jika dipilih sweep cepat, kedua trace tersebut


tampil secara kasat mata bersamaan. Lama kelamaan makin
taidak tampak karena kecepatannya makin berkurang.

Chop untuk sweep chopped. Osiloskop menampilkan


bagian kecil sinyal pada channel 1, kemudian menampilkan
bagian kecil sinyal pada channel 2 dan seterusnya sampai
sweep

selesai.

Jika dipilih

sweep

kecepatan

rendah,

chopping jauh lebih cepat dari pada sweep dan tidak


teramati. Jika mode chop digunakan pada laju sweep tinggi,
maka laju chop menjadi bagian signifikan dari sweep dan
mungkin tampilan bentuk gelombang menjadi tampak.
Chopping juga dapat menjadi perhatian jika frekuensi input
sinyal mendekati atau merupakan perkalian dari frekuensi
chop.
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 62 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Catatan:
Teknik sweep alternate dan chop biasa digunakan pada
semua osiloskop multi trace. Namun banyak yang secara
otomatis memilih alt atau chop tergantung pada setting base
line yang ditentukan. Osiloskop ini adalah yang mempunyai
tombol dual bukan yang tombol alt dan chop nya
terpisah.
(4) Atur kendali posisi vertikal pada channel 1 dan 2 ke posisi dua
trace yang diinginkan. Posisi channel 1 biasanya berada di atas
channel 2 seperti pada gbr.1.46.
(5) Atur attenuator vertikal pada channel 1 dan 2 (Volt/Div.)
sedemikian rupa sehingga ketinggian bentuk gelombang seperti
yang diinginkan.
(6) Atur kendali time base (time/div.) ke jumlah cycle yang
diinginkan

dari

bentuk

gelombang.

Jika

tampilan

tidak

tersinkronisasi (rolling) cobalah kunci dengan kendali trigger


level.
Kendali Vertical Attenuator (Volt/Div.)
Pada osiloskop dual trace ada dua hal tentang ini, satu untuk
masing-masing channel 1 dan 2. Kendali ini mengatur ketinggian
vertikal bentuk gelombang pada layar. Ini dilakukan dengan
attenuator sinyal input dengan memilih sejumlah tertentu sebelum
melakukan

vertical

amplifier.

Besarnya

pengurangan

selalu

dinyatakan pada dial dengan urutan 1-2-5 dan dikalibrasi dalam


volt/div. bagian (div.) di sini berarti luas pada graticule osiloskop
yang biasanya 1 cm2. Oleh karena itu sebagai contoh jika attenuator
vertikal diset ke 2 volt/div. dan gelombang sinus tampilkan
mencakupi 4 bagian dari atas ke bawah maka gelombang sinus
punya amplitudo puncak ke puncak 8 volt.
Dua hal harus dicatat dalam hal ini. Pertama, biasanya ada kendali
variabel terkait dengan attenuator vertikal. Ini harus diset ke posisi
calibrated agar pengukuran lebih akurat. Kendali variabel ini
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 63 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

memungkinkan kita untuk mengubah ketinggian bentuk gelombang


secara lebih halus . Ada osiloskop dengan LED yang menyala yang
menandakan bahwa pengukuran tidak terkalibrasi disebabkan
setting kendali seperti ini.
Kedua, penggunaan probe 10:1 mengalikan setting dial attenuator
vertikan kali 10. Sebagai contoh jika attenuator diset 0,2 volt/div.,
menggunakan probe 10;1, maka harga aktual yang diperoleh pada
layar adalah 2volt.div.
Kendali time base (Time/Div.)
Kendali ini mengatur kecepatan sweep dari osiloskop. Settingnya
terkalibrasi menurut urutan 1-2-5, dalam satuan waktu per bagian.
Ini menunjukkan berapa lama tanda dot bergerak secara horisontal
sepanjang satu bagian luasan pada graticule. Sebagai contoh jika
kendali time base diset 2mS/div. dan yang terjadi pada layar
katakanlah setengah bagian positif luas gelombang besarnya 3
bagian maka lamanya 6 milidetik. Ini contoh menentukan interval
waktu dengan osiloskop. Frekuensi juga dapat ditentukan.
Sebagaimana halnya dengan attenuator vertikal, biasanya juga
terdapat kendali variabel yang digunakan untuk mengkalibrasi
pengukuran horisontal yang lebih akurat.
Gunakan kendali time base untuk menampilkan jumlah cycle dari
bentuk gelombang yang diinginkan. Jika ada terlalu banyak cycle
ditampilkan untuk resolusi yang baik, atur ke waktu sweep yang
lebih cepat. Jika hanya garis saja yang ditampilkan, cobalah waktu
sweep yang lebih lambat. Jika waktu sweep lebih cepat dari pada
bentuk

gelombang

yang

diobservasi,

hanya

sebagian

yang

ditampilkan, yang mungkin berupa garis lurus untuk suatu luasan


gelombang atau bentuk gelombang pulsa.

Triggering (Pemicuan).
Triger adalah kejadian atau sinyal yang menyebabkan sinar pada
CRT osiloskop mulai bergerak sepanjang tampilan. Tanpa triger yang
tepat, tampilan memulai dari titik yang tidak tepat pada bentuk
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 64 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

gelombang dan hasilnya adalah tampilan yang tidak tersinkronisasi


atau rolling. Untuk tampilan yang tersinkronisasi atau stabil, kejadian
triger harus dihubungkan dengan suatu cara dengan tampilan
bentuk gelombang.

Pemicuan Normal Dan Otomatis


Secara virtual, osiloskop punya dua mode pemicuan, masing-masing,
kerjanya seperti berikut:
Normal: Sweep tetap bertahan sampai terjadi pemicuan. Pemicu
menyebabkan terjadinya sweep tetapi sweep kemudian tertahan lagi
sampai ada pemicuan berikutnya. Jika tidak ada sinyal picuan yang
sesuai, maka trace tidak tampil (pada larar).
Auto: Sweep terjadi secara terus menerus meskipun tidak ada sinyal
picuan. Namun secara otomatis kembali ke operasi picuan sweep
jika ada sinyal picuan yang sesuai.
Pemicuan otomatis diperlukan pada settingan pertama osiloskop
untuk mengoservasi bentuk gelombang. Memberikan sweep untuk
pengobservasian bentuk gelombang sampai kendali lain diset secara
benar (sekali kendali diset, osiloskop kembali ke mode pemicuan
normal karena mode ini lebih sensitif). Pemicual otomatis digunakan
untuk pengukuran DC dan sinya-sinyal dengan pembesaran yang
rendah di mana ini tidak memicu sweep.
Biasanya pada mode pemicuan normal, sinyal yang menghasilkan
bagian defleksi vertikal sudah memadahi untuk menghasilkan
tampilan.
Kendali Level dan slope
Pemicuan sweep terjadi jika sumber sinyal picuan melewati level
ambang yang telah diset sebelumnya. Tiap osiloskop punya kendali
level picuan yang menggeser level ambang ke atas dan ke bawah
(yakni positif dan negatif) pada picuan bentuk gelombang.
Gambar 45

menunjukkan kendali level mengatur mulainya sweep

pada hampir semua titik yang diinginkan pada bentuk gelombang.


Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 65 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Jika kendali diposisikan di tengah, level ambang yang diset


mendekati rata-rata sinyal picuan. Pada sinyal gelombang sinus, fasa
di mana sweep mulai adalah variable dalam ragamnya. Catatan, jika
kindali level picuan diputar ke arah setting ekstrim (-) atau (+) tidak
terjadi sweep pada mode picuan noemal karena batas ambang
picuan

Gambar 46. Kendali level mengatur mulainya sweep

melampaui
puncak
amplitudo
sinyal
picuan.

Tombol slope picuan pasti ada pada setiap osiloskop. Pilih slope
sinyal picuan pada ambang batas. Lihat kembali ke Gambar 46. Jika
slope picuan diset ke posisi (+) sweep dilakukan dari sinyal picuan
jika melewati level ambang ke arah gerakan positif. Dalam posisi (-)
sweep terjadi jika sinyal melewati ambang ke arah gerakan negatif.
Pada banyak osiloskop, fungsii level dan slope dikombinasikan dalam
satu kendali biasanya fungsi tekan tarik pada suatu tombol putar
(level).

Pemilihan sumber pemicuan.


Osiloskop biasanya memungkinkan kita memilih sinyal mana yang
akan digunakan sebagai sinyal picuan. Sering osiloskop sepertinya
tidak punya kemampuan picuan, tetapi kenyataannya operatornya
yang sering lupa untuk memilih sinyal yang tepat sebagai pemicu.
Pemilih sumber picuan biasanya tombol multi posisi. Pada osiloskop
modern adalah:

Channel 1:
Sinyal channel 1 ihubungkan ke rangkaian picuan. Pada banyak
osiloskop, sinyal channel 1 seolah-olah tidak tampil. Oleh karena itu
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 66 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

kita dapat menggunakan channel 1 untuk menampilkan picuan


channel 2. Jika ada kesesuaian frekuensi dapat menghasilkan
tampilan yang stabil. Channel 1 juga dapat digunakan untuk pemicu
tampilan picuan dual trace dari kedua channel 1 dan 2. Lagi jika ada
kesesuaian, trace nya akan stabil.
Channel 2:
Channel 2 dapat digunakan untuk picuan dengan cara yang sama
seperti channel 1 di atas.
Alternate:
Pada mode dual trace, trace channel 1 dipicu dengan channel 1 dan
trace channel 2 oleh channel 2. Pada situasi seperti ini kita harus
sadar bahwa meskipun kedua bentuk gelombang ditampilkan
sebagai trace yang stabil kita tidak dapat menentukan fasa atau
timing hubungan satu dengan yang lainnya. Ini karena ini tidak
dipicu dari sumber yang lazim.
Eksternal:
Sinyal eksternal dapat digunakan sebagai sinyal picuan. Ini biasanya
menggunakan jek external trigger . Ini digunakan jika kita ingin
menggunakan sinyal lain dari yang ditampilkan sebagai picuan,
mungkin karena sumber itu lebih cocok (misal amplitudonya lebih
baik, sisinya lebih tajam)
Line:
Sinyal yang dikembangkan secara internal dari jaringan input voltase
(50/60 Hz) menjadi sinyal picuan. Ini berguna jika kita ingin
mengamati

jaringan

daya

mendengung

pada

sinyal

dengan

datangnya komponen lain. Komponen dengungan menjadi lebih


stabil dan oleh sebab itu menjadi terlihat lebih jelas.

Pemilihan kopel Picuan.


Disamping dapat memilih sinyal mana sebagai sumber picuan kita
juga dapat memilih cara di mana sinyal dikopel dengan rangkaian
pemicu. MMMode yang biasanya ada adalah:
Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 67 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

AC: Digunakan untuk melihat paling banyak jenis bentuk gelombang.


Sinyal picuan secara kapasitif dikopel (komponen DC diblokir) dan
dapat digunakan untuk semua sinyal dari bi bawah 30Hz sampai
frekuensi puncak tergantung pada jenis osiloskopnya.
DC:
Mengkopel komponen sinyal picuan AC dan DC . Berguna untuk
melihat sinyal dengan frekuensi posisi AC di bawah putus atau jika
diperlukan untuk mengikut sertakan komponen DC untuk stabilisasi
sinyal
TV-H:
Digunakan untuk melihat pulsa sync horisontal pada bentuk
gelombang video kmposit. Digunakan filter high pass yang
mengkopel komponen frekuensi tinggi seperti pulsa sync horisontal.
Posisi ini juga dapat digunakan unt7uk high pass umum (posisi
frekuensi rendah ditolak) dan yang semacam ini biasanya ditandai
dengan HF.
TV-V:
Untuk melihat pulsa sync vertikal dalam bentuk gelombang video
komposit. Digunakan filter low pass yang mengkopel hanya
komponen frekuensi rendah seperti pulsa sync vertikal. Posisi ini
juga dapat digunakan sebagai low pass umum (posisi frekuensi
tinggi ditolak) dan yang semacam ini biasanya ditandai dengan LF.
Video:
Pada beberapa osiloskop setting umum seperti i8ni diberikan sebagai
ganti dua yang disebutkan di atas. Secara otomatis diswit ke kopel
antara pulsa sync horisontal dan sync vertikal tergantung pada
setting main time base nya.

Veritcal And Horizontal Magnifiers.


Kebanyakan

osiloskop

memungkinkan

pembesaran

bentuk

gelombang pada layar dalam arah vertikal dan horisontal.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 68 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Pembesaran vertikal biasanya diterapkan pada kontrol variabel untuk


setian attenuator vertikal. Biasanya faktor 5X pembesaran dianggap
sebagai perluasan sensitivitas dengan range 1 dan range 2. Sebagai
contoh jika osiloskop punya setting vertikal minimum 5mV/div. X5
dapat memberikan 2 range ekstra, 2 mV/div. (pada setting regular
10mV.div.) da 1 mV/div. (pada setting regular 5mV/div.).
Namun dengan penambahan range ini mengurangi dua performa.
Pertama bandwidth berkurang jika pembesaran aktif. Pengurangan
nya drastis, osiloskop dengan 60MHz mungkin terbatas pada 10 MHz
dalam mode ini. Kedua, Penggunaan pembesaran pada setting yang
paling sensitif menambah noise pada bentuk gelombang. Trace
tampil lebih tebal dan out of focus
Pembesaran horisontal biaanya dicapai dengan tombol tekan-tarik
pada kontrol time base variabel atau kontrol posisi horisontal. Faktor
pembesaran biasanya X10. Fitur ini membantu untuk melihat bagian
dari bentuk gelombang yang mungkin hilang pada bagian kanan
layar jika setting time base ditambah. Meskipun bentuk gelombang
diperbesar, memutar kontrol posisi horisontal masih dapat dilakukan
untuk melihat setiap bagiannya.

ADD and Invert function.


Satu

fitur

umum pada

osiloskop

adalah

mode

ADD

yang

memungkinkan mengombinasikan secara aljabar sinyal channel 1


dan channel 2 dan ditampilkan sebagai satu trace. Fitur ini berguna
khususnya digunakan dalam hubungannya dengan fungsi invert.
Invert mengambil satu channel input dan membalikkan polaritasnya
pada tampilan. Sebagai contoh, gelombang sinus tinggi terlihat
rendah dan sebaliknya. DC offset juga dapat dibalikkan (DC offset
positif jadi negatif), jika osiloskop diset kopel DC.
Pengaruhnay jika channel tidak dibalikkan ditambah channel
terbalikkan,

hasilnya

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

adalah

pengurangan.

Ini

perlu

untuk

Halaman: 69 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

pengukuran diferensial (jika kita ining mengamati sinyal yang tidak


merujuk ke ground dan penghapusan sinyal yang tidak diperlukan.
Fungsi ADD biasanya menggunakan kontrol yang digunakan untuk
memilih mode single trace atau dual trace yakni kontrol mode
vertikal. Fungsi invert menggunakan channel 1 dan channel 2
tergantung pada osiloskopnya, mungkin kontrol mode vertikal,
fungsi tambahan dari attenuator variabel atau tombol terpisah.
X-Y Operation.
Operasi

X-Y

pengukuran

memungkinkan
yang

tidak

osiloskop

mungkin

melakukan

dengan

operasi

banyak
sweep

konvensional. Tampilan CRT menjadi grafik antara dua voltase yang


bersamaan. Satu voltase menyatakan sinar vertikal (Y) dan yang
satu lagi menyatakan horisontal (X). Pengaruh sweep tidak terjadi,
oleh karena itu tidak ada sinyal terhubung dan tampilannya hanya
berupa dot.
Sinyal yang dipakai dua voltase seperti output sinyal stereo pada
tampilan stereoscope. Namun mode X-Y dapat menampilkan grafik
suatu karakteristik dinamis jika disambungkan dengan transduser
untuk mengubah karakteristik (frekuensi, suhu, kecepatan, dll.) ke
dalam voltase. Penggunaan yang umum adalah pengukuran
frekuensi respon di mana aksis-Y menyatakan amplitudo sinyal dan
aksis-X menyatakan frekuensi.
Kontrol yang digunakan untuk mode X-Y berbeda di antara
osiloskop, namun prosedur yang umum dalam menggunakannya
adalah seperti berikut:
(1) Pilih mode X-Y. Ini dapat berupa tombol terpisah atau posisi
terakhir dari selector time base. Pada osiloskop dengan
kemampuan sweep tunda, salah satu pilihan dari mode sweep.
Hidupkan mode X-Y, pastikan intensitas trace tidak terlampau
tinggi, dot cerah yang tetap pada satu tempat dapat merusak
jika tetap ada dalam waktu yang lama.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 70 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

(2) Input channel 1 dan channel 2 sekarang jadi input X dan Y.


Gunakan sinyal-sinyal yang diperlukan untuk kedua channel.
(3) Attenuator vertikal sekarang jadi attenuator X dan Y yakni satu
mengontrol ketinggian bentuk gelombang dan yang satu lagi
lebarnya. Kontrol attenuator variabel berfungsi serupa.
(4) Pemosisian X-Y dari bentuk gelombang adalah sebagai berikut:
Biasanya kontrol posisi vertikal aksis-X dari channel yang
mana pun menjadi kontrol pemosisian X-Y pada tampilan
Pemosisian horisontal dilakukan dengan kontrol vertikal dari
channel lain atau kontrol pemosisian dari osiloskop tersebut.
Bandwidth
Bandwidth atau respon frekuensi adalah salah satu karakteristik
paling penting pada osiloskop.
Ini sering menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan
osiloskop.
Bandwidth yang diukur dalam MHz adalah frekuensi pada amplitudo
sinyal menjadi 3 dB dari nilai i KHz. Sebagai contoh misalnya sinyal 1
KHz menghasilkan bentuk gelombang dengan ketinggian 6 bagian
pada setting Volt/div. yang ada. Jika sinyal tersebut frekuensinya
ditambah

(tetapi

amplitudo

inputnya

tetap)

frekuensi

yang

ditampilkan berkurang 4,24 bagian (- 3dB atau 70,7% ) bandwidth


nya.
Bandwidth adalah penting karena menunjukkan frekuensi tertinggi di
mana pengukuran akurat dapat dilakukan dengan osiloskop.

f)

Pengaplikasian Dasar Osiloskop.


(1)

Tera/Kalibrasi dan Keamanan


Peneraan internal pada osiloskop secara khusus menyediakan
titik referensi untuk kalibrasi di panel depan dengan nilai
tegangan puncak ke puncak (Vpp) tertentu misal 2 Vpp dan
frekuensi tertentu pula misal 1 kHz.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 71 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Setelah

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

mempelajari

cara

pengukuran

maka

sebelum

melakukan pengukuran sebenarnya, penggguna harus menera


agar pembacaan sesuai dengan standar dengan berikut :

Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca


nilai dilayar.

Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka


tombol cal pada kendali vertikal kanal A dan B harus
diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama dengan harga
tegangan panutan ( reference voltage )

cal

Tombol

pada

kendali

horisontal

diatur

hingga

frekuensi ( atau sebaliknya periode ) dilayar sama dengan


frekuensi ( atau sebaliknya periode ) patutan ( reference
frequency ).

(2)

Pengukuran Tegangan (gbr. 1.47)


Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur
rentang vertikal skala kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal
mengalikan rentang vertikal keatas ( berarti tegangan positif)
atau rentang kebawah dari nol ( berarti tegangan negatif)
dengan skala Volt/Div.
Untuk

mengukur

Gambar 47. Pengukuran tegangan

tegangan AC perlu
dipahami
an

tegang

yang

mana

yang akan diambil


Vp, Vpp atau Vrms
( seperti diterang
kan pada bagian
sebelumnya).
Bagaimanapun bia
sanya cukup meng

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 72 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

ukur satu tegang


an Vp

( karena Vpp umumnya = 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung


de ngan rumus yang sesuai).
Pengukuran amplitudo yang benar adalah dengan membaca
garis bertanda di tengah. Untuk mendapat titik puncak bawah
dan titik puncak atas gunakan H Position untuk menggeser
gelombang.
Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa
dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi
maksimal kekanan ), dengan mengatur Volt/Div yang paling
kecil namun masih memberikan gambaran utuh.

(3)

Pengukuran waktu dan frekuensi (gambar 48)


Pengukuran waktu gelom Gambar 48. Pengukuran frekuensi
bang ( periode )

dilaku

kan

dengan

membaca

garis

skala

horisontal

yang

terpakai

untuk

memenuhi 1 gelombang.
Sama seperti pembacaan
tegangan,

nilai

skala

dikalikan dengan Sweep


Time/div.
Mengukur frekuensi tinggal menggunakan rumus f = 1 / T
Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa
dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 73 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

maksimal kekanan ), dengan mengatur SweepTime/Div yang


paling lambat namun masih memberikan gambaran utuh.
(4)

Pengukuran geseran fasa dan Lissajous (gambar 49)


Dengan menggunakan mode XY kita dapat mengukur geseran
fasa melalui interpretasi gambar lissajous yang dihasilkan.
Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua.
Tabel gambar dibawah menunjukkan lissajous ari fungsi
perbandingan frekuensi ( f1 : f2 ) dan selisih fasa antara kedua
sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan menghasilkan gambar
Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh tergantung pada
selisih fasa antara kedua sinyal.

Gambar 49. Lissajous

Keterampilan yang diperlukan dalam Menggunakan Peralatan


Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel:
a. Memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan
b. Mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 74 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

c.

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

Menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai


dengan prosedur operasi standar

d. Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar


e. Mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan

Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Menggunakan Peralatan


Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel
a. Cermat dan teliti memilih dan mengeset peralatan dengan tepat untuk
memperoleh hasil yang dibutuhkan
b. cermat dan teliti dalam menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil
yang diperlukan

2. Memelihara Peralatan Pengukur Listrik


a. Cara Memelihara Peralatan Pengukur Listrik
1) Pemeliharaan multimeter.
a) Jagalah multi meter tetap kering, jika lembab keringkan
dengan lap kering.
b) Gunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang
ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan
merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik.
c) Gunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak
komponen elektronik maupun casingnya.
d) Jagalah multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan
gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.
e) Gunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat
bocor dan merusak multimeter.
2) Mengganti bateri multimeter
a) Buka penutup bateri dengan jalan membuka baudnya.
b) Buka kompartmen bateri
c) Ganti bateri 9V dengan yang baru
d) Kencangkan kompartmen bateri dan penutupnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 75 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

3) Mengganti sekring multi meter


a) Cabut kabel test

Gambar 50. mengganti sekring multi

dari multi meter

meter

b) Lepas karet pelin


dung
c) Lepas penutup ba
teri (dua baud B)
dan baterinya.
d) Lepas

penutup

belakang

dengan

membuka 4 buah
baud A.
e) Angkat papan rangkaian di tengah-tengah untuk dapat
mencapai tempat sekring.
f) Lepas sekring lama dan ganti dengan sekring baru secara hatihati.
g) Selalu gunakan sekring dengan ukuran dan nilai seperti yang
dianjurkan.
h) Luruskan papan rangkaian dengan konektornya dan tekan
pada tempatnya.
i) Pasang dan kencangkan penutup belakang, bateri dan penutup
bateri.
4) Pemeliharaan Osiloskop.
Pemeliharaan osiloskop terdiri atas pemeriksaan periodik dan
prosedur pembersihan, pelumasan dalam hal ini tidak diperlukan.
Pembersihan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari
kerusakan.

Pada

kondisi

operasional

normal,

pembersihan

dilakukan minimal satu bulan sekali. Pada kondisi operasional yang


berdebu atau kondisi lainnya, pembersihan harus lebih sering
dilakukan. Akumulasi debu pada osiloskop dapat menyebabkan

overheating dan kerusakan komponen. Kotoran pada komponan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 76 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

dapat bersifat mengisolasi dan menghalangi aliran panas keluar.


Kotoran dan debu juga dapat mengalirkan arulistrik sehingga dapat
menyebabkan kegagalan rangkaian listrik atau dapat menyebabkan
bahaya kejut pada operator.
b. Cara Menyimpan Peralatan pengukur Listrik.
1) Cara menyimpan multi meter
a) Simpanlah multi meter dalam temperatur normal, temperature yang
ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat
menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari plastik.
b) Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas
untuk menghindari kerusakan multi meter

Keterampilan diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur


Listrik adalah:
a. Merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau
prosedur operasi standar
b. Menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau
prosedur operasi standar

Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Memelihara Peralatan


Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel adalah:
c.

Cermat dan teliti dalam merawat dan menyimpan peralatan pengukur listrik

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 77 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

BAB III
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A.

SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Daftar Pustaka
a.

Dzulautotech, How to use multimeter, www.e-bookmanual.com., 2007

b.

K. Govindasamy, Electrical Engineering, Vocational education, higher


Secondary first year, Tamilnadu Textbook Corporation, College Road
Chennai, 2007.

c.

User's Guide Digital Multimeter Extech 420 - Extech Instruments


www.extech.com/instruments/resources/manuals/EX420_UM.pdf

d.

________, Oscilloscope application guide book, Third edition, B+K Precision


Corp., 2001

e.

Current clamp-Wkipedia, the free encyclopedia

en.wikipedia.org/wiki/Current_clamp

2. Buku Referensi
a. ......................................................................................................
b. ......................................................................................................

B. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN


1. Daftar Peralatan/Mesin
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Peralatan/Mesin

Keterangan

Ohm Meter Analog/digital


Ampere meter analog
Volt meter analog
Multitester Analog
Multitester Digtal
Megger Analog
Megger Digital
Osciloscope
Peralan Kerja/Tool Kit lengkap
Peralatan K3

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Halaman: 78 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG OO 12.002.01

2. Daftar Bahan
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Bahan
Macam-macam Resistor

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Informasi
Versi: 2013

Keterangan
Untuk 1 Grup /16 org

Halaman: 79 dari 80

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI


LOGAM DAN MESIN

MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
LOG.OO12.002.01

BUKU PENILAIAN

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS


Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------- 1


BAB I

PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 2
A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------- 2
B. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------- 2
C. Metoda Penilaian

BAB II

--------------------------------------------------------------- 2

PENILAIAN TEORI --------------------------------------------------------------------- 4


A. Lembar Penilaian Pengetahuan ------------------------------------------------ 4

BAB III PENILAIAN PRAKTIK ----------------------------------------------------------------- 13


A. Lembar Penilaian Keterampilan ------------------------------------------------13
BAB IV PENILAIAN SIKAP KERJA --------------------------------------------------------------28
A. Lembar Penilaian Sikap Kerja ------------------------------------------------- 28

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 1 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buku penilaian untuk unit kompetensi Mengukur Listrik/Elektronika dibuat sebagai
konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh
tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku
informasi dan buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise) dilakukan berdasarkan
buku kerja maka untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu
dilakukan uji komprehensif secara utuh per unit kompetensi dan materi uji
komprehensif itu ada dalam buku penilaian ini.

B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta
pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara
komprehensif dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau
belum kompeten terhadap unit kompetensi Mengukur Listrik/Elektronika.

C. Metoda Penilaian
1. Metoda Penilaian Pengetahuan
a.

Tes Tertulis
Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan
terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam
bentuk tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan
dalam proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk
obyektif tes, dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan
pilihan ganda. Tes essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay
tertutup, tidak essay terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor
subyektif penilai

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 2 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

b.

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Wawancara
Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis
sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan
antara penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih
dari satu orang.

2. Metoda Penilaian Keterampilan


a.

Tes Simulasi
Tes simulasi ini digunakan untuk menilai keterampilan dengan menggunakan
media bukan yang sebenarnya, misalnya menggunakan tempat kerja tiruan
(bukan tempat kerja yang sebenarnya), obyek pekerjaan disediakan atau
hasil rekayasa sendiri, bukan obyek kerja yang sebenarnya.

b.

Aktivitas Praktik
Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan
menggunakan obyek kerja sebenarnya.

3. Metoda Penilaian Sikap Kerja


a.

Observasi
Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metoda observasi
terstruktur, artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar
penilaian yang sudah disiapkan sehigga pengamatan yang dilakukan
mengikuti petunjuk penilaian yang dituntut oleh lembar penilaian tersebut.
Pengamatan dilakukan pada waktu peserta uji/peserta pelatihan melakukan
keterampilan kompetensi yang dinilai karena sikap kerja melekat pada
keterampilan tersebut.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 3 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

BAB II
PENILAIAN TEORI
Lembar Penilaian Pengetahuan:
Unit kompetensi

Pelatihan

waktu

Mengukur Listrik/Elektronika

90 menit

PETUNJUK UMUM
Jawablah materi tes ini pada lembar jawaban/kertas yang sudah disediakan.
Modul terkait dengan unit kompetensi agar disimpan.
Bacalah materi tes secara cermat dan teliti.
A. Pilihan ganda
1. Besaran listrik yang menyatakan gaya yang digunakan untuk menggerakkan
elektron dari satu titik ke titik lain mempunyai satuan..................................
a. Watt

b. Volt

c. Amper

d. Ohm

2. Jika dua buah resistor R1 dan R2 yang disambung secara seri dihubungkan
dengan power supply, maka arus yang mengalir pada rangkaian adalah
..........................:
a. Arus pada R1 dan pada R2 sama

b. Arus R1 ditambah arus R2

c. Arus R1 dikurangi arus R2

d. Arus R1 dikalikan arus R2

3. Jika dua buah resistor R1 dan R2 yang yang berbeda nilainya disambung secara
paralel dihubungkan dengan power supply, maka voltase yang mengalir pada
rangkaian adalah ...........................................................:
a. Voltase R1 dikurangi Voltase R2

b. Voltase R1 ditambah voltase R2

c. Voltase R1 dikalikan voltase R2

d. Voltase R1 dan voltase R2 sama

4. Dilihat dari kategorinya, multimeter, tang amper dan osiloskop


termasuk................
a. alat ukur pengkalibrasian

b. Alat ukur perekaman

c. Alat ukur pengidikasian

d. Alat ukur pengintegrasian

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 4 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

5. Untuk mengukur besarnya tegangan AC dengan multi meter, maka probe


dihubungkan dengan rangkain...................................................................
a. Secara hubung singkat

b. Harus seri

c. Harus paralel

d. Seri paralel

6. Untuk mengukur besarnya arus DC dengan multi meter, maka probe harus
dihubungkan dengan rangkaian...................................................
a. Secara hubung singkat

b. Harus seri

c. Harus paralel

d. Seri paralel

7. Dalam pengaturan nol jarum suatu multi meter analog sebelum melakukan
pengukuran tahanan/resistansi, kedua probe harus.................................:
a. Dihubung singkat

b. Dihubungkan seri

c. Dihubungkan paralel

d. Dihubungkan seri-paralel

8. Kelebihan tang amper dengan alat ukur listrik lainnya seperti multi meter adalah
karena tang amper dapat mengukur................................................................:
a. Arus AC tanpa kontak fisik

b. Daya Listrik tanpa kontak fisik

c. Tegangan AC tanpa kontak fisik

d. Kontinuitas tanpa kontak fisik

9. Gerakan sinar elektron pada CRT suatu osiloskop dari kiri ke kanan yang
menimbulkan tampilnya penjejakan (trace) disebut..................................
besaran listrik dengan AVO meter :
a. Sweep

b. Sensitivity

c. Bandwidth

d. Attenuation

10. Pada penggunaan umum, jika mengukur sinyal voltase AC menggunakan


osiloskop, maka sumbu vertikal menyatakan.......................................
a. Frekuensi

b. Waktu

c. Voltase

d. pulsa

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 5 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

B. Melengkapi/isian
1. Material

atau

bahan-bahan

yang

memungkinkan

arus

listrik

mengalir

melewatinya disebut.....................................................................................
2. Material atau bahan-bahan yang mempunyai nilai konduktan antara konduktor
dan isolator disebut.....................................................................................
3. Suatu rangkaian di mana suatu beban dihubungkan di antara terminal-terminal
supply listrik sedemikian sehingga arus mengalir melalui beban tersebut
disebut........................................................................................................
4. Jika dua terminal suatu power supply terhubung satu sama lain secara langsung
tanpa melewati suatu beban, maka nilai arusnya sebesar...................................
5. Untuk mengukur tegangan listrik (AC/DC) menggunakan multi meter, maka multi
meter harus dihubungkan secara.....................................................................
dengan rangkaian yang akan diukur.
6. Untuk mengukur arus listrik DC menggunakan multi meter, maka multi meter
harus

dihubungkan

secara.....................................................................

dengan rangkaian yang akan diukur.


7. Multimeter digital tanpa kemampuan pengalihan range secara otomatis tidak
menampilkan satuan, oleh karena itu nilai yang ditampilkan harus......................
............................................ dengan satuan sesuai dengan range selectornya.
8. Pada multi meter digital, Jumlah dan jenis terminalnya berbeda-beda tergantung
pada model, di mana kabel probe hitam harus dihubungkan dengan
............................................, dan kabel probe merah harus dihubungkan ke
terminal sesuai dengan posisi di mana range selector ditempatkan.
9. Tang amper digunakan untukn mengukur besarnya ...................................
pada sistem distribusi daya.
10. Range frekuensi dari sinyal yang dapat diamati pada osiloskop dengan degradasi
minimal disebut............................................................................................
Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 6 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

11. Pengurangan amplitudo sinyal yang biasanya dihitung dalam decibel (dB)
disebut ........................................................................................................
12. Rangkaian Osiloskop analog dasar dapat dibagi kedalam tiga blok, yakni blok
rangkaian vertikal, blok rangkaian horisontal/trigger dan blok rangkaian .........
...........................................................................................................
13. Pada penggunaan umum, jika mengukur sinyal voltase AC menggunakan
osiloskop, maka sumbu horisontal menyatakan................................................
14. Tahap

pertama

menggunakan

osiloskop

adalah

menghidupkannya

dan

memperoleh trace. Tombol input kopel channel 1 (tombol AC-GND-DC) diset ke


..................................................................................................................
15.

Jika tampilan bentuk gelombang

suatu

osiloskop seperti pada gbr. sebelah kiri


diset

dengan

sensitivitas

vertikal

2Volt/Div. dan time base 0,5mS/div.,


maka frekuensinya adalah.....................

16.

Jika tampilan osiloskop seperti


pada gbr. sebelah kiri, diset
dengan :kontrol sensitifitas
vertikal 2Volt/div.; kontrol time
base 10S/div., maka volt
puncak dari amplitudo gelom
bang gigi gergaji tersebut
adalah.....................................

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 7 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

C. Essay
1.

Jelaskan 3 hal yang merupakan kelemahan dari multi meter analog!

2. Sebutkan 5 bagian utama multi meter analog!


3. Jelaskan langkah-langkah umum (4 tahap) melakukan pengukuran menggunakan
multi meter analog!
4. Jelaskan langkah-langkah (4 tahap) melakukan pengukuran voltase menggunakan
multi meter analog!
5. Jelaskan langkah-langkah (4tahap) melakukan pengukuran arus DC menggunakan
multi meter digital!
6.

Jelaskan langkah-langkah (4 tahap) melakukan pengukuran tahanan (resistansi)


menggunakan multi meter digital!

7. Jelaskan langkah-langkah (5 tahap) melakukan pemeriksaan ketersambungan


rangkaian listrik menggunakan multi meter analog!
8. Jelaskan langkah-langkah (6 tahap) melakukan pengukuran arus AC pada
rangkaian listrik menggunakan tang amper!
9. Jelaskan langkah-langkah (3 tahap) mengkalibrasi osiloskop!
10. Jelaskan langkah-langkah (9 tahap) mengganti sekring multi meter!

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 8 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

CEK LIS PENILAIAN PENGETAHUAN

NO.
KUK

NO.
SOAL

KUNCI JAWABAN

JAWABAN PESERTA

KETERANGAN
K

BK

PG
A.1.

A.2.

A.3.

A.4.

A.5.

A.6.

A.7.

A.8.

A.9.

A.10.

ISIAN
B.1.

Konduktor

B.2.

Semi konduktor

B.3.

Rangkaian tertutup

B.4.

Tak terbatas

B.5.

Paralel

B.6.

Seri

B.7.

Dikalikan

B.8.

- COM

B.9.

Arus listrik

B.10.

Bandwidth

B.11.

attenuation

B.12.

Display

B.13.

Waktu

B.14.

GND

B.15.

400 Hz

B.16.

Epeak=8Volt

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 9 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

ESSAY
C.1.

C.2.

C.3.

C.4.

C.5.

C.6.

Kadang-kadang
penunjukan harganya tidak
sama dengan harga aktual
Terdapat banyak skala
dalam satu alat dapat
membingungkan
Polaritas kabel-kabel harus
benar, jika terbalik jarum
akan bergerak karah
sebaliknya yang dapat
merusak multimeter
Bagian meter
Range selector
Zero point position
0 adjuster
Measuring terminal
Pengaturan posisi nol
Pemilihan range selector
Menghubungkan probe
Membaca penunjukan
jarum
Atur range selector ke
posisi ACV/ DCV yang
sesuai
Hubungkan probe paralel
dengan rangkaian
Baca posisi jarum pada
skala ACV/DCV
Kalikan sesuai dengan
rangenya
Hidupkan multi meter /
power ON
Atur range selector ke DCA
yang sesuai
Putus rangkaian yang akan
diukur kemudian
hubungkan probe hitam
dengan muatan rendah
dan probe merah dengan
muatan tinggi
Perhatikan posisi titik
desimal ketika membaca
hasilnya
Hidupkan multi meter /
power ON
Atur range selector ke0
yang sesuai
Hubungkankedua probe
nya pada resistor yang
akan diukur
Perhatikan posisi titik
desimal ketika membaca
hasilnya

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 10 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

C.7.

C.8.

C.9

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Matikan sumber tegangan


Atur range selector ke0
yang sesuai
Sentuhkan probe hitam
dan probe merah, jika
jarum tidak pada posisi
nol, atur jarum ke nol
Hubungkan probe dengan
komponen atau bagian
yang akan diperiksa
ketersambungannya
Baca multi meter
Putuslah hubungan daya
dari rangkaian
Berilah isolasi pada kabel
yang berarus yang akan
diukur
Bukalah bagian rahang
tang amper dan kalungkan
rahang-rahangnya pada
kabel yang akan diukur
Atur tang amper untuk
pembacaan jenis arus AC
dan range yang
diharapkan
Hubungkan kembali daya
ke rangkaian dan baca
pada penunjukan digital
Putus hubungan daya dari
rangkaian dan lepaskan
tang amper
Hubungkan kedua probe
ke titik referensi lalu baca
nilainya pada layar
Jika pembacaan tegangan
layar masih berbeda maka
tombol cal pada kendali
vertikal kanal A dan B
harus diatur hingga
bacaan tegangan dilayar
sama dengan harga
tegangan panutan (
reference voltage )
Tombol cal pada kendali
horisontal diatur hingga
frekuensi ( atau sebaliknya
periode ) dilayar sama
dengan frekuensi ( atau
sebaliknya periode )
patutan ( reference
frequency ).

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 11 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

C.10.

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Cabut kabel test dari multi


meter
Lepas karet pelindung
Lepas penutup bateri (dua
baud B) dan baterinya.
Lepas penutup belakang
dengan membuka 4 buah
baud A.
Angkat papan rangkaian di
tengah-tengah untuk dapat
mencapai tempat sekring.
Lepas sekring lama dan
ganti dengan sekring baru
secara hati-hati.
Selalu gunakan sekring
dengan ukuran dan nilai
seperti yang dianjurkan.
Luruskan papan rangkaian
dengan konektornya dan
tekan pada tempatnya.
Pasang dan kencangkan
penutup belakang, bateri
dan penutup bateri.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 12 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

BAB III
PENILAIAN PRAKTIK
Lembar Penilaian Keterampilan
A. Tugas Unjuk Kerja Mengukur listrik/elektronika
1. Waktu

: 360 menit

2. Alat

: Tool Kit listrik, Multi meter, tang amper,


Oscilloscope beserta seluruh perlengapannya

3. Bahan

: Kertas, Alat tulis, Resistor, Motor listrik, Transformator.

4. Indikator Unjuk Kerja :


a) Mampu memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang
dibutuhkan
b) Mampu mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang
dibutuhkan
c) Mampu menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan
sesuai dengan prosedur operasi standar
d) Mampu memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan
benar
e) Mampu mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan
f)

Mampu merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur


atau prosedur operasi standar

g) Mampu menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur


manufaktur atau prosedur operasi standar

5. Standar Kinerja
(1) Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
(2) Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada kesalahan kegiatan kritis.
6. Instruksi Kerja
a) Instruksi kerja Menggunakan Multi meter
(1)

Mengukur voltase AC/DC menggunakan multi meter.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 13 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan
lainnya yang diperlukan

Jika menggunakan multi meter digital, Hidupkan multimeter (power


ON)

Atur range selector ke ACV atau DCV sesuai dengan jenis arus yang
akan diukur

Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang akan


diukur

Jika menggunakan multi meter analog bacalah posisi jarum pada


skala ACV atau DCV.

Konversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai

Jika menggunakan multi meter digital perhatikan posisi titik desimal


ketika membaca hasilnya

(2)

Mengukur arus DC menggunakan multi meter

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan
lainnya yang diperlukan

Jika menggunakan multi meter digital, Hidupkan multimeter (power


ON)

Atur range selector ke DCA sesuai dengan jenis arus yang akan
diukur

Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe


hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan
tinggi

Jika menggunakan multi meter analog bacalah posisi jarum pada


skala DCA.

Konversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai

Jika menggunakan multi meter digital perhatikan posisi titik desimal


ketika membaca hasilnya

(3)

Mengukur tahanan menggunakan multi meter

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 14 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan
lainnya yang diperlukan

Hidupkan multimeter (power ON) , jika menggunakan multi meter


digital

Atur range selector ke posisi range yang sesuai

Jika menggunakan multi meter analog sentuhkan probe merah dan


probe hitam satu sama lain dan jika jarum tidak pada posisi nol, atur
jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum
pada posisi nol.

Hubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur

Bacalah penunjukan jarum pada skala .

Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika


menggunakan multi meter digital.

(4)

Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter

Siapkan multi meter dan objek yang akan diperiksa ketersambung


annya serta peralatan lainnya yang diperlukan.

Matikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter


akan rusak.

Atur range selector ke posisi range yang sesuai

Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika
jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan
tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.

Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan


diperiksa ketersambungannya.

Bacalah multimtter.

Tentukan ada/tidaknya ketersambungan.

b) Instruksi Kerja menggunakan Tang Amper.


(1)

Siapka tang amper dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya
yang diperlukan

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 15 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Putuslah hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada rangkaian


yang aktif berresiko pada pekerja termasuk peralatannya.

(3)

Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(4)

Bukalah bagian rahang tang amper dan masukkan rahang-rahangnya


sekitar kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang
dilewati arus, kemudian tutup rahang-rahang nya.

(5)

Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC

dan range yang

diharapkan (miliAmper atau Amper). Jika range besarnya arus yang


akan diukur tidak diketahui, aturlah pada range tinggi, kemudian
turunkan jika diperlukan.
(6)

Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan


digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan
proses. Jika pembacaannya berfluktuasi, tunggulah beberapa saat
sampat pembacaan stabil.

(7)

Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

c) Instruksi kerja menggunakan Osiloskop


(1)

Siapkan osiliskop dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya
yang diperlukan

(2)

Hidupkan (On-kan) Osciloscope, set dan atur pada range sesuai dengan
keperluan manual pabrik.

(3)

Tempatkan bagian atau komponen yang akan diukur pada posisi

yang

aman untuk dilakukan pengukuran dengan Osciloscope


(4)

Lakukan Pengukuran pada bagian atau komponen dengan

teknik

dan
prosedur sesuai dengan manual pabrikan.
(5)

Baca dan catat hasil pengukuran pada layar monitor dengan


menggunakan formulir yang ditetapkan.

(6)

Matikan (off-kan) Osciloscope dengan langkah kerja dan

prosedur

sesuai manual pabrik.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 16 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

d) Instruksi Kerja Memelihara Alat Ukur Listrik


(1)

Siapkan multimeter yang akan dipelihara dan alat-alat pemelihara multi


meter.

(2)

Jagalah multi meter tetap kering, jika lembab keringkan dengan lap
kering.

(3)

Gunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang ekstrim


dapat memperpendek usia komponen elektronik dan merusak bahkan
melelehkan komponen dari plastik.

(4)

Gunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak komponen


elektronik maupun casingnya.

(5)

Jagalah multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan gunakan


bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.

(6)

Gunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat bocor dan
merusak multimeter.

(7)

Simpanlah multi meter dalam temperatur normal, temperature yang


ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat
menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari plastik.

(8)

Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas untuk
menghindari kerusakan multi meter

7. Langkah Kerja
a) Langkah Kerja Menggunakan multi Meter
(1)

Mengukur voltase AC/DC menggunakan multi meter

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur dan peralatan
lainnya yang diperlukan.

Menghidupkan multimeter (power ON) jika menggunakan multi


meter digital.

Mengatur range selector ke ACV atau DCV sesuai dengan jenis arus
yang akan diukur

Menghubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang


akan diukur

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 17 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Membacal posisi jarum pada skala ACV atau DCV, jika menggunakan
multi meter analog

Mengkonversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang


sesuai

Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika


menggunakan multi meter digital

(2)

Mengukur arus DC menggunakan multi meter

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan
lainnya yang diperlukan.

Menghidupkan multimeter (power ON) jika menggunakan multi


meter digital,

Mengatur range selector ke DCA sesuai dengan jenis arus yang akan
diukur

Memutus rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe


hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan
tinggi

Membaca posisi jarum pada skala DCA, jika menggunakan multi


meter analog

Mengkonversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang


sesuai

Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika


menggunakan multi meter digital

(3)

Mengukur tahanan menggunakan multi meter.

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan
lainnya

Menghidupkan multimeter (power ON) , jika menggunakan multi


meter digital

Mengatur range selector ke posisi range yang sesuai

Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika
jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 18 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol jika


menggunakan multi meter analog.

Menghubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur

Membaca penunjukan jarum pada skala .

Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika


menggunakan multi meter digital.

(4)

Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter

Siapkan multi meter dan objek yang akan diperiksa serta peralatan
lainnya yang diperlukan.

Mematikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter


akan rusak.

Mengatur range selector ke posisi range yang sesuai

Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika
jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan
tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.

Menghubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan


diperiksa ketersambungannya.

Membaca multimtter.

Menentukan ada/tidaknya ketersambungan ada ketersambungan.

b) Langkah Kerja Menggunakan Tang Amper


(1)

Siapkan tang amper dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya
yang diperlukan.

(2)

Memutuskan hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada.


rangkaian yang aktif berresiko pada pekerja termasuk peralatannya.

(3)

Memberi isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(4)

Membuka bagian rahang tang amper dan masukkan rahang-rahangnya


sekitar kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang
dilewati arus, kemudian tutup rahang-rahang nya.

(5)

Mengatur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC dan range yang
diharapkan (miliAmper atau Amper).

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 19 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(6)

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Menghubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan


digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan proses.
Jika pembacaannya berfluktuasi, tunggulah beberapa saat sampat
pembacaan stabil.

(7)

Memutus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

c) Langkah Kerja Menggunakan Osiloskop


(1)

Siapkan osiloskop dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya
yang diperlukan.

(2)

Menghidupkan (meng on-kan) Osciloscope, mengset dan mengatur


pada range sesuai dengan keperluan manual pabrikan

(3)

Menempatkan bagian atau komponen yang akan diukur pada posisi


yang aman untuk dilakukan pengukuran dengan Osciloscope

(4)

Melakukan Pengukuran pada bagian atau komponen dengan teknik


dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan.

(5)

Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada layar monitor


dengan menggunakan formulir yang ditetapkan.

(6)

Mematikan (meng off-kan) Osciloscope dengan langkah kerja dan


prosedur sesuai manual pabrik.

d) Langkah Kerja Memelihara Dan Menyimpan Alat-AQlat Ukur Listrik.


(1)

Siapkan alatalat ukur listrik/elektronika yang akan dipelihara dan


disimpan serta peralatan lainnya yang diperlukan

(2)

Menjaga multi meter tetap kering, jika lembab keringkan dengan


lap kering.

(3)

Menggunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur


yang ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan
merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik.

(4)

Menggunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak


komponen elektronik maupun casingnya.

(5)

Menjaga multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan


gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 20 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

(6)

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

Menggunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat


bocor dan merusak multimeter.

(7)

Menyimpan multi meter dalam temperatur normal, temperature


yang ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan
dapat menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari
plastik.

(8)

Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas
untuk menghindari kerusakan multi meter

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 21 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

CHECKLIST AKTIFITAS PRAKTEK / OBSERVASI


(INDIKATOR UNJUK KERJA SKILL / ATTITUDE)
NO UNIT

: LOG OO 12. 002.01

JUDUL UNIT

: Mengukur listrik/elektronika

NAMA ASESI

: ......................................................................................

1. Mengukur voltase menggunakan multi meter


INDIKATOR UNJUK
KERJA

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset multi


meter yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

Menghidupkan multimeter
(power ON) jika
menggunakan multi meter
digital,
Mengatur range selector ke ACV
atau DCV sesuai dengan jenis
arus yang akan diukur

Mampu Menghubungkan
multi meter untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

Menghubungkan multimeter
secara paralel dengan rangkaian
yang akan diukur

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Membacal posisi jarum pada


skala ACV atau DCV, jika
menggunakan multi meter
analog

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Mengkonversikan hasil
pembacaan dengan faktor
perkalian yang sesuai
Memperhatikan posisi titik
desimal ketika membaca
hasilnya, jika menggunakan
multi meter digital

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

PENILAIA
N
K
BK

Halaman: 22 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

2. Mengukur arus DC menggunakan multi meter


INDIKATOR UNJUK
KERJA

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset multi


meter yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

Menghidupkan multimeter
(power ON) jika
menggunakan multi meter
digital,
Mengatur range selector ke DCA
sesuai dengan jenis arus yang
akan diukur

Mampu Menghubungkan
multi meter untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

Memutus rangkaian yang akan


diukur kemudian hubungkan
probe hitam dengan muatan
rendah dan probe merah
dengan muatan tinggi

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Membacal posisi jarum pada


skala DCA, jika menggunakan
multi meter analog

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Mengkonversikan hasil
pembacaan dengan faktor
perkalian yang sesuai

PENILAIA
N
K
BK

Memperhatikan posisi titik


desimal ketika membaca
hasilnya, jika menggunakan
multi meter digital

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 23 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

3. Mengukur tahanan menggunakan multi meter


INDIKATOR UNJUK
KERJA
Mampu Mengeset multi
meter yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

Mampu Menghubungkan
multi meter untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS
Menghidupkan multimeter
(power ON) jika
menggunakan multi meter
digital,
Mengatur range selector ke 0
sesuai dengan jenis arus yang
akan diukur
Menyentuhkan probe merah
dan probe hitam satu sama lain
dan jika jarum tidak pada posisi
nol, atur jarum dengan
menggunakan tombol jari
sedemikian sehingga jarum
pada posisi nol jika
menggunakan multi meter
analog.
Menghubungkan kedua probe
nya pada resistor yang akan
diukur

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Membaca penunjukan jarum


pada skala .

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Memperhatikan posisi titik


desimal ketika membaca
hasilnya, jika menggunakan
multi meter digital.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

PENILAIA
N
K
BK

Halaman: 24 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

4. Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter


INDIKATOR UNJUK
KERJA
Mampu Mengeset multi
meter yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

PENILAIA
N
K
BK

Mematikan sumber tegangan.


Mengatur range selector ke
posisi range yang sesuai
Menyentuhkan probe merah
dan probe hitam satu sama lain
dan jika jarum tidak pada posisi
nol, atur jarum dengan
menggunakan tombol jari
sedemikian sehingga jarum
pada posisi nol.

Mampu Menghubungkan
multi meter untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

Menghubungkan probe dengan


komponen atau bagian yang
akan diperiksa
ketersambungannya.

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Membaca multimtter.

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Menentukan ada/tidaknya
ketersambungan ada
ketersambungan.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 25 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

5. Mengukur arus AC menggunakan tang amper


INDIKATOR UNJUK
KERJA

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset tang


amper yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

Memutuskan hubungan daya


dari rangkaian, karena bekerja
pada rangkaian yang aktif
berresiko pada pekerja
termasuk peralatannya.
Memberi isolasi pada kabel yang
berarus yang akan diukur.

Mampu Menghubungkan
tang amper untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

Membuka bagian rahang tang


amper dan masukkan rahangrahangnya sekitar kabel yang
akan diukur (hanya pada kabel
tersebut), yang dilewati arus,
kemudian tutup rahang-rahang
nya.
Mengatur tang amper untuk
pembacaan jenis arus AC dan
range yang diharapkan
(miliAmper atau Amper).

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Menghubungkan kembali daya


ke rangkaian.
baca pada penunjukan digital,
catat harganya untuk
menghindari lupa dan
pengulangan proses.

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Jika pembacaannya
berfluktuasi, tunggulah
beberapa saat sampai
pembacaan stabil.
Memutus hubungan daya dari
rangkaian dan lepaskan tang
amper.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

PENILAIA
N
K
BK

Halaman: 26 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

6. Menggunakan Osiloskop
INDIKATOR UNJUK
KERJA
Mampu Mengeset osiloskop
yang tepat untuk
memperoleh hasil yang
dibutuhkan.

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

Menghidupkan (meng on-kan)


Osciloscope, mengset dan
mengatur
pada range sesuai dengan
keperluan manual pabrikan
Menempatkan bagian atau
komponen yang akan diukur
pada posisi yang aman untuk
dilakukan pengukuran dengan
Osciloscope

Mampu Menghubungkan
osiloskop untuk
memperoleh hasil yang
diperlukan sesuai dengan
prosedur operasi standar

Melakukan Pengukuran pada


bagian atau komponen dengan
teknik dan prosedur sesuai
dengan manual pabrik.

Mampu Memperoleh hasil


pengukuran dan
menginterpretasikannya
dengan benar

Membaca dan mencatat hasil


pengukuran pada layar
monitor

Mampu Mengkonversikan
hasil pengukuran ke satuan
ukuran yang dubutuhkan

Menggunakan formulir yang


ditetapkan.
Mematikan (meng off-kan)
Osciloscope dengan langkah
kerja dan
prosedur sesuai manual
pabrik.

PENILAIA
N
K
BK

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 27 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

7. Memelihara alat-alat ukur listrik/elektronika


INDIKATOR UNJUK
KERJA

HAL-HAL YANG
DIAMATI

TUGAS

(1)

Memelihara alat-alat
Menjaga multi meter tetap
ukur listrik/elektronika.
kering, jika lembab kering
kan dengan lap kering.
Menggunakan multimeter
pada temperatur normal,
temperatur yang ekstrim
dapat memperpendek usia
komponen elektronik dan
merusak bahkan
melelehkan komponen
dari plastik.
Menggunakan multimeter
secara hati-hati, jatuh
dapat merusak komponen
elektronik maupun
casingnya.
Menjaga multimeter tetap
bersih, gunakan lap
bersih, jangan gunakan
bahan kimia, larutan
pembersih ataupun
deterjen.
Menggunakan selalu bateri
yang baru, bateri yang
lemah dapat bocor dan
merusak multimeter.

(2)

Menyimpan alat-alat
ukur listrik/elektronika

Menyimpan multi meter


dalam temperatur normal,
temperature yang ekstrim
dapat memperpendek
umur komponen elektronik
dan dapat menyebabkan
distorsi pada bagianbagian yang terbuat dari
plastik.
Jika multi meter disimpan
dalam waktu lama, baterei
harus dilepas untuk
menghindari kerusakan
multi meter

PENILAIA
N
K
BK

Catatan :

Tanda Tangan Asesi : .


Tanda Tangan Asesor:
Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika
Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 28 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul
LOG. OO 12. 002.01

BAB IV
PENILAIAN SIKAP KERJA
CEK LIS PENILAIAN SIKAP KERJA
Menngunakan Alat Ukur dan Alat Uji
INDIKATOR UNJUK KERJA

NO. KUK

1. Cermat dan teliti dalam memilih dan


mengeset peralatan dengan tepat untuk
memperoleh hasil yang dibutuhkan

1.1

2. Cermat dan teliti dalam menghubungkan


rangkain listrik untuk memperoleh hasil
yang dibutuhkan

1.2

3. Cermat dan teliti dalam melakukan


perawatan secara rutin

2.1

4. Mengikuti prosedur operasi standar


penyimpanan peralatan

BK

KETERANGAN

2.1

Catatan :

Tanda Tangan Asesi : .


Tanda Tangan Asesor:

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika


Buku Penilaian
Versi: 2013

Halaman: 29 dari 30

Anda mungkin juga menyukai