Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MENARCHE DENGAN

KESIAPAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VII


DAN VIII DI SMP N 2 UNGARAN
TAHUN 2014

ARTIKEL

Disusun oleh :
CYNTHIA PUJI RAHMAWATI
NIM. 040111a007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
Hubungan Antara Pengetahuan tentang Menarche dengan Kesiapan Dalam
Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas VII Dan VIII di SMP N 2 Ungaran

The Correlation Between Knowledge About Menarche And The Readnest In


Facing Menarche
Cynthia Puji Rahmawati, Fitria Primi Astuti S.SiT.,M.Kes, Cahyaningrum S.SiT
Cynthiapujirahmawati@ymail.com Program Studi Diploma III Kebidanan,
STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Latar Belakang : Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasanya terjadi
pada awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.
Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan
selama menstruasi. Selama ini remaja putri mendapatkan informasi tentang menarche
dari guru BK dan teman sebaya, karena tidak semua ibu mau memberikan informasi
kepada anaknya. Sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang baik tetapi kurang
kesiapan fisik yang dapat menimbulkan rasa takut dan perasaan cemas dalam
menghadapi menarche.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
menarche dengan kesiapan dalam menghadapi menarche pada siswi kelas VII dan
VIII di SMP N 2 Ungaran.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi korelasi. Dalam
rancangan penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah studi cross sectional,
dengan jumlah sampel 85 siswi diambil dengan menggunakan metode total sampling.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15
pernyataan dan 13 pertanyaan.
Hasil : Hasil penelitian dari seluruh responden sebagian besar adalah memiliki
pengetahuan baik (44,7 % ) dan sebagian besar tidak siap menghadapi menarche
(61,2%). Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai hitung sebesar 0,527 dengan pvalue 0,769. Oleh karena p-value = 0,769 > (0,05), disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan menarche dengan kesiapan dalam
menghadapi menarche pada siswi kelas VII dan VIII di SMP N 2 Ungaran.
Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang menarche dengan
kesiapan dalam menghadapi menarche.
Kata kunci
Kepustakaan

: Pengetahuan, menarche, kesiapan


: 43 (2003 2013)

ABSTRACT

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

Background: Menarche is the first menstruation that usually occurs in early period of
adolescence in the middle of puberty before entering the reproductive age. Female
adolescents need information about menstruation and their health during
menstruation. Recently, the female adolescents get information about menarche from
conselling teachers and peers, so that they have good knowledge but lack of mental
readnest that can cause fear and anxiety in facing the menarche.
Purpose: This study aims to find the correlation between knowledge about menarche
and the readnest in facing menarche in the seventh and eighth female graders at
Ungaran 2 State Junior High School.
Method: This study was a correlative study with cross sectional approach. The
samples in this study were 85 female students taken by using total sampling method.
The data were collected by using questionnaires consisting of 15 statements and 13
questions.
Results: The results of this study indicated that most of the respondents had good
knowledge (44.7%) and most of the respondents were not ready for menarche
(61.2%). Based on the Chi Square test obtained -values of 0.527 with p-value of
0.769. Since the p-value = 0.769 > (0.05), it was concluded that there was no
significant correlation between knowledge about menarche and the readnest in facing
menarche in the seventh and eighth graders at Ungaran 2 State Junior High School.
Conclusion: There was no correlation between knowledge about menarche and the
readnest in facing menarche.
Keywords
: knowledge, menarche, readnest
Bibliographies : 43 (2003 2013)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah
satu
modal
dasar
pembangunan suatu bangsa adalah
tersedianya sumber daya manusia yang
cukup, baik kuantitas maupun kualitas.
Remaja merupakan kelompok yang
paling potensial dalam pembangunan
suatu negara. Hal ini karena posisinya
sebagai tunas, penerus, dan penentu
masa depan bangsa di kemudian hari.
Oleh
itu, keberadaan kelompok
remaja tidak bisa diabaikan (Atikah,
2009).
Masa remaja adalah usia antara
masa anak-anak dan dewasa, yang

secara biologis antara 10 sampai 19


tahun. Perubahan terpenting yang
terjadi pada gadis remaja adalah
datang haid yang pertama kali atau
menarche, biasanya sekitar umur 10
sampai 16 tahun. Di daerah, menarche
dianggap sebagai tanda kedewasaan,
dan gadis yang yang mengalami
menarche dianggap sudah masanya
melakukan
tugas-tugas
sebagai
seorang wanita (Jones, 2005).
Menarche
atau
menstruasi
pertama merupakan salah satu
perubahan pubertas yang pasti dialami
setiap anak perempuan (Addy, 2009).
Masalah yang sering muncul pada
menarche hampir sama dengan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

menstruasi,
hanya
saja
faktor
ketidaksiapan remaja menghadapi
menarche menyebabkan masalah yang
muncul pada menarche menjadi lebih
berat.
Gejala
psikologis
yang
mencolok kepada menarche yang
disampaikan (Kartono, 2006) adalah
kecemasan dan ketakutan yang kuat
oleh keinginan untuk menolak proses
fisiologis tersebut. Bahwa perasaan
remaja
putri
yang
mengalami
menarche dilanda kesedihan dan
kebingungan (Dianawati, 2006).
Seorang anak gadis telah
dipersiapkan
akan
kedatangan
menstruasi, hal ini biasa menjadi saat
yang mengecewakan baginya. Anakanak perempuan yang tidak mengenal
tubuh mereka dan proses reproduksi
dapat mengira bahwa menstruasi
merupakan bukti adanya penyakit atau
bahkan hukuman akan tingkah laku
yang buruk. Anak-anak perempuan
yang tidak diajari untuk menganggap
menstruasi sebagai fungsi tubuh
normal dapat mengalami rasa malu
yang amat dalam dan perasaan kotor
saat menstruasi pertama mereka
(Yudhi, 2008). Hal tersebut terjadi
karena tidak mengetahui apa-apa
tentang menstruasi, dan mengira
bahwa menstruasi merupakan bukti
adanya penyakit atau bahkan yang
sedang mengalami pendarahan yang
dapat menyebabkan kematian (Darvill
& Powell, 2003).
Remaja putri membutuhkan
informasi tentang proses menstruasi
dan kesehatan selama menstruasi.
Remaja putri akan mengalami
kesulitan
dalam
menghadapi
menstruasi yang pertama sekali terjadi
jika sebelumnya ia belum pernah

mengetahui atau membicarakan baik


dengan teman sebaya atau dengan ibu
mereka. Pada umumnya, gadis remaja
belajar tentang haid dari ibunya, tetapi
tidak semua ibu memberikan informasi
yang memadai kepada putrinya.
Sebagian lagi remaja putri enggan
membicarakan secara terbuka kepada
siapa saja sampai anak gadisnya
mengalami haid pertama (Jones,
2005).
Di Indonesia gadis remaja pada
waktu menarche bervariasi antara 1016 tahun dan rata-rata menarche 12,5
tahun, usia menarche lebih dini di
daerah perkotaan dari pada yang
tinggal di desa (Winkjosastro, 2005).
Sikap remaja tentang menarche adalah
keadaan mental dan saraf dari kesiapan
yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respon individu pada
semua obyek dan situasi yang
berkaitan
dengan
menarche.
Pengetahuan remaja tentang menarche
perlu mendapat perhatian khusus
karena hal ini menandai awal
kedewasaan biologis seorang wanita.
Akan tetapi pengetahuan yang kurang
serta perubahan dan perkembangan
yang terjadi pada remaja putri dapat
memicu timbulnya kecemasan (Ezra,
2008).
Sebuah penelitian di Sidney pada
tahun 1984 mangatakan bahwa, dari
1200 gadis remaja yang diteliti, lebih
tiga perempatnya mengatakan, jika
metode yang aman, mereka lebih suka
tidak mengalami haid. Pandangan
negatif tentang haid berlanjut sampai
menjelang dewasa (Jones, 2005). Ilmu
pengetahuan dapat memberikan rasa
aman kepada manusia. Pengetahuan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

mengenai reproduksi memberitahukan


apa yang dialami oleh seorang
perempuan yang sedang dalam masa
puber adalah normal. Adanya perasaan
bingung saat pertama kali mengalami
menstruasi disebabkan oleh remaja
putri tersebut kurang pengetahuan
tentang
menstruasi
(Darvill
&
Powell,2003).
SMP N 2 Ungaran adalah SMP
yang terletak di daerah Ungaran
Timur, populasinya adalah kelas VII
dan VIII yang tersiri dari siswa lakilaki 250 orang dan perempuan 336
orang. Dari hasil wawancara pada guru
BK di salah satu SMP tersebut
mengatakan setiap tahun ada siswi
yang mengalami menstruasi pertama
kali di dalam kelas dan para siswi
tersebut tidak tahu apa yang terjadi
pada diri mereka. Dari hasil studi
pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 15 Juni 2014 di
SMP N 2 Ungaran diambil sampel 15
siswi dan 5 (33%) siswi yang belum
mengerti tentang menarche dan belum
siap jika tiba-tiba terjadi menarhe, dan
10 (66%) siswi sudah mengetahui
menarche tetapi belum siap jika
menghadapi menstruasi pertama kali,
karena saat mengalami menarche
mereka merasa minder, takut keluar
rumah, takut tembus, dan takut orang
lain tahu.

Berdasarkan alasan tersebut,


peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Hubungan
Antara
Pengetahuan
Tentang
Menarche Dengan Kesiapan Dalam

Menghadapi Menarche Pada Siswi


Kelas VII dan VIII Di SMP N 2
Ungaran.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara
pengetahuan menarche dengan
kesiapan
dalam
menghadapi
menarche pada siswi kelas VII dan
VIII SMP N 2 Ungaran.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui
gambaran
pengetahuan tentang menarche
pada siswi kelas VII dan VIII di
SMP N 2 Ungaran.
b. Mengetahui gambaran kesiapan
siswi kelas VII dan VIII SMP
saat menghadapi menarche di
SMP N 2 Ungaran.
c. Mengetahui adanya hubungan
antara pengetahuan tentang
menarche
dengan
kesiapan
dalam menghadapi menarche
pada siswi kelas VII dan VIII di
SMP N 2 Ungaran.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswi / Responden
Dapat
menambah
pengetahuan dan pengalaman
tentang kesehatan reproduksi
remaja sehingga dapat mengenali
masalah kesehatan reproduksi dan
tambah
siap
menghadapi
perubahan
pada
sistem
reproduksinya.
2. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi bagi
penelitian
selanjutnya
yang
berkaitan dengan pengetahuan
remaja putri tentang menarche dan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

sebagai
bahan
bacaan
di
perpustakaan.
3. Manfaat Bagi Penulis
Menambah
pengalaman
penulis
dalam
melakukan
penelitian tentang menarche dan
sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program
Pendidikan DIII Kebidanan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah analitik korelasi dengan
menggunakan cross sectional. Variabel
independennya
adalah
tingkat
pengetahuan tentang menarche dan
variabel dependennya adalah kesiapan
menghadapi menarche. Penelitian
dilakukan pada tanggal 24 Juli 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah
85 siswi yang belum mengalami
menarche kelas VII dan VIII di SMP N
2 Ungaran. Alat yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan kuesioner. Analisis
univariat yang digunakan adalah
distribusi
frekuensi
untuk
menggambarkan pengetahuan tentang
menache dan kesiapan menghadapi
menarche. Analisis bivariat dengan Uji
Chi-Square.

HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan tentang Menarche

Tabel 1. Distribusi Frekuensi


Berdasarkan
Pengetahuan
Siswi
tentang Menarche di
Kelas VII dan VIII Di
SMP N 2 Ungaran,
2013-2014
Pengetahu Frekuen Persenta
an
si
se (%)
Kurang
20
23,5
Cukup
27
31,8
Baik
38
44,7
Jumlah
85
100,0
Berdasarkan tabel 4.2,
dapat
diketahui
bahwa
pengetahuan siswi
tentang
menarche di kelas VII dan VII
SMPN 2 Ungaran, siswi yang
berpengetahuan baik (44,7%)
lebih
besar
daripada
pengetahuan
yang
kurang
(23,5%).
2. Kesiapan
Siswi
dalam
Menghadapi Menarche
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Kesiapan
Siswi
dalam
Menghadapi
Menarche di Kelas VII
dan VIII SMPN 2
Ungaran, 2013-2014
Kesiapa Frekuen Persentas
n
si
e (%)
Tidak
52
61,2
Siap
33
38,8
Siap
Jumlah 85
100,0
Berdasarkan tabel 4.3,
dapat diketahui bahwa kesiapan
siswi menghadapi menarche
kelas VII dan VII di SMP N 2
Ungaran, siswi yang mengalami

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

ketidaksiapan
menghadapi
menarche (61,2%) lebih besar
daripada siswi yang sudah siap
menghadapi menarche (38,8%).
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada bagian
ini menyajikan hasil analisis
hubungan
antara
pengetahuan
menarche dengan kesiapan dalam
menghadapi menarche pada siswi
kelas VII dan VIII SMP N 2
Ungaran.
Untuk
mengetahui
hubungan ini digunakan uji Chi
Square, dimana hasilnya disajikan
berikut ini.
Tabel 3. Hubungan
antara
Pengetahuan
Menarche
dengan Kesiapan dalam
Menghadapi
Menarche
pada Siswi Kelas VII dan
VIII SMP N 2 Ungaran,
2014
Kesiapan
Tidak
Pengetahuan
Siap
Siap
f
%
f %
Kurang
12 60,0 8 40,0
Cukup
18 66,7 9 33,3
Baik
22 57,9 16 42,1
Jumlah
52 61,2 33 17,3

Total
f
20
27
38
85

Pvalue

%
100 0,527 0,769
100
100
100

Berdasarkan tabel 4.4, dapat


diketahui bahwa siswi dengan
pengetahuan kurang mengalami
ketidak
siapan
menghadapi
menarche (60,0%) lebih besar
daripada yang siap menghadapi
menarche (40,0%), sedangkan siswi
dengan pengetahuan yang cukup
mengalami
ketidak
siapan
menghadapi menarche (66,7%)
lebih besar daripada yang siap
menghadapi menarche (33,3%), dan
siswi dengan pengetahuan yang

baik juga mengalami ketidak siapan


menghadapi menarche (57,9%)
lebih besar daripada yang siap
menghadapi menarche (42,1%).
Berdasarkan uji Chi Square
didapat nilai hitung sebesar 0,527
dengan p-value 0,769. Oleh karena
p-value = 0,769 > (0,05),
disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan menarche dengan
kesiapan
dalam
menghadapi
menarche pada siswi kelas VII dan
VIII di SMP N 2 Ungaran.
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan
tentang
Menarche pada Siswi Kelas
VII dan VIII di SMP N 2
Ungaran
Pengetahuan
remaja
tentang menarche meliputi
pengertian,
usia
saat
menarche, perubahan yang
terjadi,
faktor
yang
mempengaruhi menarche, dan
perawatan saat menarche. Dari
85 responden didapatkan
sejumlah 38 siswi (44,7%)
berpengetahuan baik, 27 siswi
(31,8%)
berpengetahuan
cukup, dan 20 siswi (23,5%)
berpengetahuan kurang.
Berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut
dapat
diketahui
bahwa
sebesar
44,7% responden memiliki
pengetahuan baik, hal ini
terbukti dari responden benar

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

menjawab tentang pendidikan


menarche.
Tingginya pengetahuan
responden tentang menarche
disebabkan responden sudah
memiliki
bekal
tentang
kesehatan reproduksi remaja
saat kelas VII pada mata
pelajaran
Bimbingan
Konseling (BK). Seperti yang
telah diungkapkan oleh Tim
penulis Poltekkes Depkes
Jakarta I (2010) bahwa di
sekolah juga harus dibuka
informasi tentang kesehatan
reproduksi,
melalui
penyuluhan secara klasikal,
dan bimbingan oleh guru
bimbingan dan konseling
(BK).
Namun hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa
sebesar 23,5 % responden
memiliki pengetahuan kurang.
Hal ini terbukti dari responden
salah
menjawab
tentang
perawatan saat menstruasi
yang
beresiko
terjadinya
infeksi pada vagina. Menurut
Nina
(2004),
mengganti
pembalut paling sedikit dua
kali sehari atau tergantung
keadaan, apabila darah yang
keluar
banyak
sebaiknya
mengganti
beberapa
kali
dalam sehari, karena kalu
tidak
akan
menimbulkan
infeksi.
Rendahnya pengetahuan
remaja yang sebagian besar
tentang menarche dikarenakan
materi yang disampaikan di
kelas hanya menjabarkan

kesehatan reproduksi secara


umum
dan
sub
materi
menarche hanya disampaikan
pada satu kali pertemuan saja.
Sehingga
materi
tentang
menarche apabila seorang
remaja tidak siap menghadapi
menarche
karena
tidak
disampaikan
secara
mendalam. Padahal menurut
Hurlock
(2004),
seorang
remaja yang telah siap untuk
menerima sesuatu dari luar
maka ia harus mempunyai
beberapa
tanda-tanda
kesiapan. Hal ini sering kali
menjadi tolak ukur untuk
menilai seorang remaja sudah
siap menerima sesuatu dari
luar.
Di SMP N 2 Ungaran
biasanya
para
siswi
memperoleh
pengetahuan
tentang
menarche
dari
lingkungan sekitar, seperti
para guru, kakak atau teman
sebaya
yang
pernah
mengalami menarche tetapi
tidak membahas secara jelas
dan lengkap apa itu menarche
serta perubahan yang terjadi
saat menarche, faktor-faktor
yang mempengaruhi menarche
dan perawatan saat menstruasi.
Menurut
Hendra
(2008),
menyatakan bahwa lingkungan
merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
Lingkungan
memberikan
pengaruh
pertama
bagi
seseorang, dimana seseorang
dapat mempelajari hal-hal

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

yang baik dan hal-hal yang


buruk, tergantung pada sifat
kelompoknya.
Dalam
lingkungan, seseorang akan
mendapat pengalaman yang
akan berpengaruh terhadap
cara berfikir seseorang.
Usia para responden
berkisar antara 12 14 tahun
yang tergolong pada kelompok
remaja
pertengahan
(Widyastuti, 2009). Sedangkan
usia responden yang memiliki
pengetahuan baik tetapi tidak
siap menghadapi menarche
yaitu usia 12 tahun. Dimana
pada usia 12 tahun ini, lebih
dekat
dengan
teman
sebayanya,
merasa
ingin
bebas, dan lebih banyak
memperhatikan
keadaan
tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak).
Hal ini sesuai dengan
pendapat Mubarak (2007),
bahwa semakin cukup umur
tingkat kematangan seseorang
dalam berfikir akan lebih baik
dan menjadi lebih dewasa.
Pengetahuan diperoleh sebagai
dorongan
psikis
dalam
menumbuhkan diri maupun
dorongan sikap dan perilaku
sehingga dapat dikatakan
bahwa
pengetahuan
merupakan stimulasi terhadap
tindakan
seseorang
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dikatakan
baik
apabila
mampu
memahami dan menjelaskan
secara benar tentang suatu
objek yang diketahui dan

mampu
untuk
menginterpretasikan
secara
benar, sehingga mampu untuk
menjelaskan,
menyebutkan,
menyimpulkan
mengaplikasikan,
meramalkan, dan sebagainya
sebagai suatu objek yang
dipelajari (Wawan, 2010).
2. Kesiapan saat Menghadapi
Menarche pada Siswi Kelas
VII dan VIII di SMP N 2
Ungaran
Berdasarkan
hasil
penelitian didapatkan bahwa
33 dari 85 siswi (38,8%)
mempunyai kesiapan dalam
menghadapi menarche, dan 52
siswi (61,2%) mempunyai
ketidaksiapan
dalam
menghadapi menarche.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden (61,2%)
mempunyai ketidaksiapan saat
menghadapi menarche. Hal ini
terbukti dari remaja belum
memiliki kesiapan secara fisik,
diliat dari jawaban kuesioner
responden tentang tumbuhnya
payudara sebesar 40 % dan
perawatan saat menstruasi
sebesar 21,1 %.
Namun hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa
responden yang memiliki
kesiapan
menghadapi
menarche sebesar 38,8 %. Hal
ini terbukti dari jawaban
responden
yang
sudah
memiliki kesiapan secara
psikis yaitu mereka tahu
bahwa menstruasi merupakan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

tanda awal dari proses


kedewasaan sebesar 83,5 %
(Nuraini, 2003).
Selain itu, para siswi
akan mengalami kematangan
organ-organ
reproduksi,
ditandai dengan tumbuhnya
rahim, vagina dan ovarium
(indung telur secara cepat).
Berbagai perubahan terjadi
bersamaan dengan menarche
meliputi
perkembangan
payudara, tumbuhnya rambut
di daerah aksila dan pubis,
serta pertumbuhan tinggi
badan yang cepat (Hendro,
2009).
Kesiapan menghadapi
menstruasi
pertama
(menarche)
merupakan
keadaan yang menunjukkan
bahwa seseorang siap untuk
mencapai
salah
satu
kematangan
fisik
yaitu
datangnya
datangnya
menarche yang menginjak usia
10-16 tahun. Hal ini ditandai
dengan adanya pemahaman
atau
pengetahuan
yang
mendalam tentang proses
menstruasi, sehingga siap
untuk
menerima
dan
mengalami menarche sebagai
proses yang normal (Efendy,
2007).
Menurut
Dianawati
(2003),
dikatakan
siap
menghadapi menarche apabila
telah siap secara fisik yaitu ia
telah mempersiapkan dirinya
apabila tiba-tiba mengalami
menarche, sudah tau apa yang
dilakukan pertama kali saat

menstruasi datang. Selain itu,


menurut
Nuraini
(2003)
menyatakan bahwa siap secara
psikis apabila ia menganggap
mestruasi adalah hal yang
normal dan merupakan awal
dari proses kedewasaan, tidak
takut melihat darah di dalam
celana dalam dan harus
berhati-hati dalam bergaul.
Kesiapan terjadi bila
mana seseorang mendapat
informasi yang menyeluruh
mengenai menarche terlebih
dahulu
sebelum
mengalaminya. Dengan sikap
yang baik tentang menarche
seseorang akan lebih siap
menghadapi
menarche
(Puspita, 2008).
B. Analisis Bivariat
Hubungan antara pengetahuan
tentang
menarche
dengan
kesiapan
dalam
menghadapi
menarche.
Dari sejumlah 85 responden
sebagian
besar
responden
memiliki pengetahuan yang baik
memiliki ketidak siapan (57,9%)
lebih besar dari pada yang
memiliki
kesiapan
(42,1%),
responden
yang
memiliki
pengetahuan yang cukup memiliki
ketidak siapan (66,7%) lebih besar
dari pada yang memiliki kesiapan
(33,3%) dan yang memiliki
pengetahuan kurang memiliki
ketidak siapan (60,0%) lebih besar
dari pada yang memiliki kesiapan
(40,0%).
Pengetahuan yang kurang
memiliki ketidak siapan dalam

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

menghadapi menarche, karena


sesuai
yang
disampaikan
Notoatmodjo (2003), dimana
semakin banyak informasi yang
didapat seseorang maka akan
semakin
baik
pengetahuan
seseorang terutama pengetahuan
mengenai menarche.
Sedangkan
pengetahuan
yang baik memiliki ketidak siapan
dalam menghadapi menarche, bisa
terjadi karena dipengaruhi oleh
pengalaman dari teman sebaya.
Menurut Mubarak (2007), ada
kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan
berpengaruh terhadap psikologis
seseorang
sehingga
bisa
menimbulkan sikap negatif.
Berdasarkan
hasil
uji
statistik dengan menggunakan uji
Chi Square diperoleh nilai x2
hitung sebesar 0,527 dengan p
value 0,769. 0leh karena p value =
0,769 > (0,05), dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang menarche
dengan
kesiapan
dalam
menghadapi menarche pada siswi
kelas VII dan VIII di SMP N 2
Ungaran.
Kesiapan seseorang dalam
menghadapi
menarche
dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti
usia,
peran
ibu,
pengetahuan tentang menarche,
persepsi terhadap dirinya dan
peran teman sebaya. Salah satunya
adalah peran ibu yang sangat
penting dalam kesiapan anak
dalam menghadapi menarche.

Menurut Dariyo (2004),


tidak semua individu mampu
menerima perubahan fisiologis
salah satunya yaitu datangnya
menarche, kurangnya informasi
yang tepat bisa menjadikan
seseorang
akan
memberikan
reaksi negatif terhadap menarche
seperti gangguan psikologi yang
tidak stabil dan akan menyebabka
bingung, sedih, stress, cemas dan
mudah
tersinggung
saat
mengalami menastruasi. Dan
dengan pengetahuan yang baik
dan tepat akan menjadikan
seseorang memberikan reaksi
positif terhadap menarche dan
menganggapnya sebagai tanda
kedewasaan
seorang
wanita
sehingga merasa percaya diri dan
optimis.
Dengan pengetahuan yang
baik
tentang
menarche
menyebabkan
lebih
siap
menghadapi menarche. Akan
tetapi, pengalaman dari seseorang
atau
teman
sebaya
sangat
berpengaruh
terhadap
pengetahuan seseorang. Menurut
Mubarak (2007), pengalaman
adalah suatu kejadian yang pernah
dialami
seseorang
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Ada
kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun
jika pengalaman terhadap obyek
tersebut menyenangkan maka
secara psikologis akan timbul
kesan yang membekas dalam
emosi sehingga menimbulkan
sikap positif dan sebaliknya.

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

1
0

SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja tentang
menarche pada siswi kelas VII
dan VIII di SMP N 2 Ungaran
sebagian besar berpengetahuan
baik sejumlah 38 siswi
(44,7%).
2. Kesiapan dalam menghadapi
menarche pada siswi kelas VII
dan VIII di SMP N 2 Ungaran
sebagian
besar
memiliki
didapatkan hasil tidak siap
sejumlah 52 siswi (61,2%).
3. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang menarche
dengan
kesiapan
dalam
menghadapi menarche pada
siswi kelas VII dan VIII di
SMP N 2 Ungaran nilai pvalue sebesar 0,769 (p > =
0,05).
B. Saran
1. Bagi responden
Agar remaja lebih aktif untuk
menambah, mencari dan
memperkaya
informasi
tentang menarche dengan
membaca
buku
di
perpustakaan,
sehingga
remaja putri dapat menambah
dan mempersiapkan diri lebih
matang dalam menghadapi
menarche yang akan datang.
2. Bagi sekolah
Dapat menindaklanjuti hasil
penelitian ini dalam rangka
meningkatkan
kesiapan

remaja secara fisik tentang


kesehatan reproduksi remaja
guna meningkatkan kesiapan
dalam menghadapi menarche
melalui
pembentukan
ekstrakulikuler
KRR
(Kesehatan
Reproduksi
Remaja),
sehingga
dari
ekstrakulikuler tersebut dapat
berbagi informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja
melalui majalah dinding
(mading).
3. Bagi Peneliti
Diharapkan di masa yang
akan datang dapat digunakan
sebagai salah satu sumber
data
untuk
penelitian
selanjutnya dan dilakukan
penelitian lebih lanjut secara
lebih detail yang berhubungan
dengan
kesiapan
dalam
menghadapi menarche serta
untuk
meneliti
variabel
kesiapan yang tidak semua
variabelnya
diteliti.
Sebaiknya
menggunakan
observasi guna mendapatkan
hasil yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
Addy, 2009. Gambaran Pengetahuan
Remaja
Putri
Tentang

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

1
1

Menarche. Diperoleh tanggal 24


Juni
2013
dalam
http://WWW.google.com
Andreastuti
F,
1996.,
Pengetahuan
Seksual
dan
Kecemasan Remaja Putri Usia
Menarche di SMPN I dan SMPN
5 Yogyakarta : FK UGM.
Atikah. 2009. Menarche (Menstruasi
Pertama
Penuh
Makna).
Yogyakarta : Nuha Medika.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikolgi
Perkembangan Remaja. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Darvill, W. Dkk. 2003. The Puberty
Book Panduan untuk Remaja.
Jakarta : PT. Gramadia Pustaka
Utama.

Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Jones, D.L. 2005. Setiap Wanita.
Jakarta : Delapratasa Publishing.
Kartini, K. 2006. Psikologi Wanita
Jilid 1 Mengenai Gadis Remaja
dan Wanita Dewasa. Bandung :
Bandar Maju.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007.
Promosi Kesehatan Sebuah
Pengantar
Proses
Belajar
Mengajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks


Untuk Remaja. Jakarta : Kawan
Pustaka.

Nuraini, S. 2003. Kesiapan Remaja


Putri
Dalam
Menghadapi
Menarche Dini. 2003. Skripsi :
fkm.Undip.co.id.

Dianawati, A. 2006. Pendidikan Seks


Untuk Remaja. Jakarta : Kawan
Pustaka.

Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010.


Kesehatan Remaja. Jakarta:
Salemba Medika.

Hendro, Tedi. 2009. Perbedaan


Kesiapan Remaja Putri Dalam
Menghadapi Menarche Sebelum
dan
Sesudah
Mendapat
Informasi Tentang Menarche.
2009. Skripsi. Diakses tanggal
20
Juli
2010.
www.rumahweb.com.

Widyastuti, Yani dkk.2009. Kesehatan


Reproduksi.
Yogyakarta:Fitramaya.

Hurlock, E.B. 2004.


Perkembangan

Psikologi
:Suatu

Wiknjosastro Prawirohardjo. 2005.


Ilmu Kebidanan. Yogyakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Yudhi. 2008. Tentang Menstruasi.
Diperoleh tanggal 17 Oktober
2009
dalam
http://www.google.com.

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Menarche Dengan Kesiapan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII Dan VIII Di SMP N 2 Ungaran

1
2

Anda mungkin juga menyukai