Anda di halaman 1dari 12

SABAR DAN IKHLAS DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM

A. Pengertian Sabar dan Ikhlas


Sabar
Secara terminologi sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang
tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah (Ilyas, 2000). Sedangkan
secara istilah sebagaimana yang diungkap oleh Al-Maraghi, sabar adalah
ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal
mencegah

perbuatan-perbuatan

maksiat

(Musthafa,

1992).

Dalam

pandangan Ibnu Qayyim AlJauziyah (2002), sabar adalah menahan jiwa


dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi,
merobek-robek baju dan seterusnya. Sedangkan dalam pandangan Yusuf
Al-Qordhowi (1999), sabar yaitu menahan dan mencegah diri dari hal-hal
yang dimurkai Allah Subhaanahu wa Ta'ala dengan tujuan semata-mata
mencari keridhoan-Nya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sabar diartikan sebagai
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak
lekas patah hati), dalam hal ini sabar sama halnya dengan tabah.
Ikhlas
Dalam kehidupan sehari-hari, ikhlas merupakan istilah yang akrab
kita gunakan. Ikhlas seringkali dikaitkan dengan perilaku menolong yang
menandakan adanya ketulusan dalam melakukan hal tersebut. Goddard
(2001) dalan Chizanah (2011) melalui studi semantik meneliti makna
ikhlas dalam bahasa percakapan Melayu sehari-hari. Penggunaan kata
ikhlas, selalu diiringi kata memberi, menolong, dan kata kerja
benevatife lain. Ikhlas dikaitkan dengan niat yang baik dalam menolong.
Ikhlas muncul apabila pertama pelaku ingin melakukannya, kedua, pelaku
berpikir bahwa hal ini baik untuk dilakukan, dan ketiga, perbuatan
dilakukan tidak untuk alasan yang lain (Goddard, 2001). Berdasar
penjelasan tersebut, ikhlas dapat diartikan sebagai bentuk perilaku
menolong didasari niat yang baik, tanpa pamrih, demi keuntungan orang
lain yang sekaligus juga merupakan bentuk perilaku prososial. Ikhlas dan
prososial bisa jadi merupakan sinonim atau konsep ikhlas terakomodir
dalam prososial atau pun sebaliknya.
Ikhlas, sesungguhnya berasal dari ranah khasanah Islam, yaitu
tasawuf. Ikhlas memiliki akar kata kholasho yang berarti murni, bersih. Ini
merujuk pada pemurnian niat dalam menjalani rutinitas kehidupan, hanya
demi mencari kedekatan kepada Tuhan (Qalami, 2003). Makna ikhlas

tersebut sepintas nampak berbeda dengan makna ikhlas yang pada


umumnya dipahami oleh masyarakat.
B. Tanda-tanda kesabaran dan keihlasan
C. Tandatanda
orang yang
memiliki
sifat sabar
ada
banyak
, namun
D.
E.
J.
K.
garisyang
besar
sebagai
berikut:
L.
Pertama,
dengan
yang
berlaku.
Manusia
yang
apa
iaBersyukur
membuatnya
hal
ini
sehingga
dengan
Tanda-tanda
nikmat
orang
yang segala
memiliki
sifat
sabar
ada
banyaksecara
namun
secara garis besar sebagai berikut (Yusuf, 2008) :
Pertama, Bersyukur dengan segala yang berlaku. Manusia yang
menanamkan sifat sabar dalam dirinya akan selalu bersyukur terhadap
apa yang ua alami. Cobaan yang ia dapatkan dari Tuhan yang Maha Kuasa
tidak membuatnya putus asa. Begitu banyak orang yang tidak mampu
melakukan hal ini sehigga banyak orang yang mencoba bunuh diri karena
tidak bersyukur dengan nikmat yang diberikan oleh Tuhannya. Dalam
psikologi fenomena seperti ini biasa disebut orang yang tidak memiliki
pengendalian emosi yang baik dalam menghadapi kenyataan (Yusuf,
2008).
Kedua, Ridho dengan ketentuan Ilahi. Orang yang sabr selalu
mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kepercayaan
belief orang-prang yang sabar yaitu mereka akan selalu meminta
pertolongan kepada Tuhan yang Maha Kuasa (Yusuf, 2008).
Ketiga, Mengucapkan Innalillah hi wain na ilaihi ro jiun apabila
menerima musibah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan gembira kepada orang-orang yang sabar,
yaitu ketika ditimpa musibah mereka mengatakan inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun (QS. Al Baqarah: 155-156).
Keempat, Yakni bahwa setiap perkara yang ebrlaku itu ada hikmah
di sebaliknya. Bagi orang yang sabar selalu mengambil hikmah dari sautu
keadaan atau kejadian (Yusuf, 2008).
Tanda-tanda orang yang ikhlas telah dijelakan dalam buku Menata
Niat Mewujudkan Ikhlas yang dikarang oleh Dr. Yusuf Al Qaradhawi (2008).
Beliau menjelaskan bahwa tanda-tanda orang ikhlas adalah sebagai
berikut:
1. Takut populer
Seorang yang ikhlas selalu merasa takut jika nama baiknya dan nama
baik keagamaannya terkenal dan tersebar luas di tenga masyarakat.
Terutama bila dirinya memiliki potensi yang luar biasa. Dia yakin

bahwa yang akan diterima Allah adalah yang ada didalam hati, bukan
yang tamoak dari luar (Yusuf, 2008).
2. Mencurigai diri sendiri
Orang yang ikhlas itu selalu mencurigai dirinya sendiri, bahwa dirinya
masih

serba

kurang

disisi

Allah

dan

belum

maksimal

dalam

melaksanakan kewajiban. Ia terus memiliki motivasi untuk selalu


mendekatkan diri kepada Sang Khalik (Yusuf, 2008).
3. Tidak meminta dan Silau akan pujian
Tanda-tanda ikhlas yang lain adalah tidak meminta pujian dari orangorang yang memuji dan juga tidak berambisi untuk mendapatkannya
(Yusuf, 2008).
4. Tidak Bakhil

dalam

memuji

orang

yang

memang

berhak

menerimanaya
Tanda-tanda keihlasan yang lain adalah orang yang ikhlas itu tidak
bakhil dalam memuji orang yang memang berhak menerimanya
(Yusuf, 2008).
Contoh: Nabi SAW telah memuji beberapa orang dari sahabatnya yang
pantas mendapatkan pujian Beliau pernah bersabda:
Sekiranya aku boleh menjadikan kekasih selain Rabbiku,
niscaya aku jadikan Abu Bakar itu sebagai kekasihku. Dia
adalah saudara dan sahabatku.
5. Ridha dan Marah kepada Allah, bukan karena nafsu
Tanda keikhlasan yang lain adalah orang yang ikhlas itu menempatkan
cintanya, kebenciannya memberi atau tidak memberi, keridhaannya,
dan kemarahannya adalah kepada Allah dan kepentingan agama,
bukan karena kepentingan dan keuntunganpribadi(Yusuf, 2008).
6. Bergembira dengan setiap potensi baru yang menonjol
Tanda keikhlasan yang lainnya adalah merasa gembira dengan setiap
munculnya orang baru yang berkemampuan menonjol dari abrisan
aktivis pembawa bendera (islam) atau berpartisipasi dalam amal
(Yusuf, 2008).
7. Bersemangat mengerjakan amal yang lebih bermanfaat
8. Mewaspadai perasaan suci pada dirinya
Al Quran memperingatkan kita gara tidak merasa diri kita suci, yaitu
dengan memuji diri sendiri dan menyanjungnya. Allah SWT berfirman:
Dan Dia lebih mengetahui tentang keadaanmu ketika Dia menjadikan
kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu;
maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertaqwa.(QS. An-Najm:32)
C. Dinamika Psikologis Sabar dan Ikhlas

Sabar dalam kaitannya dengan psikologi dapat digambarkan


dengan teori dari Psikoanalisis Sigmund Freud dan dianalogikan sebagai
super ego . Seperti yang kita ketahui bersama teori Psikoanalisis Freud
menjelaskan mengenai tiga aspek pemunculan perilaku, diantaranya : id,
ego, super ego. Id adalah kebutuhan dasar manusia yang dibawah dari
sejak lahir, seperti makan dan minum. Id bekerja dengan perinsip
kenikmatan. Ego adalah usaha atau cara untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia. ego bekerja dengan perinsip realitas. Superego adalah
norma atau nilai yang ada atau biasa disebut dengan kekuatan moral dan
etik dari kepribadaian. Superego beroperasi memakai idealis principle,
(Alwisol, 2008 ). Sifat sabar erat kaitannya dengan moral atau akhlak
manusia dalam berperilaku, Menurut Freud hal ini ada pada superego.
Sabar dalam kaitannya dengan Psikologi Islami dapat dianalogikan
sebagai Qolbu . Dalam psikologi islami dijelaskan dalam pemunculan
perilaku yaitu adanya Nafs, Aqal, Qolbu. Dalam berperilaku qalbulah yang
paling menentukan, mengingat ia sebagai salah satu sentral yang
mengendalikan manusia, termasuk didalamnya sifat sabar manusia dalam
mengahadapi suatu keadaan, sifat sabar manusia dalam menuntut ilmu,
sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menahan hawa
nafsu (Yasin, 2008).
Begitu banyak manfaat bagi manusia ketika ia mampu bersabar
dalam menjalani hidup ini. Semakin derasnya tantangan kehidupan
modern membuat manusia harus siap secara materi dan mental dalam
kehidupan sehari- hari. Sabar merupakan tanda- tanda kesehatan mental
yang baik dan akhirnya mendapatkan kenikmatan dalam hidup ini (Yasin,
2008). Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan
mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu Peroleh ampunan
dan pahala yang besar (Qs. Hud: 11).
Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah
mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada
diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan
dapat

mengalahkan

dua

ratus

orang

kafir;

dan

jika

diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka


akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin

Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (Qs. AlAnfal:66).


Sabar menurut al-Ghazali, yakni kesanggupan mengendalikan
diri/pengendalian nafsu yang ada dalam diri manusia. Dalam upaya
manusia tersebut dapat dibagi menjadi tiga tingkatan (Yusuf, 2008) :
1) Orang

yang

sanggup

mengalahkan

hawa

nafsunya;

karena

ia

mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi;


2) Orang yang kalah oleh hawa nafsunya; ia telah mencoba bertahan
atas dorongan nafsunya tetapi kalah karena kesabarannya lemah;
3) Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu, tetapi
suatu ketika kalah karena dorongan nafsunya besar. Meskipun
demikian, ia bangun lagi dan terus tetap bertahan dengan sabar atas
dorongan nafsu tersebut.
Sabar mengajarkan kita menempatkan diri secara proposional/pada
fungsi dan situasi yang beragam. Ketika sabar pada musibah, maka
disingkatkan saja atas nama sabar, lawannya adalah gelisah/keluh kesah.
Kalau sabar itu pada membawakan kekayaan dinamakan mengekang
diri/meredahkan diri, lawannya dinamakan sombong dengan kesenangan
(al-bathar). Kalau sabar pada peperangan dinamakan berani, lawannya
pengecut. Kalau sabar itu dalam menahan amarah dinamakan lemah
lembut, lawannya ialah attadzammur (pengutukan diri kepada yang sudah
hilang). Kalau sabar itu pada suatu pergantian masa yang membosankan
maka dinamakan lapang dada, lawannya mangkal hati dan sempit dada.
Kalau sabar itu pada menahan diri dari kehidupan dunia maka dinamakan
zuhud. Maka yang terbanyak dari akhlak iman itu masuk dalam sabar.
Karena itulah, pada suatu kali Nabi s.a.w. ditanyakan tentang iman, lalu
beliau menjawab: Ialah sabar. Karena sabar itu yang terbanyak dari ama
lperbuatan iman dan yang termulia dari amal perbuatan itu (Yusuf, 2008).
Jika dalam keadaan sakit maka sabar ini bagaikan autosugesti atau
autohealing (self healing) yaitu penyembuhan diri sendiri, karena hal ini
akan memberikan energi positif (mentalitas) dalam diri yang mampu
meningkatkan ketahanan tubuh (hormon Imunitas tubuh) akan meningkat,
hasil penelitian menyatakan bahwa pengobatan secara medis hanya
mampu memberikan sumbangsih penyembuhan sebesar 25%, 75 % dari
mentalitas dan spiritual (Yusuf, 2008).

Dalam menghadapai problem hidup sabarlah yang membangkitkan


kita. Keadaan yang sulit kita hadapi dengan sabar berarti kita hadapi
dengan kesadaran penuh, keteguhan hati untuk tetap stabil, istigomah,
tawakal tapi tetap ikhtiyar artinya jika kita miskin kita tidak boleh ambil
jalan pintas dengan cara korupsi, melakukan riba, menipu, merampok,
atau bunuh diri dan lain sebagainya untuk melepaskan diri dari keadaan
yang menimpa. Kesabaran memungkinkan kita untuk selalu sadar
terhadap apa yang telah terjadi pada diri kita, misalanya cobaan, dengan
kondisi yang stabil (sabar) tidak emosional memungkinkan kita masih bisa
mengkontrol indra kita yang lain termasuk juga akal kita, sehingga lepas
dari cobaan kita punya kecerdasan untuk menggambil hikmah dan
selanjutnya dengan seluruh potensi yang ada bangkit segera memperbaiki
diri, inilah sabar yang sesungguhnya, sabar yang kreatif, solutif, pantang
menyerah. Sabar bukan meyerah pada keadaan tanpa ada upaya untuk
bangkit secara psikologis dan tanpa tau kalau kita memang selalu diberi
kesempatan untuk beramal, berkarya lebih baik dari hari-hari sebelumnya
(Yusuf, 2008).
Firman Allah Ta'ala (Artinya):
Tiada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (AtTaghabun: 11).
Petunjuk kepada hati berarti jika kita tidak tengelam dalam permasalahan
hidup, tidak menikmati keminiman hidup tapi memaksimalkan hidup,
niscaya kita akan selalu menemukan solusi problem yang ada, itulah sabar
yang

cerdas.

Karakteristik

permasalahan

kehidupan

dan

kesulitan

kehidupan cuma dua. Yaitu, kalau bukan ujian pasti azab. Ikhlas, sabar,
syukur, adalah tiga kunci utama dalam menjalani kehidupan ini (Yusuf,
2008).
Toto Tasmanah menegaskan bahwa kesabaran dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (Self Confidence), optimis, mampu menahan beban,
ujian dan terus berusaha sekuat tenaga sehingga orang yang memiliki
kualitas sabar tidak mudah didera rasa cemas, gelisah dan putus asa

ketika dihadapakan pada persoalan yang sangat pahit dan persoalan yang
tidak diinginkan. Melainkan ia mampu mereduksi kekecewaanya dengan
meningkatkan syukur dan meyerahkan segala sesuatu kepada Allah (Amin
& Al Fandi, 2007).
Nasehat hati diatas bisa ditemui dalam pedoman hidup (way of life)
umat Islam, Al-quran jauh-jauh hari telah memperingatkan kepada kita
bahwa dalam menjalani hidup ini tidak semua berjalan mulus seperti apa
yang kita inginkan, ada kendala, rintangan, cobaan yang beraneka ragam
yang membuat kita sebagai makhluk yang lemah terkadang mengeluh,
putus

asa,

kurang

percaya

diri

untuk

menjalani

hidup

ini,

tidak

bersemagat dan lain sebagai, sehingga peran kita sebagai khalifah fil
ardhi tidak berjalan. Biarlah kejadian/peristiwa itu terjadi tetapi yang perlu
kita lakukan adalah menata hati menghadapi perstiwa yang sedang
terjadi. Salah satu trik dan sekaligus solusi yang diajarkan Islam adalah
dengan sabar (Tasmanah, 2001).
Kesabaran mengandung keikhlasan, kondisi yang tidak kita sukai
menuntut kita untuk bersabar menerima keadaan itu tetapi juga kita
dituntut untuk ikhlas menerima semua yang telah menimpa kita. Misalnya
kita berusaha membantu kaum miskin, tetapi apa yang kita dapat malah
kita terkena fitnah, kita dituduh memberikan uang suap kepada warga.
Kita tidak boleh mengeluh dengan balasan yang kita terima yang tidak
sebanding dengan pengorbanan kita, peristiwa yang tidak kita sukai kita
harus sabar, dan usaha yang telah kita lakukan kita harus ikhlas. Ikhlas
dalam

kehidupan

ini

hati

sebagai

dan

dadanya

terapi

lapang.

mental.Keikhlasan akan mendatangkan ketenanagan jiwa dan ketentrama


n hati pemeluknya,sehingga menyebabkan Allah SWT ( Tasmanah, 2001).
Dari
memberikan

paparan
efek

diatas

jelaslah

bahwa

psikologis

bagi

kehidupan

sifat
kita.

sabar

dan

Seseorang

ikhlas
yang

menanamkan sifat sabar dan ikhlas dalam dirinya akan pandai mengatasi
problem-problem yang menimpanya. Sebagai contoh. Seseorang yang
baru saja di PHK dari perusahaan tempat ia bekerja membuatnya semakin
semangat untuk mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan bagi
dirinya, mengapa demikian karena salah satu sifat yang sangat mulia
dimiliki oleh orang ini yaitu ia sabar dan ikhlas menerima apa yang
dialaminya. Tapi bukan berarti ia berhenti sampai disitu saja melainkan ia
menjadikan hal tersebut sebagaiu motivator dalam hidupnya. Bukankah

psikologi mengajarkan untuk tidak gampang putus asa dan menyerah


ketika mendapatkan problem tetapi psikologi mengajarkan untuk menjadi
yang lebih kreatif dalam mengahadapi sesuatu ( Amin & Al- Fandi, 2007).
Namun berbeda dengan orang yang tidak menanamkan sifat sabar
dan ikhlas dalam hidupnya, betapa banyak orang yang mendapatkan
problem dalam kehidupan ini dan tidak mampu mengatasinya. Seperti
para anggota dewan yang tidak terpilih mengalami depresi karena ia gagal
terpilih. Hal ini terjadi karena ia tida siap secara mental mengenai
konsekuensi- konsekuensi ke depannnya. Sifat sabar dan ikhlas untuk
menerima

kegagalan

yang

ia

alami

tidak

di

tanamkan

dalam

kehidupannya ( Amin & Al- Fandi, 2007).


D. Fungsi Psikologi Sabar dan Ikhlas
Sabar adalah pengendali hidup, pengotrol perilaku negatif, kunci
kebaikan. Sabar adalah siklus hidup, sabar adalah sebuah proses
pencerah, sebuah proses kemandirian, keteguhan, sabar adalah sebuah
cermin seseorang yang mempunyai spektrum berpikir yang luas, dimana
dalam situasi yang sulit kondisi emosi tetap stabil sehingga dia bisa
mengambil keputusan dengan tetap. Oleh karena itu dalam buku
Dahsyatnya Sabar dalam buku Ahamd Hadi Yasin: 2008 ada cara
menerapkan sabar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Teguh Pada Prinsip,
Tabah,Tekun dan Tidak cepat putus asa.
Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya
sebagai berikut (Yasin, 2008) :
1) Sabar Sebagai Penolong Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan
menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih
lagi bahaya akhirat (Yasin, 2008).
2) Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang
siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan
dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik
kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang yang
baik (Yasin, 2008).
Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS Ali
Imran : 200).

3) Mendatangkan Keuntungan yang Besar


Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang
beruntung besar, ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan
Allah SWT dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat
diraih

oleh

hamba-hamba-Nya

yang

sabar.

Sabar

di

dalam

menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun


keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang
dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala
cobaan (Yasin, 2008).
Allah SWT berfirman:
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan
yang besar. (QS Fushshilat : 35).
4) Sabar sebagai Pengontrol
Sabar dapat menjadi pengontrol terhadap keinginan- keinginan kita
yang sangat banyak.
5) Sabar sebagai Obat
Kesabaran dapat menjadi obat penawar dari berbagai penyakit mental,
orang yang sering marah- marah ada baiknya jika di intervensi dengan
mencoba untuk lebih sabar. Orang yang mengalami stress, sabar juga
dapat menjadi salah satu solusi. Orang yang sabar adalah orang yang
teguh dan pemberani, mereka akan tidak akan surut langkah dan terus
termotivasi untuk maju dan berkembang. Betapa banyak orang yang
stres karena ia tidak dapat seperti yang diatas. sabar tentunya tidak
akan mengalami hal yang demikian (Yasin, 2008).
Sedangkan fungsi keikhlasan dalam kehidupan dijelasakan
dalam buku Menata Niat Menuju Ikhlas yang ditulis oleh Yusuf Al
Qaradhawi (2008) adalah sebagai berikut :
a. Ketenangan jiwa Keikhlasan akan mendatangkan ketenangan jiwa
dan ketentraman jiwa pelakunya, sehingga menyebabkan dada
dan hatinya lega dan lapang.sebab, hatinya telah bersatu dalam
menggapai satu tujuan, yaitu ridha allah. Cita citanya terfokus
pada satu hal, yakni meniti jalan yang dapat mengantarkan nya
menuju Ridha-Nya. Tidak diragukan lagi bahwa tujuan yang jelas
dan jalan yang lurus menuju cita-cita itu dapat menenangkan
manusia dari kekacauan dan kegoncangan di tengah berbagai

orientasi,pergolakan keinginan, dan jalan yang beraneka ragam


(Yusuf, 2008).
b. Terus-Menerus dalam Amal Salah satu buah ikhlas adalah dengan
mengalirkan kekuatan untuk terus beramal. Orang yang beramal
atau berperilaku karrena manusia dan karena nafsu perut dan
kemaluan, dia akan berhenti dari pekerjaanya ketika tidak lagi
mendapatkan sesuatu yang memuaskan nafsunya. Begitu pula
orang yang berperilaku karena popularitas ia akan mengalami
kekecewaan ketika cita-citanya gagal. Ini menandakan bahwa
orang yang tidak ikhlas memiliki mental yang buruk dalam
mengatasi suatu masalah (Yusuf, 2008).
c. Pertolongan dan Penjagaan Allah Salah satu dari buah keikhlasan
yaitu akan mendapatkan dukungan dan penjagaan dari Allah SWT,
Seperti firman-Nya:
Bukankah Allah cukup melindungi hamba-hambaNya? (Az-Zumar:36).
d. Bersihnya Masyarakat dan Lurusnya Kehidupan
Keikhlasan juga bermanfaat bagi kehidupan dunia kita yaitu
kehidupan dunia ini dapat berjalan dengan lancar tanpa ada
musuh. Keikhlasan juga akan menjadikan kondisi psikologis kita
lebih tentram. Cara-cara buruk untuk mendapatkan popularitas
dan keberhasilan tidak akan kita lakukan ketika kita menanamkan
sikap ikhlas (Yusuf, 2008).
Tips untuk ikhlas dapat dibaca di hadist tentang ikhlas yang
diriwayatkan oleh Muaz bin Jabal. Tips dari Rasulullah untuk kita
dapat ikhlas dapat dibaca di akhir hadis itu, yaitu sebagai berikut
(Yusuf, 2008).:
-

Kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu


jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri
pun penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan
menekan orang lain. Jangan riya (pamer) dengan amal supaya
amal

itu

diketahui

orang.

Jangan

termasuk

orang

yang

mementingkan dunia dengan melupakan Akhirat.


Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lain
yang tidak diajak berbisik. Jangan takabbur pada orang lain
nanti luput amalanmu dunia dan Akhirat dan jangan berkata
kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut

padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan.


Jangan merobekkan pribadi orang lain dengan mulutmu, kelak
-

engkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing jahanam.


Kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi
dirimu sendiri dan benci apa yang berlaku kepada orang lain
apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri.

Kesimpulan
Sabar bukan berhenti dan diam tampa melakukan sesuatu tetapi
sabar adalah berhenti sejenak dan segera bergerak cepat melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan kesabaran kita akan
mendekati keikhlasan dalam berperilaku. Dimana keduanya sangat
berdampak positif dalam kehidupan kita. Bagi orang yang sabar dan ikhlas
akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang baik. Nilai psikologis
sabar dan ikhlas sangatlah banyak, membuat orang tidak mudah putus
asa, sebagai terapi dalam mengahadapi masalah, sebagai penawar ketika
kita stres, menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama manusia,
dan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT. Menurut hemat penulis,
sabar dan ikhlas merupakan proses aktualisasi diri. Dalam teori Abraham
Maslow, aktualisaasi diri ditempatkan pada kebutuhan yang paling
tertinggi yaitu kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencari tujuan, terus
maju dan menjadi lebih baik. Sifat ikhlas dan sabar termasuk didalamnya
karena kedua sifat tersebut merupakan cara untuk mengangkat harkat
manusia dari keburukan. Saran Penulis diharapkan menyadari dalam
rangka bahwa makalah ini masih ini. jauh Penulis dari juga kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran bagi penulis sangat meperbaiki makalah
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam
mengenai tema yang penulis angkat dalam tulisan ini, dengan lebih
banyak menghubungkannya dengan teori-teori psikologis mutakhir.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musthafa Al-Maraghi. (1992). Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahran Abu


Bakar, dkk. Semarang : Toha Putra
Al-Qaradhawi, Yusuf. (2008). Menata Niat Menuju Ikhlas. Yogyakarta:
Mardiyah Press
Al-Quran dan Terjemahannya. (2001). Semarang: CV Asy-Syifa
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Amin, Samsul Munir & Al-Fandi, Haryanto. (2007). Kenapa Harus Stres.
Jakarta: Amzah Hadi
Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Farid Numan. (2004). Al-Ikhwan Al-Muslimun Anugerah Allah yang
Terzalimi. Depok: Pustaka Nauka
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. (2002). Sabar Perisai Seorang Mukmin, terj.
Fadli. Jakarta : Pustaka Azzam
Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan Ruhaniah (Transendental Intelligence).
Jakarata: Gema Insani Pres
Yasin, Ahmad. (2008). Dahsyatnya Sabar . Jakarta : Qultum Media
Yunahar Ilyas. (2000). Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LIPPI
Yusuf Al-Qordhowi. (1999). Al-Qur'an Menyuruh Kita Sabar, terj. Abdul Azis
Salim Basyarahil. (Jakarta: Gema Insani Press

Anda mungkin juga menyukai