Laporan Praktikum Saliva 1 (Fix)
Laporan Praktikum Saliva 1 (Fix)
LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM SALIVA-1
Dosen Pembimbing:
drg. Ryana Budi Purnama
Disusun Oleh:
Nur Faizah Ulfa
Moh. Sawabi Ichsan
Ni Made Zatphika J.
Nabilah
Rachmadiani Noor F.
Naufal Khawana M.
Nindyarani S.
Nabila Prandita
Prasetya Adi Nugroho
Mayesa Farah U.
G1G013003
G1G013018
G1G013025
G1G013031
G1G013033
G1G013054
G1G013061
G1G013063
G1G013065
G1G013067
Dosen Pembimbing:
drg. Ryana Budi Purnama
Disusun Oleh:
Nur Faizah Ulfa
Moh. Sawabi Ichsan
Ni Made Zatphika J.
Nabilah
Rachmadiani Noor F.
Naufal Khawana M.
Nindyarani S.
Nabila Prandita
Prasetya Adi Nugroho
Mayesa Farah U.
G1G013003
G1G013018
G1G013025
G1G013031
G1G013033
G1G013054
G1G013061
G1G013063
G1G013065
G1G013067
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayat-Nya kami kelompok 4 dapat menyelesaikan
laporan kelompok Praktikum Saliva-1. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen
pembimbing kami, drg. Ryana Budi Purnama yang telah membimbing kami
selama berjalannya Proses Praktikum Saliva Ke-1. Tanpa bimbingan dari beliau
kami tidak dapat menyelesaikan Prkatikum Saliva dan laporan praktikum dengan
baik.
Kami menyadari dalam penulisan laporan praktikum ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kami masih dalam proses belajar kami harap
maklum kemampuan serta pengetahuan kami masih terbatas. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar laporan berikutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Saliva.............................................................................................................4
B. Kecapatan Alir Saliva....................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................12
A. Alat dan Bahan:...........................................................................................12
B. Prosedur kerja:............................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................14
A. Pembahasan.................................................................................................14
BAB V SIMPULAN & SARAN............................................................................20
A. Simpulan.....................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saliva merupakan cairan oral kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar
saliva yang terdiri atas kelenjar salivarius mayor dan kelenjar salivarius
minor, dimana kelenjar salivarius mayor terbagi lagi menjadi 3 yakni,
kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar
salivarius minor merupakan kelenjar salivarius yang berukuran kecil yang
berada di mukosa atau submukosa yang diberi nama berdasarkan lokasi
atau nama penemu kelenjar salivarius tersebut (Kidd danBechal, 1992).
Terdapat dua macam saliva, yakni saliva yang bersifat serus dan saliva
yang bersifat mukus. Saliva yang bersifat serus merupakan saliva yang
encer dan kaya akan amilase, sedangkan saliva yang bersifat mukus
merupakan saliva yang kental dan kaya akan glikoprotein. Komposisi
saliva pada orang normal terdiri atas 99,5% air dan sisanya sekitar 0,5%
adalah substansi lainnya. Saliva terdiri unsure organik, unsure anorganik,
komponen makromolekul, gas, dan air (Roland, 2005).
Keseimbangan asam-basa atau pH saliva normal berkisar antara 6
sampai 7. Pada saat aliran saliva rendah pH nya bias mencapai 5,3
sedangkan pada saat aliran saliva tinggi pH nya bias mencapai 7,8. Faktor
yang dapat mempengaruhi pH saliva diantaranya ialah konsumsi
karbohidrat dimana karbohidrat akan difermentasi oleh bakteri dan
melekat pada permukaan gigi, namun dengan adanya sistem buffer pada
saliva, pH saliva akan kembali lagi menjadi normal dalam waktu sekitar
20 menit kemudian. Volume saliva pada orang normal berkisar antara
1000-1500 ml per hari. Ketika dalam posisi istirahat, laju aliran saliva
normal adalah 0,4 ml/menit, dimana saliva pada saat istirahat banyak
diproduksi oleh kelenjar submandibula, sedangkan dalam keadaan
distimulasi, laju aliran saliva adalah 2.0 ml/menit, dimana saliva pada
kondisi distimulasi banyak diproduksi oleh kelenjar parotis yang dibantu
oleh kelenjar submandibula. Dalam keadaan hypo salvias atau penurunan
jumlah sekresi saliva, pada keadaaan istirahat seseorang menghasilkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saliva
Saliva adalah cairan oral kompleks yang terdiri atas campuran sekresi
glandula salivarius mayor maupun minor. Saliva terutama dihasilkan oleh tiga
pasang glandula saliva utama yang terletak diluar rongga mulut dan
memngeluarkan saliva melalui duktus pendek ke dalam rongga mulut
(Sherwood, 2011). Glandula salivarius utama atau glandula salivarius mayor
terdiri dari glandula parotis, glandula submandibula, dan glandula sublingual.
Sedangkan glandula salivarius minor adalah glandula asesorius yang terdapat
pada mukosa dan submukosa rongga mulut dalam jumlah yang banyak. Sekresi
glandula parotis didistribusikan melalui duktus stenson, sekresi glandula
submandibula didistribusikan melalui duktus wharton, sedangkan sekresi
glandula sublingual didistribusikan melalui duktus bartholini (Pedersen, 1996).
Normalnya glandula salivarius mensekresi 500-1500 ml saliva per hari.
Whole saliva terdiri atas campuran cairan dari glandula saliva, gingival fold,
oral mucosa transudate, mucosa rongga hidung dan faring, flora normal
bakteri, sisa makanan, epitel yang terdeskuamasi dan sel-sel darah (Almeida,
dkk., 2008). Saliva mengandung 99% air dan 1% solid yang dibagi menjadi
dua (Khurana, 2008), yaitu:
1. Organik, seperti amilase, lysozyme, urea, uric acid
2. Anorganik, seperti natrium, kalium, kalsium
Menurut sherwood (2011), saliva mengandung H2O, elektrolit dan protein.
Konsentrasi NaCl saliva hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma yang
penting dalam mempresepsikan rasa asin. Demikian juga rasa manis yang
dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa pada saliva. Proteinyang penting dalam
saliva yaitu:
1.
2.
3.
yang
terjadi
ketika
7. Obat
Kelas obat yang memiliki sifat antikolinergik (antidepresan, anxiolytics,
antipsikotik,
anthistamin,
dan
antihipertensi)
dapat
menyebabkan
10
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Prosedur kerja:
1. Mahasiswa dalam grup praktikum mencari pasangan untuk dijadikan
probandus
2. Probandus diminta untuk berkumur dengan air mineral 1x
3. Percobaan 1. Probandus menampung saliva dalam beker glass selama 5
menit.
4. Ukur pH saliva yang telah ditampung dengan menggunakan pH meter. pH
meter perlu dicuci dengan menggunakan air mineral dan dikeringkan
dengan kertas tissue supaya akurasinya terjaga.
5. Selanjutnya saliva dipindahkan kedalam gelas ukur untuk diukur
volumenya
6. Probandus beristirahat selama 15 menit untuk melaksanakan percobaan
berikutnya
7. Catat hasil dalam tabel pasangan sebagai laporan sementara
8. Selanjutnya:
a. Percobaan 2 : probandus mengunyah kapas selama 5 menit sembari
menampung saliva dalam beker glass; kemudian lakukan prosedur
4,5,6,7
b. Percobaan 3 : probandus mengunyah permen karet yang mengandung
gula xylitol selama 5 menit sembari menampung saliva salam beker
glass; kemudian lakukan prosedur 4,5,6,7
11
12
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Pembahasan
No NamaProbandus
Percobaan (pH)
Tanpa
Stimulasi
Stimulasi Stimulasi
Stimulasi
Stimulasi kapas
xylitol
sukrosa
buah segar
Nabila Prandita
Nabilah
PrasetyoAdi
Nindyarani
Rachmadiani
Noor
Berdasarkan percobaan pengukuran pH saliva dengan dan tanpa stimulasi,
di dapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil percobaan dengan dan tanpa menggunakan stimulasi, di dapatkan hasil
sebagai berikut:
13
14
15
16
17
No Nama
Probandus
Tanpa
Stimulasi
Stimulasi Stimulasi
Stimulasi
Stimulasi
kapas
xylitol
sukrosa
buah segar
Nabila Prandita
1,2 ml
10 ml
6,4 ml
5,4ml
6 ml
Nabilah
4,1 ml
6,2 ml
10,1 ml
12,6 ml
9,2 ml
Prasetyo Adi
3,9 ml
15.1 ml
16,2 ml
18,2 ml
7,2 ml
Nindyarani
4,5 ml
21 ml
24 ml
26 ml
21 ml
Rachmadiani
1.15 ml
6,3 ml
11,2 ml
13,3 ml
7,2 ml
Noor
2. Berdasarkan percobaan pengukuran volume saliva dengan dan tanpa
stimulasi, didapatkan hasil sebagai berikut:
Hasil percobaan pengukuran volume saliva dengan dan tanpa stimulasi, didapati
hasil sebagai berikut ini:
Menurut Amerongen (1991) Nilai normal rata-rata flow rate saliva yang
tidak distimulasi pada individu yang sehat berkisar 0,3 ml/menit. Dibawah 0,1
ml/menit merupakan hiposalivasi dan diantara 0,1-0,25 ml/menit adalah rendah.
Dari data tersebut dapat disimpulkan probandus yang melakukan pengukuran
saliva tanpa adanya stimulasi didapati 1,2 ml /5 menit.
Menurut Meryem dkk (2002) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kecepatan aliran saliva saat terstimulasi adalah asal stimulus, pengunyahan,
muntah, merokok, ukuran kelenjar saliva, indera penciuman dan pengecapan,
asupan makanan, factor psiko-emosional, dan usia. Kecepatan aliran saliva dapat
mempengaruhi
aksi
proteksi
saliva.
Stimulasi
kelenjar
saliva
melalui
18
1. Diet (Makanan)
2. Adanya material
oksigen
berupa
karbohidrat
yang
dapat
19
BAB V
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang dapat kami peroleh dari praktikum diatas adalah:
1. Nilai normal rata-rata flow rate saliva yang tidak distimulasi pada
individu yang sehat berkisar 0,3 ml/menit sedangkan pada individu
yang tidak normal dapat berkisar antara 0,1-2,5 ml/menit.
2. Individu yang mendapat stimulus kapas mengalami peningkatan dari
yang tidak terstimulasi, peningkatan bisa melebihi 100% dari curah
saliva tanpa stimulasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aliran dan
produksi saliva akan meningkat ketika menerima stimulasi, baik dalam
bentuk rangsang bau, rasa, atau secara psikologis.
3. Individu yang mendapat stimulasi permen karet xylitol didapati bahwa
flow rate saliva sedikit meningkat dari pada hasil dari stimulasi kapas.
Hal ini dikarenakan pengaruh stimulus rasa pada makanan yang
dikunyah juga dapat mempengaruhi flow rate saliva.
4. Individu yang mendapat stimulasi dari gula sukrosa memilki hasil flow
rate saliva yang lebih banyak dari hasil yang diperoleh dari stimulasi
permen karet xylitol. Peningkatan yang didapai dapat mencapai 0,5-1,5
ml/menit. Hasil tersebut juga tergantung dari kondisi fisik probandus.
5. Individu yang mendapat stimulasi dari buah jeruk segar mengalami
penurunan flow rate saliva hingga 50% dari flow rate tertinggi dari
yang didapat pada praktikum diatas. Hasil tersebut selain dipengaruhi
oleh kondisi fisik, juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dari probandus.
B. Saran
1. Probandus sebaiknya diperintahkan untuk melakukan puasa selama 2x
45 menit sebelum dilakukannya praktikum untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Karena idividu yang akan dijadikan probandus
dihindari dari mengkonsumsi makanan yang dapat menstimulasi kerja
glandula untuk memproduksi saliva lebih tinggi, ataupun sebaliknya.
20
21
DAFTAR PUSTAKA