Anda di halaman 1dari 3

Konsistensi Historis-Astronomis Kalender Hijriah

Rubrik: Pengetahuan, Sejarah Islam | Oleh: Prof. Dr. Thomas Djamaluddin - 16/01/
14 | 19:30 | 13 Rabbi al-Awwal 1435 H
dakwatuna.com
Kalender hijriah ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khatha
b, 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah SAW. Keputusan itu muncul setelah dijum
pai kesulitan mengidentifikasikan dokumen yang tak bertahun. Hijrah Rasulullah a
khirnya sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena
saat itulah titik awal membangun masyarakat Islami.
Akurasi penghitungan mundur untuk menetapkan awal tahun hijriyah dan peristiwa-p
eristiwa penting lainnya sepenuhnya bergantung pada ingatan banyak orang. Secara
hitungan berskala besar, seperti tahun, kemungkinan kesalahannya relatif kecil.
Mungkin sekian banyak orang masih ingat suatu peristiwa terjadi tahun ke berapa
sesudah atau sebelum Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Tetapi hitungan r
inci sampai tanggal atau bulan, kemungkinan kesalahannya lebih besar.
Riwayat kronologis kehidupan Rasulullah yang menyatakan tentang hari atau musim
merupakan alat uji terbaik dalam analisis konsistensi historis-astronomisnya. Ur
utan hari tidak pernah berubah dan bersifat universal. Pencocokan musim diketahu
i dengan melakukan konversi sistem kalender hijriyah ke sistem kalender masehi.
Program digunakan sebagai pendekatan awal yang praktis dalam merekonstruksi kron
ologi kejadian penting dalam kehidupan Rasulullah.
Analisis konsistensi kronologi sejarah dengan pendekatan astronomi menunjukkan b
ahwa sistem kalender hijriyah juga baik untuk menelusur kejadian sebelum hijrah.
Walaupun bilangan nol belum dikenal saat itu, sistem kalender hijriyah ternyata
telah memperkenalkan konsep tahun nol. Saat Rasul hijrah dianggap sebagai tahun
nol, karena angka tahun menyatakan sekian tahun setelah Rasul hijrah.
Konsep tahun nol seperti itu tidak dikenal dalam sistem kalender Masehi sehingga
menimbulkan polemik tentang kapan awal abad 21 atau milenium ke tiga (tahun 200
0 atau 2001). Dengan konsep tahun nol pada tahun Hijriyah, umat Islam secara tep
at dapat menyatakan tahun 1400 lalu sebagai awal abad 15 hijriyah, yang disebut
sebagai abad kebangkitan Islam.
Rekonstruksi Kronologis
Dalam sebuah hadits shahih tentang puasa hari Senin, Rasulullah SAW menyatakan b
ahwa hari itu (Senin) dilahirkan, diutus menjadi Rasul, dan diturunkan Al-Quran
pertama kalinya (HR Muslim). Jabir dan Ibnu Abbas berpendapat Rasulullah SAW dil
ahirkan malam Senin 12 Rabi ul awal, pada hari dan tanggal itu beliau diangkat seb
agai Nabi dan Rasul, di-Mi raj-kan ke langit, hijrah ke Madinah, dan wafat.
Beragam informasi dijumpai di buku-buku tarikh tentang kejadian-kejadian itu. Ha
ekal menyatakan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW saja terdapat berbagai penda
pat. Ada yang menyatakan lahir pada tanggal 2, 8, 9, atau 12. Bulannya pun berag
am: Muharam, Shafar, Rabi ul awal, Rajab, atau Ramadhan. Tahunnya: tahun Gajah, 15
tahun sebelum tahun Gajah, 30 tahun setelah tahun Gajah, atau 70 tahun setelah
tahun Gajah. Namun kebanyakan pendapat menyatakan Rasulullah SAW dilahirkan pada
hari Senin 12 Rabi ul awal tahun Gajah.
Tahun Gajah adalah saat Abraha dan pasukan bergajahnya berniat menghancurkan Ka ba
h, tetapi digagalkan Allah. Hal itu terjadi 53 tahun sebelum hijrah (secara mate
matis-astronomis dapat dinyatakan sebagai tahun -53 H). Sehingga saat kelahiran
Nabi tersebut bertepatan dengan hari Senin 5 Mei 570 M.
Kapankah tepatnya pengangkatan beliau menjadi Rasul? Tahun kejadiannya umumnya b
ersepakat pada saat Nabi berumur 41 tahun, atau tahun Gajah ke-41 (tahun -13 H).

Hanya tentang tanggal dan bulannya tidak ada kesepakatan. Menurut Jabir dan Ibn
u Abbas tersebut di atas, hal itu terjadi pada hari Senin 12 Rabi ul awal. Itu ber
tepatan dengan Senin 24 Februari 609 M.
Pendapat lainnya menyatakan terjadi pada 17 Ramadhan berdasarkan isyarat pada QS
8:41 bahwa Al-Quran diturunkan pada hari Furqan, hari bertemunya dua pasukan ya
ng ditafsirkan sebagai saat perang Badar 17 Ramadhan. Isyarat lainnya ada pada Q
S 2:185 bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan. Bila harinya mengacu pada
hadits Muslim serta pendapat Jabir dan Ibnu Abbas, maka 17 Ramadhan -13 H terse
but bertepatan dengan hari Senin 25 Agustus 609 M.
Hasbi Ash Shiddieqy dalam pengantar Tafsir Al Bayaan menyatakan ayat nubuwah (pe
ngangkatan sebagai Nabi) pertama kali turun pada bulan Rabi ul awal dengan 5 ayat
pertama surat Al Alaq. Kemudian ayat risalah (pengangkatan sebagai Rasul) turun
pada 17 Ramadhan dengan beberapa ayat awal surat Al Muddatstsir. Riwayat menyata
kan bahwa baik saat menerima ayat nubuwah maupun ayat risalah, Rasulullah SAW me
minta Sitti Khadijah menyelimuti beliau. Pendapat mana pun yang diambil, kenyata
an pada saat musim panas bulan Agustus Rasulullah SAW minta diselimuti, menunjuk
kan betapa hebatnya ketakutan manusiawi beliau hingga beliau menggigil.
Peristiwa Isra Mi raj saat mulai diwajibkannya shalat lima waktu pun tidak ada kese
pakatan kapan terjadinya. Sebagian besar mengikuti pendapat Ibnu Katsir dari riw
ayat yang tidak shahih isnadnya, bahwa Isra mi raj terjadi pada 27 Rajab -1 H (satu
tahun sebelum Hijrah). Itu berarti terjadi pada hari Rabu 15 Oktober 620. Tetap
i bila mengikuti pendapat Jabir dan Ibnu Abbas bahwa Isra Mi raj terjadi pada hari
Senin 12 Rabi ul awal, berarti terjadi pada 12 Rabi ul awal -3 H (tiga tahun sebelum
Hijrah) yang bertepatan dengan Senin 6 November 618.
Peristiwa Hijrah Rasulullah SAW terjadi pada bulan Rabi ul awal tahun 13 Bi tsah (13
tahun setelah pengangkatan sebagai Rasul). Berangkat pada 2 Rabi uilawal dan tiba
pada 12 Rabi ul awal. Saat tiba di Madinah 12 Rabi ul awal 0 H bertepatan dengan ha
ri Senin, 5 Oktober 621. Ini sesuai dengan pendapat Jabir dan Ibnu Abbas bahwa h
arinya Senin. Beberapa penulis riwayat Rasulullah SAW merancukan saat hijrah ter
sebut dengan tahun baru hijriyah pertama. Haekal dan Al Hamid Al Husaini menyebu
tkan peristiwa Hijrah terjadi pada bulan Juli. Haekal menyatakan Rasulullah tiba
di Madinah hari Jumat. Sesungguhnya bulan Juli adalah tahun baru 1 Muharram 1 H
yang jatuh pada hari Jumat, 16 Juli 622.
Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada hari Senin 2 Sya ban 2 H atau 30 Januari 624
M. Itu berarti puasa Ramadhan pertama terjadi pada bulan Februari-Maret, dengan
suhu yang relatif sejuk dan panjang hari termasuk normal (panjang siang hari sek
itar 12 jam). Menurut analisis astronomis, selama Rasulullah hidup hanya 9 kali
beliau berpuasa, 6 kali selama 29 hari dan hanya 3 kali selama 30 hari. Puasa pe
rtama selama 29 hari.
Riwayat tentang perang Badar tidak konsisten dari segi hari dan tanggalnya. Menu
rut beberapa pendapat, perang Badar terjadi hari Jumat 17 Ramadhan 2 H. Sesunggu
hnya 17 Ramadhan 2 H jatuh pada hari Selasa 13 Maret 624. Tanggal 17 Ramadhan y
ang jatuh pada hari Jumat terjadi pada tahun 1 H yang bertepatan dengan 25 Maret
623. Namun, dikonfirmasikan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya, tidak mungki
n hal itu terjadi pada tahun pertama hijriyah. Jadi, riwayat yang menyatakan per
ang Badar terjadi pada hari Jumat, tidak akurat menyebutkan harinya.
Perang Uhud yang memberikan pelajaran berharga akan pentingnya ketaatan kepada p
erintah Rasul terjadi pada 15 Syawal 3 H atau hari Ahad 31 Maret 625. Pada peran
g tersebut kemenangan berbalik menjadi kekalahan ketika pasukan pemanah yang dip
erintah Rasulullah tidak taat untuk tetap di tempat. Walaupun demikian kedua bel
ah pihak sama-sama menderita korban yang besar. Kemudian Abu Sufyan ketika henda
k meninggalkan medan perang menantang untuk berperang kembali di Badar.

Ternyata perang Badar Shugra (Badar kecil) yang terjadi pada Sya ban 4 H (Januari
626) saat musim paceklik tidak jadi berlangsung karena Abu Sufyan merasa ketakut
an dan menarik pasukannya kembali ke Mekah (QS 3:172-174). Mungkin pada peristiw
a inilah, yang terjadi sebelum Ramadhan, Rasulullah menyatakan bahwa mereka baru
pulang dari perang yang kecil menuju jihad yang besar, jihadunnafs, jihad melaw
an hawa nafsu pada puasa Ramadhan yang menjelang tiba.
Berbeda dengan perang Badar kubra dan perang Uhud yang terjadi pada awal musim s
emi, perang Khandaq terjadi pada musim dingin saat krisis pangan dan perang Tabu
k pada akhir musim panas yang sangat terik. Perang Khandaq (parit) terjadi pada
bulan Syawal 5 H (Februari 627). Saat itu kaum Muslimin yang membentengi diri de
ngan parit di sekeliling Madinah dikepung selama 3 pekan. Kaum musyrikin menghen
tikan pengepungannya setelah diporakporandakan oleh badai yang sangat dingin.
Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab 9 H (Oktober 630). Hadits dan Al-Quran (QS
9:81) menceritakan perjuangan yang berat di tengah cuaca yang sangat terik meng
hadapi ancaman tentara Romawi. Sebagian penulis sejarah meragukan peristiwa ters
ebut terjadi pada bulan Oktober yang dianggapnya sudah memasuki musim dingin, ya
ng berbeda dari ungkapan dalam hadits atau Al-Quran. Tapi sesungguhnya pada bula
n itu suhu mendekati 30 derajat pada siang hari bukan hal yang mustahil dalam pe
rjalanan dari Madinah ke Tabuk (dekat Jordan).
Hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah ditandai dengan turunnya QS 5:3 yang men
yatakan bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam dan meridhainya. Ayat itu t
urun saat wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah 10 H yang bertepatan dengan Jumat 6 Maret
632. Mungkin ini berkaitan dengan sebutan haji akbar bila wukufnya jatuh pada h
ari Jumat.
Tiga bulan setelah turunnya ayat tersebut Rasulullah wafat pada 12 Rabi ul awal 1
1 H. Analisis astronomis menyatakan 12 Rabi ul awal mestinya jatuh pada hari Sabtu
6 Juni 632. Namun banyak yang berpendapat Rasulullah wafat pada hari Senin, itu
berarti tanggal 8 Juni 632. Perbedaan dua hari tidak dapat dijelaskan akibat te
rjadinya istikmal (penggenapan menjadi 30 hari) bulan Shafar. Mungkin yang terja
di adalah kelalaian massal dalam penentuan awal bulan akibat kesedihan umat yang
mendalam menghadapi Rasul yang dicintainya menderita sakit sejak bulan Shafar.
Terlepas dari kelalaian tersebut ada hal yang menarik tentang hari Senin 12 Rabi ul
awal tersebut. Apakah suatu kebetulan atau mukjizat Rasulullah SAW, ternyata beb
erapa peristiwa penting jatuh pada hari Senin 12 Rabi ul awal. Konsistensi hari da
n tanggal membuktikan bahwa Rasulullah lahir, hijrah, dan wafat terjadi pada har
i dan tanggal tersebut. Walaupun tidak banyak yang bersepakat, pengangkatan seba
gai Nabi saat menerima wahyu pertama kali dan peristiwa Isra Mi raj mungkin pula te
rjadi pada hari dan tanggal tersebut.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/01/16/44887/konsistensi-historis-astronomi
s-kalender-hijriah/#ixzz2sesfWu1C
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/01/16/44887/konsistensi-historis-astronomi
s-kalender-hijriah/#ixzz2sesaVfMm
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai