Anda di halaman 1dari 5

Sabtu, 05 September 2009

SEJARAH NAMA2 BULAN HIJRIYAH


Mungkin banyak masyarakat Islam indonesia khususnya, mengerti dan sadar
akan bulan hijriyah apabila Puasa (Romadhon), Lebaran idul fitri (Syawal),
Lebaran Haji (Dzul Hijah), dan Tahun baru Islam (Muharram). Yah lumayan
paling tidak sudah empat nama bulan yang familiar di ingatan kita:), namun tak
jarang diantara kita tidak hafal dari nama-nama bulan Hijriah tersebut.
Alangkah baiknya kita tahu nama-nama bulan yang lain dan gimana sih supaya
rada gampang mengigatnya? Seprti pribahasa bias karena sdah biasa hehehe. Itu
yang paling jitu, yaitu kalau kita sering menggunakannya atau mengucapkannya
maka kita tidak akan lupa dan terbiasa.
Tapi alangkah baiknya dan biar lebih menggigit yaitu apabila kita tahu sejarah
nama-nama bulan diantaranya :
MUHARRAM, konon kabarnya dulu sebelum Islam masuk di semenanjung
arab, bulan ini di sepakati sebagai bulan yg diHARAMkan untuk berperang,
sehingga dinamankan MUHARRAM. Tetapi pada masa tersebut penanggalan
menggunakan kalender LUNISOLAR, yaitu penanggalan dengan acuan matahari.
Dan bulan MUHARRAM dan biasa di sebut RA'S SANAH atau kepala tahun,
bertepatan dengan berakhirnya musim panas. Yang pada masa itu bertepetan
dengan bulan September
SYAFFAR, yang berarti Kuning karena Pada bulan Oktober (Pada masa itu)
daun daun mulai menguning sehingga bulan ini dinamakan Syaffar.
RABIUL AWAL, Bertepatan dengan Bulan Nopember (pada waktu itu) daun
mulai berguguran, karena kata RABI dalam bahasa arab berarti musim gugur.
RABIUL AKHIR, Pada bulan Desember (pada waktu itu) adalah berkhirnya
musim gugur, maka buln itu dinamakn Rabiul Akhir Rabi yang berarti Musim
gugur dan Ahir yang berarti selesai.
JUMADIL AWWAL, yang berasal dari kata JUMAD yang berarti beku dan
AWWAL yang berarti mulai, di sebut jumadil Awwal, yang pada saat itu
bertepatan dengan Januari dan
JUMADIL AKHIR yang berarti akhir dari musim beku yang berbarengan dengan
bulan Pebruari pada saat itu.

RAJAB, yang pada saat itu bertepatan dengan bulan Maret dimana salju
mencair karena ditilik dari segi bahasa Arab kata Rajab yang bermakna
mencairnya salju, maka di sebut bulan Rajab.
.
SYA`BAN, yang bertepatan dengan bulan april pada masa itu musim semi tiba.
Sya`ban yang diambil dari kata Syi`ib yg berarti lembah. Mungkin anda
bertanya kok bisa dinamakan lembah, sebab pada bulan ini saatnya turun ke
lembah lembah untuk mengolah pertanian atau menggembala ternak. Karena
musim semi telah tiba.
ROMADHON, yang bertepatan dengan bulan mei yang mana memulai panas
membakar kulit, bulan ini dinamai Romadhon yg berarti pembakaran.
SYAWWAL, yang bertepatan dengan bulan Juni pada saat itu, adalah
disebabkan panas itu yang kian meningkat maka di sebutlah Syawwal yang
berarti Peningkatan atau Puncak dari musim panas.

DZULQOIDAH, yang bertepatan dengan bulan Juli (pada masa itu), pada
musim ini masyarakat lebih senang duduk duduk dari pada bepergian, karena
musim panas mencapai puncak tertingginya maka dari itu dinamakan bulan
Dzulqoidah, yang mana diambil dari kata Qoi`d yang berarti duduk.
DZUL HIJJAH, Dan terkhir yaitu bulan haji karena pada bulan itu masyarakat
sana menunaikan ibadah haji ajaran nenek moyang kita Nabi Ibrahim a.s.
REFERENSI LAIN DARI SEJARAH BULAN HIJRIAH
Setiap bulan diawali saat munculnya hilal, berselang-seling 30 atau 29 hari,
sehingga 354 hari setahun, 11 hari lebih cepat dari kalender solar yang
setahunnya 365 hari. Agar kembali sesuai dengan perjalanan matahari dan agar
tahun baru selalu jatuh pada awal musim gugur, maka dalam setiap periode 19
tahun ada tujuh buah tahun yang jumlah bulannya 13 (satu tahunnya 384 hari).
Bulan interkalasi atau bulan ekstra ini disebut nasi' yang ditambahkan pada
akhir tahun sesudah Dzul-Hijjah.\
Ternyata, tidak semua kabilah di Semenanjung Arabia sepakat mengenai tahun-

tahun mana saja yang mempunyai bulan nasi'. Masing-masing kabilah seenaknya
menentukan bahwa tahun yang satu 13 bulan dan tahun yang lain cuma 12 bulan.
Lebih celaka lagi, jika suatu kaum memerangi kaum lainnya pada bulan
Muharram (bulan terlarang untuk berperang) dengan alasan perang itu masih
dalam bulan nasi', belum masuk Muharram, menurut kalender mereka.
Akibatnya, masalah bulan interkalasi ini banyak menimbulkan permusuhan di
kalangan
masyarakat
Arab.
Setelah masyarakat Arab memeluk agama Islam dan bersatu di bawah pimpinan
Nabi Muhammad SAW, maka turunlah perintah Allah SWT agar umat Islam
memakai kalender lunar yang murni dengan menghilangkan bulan nasi'. Hal ini,
tercantum dalam kitab suci Alquran Surat Attaubah ayat 36 dan 37. Dengan
turunnya wahyu Allah di atas, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan dekrit
bahwa kalender Islam tidak lagi bergantung kepada perjalanan matahari.
Meskipun nama-nama bulan dari Muharam sampai Dzul-Hijjah tetap digunakan
karena sudah populer pemakaiannya, bulan-bulan tersebut bergeser setiap tahun
dari musim ke musim, sehingga Ramadhan ("pembakaran") tidak selalu pada
musim panas dan Jumadil-Awwal ("beku pertama") tidak selalu pada musim
dingin.Mengapa harus kalender lunar murni?
Hal ini, disebabkan agama Islam bukanlah hanya untuk masyarakat Arab di
Timur Tengah saja, melainkan untuk seluruh umat manusia di berbagai penjuru
bumi yang letak geografis dan musimnya berbeda-beda. Sangatlah tidak adil, jika
misalnya Ramadhan (bulan menunaikan ibadah puasa) ditetapkan menurut
sistem kalender solar atau lunisolar, sebab hal ini mengakibatkan masyarakat
Islam di suatu kawasan berpuasa selalu di musim panas atau selalu di musim
dingin.
Sebaliknya, dengan memakai kalender lunar yang murni, masyarakat Kazakhstan
atau umat Islam di London berpuasa 18 jam di musim panas, tetapi berbuka
puasa pukul empat sore di musim dingin. Umat Islam yang menunaikan ibadah
haji pada suatu saat merasakan teriknya matahari Arafah di musim panas, dan
pada saat yang lain merasakan sejuknya udara Makkah di musim dingin.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, penyebutan tahun berdasarkan suatu
peristiwa yang dianggap penting pada tahun tersebut. Misalnya, Nabi
Muhammad saw lahir tanggal 12 Rabi`ul-Awwal Tahun Gajah ('Am al-Fil), sebab
pada tahun tersebut pasukan bergajah, raja Abrahah dari Yaman berniat
menyerang Ka'bah.
Ketika Nabi Muhammad saw wafat tahun 632, kekuasaan Islam baru meliputi
Semenanjung Arabia. Tetapi, pada masa Khalifah Umar ibn Khattab (634-644)
kekuasaan Islam meluas dari Mesir sampai Persia. Pada tahun 638, Gubernur
Irak Abu Musa al-Asy`ari berkirim surat kepada Khalifah Umar di Madinah,
yang isinya antara lain: "Surat-surat kita memiliki tanggal dan bulan, tetapi tidak

berangka tahun. Sudah saatnya umat Islam membuat tarikh sendiri dalam
perhitungan tahun."
Khalifah Umar ibn Khattab menyetujui usul gubernurnya ini. Terbentuklah
panitia yang diketuai Khalifah Umar sendiri dengan anggota enam Sahabat Nabi
terkemuka, yaitu Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Talib, Abdurrahman ibn Auf,
Sa`ad ibn Abi Waqqas, Talhah ibn Ubaidillah, dan Zubair ibn Awwam. Mereka
bermusyawarah untuk menentukan Tahun Satu dari kalender yang selama ini
digunakan tanpa angka tahun. Ada yang mengusulkan perhitungan dari tahun
kelahiran Nabi ('Am al-Fil, 571 M), dan ada pula yang mengusulkan tahun
turunnya wahyu Allah yang pertama ('Am al-Bi'tsah, 610 M). Tetapi, akhirnya
yang disepakati panitia adalah usul dari Ali ibn Abi Talib, yaitu tahun
berhijrahnya kaum Muslimin dari Makkah ke Madinah ('Am al-Hijrah, 622 M).
Ali ibn Abi Talib mengemukakan tiga argumentasi. Pertama, dalam Alquran
sangat banyak penghargaan Allah bagi orang-orang yang berhijrah (al-ladzina
hajaru). Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri baru terwujud
setelah hijrah ke Madinah. Ketiga, umat Islam sepanjang zaman diharapkan
selalu memiliki semangat hijriyah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada
suatu keadaan dan ingin berhijrah kepada kondisi yang lebih baik.
Maka, Khalifah Umar ibn Khattab mengeluarkan keputusan bahwa tahun hijrah
Nabi adalah Tahun Satu, dan sejak saat itu kalender umat Islam disebut Tarikh
Hijriyah. Tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah bertepatan dengan 16 Tammuz 622
Rumi (16 Juli 622 Masehi). Tahun keluarnya keputusan Khalifah itu (638 M)
langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriyah. Dokumen tertulis bertarikh
Hijriyah yang paling awal (mencantumkan Sanah 17 = Tahun 17) adalah
Maklumat Keamanan dan Kebebasan Beragama dari Khalifah Umar ibn Khattab
kepada seluruh penduduk Kota Aelia (Yerusalem) yang baru saja dibebaskan
laskar
Islam
dari
penjajahan
Romawi.
Kalender Hijriyah setiap tahun 11 hari lebih cepat dari kalender Masehi, sehingga
selisih angka tahun dari kedua kalender ini lambat laun makin mengecil. Angka
tahun Hijriyah pelan-pelan 'mengejar' angka tahun Masehi, dan menurut rumus
di atas keduanya akan bertemu pada tahun 20526 Masehi yang bertepatan
dengan tahun 20526 Hijriyah. Saat itu, kita entah sudah berada di mana. "Demi
waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian." Begitulah, pesan
Alquran dalam surah Al-'Ashr.
Ikhtisar
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab memakai kalender lunisolar yang
berpatokan pada matahari.
Pada kalender tersebut, setiap 19 tahun terdapat tujuh tahun yang mendapat
tambahan bulan untuk menyesuaikan awal tahun dengan musim gugur.
Penetapan penambahan bulan kerap memicu pertikaian di antara para suku.
Turun perintah Allah untuk menggunakan kalender lunar murni.

Kalender lunar murni memberikan keadilan bagi seluruh warga bumi, misalnya
dalam hal beban puasa.
Khalifah Umar ibn Khattab memutuskan peristiwa hijrah Nabi dari Makkah ke
Madinah sebagai tahun 1 yang diusulkan Ali ibn Abi Thalib.
1. Muharram = Haram Berperang (Awal Tahun/Tahun Baru)
2. Syaffar = Kuning (Daun Mulai Menguning)
3. Rabi'ul Awwal = Rabi (Gugur) = Awal Musim Gugur
4. Rabi'ul Akhir = Rabi (Gugur) = Akhir Musim Gugur
5. Jumadil Awwal = Jumaid (Beku) = Awal Musim Dingin
6. Jumadil Akhir = Jumaid (Beku) = Akhir Musim Dingin
7. Rajab = Rajab ( Mencair )
8. Sya'ban = Syi'ib (Lembah) = Mulai Bercocok Tanam Dan Menggembala/Di
Lembah
9. Romadhon = Pembakaran = Mulai Musim Panas
10. Syawwal = Peningkatan = Panas Meningkat
11. Dzul Qoidah = Qo'id ( Duduk) = Puncak Musim Panas
12. Dzul Hijjah = Haji = Pelaksanaan Ibadah Haji
http://defriskeder.blogspot.com/2009/09/sejarah-nama2-bulan-hijriyah.html

Anda mungkin juga menyukai