Anda di halaman 1dari 1

Sejarah 1 Muharram ditetapkan sebagai tahun baru Islam terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab.

Diputuskannya 1 Muharam sebagai awal tahun Hijriyah terjadi setelah adanya pertanyaan Abu Musa al-
Asy'ari yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Basrah
Dalam kehidupan masyarakat Arab pra-Islam, sebenarnya sudah dikenal kalender kamariah dan
kalender campuran antara kalender kamariah (kalender bulan) dan kalender syamsiyah (kalender
matahari). Demikian pula sudah ada nama-nama bulan dalam setahun.
Meskipun demikian, masyarakat Arab pra-Islam menandai sebuah tahun bukan dengan hitungan angka,
melainkan dengan memberi nama tahun tersebut berdasarkan sebuah kejadian besar.
Sebagai contoh, tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. (diperkirakan pada 571 M) dikenal sebagai
Tahun Gajah. Pasalnya, pada tahun tersebut berlangsung ekspedisi Abrahah, Gubernur Yaman yang
berniat menghancurkan Ka'bah dengan pasukan yang dipimpin gajah

. Pada 638 M (17 H), Abu Musa al-Asy'ari yang memimpin Basrah, mengeluhkan tidak adanya titimangsa
dalam surat-surat yang berkaitan dengan administrasi, hanya mencantumkan bulan tanpa tanggal dan
tahun. Ini membuat Abu Musa kesuitan dalam menentukan mana surat yang lebih dahulu dan mana surat
yang belakangan.

Menyadari hal ini, Umar kemudian mengadakan musyawarah dengan para sahabat Nabi saw. Saat itu,
selain penanggalan yang sudah dikenal oleh orang Arab, ada pula penanggalan lain, seperti
penanggalan Mesir dan Persia.

Dalam A History of Muslim Historiography, Franz Rosenthal menyebutkan, saat musyawarah itulah,
terdapat perbedaan pendapat soal kapan dimulainya penanggalan Islam. Ada setidaknya 4 pendapat,
yaitu tahun kelahiran Nabi saw., tahun diangkatnya beliau sebagai Rasul, tahun beliau hijrah, dan tahun
ketika Rasulullah wafat. Ali bin Abi Thalib kemudian mengusulkan agar tahun pertama dalam kalender
Islam dihitung dari tahun hijrah, peristiwa Nabi Muhammad saw. berangkat dari Makkah ke Madinah.
Alasannya, hijrah menjadi pembeda antara yang benar dari yang salah, dan hijrah menjadi titik awal
kemenangan Islam. Pendapat ini banyak disepakati karena tahun Nabi hijrah adalah tahun ketika umat
Islam mulai menunjukkan kekuatan mereka. Permasalahan berikutnya adalah penentuan bulan pertama
dalam kalender Islam. Abdurrahman bin Auf mengusulkan bulan Rajab karena merupakan bulan suci
pertama dalam setahun. Ali, atau dalam riwayat lain Utsman bin Affan, memiliki ide agar bulan pertama
dalam kalender tersebut dimulai dengan bulan Muharram, sesuai dengan kebiasaan saat itu. Peristiwa
hijrah Nabi Muhammad saw., ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq sendiri berlangsung sejak akhir bulan
Safar hingga bulan Rabiul Awal. Karena peristiwa Hijrah menjadi patokan awal penanggalan Islam, maka
kalendernya disebut kalender Hijriyah. Kalender ini mengadopsi bulan-bulan yang sudah dikenal oleh
masyarakat pra-Islam, dengan rentang waktu 354 hari dalam setahun, atau sekitar 11 hari lebih cepat
dibandingkan dengan kalender syamsiyah (kalender surya).

Anda mungkin juga menyukai