Anda di halaman 1dari 54

Natural Radioactivity of Rocks

(Radioaktivitas Alami Batuan)

Dasar Fisis


Atom tersusun atas inti atom yang terdiri dari proton


(bermuatan positif) dan neutron (netral). Inti atom ini
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif

Isotop adalah nuklida-nuklida dengan nomor atom sama,


tetapi nomor massanya berbeda. Sedangkan Isobar
adalah atom-atom yang nomor atomnya berbeda, tetapi
jumlah nukleonnya sama/nomor massa sama.

Radioaktivitas alami merupakan proses peluruhan


secara spontan dari atom yang memiliki isotop tertentu
ke isotop lainnya

Peluruhan dikarakterisasi oleh emisi partikel alfa


(radiasi-), atau partikel beta (radiasi-), atau
radiasi elektromagnetik (radiasi-).

Dalam prakteknya dalam dunia Geofisika radiasi


gamma ini merupakan yang paling penting,
karena radiasi partikel ( dan ) memiliki
penetrasi yang rendah terhadap batuan.

Sinar sangat mudah dihentikan hanya dengan


selembar kertas, sinar dapat dihentikan
dengan beberapa milimeter aluminium,
sedangkan sinar dapat dihentikan dengan
beberapa centimeter timah. Jadi, yang dapat
menembus batuan 50~75cm adalah sinar
gamma.

Sifat-sifat sinar ,sinar dan sinar


Sinar
 dihasilkan oleh pancaran partikel
 mempunyai daya penetrasi atau tembus terlemah dibandingkan
dengan sinar dan
 memiliki daya ionisasi paling kuat sebab muatannya paling besar
 dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik
Sinar
 dihasilkan oleh pancaran partikel
 mempunyai daya tembus lebih besar daripada sinar , tetapi lebih
kecil dari sinar
 dibelokkan dengan kuat oleh medan magnetik dan medan listrik
karena massanya sangat kecil
Sinar
 mempunyai daya tembus yang paling besar namun daya ionisasi
paling lemah.
 Tidak dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik
 Sinar merupakan radiasi EM dengan panjang gelombang yang
sangat pendek. Sinar tidak bermuatan dan tidak bermassa
 Sinar radioaktif pada suatu medan listrik

Sinar radioaktif pada suatu medan listrik

Peluruhan


Adalah proses transformasi dari keadaan inti tidak stabil ke kondisi stabil
X (radioaktif)
Y (stabil)
X disebut induk dan Y disebut anak luruh
Proses peluruhan :

N (t ) = N 0 exp(.t )
N(t) = banyaknya atom yang tersisa pada saat waktu t
N0 = banyaknya atom mula-mula
= tetapan peluruhan ( satuan SI )

Waktu Paruh :
.

Adalah lama waktu yang diperlukan oleh suatu bahan radioaktif


untuk meluruh sampai tinggal dari semula.
substitusi N(t) =

N0
2

maka didapat :
T1 =
2

grafik

ln 2

0 , 693

Aktivitas bahan radioaktif didefinisikan sebagai banyaknya


peluruhan per satuan waktu . Aktivitas sebanding dengan
banyaknya bahan radioaktif
dN
= .N 0 . exp( .t )
dirumuskan dengan persamaan :

dt

Apabila setelah peluruhan 1 inti induk radioaktif kemudian


menghasilkan 1inti anak yang masih besifat radioaktif
dan begitu seterusnya sampai ke-n anak inti yang stabil ,
maka kondisi kesitimbangan dari inti radioatif tersebut
adalah :
1 . N1 = 2 . N2 = 3 . N3 = ........ = n . Nn
Ni : jumlah mula-mula inti i
i : konstanta peluruhan inti i
i = 1.. n

(5-5)

Deret radioaktivitas
Uranium series

Parent

T1/2 in years

End of series

238U

4.5 x 109
7.1 x 109
1.4 x 109
1.3 x 109

206Pb

235U

Thorium Series
Potassium isotope

232Th
40K

205Pb
208Pb

89% 40Ca (-)


11% 40Ar (e-capture)

Kandungan Uranium , Thorium , dan Potassium


pada mineral batuan
Potassium
 Potassium biasanya banyak terdapat pada daerah Batuan berpasir
(sand) yang terdiri dari sedimen (klastik,detrital) yang telah tererosi ,
melapuk dan tertranportasi sangat jauh dari batuan induknya .
Unsur Potassium banyak ditemukan pada mineral mineral berikut :
 mineral lempung (clay) yang terbentuk pada struktur mineral
lempung . Contoh : kaolinite , chlorite
 mineral pembentuk batuan seperti feldspar, mika, ortoklas, biotit,
muskovit dll yang secara kimia terbentuk menjadi struktur silikat.
 Mineral pada batuan hasil penguapan (evaporites) yang terbentuk
melalui proses kimia seperti salts conthnya : syilvite dan carnalite
 Mineral pada algal limestone (limestone berfosil ganggang ).

Uranium
 ditemukan pada sedimen detrital dan kimia (shales, conglomerates,
sandstones dan batuan karbonatan)
 ditemukan juga pada mineral tuff dan posfat
 secara umum , Uranium tidak terbentuk secara kimia terhadap
batuan dengan kompak (erat ) seperti halnya Potassium , namun
mudah lepas bersama komponen sekunder batuan .(Rider , 1986)
 Konsentrasi atom Uranium tinggi terdapat pada varian mineral
Uranium (autunite, bequerelite, carnotite, pechblende, uraninite,
tyuyamunite) sekitar 76%,dan mineral Uranium-bearing (betafite,
chalcolite, fergusonite, pyrochlore, uranotile) sekitar 56% Uranium.
 Sebagian besar longgar pada batas butir, retakan (fracture) ,
permukaan dalam (internal surface) sehingga mudah lepas pada
saat proses geologi . Hal ini dikarenakan sifat unsur Uranium yang
high mobility.
 Pada bagian yang terpenting , Uranium digunakan sebagai
indikator lingkungan dan proses pengendapan sedimen.

Thorium
 Thorium asal mulanya merupakan bagian dari batuan
asam dan intermediet . Namun berbeda dengan
Uranium ,Thorium lebih stabil dan tidak mudah lepas .
Thorium dan mineral thorium terdapat pada sedimen
sebagai butir detrial. Keduanya biasanya stabil pada
mineral berat seperti zircon, thorite, monzite, epidote dan
sphene (Rider, 1986). Thorium relatif dalam jumlah
besar ditemukan pada bauxite dan diantara mineral
lempung, dan lebih banyak lagi ditemukan pada kaolinite
dibanding glauconites. Thorium tidak pernah ditemukan
pada mineral kimia murni

Kandungan atau komposisi dari unsur tersebut didalam


batuan biasanya dituliskan kedalam bentuk ppm untuk
Uranium dan Thorium ( 1 ppm = 10-6kg U atau K, untuk 1
kg massa batuan ) dan ke dalam prosentase (%) untuk
Potassium ( 1% = 10-2 kg K untuk 1 kg massa batuan )

Mineral-mineral lempung memliki perbedaan


kadar rasio Th/K. Sifat fisik ini digunakan
untuk identifikasi mineral lempung , dan ini
merupakan dasar dari pengukuran dari
spectrometric gamma log.

logging sinar
pengukuran sinar gamma alami yang dipancarkan formasi. Radiasi sinar
gamma berasal dari atom Uranium (U), thorium (TH) dan Potassium (K).
karakteristik respon sinar gamma
Radioaktif
sangat
rendah
(0-32,5 API)

Radioaktif
rendah

Radioaktif
sedang

Radioaktif
tinggi

(32,5-60
API)

(60-100
API)

(> 100
API)

Anhidrit

batupasir

Salt

Batugampi Granit
ng

Abu
vulkanik

batubara

Dolomit

bentonit

Arkose

Lempung
pasiran
Serpih
pasiran
Gpg
lempungan

Batuan
serpih

Interpretasi data
Logging

Nilai rata-rata kandungan U, Th, dan K dalam kerak


bumi. Heier and Roger, 1963 (H) dan Prutkina and
Saskin, 1975 (P)

BATUAN BEKU

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN BEKU

Radioaktivitas pada batuan beku, meningkat dari


batuan beku basa ke batuan beku asam

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN BEKU

Nilai rata-rata kandungan U, Th, dan K dalam batuan beku

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN BEKU

Radioaktivitas pada batuan beku intrusif

Jika terintrusi di atas zona subduksi


Kandungan U, Th, dan K rendah

Jika terintrusi di zona subduksi atau di bawahnya


Kandungan U, Th, dan K tinggi

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN BEKU

Batuan Vulkanik
Perbandingan elemen radioaktif dalam batuan vulkanik
pada beberapa daerah tektonik yang berbeda

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN BEKU

Ocean floor : tholeiitic basalts, high partial melting


konsentrasi elemen radioaktifnya rendah

Ocean islands :
tinggi

Island arcs : terdapat tholeiitic dan andesitic

Continental margins : terdapat andesitic, rhyolithic, dan


dacitic

Intracontinental : kandungan SiO2 nya tinggi

memiliki kandungan radioaktif yang

BATUAN METAMORF

Elemen
radioaktif
semakin
berkurang
pertambahan proses metamorfisme

dengan

Penghabisan Uranium dan Thorium, disebabkan oleh


proses metamorfisme yang berlangsung secara
progresif

Uranium dan Thorium berkecenderungan mengalami


migrasi ke arah atas dalam kerak bumi
Karena adanya reaksi dehidrasi (pengeringan), atau
karena adanya peleburan batuan (melting) di dekat
dasar kerak bumi (migmatites).
Potassium tidak begitu terpengaruh oleh prosesproses tersebut

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN METAMORF

Rata-rata perbandingan Thorium dengan Uranium dalam


batuan metamorf menyimpang dari nilai tertentu pada
beberapa batuan intrusif.

Hal ini sesuai dengan jumlah radioaktif yang hilang


selama proses metamorfisme, dimana pergerakan
Uranium sangat dominan.

Penyebab mudahnya pergerakan dari U adalah bahwa


uranium ini ikatan ionnya yang mudah lepas, dalam
batas antar butir batuan dan pada permukaan internal.

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN METAMORF

Distribusi frekuensi normal dari hasil perhitungan Gamma-Ray pada


sumur bor dengan kedalaman 0 3900 meter (Bucker et all, 1990); n :
jumlah sample,
1 : metabasites, 2 : gneisses

Tabel nilai radioaktif dalam batuan metamorf


Reference : D Dortman (1976) untuk granulite dan eclogite; B
Bucker et al., (1990); R Rybach and Cermak, (1982) dalam basis
data beberapa penulis yang berbeda (P Puzankov, Bobrov, and
Duchkov, 1977; Rybach, 1973)

BATUAN SEDIMEN

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Kecenderungan radioaktivitas alam


secara umum, dalam batuan sedimen

Secara rata-rata, konsentrasi Potasium dalam batuan


lebih rendah daripada Uranium dan Thorium.

Karbonat memiliki kandungan radioaktif alami yang


paling rendah diantara batuan sedimen lainnya.

Secara umum, Shale memiliki tingkat radioaktif alami


yang paling tinggi dibandingkan dengan batuan sedimen
lainnya.

Untuk membedakan antara Shale dengan batuan


sedimen lainnya, digunakan Gamma-ray Sonde.

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Korelasi antara kandungan clay dengan radiasi batuan


sedimen sangat penting dalam penentuan karakteristik
reservoar, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal
berikut ini :

Perbedaan antara Clay dengan lapisan-lapisan pasir


(sand layers)
Penentuan kandungan Clay dalam batuan sedimen
Pengkarakteristikkan tipe-tipe Clay

Korelasi ini dapat berubah bila mineral radioaktif lainnya


(contoh : feldspar, mica, glauconite, monazite, dan zircon)
terdapat dalam batuan klastik (clean clastic rocks).

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

1.

Korelasi berdasarkan intensitas radiasi sinar


gamma.

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Beberapa nilai Vsh yang dipublikasikan oleh Fertl (1983) :


VSH = 0.083 ( 2 3.7I 1.0) (5-11)

VSH = 0.33 (2
V

SH

2I

1.0)

I
3 .0 2 .0 I

Vsh =1.7 3.38(I +0.7)

2 1/ 2

(5-12)
(5-13)
(5-14)

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

2.

Korelasi berdasarkan komponen spektrum (Th, K)


dalam intensitas sinar gamma.

Untuk tertiary clastics

For highly consolidated and mesozoic rocks


Is = Intensitas atau konsentrasi Th / K
Tidak berlaku bila terdapat pengaruh Uranium

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Perbandingan dari Vsh vs I secara empiris

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Radioaktivitas pada Sandstones

Feldspathic sandstones atau arcoses : Terdapat


kandungan Potassium, yang tergantung dari jumlah
feldspar pada Batupasir tersebut.
Perbandingan Th/K sangat rendah < 10-4
Micaceous sandstones : Memiliki kandungan Potassium
dan Thorium yang tinggi.
Perbandingan Th/K 2.5 x 10-4
Heavy minerals within sandstones : (zircon, allanite,
monazite) memiliki kandungan Th dan U yang tinggi, dan
P yang rendah.
Perbandingan Th/K sangat tinggi

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Radioaktivitas pada Karbonat Murni

Kandungan Th dan K mendekati nol


a) Jika U bernilai 0 oxidizing environment
b) Jika ada U reducing environment, atau stylolithes,
atau phosphate bearing layers

Terdapat Th, K, dan U terdapat kandungan lempung


pada karbonat tersebut.

Terdapat Potassium, dengan atau tanpa U carbonate


of Algal Origin atau karbonat dengan Glauconite

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Karakteristik Lingkungan
Pengendapan
Dalam kaitan dengan mobilitas Uranium yang tinggi, dan
perilaku Thorium yang stabil
Th/U

> 7 : continental, oxydizing environment,


weathered soils

Th/U

< 7 : marine deposits, gray and green


shales, graywackes

Th/U

< 2 : marine black shales, phosphates

RADIOAKTIF ALAMI DALAM BATUAN SEDIMEN

Distribusi Th dan U dalam batuan sedimen, Dortman (1976)

(A) Sand, Clay


(B) Quartzitic Schists
(C) Carbonatic Rocks
(D) Dolomite
(E) Evaporates
(F) Caustobiolithes
(coals)

RADIOACTIVE HEAT
GENERATION

Nilai rata-rata aliran panas


~ 65 mW/m2
Aliran panas dari mantle
~ 20 mW/m2
Adanya perbedaan sebesar ~
dengan adanya pembangkitan
batuan kerak bumi.

pada permukaan bumi


pada

area

continental

45 mW/m2 ini berkaitan


panas pada radioaktif di

Radioactive Heat Generation A (W/m-3)

1 W/m-3 = 2.39 x HGU

1 HGU = 0.418 x 10-6 W/m-3

RADIOACTIVE HEAT GENERATION

Konsentrasi Radioaktif dan Panas yang Dihasilkan


oleh Beberapa Tipe Batuan

RADIOACTIVE HEAT GENERATION

Pembangkitan panas radioaktif dari beberapa batuan,


dapat dihitung dengan persamaan :
(Rybach, 1976 dan Rybach and Cermak, 1982)

d : densitas batuan (dalam kg m-3)


CU, CTH, dan CK : Kandungan Uranium (ppm), Thorium
(ppm), dan Potassium (%)

RADIOACTIVE HEAT GENERATION

Hubungan antara Heat Generation A dan Densitas d ,


dari Batuan :

d : densitas batuan (103 kg m-3)


A : heat generation (W/m-3)

Nilai radioactive heat generation semakin tinggi dari


basa ke asam, pada batuan beku.
Nilai radioactive heat generation semakin tinggi dari
clean ke shaly, pada batuan sedimen.

Anda mungkin juga menyukai