Pohon Jabon atau yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Anthocephalus chinensis
/antocephalus
cadamba merupakan
jenis
tanaman
yang
memiliki
sifat
menyebar.
Penyebarannya akan lebih cepat apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang bersifat lembab
hangat. Itulah mengapa, jenis tanaman ini begitu banyak dijumpai di kawasan Sub Himalaya
hingga ke arah selatan Ghats Malabar di India. Atau pula di kawasan Asia Tenggara yang
memiliki suhu sesuai dengan sifat pohon Jabon.
Di pulau Kalimantan, pohon Jabon masih menjadi pohon sekunder. Meski demikian, keberadaan
tanaman ini mudah dijumpai di kawasan yang tidak terlalu tinggi serta berada di sepanjang aliran
sungai (Ohtani et al, 1962). Selain dicermati tentang kondisi lingkungan tumbuhnya, ada
keunikan lain yang bisa ditemukan dari pohon Jabon ini.
Di wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang
berada di dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di
kawasan yang sebelumnya sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan dengan
menggunakan peralatan berat.
Menurut Backer dan Van Den Brink Bakhuizen (1965), ditemukan bahwa sebagian besar jenis
tanah yang berada di kawasan Sabah adalah tanah liat atau tanah liat loams yang berasal dari
serpihan sedimen pasir, batu pasir, kerikil dll. Masih menurut Backer dan Bakhhuizen pula, pohon
Jabon mampu pula tumbuh di kawasan tanah payau. Inilah yang membedakan dengan hutan
rawa gambut yang cenderung tidak memiliki daya tahan terhadap air garam.
Di Filipina (Monsalud dan Lopez, 1967), di Jawa (Backer dan van Bakhuizen den Brink, 1965)
dan di New Guinea (J. F. Pollard, p.c.), ditemukan tanaman ini pada ketinggian 3000 kaki, berada
di hutan primer. Wyatt-Smith (1965) menyebutkan, bahwa tanaman Jabon merupakan jenis
tanaman sungai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman ini ditemukan di kawasan tepi
sungai yang baru terkena banjir sehingga tanahnya menjadi tanah accreting, dan terutama
berada di kawasan tikungan sungai.
Kesimpulan
Dari berbagai penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh para ahli tersebut dapat ditarik
sebuah kesimpulan terhadap pohon Jabon. Salah satunya adalah bahwa jenis tanaman ini,
memiliki daya tahan yang kuat dalam pertumbuhannya. Selain itu, pohon Jabon mampu tumbuh
di segala kondisi yang memiliki aneka ragam karakter, sehingga tidak memerlukan banyak
adaptasi dalam pengembangannya.
Dalam proses pembibitannya pun, bisa dilakukan dengan mudah sebab pohon Jabon tergolong
sebagai tanaman yang mudah menyebar secara alami. Sehingga, selain bisa dikembangkan
dengan cara buatan tanaman ini sangat mungkin untuk tumbuh secara alamiah di lahan
pertanian.
Pohon Jabon pun bisa dikembangkan termasuk pada jenis lahan yang memiliki tingkat kekritisan
tinggi karena berbagai faktor. Baik itu faktor alami, maupun kerusakan yang disebabkan oleh
manusia. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chong (1965), Anthoeephalus
chinensis dikatakan sebagai tanaman yang datang untuk mengatasi ketidak produktifan hutan
rawa di kawasan Durian- Medang. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin membudidayakan
tanaman Jabon sebagai media investasi, kiranya tidak perlu takut akan kondisi lahan yang
dihadapi. Sebab, para pakar tanaman hutan sudah memberikan bukti serta fakta tentang
kemampuan pohon jabon untuk bisa dikembangkan dalam berbagai kondisi lahan. Termasuk di
antaranya lahan yang sudah rusak sekali pun.
dari
adalah
famili
Lamiacea,Genus
tectona,
spesies
tectona
grandis
menyamakan jabon dengan jati sama saja menyamakan sapi dengan kucing.
.artinya
kalau
2. Jabon tidak bisa membuat subur tanah dan bisanya hanya menyerap unsur hara dalam
tanah? memang benar bahwa tanaman jabon tidak memiliki bintil akar layaknya famili legum
(sengon,petai, kemlandingan,dsb ) akan tetapi jabon memiliki akar serabut yang sangat banyak,
karena jabon merupakan tanaman pioneer yang tumbuh di lahan bekas bukaan baru yang bisa
tumbuh di lahan bekas alang alang dan bekas tebangan hutan. Contohnya di pulau kalimantan
disana di hutan aslinya tidak ditemukan tanaman sengon akan tetapi guguran daun, serta akar
jabon mengundang habitat mikroba pengurai dan jasad renik, yang bisa menyuburkan
tanah sehingga semakin lama juga semakin subur ditambah lagi melalui penelitian di
wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang
berada di wilayah dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk
di kawasan yang sebelumnya sudah rusak berat karena adanya aktivitas pertambangan dengan
menggunakan peralatan berat.
3. Pertumbuhan jabon dikatakan pesat dari tahun ke-1 sampai ke -3,sedangkan tanaman
sengon akan tumbuh dengan stabil terus?
tanaman apapun akan tumbuh pesat di tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-7, setelah itu akan
sel kayu akan makin rapat
artikel tersebut menyatakan bahwa ada jabon usia 10 tahun berdiameter 60 cm dan sengon 10
tahun memilikin diameter 100cm,itu juga sangat lucu karena penulis juga memiliki tanaman
sengon usia sekitar 3 tahun yang berdiameter masih 10 cm, dan disamping lahan yang ditanami
tanaman sengon itu juga ditanam jabon dengan perawatan sama ,di lahan yang sama ,
hasilnya jabon usia 1 tahun pertumbuhannya mengalahkan sengon usia 3 tahun ini juga
fakta dan bukan opini semata jabon
serta bersifat asam. Selain tanah ultisol, jabon bisa pula ditanam di tanah yang berjenis oxisol.
Yaitu tanah yang tergolong sebagai tanah tua sehingga hanya memiliki sedikit kandungan
mineral dan bersifat lapuk.
Di Indonesia yang merupakan kawasan dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, Jabon
termasuk salah satu jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan. Sebab, tanah gunung
berapi yang disebut andisol ini memiliki tingkat kesuburan cukup baik meski tanah ini berwarna
kehitaman.
Di India, Jabon banyak ditemukan tumbuh pada tanah gambut dekat sungai dan di tanah rawa.
Bahkan Jabon terlihat tumbuh lebih baik pada tanah gambut lembab yang memiliki drainase baik
daripada di tanah yang kering (Troup, 1921). Di Jawa, ditemukan pula Jabon yang mampu
tumbuh di kawasan yang berada di dekat laut dengan karakter air payau (Backer dan van den
Brink Bakhuizen, 1965). Sementara di wilayah Sabah, Malaysia fakta yang ditemukan justru lebih
menarik. Jabon bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada lahan kritis yang rusak akibat
mesin-mesin berat yang digunakan pada kawasan bekas hutan alam.
Semua kondisi tersebut menunjukkan, bahwa Jabon adalah jenis tanaman yang mampu tumbuh
di berbagai macam jenis dan kondisi tanah. Ini yang membedakan Jabon dari beberapa jenis
tanaman lain, yang biasanya cukup sensitif terhadap kondisi tanah yang kurang kondusif.
Oleh karena itu, bibit yang baik belum tentu bisa menghasilkan panen kayu Jabon yang besar
pula. Namun, dengan memilih bibit jabon yang benar diharapkan bisa meminimalisir resiko yang
mungkin terjadi selama masa penanaman hingga penebangan.
Langkah awal yang bisa dilakukan dalam memilih bibit Jabon adalah dengan mengetahui aneka
varietas yang ada dalam tanaman Jabon. Selama ini, bibit Jabon terbagi menjadi dua jenis,
yaituJabon Merah dan Jabon putih. Perbedaan keduanya secara fisik bisa dilihat dari warna
pucuk daunnya.
Untuk Jabon merah, pucuk daunnya berwarna merah. Sedangkan pada Jabon putih pucuk
daunnya berwarna hijau. Perbedaan lain dari kedua jenis ini terdapat pada warna batang
kayunya. Untuk jabon merah batang kayunya berwarna sedikit kecoklatan sehingga lebih banyak
digunakan untuk bahan papan rumah. Sementara pada jabon putih, batang kayu lebih berwarna
putih.
Dari kedua jenis tersebut, tidak ada perbedaan lain secara spesifik. Hanya, berdasar
pengamatan dari para petani Jabon, jenis Jabon Putih dianggap lebih cepat tumbuh dan besar
daripada Jabon merah . Namun secara fisik dan kimiawi, kedua jenis tersebut tidak terlalalu
memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Dengan kondisi ini, Bagi calon petani Jabon kiranya tidak perlu terlalu mempersoalkan tentang
jenis bibit Jabon yang ada. Baik jabon merah maupun putih, pada dasarnya memiliki kualitas
sama saja. Yang paling penting adalah perawatan selama masa penanaman guna bisa
menghasilkan kayu Jabon yang berkualitas.
Dalam memiliih bibit Jabon, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh para petani.
Beberapa hal tersebut di antaranya adalah :
Kekompakan Media
Kekompakan media meliputi kondisi batang, dimana untuk bibit yang baik batang harus dalam
kondisi utuh. Tidak ada bagian yang terlihat retak, karena bila retak akan mudah terkena
penyakit.
Ketinggian
Tinggi bibit yang baik idealnya adalah 30-60 cm. Ini adalah tinggi bibit yang ideal. Jangan mudah
tertipu bila ada pedagang bibit yang menawarkan bibit yang lebih tinggi dengan janji waktu panen
lebih cepat. Sebab, bibit yang tingginya melebihi ketinggian ideal, biasanya memiliki akar yang
sudah kuat dan menembus poli bag tempat sementara bibit. Dampak jika menggunakan bibit
seperti ini adalah tanaman akan stres bisa dipindahkan. Mengingat, akar yang sudah menembus
poly bag tersebut, akan masuk ke dalam tanah yang otomatis akan tercabut bila dipindahkan.
Diameter
Diameter bibit yang sehat biasanya berkisar antara 5-8 mm. Hal ini merupakan diameter normal
untuk ukuran bibit. Bila ada bibit yang berukuran kurang dari 5 mm, maka bibit tersebut bisa
digolongkan ke dalam bibit kelas dua.
Nilai Kekokohan bibit
Nilai kekokohan bibit jabon untuk bibit kelas unggulan dikategorikan pada angka 50-90.
Warna daun
Bibit yang baik dan sehat akan memiliki daun yang berwarna hijau dan terlihat cerah. Hanya
pada Jabon merah, pada bagian ujung dauh akan terdapat warna merah yang membedakan
dengan Jabon putih.
campuran. Dan setiap satu minggu, air tanah tersebut bisa ditambahkan dengan Dithane M-45
dengan komposisi seperempat sendok Dithane M-45 dicampur satu liter air.
Keseluruhan waktu yang dibutuhkan sampai benih jabon bisa disapih dan dipindahkan ke poly
bag, adalah 3,5 bulan. Rinciannya adalah 1 bulan benih jabon berada di tempat penyemaian, dan
dua bulan benih berada dalam masa kecambah. Dalam masa ini, ketinggian bibit sudah akan
mencapai 25-40 cm saat dipindah ke poly bag.
b. Penyapihan
Tahap ini adalah masa di mana benih jabon yang sudah menjadi kecambah mulai tumbuh
sehingga siap untuk dipindah ke dalam poly bag. Bibit yang siap dipindah adalah bibit yang
sudah memiliki 2-3 pasang daun, akarnya utuh serta tidak terdapat luka. Ini guna menghindari
bibit mati selama masa penyapihan karena hal tersebut menunjukkan bibit tidak sehat.
Selama dalam masa penyapihan, sebaiknya bibit diletakkan di bawah pelindung. Gunanya
mencegah bibit jabon dalam poly bag terkena sinar matahari secara langsung dan terutama
terkena air hujan. Ukuran bedengan ini biasanya 5 x 1 meter.
Untuk media penanaman di dalam poly bag, digunakan media yang memiliki nutrisi yang bisa
bisa mendukung pertumbuhan tanaman. Biasanya, tanaman membutuhkan nutrisi seperti unsur
hara makro yang terdiri dari kalsium, magnesium, pospor. Selain itu unsur mikro hara juga
dibutuhkan seperti Fe, Zn, Cul, Mn dan B. Ini merupakan lambang unsur senyawa kimia yang
sangat baik dalam menciptakan tanaman Jabon yang sehat. jangan takut menyemai benih jabon
Pada dasarnya dalam proses penyemaian bibit jabon dengan cara di tebar di media tanah
subur yang halus seperti biji tanaman bayam ( tidak seperti cara membenihkan biji sengon )
setelah tumbuh kecambah bibit jabon sekira 3 cm bisa dipindahkan ke polybag. Yang perlu
diperhatikan dalam penyemaian adalah media penyemaian bibit jabon perlu dijaga supaya
jangan terlalu lembab karena dapat menyebabkan benih jabon terkena jamur, karena proses
tumbuh kayu jabon memakan waktu antara 14-30 hari. Sebelum ditabur benih jabon media
tanam sebaiknya di sterilisasi dengan cara perebusan atau penggorengan maupun penjemuran
dibawah sinar matahari guna mematikan jamur dan bibit penyakit.
2.
Media untuk penyemaian benih bibit jabon sebaiknya diberi tutup plastik ( model bisa
seperti tudung saji makanan) agar benih jabon yang disemai tidak terkena air hujan dan angin,
selain itu agar menjaga media tetap lembab.
3.
selama proses penyemaian bibit jabon sebaiknya jangan dilakukan penyiraman terlebih
dahulu, lebih baik apabila media semai dibasahi dengan cara pengembunan dengan
menggunakan semprotan percikan halus.
4.
serangan jamur dan kerapatan umumnya terjadi pada saat benih jabon tumbuh seukuran 3-
Hari ke- 2 : penaburan biji jabon Sebelum biji atau benih jabon ditabur perlu dijemur selama 12 jam agar mengurangi kelembaban dan mengaktifkan biji jabon tersebut. Sebelum mulai
penaburan media tanam disiram air sampai jenuh tetapi jangan sampai menggenang. Setelah
disiram benih jabon / biji jabon ditabur secara merata diatas media.dilanjutkan dengan penutupan
dengan plastik dan paranet untuk menjaga kelembaban media dan melindungi dari sinar
matahari langsung dan air hujan.media penaburan benih dijaga jangan sampai kering.
Hari ke- 5 atau ke 6 : perlakuan Di hari ke-6 paranet dibuka separuh ,kontrol kelembaban
media dan penyiraman dengan semprotan halus supaya media menjadi lembab.
Hari ke 8-10 :
pengontrolan
Hari ke -11 sd hari ke 21 Setelah biji jabon mulai tumbuh setiap pagi antara jam 8-11 pagi benih
dibuka sungkup dan paranetnya setiap pagi guna dilakukan penyiraman dan pemanasan serta
penyemprotan fungisida dosis rendah.penyiraman gunanya mencegah kekeringan,pemanasan
dan penyemprotan fungisida digunakan agar benih cepat tumbuh dan tidak terkena jamur.
Hari ke -24 keatas Benih jabon sudah mulai berdaun agak lebar,perlakuan seperti langkah ke 6
diulangi serta diadakan penyiangan rumput.
2. Ketersediaan air
Tanaman jabon yang terlalu lama terendam dalam air, bisa menimbulkan efek negatif. Hal ini
akan mengakibatkan munculnya penyakit busuk akar serta daun menjadi kuning dan rontok.
Penyebab dari kondisi ini adalah bagian akar tidak mampu berevaporasi atau bernafas dengan
baik. Walaupun pada dasarnya, Jabon merupakan jenis tanaman yang memiliki toleransi tinggi
terhadap genangan air.
Untuk menghindarkan dari dampak negatif ini, langkah yang bisa dilakukan salah satunya adalah
membuat parit. Sehingga air bisa mengalir dengan lancar dan menghindarkan terjadinya
genangan yang berlebihan.
3. Lahan Pasir
Jabon bisa ditanam termasuk pada lahan yang berpasir, meski proses pertumbuhannya kurang
begitu sempurna. Penyebabnya adalah akar jabon menjadi sulit menyatu atau lengket dengan
media pasir. Biasanya, jabon yang ditanam pada lahan berpasir ini akan menyebabkan tanaman
menjadi kerdil.
Solusi menanam di lahan berpasir adalah dengan melakukan pencampuran media awal. Di
antaranya dengan membuat lubang sebesar 50 x x50 atau 60 x 60. Selanjutnya, mengeluarkan
tanah berpasir yang ada di dalam lubang tersebut untuk kemudian dicampupr dengan tanah
subur yang berasal dari sawah dan pupuk kandang. Perbandingan campuran tersebut adalah
40 : 50 ; 10.
Dengan pencampuran ini, diharapkan kandungan organik yang ada di dalam masing-masing
media mampu merangsang jabon untuk tumbuh lebih baik. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk
hayati yang fungsinya adalah memperbanyak kandungan mikroba di media tanam. Cara seperti
ini bisa pula dilakukan pada tanah yang memiliki struktur keras agar akar muda jabon bisa
tumbuh terlebih dahulu di tanah subur, sehingga ketika jabon tumbuh dewasa akarnya kuat untuk
memecah lapisan tanah yang keras tersebut.
Langkah awal yang bisa dilakukan dalam memilih bibit Jabon adalah dengan mengetahui aneka
varietas yang ada dalam tanaman Jabon. Selama ini, bibit Jabon terbagi menjadi dua jenis,
yaituJabon Merah dan Jabon putih. Perbedaan keduanya secara fisik bisa dilihat dari warna
pucuk daunnya.
Untuk Jabon merah, pucuk daunnya berwarna merah. Sedangkan pada Jabon putih pucuk
daunnya berwarna hijau. Perbedaan lain dari kedua jenis ini terdapat pada warna batang
kayunya. Untuk jabon merah batang kayunya berwarna sedikit kecoklatan sehingga lebih banyak
digunakan untuk bahan papan rumah. Sementara pada jabon putih, batang kayu lebih berwarna
putih.
Dari kedua jenis tersebut, tidak ada perbedaan lain secara spesifik. Hanya, berdasar
pengamatan dari para petani Jabon, jenis Jabon Putih dianggap lebih cepat tumbuh dan besar
daripada Jabon merah . Namun secara fisik dan kimiawi, kedua jenis tersebut tidak terlalalu
memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Dengan kondisi ini, Bagi calon petani Jabon kiranya tidak perlu terlalu mempersoalkan tentang
jenis bibit Jabon yang ada. Baik jabon merah maupun putih, pada dasarnya memiliki kualitas
sama saja. Yang paling penting adalah perawatan selama masa penanaman guna bisa
menghasilkan kayu Jabon yang berkualitas.
Dalam memiliih bibit Jabon, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh para petani.
Beberapa hal tersebut di antaranya adalah :
Kekompakan Media
Kekompakan media meliputi kondisi batang, dimana untuk bibit yang baik batang harus dalam
kondisi utuh. Tidak ada bagian yang terlihat retak, karena bila retak akan mudah terkena
penyakit.
Ketinggian
Tinggi bibit yang baik idealnya adalah 30-60 cm. Ini adalah tinggi bibit yang ideal. Jangan mudah
tertipu bila ada pedagang bibit yang menawarkan bibit yang lebih tinggi dengan janji waktu panen
lebih cepat. Sebab, bibit yang tingginya melebihi ketinggian ideal, biasanya memiliki akar yang
sudah kuat dan menembus poli bag tempat sementara bibit. Dampak jika menggunakan bibit
seperti ini adalah tanaman akan stres bisa dipindahkan. Mengingat, akar yang sudah menembus
poly bag tersebut, akan masuk ke dalam tanah yang otomatis akan tercabut bila dipindahkan.
Diameter
Diameter bibit yang sehat biasanya berkisar antara 5-8 mm. Hal ini merupakan diameter normal
untuk ukuran bibit. Bila ada bibit yang berukuran kurang dari 5 mm, maka bibit tersebut bisa
digolongkan ke dalam bibit kelas dua.
Nilai Kekokohan bibit
Nilai kekokohan bibit jabon untuk bibit kelas unggulan dikategorikan pada angka 50-90.
Warna daun
Bibit yang baik dan sehat akan memiliki daun yang berwarna hijau dan terlihat cerah. Hanya
pada Jabon merah, pada bagian ujung dauh akan terdapat warna merah yang membedakan
dengan Jabon putih.
Demikian sedikit tips dari kami dalam memilih bibit jabon
Penyiapan Lahan
Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama
adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan
berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual
atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2)
Hal kedua adalah pengolahan tanah. Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu
memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini
meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganis. Untuk pupuk organis bisa
menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK,
TSP, KCL dan SP36.
Setelah pemupukan, tanah perlu diberikan zat kapur sebanyak 100 gram per lubang. Proses ini
biasanya dilakukan pada tanah yang asam, tanah yang belum matang serta tanah yang sedikit
unsur hara calsium dan magnesiumnya.
Pengolahan tanah terakhir adalah mencampurkan bahan mineral untuk proses ameliiorasi.
Bahan ini berfngsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK serta mampu
meningkatkan kejenuhan basa di tanah.
1.
Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini
akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari.
Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur.
Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan
tumbuh dan bersinggungan.
Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang
Jabon. Selain itu, di bagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman.
Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya
cenderung kurus tinggi saja.
Pembuatan Lubang Tanam
Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini
dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.
Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk
kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya. Jumlah pupuk ini sepertiga dari
kedalaman lubang. Setelah terisi, pupuk tersebut ditimbun dengan tanah bagian atas lalu diaduk
hingga rata. Langkah selanjutnya adalah menutup lubang tersebut dan selanjutnya bekas lubang
diberikan penanda yang disebut ajir.
Penanaman
Seminggu usai penggalian lubang, barulah proses penanaman bibit Jabon dilakukan. Waktu yang
ideal untuk melakukan penanaman Jabon adalah bulan November Februari yang bertepatan
dengan musim penghujan. Hal ini untuk mencegah bibit Jabon dari masalah kekeringan,
mengingat tanaman ini sangat sensitif terhadap kekeringan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini. Di antaranya adalah :
Siapkan bibit jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau poly bag. Pada
proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
antara jabon merah dan jabon putih,bahkan ada diantara beberapa penjual bibit jabon yang
mengatakan bahwa bibit jabon yang di pangkal daunnya terdapat warna
merah diklaim
sebagai jabon merah.setelah kami melakukan pengamatan dan konsultasi terhadap beberapa
ahli yang
sudah
lebih berpengalaman dan rekan rekan kami lainya maka akan berusaha
Jabon Merah ( Antocephalus Machropyllus ) memiliki ciri daun yang kapes kapes
mirip daun jati dan berbulu
merata.
berat jenis kayu jabon merah hampir setara dengan kayu mahoni memiliki keras kelas
III dan awet III- IV sementara jabon putih memiliki serat kayu putih kekuningan.jabon putih
kelas keras IV dan kelas awet IV-V
Pertumbuhan jabon merah lebih lambat daripada jabon putih bila ditanam dilahan dan
pemupukan setara dibuktikan dengan penanaman di pringsurat temanggung ,dimana jabon
merah usia
tahun
rata
rata
memiliki
tinggi
10
meter
dan
diameter
16-20
cm,sementara jabon putih memiliki diameter rata rata 25-30 cm dan tinggi 15 meter,hal ini
tidaklah aneh karena secara hukum alam, semakin keras kayu, semakin lambat
pertumbuhannya, hal ini pernah terjadi waktu demam jati emas,dimana di usia 7 tahun bisa
berdiameter 25-30 cm,tetapi ternyata memiliki kayu yang empuk setara sengon, Sampai
saat ini belum ada ahli yang bisa merekayasa kekerasan dan kerapatan kayu,kecuali
dengan merekayasa waktu pengolahan dengan perendaman dan pengovenan
Harga kayu jabon merah sedikit diatas jabon putih terpaut sekitar 100- 200rb dan juga
cocok dibuat bangunan maupun veneer kayu lapis bahkan ditingkat pabrik,cenderung
harganya sama.
Penyebaran alami jabon merah terkonsentrasi di daerah Indonesia bagian timur antara
Sulawesi,Maluku dan Papua karena agroklimat disana sangat cocok,berdasar pengalaman
rekan kami di tasikmalaya,jabon merah ditanam di lahan diatas 850 dpl ternyata menjadi
kerdil sedangkan jabon putih ditanam sampai 1000 m dpl masih menunjukkan pertumbuhan
yang bagus. Penyebaran alami jabon putih di sekitar Kalimantan,Jawa,dan Sumatera
berdasarkan penjelasan dari para ahli,maka kiranya sangat bijak bagi para pekebun
maupun petani jabon untuk lebih memperhatikan tanaman mana yang cocok ditanam di daerah
masing masing.betul ada artikel yang menunjukkan jabon merah 8 bulan pertumbuhannya sama
dengan jabon putih, bahkan jatu super pun di awal pertumbuhan 1-2 tahun pertama setara
dengan jabon,tapi memasuki tahun ke-3 pertumbuhan jabon merah akan melambat secara
signifikan.
(source gambar jabon merah :henry sibarani)
Jabon putih per ha,jumlah tanaman 1000 batang dirata rata dalam 5 tahun menghasilkan
sekitar 300 meter kubik dengan harga sekarang rata-rata adalah 800 ribu rupiah per kubik
akan menghasilkan : 300 x rp 800.000 = 240 juta.
2.
Jabon merah per ha,jumlah tanaman 1000 batang dirata rata dalam 5 tahun
menghasilkan sekitar 150 meter kubik dengan harga sekarang rata-rata adalah 500 ribu
rupiah per kubik akan menghasilkan : 150 m3 x rp 500.000 = 75 juta, tunggu
dulu,,,,,,,,tunggu dulu kenapa harga kayu jabon merah hanya 500 ribu? Ternyata harga
500 ribu ini adalah harga log kayu jabon yang berdiameter 15-21 cm.hasil uji coba di
Temanggung.jabon merah usia 5 tahun rata rata berdiameter 17 cm,sementara jabon putih
rata rata 28 cm, jadi tentu saja harga log jabon berdiameter 17 cm sekitar separuh dari
harga log ukuran diameter 30 cm
3.
Sekarang kita hitung untuk masa tanam 10 ( sepuluh tahun ). Jabon putih umur 10 tahun
sudah memasuki panen yang ke-2 .maka di tahun ke 10 jadi jabon putih sudah
menghasilkan 240jt x 2 = 480 juta.
4.
Sekarang kita hitung untuk masa tanam 10 ( sepuluh tahun ). Jabon merah umur 10
tahun sudah memasuki panen yang ke-2 walaupun terpaksa .maka di tahun ke 10 jabon
merah sudah menghasilkan 75jt x 2 = 150 juta.
5.
Bagaimana kalau kedua tanaman ini dipanen bersama di usia 10 tahun? Dalam arti tidak
dipanen di tahun ke-5 atau ke -6 . jabon putih usia 10 tahun per ha bila tidak dilakukan
penjarangan ,maksimal juga menghasilkan sekitar 400 m3, sementara jabon merah
diperkirakan menghasilkan sekitar 300 m3,dengan asumsi sudah mencapai diameter rata
rata 30 cm,mari kita hitung lagi .
1.
2.
Dengan perhitungan realistis diatas maka dapat kita simpulkan bahwa menanam jabon putih
SECARA EKONOMI LEBIH MENGUNTUNGKAN DARIPADA JABON MERAH ,dengan asumsi
biaya penanaman relatif sama,akan tetapi bagi pedagang bibit, apabila konsumen membeli jabon
merah akan lebih menguntungkan,karena sampai tulisan ini ditulis, harga bibit samama ( jabon
merah ) siap tanam sekitar 3000 7000 rupiah,sedangkan jabon putih 700- 2000 rupiah.kenapa
harga jabon merah dibuat mahal ? Hal ini karena permainan persepsi dan pandangan emosional
semata. Tapi tidak ada salahnya menanam kedua jenis tersebut bila memiliki tujuan dan niat
untuk menjaga keragaman dan menghijaukan bumi.
Ada pertanyaan lagi ? kok ada yang mengasumsikan per hektar jabon merah ataupun putih bisa
mendapatkan 1,2 milliar sampai 5 miliar dalam 5 tahun. Bahkan ada pedagang bibit sengon
maupun jabon yang mengasumsikan bisa dapat 10 milliar dalam 10 tahun (2x panen ) .
jawabannya : BISA !!!!!.bila terjadi inflasi super,dimana harga harga naik 10 x lipat, contohnya
beras per kilogram naik menjadi 50 ribu dari harga sekarang 5 ribu per kilo , bensin per liter 50
ribu, nasi padang sepiring 120 ribu. Maka bisa jadi harga kayu jabon per kubik menjadi 5 juta
rupiah.
Alangkah baiknya kita berikan edukasi yang mendidik bagi masyarakat serta tidak hanya
mengambil untung sesaat selamat menanam jabon.
keseimbangan alam hayati seperti tanaman dan hewan yang hidup di kawasan
tersebut. Kedua jenis makhluk ini merupakan komponen alami yang berfungsi
menjaga kesuburan tanah.
b. Kontruksi lahan sifat fisik lahan.
Dengan adanya aktivitas pertambangan, menjadikan perubahan fisik sebuah
kawasan. Seperti terciptanya lubang, atau juga perubahan susunan tanah antara
bagian yang subur dan tidak subur serta adanya pergeseran lapisan tanah.
Kontur tanah pun menjadi berubah seiring adanya eksplorasi lahan di kawasan
tersebut.
Hal ini berdampak pada perubahan sifat fisik lahan. Seperti berkurangnya
ikatan tanah atau tekstur tanah, susunan struktur tanah. Demikian juga, ikatan
antar senyawa tanah menjadi labil dan tidak homogen. Kondisi ini
menyebabkan hilangnya kemantapan tanah, porositas yang tidak menentu serta
tanah cenderung menjadi padat. Tanah seperti ini, akan sulit untuk menjadi
media tumbuh dan berkembangnya tanaman, kecuali jenis tertentu.
c. Kandungan mineral dan sifat tanah dan air tanah.
Biasanya, zat yang digunakan dalam proses penambangan akan tertinggal di
area bekas penambngan tersebut. Sebagian zat tersebut, memiliki sifat Pada
lahan bekas tambang mineral sebagian besar mengandung zat yang
membahayakan, khususnya bagi kehidupan makhluk hidup.
Pada proses pembongkaran materi yang terekplorasi ke permukaan sebagian
mengalami suatu perubahan persenyawaan. Hal ini dapat dilihat dari proses
keteruraian tanah, penggumpalan dan terjadinya perubahan warna tanah itu
sendiri. Selain itu, jika diteliliti melalui uji laboratorium akan terlihat bukti
adanya perubahan persenyawaan tersebut.
Berbagai proses ini, menjadikan tanah menjadi masam, jasad renik serta
tanaman tidak dapat hidup. Hal ini karena tanah kekurangan unsur kebutuhan
tanaman, karena tanah sudah terkontaminasi racun bagi tanaman.
Penambangan yang dilakukan dengan sistem penggalian terowongan pun
menimbulkan dampak yang tidak kalah merusaknya. Pada pengeksplorasian
tanah dengan sistem ini akan menyebabkan kandungan air tanah terganggu
kestabilannya. Hanya saja, pada penggalian terowongan yang sangat dalam,
tidak akan menyebabkan pengaruh yang besar apabila tanah di bagian atasnya
digunakan untuk lahan tanaman.Untuk pertambangan dengan cara penggalian
yang berupa terowongan., berpengaruh terhadap kandungan air tanah, namun
jika galian yang dalam tidak banyak pengaruhnya.
d. Sifat biologi tanah
Tumbuhan membutuhkan unsur hara untuk mengubah zat kimia alam menjadi
zat organik bagi tanaman. Unsur hara ini berasal dari olahan mikroba. Seperti
Menggali lahan sebagai tempat tumbuh dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Agar
tanaman dengan jarak tanah sama dan teratur maka dilakukan dengan anjir.
Sediakan media awal sebagai media tumbuh tanaman. Pada media tanam tersebut
dicampur dengan penyerap air (water asorbtion) yang dapat dibuat berbagai bahan yang
bersifat sebagai penyerap air.
Setelah 5 sampai 7 hari tanah seluruh permukaan mulai disemprot dengan pupuk hayati
yang telah difermentasi. Bisa juga dilakukan pencampuran dengan superjet dengan dosis 1
lite rpupuk hayati, 1 liter Phosmit dan 200 liter air. Tujuannya untuk mengelola tanah bosit
dengan mengintroduksi mikroba yang mampu mengelola tanah. Untuk daerah bekas galian
tambang, penyemprotan dilakukan dengan dosis yang lebih banyak.
Selanjutnya, setiap lubang diberikan pupuk organik granul Bio Alami. semakin banyak
media pupuk ditaburkan, maka lahan akan semakin baik. Tujuan memberikan media organik
yaitu digunakan sebagai media tumbuh awal tanaman jabon. Tanaman Jabon jika langsung
ditanam pada tanah bosit sulit untuk berkembang, bahkan mati.
4.
Penanaman.
Dalam proses penanaman Jabon, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Diantaranya adalah :
Penamanan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. Sehingga selama musim
hujan tanaman tersebut sudah tumbuh cukup kuat untuk memasuki musim kemarau.
Media untuk tanam sebaiknya mengandung media organik, yang lebih tahan lama dalam
menyerap air dibandingkan dengan tanah bosit. Penyimpanan air di dalam media organik ini
dilakukan oleh bakteri atau jamur.
Untuk membantu dalam penyediaan air di musim kemarau dapat dilakukan dengan
memberikan batang pisang, yang dipotong ukuran sedang dan ditimbun pada media
tanaman di dekat pohon jabon.
Jika keadaan cukup dratis maka diperlukan penyiraman, untuk penyiraman sebaiknya
dilakukan pada sore hari. Hal ini agar tanaman tidak mengalami perubahan suhu yang
drastis sehingga menjadikan tanaman mati.
Kehutanan)
Kejahatan Penjarahan dan Pencurian Kayu : Di banyak kawasan hutan dan perkebunan,
faktor kejahatan dan pencurian menjadi masalah yang agak rumit untuk ditangani dengan tuntas.
Secara tidak langsung hal ini menyebabkan berkurangnya produktivitas hasil hutan.
- Antisipasi penanganan
kemanan
berbasis
kemasyarakatan,
kemitraan
dengan
petani
Aspek lahan : Lahan yang digunakan untuk investasi adalah system sewa selama 6
tahun seluas 450 meter persegi.
2.
3.
4.
Hak penuh pohon pada Investor adalah 100 persen dimana dikurangi 20 persen untuk
management fee, pajak,csr dan sebagainya.
5.
6.
7.
Ketentuan pendaftaran :
1.kirim scan KTP ke email Jabonjawa18@gmail.com
2. Biaya pendaftaran sebesar rp.200.000 ( duaratus ribu rupiah ) ditransfer ke rekening kami
3.setelah scan ktp kami terima dan biaya pendaftaran kami terima, investor akan kami kirim
Brosur, leaflet, dan semua data lengkap tentang jabon, formulir pendaftaran ,dan dokumen
perjanjian lainnya
4.Apabila setelah menerima formulir pendaftaran , investor ternyata membatalkan ,maka
biaya pendaftaran akan kami kembalikan sebanyak 50 persen.
5.Apabila Investor ternyata serius, maka biaya pendaftaran akan kami perhitungkan sebagai
DP ( uang muka )
6.Apabila ternyata kami yang tidak serius serta membatalkan perjanjian, maka kami akan
mengembalikan uang pendaftaran sebanyak 100 persen ditambah 100 persen biaya
DENDA
7.tersedia potongan 500 ribu rupiah bagi pendaftar sebelum akhir tahun ini
Selamat ber investasi jabon
Bibit Jabon
Bibit jabon Jika anda serius dan tekun pasti saya yakin anda akan berhasil dalam investasi
ini. Pohon ini sangat cocok untuk usaha kayu lapis maupun furniture. Bibit Jabon ini sangat
mudah tumbuh dan tidak perlu perawatan khusus.saat ini jabon digunakan sebagai bahan baku
pengganti kayu sengon dalam furniure maupun kayu lapis.