1. PENGERTIAN LIPID
Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun
jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik yang menjadi
salah sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap hari.
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk lemak,
lemak adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga mencakup molekul
seperti asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid),
serta metabolit lainnya yang mengandung sterol seperti kolesterol. Meskipun manusia dan
mamalia lainnya menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan mensintesis
lipid, beberapa lipid esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari
makanan..
2. SIFAT-SIFAT LIPID
a. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik (benzena, eter,
aseton, kloroform, dan karbontetraklorida)
b. Lipid mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis lipid juga
mengandung nitrogen dan fosfor
c. Hidrolisis
d. Lipid
3.
JENIS-JENIS LIPID
Pada tahun 1943 Bloor mengusulkan klasifikasi lipid berdasarkan komposisi kimianya :
trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berwujud padat, sedangkan minyak berwujud
cair pada suhu ruang.
Menurut Sediaoetama (1985), lemak dan minyak merupakan suatu kelompok dari
golongan lipid. Lipid sendiri merupakan golongan senyawa organik yang tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti dietil eter, benzena, kloroform, dan heksana.
Karena tergolong dalam lipid, maka lemak dan minyak dapat larut juga dalam pelarutpelarut nonpolar seperti tersebut di atas. Kelarutan lemak dan minyak terhadap pelarut
nonpolar tersebut dikarenakan lemak dan minyak mempunyai kepolaran yang sama dengan
pelarut tersebut, yaitu nonpolar. Namun, kepolaran suatu senyawa dapat berubah akibat
proses kimiawi. Contohnya adalah apabila asam lemak dalam larutan KOH, maka asam
lemak akan berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dibanding keadaan
asalnya, sehingga memungkinkan asam lemak ini larut dalam air. Perubahan kepolaran ini
dapat dinetralkan kembali dengan penambahan asam sulfat encer (10 N) sehingga asam
lemak dapat kembali ke keadaan semula yang tidak larut di air melainkan di pelarut
nonpolar.
oksidasi dan dapat berubah menjadi lapisan tebal yang kental dan membentuk seperti selaput
apabila dibiarkan di udara terbuka. Contohnya minyak kacang kedelai dan minyak biji karet.
Ketiga, berdasarkan sumbernya. Ada yang berasal dari tanaman (lemak dan minyak
nabati), yang umumnya berasal dari biji-biji palawija (contohnya minyak jagung), kulit buah
tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa sawit), dan biji-biji tanaman tahunan
(contohnya minyak kelapa). Ada pula yang berasal dari hewan (lemak dan minyak hewani),
yang umumnya berasal dari susu hewan peliharaan, daging hewan peliharaan, serta dari
hasil laut (contohnya minyak ikan).
Keempat berdasarkan kegunaannya. Penggolongan ini juga terutama untuk minyak.
Secara umum dibagi tiga golongan, yaitu minyak mineral (minyak bumi) yang digunakan
sebagai bahan bakar, minyak nabati atau hewani untuk bahan makanan manusia, serta
minyak atsiri (essential oil) untuk obat-obatan. Minyak atsiri ini mudah menguap pada suhu
ruang sehingga sering disebut minyak terbang.
Menurut Poejiadi (1994), lemak dan minyak juga memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan pertama adalah ditinjau dari ikatan rangkap asam lemaknya. Pada lemak, asam
lemaknya memiliki sedikit ikatan rangkap (asam lemak jenuh), sedangkan pada minyak,
asam lemaknya memiliki banyak ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh). Kedua ditinjau
dari titik lelehnya. Lemak memiliki titik leleh tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh
rendah. Ketiga ditinjau dari wujudnya. Lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang,
sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang. Keempat ditinjau dari sumbernya.
Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak umumnya dari tumbuhan. Terakhir
ditinjau dari reaktifitasnya. Lemak biasanya kurang reaktif sehingga tidak mudah tengik.
Sedangkan minyak karena memiliki ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka lebih reaktif
dan menyebabkan mudah tengik.
Menurut Poejiadi (1994), lemak dan minyak dikatakan memiliki sifat-sifat fisik dan
kimia tertentu. Adapun sifat-sifat fisik lemak dan minyak antara lain:
Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Massa jenis lemak dan minyak umumnya ditentukan pada temperatur kamar.
Indeks bias minyak dan lemak digunakan pada pengenalan unsur kimia dan
pengujian kemurnian minyak dan lemak.
Minyak dan lemak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak (coaster oil).
Minyak dan lemak sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter, karbon
disulfida, dan pelarut halogen.
Titik didihnya meningkat seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon
dari asam lemak penyusunnya.
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena
asam-asam yang berantai sangat pendek sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau
lemak.
Titik kekeruhannya dapat ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran
lemak dan minyak dengan pelarut lemak.
Titik lunak dari lemak dan minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak dan lemak.
Temperatur yang terjadi saat tetesan pertama dari minyak dan lemak
disebut shot melting point.
Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil dari dua cairan yang pada dasarnya
tidak saling bercampur. Seperti telah kita ketahui, bahwa minyak dan air tidak dapat larut.
Namun apabila minyak dan air dikocok dengan keras, maka akan terbentuk emulsi. Menurut
Suharsono (1970), emulsi yang terbentuk dari minyak dan air ini tidak stabil sehingga apabila
dibiarkan dalam beberapa waktu akan terjadi pemisahan kembali antara minyak dan air. Untuk
menstabilkan emulsi yang terbentuk, diperlukanlah suatu zat pengemulsi (emulsifying agent)
atau yang biasa disebut emulsifier atau emulgator.
Beberapa contoh zat pengemulsi antara lain gelatin, pektin, stearil alkohol, bentonit, dan
zat surfaktan. Zat pengemulsi ini strukturnya bersifat amfifilik karena memiliki molekul-molekul
yang terdiri dari bagian hidrofobik (oleofilik) dan hidrofilik (oleofobik).
Dalam emulsi, terdapat fase terdispersi yang dianggap sebagai fase dalam dan medium
dispersi yang disebut sebagai fase luar. Emulsi yang mempunyai minyak sebagai fase dalam dan
air sebagai fase luar disebut emulsi minyak dalam air dan ditulis emulsi m/a. Demikian pula
berlaku sebaliknya. Fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinyu, suatu emulsi minyak dalam air
diencerkan atau ditambah air atau suatu preparat dalam air.
Kualitas dan sifat dari suatu sampel lemak dan minyak dapat ditentukan melalui
serangkaian uji laboraturium. Tiap ui yang dilakukan menunjukkan sifat tertentu dari sampel.
Adapun analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok berdasarkan tujuan analisanya. Menurut Sudarmadji (1989), ketiga kelompok tersebut
adalah:
1.
Penentuan kualitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan
makanan atau bahan pertanian.
2.
Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau
(deodorizing), dan penghilangan warna (bleaching). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini
sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnya, baunya,
maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau
FFA), angka peroksida, tingkat ketengikan, dan kadar air.
3.
Penentuan sifat fisik dan kimia yang khas atau mencirikan sifat minyak tertentu. Data ini
dapat diperoleh dari angka iodin, angka Reichert-Meissel, angka polenske, angka krischner,
angka penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka kekentalan, titik percik, komposisi asamasam lemak, dan sebagainya.
dan liquid sesuai aplikasi yang diinginkan. Beberapa contoh aplikasi produk
hidrogenasi pada bidang confectionery (gula-gula) adalah cocoa butter. Produk ini
membutuhkan kurva SFC yang curam, yang membuatnya kaku, dengan range titik
leleh yang pendek sehingga memastikan terjadinya pelelehan tiba-tiba dan memberi
mouth-feel yang enak. Produk ini biasanya digunakan sebagai bahan pengganti
cokelat (substitute) atau sebagai coating / pelapis dari bahan makanan seperti biskuit,
cake dan sebagainya. Beberapa jenis cocoa butter atau disebut pula hard butter
adalah:
Suhu Hidrogenasi
Berjalan lebih cepat seiring dengan kenaikan suhu operasi. Kenaikan suhu akan
menurunkan kelarutan gas hidrogen dalam minyak namun meningkatkan kecepatan
reaksinya. Oleh karena itu, kenaikan suhu akan meningkatkan selektivitas, pembentukan
trans isomer dan kecepatan reaksi yang menghasilkan kurva SFC yang curam. Karena reaksi
hidrogenasi merupakan reaksi eksotermis, maka penurunan 1 (satu) iodine value akan
menaikkan suhu reaksi sebesar 1,6 oC hingga 1,7 oC. Kenaikan suhu ini akan mempercepat
reaksi hingga dicapai titik optimum. Suhu optimum beragam untuk tiap produk, namun
sebagian besar minyak mencapai titik optimumnya pada suhu maksimum 230 oC hingga
260o C.
Tekanan Hidrogenasi
Edible fats dan oil dilakukan pada tekanan antara 0,8 hingga 4 atm. Pada tekanan
rendah, gas hidrogen yang terlarut dalam minyak tidak dapat menyelimuti permukaan katalis
sedangkan pada tekanan tinggi, gas hidrogen telah siap untuk menjenuhkan ikatan rangkap
minyak.
Konsentrasi katalis
Kecepatan reaksi hidrogenasi meningkat seiring dengan peningkatan jumlah katalis
hingga suatu titik. Peningkatan kecepatan reaksi tersebut disebabkan oleh peningkatan
permukaan aktif dari katalis. Titik maksimum tercapai karena pada kadar sangat tinggi,
hidrogen tidak mampu terlarut cukup cepat untuk menyuplai jumlah katalis yang tinggi.
Logam mulia seperti platinum, palladium, ruthenium, rhodium, Au, Ag, baik tunggal
atau kombinasi merupakan jenis katalis yang banyak dipergunakan sebagai katalis.
Keuntungan penggunaan katalis logam mulia karena memiliki tingkat aktivitas yang tinggi,
selektifitas yang baik, dan daya tahan yang baik sehingga jangka waktu penggantiannya
lama.
o Platinum
Merupakan katalis logam mulia yang paling banyak dipergunakan. Katalis ini
memiliki aktivitas yang tinggi dalam proses hidrogenasi, dehidrogenasi, oksidasi, dll.
o Ruthenium
Katalis ruthenium memiliki aktivitas yang tinggi dalam hidrogenasi senyawa
karbonil alifatik dan cincin aromatik pada kondisi medium tanpa reaksi sampingan.
o Rhodium
Merupakan katalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam hidrogenasi senyawa
aromatik. Katalis ini menghidrogenasi banyak senyawa aromatik pada suhu ruang
dan tekanan normal.
o Iridium
Meskipun katalis iridium memiliki aktivitas yang rendah dan aplikasi yang
terbatas mengingat kelangkaannya, katalis ini mulai mendapat perhatian karena sifat
reaksinya yang unik.
o Nikel
Katalis ini baik digunaakan dalam hidrogenasi margarine,kata;is ini dipilih
karena harga yang lebih murah dan lebih spesifik terhadap mentega dari segi rasa
dan texture
Logam-logam lain seperti Sn, Pb, Ni, Co, Ge digunakan sebagai promotor.
Logam-logam ini dilapisi berbagai carrier/pembawa seperti alumina, silica, zeolit
dan karbon
Bentuk Katalis.
Selain tergantung pada bahan katalitik, bahan promotor dan bahan pembawa
(carrier), efektifitas fungsi katalitik juga ditentukan oleh bentuk dan ukuran katalis. Katalis
dapat berbentuk pellet, granular, sarang lebah, atau serat agar memiliki kinerja yang
optimum disesuaikan dengan tahapan proses produksi yang dijalani.
Sumber minyak
Selektivitas hidrogenasi bergantung pada jenis asam lemak tak jenuh yang tersedia
dan jumlah asam lemak tak jenuh per trigliserida. Dari variabel proses di atas, dapat dilihat
bahwa kecepatan reaksi meningkat sejalan dengan peningkatan suhu, tekanan, agitasi dan
konsentrasi katalis. Selektivitas meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan berakibat
sebaliknya seiring dengan kenaikan tekanan, agitasi dan katalis. Isomerisasi ikatan rangkap
meningkat seiring kenaikan suhu tapi menurun dengan peningkatan tekanan, agitasi dan
katalis. Trans isomer juga dapat terjadi akibat penggunaan kembali (deaktivasi) katalis atau
sulfur-poisoned catalyst. Reaktivitas kimia dari asam lemak tak jenuh ditentukan oleh posisi
sebagaimana juga jumlah dari ikatan rangkap dalam molekul.
Reaktivitas meningkat secara signifikan dengan peningkatan dalam jumlah ikatan
rangkap, baik dalam bentuk conjugated (dipisahkan hanya oleh satu ikatan tunggal) atau
methylene-interrupted (dipisahkan oleh suatu unit -CH2-). Jika suatu asam lemak memiliki 2
ikatan rangkap terisolasi (dipisahkan oleh 2 atau lebih methylene unit), reaktivitasnya hanya
meningkat sedikit daripada asam lemak yang memiliki satu ikatan rangkap. Untuk proses
hidrogenasi, dikenal minyak nabati yang biasanya digunakan dalam proses tersebut.
Vegetable oil (minyak nabati) dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Saturated, seperti cocoa butter, minyak sawit
2. Oleic, seperti minyak zaitun, minyak kacang, canola oil, high-oleic sunflower
3. Linoleic, seperti minyak jagung, cottonseed oil, soybean oil, sunflower oil. (De
Man, J.M and de Man ,L. (1994).
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah
secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan
lemak / minyak.
Sabun memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis
parsial oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan yang disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak), digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat
polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun
merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah
akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras.
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel
yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses
saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa
dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena
sifatnya yang mudah larut dalam air.
Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau
lemak).Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat
digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam
air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines
dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan
sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang
berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan
keunggulan tertentu.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung.
Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari
nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan
sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil
saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap
dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
1. NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk
akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal).
NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami
pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap.
NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2. Bahan aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk
mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut
antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.
2. LILIN
Lilin atau Wax merupakan senyawa ester yang dibentuk oleh alkohol berantai panjang dan
asam lemak berantai panjang.
Contoh dari alkohol panjang:
a. Setilalkohol
CH3(CH2)14 CH2 OH
b. Mirisilalkohol
CH3(CH2)28 CH2 OH
Lilin terdapat pada tumbuhan dan hewan yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Sebagai contohnya lilin spermaceti lilin ini terdapat dalam bagian kepala ikan paus (sperm
wale) yang diduga sebagai pengatur kemampuan mengapung ikan paus tersebut bila
menyelam pada perairan yang dalam kemudian lilin lebah (beeswax) adalah senyawa
dengan berat molekul tinggi yang berfungsi sebagai bahan pembangun sarang lebah.
Sedangkan contoh lilin yang terdapat pada tumbuhan yaitu lilin carnauba, yang merupakan
campuran senyawa-senyawa dengan berat molekul tinggi, yang dihasilkan oleh tanaman
carnaubadan berfungsi sebagai pelindung daunnya dalam upaya pencegahan penguapan air
yang berlebih.
1 ) Struktur Lilin Spermaceti
CH3(CH2)15 O C (CH2)14CH3 : setil palmitat
II
O
2) Zat Penyusun Lilin Lebah
CH3(CH2)29 O C (CH2)24CH3
II
O
3) Zat
Penyusun
Lilin carnauba
CH3(CH2)23 O C (CH2)26CH3
II
O
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin
yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air. Misalnya
yang terdapat pada daun dan buah. Lilin juga memegang peran penting sebagai penahan air
pada binatang, misalnya Domba, Burung dan Serangga.
Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh Enzim yang
mengurai lemak. Oeh karena itu lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan
b. Senyawa Lipid Kompeks atau Heterolipid
Heterolipids adalah ester asam lemak dengan alkohol dan memiliki kelompok tambahan
juga.
Fosfolipid atau Phosphatids adalah senyawa yang mengandung asam lemak dan gliserol
selain asam fosfat, basa nitrogen dan substituen lainnya. Mereka biasanya memiliki satu
kepala hidrofilik dan belakangnya ekor non-polar. Mereka disebut lipid polar dan
amphipathic di alam.
Fosfolipid dapat phosphoglycerides, Phosphoinositide dan phosphosphingosides.
Phosphoglycerides adalah fosfolipid utama, mereka ditemukan dalam membran. Ini berisi
molekul asam lemak yang diesterifikasi dengan gugus hidroksil dari gliserol. Kelompok
gliserol juga membentuk hubungan dengan ester asam fosfat. Contoh: Lecithin, sefalin.
Phosphoinositide dikatakan terjadi pada fosfolipid jaringan otak dan kedelai. Peran penting
lapisan dalam proses transportasi dalam sel.
Phosphosphingosides biasanya ditemukan dalam jaringan saraf. Contoh: sfingomielin.
Glikolipid adalah senyawa asam lemak dengan karbohidrat dan mengandung nitrogen tapi
tidak ada asam fosfat. Para glikolipid juga termasuk senyawa yang terkait secara struktural
tertentu yang terdiri dari kelompok gangliosides, sulpholipids dan sulfatids.
Ter p e n a
merupakan
suatu
g o l o n g a n hidrokarbony a n g
b a n y a k dihasilkan
oleh tumbuhandan
terutama
terkandung
pada getah dan vakuola selnya. Senyawa dasar terpen merupakan satuan C5
disebut isoprene.
Nama terpena pada awalnya diberikan untuk minyak yang disuling dari terpentin,
diketahui bahwa terpena terdiri dari 5 atom C lebih dikenal sebagai isoprene, terpena terdiri
dari 2 unit isoprena yakni monoterpena, pada tumbuhan terdapat mono dan seskuiterpena.
Senyawa ini memberikan sifat khas (bau dan rasa) minyak yang merupakan komponen
penting minyak esensial tumbuhan, sebagai contoh ialah monoterpena geraniol, limona,
mentol kanfer.
Struktur terpena umumnya dapat dikenal dari :
1. Sebagian besar senyawa ini terdapat dalam minyak dengan rumus C10H15.
2. Terpena yang mengandung lebih dari 10 atom karbon, umumnya mempunyai jumlah
karbon kelipatan dari lima, struktur cukup beragam.
3. Banyak jenis senyawa tidak larut dalam air, sebagian besar ditemukan dalam tumbuhan,
juga dalam organisme yang lain.
c. Steroid
Suatu
steroid
adalah
s e n ya w a
yang
mengandung
sistem
cincin b e r i k u t y a i t u t i g a c i n c i n 6 d a n 1 c i n c i n 5 . S t e r o i d y a n g
b a n y a k terdapat
dalam
kehidupan
adalah
sterol,
suatu
alkohol
yang
berintikan perhidroksi siklopentano fenantren. Contohnya adalah kolesterol yang banyak
terdapat dalam otak, system saraf, membrane dan lain-lain. Dalam tanaman
terdapat fitosterol, misalnya stigmasterol dan sitostrol. Mikosterol adalah sterol yang
terdapat dalam jamur dan ragimisalnyaelgosterol yang merupakan bahan baku vitamin D.
Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam
pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi.
Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai berikut :
Lipid
9,5 kkal/g
Protein
5,6 kkal/g
Karbohidrat
4,1 kkal/g
Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein
yang berharga untuk pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu, trigliserida (fat
dan oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi metabolic dalam otot ternak, khususnya unggas dan
monogastrik.
2.
Lipid adalah komponen esensial dalam membran sel dan membran sub sel. Lipid
yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam lemak polyunsaturated/PUFA yang
mengandung fosfolipid dan ester sterol.
3.
4.
Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai pemelihara
dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan
fosfolipid sebagai agen pengemulsi)
5.
6.
7.
8.
Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang
berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan
dalam kelezatan makanan.
SUMBER LIPID
1. Sumber Lemak
Lemak hewan terutama terdiri atas triasilgliserol, berupa lemak j e n u h
asam palmitat dan asam oleat, di samping kolesterol danvitamin
l a r u t l e m a k A , D , E , d a n K . s u s u n a n a s a m l e m a k h e w a n banyak
bergantung dari jenis makanan yang diberikan.
a. Lemak Susu
Lemak susu terutama terdiri atas triasilgliserol yang terdapat dalam bentuk
emulsi di mana butiran halus lemak diselubungi memebranyang terdiri
atas protein, fosfolipida dan kolesterol yang mencegah b u t i r a n - b u t i r a n
l e m a k t e r s e b u t m e n y a t u . B u t i r a n l e m a k i n i j u g a mengandung
sedikit ester kolesterol, vitamin larut lemak, terutama vitamin A, D,dan
Beta-karoten. Karakteristik asam lemak susu hewan memamah biak mengandung
relatife tinggi asam lemak jenuh rantai pendek dan sedang serta asam
lemak rantai jenuh rantai panjang dan t u n g g a l . K a n d u n g a n a s a m
l e m a k t i d a k j e n u h g a n d a s a n g a t k e c i l . Lemak dalam bentuk emulsi
mempunyai permukaan yang lebih luas daripada lemak dalam bentuk tidak
emulsi, oleh karena itu dapat lebih c e p a t d i c e r n a k a n . D i s a m p i n g
i t u l e m a k d a l a m b e n t u k e m u l s i mempengaruhi secara positif rasa
enak makanan
b. Telur
e. Minyak Nabati
Sebagian
besar
tumbuh-tumbuhan
menyimpan
lemak
di
dalam b i j i b i j i a n n y a ( k a c a n g k e d e l a i , b i j i b u n g a m a t a h a r i ,
j a g u n g ) a t a u dalam dagingnya(apokat). Jenis palma menyimpan minyak di
dalam biji maupun di dalam dagingnya.
Minyak biji-bijian berbeda satusama lain dalam komposisi asam
lemak. Minyak biji-bijian juga m e r u p a k a n s u m b e r f o s f o l i p i d a ,
k a r o t e n o i d , d a n s t e r o l t u m b u h - tumbuhan.
Lemak
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon.
Jadi setiap kabon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat
satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut
monogliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat
tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
R1 COOH, R2 COOH, dan R3 COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada
gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat.
Sifat-Sifat Lemak
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang
berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam
lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak
jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Seperti
halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air,
sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform atau
benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun
rumus umum dari asam lemak adalah:
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Adadua
macam asam lemak yaitu:
i.
ii.
A s a m l e m a k t a k j e n u h ( u n s a t u r a t e d f a t t y a c i d ) As a m l e m a k
i n i memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
Rumus
Asam butirat
C3H7COOH
-7,9
Asam kaproat
C5H11COOH
Asam palmitat
C15H31COOH
64
Asam stearat
C17H35COOH
69,4
Asam oleat
C17H33COOH
14
Asam linoleat
C17H31COOH
-11
Asam linolenat
C17H29COOH
Dari tabel tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek,
yaitu asam butirat dan asam kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini berarti bahwa
kedua asam tersebut berupa zat pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon, maka titik
leburnya tinggi. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh
mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap,
makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah
dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan
bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam
palmitat, asam stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Umumnya asam lemak larut
dalam ester atau alkohol panas.
c. Gliserida netral (lemak netral)
Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan
e n e r g i (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1,
2atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan
1asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam
lemak d i s e b u t d i g l i s e r i d a d a n j i k a b e r i k a t a n d e n g a n 3 a s a m l e m a k
d i n a m a k a n trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting
dari sumber lipid. Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida.
Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:
Lemak
Lemak umumnya diperoleh dari hewan ,berwujud padat pada
suhuruang dan tersusun dari asam lemak jenuh
.
Sedangkan contoh lilin yang terdapat pada tumbuhan yaitu lilin carnauba, yang merupakan
campuran senyawa-senyawa dengan berat molekul tinggi, yang dihasilkan oleh tanaman
carnaubadan berfungsi sebagai pelindung daunnya dalam upaya pencegahan penguapan air yang
berlebih.
1 ) Struktur Lilin Spermaceti
CH3(CH2)15 O C (CH2)14CH3 : setil palmitat
II
O
2) Zat Penyusun Lilin Lebah
CH3(CH2)29 O C (CH2)24CH3
II
O
3) Zat
CH3(CH2)23 O C (CH2)26CH3
II
O
Penyusun
Lilin carnauba
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin
yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air. Misalnya
yang terdapat pada daun dan buah. Lilin juga memegang peran penting sebagai penahan air
pada binatang, misalnya Domba, Burung dan Serangga.
Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh Enzim yang
mengurai lemak. Oeh karena itu lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan
b. Senyawa Lipid Kompeks atau Heterolipid
1. Fosfolipid
Sel merupakan komponen penting dari tubuh hewan. Mereka adalah penyusun
bangunan dasar kehidupan. Lemak dan lipid, seperti fosfolipid dan steroid, yang
membuat sel-sel. Menurut buku teks, Biology: Concepts and Connections, fosfolipid
mirip dengan lemak, kecuali mereka mengandung gugus fosfor dan dua asam lemak
bukannya tiga. Fosfolipid membentuk membran sel luar dan membantu sel
mempertahankan struktur internal.
Fosfolipid terdiri dari dua ekor asam lemak yang melekat pada kepala gliserol, menurut
Biology: Concepts and Connections, Gliserol menempel pada gugus fosfat. Kepala adalah
hidrofilik, yang berarti itu tertarik ke air. Ekor hidrofobik, atau tahan terhadap air. Fosfolipid
dalam larutan berair merakit diri menjadi bilayer. Kepala menghadap ke luar menuju cairan;
dan titik ekornya di dalam. Desain struktur ini melindungi ekor dari air dan menjaga kepala
saat kontak dengan larutan.
Membran sel
Fosfolipid membentuk membran sel luar yang memegang sitoplasma dalam sel. Membran
ini semi-permeabel, yang artinya adalah selektif tentang apa yang masuk dan keluar sel.
Membran sel juga mengelilingi struktur intraseluler, seperti mitokondria.
3. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula
sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya
dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.
Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau
sebagai spingolipida.
6.
SUMBER LIPID
1. Sumber Lemak
Lemak hewan terutama terdiri atas triasilgliserol, berupa lemak j e n u h
asam palmitat dan asam oleat, di samping kolesterol danvitamin
l a r u t l e m a k A , D , E , d a n K . s u s u n a n a s a m l e m a k h e w a n banyak
bergantung dari jenis makanan yang diberikan.
a. Lemak Susu
Lemak susu terutama terdiri atas triasilgliserol yang terdapat dalam bentuk
emulsi di mana butiran halus lemak diselubungi memebranyang terdiri
atas protein, fosfolipida dan kolesterol yang mencegah b u t i r a n - b u t i r a n
l e m a k t e r s e b u t m e n y a t u . B u t i r a n l e m a k i n i j u g a mengandung
sedikit ester kolesterol, vitamin larut lemak, terutama vitamin A, D,dan
Beta-karoten. Karakteristik asam lemak susu hewan memamah biak mengandung
relatife tinggi asam lemak jenuh rantai pendek dan sedang serta asam
lemak rantai jenuh rantai panjang dan t u n g g a l . K a n d u n g a n a s a m
l e m a k t i d a k j e n u h g a n d a s a n g a t k e c i l . Lemak dalam bentuk emulsi
mempunyai permukaan yang lebih luas daripada lemak dalam bentuk tidak
emulsi, oleh karena itu dapat lebih c e p a t d i c e r n a k a n . D i s a m p i n g
i t u l e m a k d a l a m b e n t u k e m u l s i mempengaruhi secara positif rasa
enak makanan
b. Telur
Lemak telur berada dalam keadaan emulsi. Satu telur rata
r a t a mengandung 6-7 gram triasilgliserol dan fosfolipida serta 250-300 mg
kolesterol. Pentingnya telur dalam makanan sehari hari bukan hanya terletak pada
nilai gizinya, akan tetapi juga kontribusi yang diberikan oleh lipoprotein kuning
telur terhadap struktur makanan, terutama terhadap kualitas structural cake dan
sejenisnya setelah dibakar.
c. Minyak Ikan
Ikan secara garis besar digolongkan dalam ikan kurus
y a n g menyimpan lemaknya sebagai triasilgliserol dalam hati (misalnya ikan cod)
dan ikangemuk (makarel dan haring). Minyak ikan mengandung banyak asam
lemak rantai sangat panjang dengan lebih dari dua puluha t o m k a r b o n y a n g
sebagian besar mempun yai 5-6 ikatan rangkap. K o m p o s i s i a s a m
l e m a k i a k a n b e r b e d a , b e r g a n t u n g j e n i s i k a n , makanannya, dan
musim.
d. Daging Otot
Lemak daging otot terutama terdiri atas fosfolipida dan
kolesterol bebas, walaupun banyak daging otot hewan diinfiltrasi oleh
simpanan triasilgliserol (marbling ) .
S e b a n y a k 8 5 % a s a m l e m a k d a g i n g o t o t terdiri dari atas asam
palmitat, stearat, okleat, linoleat dan arakidonat. Komposisi lemak daging otot
menyerupai komposisi lemak simpanan.
e. Minyak Nabati
Sebagian
besar
tumbuh-tumbuhan
menyimpan
lemak
di
dalam b i j i b i j i a n n y a ( k a c a n g k e d e l a i , b i j i b u n g a m a t a h a r i ,
j a g u n g ) a t a u dalam dagingnya(apokat). Jenis palma menyimpan minyak di
dalam biji maupun di dalam dagingnya.
Minyak biji-bijian berbeda satusama lain dalam komposisi asam
lemak. Minyak biji-bijian juga m e r u p a k a n s u m b e r f o s f o l i p i d a ,
k a r o t e n o i d , d a n s t e r o l t u m b u h - tumbuhan.