Anda di halaman 1dari 5

Fungsi lipid pada tumbuhan secara sederhana dan singkat:

Ada beberapa fungsi lipid diantaranya:


• Sebagai penyusun struktur membran sel
• Lipid berperan sebagai pengatur aliran-aliran material dalam sel
• Sebagai cadangan energi
• Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa

• Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,


sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis.

Pengertian lipid:
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-
pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang
dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,
dan karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi
dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.

Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis


menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.

Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan


menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik.
Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas
dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi
penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari
komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat
diesterkan.

Lipid secara Umum


Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida,digliserida, fosfolipid,
glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.

Fungsi lipid secara lengkap adalah sebagai berikut :


1. Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam
pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi.
Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai berikut :
- Lipid 9,5 kkal/g
- Protein 5,6 kkal/g
- Karbohidrat 4,1 kkal/g

Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang
sangat berharga untuk pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu,
trigliserida (fat dan oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas sebagai bahan
bakar untuk menghasilkan energi metabolik dalam otot ternak, khususnya
unggas dan monogastrik.

2. Lipid adalah komponen esensial dalam membran sel dan membran sub sel.
Lipid yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam lemak
polyunsaturated/PUFA yang mengandung fosfolipid dan ester sterol.

3. Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K.

4. Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai
pemelihara dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena
keterbatasan fosfolipid sebagai agen pengemulsi).

5. Sebagai prekursor hormon-hormon s3_x seperti prostagtandin hormon


endrogen, estrogen.

6. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital.

7. Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi


biologis yang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem
pemeliharaan membran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3
asam empedu dan, adrenal dan kortikosteroid).

8. Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang
berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan
berperan dalam kelezatan makanan.
Lemak dan Minyak

Oil Spill Splash (Photo credit: Gloson)

Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana


berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan
tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan ester yang
apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Lemak
merupakan jenis trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berwujud padat,
sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang.

Menurut Sediaoetama (1985), lemak dan minyak merupakan suatu kelompok


dari golongan lipid. Lipid sendiri merupakan golongan senyawa organik yang
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti dietil eter,
benzena, kloroform, dan heksana. Karena tergolong dalam lipid, maka lemak
dan minyak dapat larut juga dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti tersebut di
atas. Kelarutan lemak dan minyak terhadap pelarut nonpolar tersebut
dikarenakan lemak dan minyak mempunyai kepolaran yang sama dengan
pelarut tersebut, yaitu nonpolar. Namun, kepolaran suatu senyawa dapat
berubah akibat proses kimiawi. Contohnya adalah apabila asam lemak dalam
larutan KOH, maka asam lemak akan berada dalam keadaan terionisasi dan
menjadi lebih polar dibanding keadaan asalnya, sehingga memungkinkan asam
lemak ini larut dalam air. Perubahan kepolaran ini dapat dinetralkan kembali
dengan penambahan asam sulfat encer (10 N) sehingga asam lemak dapat
kembali ke keadaan semula yang tidak larut di air melainkan di pelarut
nonpolar.

Menurut Poejiadi (1994), penggolongan lemak dan minyak dapat dibedakan


berdasarkan empat hal. Pertama, berdasarkan kejenuhannya. Asam lemak
jenuh adalah asam lemak yang rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan tunggal.
Asam lemak jenuh biasanya mempunyai rantai zig-zag yang sesuai satu dengan
yang lain, sehingga gaya tarik van der Waals nya tinggi. Akibat gaya tarik yang
tinggi itu, maka biasanya asam lemak jenuh berwujud padat. Sebaliknya, asam
lemak tak jenuh mempunyai satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya.
Asam lemak yang mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya biasanya terdapat pada tumbuhan dan disebut trigliserida tak
jenuh ganda atau polyunsaturated yang cenderung berwujud cair seperti
minyak. Contoh asam lemak jenuh adalah asam butirat, asam palmitat, dan
asam stearat. Contoh asam lemak tak jenuh adalah asam palmitoleat, asam
oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Kedua, berdasarkan sifat mengeringnya. Klasifikasi ini terutama untuk minyak.


Ada jenis minyak yang tidak mengering (non-drying oil). Biasanya minyak yang
tidak mengering ini termasuk tipe minyak zaitun (contoh: minyak zaitun dan
minyak kacang), tipe minyak rape (contoh: minyak mustard), dan tipe minyak
hewani (contoh: minyak sapi). Ada jenis minyak yang setengah mengering
(semi-drying oil). Minyak ini mempunyai daya mengering yang lebih lambat,
contohnya minyak biji kapas dan minyak bunga matahari. Ada juga minyak
yang mengering (drying oil). Minyak ini dapat mengering jika terkena reaksi
oksidasi dan dapat berubah menjadi lapisan tebal yang kental dan membentuk
seperti selaput apabila dibiarkan di udara terbuka. Contohnya minyak kacang
kedelai dan minyak biji karet.

Ketiga, berdasarkan sumbernya. Ada yang berasal dari tanaman (lemak dan
minyak nabati), yang umumnya berasal dari biji-biji palawija (contohnya
minyak jagung), kulit buah tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa sawit),
dan biji-biji tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa). Ada pula yang
berasal dari hewan (lemak dan minyak hewani), yang umumnya berasal dari
susu hewan peliharaan, daging hewan peliharaan, serta dari hasil laut
(contohnya minyak ikan).

Keempat berdasarkan kegunaannya. Penggolongan ini juga terutama untuk


minyak. Secara umum dibagi tiga golongan, yaitu minyak mineral (minyak
bumi) yang digunakan sebagai bahan bakar, minyak nabati atau hewani untuk
bahan makanan manusia, serta minyak atsiri (essential oil) untuk obat-obatan.
Minyak atsiri ini mudah menguap pada suhu ruang sehingga sering disebut
minyak terbang.

Menurut Poejiadi (1994), lemak dan minyak juga memiliki beberapa


perbedaan. Perbedaan pertama adalah ditinjau dari ikatan rangkap asam
lemaknya. Pada lemak, asam lemaknya memiliki sedikit ikatan rangkap (asam
lemak jenuh), sedangkan pada minyak, asam lemaknya memiliki banyak ikatan
rangkap (asam lemak tak jenuh). Kedua ditinjau dari titik lelehnya. Lemak
memiliki titik leleh tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh rendah. Ketiga
ditinjau dari wujudnya. Lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang,
sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang. Keempat ditinjau dari
sumbernya. Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak
umumnya dari tumbuhan. Terakhir ditinjau dari reaktifitasnya. Lemak biasanya
kurang reaktif sehingga tidak mudah tengik. Sedangkan minyak karena
memiliki ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka lebih reaktif dan
menyebabkan mudah tengik.

Anda mungkin juga menyukai