Anda di halaman 1dari 3

ESTETIKA INGGRIS ABAD KE 18

Abad ke-18 merupakan waktu yang kritis serta titik balik dalam sejarah pemikiran
estetika. Pada masa ini sejumlah pemikir Inggris bergulat secara intensif pada masalah "Filsafat
Cita Rasa" (The Philosophy of Taste) dan mau mencari basis bagi estetika dalam bentuk modern.
Karena itu sering dikatakan bahwa estetika modern dimulai pada abad ke-18, terutama dipelopori
oleh para filsuf dan esais Inggris abad ke-18. Sebenarnya pada pertengahan abad ke-18, seorang
filsuf Jerman, Baumgarten (1714-1762) telah menemukan dan menggunakan kata "Estetika",
untuk pertama kalinya, dan kemudian menjadi nama bagi bidang filsafat keindahan. Tetapi
pandangan Baumgarten tidak banyak pengaruhnya bagi perkembangan estetika selanjutnya.
Dalam tradisi pemikiran filsafat terdapat doktrin tentang kemapuan-kemampuan mental (MentalFaculties) yang telah dirintis sejak Abad Pertengahan. Menurut, doktrin ini ada empat kategori
kemapuan :
1. Kemampuan Vegetatif, yang menjelaskan masalah Nutrisi dan Perkembangbiakan.
2. Kemampuan Lokomotif, yang menjelaskan Gerak.
3. Kemampuan Rasional, yang menjelaskan Sikap Mental.
4. Kemampuan Sensoris, yang menjelaskan Persepsi, Imajinasi, dan yang sejenisnya.
A. Anhony Ashley Cooper ( Shaftesbury ) ( 1671-1713 )
Anhony Ashley Cooper ( Shaftesbury ) di lahirkan pada 26 Februari 1671 di London. Ia
belajar secara privat ( 1674-2683 ) di bawah bimbingan John Locke, dan belajar di Winchester
Collage ( 1683-7 ). Setelah meninggalkan sekolah, ia mengunjungi Eropa selama tiga tahun. Dia
menjadi anggota parlemen untuk Poole dari tahun 1695-1698. Dia mewarisi gelar
kebangsawanan Earl of Shaftesbury pada 1699. Pada tahun yang sama ia menerbitkan An
Inquiry Concerning Virtue. Pada 1702, dia mengundurkan diri dari kehidupan umum dan
menulis sisa karangan yang dikumpulkan dalam Characteristics ( 1708-1711 ). Shatesbury
meninggal pada 15 Februari 1713, di Naples.
Shaftesbury beranggapan bahwa apa yang disebut faculty of taste, itu bukan merupakan
satu indra selera sendiri, tetapi yang bersifat dwitunggal, karena mempunyai dua fungsi,
yakni:
1. Sebagai kemampuan moralitas, melakukan moral judgement, berarti mampu menilai
Kesusilaan sesuatu perbuatan orang atau peristiwa.

2. Sebagai kemampuan menikmati keindahan sense of beauty atau indra keindahan.


Penggabungan kedua fungsi itu hingga menjadi satu fakulty didasarkan atas keyakinan bahwa
untuk kedua-duanya diperlukan keiklasan budi, yang ia sebut disinterestedness (tidak
berkepentingan).
B. Francis Hutcheson ( 1694-1746 )
Hutcheson adalah filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menulis tentang estetika dan
moral. Dia menjabat sebagai profesor di Universitas Glasgow dan representatifnutama dari aliran
moral sense. Ada tiga traktat utaman yang diterbitkanya pada perempat pertama abad ke- 18,
yang mengawali disiplin estetika modern dan sebagai salah satu tokoh yang mendudukkan 'sisten
seni modern'. Karya-karyanya antara lain :
- An Inquiry into the Original of our Ideas of Beauty and Virtue ( London: 1725 ).
- Inquiry Concerning Beauty, Order, Harmony, Design ( 1725 ); 4th ed. ( London: 1738 ).
- A Short ntroduction of Moral Philosophy ( Glasgow: 1747 ).
Seperti juga Shaftesbury, Hutcheson berusaha membantah teori psikologi Thomas
Hobbes, yang mengatakan bahwa semua tingkah laku bersifat mementingkan diri. Menurut
Hutcheson alasan menyebut kemampuan mempersepsi keindahan sebagai rasa adalah bahwa
kesadaran akan keindahan itu sifatnya langsung, artinya tanpa melalui pikiran. Pengalaman
keindahan seperti merasakan asinnya garam atau manisnya gula. Hutcheson, berpendapat bahwa
jika pengalaman keindahan bebas dari pikiran, serta kalkulasi otak, maka apresiasi estetis
menjadi tanpa-pamrih. Misalnya, jika saya membuka mata dan melihat sebuah pensil merah,
kesadaran akan kemerahan tidak terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan diri, walaupun ada
niat untuk melihat warna hijau, tetapi saya tidak dapat melakukannya. Teori Hutcheson di desain
agar pengalaman keindahan dan penilaian keindahan menjadi obyektif dengan mengikatnya pada
kemampuan-kemampuan bawaan yang fundamental dari konstitusi diri manusia. Kemapuankemampuan ini tanpa-pamrih, karena mereka adalah indera-indera rasa yang tak gampang
dipengaruhi. Seperti yang dikatakan Hutcheson, bahwa rasa keindahan itu sifatnya pasif;yakni ia
bereaksi secara otomatis, dan rasa keindahan tidak berasal dari "Pengetahuan akan azas-azas,
proporsi-proporsi, sebab-sebab, atau manfaat sebuah obyek.

C. Edmund Burke ( 1728-1797 )


Burke dilahirkan dan mendapat pendidikan di Irlandia. Dia lulus dari Trinity Collage di
Dublin. Burke adalah seorang pengacara dan politisi ulung. Lewat kritiknya atas Revolusi
Perancis, ia menjadi pendiri pemikiran konservatif modern. Kekuatan reputasinya terletak pada
karir politik dan tulisan-tulisanya. Dia diangkat menjadi anggkota Parlemen untuk pertama
kalinya, pada 1760. Dia juga menuli beberapa buku politik dan pamflet, termasuk karya terkenal,
Reflection on the Revolution in France ( 1790 ). Karya ini cenderung mengalahkan karya
awalnya, Philosophy Inquiry into the Origin of Our Ideas of the Sublime and Beautiful ( 1757 ),
yang memberikan kontribusi pada bidang estetika.
D. David Hume ( 1711-1776 )
David Hume (lahir 26 April 1711 meninggal 25 Agustus 1776, Edinburgh, Scotland )
adalah seorang filsuf Skotlandia, ekonomn dan sejarawan. Hume merupakan filsuf besar pertama
dari era modern yang membuat filosofi naturalis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan
atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci,
sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'. Doktrin ini
diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas,
dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas
ideal di dalam. Pemikiran Hume dipengaruhi John Locke. Davi Hume juga dianggap sebagai
filsuf Empirisme terpenting, karya terbesarnya adalah " A Treatise On Human Nature "( 1739 ).
Kontribusi terpentingnya untuk Estetika adalah:
1. Penjelasan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman inderawi. Teori tentang "Prinsipprinsip Asosiasi".
2. Teori tentang "Standar Selera" ( Standard Of Taste ).
3. Prinsip Asosiasi : Kemiripan, Kedekatan Hubungan, Sebab Akibat.
Menurut Hume ada 5 Standard Selera :
1. Kehalusan ( Delicacy ).
2. Pikiran Sehat ( Good Sense ).
3. Terlatih ( Practiced ).
4. Punya Perbandingan ( Comparison ).
5. Bebas dari Prasangka. http://yanuargavrapratama12120210183.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai