Monitoring Kualitas PM10 Menggunakan Thermo Scientific Model 5014i STASIUN METEROLOGI PEKANBARU
Monitoring Kualitas PM10 Menggunakan Thermo Scientific Model 5014i STASIUN METEROLOGI PEKANBARU
Disusun oleh:
WIDYA MARISKA SAVITRI
NIM:1320401041
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kerja
praktek ini.
Laporan Kerja Praktek yang berjudul Monitoring Kualitas PM10
Menggunakan Thermo Scientific Model 5014i ini disusun berdasarkan
pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2015 s/d
31 Desember 2015 di Stasiun Meteorolgi Pekanbaru. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
pembelajaran akhir Program Studi Teknik Elektronika di Politeknik Caltex Riau
Terlaksananya kerja praktek dan penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah menjaga dan melindungi penulis dalam
melaksanakan proses kerja praktek di Stasiun Meteorologi Pekanbaru.
2. Orang tua serta saudara/i penulis yang sudah memberikan doa dan
dorongan, serta semangat kepada penulis saat pelaksanaan kerja praktek.
3. Dosen - dosen di kampus PCR prodi Teknik Elektronika. Ibu Elva
Susianti, S.S.T., M.T. selaku koordinator kerja praktek, Ibu Retno Tri
Wahyuni,S.T., M.T. selaku pembimbing kerja praktek, dan Bapak Yusmar
Palapa Wijaya,S.Si.,M.T. selaku reviewer kerja praktek.
4. Bapak Wahyu Anjarjati selaku pengawas kerja praktek di Stasiun
Meteorologi Pekanbaru yang telah banyak memberikan pengetahuan serta
memberikan arahan hingga laporan ini selesai dibuat.
5. Untuk semua karyawan Stasiun Meteorologi Pekanbaru khususnya untuk
Kak Desi Azzahro dan Bang Fuadi Halmas .
6. Untuk teman seperjuangan kerja praktek, Bella, Aris dan Gosari serta
teman-teman HIMIKA Generasi 13 Politeknik Caltex Riau.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.2
1.2.1
1.2.2
1.3
1.4
1.5
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.6.3
2.6.3
Pemeliharaan ................................................................................... 17
iii
2.6.4
2.6.5
2.6.6
2.7
2.8
3.2
Partikulat ............................................................................................... 24
3.3
4.2
4.3
4.4
Kesimpulan ............................................................................................. 47
5.2
Saran ...................................................................................................... 47
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BMKG .............................................................. 10
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Stasiun Meteorologi Pekanbaru ....................... 11
Gambar 2. 3 Logo BMKG .................................................................................... 20
Gambar 3. 1 Proses Pencemaran Udara ................................................................ 22
Gambar 3. 2 Proses Pengendalian Pencemar Udara ............................................. 23
Gambar 3. 3 INLET PM10 ..................................................................................... 29
Gambar 3. 4 Sensor SHT11 di Met Garden .......................................................... 30
Gambar 3. 5 Kit Sensor SHT11 ............................................................................ 30
Gambar 3. 6 Heater ............................................................................................... 31
Gambar 3. 7 Control Panel Model 5014i .............................................................. 31
Gambar 3. 8 Vacump Pump .................................................................................. 32
Gambar 4. 1 Konsentrasi Parikulat PM10 Pekanbaru ............................................ 34
Gambar 4. 2 Citra Satelit Aqua ............................................................................. 35
Gambar 4. 3 Thermo Scientific Model 5014i ....................................................... 36
Gambar 4. 4 Skema Cara Kerja Model 5014i ....................................................... 37
Gambar 4. 5 Hardware Model 5014i..................................................................... 40
Gambar 4. 6 Rear Panel Model 5014i ................................................................... 42
Gambar 4. 7 Front Panel Connector Board ........................................................... 43
Gambar 4. 8 Digital Output Board ........................................................................ 44
Gambar 4. 9 Display Front Panel .......................................................................... 45
Gambar 4. 10 Display Home PM10 ....................................................................... 45
Gambar 4. 11 Display Report PM10 ...................................................................... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Klasifikasi Zat Zat Pencemar ............................................................ 24
Tabel 3. 2 Baku Mutu Udara Ambient Nasional .................................................. 26
Tabel 3. 3 Kategori Indeks Standar Pencemaran Udara ....................................... 28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
oleh Politeknik Caltex Riau (PCR). Merupakan salah satu syarat yang harus
dilengkapi seorang mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika dalam mencapai gelar
Ahli Madya. Pelaksanaan kerja praktek adalah salah satu media penghubung
antara teori yang diperoleh di perkuliahan dengan dunia kerja nyata. Perbedaan
perbandingan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan, bisa saja sangat
berbeda pada penerapan di lingkungan kerja. Sebagai seorang mahasiswa Teknik
Elektronika, kewajiban untuk memahami serta mengerti akan situasi lingkungan
kerja adalah sangat penting untuk dipelajari. Sehingga hal ini dapat meminimalisir
kesalahan dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi pada dunia kerja yang
sesungguhnya.
Suatu lembaga pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan juga mampu bersaing seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu maka setiap lulusan (FRESH
GRADUATE ) akan mendapatkan kesempatan pekerjaan yang banyak. Politeknik
Caltex Riau sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berorientasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Provinsi Riau, terus berusaha
untuk melakukan hal tersebut. Melalui program KP, yang merupakan wadah
dimana setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri dan
potensi yang dimilikinya dan mengaplikasikan keahlian yang diperoleh pada
perusahaan atau instansi tertentu.
BMKG adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK)
yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Dengan melakukan kerja praktek di BMKG maka diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai aplikasi ilmu teknik elektronika dibidang
instrumentasi, telemetri dan sistem komunikasi yang ada di BMKG.
1.2
1.2.1
Tujuan Umum
1.
2.
3.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
1.3
masukan
guna
perbaikan,
menambah,
dan
1.4
1.5
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang saya gunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang dilakukannya kerja praktek,
tujuan dan manfaat kerja praktek bagi mahasiswa,
universitas
dan
perusahaan,
waktu
dan
tempat
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Berisi
tentang
sejarah
BMKG
(Badan
Meteorologi
BAB 111
DASAR TEORI
Berisi penjelasan tentang pencemaran udara, pengertian dan
klasifikasi partikulat serta perangkat keras yang berada
pada Thermo Scientific Model 5014i.
BAB IV
PEMBAHASAN
Menjelaskan Thermo Scientific Model 5014i, prinsip kerja,
bagian-bagian dari Thermo Scientific Model 5014i serta
telemetri pengiriman data pengukuran Thermo Scientific
Model 5014i.
BAB V
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran bagi Stasiun
Meteorologi Pekanbaru mengenai sistem pemeliharaan dari
Thermo Scientific Model 5014i.
BAB IV
PEMBAHASAN
Menjelaskan Thermo Scientific Model 5014i, prinsip kerja,
bagian-bagian dari Thermo Scientific Model 5014i serta
telemetri pengiriman data pengukuran Thermo Scientific
Model 5014i.
BAB V
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran bagi Stasiun
Meteorologi Pekanbaru mengenai sistem pemeliharaan dari
Thermo Scientific Model 5014i.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1
Sejarah BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara Peroroangan oleh
Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca
dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama
Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan
penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902
pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan
gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal
seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal
dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi
pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa
meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa
pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua. Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di
lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani
kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan
Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya
diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga
Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun
1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda,
Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan
Pusat
2.2
Visi
Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka
mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan nasional,
dan berperan aktif di tingkat Internasional.
Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika yang handal ialah pelayanan BMKG terhadap penyajian data,
informasi pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika yang akurat, tepat sasaran, tepat guna, cepat, lengkap, dan dapat
dipertanggungjawabkan
b. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan
merumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasa
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika serta mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa;
Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas
yaitu berupa langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan Misi yang telah
ditetapkan yaitu :
1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.
3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,
klimatologi , kualitas udara dan geofisika.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di Bidang meteorologi,
klimatologi , kualitas udara dan geofisika.
2.3
diatas,
Badan
Meteorologi
Klimatologi
dan
nasional
kebijakan umum
Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
a.
Perumusan kebijakan
dan
di
bidang
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Pelaksanaan
pendidikan
dan
pelatihan
keahlian
dan
manajemen
n.
o.
p.
q.
r.
2.4
10
2.5
2.6
2.
11
3.
4.
5.
Melaksanakan
pengamatan
meteorologi
permukaan
7.
curah hujan,
curah hujan,
10.
11.
12.
12
2.6.2
Pengelolaan Data
a.
Pengumpulan Data
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
13
10.
tanggung
jawabnya
ke
Badan
Meteorologi,
12.
13.
b.
Pengolahan Data
1.
Melaksanakan
pengolahan
dan
pengarsipan
data
hasil
3.
4.
c.
14
2.
Paling sedikit 2 (dua) kali per hari pada jam 00 dan 12 UTC bagi
stasiun meteorologi yang memberikan layanan penerbangan.
3.
Melaksanakan
interpretasi
produk
Numerical
Weather
5.
6.
7.
8.
9.
10.
15
2.6.3
Pelayanan Jasa
1.
2.
3.
4.
5.
sesuai
dengan
kebutuhan/permintaan
bagi
stasiun
16
9.
10.
2.6.3
Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
17
8.
9.
10.
11.
12.
peralatan di
14.
2.6.4
Koordinasi / Kerjasama
Melaksanakan kerja sama di bidang penyelenggaraan meteorologi dan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan instansi pemerintah,
pemerintah daerah, badan hukum dan/atau masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2.6.5
Tugas Administrasi
Melaksanakan
tugas
administrasi
meliputi
ketatausahaan,
18
2.6.6
Tugas Tambahan
1.
2.
3.
4.
5.
oleh
SDM
sesuai
dengan
bidang
dan
7.
Pembinaan
terhadap
tugas
tambahan
yang
dilakukan
19
2.7
Logo BMKG
a. Bentuk Logo
Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berbentuk
lingkaran dengan warna dasar biru, putih dan hijau, di tengahtengah warna putih terdapat satu garis berwarna abu-abu. Dibawah
logo yang berbentuk lingkaran terdapat tulisan BMKG.
b. Makna Logo
Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG berupaya
semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan
informasi
meteorologi
klimatologi
dan
geofisika
dengan
Dalam
menjalankan
fungsinya,
BMKG
berupaya
20
c. Arti Logo
1.
2.
3.
yang melambangkan
hasil
maksimal
yang
diharapkan;
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
2.8
: 0761-674714
Fax
: 0761-674714
Website
: www.stametpekanbaru.com
21
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara ini menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya
lapisan ozon adalah salah satu dampak yang harus diwaspadai karena ini berarti
menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati, kelangsungan makhluk hidup di
bumi dan keberadaan bumi itu sendiri.
Secara skematik Pencemaran udara dapat diuraikan dalam 3 komponen
dasar seperti diagram di bawah ini.
Sumber Emisi
Antropogenik
Biogenik
Pencemar
Atmosfer
Mixing &
Transformasi
kimia
Reseptor
Dilusi
Reaksi
Manusia
Tumbuhan
Hewan
Material
Dampak
Kesehatan
Korosi
Kerusakan
Akibat adanya reaksi kimia yang terjadi di atmosfer, pencemar udara dibagi
menjadi :
1. Pencemar primer (primary pollutants), merupakan zat pencemar yang
berasal dari sumber. Contohnya: SO2, partikulat (PM10 dan PM2.5), CO
dan NOx.
2. Pencemar sekunder (secondary pollutants), merupakan zat pencemar yang
terbentuk akibat interaksi kimiawi antara pencemar primer dan senyawa22
23
( sumber : KEP-107/KABAPEDAL/11/1997)
3.2
Partikulat
Partikel dapat diartikan sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk
padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitannya dengan
masalah pencemaran lingkungan, pencemaran partikel dapat meliputi berbagai
macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk
kompleks yang semuanya merupakan bentuk pencemaran udara. Sumber
pencemaran partikel akibat aktivitas manusia sebagai besar berasal dari
24
pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat
transportasi.
WHO (2006) memaparkan bahwa partikulat (PM) adalah campuran
heterogen bervariasi dalam sifat fisik kimia tergantung pada kondisi meteorologi
dan sumber emisi. Standar kualitas udara saat ini untuk PM menggunakan
konsentrasi massa PM [PM dengan diameter aerodinamis 10m (PM10) atau
2,5m (PM2.5)] sebagai metrik, yang didukung oleh studi kesehatan
menunjukkan asosiasi yang kuat antara konsentrasi massa ambien PM dan
beragam efek yang merugikan kesehatan. Namun, ada kemungkinan bahwa tidak
setiap komponen PM sama pentingnya dalam menyebabkan efek kesehatan
tersebut (Jannsen, 2011).
Partikulat terdiri dari beberapa jenis berdasarkan distribusi partikelnya,
atara lain :
1. Partikel halus (Fine partikel): Partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 m
(PM2.5). Partikel patikel ini terbentuk dari gas dan kondensasi uap suhu
tinggi selama pembakaran. PM2.5 terdiri dari berbagai kombinasi senyawa
sulfat, senyawa nitrat, senyawa karbon, amonium, ion hidrogen, senyawa
orgnik, logam (Pb, Cd, V, Ni. Cu, Zn, Mn dan Fe), dan partikel terikat air.
Sumber utama PM2.5 adalah pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran
vegetasi, serta peleburan dan pengolhan logam. Masa PM2.5 di atmosfer
adalah dari hari sampai minggu dan rentang jarak perjalanan dari 100
sampai 1000 km.
2. Partikel kasar (Coarse partikel): Partikel berukuran antara 2,5 - 10 m
(PM10) . PM10 terbentuk dari proses mekanik (misalnya pnghancuran,
penggilingan, abrasi permukaan), penguapan semprotan, dan suspensi
debu. PM10 terdiri dari oksida aluminosilikat dan oksida lainnya dari
elemen kerak, dan sumber sumber utama termasuk debu dari jalan,
industri, pertanian, konstriksi dan pembongkaran, dan fly ash dari
pembakran bahan bakar fosil. Masa PM10 adalah dari menit ke jam dan
jarak perjalanan yang bervariasi dari <1 Km sampai 10 Km. Partikulat
ukuran kurang dari 10 mikron mempunyai beberapa nama lain, yaitu PM10
25
yang
terdapat
pada Peraturan
Waktu
No
Parameter
Pengukur
Baku Mutu
Metode Analisa
Peralatan
an
1.
SO2
1 Jam
900 g/Nm3
(Sulfur
24 Jam
365 g/Nm3
26
Pararosanilin
Spektrofotome
ter
2.
Dioksida)
1 Thn
60 g/Nm3
CO
1 Jam
30.000
(Karbon
24 Jam
g/Nm3
Dioksida)
1 Thn
10.000
NDIR
NDIR
Analyzer
g/Nm3
3.
4.
5.
NO2
1 Jam
400 g/Nm3
(Nitrogen
24 Jam
150 g/Nm3
Dioksida)
1 Thn
100 g/Nm3
O3(Oksid
1 Jam
235 g/Nm3
Chemiluminesc
Spektrofotome
an)
1 Thn
50 g/Nm3
ent
ter
HC
3 Jam
160 g/Nm3
Flame
Gas
Ionization
Charomatogarf
(Hidro
Saltzman
ter
Karbon)
6.
7.
8.
Spektrofotome
PM10
24 Jam
150 g/Nm3
Gravimetric
Hi-Vol
PM2.5
24 Jam
65 g/Nm3
Gravimetric
Hi-Vol
Gravimetric
Hi-Vol
Gravimetric
Hi-Vol
Ekstraktif
AAS
1 Jam
15 g/Nm
TSP
24 Jam
230 g/Nm3
(Debu)
1 Jam
90 g/Nm3
Pb(Timah 24 Jam
Hitam)
1 Jam
2 g/Nm3
1 g/Nm
Pengabuan
9.
Dutsfall
30 Hari
10 Ton/Km2
(Debu
/Bulan
Jatuh)
(Pemukiman)
20 Ton/Km2
/Bulan
(Industri)
27
Gravimetric
Cannister
Berikut ini adalah tabel kategori Indeks Standar Pencemaran Udara yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, yaitu
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.107 Tahun 1997
Tanggal 21 November 1997, yang dijadikan pedoman oleh Stasiun Meteorolgi
Pekanbaru dalam mengkategorikan rentang pencemaran udara.
No.
Kategori
Rentang
0 50
1.
Kategori Baik
2.
Kategori Sedang
3.
4.
5.
Kategori Berbahaya
( sumber : KEP-107/KABAPEDAL/11/1997)
3.3
Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan oleh Thermo Scientific Model 5014i
antara lain, INLET ( PM10 atau PM2.5 ), Sensor SHT11, Heater, Control Panel
Model 5014i, dan Vacump Pump sebagai perangkat keluaran.
Berikut akan
1.
28
MICRON INLET (model SA246b). Laju pengukuran volume pada pintu inlet
adalah 16.67 liter/menit. Dengan sistem kontrol aliran yang stabil maka laju aliran
pada inlet dapat dijaga dengan kosntan.
2.
Sensor SHT11
SHT11 Module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban
relatif dari Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu dan
kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan maupun
aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan. Sensor SHT11 akan
mengukur suhu aliran sampel yang dating saat proses sampling, dan berfungsi
untuk kompensasi massa udara dan sistem alir.
Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.
2. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau dari -40F hingga +254,9F
dan kelembaban relatif dari 0%RH hingga 1%RH.
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5C pada suhu 25C
dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga 3,5%RH.
4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.
5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi
sensor lock-up.
6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 W.
29
3.
Heater
Heater merupakan sebuah tabung pemanas yang berfungsi untuk
30
Gambar 3. 6 Heater
4.
5.
Vacump Pump
Vacump Pump berfungi untuk menjaga tekanan pada proses pengambilan
sampel dan pada saat pengukuran sampel. Sensor tekanan ini berfungsi untuk
mengukur perbedaan tekanan antara subsonic orifice, vacum, dan barometric
pressure.
31
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
33
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kualitas udara pada tanggal 13
November 2015 berada dalam kategori baik. Data kualitas udara ini merupakan
data real time yang akan update setiap jam.
Berikut merupakan gambar dari Citra Satelit Aqua yang diambil pada
tanggal 27 September 2015. Terlihat kepekatan udara di Provinsi Jambi dan
Provinsi Sumatra Selatan, kemudian menyebar ke Provinsi Riau akibat dari arah
angin yang mengarah ke Provinsi Riau.
34
Dibawah ini merupakan gambar dari Thermo Scientific Model 5014i yang
berada di Met Garden Stasiun Meteorologi Pekanbaru :
35
Ambient INLET
( PM10 atau PM2.5 )
Sensor SHT11
Heater
Contor panel
Model 5014i
Vacum Pump
4.2
sebuah area yang disebut dengan filter tape untuk mendeteksi massa partikel
ambien yang tersimpan. Selain itu model 5014i dapat mengukur emisi partikel
alpha secara langsung dari aerosol ambien. Pengukuran massa halus partikulat
secara bersamaan pada filter tape dan pengukuran volume sampel, akan
menghasilkan pengukuran konsentrasi partikulat ambien yang berkelanjutan.
Dibawah ini merupakan skema cara kerja Thermo Scientific Model 5014i
yang berada di Stasiun Meteorologi Pekanbaru :
36
37
3) Partikulat masuk ke dalam filter tape fiber glass yang berada diantara
proportional detector dan
14
38
Proses kerja pada Model 5014i telah dibuktikan melalui uji coba
berdasarkan standar U.S. EPA. Proses ini akan mengurangi tingakat error dan
menghasilkan pembacaan yang lebih stabil, terhadap konsentrasi partikulat
ambien yang lebih rendah .
4.3
Disini akan dijelaskan fungsi dan lokasi komponen sistem, memberikan gambaran
tentang struktur firmware, termasuk deskripsi dari sistem elektronik dan koneksi
I/O sebagai berikut:
a. Hardware
Model 5014i Hardware terlihat pada (gambar 4.4) meliputi :
1. Primary measurement head
2. Detector amplifier
3. Cam photo interrupt board assembly
4. Counter wheel interrupt board assembly
5. Proportional valve
6. Cam motor
7. Tape motor
8. Pressure board
39
b. Firmware
Fungsi dari prosesor firmware dibagi menjadi 3 bagian:
1. Instrument control
Prosesor low-level embedded digunakan untuk mengontrol fungsi
pada panel control, seperti I/O analog dan digital. Proses ini
dikendalikan melalui interface serial dengan prosesor single high
level dan juga mengontrol user interface pada front panel.
2. Monitoring signals
Sinyal dikumpulkan dari low-level prosesor setiap detik, dan di
proses oleh high-level prosesor untuk menghasilkan nilai akhir
pengukuran. Waktu rata rata dari perhitungan setiap detik akan
dilaporkan kepada operator. Apabila waktu rata rata besar dari
10 detik, maka waktu yang dilaporkan adalah setiap 10 detik.
3. Output Communication
40
Front panel display, port data serial & ethernet, dan analog output
merupakan cara komunikasi hasil perhitungan dari kualitas PM10.
Front panel display akan menampilkan konsentrasi PM10 secara
bersamaan. Display akan ter-update setiap 1-10 detik tergantung
pada waktu rata rata . Range analog output dapat diatur oleh
operator melalui firmware.
c. Electronics
Semua perangkat elektronik beroperasi dengan menggunakan universal
switching supply, yang mampu auto sensing tegangan input dan bekerja
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Eksternal pompa dan heater
beroperasi pada 110V AC kemudian tombol on/off mengontrol semua
daya dan untuk melakukan analisa dapat akses pada front panel.
1. Motherboard, meliputi main processor, power supplies, dan
subprosesor, dan berfungsi sebagai hub komunikasi untuk berbagai
instrumen. Motherboard menerima perintah dari operator melalui
tombol fungsi dari front panel dan I/O koneksi pada raer panel.
Motherboard bertugas mengirimkan perintah untuk mengontrol
fungsi dari setiap instrumen serta mengumpulkan pengukuran dan
informasi diagnostik. Output motherboard adalah data pengukuran
dengan tampilan grafis. Motherboard ini juga berisi I/O sirkuit dan
konektor yang berfungsi untuk memantau jalur status digital
eksternal beserta tegangan output analog yang mewakili data
pengukuran PM10 dan Sensor SHT11. Konektor yang terletak pada
motherboard meliputi:
a. Konektor eksternal terdiri dari, External Accessory, RS232/485 Communications, Ethernet , I/O konektor dengan
Power Fail Relay, 16 Digital Input, dan 6 Analog Voltage
Output.
b. Konektor internal terdiri dari, Function Key Panel dan
Display, Measurement Interface Board, I/O Expansion
Board, Digital Output Board, AC Distribution.
41
42
43
d. I/O Componenets
4.4
detector nantinya akan mucul dan ditampilkan pada display front panel.
Sebelumnya, sinyal keluaran akan dikumpulkan setiap detiknya oleh low level
prosesor dan di proses oleh high level prosessor untuk menghasilkan nilai akhir
pengukuran. Selanjutnya data pengukuran akan muncul pada display front panel
yang ter-update setiap 1 10 detik. Range analog output dapat diatur oleh
operator melalui firmware. Dibawah ini merupakan gambar dari display front
panel yang telah menampilkan hasil pengukuran kualitas PM10 :
44
45
Dari tampilan diatas kita dapat mengetahui bahwa, pada tanggal 18 Januari
2016 pukul 8:59 AM konsentrasi PM10 sebesar 122,716 gram/m3 dengan su u
27
dan
85,28. Pada tampilan data masuk, data akan terkirim setiap 5 menit,
dan akan tersimpan dalam tampilan data masuk. Tetapi dalam grafik PM10 yang
nantinya akan dimasukan kedalam Website ( www.bmkg.go.id ) adalah rata rata
kualitas PM10 selama 1 jam.
Sedangkan dibawah ini merupakan tampilan pemantauan PM10 bagian
report. Pada gambar terlihat tampilan grafik PM10 setiap 5 menit. Garis biru
merupkan data masuk PM10 setiap 5 menit. Sedangkan garis merah merupakan
batas ambnag nilai PM10 yaitu 150 gram/m3 .
46
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. PM10 adalah partikulat padat atau cair yang melayang di udara dengan
nilai median ukuran diameter aerodinamik kurang dari 10 mikron.
2. Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara, baku mutu udara ambient nasional 24
jam untuk PM10 adalah sebesar 150 g/m3 , untuk PM2.5 sebesar 65 g/m3.
3. Thermo Scientific Model 5014i merupakan alat cuaca yang dapat
mengukur konsentrasi massa partikulat halus (misalnya, TSP, PM10, PM2,5
dan PM1) dengan menggunakan redaman beta.
4. Sistem pengiriman data Thermo Scientific Model 5014i menggunakan
erthernet dan RS-232 atau RS-485.
5. Thermo Scientific Model 5014i menggunakan sensor SHT11 untuk
mengukur suhu dan kelembaban
5.2
1.
Saran
2.
47
DAFTAR PUSTAKA
[1].
[2].
[3].
Serta
InformasiIndeks
Standar
Pencemar
Udara[online]http://skpd.batamkota.go.id/dampaklingkungan/files/2012/0
4/Kep-107-Thn-97.pdf [diunduh tanggal 2 Desember 2015]
[4].
[5].
[6].
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67