Anda di halaman 1dari 8

Apa produk kita? Barang, jasa, atau apa?

Apapun itu, pelajari satu demi satu


produk yang kita miliki, bahkan hafal di luar kepala kalau perlu. Pengertian, jenis,
spesifikasi, dan prosedur-prosedur untuk masing-masing produk harus benarbenar kita kuasai. Jangan sampai terjadi kita gagap ketika menjelaskan produk.
Terlebih lagi, ketika kita dituntut untuk melakukan presentasi.

Apa saja kelebihan dan kekurangan produk yang kita miliki?


Mengetahui kelebihan dan kekurangan produk kita itu mutlak hukumnya.
Kelebihan dari produk yang kita miliki adalah nilai jual yang harus kita tonjolkan
ketika kita melakukan pemasaran. Begitu pula dengan kekurangan produk kita.
Ketika kita memahami betul bahwa produk kita memiliki kekurangan, maka
kelebihan dari produk kitalah yang harus kita gunakan untuk menyamarkan
kekurangan tersebut. Menyamarkan tidak sama dengan menutupi, ya.
Kekurangan produk kita tetap kita informasikan setelah semua keunggulannya
kita beritahukan. Sehingga, nasabah tidak merasa dibohongi dan produk kita
tetap memiliki nilai jual yang tinggi.

Who (Siapa)

Siapa, dalam hal ini adalah siapa sasaran dan target kita.
Setelah mengetahui spesifikasi masing-masing produk dan mengetahui
kelebihan dan kekurangannya, langkah selanjutnya adalah menentukan pangsa
pasarnya. Siapa yang menjadi target kita. Siapa yang kita prediksikan menjadi
sasaran dari produk kita.
Untuk dapat mengetahui siapa target dan sasaran kita, masing-masing produk
harus dipilah dan diklasifikasikan. Pelajari kriteria dan persyaratan dari produk
yang kita miliki, kemudian sesuaikan dengan sasaran yang akan kita bidik. Perlu
juga kiranya mempelajari garis besar karakter masyarakat, komunitas, atau
kelompok yang akan kita pilih menjadi sasaran pemasaran. Sehingga, kita dapat
lebih mempersiapkan diri ketika harus berhadapan dengan target dan sasaran
kita.
Dengan cara demikian, kita bisa lebih fokus dalam memasarkan karena target
dan sasaran jelas. Kita juga bisa lebih maksimal dalam membekali diri dengan
pengetahuan tentang produk yang akan kita pasarkan. Selain itu, kita juga bisa
lebih hemat dan efisien karena telah memiliki gambaran pasti mengenai siapa

dan seperti apa sasaran yang akan kita hadapi. Misalnya, produk A akan sesuai
untuk kalangan A, sedangkan produk B sasarannya adalah karyawan B.

When (Kapan)
Kapan, sangat berkaitan dengan penentuan atau pemilihan waktu yang tepat
untuk melakukan pemasaran. Menentukan waktu yang tepat atau setidaknya
sesuai, secara tidak langsung sama dengan memetakan sasaran kita. Kita
dituntut untuk dapat membuat kategori waktu yang disesuaikan dengan jenis
produk yang kita miliki, kemudian barulah sasaran kita pilah-pilah berdasarkan
kategori waktu yang telah kita buat. Atau dapat dikatakan menyesuaikan dengan
momennya.
Momen atau waktu yang tepat dapat mempermudah pemasaran kita. Karena
tingkat kebutuhan masyarakat selalu berubah-ubah sesuai dengan waktunya.
Bila kita bisa lebih jeli mengamati dan memilah-milah waktu berdasarkan
kebutuhan masyarakat, kita akan sangat terbantu dalam melakukan pemasaran.
Pemasaran kita bisa lebih efektif dan maksimal bila sesuai dengan momennya.

Contoh mudah:
Seragam sekolah bukanlah kebutuhan pokok. Agar dapat terjual, dibutuhkan
momen yang tepat. Seragam sekolah akan sangat laku pada saat pergantian
semester atau kenaikan kelas, begitu pula produk tas dan sepatu. Untuk hari-hari
biasa, seragam sekolah tidak banyak dicari orang. Jadi, waktu yang tepat untuk
memasarkan seragam sekolah adalah ketika kenaikan kelas.
Kita bisa mengatur strategi yang tepat untuk mendongkrak penjualan pada
waktu itu, karena saingan kita juga pasti tidak sedikit. Atau setidaknya, sebulan
atau dua bulan sebelum kenaikan kelas, kita telah mencuri start untuk mencari
chanel atau jaringan terlebih dahulu, sehingga penjualan kita bisa lebih
meningkat. Yang penting momen kita tepat, jadi penjualan kita bisa lebih
maksimal.

Where (Dimana)
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pemetaan lokasi. Menentukan
dimana kita harus melakukan pemasaran juga penting karena sangat berkaitan
dengan efektivitas kinerja. Menentukan tempat atau lokasi pemasaran tidak bisa
sembarangan. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar dapat
menentukan lokasi yang tepat untuk memasarkan produk kita sehingga kinerja
bisa lebih efektif.
Pertama, sesuaikan jenis produk yang akan kita pasarkan dengan kondisi
masyarakat di wilayah tersebut. Kondisi yang dimaksud antara lain, tingkat

pendapatan, jenis pekerjaan, dan kultur atau karakter masyarakat di wilayah


tersebut. Sesuaikah dengan produk yang akan kita pasarkan? Jika sekiranya
tidak sesuai, jangan memaksakan diri untuk tetap melakukan penetrasi pasar di
daerah tersebut, karena kita hanya buang-buang waktu, tenaga, maupun biaya
pemasaran.
Kedua, pelajari kompetitor kita. Sudah adakah produk yang sejenis dengan
produk kita yang beredar di wilayah tersebut? Bagaimana penerimaan
masyarakat di wilayah tersebut? Adakah celah yang bisa kita manfaatkan untuk
penetrasi produk kita?
Untuk dapat melakukan pemasaran di suatu wilayah yang sebelumnya telah
dimasuki oleh kompetitor kita, terlebih lagi, jika wilayah tersebut memang
wilayah yang kita anggap potensial, setidaknya produk kita harus satu langkah
lebih unggul dari kompetitor kita. Jika tidak, jangan salahkan masyarakat bila
produk kita dilirik saja pun tidak.

Menentukan wilayah atau lokasi pemasaran itu penting. Selain kinerja kita bisa
lebih efektif dan efisien karena lokasi pemasaran jelas, kita juga dapat
mempelajari secara langsung, ada tidaknya produk yang sejenis dengan produk
kita, bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah tersebut, sekaligus
mengetahui wilayah-wilayah potensial. Karena semakin banyak kompetitor yang
bermain di wilayah tersebut, semakin potensial pula wilayah tersebut. Namun,
itu juga berarti kita harus lebih berhati-hati dan waspada, karena masyarakatnya
bisa jadi lebih cerdik dalam memanfaatkan situasi tersebut.

Why (Mengapa)
Dalam melakukan pemasaran, tentu tidak semudah membalik telapak tangan.
Pasti ada kendala-kendala yang menyertai. Oleh sebab itu, unsur Why atau
Mengapa ini juga menjadi salah satu unsur yang cukup penting.
Mengapa, dalam hal ini adalah cara yang kita gunakan untuk mengetahui segala
macam kendala, hambatan, maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan
keberhasilan maupun ketidakberhasilan produk kita di pasaran. Kita perlu
menganalisa kembali, sebab-sebab produk kita tidak mampu menembus pasar.
Setelah itu, kita juga perlu menggali informasi mengenai kompetitor atau
pesaing kita untuk mengetahui sebab maupun alasan di balik keberhasilannya
dalam menembus pasar.

Mengapa strategi pemasaran yang lama tidak berhasil? Mengapa produk kita
tidak diminati?
Untuk menjawab itu, kita perlu tahu bagaimana kondisi riil di lapangan, siapa
pesaing atau kompetitor kita, apa saja kendalanya. Kita juga perlu menggali

pengalaman ataupun mencari masukan dari karyawan lama atau dari petugas
pemasaran yang sebelumnya.
Sebagai contoh, kampung A adalah wilayah potensial, tetapi mengapa di
kampung A produk kita tidak diminati? Produk kita yang kurang sesuai atau cara
kita yang kurang pas ketika memasarkan? Kita gali informasi sebanyakbanyaknya untuk mencari celah-celah solusi yang masih mungkin kita gunakan
untuk menembus kampung A tersebut. Dengan cara demikian, kita bisa lebih
maju satu langkah daripada petugas pemasaran yang sebelumnya.
How (Bagaimana)
Setelah memahami penjelasan masing-masing dari unsur W, berikutnya kita
akan masuk pada unsur H yaitu How atau Bagaimana. Unsur How atau
bagaimana yang dimaksud adalah bagaimana cara kerja kita selanjutnya, yaitu
meramu poin-poin pentingnya dan bersiap untuk action di lapangan.
Pemetaan berdasarkan unsur W sudah kita lakukan, selanjutnya poin-poin
penting yang sudah kita petakan pada masing-masing unsur W kita ramu untuk
menentukan strategi pemasaran kita di lapangan. Rumusan dari unsur W kita
pelajari kemudian kita simpulkan untuk menjadi bekal kita di lapangan. Ketika di
lapangan kita telah memiliki gambaran mengenai sasaran dan cara penetrasi
pasarnya. Sehingga cara kerja kita menjadi lebih efektif dan efisien.

Selain itu, kita juga harus tetap berserah diri pada Allah SWT, Tuhan YME, karena
sebagus apapun strategi pemasaran kita dan sekeras apapun usaha kita
menjalankannya, tanpa ridho dan restu dari Allah SWT, hasilnya hanya akan 0
(nol). Oleh sebab itu, usaha, kerja keras, dan doa harus seiring sejalan. Sholat
Tahajud di malam hari, sholat Dhuha sebelum mulai bekerja, atau puasa Senin
Kamis, adalah bagian dari ikhtiar kita untuk mencapai keberhasilan. Semoga
Allah selalu memberi kemudahan. Amin.

Demikian, semoga bermanfaat.


Ditulis untuk memberi motivasi pada staf marketing baru di sebuah lembaga
keuangan syariah.
Baca juga : Tips Pemasaran untuk Marketing Baru

With love,
Bunda Aisykha
Menurut Yoris Sebastian, konsep 5W1H yang dimaksud oleh dirinya adalah Who
am I, What am I Offering, Why does It Matter, Who is the Market, When
is the Right Time, dan How to Attract.

WHAT: Definisikan selengkap-lengkapnya mengenai produk, fitur dan segala


kelebihannya. Semakin banyak keunggulan yang bisa anda tampilkan, maka
semakin powerful produk anda.
Misalnya: Apa produk anda? Apa saja fitur-fiturnya? Mudah? Mudah digunakan?
Mudah dijangkau? Spare-part murah dan mudah didapatkan? Disediakan jasa
maintenance, dan perbaikan? Pembelian bisa diantar ke rumah? Harga jual
kembali masih tinggi? Desain sporty? Menawarkan banyak variasi pilihan? Dan
sebagainya.

WHO: Kemudian identifikasikan semua calon konsumen potensial. Semakin


banyak dan semakin detil anda bisa mengidentifikasi mereka, maka semakin
tinggi kemungkinan produk anda terjual laris di pasaran.

Misalnya: Anda membidik segmen mahasiswa. Sebutkan nama perguruan tinggi


apa saja, jurusan/prodi apa saja, angkatan berapa saja, gender, tingkat ekonomi,
dan sebagainya. Atau, anda membidik segmen masyarakat kelas menengah.
Sebutkan fitur-fitur mereka, misalnya kota/daerah domisili, income/bulan, usia,
gender, dan sebagainya.

WHY : Langkah berikutnya, anda harus bisa menemukan alasan MENGAPA


masing-masing WHO tersebut mau membeli atau menggunakan produk anda.

Rumus sederhananya sebagai berikut:

WHY = WHAT dihubungkan dengan WHO.

Misal, bisnis anda menjual baju, sepatu, pernik, suvenir yang berhubungan
dengan sepak bola berkualitas , membidik segmen mahasiswa dan mahasiswi
dengan kondisi keuangan pas-pasan. Berikut beberapa alasan (WHY) yang
HARUS berhasil dibangun berdasarkan analisa WHAT dan WHO, yaitu : Tidak

mahal (sesuai kantong mahasiswa), lengkap variasinya (mahasiswa senang


memilih dan mencoba-coba), mudah dijangkau (membuka gerai di dekat
kampus), kualitas tinggi (mahasiswa akan merasa tidak menggunakan barang
ecek-ecek), tempat belanja nyaman ber-AC, pembelian bisa via Online
(mahasiswa menyukai hal-hal yang praktis dan cepat), dan sebagainya. Semakin
banyak WHY (WHAT, WHO) yang berhasil diidentifikasi maka semakin
menunjukkan good marketing.
WHERE & WHEN: Dimana segmen pasar (calon konsumen) berada? Dan kapan
mereka bisa dibidik oleh media marketing kita.
Misalnya, dimana para mahasiswa biasanya berada, atau dapat dijangkau?
Ketika anda menjawab: a) di kampus, b) di rumah/kos, c) di mall, d) di jalan, dan
last but not least, e) di internet, maka pertanyaan berikutnya adalah, Kapan
biasanya mereka berada di a,b,c,d dan f?. Maka anda akan menjawab, a) pagisiang-sore, b) petang-malam, c) malam, d) tak tentu waktunya, dan e) pagi
(agak jarang), siang (kadang-kadang), sore (kadang-kadang), petang (lumayan
sering), malam (sering).
HOW: Tentukan media marketing apa saja yang akan dijalankan, berdasar analisa
5W yang telah disusun.
Oke, sampai pada tahap ini anda sudah berhasil mengkorelasikan 5W. Maka
langkah selanjutnya adalah buat pola 5W tersebut sehingga memunculkan HOW
atau langkah-langkah apa yang akan anda lakukan.

Misal, anda memiliki pola sebagai berikut: What (Baju/pernik bola), Who
(membidik segmen mahasiswa), Why (murah-berkualitas-sistem pembelian
mudah), Where (di rumah/kos), When (malam hari), maka most likely pilihan
HOW anda adalah Marketing Online.
Ketika anda sudah menentukan HOW (marketing online), tidak boleh berhenti
disini. HOW tersebut harus diperdalam sampai sedetil-detilnya. Maka anda akan
melakukannya sebagai berikut:

Marketing Online Twitter, Facebook/Fanpage, dan Blog.


Twitter: Berisi teks yang unik dan menggelitik secara cerdas. Disertai alamat
Blog, FB dan No.HP untuk menggiring calon konsumen ke sumber informasi yang
lebih lengkap. Dilakukan oleh tim beranggotakan 10 mahasiswa part-time. Ngetwit setiap saat, tapi mostly di malam hari (pukul 18.00 sd 22.00). Masingmasing mahasiswa wajib membuat 20 twit perhari, plus menjawab pertanyaan.
Mengadakan kuis via Twitter. Dan sebagainya.
Facebook/Fanpage: Berisi berbagai foto/poster digital berisi produk-produk yang
berlainan. Diupdate 5x sehari. Disertai deskripsi tentang produk yang

ditampilkan. Disertai dengan no HP, alamat gerai, email, akun twitter, alamat
Blog.
Blog: Berisi artikel tentang ulasan keunggulan produk dan dinamika komunitas
pelanggan. Satu artikel baru per hari. Berisi katalog produk, yang terus diupdate
setiap hari. Desain blog harus atraktif dan berjiwa muda. Dilakukan dan dikelola
oleh 2 mahasiswa part-time. Dan sebagainya.
Catatan: Anda bisa menentukan berbagai HOW, misalnya: penyebaran brosur,
pemasangan iklan di koran, pemasangan spanduk, umbul-umbul, penempelan
poster, iklan di radio atau TV, mengadakan talk-show di radio, kerjasama dengan
Badan Eksekutif Mahasiswa, mengadakan seminar, open house, paket diskon (ini
juga termasuk langkah marketing), beli satu dapat bonus satu gratis, ikut
pameran, liputan koran, ucapan selamat ulang tahun, menulis buku, kuis online,
promosi oleh SPG, membagi sticker gratis, menjadi sponsor even kampus,
mengadakan pentas musik, kemasan produk yang unik, melakukan presentasi
langsung di depan calon konsumen, menjual kaos murah, BBM, WA, mem-posting
video di youtube, SEO, webinar, instagram, pinterest, dan sebagainya.

Semua dapat anda lakukan, namun dengan pertimbangan-pertimbangan di


bawah ini.
1. Perencanaan pendanaan/keuangan yang efektif. Jangan asal membuang uang
untuk marketing yang tak terencana.
2. Diprioritaskan menyesuaikan dengan segmen atau target utama konsumen
yang dibidik. Diusahakan jangan membuang uang terlalu banyak untuk
membidik segmen konsumen yang populasinya sedikit.
3. Disesuaikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang
dimiliki. Anda bisa merekrut SDM baru, namun harus betul-betul diperhitungkan
secara finansial.

4. Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Jangan mengulangi


kesalahan pemilihan media marketing yang sudah terbukti tidak ampuh.
Tahap finalisasi pada perencanaan marketing adalah menyusun Time Schedule
yang berisi semua HOW (detil) atau kegiatan marketing, disusun dalam
perencanaan waktu dan siapa masing-masing yang bertanggung jawab
menyelesaikannya (Person In Charge). Dengan berbekal time schedule ini anda
mengontrol implementasinya di lapangan.
Catatan: Anda harus fokus untuk melaksanakan semua yang masuk ke dalam
time schedule. Namun anda harus mempersiapkan diri pada hal-hal yang tak
terduga, atau tidak sesuai dengan perencanaan. Sangat mungkin akan terjadi
perubahan (besar/kecil) di tengah jalan. Tapi jangan dilakukan bila tidak terpaksa
atau tanpa perhitungan matang.

Sekali lagi ditegaskan bahwa marketing adalah syarat penting untuk memastikan
sebuah bisnis tegak berdiri dan tumbuh kedepannya. Tapi harus diingat,
marketing bukan satu-satunya faktor kesuksesan sebuah bisnis. Paling tidak ada
5 aspek yang wajib dilakukan oleh pengusaha.
1. Strategi Marketing yang simple tapi powerful (bisa menggunakan 5W+1H).
2. Continuous Development diterapkan pada produk/layanan anda. Pertahankan
Unique Selling Point dan tingkatkan kualitas serta berinovasi tanpa batas.
3. Tambah jumlah konsumen baru.
4. Maintain konsumen lama.

5. Cek sesering mungkin, indikator-indikator capaian dan evaluasi. Ulangi lagi


terus-menerus No. 1, 2, 3, dan 4 untuk memastikan bisnis anda memiliki
pertumbuhan pesat!
Salam sukses

Anda mungkin juga menyukai