Amonia Amonia
Amonia Amonia
: 35-40 kg/cm2G
Temperature Inlet
: 350-400oC
Temperature Outlet
: 330-380oC
Pressure
Temperature Inlet
: 35 40 kg/cm2G
: 530 650oC
Temperature Outlet
: 770 811oC
: 9 16 % berat
Kadar CO Outlet
: 8 9 % berat
Kadar H2 Outlet
: 65 70 % berat.
Pressure
Temperature Inlet
: 520-560oC
Temperature Outlet
: 950-1050oC
CH4 Outlet
: 0,2-1,0 % berat
CO Outlet
: 10-13 % berat
H2 Outlet
: 54-56 % berat
: 35-40 kg/cm2G
3. Shift Converter
CO Shift dibagi dalam dua tahap yaitu :
a. CO shift Temperature Tinggi (HTS)
b. CO Shift Temperature Rendah (LTS)
Tujuan Reaksi shift adalah untuk menyempurnakan pembentukan H 2 seperti telah
dilakukan pada reaksi reforming dengan mereaksikan CO dengan H 2O menjadi H2 dan
CO2 dan untuk mengurangi CO yang terbentuk di Reformer yang merupakan racun bagi
katalisator amoniak.
Shift converter
Pada tahap HTS dimana reaksi masih jauh dari kesetimbangan kimia maka reaksi
dilaksanakan pada temperature tinggi (360oC). Sedang pada LTS dimana reaksi sudah
berada pada kesetimbangan, penurunan temperature reaksi (210oC) akan menggeser
kesetimbangan ke kanan atau kearah terbentuknya H2. Dengan demikian LTS akan
menyempurnakan reaksi yang eksotermis ini ke arah produk. Katalis yang digunakan
pada reaksi ini yaitu Fe3O4 dan Cu. Reaksi yang terjadi pada shift converter sbb :
Pressure
Temperature Inlat
: 340-380 oC
Temperature Outlet
: 420 440 oC
CO Inlet
: 12-14,5 % berat
CO Outlet
: 2,5-4,5 % berat.
: 35-40 kg/cm2G
Pressure
: 35-40 kg/cm2G
Temperature Inlet
: 190-210 oC
Temperature Outlet
: 220-240 oC
CO Inlet
: 2,5-4,5 % berat
CO Outlet
: 0,2-0,4 % berat
CO2 Outlet
: 16-18 % berat
CO2 Removal
Setelah CO diturunkan sampai kadar terendah, selanjutnya CO 2 diturunkan hingga
0,1 % berat (1000 ppm). Penurunan CO2 dilakukan dengan cara absorbsi oleh larutan
K2CO3 ( karbonat) yang konsentrasinya 25-30 % berat di dalam sebuah menara Absorber.
Gas Synthesa yang mengandung 16%-18% berat CO2 dipertemukan dengan
larutan karbonat yang mengalir dari atas ke bawah sedang gas mengalir dari bawah ke
atas. Selanjutnya dalam pertemuan keduanya, CO 2 diserap oleh larutan karbonat. Untuk
meningkatkan
efektifitas
penyerapan
oleh
K2CO3 diberikan
juga
Dietanol
Pressure
: 100-130 oC
: 65-70 oC
: 27-35 kg/cm2G
: 65-70 oC
: 115-117 oC
CO2 Inlet
: 16-18 % berat
CO2 Outlet
: 0,04-0,1 % berat.
Sebagian besar K2CO3 dalam larutan Karbonat yang telah banyak menyerap
CO2 (Rich Solution) berubah menjadi KHCO3. Selanjutnya KHCO3 ini harus kembali
diubah menjadi K2CO3 agar bisa disirkulasikan ke Absorber untuk menyerap CO 2. Hal ini
dilakukan di Menara Regenerator.
Dari Absorber yang bertekanan 27-35 kg/cm2G larutan Karbonat (Rich Solution)
dikirim ke regenarator yang tekanan operasinya 0,4-0,8 kg/cm 2G. Penurunan pressure
yang cukup besar ini akan menggeser kesetimbangan reaksi no. 6 ke kanan atau ke arah
pelepasan CO2 dan pembentuan K2CO3.
Kondisi operasi Regenarator :
Pressure
Temberature Bottom
: 0,4-0,8 kg/cm2G
: 120-130 oC
Larutan Karbonat yang telah bebas CO2 ( Lean Solution) ini kemudian dikirim
kembali ke absorber.
4. Metanasi
Setelah keluar dari CO2 Removal gas synthesa masih mengandung 0,3 % CO dan
0,1 % CO2 yang harus dikurangi lagi kadarnya hingga total CO+CO 2 maksimum 10 ppm.
Reaksi Metanasi sbb :
Pressure
Temperature Inleet
: 280-310 oC
Temperature Outlet
: 320-340 oC
: 25-30 kg/cm2G
dimasukkan ke Scondary Reformer. Inert ini konsentrasinya harus dijaga sekitar 7-11 %
berat agar reaksi pembentukan amoniak berlangsung maksimal.
Adapun gas dari metanasi yang mengandung CO, CO2 dan H2O sebelum masuk ke
dalam synthesis Loop dipertemukan terlebih dahulu dengan gas keluar Converter yang
sudah didinginkan dan mengandung amoniak cair. Tujuannya adalah agar CO, CO 2 dan
H2O yang ada dalam gas dari Metanasi (make up gas) dapat larut dalam amoniak cair dan
terbawa ke refrigerasi, tidak ke inlet Converter amoniak.
Kondisi Operasi Converter :
Pressure
Temperature Inlet
: 250-270 oC
Temperature Outlet
: 480-530 oC
NH3 Inlet
: 1,5-5 % berat
NH3 Outlet
: 13-20 % berat.
: 230-210 kg/cm2G
Refrigerasi
Produk amoniak cair dengan temperature 6 oC (-5) oC ini selanjutnya dikirim ke
Refrigerasi untuk dimurnikan dari H2, N2, CO, CO2, H2O dan inert yang terlarut dalam
amoniak cair dan didinginkan hingga temperature -31 oC. Pemurnian dilakukan dengan
jalan menurunkan tekanannya dari 130-210 kg/cm2G menjadi 17 kg/cm2G. Dengan jalan
ini kelarutan gas-gas tersebut diatas akan turun dan gas-gas akan lepas dari amoniak cair.
Sifat Fisik dan Kimia N2 REAKTAN
Fase : Gas
Massa Jenis : 1,251 g/l (0 oC, 101,325 kPa)
Massa Jenis : 0.808 g/cm3 (titik didih)
Titik Lebur : -210 oC (-346 oF)
Titik didih : -195,79 oC (-320,33 oF)
Tekanan Kritis : 33,5 atm
Kapasitas Kalor : 29,124 J/mol K
Massa Atom Standar : 14,0067