Anda di halaman 1dari 25

1

BAB 4. POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : Negeri 10 Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
Kompetensi Dasar : 3.1. Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta
interaksi spasial desa dan kota
Indikator : - Mendeskripsikan pengertian serta ciri-ciri desa dan kota
- Mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan
perkembangan desa dan kota
- Mengidentifikasi ciri-ciri struktur desa dan kota
- Menganalisis model-model teori struktur spasial kota
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
terjadinya interaksi spasial desa – kota
- Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah
Alokasi Waktu : 5 x 3 JP

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
- Menjelaskan pengertian desa dan kota
- Mendeskripsikan ciri-ciri desa dan kota
- Menjelaskan potensi desa
- Menganalisis kaitan antara potensi desa dengan
perkembangan desa dan kota
- Membandingkan ciri-ciri struktur desa dan kota
- Menganalisis model-model teori struktur spasial kota
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
terjadinya interaksi spasial desa –kota
- Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah

B. Materi Pembelajaran
- Pengertian Desa dan Kota
- Ciri-ciri Desa dan Kota
- Potensi Desa
- Struktur Ruang Desa dan Kota
- Interaksi Desa dan Kota

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Guru menyampaikan silabus pembelajaran selama satu semester.
• Apersepsi materi: guru menanyakan pengalaman siswa ketika melakukan
mudik ke kampung halaman masing-masing. Menceritakan tentang perbedaan
suasana antara desa dan kota.
2

2. Kegiatan Inti: 105 menit


• Guru menjelaskan secara garis besar mengenai pengertian desa dan kota dari
berbagai pendapat ahli.
• Bersama-sama merumuskan pengertian desa dan kota dari berbagai referensi.
• Secara individu, siswa menggali informasi mengenai ciri-ciri desa dan kota.
• Tanya jawab tentang ciri-ciri desa dan kota.
• Secara mandiri, siswa mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan
perkembangan desa dan kota.
• Membuat karangan analitis mengenai kaitan antara potensi desa dengan
perkembangan desa dan kota.
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menanyakan aspek fisik dan aspek sosial dalam
geografi dan mengaitkannya dengan potensi desa.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Secara berkelompok, menentukan wilayah tempat tinggal berdasarkan peta
penggunaan lahan wilayah tempat tinggalmu apakah termasuk wilayah kota atau
desa. Analisis dibuat dalam bentuk karangan analitis.
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil karangan analitis kelompok masing-
masing. Kelompok lain diminta menanggapi.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar mengenai struktur ruang
desa dan kota dengan menggunakan gambar atau chart.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Secara berkelompok, mengidentifikasi struktur ruang kota tempat tinggal dan
menganalisis model-model teori struktur spasial kota yang sesuai dengan struktur
kota tersebut.
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing.
Kelompok lain diminta menanggapi.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.
• Penugasan kelompok, mendiskusikan. Buatlah laporan hasil diskusi kelompokmu,
kemudian presentasikan pada pertemuan berikutnya.
3

Pertemuan Keempat
1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: tanya jawab tentang interaksi antara desa dan kota.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Setiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok masing-masing. Kelompok lain diminta menanggapi.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kelima
1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi
kekuatan interaksi antar wilayah.
2. Kegiatan Inti: 110 menit
• Guru menjelaskan cara menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah.
• Secara individu, siswa mengerjakan soal latihan menghitung kekuatan interaksi
antara dua wilayah.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
• Penugasan individu, mengerjakan soal evaluasi. Tugas ini dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya.

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


- Buku paket Geografi SMA -Yudistira –
- Buku-buku penunjang yang relevan
- Peta Indonesia
- Peta penggunaan lahan di wilayah tempat tinggal
- Gambar atau chart
- OHP atau Slide Proyektor
- Internet
- Media cetak

F. Penilaian
 Teknik : Portofolio
 Tagihan : Karangan Analitis
4

Rubrik Penilaian Karangan*)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa
yang baik
Isi menunjukkan penjelasan tentang
masalah yang dikaji
Isi menunjukkan analisis siswa
terhadap masalah tersebut
Isi disajikan dengan bahasa yang baik
Penutup memberi kesimpulan akhir
Penutup disajikan dengan bahasa yang
baik
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
 Teknik : Unjuk Kerja
 Tagihan : Presentasi

Rubrik Penilaian Presentasi*)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam presentasi
Partisipasi dalam presentasi
Kerja sama dalam kelompok
Nilai rata-rata
Komentar

*Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan!
 Teknik : Unjuk kerja
 Bentuk tagihan : Diskusi
5

Rubrik Penilaian Diskusi *)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik
Keaktifan
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan!

 Penilaian Evaluasi

Kunci Jawaban
I. Pilihan Ganda
1. a
2. e
3. b
4. d
5.
6. d
7. c
8. b
9. a
10. e

II. Essai
1. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik yang
berbeda antara satu dengan lainnya, baik dilihat dari aspek fisik, manusia, maupun
budaya. Karena itulah potensi masing-masing wilayah adalah beragam.
2. Terdapatnya perbedaan pola atau bentuk perkampungan di
Indonesia dengan beberapa negara maju disebabkan oleh luas kepemilikan lahan
petani. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa
Barat umumnya memiliki pola permukiman terpencar di daerah perkampungan.
Umumnya permukiman dengan bentuk seperti ini dihuni oleh petani yang memiliki
luas lahan yang besarnya mencapai puluhan hektar dan saling berjauhan satu sama
lain. Walaupun tinggal berjauhan atau menyendiri, pertanian yang mereka garap
dilengkapi dengan gudang, peralatan pertanian modern, penggilingan, lumbung padi,
dan kandang ternak. Jika memerlukan tenaga kerja, mereka dapat memperolehnya dari
perkampungan lain yang berpola terpusat. Bila dibandingkan dengan pola
perkampungan di Indonesia, rata-rata luas kepemilikan lahan pertanian di Jawa yang
6

hanya 0,25 hektar/petani. Pertanian di Indonesia digarap masih dengan menggunakan


peralatan sederhana, banyak yang masih memanfaatkan kerbau. Mereka pun tidak
semuanya memiliki alat penggilingan dan lumbung padi sendiri, sehingga harus
menyewa ke petani lain. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani
Indonesia lebih besar dibandingkan keuntungan yang mereka dapatkan dari penjualan
padi tersebut.
3. Dampak permukiman terhadap aspek sosial, ekonomi, dan
budaya.
• Semakin sempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan, membawa dampak
terhadap semakin terbatasnya peluang kerja pada sektor pertanian.
• Adat dan kebiasaan serta gaya hidup penduduk kota yang pindah ke desa,
sebagian akan ditiru oleh penduduk desa.
• Adat dan kebiasaan penduduk kota dan desa tidak selamanya bisa diterima oleh
penduduk desa.
• Penduduk pendatang dari kota biasanya memiliki karakteristik sosial ekonomi
yang berbeda dengan penduduk desa.
• Permukiman baru di daerah pedesaan seringkali terpisah dari permukiman asli.
4. Dampak permukiman terhadap aspek biotik akan mengubah
habitat berbagai makhluk hidup yang sudah ada di tempat tersebut. Jika habitatnya
telah rusak, maka dapat terjadi beberapa kemungkinan berikut.
• Terjadi migrasi beberapa jenis spesies hewan ke habitat lain yang mampu
memberikan perlindungan dan makanan.
• Adaptasi sejumlah spesies dengan lingkungan baru yaitu lingkungan
permukiman.
• Semakin berkurangnya jumlah populasi hewan dan tumbuhan tertentu yang tidak
mampu beradaptasi pada lingkungannya yang baru karena berkurangnya makanan
dan semakin terbatasnya habitat yang sesuai.
• Sejumlah spesies mati atau bahkan punah karena hilangnya sumber makanan.
• Hilangnya spesies pemangsa seperti ular, harimau, dan hewan lainnya yang
dianggap membahayakan manusia.
5. Interaksi antara Kota A dan Kota B dapat dihitung sebagai
berikut.
IAB = k PA PB
(dAB)2
= 1 (2.000) (1.750)
(56)2
= 3.500.000 = 1116
3.136
Interaksi antara Kota B dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut.
IBC = k PB PC
(dBC)2
= 1 (1.750) (1.500)
(47)2
= 2.625.000 = 1188
2.2010
Interaksi antara Kota A dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut.
IAC = k PA PC
(dAC)2
= 1 (2.000) (1.500)
(46)2
7

= 3.000.000 = 1418
2.116
Jika kekuatan interaksi antara Kota A dengan B dibandingkan dengan Kota B dan C
dan Kota A dengan C adalah 1,1 : 1,2 : 1,4. Jadi, kekuatan interaksi Kota A dan C lebih besar
dibandingkan Kota A dengan B dan Kota B dan C.

III. Soal Terapan


1. Terjadinya urbanisasi besar-besaran dari
desa ke kota.
2. Berdasarkan Teori Konsentris wilayah
pinggiran Jakarta, yaitu Bodetabek termasuk zona penglaju. Bodetabek merupakan
tempat tinggal mereka yang memiliki pekerjaan di Jakarta. Setiap harinya, penduduk
di wilayah tersebut menggunakan berbagai jenis kendaraan menuju tempat pekerjaan
masing-masing.
3. Berdirinya berbagai tipe permukiman
seperti apartemen, rumah susun, serta perumahan mulai dari perumahan kelas atas/
eksekutif hingga perumahan kumuh bermunculan di daerah perkotaan.

IV. Skala Sikap


Rubrik Penilaian Skala Sikap
Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pemahaman tentang materi
Kemampuan melakukan analisis atas
pernyataan/kutipan tersebut
Sikap terhadap pernyataan/kutipan
tersebut
Alasan terhadap sikap atas
pernyataan/kutipan tersebut
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam analisis
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55

Tangsel, Juli - 20010


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA N 10 Tangerang Selatan Guru Mata Pelajaran

Suhermin, S.Pd Drs. Santoso


8

NIP. 196608221990011001 NIP. 196604112007011007


9

BAB 5. KONSEP WILAYAH, PEWILAYAHAN, DAN PERTUMBUHAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : Negeri 10 Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan
pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah
Indikator : - Merumuskan konsep wilayah dan pewilayahan
- Mengidentifikasi wilayah yang termasuk wilayah formal
dan atau fungsional
- Membedakan generalisasi dan klasifikasi wilayah
- Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
- Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
- Menentukan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan
- Mengungkapkan fase-fase pertumbuhan wilayah
- Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori
kutub pertumbuhan
- Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
- Menunjukkan pada peta tentang pusat-pusat pertumbuhan
di Indonesia
- Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap
perkembangan ekonomi dan perubahan sosial budaya
masyarakat
Alokasi Waktu : 6 x 3 JP

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
- Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan
- Mengidentifikasi karakteristik wilayah formal dan
fungsional
- Membandingkan perbedaan generalisasi dan klasifikasi
wilayah
- Mendeskripsikan pengertian pusat pertumbuhan
- Menyebutkan hal-hal yang memengaruhi perkembangan
suatu wilayah
- Mengidentifikasi perbedaan spread effect dan backwash
effect
- Mengidentifikasi batas-batas wilayah pusat pertumbuhan
- Mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah
- Menganalisis perbedaan teori tempat yang sentral dan teori
kutub pertumbuhan
- Mendeskripsikan penerapan konsep pewilayahan di
Indonesia
- Menyebutkan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
- Menemutunjukkan pada peta tentang wilayah pusat
pertumbuhan di Indonesia
- Menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap
perkembangan ekonomi dan perubahan sosial - budaya masyarakat
10

B. Materi Pembelajaran
- Wilayah Formal dan Fungsional
- Pusat dan Batas Wilayah Pusat Pertumbuhan
- Teori Tempat yang Sentral
- Teori Kutub Pertumbuhan
- Penerapan Konsep Pewilayahan di Indonesia
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, tanya jawab, inquiry, life skills, dan penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Keenam
1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: tanya jawab perbedaan antara daerah, wilayah, dan kawasan.
2. Kegiatan Inti: 80 menit
• Guru menjelaskan tentang konsep wilayah dan pewilayahan secara garis besar
dari berbagai sumber dengan menggunakan peta konsep.
• Siswa mencermati konsep wilayah dan pewilayahan dari buku sumber.
Mengidentifikasi kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan
fungsional.
• Bersama-sama mendiskusikan perbedaan generalisasi dan klasifikasi wilayah.
3. Kegiatan Penutup: 35 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menyimpulkan materi yang telah dibahas.
• Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
• Melakukan post test selama 20 menit.

Pertemuan Ketujuh
1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menanyakan kembali materi pada pertemuan
sebelumnya.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Tanya-jawab tentang pengertian pusat pertumbuhan.
• Secara berkelompok, mendiskusikan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan
dan mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah
• Setiap kelompok mengemukakan hasil diskusi masing-masing.
• Kelompok lain memberikan tanggapan.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menarik kesimpulan materi.
• Penugasan kelompok, membuat makalah mengenai wilayah-wilayah pusat
pertumbuhan di Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap
perkembangan ekonomi dan perubahan sosial-budaya masyarakat. Kemudian
kelompok membuat alat peraga berupa peta untuk mengidentifikasi pusat-pusat
pertumbuhan di Indonesia. Tugas ini dipresentasikan dua pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedelapan
11

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit


• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: tanya jawab tentang hal-hal yang memengaruhi
perkembangan suatu wilayah.

2. Kegiatan Inti: 100 menit


• Guru menjelaskan secara garis besar tentang Teori Tempat Sentral dan Teori
Kutub Pertumbuhan.
• Secara individu, siswa mencari dan mencermati Teori Tempat Sentral dan
Teori Kutub Pertumbuhan dari berbagai referensi di internet atau perpustakaan dan
membuat karangan analitis berdasarkan hasil temuan tersebut.
• Tanya jawab mengenai Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan
berdasarkan hasil temuan siswa.
3. Kegiatan Penutup: 15 menit
• Menyimpulkan materi yang telah dibahas.
• Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan Kesembilan
1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang penerapan
konsep pewilayahan di Indonesia.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah
masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta.
• Kelompok lain memberikan tanggapan.
• Mendiskusikan penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan menganalisis
pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan
sosial-budaya masyarakat.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.
3. Kegiatan Penutup: 15 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menarik kesimpulan materi.

Pertemuan Kesepuluh
1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menanyakan kembali mengenai materi yang telah
didiskusikan pada pertemuan kesembilan.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Melanjutkan diskusi kelompok mengenai penerapan konsep pewilayahan di
Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan
ekonomi dan perubahan sosial - budaya masyarakat.
• Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah
masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta.
• Kelompok lain memberikan tanggapan.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.
12

3. Kegiatan Penutup: 20 menit


• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menyimpulkan materi yang telah dibahas.
• Mereview materi yang telah dibahas.
• Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan Kesebelas
1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: tanya jawab mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
perbedaan perkembangan antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Indonesia
Bagian Timur.
2. Kegiatan Inti: 70 menit
• Penugasan secara individu, mengerjakan soal evaluasi
• Membahas soal evaluasi.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Mereview materi yang telah dibahas.
• Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


- Buku paket Geografi SMA -Yudistira –
- Buku-buku penunjang yang relevan
- Peta Indonesia
- Peta Wilayah Pusat Pertumbuhan
- OHP atau Slide Proyektor
- Internet
- Media cetak

F. Penilaian
 Teknik : Unjuk kerja
 Bentuk tagihan : Diskusi

Rubrik Penilaian Diskusi


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik
Keaktifan
Nilai rata-rata
Komentar
13

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
 Teknik : Tugas Kelompok
 Tagihan : Makalah
 Tema : Penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan pengaruh pusat
pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial-
budaya masyarakat

Rubrik Penilaian Makalah*)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan menyusun makalah secara
sistematis
Kelengkapan makalah disertai dengan
gambar dan daftar pustaka
Penggunaan bahasa yang baik dan benar
dalam penulisan makalah
Orisinalitas makalah
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!
 Teknik : Unjuk Kerja
 Tagihan : Presentasi
Rubrik Penilaian Presentasi*)
Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
14

Kemampuan penggunaan bahasa yang


baik dalam presentasi
Partisipasi dalam presentasi
Kerja sama dalam kelompok
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

 Penilaian Produk: membuat Peta Pusat Pertumbuhan di Indonesia

Rubrik Penilaian Produk*)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kelengkapan komponen peta
Kerapihan dan kejelasan isi peta
Pemakaian warna yang sesuai
Kebersihan dan kerapihan peta
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

 Penilaian Evaluasi

Kunci Jawaban
I. Pilihan Ganda
1. c
2. d
3. b
4. d
5.
6. d
7. b
8.
9. c
10. b

II. Essai
1. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki
keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan
kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial
(ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah
suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis
dibandingkan wilayah formal.
15

2. Sistem perwilayahan berdasarkan fenomena geografis.


• Penggolongan wilayah menurut keadaan alam dibedakan menjadi tiga,
yaitu menurut iklim, relief, dan sebaran vegetasi.
a. Penggolongan wilayah menurut iklim, misalnya wilayah tropis dan wilayah
subtropis.
b. Penggolongan wilayah menurut relief, misalnya wilayah dataran rendah,
wilayah dataran tinggi, wilayah pegunungan, dan wilayah pantai.
c. Penggolongan wilayah menurut sebaran vegetasi, misalnya wilayah hutan
hujan tropis, wilayah sabana, dan wilayah hutan musim.
• Penggolongan wilayah menurut tingkat kebudayaan, misalnya wilayah
permukiman, wilayah agraris, wilayah pertanian, dan wilayah perkotaan.
3. Teori Kutub Pertumbuhan yang dikemukakan oleh Perroux
menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi
secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang
berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub
pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan
berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah
sekitarnya.
4. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap bidang kehidupan adalah
meningkatkan perkembangan ekonomi dalam bentuk memberikan peluang kerja di
berbagai sektor dan adanya gerakan atau barang yang berdampak terhadap kemajuan
sarana dan prasarana transportasi, perdagangan, dan jasa. Perubahan sosial budaya
masyarakat dapat terjadi dalam bentuk adanya motivasi masyarakat untuk berlomba
memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi
dalam bentuk kompetisi untuk mencari pekerjaan, serta akulturasi dan asimilasi nilai-
nilai budaya.
5. Perbedaan perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh
kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan
jaringan transportasi. Keempat faktor tersebut harus saling berkesinambungan guna
mendukung perkembangan suatu wilayah. Jika keempat faktor tersebut tersedia dan
memadai, maka wilayah yang bersangkutan dapat berkembang dengan cepat.
Sebaliknya, jika keempat faktor tersebut tidak tersedia dan dalam kondisi yang
memadai, maka wilayah yang bersangkutan mengalami perkembangan yang lambat.
Namun, sebenarnya faktor utama dalam perkembangan suatu wilayah adalah sumber
daya manusianya. Contoh Singapura, negara ini tidak didukung oleh kondisi geografis
dan sumber daya alam yang memadai, namun sumber daya manusia Singapura sangat
berkualitas sehingga mampu mendukung perkembangan negara tersebut.

III. Soal Terapan


1. Wilayah Bekasi, Tangerang, dan Depok
dahulu merupakan wilayah perdesaan. Namun, dikarenakan letaknya yang berdekatan
dengan pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, maka ketiga wilayah tersebut mengalami
perkembangan yang cepat. Berdasarkan Teori Pusat Pertumbuhan dari Perroux, bahwa
perkembangan kota Jakarta sebagai pusat pertumbuhan menyebar ke daerah-daerah
sekitarnya, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Depok.
2. Potensi wisata pantai, nelayan, dan
tambak.
3. Proses pembangunan suatu wilayah
dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya
16

manusia, dan jaringan transportasi. Wilayah Papua, di Indonesia Bagian Timur


mengalami perkembangan yang lambat dikarenakan kondisi geografis dengan bentuk
medan yang tidak rata menyebabkan sulitnya pembangunan jaringan transportasi.
Selain itu, pengaruh pola kebudayaan masyarakat di Papua masih tradisional yang
tertutup terhadap perubahan mengakibatkan daerah tersebut sulit untuk dikembangkan.
Tingkat pendidikan, kesehatan, dan ketrampilan masyarakatnya pun masih rendah,
apalagi dengan sering terjadinya konflik antarsuku bangsa di Papua menyebabkan
terhambatnya pembangunan di wilayah tersebut.

IV. Skala Sikap


Rubrik Penilaian Skala Sikap
Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pemahaman tentang materi
Kemampuan melakukan analisis atas
pernyataan/kutipan tersebut
Sikap terhadap pernyataan/kutipan
tersebut
Alasan terhadap sikap atas
pernyataan/kutipan tersebut
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam analisis
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55

Tangsel, Juli - 20010


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA N 10 Tangerang Selatan Guru Mata Pelajaran

Suhermin, S.Pd Drs. Santoso


17

NIP. 196608221990011001 NIP. 196604112007011007


.
18

BAB 6. POLA WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : Negeri 10 Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis wilayah atau pewilayahan negara maju dan
negara berkembang
Indikator : - Mengidentifikasi ciri atau indikator negara maju dan
negara berkembang
- Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang
- Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah
di negara maju dan negara berkembang
- Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan
wilayah Indonesia
Alokasi Waktu : 7 x 3 JP

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
- Mengkaji ciri atau indikator negara maju dan negara
berkembang dari berbagai referensi
- Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang
- Menganalisis model-model pengembangan wilayah di
negara maju dan negara berkembang
- Menganalisis pola pembangunan atau pengembangan
wilayah Indonesia

B. Materi Pembelajaran
- Indikator Negara Maju dan Negara Berkembang
- Contoh-contoh Negara Maju dan Negara Berkembang
- Model Pengembangan Wilayah di Negara Maju dan Negara Berkembang
- Pola Pembangunan atau Pengembangan Wilayah Indonesia

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, inquiry, diskusi, tanya jawab, dan penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Kedua belas
1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menanyakan pengertian negara maju dan negara
berkembang.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Tanya jawab tentang ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang.
• Secara individu, siswa menyebutkan contoh-contoh negara maju dan negara
berkembang.
• Bersama-sama menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi contoh negara yang
disebutkan oleh siswa digolongkan sebagai negara maju dan negara berkembang.
19

3. Kegiatan Penutup: 20 menit


• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan diskusi.
• Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok secara acak.
• Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai contoh negara maju dan
negara berkembang beserta karakteristik negara tersebut. Tugas ini dikumpulkan
pada pertemuan berikutnya serta dipresentasikan.

Pertemuan Ketiga belas dan Keempat belas


1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menanyakan tentang makalah kelompok.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai contoh
negara maju dan negara berkembang beserta karakteristik negara tersebut.
• Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi.
• Kelompok lain memberikan tanggapan.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa
• Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kelima belas


1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang pola bentuk
kota di negara maju dan negara berkembang.
2. Kegiatan Inti: 80 menit
• Guru membagi kelas menjadi empat kelompok.
• Setiap kelompok menganalisis beberapa model pengembangan wilayah negara
maju dan negara berkembang dengan menggunakan gambar pola bentuk kota di
negara maju dan negara berkembang. Membuat laporan hasil diskusi kelompok.
• Setelah berdiskusi, tiap kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas.
• Kelompok lain diminta menanggapi.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menarik kesimpulan diskusi.
• Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai pola pembangunan atau
pengembangan wilayah di Indonesia. Tugas ini dibagi untuk empat kelompok,
yaitu tiap kelompok mengkaji pola pembangunan atau pengembangan wilayah
berdasarkan WPU di Indonesia. Tugas ini dikumpulkan dan dipresentasikan pada
dua kali pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keenam belas


1. Kegiatan Pendahuluan: 45 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru memberikan soal pre test berdasarkan soal-soal yang
terdapat dalam Uji Penguasaan Materi pada buku
2. Kegiatan Inti: 80 menit
20

• Secara individu, siswa mencermati dan mengidentifikasi upaya-upaya yang


dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pembangunan di
seluruh pelosok Indonesia.
• Membuat karangan analitis tentang kendala yang dihadapi Indonesia dan
pendapat siswa mengenai upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan
pembangunan di seluruh pelosok negeri.
• Guru menunjuk secara acak siswa yang akan membacakan hasil karangan
analitisnya mengenai kendala yang dihadapi Indonesia dan upaya yang dapat
dilakukan guna meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok negeri.
3. Kegiatan Penutup: 10 menit
• Bersama-sama menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari..

Pertemuan Ketujuh belas


1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru menceritakan mengenai kendala-kendala yang dihadapi
Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang merata.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai pola
pembangunan atau pengembangan wilayah berdasarkan Wilayah Pembangunan
Utama di Indonesia.
• Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi.
• Kelompok lain memberikan tanggapan.
• Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutup: 20 menit
• Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.
• Menarik kesimpulan diskusi.
• Penugasan secara individu.

Pertemuan Kedelapan belas


1. Kegiatan Pendahuluan: 30 menit
• Memberi salam dan mengabsen.
• Apersepsi materi: guru mereview kembali materi yang telah dibahas selama
semester dua dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
materi yang kurang dipahami.
2. Kegiatan Inti: 100 menit
• Membahas soal
• Secara individu, siswa mengerjakan Evaluasi Semester 2.
3. Kegiatan Penutup: 15 menit
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


- Buku paket Geografi SMA -Yudistira –
- Buku-buku penunjang yang relevan
- Peta, Atlas, dan Globe
- Peta konsep
- OHP atau Slide Proyektor
- Internet

F. Penilaian
21

 Teknik : Tugas Kelompok


 Tagihan : Makalah

Rubrik Penilaian Makalah


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan menyusun makalah secara
sistematis
Kelengkapan makalah disertai dengan
gambar dan daftar pustaka
Penggunaan bahasa yang baik dan benar
dalam penulisan makalah
Orisinalitas makalah
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
 Teknik : Unjuk Kerja
 Tagihan : Presentasi
Rubrik Penilaian Presentasi*)
Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam presentasi
Partisipasi dalam presentasi
Kerja sama dalam kelompok
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

 Teknik : Unjuk kerja


 Bentuk tagihan : Diskusi
22

Rubrik Penilaian Diskusi


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah
Kemampuan merumuskan masalah
Kemampuan menganalisis masalah
Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam diskusi
Partisipasi dalam diskusi
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

 Teknik : Portofolio
 Bentuk tagihan : Karangan Analitis

Rubrik Penilaian Karangan*)


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa
yang baik
Isi menunjukkan penjelasan tentang
kendala yang dihadapi Indonesia dalam
memeratakan pembangunan
Isi menunjukkan pendapat siswa
tentang upaya yang dapat dilakukan
untuk memeratakan pembangunan di
Indonesia
Isi disajikan dengan bahasa yang baik
Penutup memberi kesimpulan akhir
Penutup disajikan dengan bahasa yang
baik
Nilai rata-rata
Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!
 Penilaian Evaluasi
23

Kunci Jawaban
I. Pilihan Ganda
1. d
2. b
3. c
4. a
5. a
6. a
7. a
8. a
9. a
10. a
II. Essai
1. Indikator suatu negara dapat digolongkan sebagai negara maju atau negara
berkembang, diantaranya adalah tingkat pendapatan per kapita, tingkat kesehatan,
pendidikan, angka harapan hidup, tingkat pertumbuhan penduduk, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan upaya pengolahan sumber daya alam.
2. Selain dilihat dari tingkat pendapatan per kapita juga harus diperhatikan bagaimana
kualitas sumber daya manusia dan cara pengolahan sumber daya alam negara yang
bersangkutan.
3. Berkembangnya Inggris dan Jerman menjadi negara maju tidak lepas dari tingginya
kebudayaan yang dimiliki serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya mendorong pertumbuhan
ekonomi Inggris hingga saat ini. Sementara kekayaan sumber daya alam Jerman,
terutama barang tambang, mendukungnya pada kemajuannya saat ini.
4. Kekuatan pemerintahan yang mampu mengontrol pembangunan negara Cina
mendorong kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian Cina.
5. Pertanian masih merupakan tulang punggung perekonomian Brasil. Kayu, gula, kakao,
karet, kapas, kopi, dan tembakau merupakan hasil utama pertanian dan menjadi
komoditas ekspor Brasil.
III. Soal Terapan
1. Berdasarkan letak geografisnya, daerah-daerah kota besar tersebut merupakan daerah p
ir pantai. Daerah p ir pantai merupakan posisi yang strategis yang menyebabkan suatu
tempat menjadi daerah persinggahan dan akhirnya berkembang menjadi pusat
perdagangan, industri dan jasa.
2. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap Indonesia Bagian Timur, yang terpusat
hanya terhadap wilayah Indonesia Bagian Barat.
3. Aspek sosial geografi, yaitu kondisi sosial budaya masyarakat Kalimantan masih
tradisional sehingga menghambat perkembangan daerah tersebut.

IV. Skala Sikap

Rubrik Penilaian Skala Sikap


Aspek yang dinilai Nilai Nilai Deskripsi
kualitatif kuantitatif (Alasan)
Pemahaman tentang materi
Kemampuan melakukan analisis atas
pernyataan/kutipan tersebut
Sikap terhadap pernyataan/kutipan
tersebut
22
24

Alasan terhadap sikap atas


pernyataan/kutipan tersebut
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam analisis
Nilai rata-rata
Komentar

Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 710
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55

 Penilaian Evaluasi

Kunci Jawaban Evaluasi Semester 2


I. Pilihan Ganda
1. c 6. d 11. c 16. a 21.
2. c 7. c 12. e 17. e 22.
3. c 8. d 13. b 18. b 23. d
4. b 9. b 14. a 19. 24. c
5. b 10. d 15. c 20. c 25. b

II. Essai
1. Perbedaan antara desa dan kota dalam hal kependudukan antara lain terletak pada
hubungan sosial masyarakat dimana jika di daerah desa bersifat kekeluargaan
sedangkan di kota bersifat individualis. Struktur lapisan sosial di desa bersifat tertutup
sedangkan di kota bersifat terbuka. Biasanya di desa, tradisi masih dipegang teguh
sedangkan di kota masyarakatnya tidak lagi memegang teguh tradisi.
2. Adanya perbedaan potensi di masing-masing desa menyebabkan adanya perbedaan
tingkat perkembangan antara desa-desa tersebut. Berdasarkan tingkat
perkembangannya, desa dapat dibedakan atas desa terbelakang, desa sedang
berkembang, dan desa maju. Tingkat kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh hal-hal
berikut ini.
• Potensi desa, baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya.
• Interaksi desa dengan kota dalam berbagai bentuk, sehingga memacu
perkembangan desa.
• Lokasi desa, menyangkut jarak antara desa dengan daerah lainnya yang
lebuh maju.
3. Karena beragamnya jenis lapangan pekerjaan yang terdapat di perkotaan menarik
penduduk desa untuk bermigrasi ke kota. Selain itu, adanya ketersediaan sarana dan
prasarana sosial di kota seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi, olahraga, dan
sebagainya juga menarik terjadinya urbanisasi.
4. Struktur ruang desa biasanya lebih sederhana. Sementara, struktur ruang kota lebih
beragam dibandingkan desa. Pada kota-kota besar, struktur tersebut lebih kompleks
karena jenis aktivitas penduduk juga lebih beragam.
5. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan
kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik
alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan
23
25

politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang
dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan
garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah
formal.
6. Klasifikasi wilayah menurut jenis terutama menekankan kepada jenis (kriteria) tertentu.
Pada wilayah ini, fungsi wilayah kurang diperhatikan. Sementara klasifikasi wilayah
menurut pengkhususan merupakan daerah tunggal. Wilayah ini memiliki ciri-ciri
geografi khusus yang terutama ditentukan oleh lokasi, penduduk, budaya, bahsa, adat
istiadat, dan kaitannya dengan daerah lain.
7. Teori Tempat Sentral menurut Christaller, bahwa cara menentukan tempat yang sentral
adalah kondisi topografi daerah yang bersangkutan harus homogen agar memudahkan
penentuan lokasi pelayanan. Sementara August Losch memberikan pengembangan
terhadap teori tersebut, bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan
berdasarkan aspek keruangan, yaitu menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman
yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Dengan demikian, lokasi
kegiatan untuk melayani kebutuhan harus ada pada tempat yang sentral.
8. Walter Christaller mengemukakan Teori Tempat Sentral yang menyatakan bahwa cara
yang baik untuk memberikan pelayanan berdasrakan aspek keruangan adalah
menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpul-
simpul jaringan heksagonal.
Perroux mengemukakan Teori Kutub Pertumbuhan, ia menjelaskan bahwa proses
pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul
di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan
yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang
dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke
pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya
9. Tujuan RTRW antara lain sebagai berikut.
 Pemerataan pembangunan ekonomi secara nasional.
 Membendung arus urbanisasi yang masuk ke Pulau Jawa.
 Mencapai delapan jalur pemerataan pembangunan di seluruh tanah air.
 Memudahkan koordinasi di setiap wilayah dalam rangka memantau laju
pembangunan.
10. Ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal merupakan tiga ciri utama yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi suatu kenampakan atau objek yang terekam dalam
penginderaan jauh. Ciri spektral dihasilkan oleh interaksi antara benda dengan energi
elektromagnetik yang dipancarkan sensor. Ciri spasial merupakan ciri yang
berhubungan dengan ruang. Ciri temporal merupakan ciri yang berkaitan dengan umur
benda pada saat perekaman.

Tangsel, Juli - 20010


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA N 10 Tangerang Selatan Guru Mata Pelajaran

Suhermin, S.Pd Drs. Santoso


NIP. 196608221990011001 NIP. 196604112007011007

Anda mungkin juga menyukai