Anda di halaman 1dari 14

Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Pertemuan
Ke – 1
 Klasifikasi Mesin AC
 Konstruksi Mesin AC
 Stator & Rotor

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 1
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Motor Arus Bolak-Balik (Motor AC)

Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi
mengubah tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau
tenaga mekanik berupa putaran daripada rotor. Motor listrik arus bolak-balik
dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik disini didasarkan
pada bermacam-macam tinjauan.

A. Hubungan putaran motor dengan frekuensi


Bila ditinjau dari hubungan antara putaran dan frekuensi/putaran fluks
magnet pada stator, maka motor AC dapat dibedakan atas :

1. Motor Sinkron (motor serempak)


Disebut motor sinkron, karena putaran motor sama dengan putaran fluk
magnet pada stator, sesuai dengan persamaan :
120 . f
n=
P
Dimana :
n = jumlah putaran tiap menit (r.p.m)
F = frekuensi
P = jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tidak dapat berputar dengan sendirinya
walaupun pada lilitan statornya telah dihubungkan dengan sumber
tegangan. Agar motor sinkron dapat berputar, diperlukan penggerak
permulaan. Sebagai penggerak permulaan biasanya dikerjakan oleh
mesin lain.

2. Motor Asinkron (motor tak serempak)


Disebut motor asinkron, karena putaran motor tidak sama dengan putaran
fluk magnit stator, atau dengan kata lain bahwa antara rotor dengan fluks
magnit stator terdapat selisih perputaran yang disebut slip. Jadi pada
motor asinkron jumlah putaran motor dapat ditulis dengan persamaan :
120 . f
n<
P

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 2
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

B. Cara penerimaan tegangan dan arus


Ditinjau dari segi cara rotor menerima tegangan atau arus listrik, motor AC
dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Motor AC yang rotornya menerima tegangan secara langsung


Motor jenis ini biasanya dijumpai pada motor universal, motor DC. Pada
motor jenis ini, tegangan listrik diberikan secara langsung dari sumber
tegangan melalui suatu sambungan listrik secara langsung (bukan
berdasarkan prinsip induksi)

2. Motor Induksi
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus
listrik pada rotor dilakukan dengan prinsip induksi listrik. Sehingga tidak
ada sambungan langsung antara bagian rotor dengan sumber tegangan
listrik.

C. Jumlah phasa tegangan sumber


Ditinjau dari jumlah phase tegangan sumber yang digunakan untuk
mensuplai motor, maka motor listrik AC dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Motor 1 phasa
Dinamakan motor 1 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik,
pada motor tersebut dimasukkan tegangan 1 phasa. Di dalam hal praktek
kita sering menjumpai motor 1 phasa dengan lilitan 2 phasa. Dikatakan
demikian karena dalam motor 1 phasa, lilitan stator-nya terdiri dari 2 jenis
lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun arus yang mengalir pada
motor adalah arus/tegangan 1 phasa, tetap akan mengakibatkan arus
yang mengalir pada masing-masing lilitan mempunyai perbedaan lhasa.
Atau dengan kata lain, bahwa arus yang mengalir pada lilitan pokok dan
lilitan bantu tidak sephasa. Motor 1 phase yang seperti ini disebut motor
phase belah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 3
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

2. Motor 3 phasa
Disebut motor 3 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik
tegangan yang dimasukkan ke motor adalah tegangan 3 phasa. Ditinjau
dari jenis rotor yang digunakan, motor jenis ini dikelompokkan dalam 3
jenis, yaitu :
1. Motor dengan rotor lilit
2. Motor dengan rotor sangkar tupai
3. Motor kolektor

Sebagai alat penggerak, motor-motor listrik lebih unggul daripada alat-alat


penggerak jenis lain, karena motor-motor listrik dapat dikonstruksi sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik-karakteristik penggerakan, antara lain :
1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga
2. Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas
3. Pelayanan operasi mudah, dan pemeliharaannya sederhana
4. Bisa dikendslikan secara manual, atau secara otomatis dan
bahkan kalau diinginkan bisa dilayani dari jarak jauh (remote
control). Pemakaian motor listrik sebagai alat penggerak
memungkinkan dilakukan secara otomatis, sehingga dapat
menekan biaya tenaga kerja.

Setiap motor listrik, sudah mempunyai klasifikasi tertentu, sesuai dengan


maksud penggunaannya sebagai alat penggerak sesuai dengan kebutuhannya.
Klasifikasi tiap motor dapat diketahui dari data yang tertera pada name plate
yang terpasang pada motor tersebut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 4
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Prinsip Motor Induksi

A. Fluks Magnit Stator pada motor 3 phasa


Pada motor 3 phasa, lilitan stator tidak berbeda dengan lilitan stator pada
generator arus bolak-balik 3 phasa. Karena pada lilitan stator dimasukkan arus
listrik bolak-balik, maka di sekitar stator juga terjadi fluks magnit yang berubah-
ubah pula.
Jadi pada motor arus bolak-balik kutub magnitnya berputar. Untuk jelasnya,
prinsip terbentuknya medan magnit yang berputar pada motor 3 phasa dapat
dilihat pada gambar 1 dan 2. Gambar 1 menunjukkan keadaan arus 3 phasa
yang dimasukkan pada lilitan stator pada saat tertentu. Gambar 2 menunjukkan
arah-arah fluks magnit pada beberapa keadaan.

Gambar 1. Arus yang dimasukkan pada lilitan stator motor 3 phasa.

Gambar 2. Fluks magnit stator motor 3 phasa berkutub 2.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 5
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

A1 - A2 = lilitan phase I
B1 - B2 = lilitan phase II
C1 – C2 = lilitan phase III

Pada kedudukan 1 (lihat gambar 1) :


Arah arus pada sisi kumparan A1 menjauhi kita.
Arah arus pada sisi kumparan A2 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan B1 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan B2 menjauhi kita.
Arah arus pada sisi kumparan C1 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan C2 menjauhi kita.

Arah arus pada sisi kumparan B2, A1, C2 menjauhi kita, sehingga terbentuk
medan-medan magnit yang searah dengan arah putaran jarum jam. Sebaliknya
arah arus pada sisi kumparan C1, A2, B1 mendekati kita, sehingga terbentuk
medan-medan magnit yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Oleh
karena itu, secara keseluruhan arah fluks magnitnya, adalah seperti ditunjukkan
pada gambar 2a.
Pada kedudukan 2, harga IA positif, IB positif dan IC negatif.
Pada kedudukan 3, harga IA negatif, IB positif dan IC negatif.
Pada kedudukan 4, harga IA negatif, IB positif dan IC positif.

Perhatikan arah-arah arus, arah fluks magnitnya pada kedudukan 1,2,3


dan 4. Dengan memperhatikan gambar 2 di atas, ternyata kutub-kutub magnit
selalu berpindah atau dengan kata lain fluks magnit stator berputar.

B. Fluks Magnit Stator pada motor 1 phasa


Pada motor 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks magnit yang terbentuk di
sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar karena listrik yang
dimasukkan pada lilitan stator sudah merupakan arus listrik yang berputar. Tetapi
lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk di sekitar stator pada motor 1
phasa. Di mana fluks magnit hanya bergantian arah saja, sehingga menyulitkan
bagi motor pada saat start.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 6
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Untuk itu diperlukan bantuan yang pada prinsipnya dilakukan dengan jalan
membentuk medan magnit baru yang tidak sephase dengan medan magnit lilitan
utama (harus terdapat aliran arus listrik baru yang tidak sephase dengan arus
listrik yang mengalir pada lilitan utama), yang berarti harus terdapat lilitan kedua
yang terpisah dari lilitan utama.
Jadi pada motor tersebut meskipun meskipun menggunakan listrik 1 phasa,
tetapi tidak demikian yang terjadi di dalam lilitan stator. Di dalam lilitan stator
terdapat listrik 2 phasa masing-masing pada lilitan utama (main winding) dan
lilitan bantu (auxiliary winding). Apabila motor telah berjalan normal maka lilitan
bantu dapat dilepas (tidak digunakan lagi). Untuk membentuk adanya dua arus
listrik yang berbeda phasa, dapat digunakan penggeser phasa yaitu induktor
atau kapasitor.

C. Prinsip Kerja Motor Induksi


a. Apabila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator, akan

120 . f
timbul medan magnit putar dengan kecepatan n s =
P
b. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor
c. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi.
d. Karena batang konduktor pada rotor merupakan rangkaian tertutup, maka
GGL tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran arus listrik (I)
e. Adanya arus (I) pada batang konduktor yang berada di dalam medan
magnit akan menimbulkan gaya (F) pada rotor.
f. Bila kopel gaya mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar
untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan
putar pada stator.
g. Seperti telah dijelaskan, GGL induksi timbul karena terpotongnya batang
konuktor (rotor) oleh medan magnit putar stator. Artinya agar GGL induksi
tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
h. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip, dinyatakan dengan :
n s − nr
s= x 100 %
ns

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 7
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

i. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
j. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron.

Motor Satu Phasa

Motor 1 phasa dengan kekuatan kurang dari 1 PK dewasa ini banyak


dipergunakan di rumah tangga, kantor, pabrik, bengkel maupun perusahaan-
perusahaan. Motor 1 phasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
berdasarkan konstruksi/cara kerjanya.
A. Motor Induksi (induction motor)
1. Motor phase belah (split phase motor)
Motor kapasitor (capasitor motor)
a. start capasitor
b. permanent capasitor
2. Motor kutub bayangan (shaded pole motor)
B. Motor Repulsi (Repulsion Motor)
1. Induksi repulsi (repulsion induction)
2. Start repulsi (repulsion start)
C. Motor Seri (universal motor/AC, DC motor, series motor)

Motor Induksi Satu Phasa


Pada motor induksi 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks magnit yang
terbentuk di sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar. Akan tetapi,
lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk pada kumparan satu phasa,
dimana fluks magnit hanya bergantian saja, sehingga meyulitkan bagi motor
sewaktu mula-mula dijalankan (start). Untuk memperbesar daya bagi perputaran
motor sewaktu start, maka untuk itu diperlukan bantuan, yang pada prinsipnya
dilakukan dengan jalan membentuk medan magnit baru yang berbeda arah
dengan medan magnit utama. Dalam hal ini, berarti harus terdapat aliran arus
listrik baru yang tidak sephase dengan arus listrik yang mengalir pada kumparan
utama (main winding) yang berarti harus ada kumparan kedua yang terpisah dari
kumparan utama.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 8
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Oleh karena itu sebenarnya pada motor spilt phase menggunakan listrik 1
phasa, tetapi di dalam lilitan stator terdapat arus listrik 2 phase, yang mengalir
pada kumparan utama dan kumparan kedua. Kumparan kedua ini umumjnya
dinamakan kumparan bantu (auxiliary winding).
Untuk membentuk adanya dua arus listrik yang berbeda phasa, digunakan
sebuah penggeser phase, sehingga dari tegangan listrik 1 phasa yang
dimasukkan maka di dalam motor terbentuk listrik 2 phasa. Umumnya hal ini
dapat dilakukan dengan memasang seri pad kumparan bantu sebuah rangkaian
kumparan (induktor) atau dengan menggunakan kapasitor.

1. Rotor
Jenis rotor yang banyak digunakan pada motor induksi adalah rotor
sangkar tupai. Pada prinsipnya rotor sangkar tupai disusun dari batang-batang
konduktor yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin yang dibuat dari bahan
konduktor pula sehingga bentuknya menyerupai dengan sangkar tupai. Lihat
gambar 3.

(a) (b)
Gambar 3
a. Prinsip rotor sangkar tupai
b. Pelat dari rotor

Pada gambar di atas sumbunya tidak digambarkan demikian pula bada


rotor digambarkan terpisah (gambar 3b.) Badan rotor terdiri dari pelat berlapis-
lapis. Dari luar nampaknya rotor sangkar seolah-olah hanya silinder yang pejal.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 9
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Untuk pendinginan dari motor pada bagian tepi dari rotor dilengkapi dengan
daun-daun kipas sehingga kalau rotor berputar aliran udaranya akan membantu
proses pendinginan motor. Susunan dari batang-batang ada yang sejajar dengan
sumbu (poros), kadang-kadang ada juga yang tidak sejajar dengan sumbu, agak
miring (skew). Selain rotor sangkar tupai, pada motor induksi ada juga yang
menggunakan rotor lilit (motor slip ring).

2. Motor Phase belah


Motor phase belah memiliki kumparan utama dan kumparan bantu yang
letaknya bergeser 90 O listrik dan disambung paralel.

Gambar 4.
a. Letak kumparan utama dan kumparan bantu pada stator
b. Bagan hubungan kumparan utama dengan kumparan bantu
c. Diagram vektor

Terlihat pada gambar 4a, bahwa letak kumparan utama dan kumparan
bantu bergeser 90 O listrik.
Selain tersebut diatas, diusahakan pula agar arus pada kedua kumparan
O
bergeser sebesar mungkin (teoritis 90 listrik) dengan demikian seolah-olah
seperti dua phasa. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan
medan magnit berputar dan menyebabkan motor akan berputar dengan
sendirinya (self starting).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 10
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Pada motor phasa belah, kumparan utama mempunyai tahanan murni


rendah dan reaktansi tinggi, sebaliknya kumparan bantu memiliki tahanan murni
tinggi dan reaktansi rendah. Tahahan murni kumparan bantu dapat diperbesar
dengan menambah R yang disambung seri dengannya atau menggunakan
kumparan dengan kawat yang diameternya sangat kecil.
Untuk memutuskan aliran arus listrik kek kumparan bantu dilengkapi
dengan saklar S yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu. Alat ini secara
otomatis akan memutuskan arus pada kumparan bantu setelah motor mencapai
kecepatan 75 % dari kecepatan penuh. Pada motor phasa belahyang dilengkapi
saklar pemutus, biasanya yang dipakai adalah saklar sentrifugal. Ada juga yang
menggunakan relay. Lihat gambar 5.

Gambar 5a. Relay arus

Relay arus :
- saat start, arus besar  kontak akan terhubung
- sesudah berjalan, arus kecil  kontak akan terputus

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 11
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Gambar 5b. Relay arus


Relay tegangan :
- saat start, tegangan turun  kontak akan terhubung (NC)
- sesudah berjalan, tegangan normal  kontak akan terbuka

Untuk membalik arah putaran motor dapat dilakukan dengan membalik


arah arus pada kumparan bantu atau membalik arah arus pada kumparan
utama. Apabila paada kedua kumparan tersebut dibalik arah arusnya maka arah
putaran tidak akan berubah. Pada umumnya yang dibalik adalah arah arus pada
kumparan bantu.
Arah vektor medan paduan (yang disebabkan oleh arus pada kumparan
utama Iu dan arus pada kumparan bantu Ib) pada titik t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8 dan t9
digambarkan sepeti pada gambar 6a, 6b dan 6c.

Gambar 6a : Grafik sinus dan diagram vektor Iu dan Ib.


Gambar 6b : Arah vektor medan paduan yang disebabkan Iu dan Ib (pada
setiap saat).
Gambar 6c : Besar vektor medan paduan yang disebabkan Iu dan Ib (pada
setiap saat).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 12
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Gambar 6. Diagram vektor medan paduan yang disebabkan Iu dan Ib.

Untuk lebih jelasnya hubungan kumparan-kumparan, digambar dengan


diagram (gambar 7a). Gambar diagram tersebut diperjelas lagi dengan gambar
rangkaian listrik seperti pada gambar 7b.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 13
Mesin-Mesin Elektrik III Minggu ke - 1

Gambar 7a. Diagram hubungan motor phasa belah berkutub 4

Gambar 7b. Rangkaian listrik motor phasa belah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Sujono ST, MT. MESIN LISTRIK III 14

Anda mungkin juga menyukai