PENDAHULUAN
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bila Solven (Zat Pelarut) : Suatu cairan maka solute (Zat yang
terlarut) adalah gas, zat pdat atau
cairan lain.
Bila Solven (Zat Pelarut) : Adalah Zat Padat makaSoplute (Zat
yang terlarut) adalah zat padat maka
solute (Zat yang terlarut) adalah gas
cairan, atau zat padat lain.
Bila Solven (Zat Pelarut) : Adalah gas maka solute (Zat yang
terlarut) adalah cairan, zat padat
atau gas lain.
3
Sebelum membuat suatu pembekuan larutan terlebih dahulu kita
harus mengetahui larutan baku (Standart). Larutan standart adalah larutan
yang mengandung berat tertentu suatu reagens dalam volume tertentu
atau larutan yang diketahui normalitasnya, Larutan ini bisa dalam satuan
molar atau normal.
Adapun pengertian dari larutan molar dan normal adalah sebagai berikut :
- Larutan moral, yaitu larutan yang mengandung 1 mol regeperliter
larutan (M)
- Larutan normal, yaitu larutan yang mengandung 1 Gram ekivalen
reagens per liter larutan (N)
Larutan baku terbagi menjadi dua bagian yaitu :
Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya
dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
- Mempunyai kemurnian yang tinggi
- Rumus molekulnya pasti
- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat
diabaikan)
- Larutan stabil didalam penyimpanan
Larutan baku sekunder, yaitu larutan dimana
konsentralisinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan
atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya
didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :
- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
- Berat ekivalennya tinggi
- Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
4
Larutan baku primer yang digunakan dalam titrasi asam basa oksalat,
asam bonzoat, Na2Co3, Na2B4O7, Kalium hidrogen falat dan kalium
hidrogen iodat (KH(CO3)2).
5
Suatu larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang
mengndung zat terlarut daam jumlah yang diperlukan untuk adanya
kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak terlarut.
c. Evaluasi Pelarut
Bila mana zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut di eksetraksio
kedalam suatu pelarut lain, maka proses ini disebut ekstraksi pelarut.
Dalam Labolatorium, Ekstraksi pelarut dapat dilaksanakan dalam
sebuah lorong pisah.
Dalam Industri, ektraksi pelarut sering kali dilaksanakan dimana
tetesan – tetesan pelarut yang r ingan bergerak keatas melewati arus
kebawah lambat – lambat (dari) pelarut yang lebih berat. Ekstraksi arus
lawan semacam ini sangat efisien karena pada ujung bawah tabung,
6
pelarut yang telah kehilangan hampir semua zat terlarutnya diektrak
oleh pelarut yan lain yang masih bersih.
Pembuatan Larutan
Dalam pembuatan larutan kita harus lebih dahulu mengetahui
konsentrasi suatu zat atau bahan yang dilarutkan, hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesalahan didalam melakukan percobaan. Zat Padat
ataupun Zat Cair dibuat dengan kepekatan yang berbeda, semakin
tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin pekat pula larutan tersebu.
Cara menyatakan Konsentrasi
Dalam menyatakan konsentrasi larutan dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu bobot ekivalen, Persentaser , molaritas, Normalitas,
Fraksi Mol dan bagian Perjuta (ppm). Untuk memberikan atau bereaksi
dengan 1 mol proton (H+), sedangkan pada reaksi redoks yang dimaksud
dengan bobot ekivalen adalah bobot dalam satuan gram suat zat/Unsur /
Senyawa yng diperlukan untuk memberikan atau menerima suatu mol
elektron, Hubungan antara molekul dengan bobot ekivalendinyatakan
dengan persamaan,
BM MW
BE = atau EW =
n n
Keterangan :
BE : Bobot Ekivalen
EW : Equivalent Weight
BM : Bobot Molekul
MW : Molecular Weight
n : Cacah mol proton (H+) atau cach mol elektron atau cach mol
kation univalen yang memberikan atau diikat oleh suatu zat (Zat tersebut).
2. Persentase (%)
Untuk menyatakan cacah tersebut dalam larutan dengan
istilah (satuan) persen ini ada beberapa kriteria yaitu % b/b, % bv, % v/b,
atau % v/v, perdefinisi yang dimaksud adalah % adalah :
% Bagian Masa Terlarut
% terlarut = % Bagian Masa Larutan
7
Atau
% Bagian Masa Terlarut
% terlarut = % Bagian Masa Larutan +Pelarut x 100 %
3. Molaritas
Molaritas atau molar disingkat M didefinisikan sebagai cacah
mol zat terlarut setiap tertentu (liter = 1 dm3) Larutan secara sederhana
molar dinyatakan sebagai berikut :
Bobot
mol terlarut
M= Volume Terlarut
= Bobot Molekul , terlarut
Volume Larutan
Bobot Terlarutt
M = (Bobot Molekul terlarut) x Volume Larutan
Gram Terlarut
M=
BM terlarut x v dm 3 (liter) Laru tan
4. Molalitas
Molalitas atau molar didefinisikan sebagai cacah mol terlarut
setiap kilogram pelarut. Secara sederhana molal dapat dinyatakan
sebagai berikut
mol terlarut
Molal = Molalitas = Ki log ram Terlarut
Gramt 1000
Molal = x
Mr P
Gram Terlarut
Molal = BM ( terlarut)x (Kg Pelarut)
8
5. Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai cacah larutan yang
mengandung ekivalen terlarut setiap volume larutan secara sederhana
normail (N) dapat dinyatakan sebagai berikut :
BM
Oleh karena BE = , Maka
V
Gram terlarut
N = n x (BM terlarut) (Liter Larutan) atau N =n x M
mol A mol B
xa + xb = Mol A +mol B + Mol A +mol B =1
W 6
ppm = W +W X 10
O
9
Dimana,
W = Bobot / Cacah dalam satuan (Gram, Mg, dll)
Wo= Bobot / Cacah larutan dalam satuan (Gram, Mg, dll)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
− CH3 COON2
− NH4 Cl
− Hcl
− Aluades
10
− Ditambahkan H2O (akuades) dan diaduk hingga larut
sempurna
− Dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 50 ml
− Ditambahkan H2O (akuades) sedikit demi sedikit sampai
batas labu takar.
− Kemudian labu takar dibolak – balik sampai dipegang
tutupnya selama beberapa kali
11
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dik : M1 : 0,1 M
V1 : 5 Ml
3.
V2 : 50 ml
Dit : M ?
Jwb : M1 . V1 = M2 . V2
Peneceran Hcl 0,1 M
0,1 . 5 = M2 . 50
- Dipepet 5 ml Hcl 0,1 M
M2 = 0,01 M
- Dimasukkan ke labu
takar
- Ditambah H2Osampai
batas labu takar
4.2 Perhitungan
a. Pembuatan Larutan CH3 COONa
Dik : Massa CH3 COONa
Mr CH3 COONa : 82
Dit : M?
gram / Mr 0,41
Jwb : M : = 0,05 = 0,1 M
v
b. Pembuatan NH4 Cl
Dik : m CH3 COO : 0,41 gram
Mr CH3 COO : 52,5
Dit : M?
gram / Mr 0,31 / 53 ,5
Jwb : M : = 0,05 = 0,12 M
v
c. Pengeceran Hcl 0,1 M
Dik : M1 : 0,1 M
V1 : 5 Ml
V2 : 50 ml
13
Dit : M ?
Jwb : M1 . V1 = M2 . V2
0,1 . 5 = M2 . 50
M2 = 0,01 M
4.3 Reaksi
Pembuatan larutan CH3 COON2
CH3 COONa + H2 O(e) → CH3 COONa (aq)
Pembuatan Larutan NH4 cl
NH4 cl + H2O (e) → NH4 Cl (aq)
Pengecer Hcl
Hcl + H2O → N3O+ + Cl+
4.4 Pembahasan
Larutan dalah cmpuran homogen dari molekul atom ion dari zat dua
zat atau lebi. Larutanm merupakan campuran karena susunanya dapat
berubah – ubah. Lerutan terdiri dari zat yang terla rut (Solute) yang berada
dalam jumlah yang sedikit. Larutan juga terdiri dari zat pelarut (Solven)
yang berjumlah lebih banyak.
Larutan standart adalah larutan yang mengandung bborat te4rtentu
suatu reagens dala satuan molar atau normal. Larutan standar terbagi
menjadi dua, yaitu larutan standar primer dan larutan sekunder . Larutan
standar primer adalah larutan dimana secara langsung dapat diketahui
kadarnya dan stabil pada proses penimbangan, pelarutan, dan
penyimpanan. Contoh Larutan standar primer adalah asam oksalat, asam
benzoat, Na2 Co3, Kalium hidrogen iodat (KH(TQ)2), larutan standar
sekunder adalah larutan dimna konsentrasinya didalam proses
penimbangan, pelarutan, dan penyimpnan. Contoh larutan standart
sekunder adalah Na OH, CH3 COOH.
Syarat – syarat larutan standart primer adalah mempunyai
kemurnian yang tinggi (Pengotornya tidak melebihi 0,02 %), rumus
14
olekulya pasti, tidak mengalami perubahan selama penimbang larutan
stabil didalam penimbang, memiliki bobot molekul (BM,Mr) atau bobot
ekivalen yang tinggi.
Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan dua cara
umum, yaitu : Konsentrasi dinyatakan sebagai massa (berat zat terlarut
daam sejumlah massa atau berat tertentu pelarut atau larutan),
Konsentarasi ini tidak bergantung pada suhu. Selain itu konsentrasi dapat
dinyatakan oleh massa zat terlarut dalam sejumlah massa zat dalam
sejumlh volume larutan, konsentrasi ini bewrgantung pada suhu. Selain itu
konsentrasi dapat dinyatakan denga berbagai cara, antara lain :
a) % berat b/b dimana persen berat adalah jumlah gram zat terlarut
dalam 100 gram larutan
b) Molalitas (Kemolaran) dimana molaritas at adalah mol zat yajng
terlarut dalam 1000 gram zat pelarut
c) Fraksi mol (x), dimana bila jumlah mol zat pelarut dalam suatu
larutan kita sebut n, dan jumlah mol terlarut n2, maka yang disebut
N
fraksi mol zat pelarut dalam larutan adalah , sedangkan
n1 + n 2
nol
dengan satuan mol / liter. Rumusnya : M : atau M :
V (l )
Gram 1000
x
Mr v ( mol )
Ket : M : Molaritas
V : Volume
Mr : Mlekul relatif
15
e) Normalitas aalah jumlah gram ekivalen zat terlarut alam 1 liter
mol M 1000
larutan.Rumusnya N : x valensi atau N : x
V Mr / Ar V ( ml )
Valensi dimana :
M : Massa dan Mr :Moolekul relatif
f) Mg %, digunakan untuk larutan biologis artinya banyak mg solute
dalam 100 ml holution
g) ppm adalah cacah terlarut dalam satu juta bagian uatu komponen
w
dalam satu juta bagian campuran ppm : x 10 6 diman w :
w + wo
- Molaritas
Molaritas adalah sebagai cacah mol terlarut dalam setiap
kilogram pelarut ecara sederhana molal dapat dinyatakan sebnagai
berikut.
Mol terlarut
Molal = Ki log ram terlarut
16
- Fraksi mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara cacah mol suatu
komponen dengan cach mol semua pembentuk larutan, dengan
demikian fraksi mol iniselalu dituliskan dengan indeks
komponennya.
Mol A
Fraksi mol = Jumlahmols emuakompon ent
- % (Persentase)
Yang dimaksud persen disini adalah,
% bagian masa terlarut
% terlarut = % bagian masa larutan
- Normalitas
Normalitas adalah cacah larutan yang mengand ung
ekivalen terlarut setiap volume laurtan atau dapat dirumuskan sebagai
berikut.
gram ekivalen terlarut
N= Volume Laru tan
17
berlangsung serta merta menyebabkan kenaikan suhu sedangkan
reaksi endoterm menyebabkan penurunan suhu.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
18
a) Molaritas jumlah mol zat terlarut dalam 1 dm 3 adalahj jumlah mol
zat terlarut dalam 1 dm3 = 1 l larutan dengan satuan mol/liter.
gram / Mr
Dimana mol : gram/Mr.. Rumus untuk Molaritas : M =
Volume ( L )
DAFTAR PUSTAKA
Samarinda, 08 oktober
2008
Mengetahui,
Asisten, Praktikan,
20